Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH

DASAR DASAR REKAYASA TRANSPORTASI

TENTANG MANAJEMEN LALU LINTAS

Dosen:

Ir. H. Abdurrahman, MT

Oleh

Anggota Kelompok 13

Darwin Alamuddin

Nasrullah

Akhmad Daudi

KELAS NON REGULER BJB

PRODI (S1) TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD


AL-BANJARY BANJARMASIN

OKTOBER

2017
MANAJEMEN LALU LINTAS

Manajemen lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan,


pengawasan, dan pengendalian lalu lintas. Manajemen lalu lintas bertujuan untuk
keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, dan dilakukan
antara lain dengan :

a. usaha peningkatan kapasitas jalan ruas, persimpangan, dan/atau jaringan


jalan;
b. pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan tertentu;
c. penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan
tertentu dengan mempertimbangkan keterpaduan intra dan antar moda;
d. penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi pemakai
jalan.

Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi

1. inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain


untuk mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan.
Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan
kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas
dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan;
2. penetapan tingkat pelayanan yang diinginkan. Dalam menentukan tingkat
pelayanan yang diinginkan dilakukan antara lain dengan memperhatikan :
rencana umum jaringan transportasi jalan; peranan, kapasitas, dan
karakteristik jalan, kelas jalan, karakteristik lalu lintas, aspek lingkungan,
aspek social dan ekonomi;
3. penetapan pemecahan permasalahan lalu lintas;
4. penyusunan rencana dan program pelaksanaan perwujudannya. Maksud
rencana dan program perwujudan dalam ketentuan ini antara lain meliputi:
penentuan tingkat pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas jalan dan
persimpangan; usulan aturan-aturan lalu lintas yang akan ditetapkan pada
setiap ruas jalan dan persimpangan; usulan pengadaan dan pemasangan serta
pemeliharaan rambu rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu
lintas dan alat pengendali dan pengaman pemakai jalan, usulan kegiatan atau
tindakan baik untuk keperluan penyusunan usulan maupun penyuluhan
kepada masyarakat.

Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi

Kegiatan penetapan kebijaksanaan lalu lintas pada jaringan atau ruas-ruas


jalan tertentu. termasuk dalam pengertian penetapan kebijaksanaan lalu lintas
dalam ketentuan ini antara lain penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan kecepatan
maksimum dan/atau minimum, larangan penggunaan jalan, larangan dan/atau
perintah bagi pemakai jalan.

Kegiatan pengawasan lalu lintas meliputi

1. pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas.


Kegiatan pemantauan dan penilaian dimaksudkan untuk mengetahui
efektifitas dari kebijaksanaan-kebijaksanaaan tersebut untuk mendukung
pencapaian tingkat pelayanan yang telah ditentukan. Termasuk dalam
kegiatan pemanatauan antara lain meliputi inventarisasi mengenai
kebijaksanaan-kebijaksanaan lalu lintas yang berlaku pada ruas jalan, jumlah
pelanggaran dan tindakan-tindakan koreksi yang telah dilakukan atas
pelanggaran tersebut. Termasuk dalam kegiatan penilaian antara lain meliputi
penentuan kriteria penilaian, analisis tingkat pelayanan, analisis pelanggaran
dan usulan tindakan perbaikan;
2. tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. Tindakan
korektif dimaksudkan untuk menjamin tercapainya sasaran tingkat pelayanan
yang telah ditentukan. Termasuk dalam tindakan korektif adalah peninjauan
ulang terhadap kebijaksanaan apabila di dalam pelaksanaannya menimbulkan
masalah yang tidak diinginkan

Kegiatan pengendalian lalu lintas meliputi


1. pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas.
Pemberian arahan dan petunjuk dalam ketentuan ini berupa penetapan atau
pemberian pedoman dan tata cara untuk keperluan pelaksanaan manajemen
lalu lintas, dengan maksud agar diperoleh keseragaman dalam
pelaksanaannya serta dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya untuk
menjamin tercapainya tingkat pelayanan yang telah ditetapkan;
2. pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak dan
kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas.

