Anda di halaman 1dari 47

KEPUTUSAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

NOMOR 141/KEP/M.PAN/11/2003

TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL DOKTER GIGI DAN ANGKA KREDIT

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor


87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil , dipandng perlu mengatur
kembali Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 168/1997 tentang Jabatan
Fungsional Dokter Gigi dan Angka Kreditnya ;

b. Bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas,


dipandang perlu menetapkan kembali ketentuan
tentang jabatan Fungsional Dokter Gigi dan Angka
Kreditnya dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara .

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-


pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah
dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 .

2. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang


Kesehatan .
3. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah .

4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang


Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil,sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Pp Nomor 11
Tahun 2003 .

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang


Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil .

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang


Tenaga Kesehatan .

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang


Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom .

8. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang


Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah denganPP Nomor 54 Tahun 2003 .

9. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang


Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002 .

10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang


Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil .

11. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang


Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil .
12. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Menteri negara,
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 2 Tahun 2002 .

13. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 45
Tahun 2002.

Memperhatikan : 1. Usul Menteri Kesehatan dengan suratnya Nomor 1428/


Menkes/ X/2003 tanggal 3 Oktober 2003 .

2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara


dengan suratnya Nomor K.26-14/V.141-9/87 tanggal 31
Oktober 2003.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DIKTER
GIGI DAN ANGKA KREDITNYA.
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Dokter Gigi, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi


tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada
masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan.

2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut, adalah bentuk


pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat
dalam upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan
kesehatan akibat penyakit, peningkatan derajat
kesehatan masyarakat,serta pembinaan peran serta
masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang
kesehatan gigi dan mulut .

3. Sarana pelayanan kesehatan, adalah tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
gigi dan mulut, yaitu Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik,
dan atau Unit Kesehatan lainnya.

4. Angka Kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan


dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus
dicapai oleh seorang Dokter Gigi dalam rangka
pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.
5. Tim Penilai Angka Kredit, adalah tim penilai yang
dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang
dan bertugasd menilai prestasi kerja Dokter Gigi.

BAB II

RUMPUN JABATAN, INSTANSI PEMBINA, KEDUDUKAN

DAN TUGAS POKOK

Pasal 2

(1). Jabatan fungsional Dokter Gigi termasuk dalam


rumpun kesehatan .

(2). Instansi pembina jabatan fungsional Dokter Gigi


adalah Departemen Kesehatan.

Pasal 3

(1). Dokter Gigi berkedudukan sebagai pelaksanaan


teknis di bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut
kepada masyarakat pada sarana pelayanan
kesehatan dilingkungan Departemen Kesehatan dan
instansi di luar Departemen Kesehatan.

(2). Dokter Gigi sebagaimana dimaksud dayat (1), adalah


jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh
seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil .
Pasal 4

Tugas pokok Dokter Gigi, adalah memberikan pelayanan


kesehatan gigi dan mulut pada sarana pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif dan rehabilitatif untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta
membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian
di bidang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.

BAB III

UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN

Pasal 5

Unsur dan sub unsur kegiatan Dokter Gigi yang dinilai


Angka Kreditnya terdiri dari :

a. Pendidikan, meliputi :

1. Pendidikan formal dan memperoleh gelar/Ijazah .

2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang


kesehatan dan memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Latihan (STTPL) atausertifikat.

b. Pelayanan kesehatan, meliputi :

1. Penyembuhan penyakit gigi dan mulut .

2. Pemulihan kesehatan akibat penyakit gigi dan mulut

3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan


pencegahan penyakit gigi dan mulut .
4. Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jalan
dan rawat inap.

5. Pelayanan kesehatan lainnya untuk masyarakat.

6. Pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka


kemandirian di bidang kesehatan.

c. Pengabdian pada masyarakat, meliputi :

1. Pelaksanaan kegiatan bantuan / partisipasi


keswehatan.

2. Pelaksanaan tugas lapangan di bidang kesehatan .

3. Pelaksanaan penanggulangan penyakit/wabah


tertentu.

d. Pengembangan profesi, meliputi :

1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang


kesehatan gigi dan mulut.

2. Penerjemah/penyaduran buku dan bahan lainnya di


bidang kesehatan gigi dan mulut .

3. Pembuatan buku pedoman/petunjuk


pelaksanaan/petunjuk teknios di bidang kesehatan
gigi dan mulut .

4. Penemuan teknologi tepat gunadi bidang kesehatan


gigi dan mulut .
e. Penunjang tugas Dokter Gigi, meliputi :

1. Pengajar/Pelatih dalam bidang kesehatan gigi dan


mulut .

2. Peran serta dalam kegiatan seminar/lokakarya di


bidang kesehatan gigi dan mulut .

3. Keanggotaan dalam Organisasi profesi Dokter Gigi


.

4. Keranggotaan dalam Tim Penilai Jabatan


Fungsional Dokter Gigi .

5. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

6. Perolehan piagam kehormatan.

BAB IV

JENJANG JABATAN DAN PANGKAT

Pasal 6

(1). Jenjang jabatan Dokter Gigi dari yang terendah


sampai dengan tertinggi yaitu :

a. Dokter Gigi Pertama .

b. Dokter Gigi Muda .

c. Dokter Gigi Madya.

d. Dokter Gigi Utama.


(2). Jenjang pangkat Dokter Gigi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), sesuai dengan jenjang jabatannya,
yaitu :

a. Dokter Gigi Pertama, pangkat Penata Muda


Tingkat Indonesia, golongan ruang III/b.

b. Dokter Gigi Muda , terdiri dari :

1. Penata, golongan ruang III/c.

2. Penata Tingkat Indonesia, golongan ruang III/d

c. Dokter Gigi Madya, terdiri dari :

1. Pembina, golongan ruang IV/a.

2. Pembina Tingkat Indonesia, golongan ruang


IV/b.

