Anda di halaman 1dari 2

2.

9 PDA

Kentang Dextrose Agar digunakan untuk budidaya jamur di laboratorium.


Kentang Dextrose Agar tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam diagnosis
penyakit. Kentang Dextrose Agar (PDA) adalah media umum untuk pertumbuhan
ragi dan jamur tertentu yang dapat ditambahkan dengan asam atau antibiotik untuk
menghambat pertumbuhan bakteri. Gizi yang kaya (infus kentang) mendorong
sporulasi jamur dan produksi pigmen pada beberapa dermatofit. Bila media Pda
diasamkan, tidak dianjurkan untuk melakukan pemanasan lagi dikarenakan
pemanasan dalam keadaan asam akan menghidrolisis agar-agar. (Acumedia, 2017)

2.10 Media Alternatif

Dalam Aini (2015), diperoleh selain PDA ada media alternatif lain yang dapat
digunakan sebagai media pertumbuhan jamur antara lain umbi ganyong, umbi
gembili, dan umbi garut (dari daerah Purwodadi), agar (Walet), gula (Gulaku), media
PDA (Oxoid), kultur Candida albicans, kultur Aspergillus niger. Beberapa peneliti juga
berhasil menemukan media alternatif pertumbuhan jamur dari sumber protein yaitu
kacang tunggak, kacang hijau, dan kacang kedelai hitam (Ravimannan et al, 2014).
Selain penelitian dengan sumber protein, berbagai sumber karbohidrat juga berhasil
digunakan sebagai media alternatif seperti pati singkong (Kwoseh et al, 2012), sagu
dan uwi (Tharmila et al, 2011), kentang dan umbi palmirah (Martyniuk et al, 2011).

1. Media PDA untuk pertumbuhan jamur Candida albicans dan Aspergillus niger
menunjukkan hasil terbaik daripada media alternatif karena PDA merupakan salah
satu media kultur yang paling umum digunakan karena formulasinya yang sederhana
dan merupakan media terbaik karena kemampuanya dalam mendukung
pertumbuhan pada berbagai jamur (Saha et al, 2008), sedangkan pada media
alternatif memiliki nutrisi yang lebih kompleks sehingga pertumbuhan jamur belum
seoptimal media PDA.
2. Media alternatif dari umbi ganyong merupakan media alternatif palik baik karena
memiliki koloni yang hampir sebanding dengan koloni media PDA. Hal tersebut
disebabkan meskipun umbi ganyong memiliki karbohidrat paling rendah namun umbi
ganyong yang digunakan lebih matang dari umbi lainya karena perbedaan kadar
karbohidrat pada umbi sangat berhubungan dengan tingkat kematangan umbi
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Umbi yang sudah matang
memiliki nutrisi yang lebih tinggi dari pada umbi yang masih muda (Maulani, 2012).
Selain itu umbi ganyong memiliki serat tidak terlalu banyak sehingga karbohidrat
yang terkandung mudah terlarut saat proses ekstraksi. Koloni jamur Candida
albicans memiliki jumlah populasi sebesar 2,87108 CFU/ml dengan ukuran koloni
agak besar berwarna putih, sedangkan Aspergillus niger memiliki diameter terkecil
yaitu 39,7 mm dan menunjukkan sporulasi optimum terlihat spora seperti bubuk
hitam besar berwarna coklat sampai hitam, sangat kasar dan bulat memenuhi
miselium yang tumbuh (Gupta, 2012).
3. Media alternatif garut merupakan media terbaik setelah media ganyong. Umbi garut
yang digunakan cukup matang yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi namun
menunjukkan hasil kurang optimal karena umbi garut memiliki tekstur umbi yang
sedikit keras, agak berkayu dan kadar serat yang lebih banyak sehingga saat
pelarutan sari pada pembuatan ekstrak tidak terlalu optimal. Media alternatif gembili
menunjukkan pertumbuhan terendah, disebabkan meskipun umbi gembili memiliki
kandungan karbohidrat tertinggi diantara umbi-umbi yang lain dan tidak memiliki
banyak serat sehingga nutrisi mudah terlarut namun umbi yang digunakan dalam
penelitian kurang matang. Pertumbuhan Candida albicans memiliki jumlah populasi
terbesar 2,83108 CFU/ml dengan ukuran koloni kecil, sedangkan Aspergillus niger
memiliki diameter terbesar yaitu 34,7 mm dan sporulasi kurang optimum spora hanya
pada bagian tengah.
4. Media alternatif gembili mennjukkan pertumbuhan terendah, disebabkan meskipun
umbi gembili memiliki kandungan karbohidrat tertinggi diantara umbi-umbi yang lain
dan tidak memiliki banyak serat sehingga nutrisi mudah terlarut namun umbi yang
digunakan dalam penelitian kurang matang. Pertumbuhan Candida albicans memiliki
jumlah populasi terbesar 2,83108 CFU/ml dengan ukuran koloni kecil, sedangkan
Aspergillus niger memiliki diameter terbesar yaitu 34,7 mm dan sporulasi kurang
optimum spora hanya pada bagian tengah.

Kandungan Desinfektan

1. Lidah Buaya
Manfaat hasil produksi lidah buaya adalah sangat signifikan untuk kesehatan tubuh
(mempertinggi daya tahan tubuh) dan ekonomi (menambah penghasilan). Analisis
laboratorium menunjukkan bahwa kandungan air lidah buaya antara 98,6% sampai
98,8% dan bahan kering dari gel 1,2% sampai 1,4% dengan berat jenis 0,9971. Gel
dari lidah buaya, ternyata mengandung phenol. Zat bioaktif yang terkandung dalam
tanaman lidah buaya ini umumnya terdiri dari satu atau lebih senyawa, antara lain
alkaloid, flavonoids, glycosides, saponin, dan tannin (GILL, 1999). Lidah buaya
mengandung anthraquinonees yang dapat berfungsi sebagai anti bakteri.
(Togatorop, dkk., 2001)
2. Bawang putih
Sebagaimana kebanyakan tumbuhan lain, bawang putih mengandung lebih dari 100
metabolit sekunder yang secara biologi sangat berguna (Challem, 1995). Senyawa
ini kebanyakan mengandung belerang yang bertanggungjawab atas rasa, aroma,
dan sifat-sifat farmakologi bawang putih (Ellmore dan Fekldberg, 1994). Dua
senyawa organosulfur paling penting dalam umbi bawang putih, yaitu asam amino
non-volatil a-glutamil-Salk(en)il-L-sistein (1) dan minyak atsiri S-alk(en)ilsistein
sulfoksida atau alliin (2). Senyawa bioaktif utama bawang putih adalah alliin, allisin,
ajoene, kelompok allil sulfida, dan allil sistein. Efek samping dan toksisitas bawang
putih tidak ditemukan sehingga, aman untuk dikonsumsi. (Hernawan, 2003)
3. Daun sirih
Menurut Moedanto (2003) bahwa di dalam tanaman sirihterdapat kanfungan minyak
yang disebut minyak atsiri". Kandungan terbesar minyak atsiri ini adalah kavikol dan
betlephenol. Ada juga kandungan tannin pada daunnya yang bermanfaat
mengurangi sekresi cairan pada vagina melindungi fungsi hati dan mencegah diare
(Triarsari : 2005).

Anda mungkin juga menyukai