A. Marka jalan

Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di
atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis
membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi
untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.

1. Pengelompokan marka
a. marka membujur

Marka membujur adalah tanda yang sejajar dengan sumbu jalan. Marka
membujur yang dihubungkan dengan garis melintang yang dipergunakan untuk
membatasi ruang parkir pada jalur lalu lintas kendaraan, tidak dianggap sebagai
marka jalan membujur.

1. Marka putus-putus

2. Marka utuh

3. Marka marka putus-putus menjelang marka utuh

4. Marka putus-putus dan utuh

b. marka melintang
Marka melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan, seperti
pada garis henti di Zebra cross atau di persimpangan.

- marka serong
Garis henti

bahan marka jalan

c. marka serong

Marka serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak
termasuk dalam pengertian marka membujur atau marka melintang, untuk
menyatakan suatu daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas
kendaraan.

Marka Cevron

d. Marka lambang

Marka lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk menyatakan
peringatan, perintah dan larangan untuk melengkapi atau menegaskan maksud
yang telah disampaikan oleh rambu lalu lintas atau tanda lalu lintas lainnya.

Marka panah dan marka tulis

2. Bahan marka yang biasa digunakan :


a. marka non mekanik

Marka jalan merupakan campuran antara bahan pengikat, pewarna, dan bola
kaca kecil yang berfungsi untuk memantulkan cahaya/sinar lampu agar marka
dapat terlihat dengan jelas pada malam hari. Bahan dapat dikelompokkan atas

1. Cat, biasanya merupakan marka jalan yang dapat dengan cepat hilang,
sehingga hanya baik digunakan pada bagian jalan yang jarang dilewati
oleh kendaraan.
2. Termoplastic, adalah bahan yang digunakan pada arus lalu lintas yang
tinggi, penerapannya dilakukan dengan pemanasan material marka jalan
kemudian dihamparkan dijalan dengan menggunakan alat.
3. Cold-plastic, seperti termoplastik digunakan pada jalan dengan arus yang
tinggi, menggunakan resin dan pengeras yang dicampurkan sebelum
penghamparan dijalan dengan menggunakan alat khusus untuk itu.

b. marka mekanik

Marka mekanik adalah paku jalan yang biasanya dilengkapi dengan reflektor.
Marka jenis ini ditanam/dipaku ke permukaan jalan melengkapi marka non
mekanik.

B. Rambu Lalu Lintas

Rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk
tertentu yang memuat lambing, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di
antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan
petunjuk bagi pemakai jalan.

Agar rambu dapat terlihat baik siang ataupun malam atau pada waktu hujan maka
bahan harus terbuat dari material yang reflektif (memantulkan cahaya).

1. Pengelompokan rambu
Berdasarkan jenis pesan yang disampaikan, rambu lalu lintas dapat
dikelompokkan menjadi rambu-rambu sebagai berikut :

a. rambu peringatan

Rambu yang memperingatkan adanya bahaya agar para pengemudi berhati-hati


dalam menjalankan kendaraannya. Misalnya: Rambu yang menunjukkan adanya
lintasan kereta api, atau adanya persimpangan berbahaya bagi para pengemudi.

b. rambu petunjuk

Rambu yang memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi atau


pemakai jalan lainnya, tentang arah yang harus ditempuh atau letak kota yang
akan dituju lengkap dengan nama dan arah letak itu berada.
c. rambu larangan dan perintah

Rambu ini untuk melarang/memerintah semua jenis lalu lintas tertentu untuk
memakai jalan, jurusan atau tempat-tempat tertentu. Misalnya:

- Rambu dilarang berhenti.