3. Pemkbina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

d. Dokter Gigi Utama, terdiri dari :

1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d.

2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

(3). Jenjang pangkat untuk masing-masing Jaksa Agung


Dokter Gigi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
adalah jenjang pangkat dan jabatan sesuai jumlah
Angka Kredit yang dimiliki sebagaimana dimaksud
dalam lampiran II.

(4). Penetapan jenjang jabatan Dokter Gigi ditetapkan


sesuai dengan jumlah Angka Kredit yang dimiliki .
BAB V

RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI

Pasal 7

(1). Rincian kegiatan Dokter Gigi sesuai dengan jenjang


jabatan adalah sebagai berikut :

a. Dokter Gigi Pertama, yaitu :

1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut


umum rawat jalan tingkat pertama .

2. Melakukan pelayanan medik gigi danmulut


spesialis rawat jalan tingkat pertama .

3. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan


mulut tingkat sederhana oleh Dokter Gigi
umum.

4. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut


spesialis kompleks tingkat I.

5. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan


mulut tingkat sederhana .

6. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan


mulut kompleks tingkat I.

7. Melakukankunjungan (visite) kepada pasien


rawat inap .

8. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut


tingkat sederhana .

9. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut


kompleks tingkat I.
10. Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi
danmulut.

11. Mengumpulkan data dalam rangka


pengamatan epideniologi penyakit gigi dan
mulut .

12. Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan


mulut .

13. Membuat cacatan medik gigi dan mulut pasien


rawat jalan .

14. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien


rawat inap.

15. Melayani atau menerima konsultasi dariluar


atau keluar .

16. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam.

17. Menguji kesehatan.

18. Melakukan visum et repertum .

19. Menjadi saksi ahli .

20. Mengawasi penggalian mayat untuk


pemeriksaan .

21. Melakukan dental forensik dengan


pemeriksaan labotarium .

22. Melakukan tugas jaga panggilan/on call .

23. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit .

24. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien.


b. Dokter Gigi Muda, yaitu :

1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut


umum konsul pertama.

2. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut


spesialistik konsul rujukan pertama.

3. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut


spesialistik konsultan.

4. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan


mulut tingkat sedang oleh Dokter Gigi umum.

5. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut


spesialistik kompleks tingkat I.

6. Melakukan tindakan medik gigi danmulut


spesialistik konsultan.

7. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan


mulut tingkat sederhana

8. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan


mulut kompleks tingkat I.

9. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien


rawat inap.

10. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut


tingkat sederhana.

11. Melakukan pemulihan fungsi gigi danmulut


kompleks tingkat I.

12. Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan


mulut .

13. Mengolah data dalam rangka pengamatan


epidemiologi penyakit gigi dan mulut .
14. Melakukan penyuluhan kesehatangm .

15. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien


rawat jalan .

16. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien


rawat inap .

17. Melayani atau menerima konsultasi dari luar


atau keluar .

18. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam

19. Menguji kesehatan .

20. Melakukan visun et repertum .

21. Menjadi saksi ahli .

22. Mengawasi panggilan mayat untuk


pemeriksaan .

23. Melakukan dental forensik dengan


pemeriksaan laboratorium .

24. Melakukan tugas jaga panggilan/on call.

25. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit .

26. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien.

c. Dokter Gigi Madya, yaitu :

1. Melakukan pelayananmg spesialistik


konsultan.

2. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan


mulut kompleks tingkat I oleh Dokter Gigi
umum.
3. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut
spesialistik kompleks tingkat II.

4. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut


spesialistik konsultan.

5. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan


mulut tingkat sedang .

6. Melakukan tidakan darurat medik gigi dan


mulut tingkat II.

7. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien


rawat inap.

8. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut


tingkat sedang.

9. Melakukan pemulihan fungsi gmkompleks


tingkat II.

10. Menganalisa data dalam rangka pengamatan


epidemiologi penyakit gigi dan mulut .

11. Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan


mulut .

12. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien


rawat jalan .

13. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien


rawat inap .

14. Melayani atau menerima konsultasi dari luar


atau keluar .

15. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam


.

16. Menguji kesehatan .


17. Melakukan visum et repertum .

18. Menjadisaksi ahli .

19. Mengawasi penggalian mayat untuk


pemeriksaan .

20. Melakukan dental forensik tanpa pemeriksaan


laboratorium.

21. Melakukan dental forensik denganpemeriksaan


laboratorium.

22. Melakukan tugas jaga panggilan/on call .

23. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit .

24. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien.

d. Dokter Gigi Utama, yaitu :

1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut


spesialistik konsultan .

2. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan


mulut kompleks tingkat II oleh Dokter Gigi
umum.

3. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut


spesialistik kompleks tingkat III.

4. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut


spesialistik konsultan.

5. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan


mulut tingkat sedang .

6. Melakukan tidakan darurat medik gigi dan


mulut kompleks tingkat III.
7. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien
rawat inap .

8. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut


tingkat sedang.

9. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut


kompleks tingkat III.

10. Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan


mulut .

11. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien


rawat jalan .

12. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien


rawat inap .

13. Melayani atai menerima konsultasi dari luar


atau keluar .

14. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam

15. Menguji kesehatan .

16. Melakukan visum et repertum .

17. Menjadi saksi ahli .

18. Pengawasi penggalian mayat untuk


pemeriksaan .

19. Merlakukan dental forensik tanpa pemeriksaan


laboratorium.

20. Merlakukan dental forensik dengan


pemeriksaan laboratorium.

21. Melakukan tugas jaga panggilan/on call .

22. Melaksanakan tugas;akukan tugas jaga di


tempat/rumah sakit .
23. Melakukan tugas jaga di tempat sepipasien.

