Anda di halaman 1dari 4

Airtanah? Apa dan Bagaimana Mencarinya?

Rachmat Fajar Lubis

Pertanyaan diatas seringkali muncul ketika sumber air yang kita gunakan selama ini seperti
air sungai, danau atau air hujan tidak bisa kita dapatkan. Satu hal yang pasti ini adalah
salahsatu jenis air juga.

Hanya dikarenakan jenis air ini tidak terlihat secara langsung, banyak kesalahfahaman dalam
masalah ini. Banyak orang secara umum menganggap airtanah itu sebagai suatu danau atau
sungai yang mengalir di bawah tanah. Padahal, hanya dalam kasus dimana suatu daerah yang
memiliki gua dibawah tanahlah kondisi ini adalah benar. Secara umum airtanah akan
mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar
batuan

(Model aliran airtanah melewati rekahan dan butir batuan)

Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah ini kita sebut dengan akifer.
Bagaimana interaksi kita dalam penggunaan airtanah? Yang alami adalah dengan mengambil
airtanah yang muncul di permukaan sebagai mataair atau secara buatan. Untuk pengambilan
airtanah secara buatan, mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang suatu gelas
yang berisi air dan es. Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat bahwa air yang
berada di dalam sedotan akan sama dengan tinggi air di gelas. Ketika kita menghisap air
dalam gelas tersebut terus menerus pada akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita
masih ingin menghisap air yang tersimpan diantara es maka kita harus menghisapnya lebih
keras atau mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini hampirlah sama dengan teknis
pengambilan airtanah dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili oleh es batu) dengan
menggunakan pompa (diwakili oleh sedotan)

Hal yang menarik, jika kita tutup permukaan sedotan maka akan terlihat bahwa muka air di
dalam sedotan akan berbeda dengan muka air didalam gelas. Perbedaan ini akan
mengakibatkan pergerakan air. Sama dengan analog ini, airtanahpun akan bergerak dari
tekanan tinggi menuju ke tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan
oleh gaya gravitasi (perbedaan ketinggian antara daerah pegunungan dengan permukaan
laut), adanya lapisan penutup yang impermeabel diatas lapisan akifer, gaya lainnya yang
diakibatkan oleh pola struktur batuan atau fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan
tanah. Pergerakan ini secara umum disebut gradien aliran airtanah (potentiometrik). Secara
alamiah pola gradien ini dapat ditentukan dengan menarik kesamaan muka airtanah yang
berada dalam satu sistem aliran airtanah yang sama.
Mengapa pergerakan atau aliran airtanah ini menjadi penting? Karena disinilah kunci dari
penentuan suatu daerah kaya dengan airtanah atau tidak. Perlu dicatat : tidak seluruh daerah
memiliki potensi airtanah alami yang baik.

Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering juga
disebut sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana
air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses
penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan
pada tanah/batuan.

(Model siklus hidrologi, dimodifikasi dari konsep Gunung Merapi-GunungKidul)

Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui suatu
lapisan atau struktur batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini akan
membentuk suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah
luahan airtanah (discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan
air dalam zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan tekanan, kontrol
struktur batuan dan parameter lainnya. Kondisi inilah yang disebut sebagai aliran airtanah.
Daerah aliran airtanah ini selanjutnya disebut sebagai daerah aliran (flow zone).

Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang
diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini
mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan
airtanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah
tertekan (confined aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-
hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh
penduduk, sedangkan airtanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus
lapisan penutupnya.

Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah
tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya
untuk didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal (Padahal
dangkal atau dalam itu sangat relatif lho).
Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis
(artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan
adanya istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan
tanah sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis
potensial khayal ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan
permukaan tanah sehingga muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis
negatif ; kejadian dimana garis potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka
airtanah akan berada di bawah permukaan tanah..

Jadi, kalau tukang sumur bilang bahwa dia akan membuat sumur artesis, itu artinya dia akan
mencari airtanah tertekan/airtanah terhalang ini.. belum tentu airnya akan muncrat dari tanah
;p

Lalu airtanah mana yang akan dicari?

Itulah yang pertama kali harus kita tentukan. Tiap jenis airtanah memerlukan metode
pencarian yang spesifik. Tapi secara umum bisa kita bagi menjadi :

Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika) : Penekanannya pada aspek fisik yaitu
merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa metode yang sudah umum kita dengar
dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik yang meliputi pengukuran tahanan jenis,
induce polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya adalah dengan menggunakan
sesimik, gaya berat dan banyak lagi.

Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia) : Penekanannya pada aspek kimia


yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara teori ketika air melewati suatu
media, maka air ini akan melarutkan komponen yang dilewatinya. Sebagai contoh air yang
telah lama mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan mineral yang
berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.

Metode manakah yang terbaik?

Kombinasi dari kedua metode ini akan saling melengkapi dan akan memudahkan kita untuk
mengetahui lebih lengkap mengenai informasi keberadaan airtanah di daerah kita.

Selamat mencari airtanah untuk kehidupan yang lebih baik.


Chiba, 23 Agustus 2006

Kalau tertarik dengan teori dan contoh aplikasi Geolistrik silahkan klik sini
Mencari Air Dengan GeoListrik

Silahkan berbagi :

Anda mungkin juga menyukai