- Kendaraan harus lewat jalur tertentu.
- Semua kendaraan dilarang lewat (Rambu larangan)

Semua kendaraan dilarang masuk

Dilarang masuk

Mobil dan sepeda dilarang masuk


Mobil dilarang masuk

d. rambu perintah

beberapa contoh rambu perintah

2. jenis rambu
- rambu tetap
- rambu tidak tetap

Yang dimaksud dengan rambu tetap adalah semua jenis rambu yang
ditetapkan menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang dipasang secara
tetap, sedangkan rambu tidak tetap adalah rambu yang dipasang dan berlaku
hanya beberapa waktu, dapat ditempatkan sewaktu-waktu dan dapat dipindah-
pindahkan.

C. Pita pegaduh

Pita Penggaduh adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi


untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan menjelang suatu
bahaya. Pita penggaduh berupa bagian jalan yang sengaja dibuat tidak rata dengan
menempatkan pita-pita setebal 10 sampai 40 mm melintang jalan pada jarak yang
berdekatan, sehingga bila mobil yang melaluinya akan diingatkan oleh getaran
dan suara yang ditimbulkan bila dilalui oleh ban kendaraan.

Pita penggaduh biasanya ditempatkan menjelang perlintasan sebidang,


menjelang sekolah, menjelang pintu tol atau tempat-tempat yang berbahaya bila
berjalan terlalu cepat.

Standar pita penggaduh

- pita penggaduh dapat berupa suatu marka jalan atau bahan lain yang
dipasang melintang jalur lalu lintas dengan ketebalan maksimum 4 cm.
- lebar pita pengaduh minimal 25 cm
- jaran antara pita penggaduh minimal 50 cm
- pita penggaduh yang dipasang sebelum pelintasan sebidang minimal 3 pita
penggaduh
- pita penggaduh sebaihnya dibuat dengan bahan thermoplastic atau bahan
yang mempunyai pengaruh yang setara yang dapat mempengaruhi
pengemudi.

D. Lampu lalu lintas

Lampu lalu lintas adalah suatu peranti pemberi sinyal yang ditempatkan di
persimpangan jalan, penyeberangan jalan, atau lokasi-lokasi lain untuk
menunjukkan keadaan aman untuk mengendarai atau berjalan sesuai dengan kode
warna universal (dan suatu urutan yang persis bagi orang-orang yang menderita
buta warna). Lampu lalu lintas disebut juga sebagai alat pemberi isyarat lalu
lintas/APILL.

Sistem pengaturan lampu lalu-lintas pertama kali diperkenalkan di Inggris,


yaitu di daerah Westminster pada tahun 1868. Adapun pada saat itu digunakan
semacam gas sebagai alat pengendalinya. Penggunaan gas tidak berlangsung
lama, karena gas tersebut mudah meledak. Pada tahun 1918 di New York mulai
diperkenalkan penggunaan sinyal sebagai pengendali untuk mengontrol lampu
lalu-lintas dengan penggunaan lampu 3 warna.
E. Persimpangan

Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau


lebih ruas jalan bertemu , disini arus lalu lintas mengalami konflik. Untuk
mengendalkan konflik ini ditetapkan aturan lalu lintas untuk menetapkan siapa
yang mempunyai hak terlebih dahulu untuk menggunakan pesimpangan.

Dipersimpangan konflik yang terjadi dikelompokkan atas:

1. Berpotongan atau disebut juga crossing, dimana dua arus berpotongan


langsung;
2. Bergabung atau disebut juga merging, dimana dua arus bergabung;
3. Berpisah atau disebut juga sebagai diverging, dimana dua arus berpisah
4. Bersilangan atau disebut juga weaving, dimana dua arus saling
bersilangan, terjadi pada bundaran lalu lintas.

1. Persimpangan sederhana

Bila arus masih rendah dan kecepatan lalu lintas rendah dapat diterapkan, dimana
kendaraan yang datang dari kiri mendapat perioritas lebih dulu. Persimpangan
seperti ini banyak ditemukan di jalan lingkungan kawasan pemukiman.