(2). Dokter Gigi yang melaksanakan tugas :

a. Pada daerah konflik/rawan/daerah penyakit


menular ;

b. Memimpin satuan unit pelayanan kesehatan


(kepada Puskesmas/SMF/Poliklinik) ;

c. Pengabdian pada masyarakat.

d. Kegiatan pengembangan profiesi ; dan

e. Penunjang tugas Dokter Gigi .

Diberikan nilai Angka Kredit sebagaimana tersebut


dalam lampiran Indonesia

Pasal 8

Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Dokter Gigi


yang sesuai dengan jenjang jabatannya untukmelakukan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat
(1),maka Dokter Gigi yang berada satu tingkat di atas atau
satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan
kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis
daripimpinan unit pelaksanaan teknis/unit kerja yang
bersangkutan.

Pasal 9

Penilaian Angka Kredit pelaksanaan tugas sebagaimana


dimaksud dalam pasal 8 ditetapkan sebagai berikut :
1. Dokter Gigi yang melaksanakan tugas satu tingkat di
atas jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh
ditetapkan sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari
Angka Kredit setiap buitr kegiatan sebagaimana
tersebut dalam lampiran I.

2. Dokter Gigi yang melaksanakan tugas satu tingkat di


bawah jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh
ditetapkan sama dengan Angka Kredit dari setiap butir
kegiatan sebagaimana tersebut dalam lampiran I.

Pasal 10

(1). Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan


Angka Kredit terdiri atas :

a. Unsur utama ;

b. Unsur penunjang.

(2). Unsur utama terdiri dari :

a. Pendidikan ;

b. Pelayanan kesehatan ;

c. Pengabdian masyarakat ;

d. Pengembangan profesi .

(3). Unsur penunjang adalahkegiatan yang mendukung


pelaksanaan tugas Dokter Gigi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 huruf e.
(4). Rincian kegiatan Dokter Gigi dan Angka Kredit
masing-masing unsur sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) adalah sebagaimana tersebut dalam
lampiran I.

Pasal 11

(1). Jumlah Angka Kredit kumulatif minimal yang harus


dipenuhi olehsetiap Pegawai Negeri Sipil untuk
dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan
/pangkat Dokter Gigi sebagaimana tersebut dalam
lampiran II, dengan ketentuan :

a. Sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh


persen) Angka Kredit berasal dari unsur utama,
dan

b. Sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen)


Angka Kredit berasal dari unsur penunjang.

(2). Dokter Gigi yang telah memiliki Angka Kredit melebihi


Angka Kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan
jabatan / pangkat setingkat lebiuh tinggi, kelebihan
Angka Kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk
kenaikan jabatan / pangkat berikutnya.

(3). Apabila kelebihan jumlah Angka Kredit sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) memenuhi jumlah Angka
Kredit untuk kenaikan jabatan dua tingkat atau lebih
dari jabatan terakhir yang diduduki,maka Dokter Gigi
yang bersangkutan dapat diangkat dalam jenjang
jabatan sesuai dengan jumlah Angka Kredit yang
dimiliki, dengan ketentuan :
a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam
jabatan .

b. Setiap unsur penilaian dalam DP-3 sekurang-


kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

(4). Dokter Gigi yang telah mencapai Angka Kredit untuk


kenaikan jabatan / pangkat setingkat lebih tinggi pada
tahun pertama dalam masa jabatan / pangkat yang
didudukinya, pada tahun berikutnya diwajibkan
mengumpulkan Angka Kredit sekurang-kurangnya
20% (dua puluh persen) dari jumlah Angka Kredit
yang dipersyaratkan untuk kenikan jabatan / pangkat
setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan/atau
pengembangan profesi.

(5). Untuk kenaikan jabatan / pangkat setingkat lebih


tinbggi menjadi Dokter Gigi Madya pangkat Pembina
Tingkat Indonesia golongan ruang IV/b sampai
dengan Dokter Gigi Utama pangkat Pembina Utama
golongan ruang IV/e, diwajibkan mengumpulkan
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) Angka Kredit dari
unsur pengembangan profesi.

(6). Dokter Gigi Utama pangkat Pembina Utama golongan


ruang IV/e setiap tahun sejak diangkat dalam
pangkat/jabatannya diwajibkan mengumpulkan Angka
Kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) dari
kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dan/atau pengembangan profesi.
Pasal 12

(1). Dokter Gigi yang secara bersama-sama membuat


karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan,
pembagian Angka Kreditnya ditetapkan sebagai
berikut :

a. 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama.

b. 40% (empat puluh persen) dibagi rata untuk


semua penulis pembantu.

(2). Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) huruf b, sebanyak-banyaknya terdiri
dari 3 (tiga) orang.

BAB VI

PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

Pasal 13

(1). Untuk kelancaran penilaian dan penetapan Angka


Kredit, setiap Dokter Gigi diwajibkan mencatat dan
menginventarisir seluruh kegiatan yang dilakukan.

(2). Apabila hasil catatan atau inventarisasi seluruh


kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dipandang sudah dapaty memenuhi jumlah Angka
Kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan /
pangkat, secara hirarkhi Dokter Gigi dapat
mengajukan usul penilaian dan penetapan Angka
Kredit.
(3). Penilaian danpenetapan Angka Kredit Dokter Gigi
dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulan sebelum periode
kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 14

(1). Pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit


Dokter Gigi adalah sebagai berikut :

a. Menteri Kesehatan atau Pejabat eselon I yang


ditunjuk bagi Dokter Gigi Utama yang berada
dilingkungan Departemen Kesehatan dan
Instansi di luar Departemen Kesehatan.

b. Direktur Jenderal Pelayanan Medik


Departemen Kesehatan atau Pejabat eselon II
yang ditunjuk bagi Dokter Gigi Pertama sampi
dengan Dokter Gigi Madya yang berada
dilingkungan Departemen Kesehatan .

c. Kepala Dinas kesehatan Propinsi bagi Dokter


Gigi Pertama sampai dengan Dokter Gigi
Madya yang bekerja pada sarana pelayanan
kesehatan Propinsi.

d. Kepala Dinas kesehatan Kabupaten/Kota bagi


Dokter Gigi Pertama sampai dengan Dokter
Gigi Madya yang bekerja pada sarana
pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan
Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III)
pada instansi pusat di luar Departemen
Kesehatan bagi Dokter Gigi Pertama sampai
dengan Dokter Gigi Madya yang bekerja pada
unit kerja sarana pelayanan kesehatan
masing-masing.

(2). Dalam menjalankan kewenangannya, Pejabat


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibantu oleh :

a. Tim Penilai jabatan Dokter Gigi Departemen bagi


Menteri Kesehatan atau Pejabat eselon I yang
ditunjuk, selanjutnya disebut Tim Penilai
Departemen .

b. Tim Penilai Jabatan Dokter Gigi Direktur


Jenderal bagi Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan atau Pejabat
eselon II yang ditunjuk, yang selanjutnya disebut
Tim Penilai Derekturat Jenderal.

c. Tim Penilai Jabatan Dokter Gigi Propinsi bagi


Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, selanjutnya
disebut Tim Penilai Propinsi.

d. Tim Penilai Jabatan Dokter Gigi Kabupaten/Kota


bagi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
selanjutnya disebut Tim Penilai Kabupaten/Kota.
e. Tim Penilai Jabatan Dokter Gigi Unit Kerja
Sarana Pelayanan kesehatan bagi Pimpinan
Unit Kerja Sarana Pelayanan kesehatan
(serendah-rendahnya eselon III) pada instansi
pusat di luar Departemen Kesehatan,
selanjutnya disebut Tim Penilai Unit Kerja .

Pasal 15

(1). Anggota Tim Penilai Jabatan Dokter Gigi, adalah


Dokter Gigi dengan susunan sebagai berikut :

a. Seorang Ketua merangkap anggota .

b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota .

c. Seorang Sekretaris merangkap anggota .

d. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota.

(2). Persyaratan untukmenjadi anggota Tim Penilai


adalah :

a. Menduduki jabatan / pangkat serendah-


rendahnya sama dengan jabatan / pangkat
Dokter Gigi yang dinilai .

b. Memiliki keahlian dankemampuan untuk menilai


prestasi kerja Dokter Gigi, dan

c. Dapat aktif melakukan penilaian.


(3). Apabila jumlah Anggota Tim Penilai sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat dipenuhi,
anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai
Negeri Sipil lain yang memiliki kompetensi untuk
menilai prestasi kerja Dokter Gigi.

(4). Masa jabatan Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun.

(5). Apabila Tim Penilai Propinsi, Tim Penilai


Kabupaten/Kota, Tim Penilai Unit Kerja belum dapat
dibentuk karena belum memenuhi kriteria TimPenilai
yang ditentukan, maka penilaian prestasi kerja
dilakukan oleh TimPenilai Departemen / Tim Penilai
Direktorat Jenderal.

(6). Pembentukan dan susunan keanggotraan TimPenilai


ditetapkan oleh :

a. Menteri Kesehatan atau Pejabat eselon I yang


ditunjuk untuk Tim Penilai Departemen

b. Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen


Kesehatan atau Pejabat eselon II yang ditunjuk
untuk TimPenilai Direktorat Jenderal.

c. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, untuk Tim


Penilai Propinsi.

d. Kepala dinas kesehatan Kabupaten/Kota, untuk


Tim Penilai Kabupaten/Kota.

e. Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan


Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III)
pada instansi pusat diluar Departemen
Kesehatan , untuk Tim Penilai Unit Kerja.
Pasal 16

(1). Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota


Tim Penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-
turut, dapat diangkat kembali setelah melampaui
tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan .

(2). Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut


dinilai,maka Ketua Tim Penilai dapat mengangkat
Anggota Tim Penilai Pengganti.

Pasal 17

Tat kerja dan tata cara penilaian TimPenilai ditetapkan


oleh Menteri Kesehatan selaku pimpinan Instansi Pembina
jabatan Dokter Gigi .

Pasal 18

Usul penetapan Angka Kredit Dokter Gigi diajukan oleh :

1. Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen


Kesehatan atau Pejabat eselon II yang ditunjuk,
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Pimpinan Unit Kerja
Sarana Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya
eselon III) pada Instansi pusat di luar Departemen
Kesehatan, kepada Menteri Kesehatan atau Pejabat
eselon I yang ditunjuk untuk Angka Kredit Dokter Gigi
Utama dilingkungan masing-masing .
2. Pejabat yang membidangi Kepegawaian (serendah-
rendahnya eselon II) kepada Direktur Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau
Pejabat eselon II yangditunjuk untuk Angka Kredit
Dokter Gigi Pertama sampai dengan Dokter Gigi
Madya dilingkungan masing-masing .

3. Pejabat yang membidangi Kepegawaian yang


bersangkutan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi untuk Angka Kredit Dokter Gigi Pertama
sampai dengan Dokter Gigi Madya dilingkungan
masing-masing .

4. Pejabat yang membidangi Kepegawaian yang


bersangkutan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk Angka Kredit Dokter Gigi
Pertama sampai dengan Dokter Gigi Madya
dilingkungan masing-masing .

5. Pejabat yang membidangi Kepegawaian kepada


Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan
untuk Angka Kredit Dokter Gigi Pertama sampai
dengan Dokter Gigi Madya dilingkungan masing-
masing .

Pasal 19

(1). Angka Kredit yang ditetapkan oleh Pejabat yang


berwenang menetapkan Angka Kredit, digunakan
untuk mempertimbangkan kenaikan jabatan / pangkat
Dokter Gigi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
(2). Terhadap Keputusan Pejabat yang berwenang
menetapkan Angka Kredit tidak dapat diajukan
keberatan oleh Dokter Gigi yang bersangkutan .