2. Persimpangan perioritas

Bila suatu persimpangan arus dijalan utama (mayor) bersimpangan dengan dengan
jalan kecil (minor) maka kendaraan yang berada di jalan utama mendapat hak
terlebih dahulu, untuk menegaskan hal tersebut digunakan rambu lalu lintas 'beri
kesempatan' berupa segitiga terbalik yang ditempatkan dijalan minor, untuk lebih
mempertegas digunakan rambu 'stop' dimana pengemudi dijalan minor wajib
berhenti dan masih dilengkapi marka jalan sebagai pelengkap rambu Beri
Kesempatan dan Rambu Stop.

F. Bundaran lalu lintas


Bundaran lalu litas adalah suatu persimpangan dimana lalu lintas searah
mengelilingi suatu pulau jalan yang bundar dipertengahan persimpangan.
Bundaran lalu lintas mempunyai kapasitas sama seperti persimpangan yang
dikendalikan dengan lampu lalu lintas.

Lalu lintas yang didahulukan adalah lalu lintas yang sudah berada
dibundaran, sehingga kendaraan yang akan masuk ke bundaran harus memberikan
kesempatan terlebih dahulu kepada lalu lintas yang sudah berada dibundaran,
untuk itu dilengkapi dengan marka jalan beri kesempatan berupa dua garis putus-
putus yang berdampingan yang melintang jalan.

Perambuan di bundaran lalu lintas

a. Marka jalan
Untuk melengkapi pengaturan lalu lintas dibundaran lalu lintas dilengkapi
dengan marka jalan :
- Marka pemisah lajur lalu lintas pada pendekat dan dibundaran yang
mempunyai lebih dari satu lajur
- Marka beri kesempatan berupa dua garis putus-putus berdampingan yang
melintang,
- Marka zebra cross, bila pada bundaran banyak pejalan kaki yang
menyeberang jalan,
b. Rambu lalu lintas
Rambu lalu lintas yang melengkapi bundaran lalu lintas adalah:
- Rambu perintah mengelilingi bundaran,
- Rambu peringatan bahwa didepan ada bundaran lalu lintas,
- Rambu beri kesempatan
c. Lampu lalu lintas
Bila arus yang melewati bundaran semakin tinggi ada kalanya pada beberapa
pergerakan ditambahkan lampu lalu lintas untuk meningkatkan kapasitas
bundaran lalu lintas seperti di Bundaran HI, Bundaran Senayan di Jakarta

G. Pulau jalan
Pulau lalu lintas adalah bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dapat
berupa marka jalan atau bagian jalan yang ditinggikan. Pulau lalu lintas berfungsi
untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pada ruas jalan ataupun di
persimpangan jalan melalui pemisahan arus.

Termasuk dalam pengertian pulau adalah:

- kanalisasi arus pada persimpangan untuk memisahkan arus lalu lintas


dalam rangka pengendalian konflik yang terjadi di persimpangan;
- pulau pemisah jalan pada tempat penyeberangan pejalan kaki/pelican
crossing
- median jalan;
- bundaran lalu lintas;
- marka chevron di persimpangan.

H. Median jalan

Median jalan adalah suatu pemisah fisik jalur lalu lintas yang berfungsi
untuk menghilangkan konflik lalu lintas dari arah yang berlawanan, sehingga pada
gilirannya akan meningkatkan keselamatan lalu lintas

1. Bentuk median

Berbagai bentuk median digunakan seperti:

- Jalur hijau yang mempunyai lebar antara 2 sampai 20 meter atau lebih
sepanjang ruangnya tersedia.
- Pulau jalan yang dilengkapi dengan kerb
- Beton pemisah.