BAB VII

PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DAN

MEMBERHENTIKAN DALAM DAN DARI JABATAN

Pasal 20

Pejabat yang berwenang mengangkat dan


memberhentikan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari
jabatan Dokter Gigi, adalah Pejabat yang berwenang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku .

BAB VIII

SYARAT PENGANGKATAN DALAMJABATAN

Pasal 21

(1). Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama


kali dalam jabatan Dokter Gigi, harus memenuhi
syarat sebagai berikut :

a. Berijazah Dokter Gigi;

b. Pangkat serendah-rendahnya Penata muda


Tingkat I , golongan ruang III/b ;
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

(2). Penetapan jenjang jabatan Dokter Gigi sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan berdasarkan
jumlah Angka Kredit yang diperoleh dari unsur utama
dan unsur penunjang setelah ditetapkan oleh Pejabat
yang berwenang menetapkan Angka Kredit.

Pasal 22

Disamping persyaratan jabatan Dokter Gigi sebagaimana


dimaksud dalam pasal 21, pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil Pusat dalam jabatan Dokter Gigi dilaksanakan sesuai
dengan formasi jabatan Dokter Gigi sebagai berikut :

1. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Pusat dalam


jabatan Dokter Gigi dilaksanakan sesuai formasi
jabatan Dokter Gigi yang ditetapkan oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat
pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara .
2. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam
jabatan Dokter Gigi dilaksanakan sesuai dengan
formasi jabatan Dokter Gigi yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan pertimbangan
Kepala Badan Kepegawaian Negara .

Pasal 23

(1). Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain


ke dalam jabatan Dokter Gigi dapat dipertimbangkan
dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam


pasal 21 dan pasal 22.

b. Memiliki pengalaman dalam kegiatan pelayanan


kesehatan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun .

c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum


mencapai usia pensiun dari jabatan terakhir yang
didudukinya, dan

d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau


pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
(2). Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sama
dengan pangkat yang dimilikinya. Dan jenjang
jabatan Dokter Gigi ditetapkan sesuai dengan jumlah
Angka Kredit yang ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang menetapkan Angka Kredit.

(3). Jumlah Angka Kredit sebagaimana dimaksud ayat


(2) ditetapkan dari unsur utama dan unsur
penunjang.

BAB IX

PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN


KEMBALI, PEMBERHENTIAN DAN PERPINDAHAN
DARI JABATAN

Pasal 24

(1). Dokter Gigi Pertama pangkay Penata muda Tingkat I


golongan ruang III/b sampai dengan Dokter Gigi
Utama pangkat pembina Utama Madya, golongan
ruang IV/d dibebaskan sementara dari jabatannya
apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
menduduki pangkat terakhir tidak dapat
mengumpulkan Angka Kredit yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
(2). Dokter Gigi utama pangkat Pembina Utama
golongan ruang IV/e, dibebaskan sementara dari
jabatan apablia setiap tahun sejak menduduki
pangkat/jabatannya tidak dapat mengumpulkan
Angka Kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh
lima) dari pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan
pengembangan profesi .

(3). Disamping pembebasan sementara sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) Dokter Gigi
dibebaskan sementara pula dari jabatannya apabila :

a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau


tingkat berat berupa jenis hukuman
disiplinpenurunan pangkat .

b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai


Negeri Sipil .

c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan


Dokter Gigi .

d. Menjalani cuti diluar tanggungan negara,


keculai untuk persalinan keempat dan
seterusnya .

e. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam)


bulan.
Pasal 25

(1). Dokter Gigi yang telah selesai menjalni


pembebasan semnetara sebagaimana dimaksud
dalam pasal 24, dapat diangkat kembali dalam
jabatan Dokter Gigi.

(2). Pengangkatan kembali dalam jabatan Dokter Gigi


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat
menggunakan Angka Kredit terakhir yang dimiliki
dan dari prestasi kerja di bidang pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang diperoleh selama
tidak menduduki jabatan Dokter Gigi setelah
ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang
menetapkan Angka Kredit.

Pasal 26

Dokter Gigi diberhentikan dari jabatannya apabila :

1. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebasakan


sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud
dalam pasal 24 ayat (1), tidak dapat mengumpulkan
Angka Kredit yang ditentukan untukkenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi ; atau

2. dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebasdkan


sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud
dalam pasal 24 ayat (2), tidak dapat mengumpulkan
Angka Kredit yang ditentukan ; atau

3. dijatuhi hukuman disiplin berat dan telah mempunyai


kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disiplin
tingkat berat berupa penurunan pangkat.
BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 27

Pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan


pemberhentian dari jabatan Dokter Gigi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 24, pasal 25 dan pasal 26
ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku .

Pasal 28

Untuk kepentingan dinas dan atau menambah


pengetahuan, pengalaman dan pengembangan karier, dgh
dapat dipindahkan ke jabatan Struktural atau jabatan
fungsional lainnya sepanjang memenuhi ketentuan yang
berlaku .

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 29

Keputusan Pejabat yang berwenang tentang


pengangkatan, kenaikan jabatan / pangkat, pembebasan
sementara dan pemberhentian dalam dan atau dari
jabatan Dokter Gigi yang ditetapkan sebelum Keputusan
ini, dinyatakan tetap berlaku, dan disesuaikan dengan
Keputusan ini.
Pasal 30

Prestasi kerja Dokter Gigi yang telah dicapai/dilakukan


oleh Dokter Gigi sampai dengan ditetapkannya petunjuk
pelaksanaan Keputusan ini, dinilai berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
168/1997.

Pasal 31

(1). Dengan berlakunya Keputusan ini, maka nama dan


jenjang jabatan Dokter Gigi yang ditetapkan dalam
Keputusan menpan Nomor 168/1997, disesuaikan ke
dalam nama dan jenjang jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan ini.

(2). Penyesuaian jabatan menurut k ini didasarkan


kepada tingkat pendidikan dan hasil penetapan
Angka Kredit yang terakhir.

BAB XII

PENUTUP

Pasal 32

Apabila dan perubahan mendasar, sehingga ketentuan


dalam Keputusan ini dianggap tidak sesuai lagi, maka
Keputusan inidapat ditinjau kembali.
Pasal 33

Petunjuk pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh


Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara .

Pasal 34

Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara 168/1997 tentang
Jabatan Fungsional Dokter Gigi dan Angka Kreditnya,
dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 35

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 7 Noipember 2003

MENTERI

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

FAISAL TAMIN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA

NOMOR : 141/KEP//M.PAN/11/2003

TANGGAL : 7 NOPEMBER 2003

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL DOKTER GIGI DAN ANGKA KREDITNYA

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN ANGKA PELAKSANAAN


HASIL KREDIT
I. PENDIDIKAN A. Pendidikan formal dan 1. Dokter Gigi Ijazah 150 Semua jenjang
memperoleh gelar/ 2. Doktor Ijazah 200 Semua jenjang
ijazah
B. Pendidikan dan pela 1. lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat 15 Semua jenjang
tihan fungsional di 2. lamanya antara 641-960 jam Sertifikat 9 Semua jenjang
bidang kesehatan dan 3. lamanya antara 481-640 jam Sertifikat 6 Semua jenjang
memperoleh Surat 4. lamanya antara 161-480 jam Sertifikat 3 Semua jenjang
Tanda Tamat pendidik 5. lamanya antara 81-160 jam Sertifikat 2 Semua jenjang
an dan pelatihan 6. lamanya antara 30-80 jam Sertifikat 1 Semua jenjang
(STTPL)
II. PELAYANAN A. Penyembuhan penyakit 1. Melakukan pelayanan medik
KESEHATAN gigi dan mulut gigi dan mulut umum
GIGI DAN a. Rawat jalan tingkat pertama Tiap 10 pasien 0,021 Dokter Gigi Pertama
MULUT b. Konsul pertama Tiap 10 pasien 0,044 Dokter Gigi Muda
2. Melakukan pelayanan medik
gigi dan mulut spesialistik
a. Rawat jalan tingkat pertama Tiap 10 pasien 0,03 Dokter Gigi Pertama
b. Konsul pertama Tiap 10 pasien 0,08 Dokter Gigi Muda
3. Melakukan pelayanan medik Tiap 10 pasien 0,05 Dokter Gigi Muda
gigi dan mulut spesialis Tiap 10 pasien 0,075 Dokter Gigi Madya
konsultan Tiap 10 pasien 0,1 Dokter Gigi Utama
4. Melakukan tindakan khusus me
dik gigi dan mulut oleh Dokter
Gigi umum
a. Tingkat sederhana Tiap 10 kasus 0,04 Dokter Gigi Pertama
b. Tingkat sedang Tiap 10 kasus 0,13 Dokter Gigi Muda
c. Kompleks tingkat I Tiap 10 kasus 0,3 Dokter Gigi Madya
d. Kompleks tingkat II Tiap 10 kasus 0,4 Dokter Gigi utama
5. Melakukan tindakan medik gigi
dan mulut spesialistik
a. Kompleks tingkat I Tiap 10 kasus 0,1 Dokter Gigi Pertama
0,2 Dokter Gigi muda
b. Kompleks tingkat II Tiap 10 kasus 0,4 Dokter Gigi madya
c. Kompleks tingkat III Tiap 10 kasus 0,8 Dokter Gigi Utama
6. Melakukan tindakan medik gigi Tiap 10 pasien 0,1 Dokter Gigi muda
dan mulut spesialistik konsultan Tiap 10 pasien 0,15 Dokter Gigi madya
Tiap 10 pasien 0,2 Dokter Gigi Utama
7. Melakukan tindakan darurat
medik gigi dan mulut
Tiap 10 pasien 0,04 Dokter Gigi Pertama
a. Tingkat sederhana
Tiap 10 pasien 0,09 Dokter Gigi muda
Tiap 10 pasien 0,22 Dokter Gigi madya
b. Tingkat sedang
Tiap 10 pasien 0,3 Dokter Gigi Utama
Tiap 10 pasien 0,1 Dokter Gigi Pertama
c. Kompleks tingkat I
Tiap 10 pasien 0,2 Dokter Gigi muda
d. Kompleks tingkat II
Tiap 10 pasien 0,4 Dokter Gigi madya
e. Kompleks tingkat III Tiap 10 pasien 0,8 Dokter Gigi Utama
Tiap 10 pasien 0,03 Dokter Gigi Pertama
8. Melakukan kunjungan (visite) Tiap 10 pasien 0,06 Dokter Gigi muda
pada pasien rawat inap Tiap 10 pasien 0,09 Dokter Gigi madya
Tiap 10 pasien 0,12 Dokter Gigi Utama
Melakukan pemulihan fungsi gigi
dan mulut
Tiap 10 pasien 0,06 Dokter Gigi Pertama
a. Tingkat sederhana
Tiap 10 pasien 0,12 Dokter Gigi muda
B. Pemulihan kesehatan
Tiap 10 pasien 0,22 Dokter Gigi madya
akibat penyakit gigi dan b. Tingkat sedang
Tiap 10 pasien 0,3 Dokter Gigi Utama
mulut
Tiap 10 pasien 0,08 Dokter Gigi Pertama
c. Kompleks tingkat I
Tiap 10 pasien 0,16 Dokter Gigi muda
d. Kompleks tingkat II Tiap 10 pasien 027 Dokter Gigi madya
e. Kompleks tingkat III Tiap 10 pasien 0,4 Dokter Gigi Utama
C. Peningkatan derajat ke
sehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit 1. Melakukan pemeliharaan
gigi dan mulut kesehatan gigi dan mulut Tiap 10 pasien 0,018 Dokter Gigi Pertama
Tiap 10 pasien 0,036 Dokter Gigi muda
2. Melakukan pengamatan epide-
miologi penyakit gigi dan mulut
a. Mengumpulkan data laporan 0,05 Dokter Gigi Pertama
b. mengolah data laporan 0,2 Dokter Gigi muda
c. menganalisa data laporan 0,6 Dokter Gigi madya

laporan 0,2 Dokter Gigi Pertama


laporan 0,4 Dokter Gigi muda
3. melakukan penyuluhan kesehat
laporan 0,6 Dokter Gigi madya
an gigi dan mulut
laporan 0,8 Dokter Gigi Utama

D. Pembuatan catatan me Tiap 10 pasien 0,02 Dokter Gigi Pertama


dik untuk pasien rawat Tiap 10 pasien 0,04 Dokter Gigi muda
jalan dan rawat inap Tiap 10 pasien 0,06 Dokter Gigi madya
1. Membuat catatan medik gigi
dan mulut pasien rawat inap Tiap 10 pasien 0,08 Dokter Gigi Utama
Tiap 10 pasien 0,01 Dokter Gigi Pertama
2. Membuat catatan medik gigi Tiap 10 pasien 0,02 Dokter Gigi muda
dan mulut pasien rawat jalan Tiap 10 pasien 0,04 Dokter Gigi madya
Tiap 10 pasien 0,5 Dokter Gigi Utama

E.Pelayanan kesehatan lain Tiap 10 kasus 0,04 Dokter Gigi Pertama


nya untuk masya rakat 1. Melayani atau menerima konsul Tiap 10 kasus 0,08 Dokter Gigi muda
tasi dari luar atau keluar Tiap 10 kasus 0,11 Dokter Gigi madya
Tiap 10 kasus 0,15 Dokter Gigi Utama

Tiap 10 kasus 0,03 Dokter Gigi Pertama


2. Melayani atau menerima Tiap 10 kasus 0,06 Dokter Gigi muda
konsultasi dari dalam Tiap 10 kasus 0,08 Dokter Gigi madya
Tiap 10 kasus 0,11 Dokter Gigi Utama

Tiap 10 pasien 0,04 Dokter Gigi Pertama


Tiap 10 pasien 0,07 Dokter Gigi muda
3. Menguji kesehatan
Tiap 10 pasien 0,1 Dokter Gigi madya
Tiap 10 pasien 0,14 Dokter Gigi Utama

4. Melakukan visum et repertum Tiap jenazah 0,005 Dokter Gigi Pertama


Tiap jenazah 0,01 Dokter Gigi muda
Tiap jenazah 0,015 Dokter Gigi madya
Tiap jenazah 0,02 Dokter Gigi Utama

5. Memberikan pelayanan saksi Tiap kali 0,005 Dokter Gigi Pertama


ahli Tiap kali 0,01 Dokter Gigi muda
Tiap kali 0,015 Dokter Gigi madya
Tiap kali 0,02 Dokter Gigi Utama
6. Mengawasi penggalian mayat Tiap jenazah 0,02 Dokter Gigi Pertama
untuk pemeriksaan Tiap jenazah 0,04 Dokter Gigi muda
Tiap jenazah 0,06 Dokter Gigi madya
Tiap jenazah 0,8 Dokter Gigi Utama

6. Melakukan daftar forensik


a. Tanpa pemeriksaan
laboratorium Tiap kasus 0,06 Dokter Gigi madya
Tiap kasus 0,08 Dokter Gigi Utama

b. Dengan pemeriksaan Tiap kasus 0,03 Dokter Gigi Pertama


laboratorium Tiap kasus 0,06 Dokter Gigi muda
Tiap kasus 0,09 Dokter Gigi madya
Tiap kasus 0,12 Dokter Gigi Utama

8. Melakukan tugas jaga


a. Panggilan/On Call Tiap kali 0,006 Dokter Gigi Pertama
Tiap kali 0,012 Dokter Gigi muda
Tiap kali 0,018 Dokter Gigi madya
Tiap kali 0,024 Dokter Gigi Utama
b. Di tempat/RS Tiap 8 jam 0,08 Dokter Gigi Pertama
Tiap 8 jam 0,16 Dokter Gigi muda
Tiap 8 jam 0,24 Dokter Gigi madya
Tiap 8 jam 0,32 Dokter Gigi Utama
c. Sepi pasien Tiap 8 jam 0,08 Dokter Gigi Pertama
Tiap 8 jam 0,16 Dokter Gigi muda
Tiap 8 jam 0,24 Dokter Gigi madya
Tiap 8 jam 0,32 Dokter Gigi Utama

9. Melakukan tugas pada daerah Tiap kali 2 Semua jenjang


konflik / rawan / daerah
penyakit menular
10. Memimpin satuan unit kerja Tiap tahun 4 Semua jenjang
pelayanan kesehatan

III. PENGABDIAN A. Pelaksanaan kegiatan 1. Melakukan kegiatan penanggu Tiap kali 0,5 Semua jenjang
PADA MASYA bantuan/partisipasi angan bencana alam/wabah di
RAKAT kesehatan
2. Membantu dalam kegiatan kese Tiap kali 0,25 Semua jenjang
hatan (PMI,Yayasan Kanker,
YPAC
B. Pelaksanaan tugas 1. Mengamati penyakit/wabah di Tiap kali 0,25 Semua jenjang
lapangan di bidang lapangan
kesehatan 2. Supervisi bidang kesehatan Tiap kali 0,025 Semua jenjang
C. Pelaksanaan penanggu- Menjadi anggota tim penanggu
langan penyakit/wabah langan penyakit/wabah tertentu
tertentu 1. Sebagai ketua Tiap kali 0,5 Semua jenjang
2. Sebagai anggota Tiap kali 0,25 Semua jenjang

IV. PENGEMBAN A. Pembuatan karya tulis/ 1. Membuat karya tulis / karya


GAN PROFE karya ilmiah dibidang ilmiah hasil penelitian, peng
SI kesehatan kajian, survei dan evaluasi di
bidang kesehatan yang
dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku yang buku 12,5 Semua jenjang
diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang
diakui oleh LIPI naskah 6 Semua jenjang

2. Membuat karya tulis/karya ilmi


ah hasilpenelitian,pengkajian,
survei dan evaluasi di bidang
kesehatan yang dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku Buku 8 Semua jenjang
b. Dalam bentuk makalah Naskah 4 Semua jenjang

3. Membuat karya tulis/karya Semua jenjang


ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan
a. Dalam bentuk buku yang buku 8 Semua jenjang
diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang naskah 4 Semua jenjang
diakui oleh LIPI
4. Membuat karya tulis/karya ilmi
ah berupa tinjauan atau ulasan
a. Dalam bentuk buku buku 7,5 Semua jenjang
b. Dalam bentuk naskah naskah 3,5 Semua jenjang
5. Tulisan ilmiah populer di bidang karya 2 Semua jenjang
kesehatan yang disebar luas
kan
6. Menyampaikan prasaran beru naskah 2,5 Semua jenjang
pa tinjauan, gagasan dan atau
ulasan ilmiah di bidang
kesehatan pada pertemuan
ilmiah

B. Penerjemahkan/menya - 1. Menerjemahkan/saduran dalam


dur buku dan bahan lain bidang kesehatan yang dipubli
nya di bidang kesehatan kasikan
a. Dalam bentuk buku yang buku 7 Semua jenjang
diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang naskah 3,5 Semua jenjang
diakui oleh LIPI
2. Menerjemahkan/saduran dalam
bidang kesehatan yang dipubli
kasikan
a. Dalam bentuk buku yang buku 3 Semua jenjang
diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang naskah 1,5 Semua jenjang
diakui oleh LIPI
3. Membuat abstrak tulisan ilmiah naskah 1,5 Semua jenjang
yang dimuat dalam penerbitan

C. Pembuatan buku pedom Membuat buku pedoman/petunjuk naskah 2 Semua jenjang


an/petunjuk pelaksana pelaksana an/teknis di bidang
an/teknis di bidang kesehatan
kesehatan

D. Penemuan teknologi Menemukan teknologi tepat guna karya 5 Semua jenjang


tepat guna di bidang di bidang kesehatan
kesehatan

V. PENUNJANG A. Pengajar/pelatih yang Mengajar/pelatih yang berkaitan 2 jam Semua jenjang


TUGAS berkaitan dengan dengan bidang kesehatan pelajaran
DOKTER GIGI bidang kesehatan
B. Peran serta dalam 1. Mengikuti seminar/lokakarya
seminar/lokakarya sebagai :
dalam bidang kesehatan
a. Pemrasaran Kali 3 Semua jenjang
b. Pembahas/moderator/nara Kali 2 Semua jenjang
sumber
c. Peserta kali 1 Semua jenjang
2. Mengikuti/berperan serta
sebagai delegasi ilmiah sebagai
a. Ketua Kali 1,5 Semua jenjang
b. Anggota kali 1 Semua jenjang

C. Keanggotaan dalam Menjadi anggota Organisasi


Organisasi profesi profesi Dokter Gigi sebagai :
Dokter Gigi a. Pengurus Tahun 1 Semua jenjang
b. Anggota Tahun 0,75 Semua jenjang
D. Keanggotaan dalam tim Menjadi anggota tim penilai setiap
penilai jabatan fungsi tahun, sebagai :
onal Dokter Gigi a. Ketua/WakilKetua Tahun 1 Semua jenjang
b. Anggota Tahun 0,75 Semua jenjang

E. Perolehan gelar kesarja Memperoleh ijazah/gelar yang


naan lainnya tidak sesuai dalam bidang
tugasnya :
a. Doktor Ijazah/gelar 15 Semua jenjang
b. Pasca Sarjana Ijazah/gelar 10 Semua jenjang
c. Sarjana/ diploma IV Ijazah/gelar 5 Semua jenjang
F. Peroleh piagam 1. Memperoleh penghargaan/tan
kehormatan da jasa Satya Lancana Karya
Satya :
a. 30 (tiga puluh) Tahun Penghargaan 3 Semua jenjang
b. 20 (dua puluh) Tahun Penghargaan 2 Semua jenjang
c. 10 (sepuluh) Tahun Penghargaan 1 Semua jenjang
2. Memperoleh gelar kehormatan gelar 15 Semua jenjang
akademis

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

FAISAL TAMIN
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA

NOMOR : 141/KEP/M.PAN/11/2003

TANGGAL ; 7 NOPEMBER 2003

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK

PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT DOKTER GIGI


DOKTER DOKTER GIGI DOKTER GIGI DOKTER
PERSENTASE GIGI MUDA MADYA GIGI UTAMA
NO UNSUR
PERTAMA
% III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
1. UNSUR UTAMA

A. PENDIDIKAN 80 % 120 160 240 320 440 560 680 840


B. PELAYANAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT
C. PENGEMBANGAN PROFESI
II. UNSUR PENUNJANG KEGIATAN
YANG MENDUKUNG PELAYANAN 20 % 30 40 60 80 110 140 170 210
TUGAS DOKTER GIGI
JUMLAH 100 % 150 200 300 400 550 700 850 1050

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

FAISAL TAMIN

Anda mungkin juga menyukai