2. Sebagai Faktor Keselamatan

Dengan median jumlah kecelakaan lalu lintas menurun secara signifikan, dan
dapat diturunkan lagi dengan langkah sebagai berikut:
- Bila lebar median cukup dapat menanam tanamansemak-semak yang bisa
meredam kecepatan kendaraan yang lepas kendali serta mengurangi silau
cahaya lampu pada malam hari yang datang dari depan.
- Penambahan kerb pada jalan dalam kota untuk mengendalikan kendaraan
yang lepas kendali.
- Penghalang silau cahaya lampu pada malam hari
- Beton pemisah yang tinggi untuk membatasi kendaraan yang lepas kendali
masuk ke jalur lawan

I. Pelambatan lalu lintas

Pelambatan lalu lintas (traffic calming) adalah upaya yang dilakukan untuk
memperlambat lalu lintas dalam rangka meningkatkan keselamatan pejalan kaki,
pesepeda, pebelanja, dan penduduk serta mengurangi kebisingan dan polusi.
Perlambatan lalu lintas biasanya diterapkan didaerah perumahan, pusat
perbelanjaan, dan jalan lingkungan.

Langkah untuk memperlambat lalu lintas

Ada beberapa langkah yang biasanya dilakukan untuk perlambatan lalu lintas:

- Mengecilkan mulut persimpangan dijalan-jalan lingkungan ataupun dijalan


yang banyak pejalan kakinya untuk memaksa pengemudi kendaraan
bermotor mengurangi kecepatan,
- Membuat pembatas kecepatan/polisi tidur di mulut persimpangan,
- Membuat pembatas kecepatan/polisi tidur di ruas jalan,
- Membuat pulau jalan di tempat penyeberangan pejalan kaki,
- Melengkapi persimpangan di jalan lingkungan dengan rambu stop, rambu
beri kesempatan,
- Melengkapi jalan dengan pita kejut
- Menggunakan warna permukaan jalan dengan warna yang berbeda, seperti
di Zona Selamat Sekolah (ZOSS)
- Menutup jalan untuk lalu lintas kendaraan dan menjadikannya kawasan
pejalan kaki seperti dikawasan Pasar Baru Jakarta
- Merubah persimpangan menjadi jalan-jalan buntu atau Cul-de-sac untuk
mengurangi kendaraan yang melintas.

J. Trotoar

Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan
lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan
kaki yang bersangkutan.

Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur
dengan kendaraan, maka mereka akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena
itu, salah satu tujuan utama dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk
memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan
gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan
trotoar.

Perlu tidaknya trotoar dapat diidentifikasikan oleh volume para pejalan


kaki yang berjalan dijalan, tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan
kaki dan pengaduan/permintaan masyarakat.

Penempatan troroar

Fasilitas pejalan kaki berupa trotoar ditempatkan di:

- Daerah perkotaan secara umum yang tingkat kepadatan penduduknya


tinggi
- Jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap
- Daerah yang memiliki aktifitas kontinyu yang tinggi, seperti misalnya
jalan-jalan dipasar dan pusat perkotaaan
- Lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan periode
yang pendek, seperti misalnya stasiun-stasiun bis dan kereta api, sekolah,
rumah sakit, lapangan olah raga
- Lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu,
misalnya lapangan/gelanggang olah raga, masjid Daerah perkotaan secara
umum yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi
- Jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap
- Daerah yang memiliki aktifitas kontinyu yang tinggi, seperti misalnya
jalan-jalan dipasar dan pusat perkotaaan
- Lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan periode
yang pendek, seperti misalnya stasiun-stasiun bis dan kereta api, sekolah,
rumah sakit, lapangan olah raga
- Lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu,
misalnya lapangan/gelanggang olah raga, masjid.

K. Zebra croos

Zebra cross adalah tempat penyeberangan di jalan yang diperuntukkan


bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, dinyatakan dengan marka jalan
berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam yang tebal garisnya 300 mm
dan dengan celah yang sama dan panjang sekurang-kurangnya 2500 mm,
menjelang zebra cross masih ditambah lagi dengan larangan parkir agar pejalan
kaki yang akan menyeberang dapat terlihat oleh pengemudi kendaraan di jalan.
Pejalan kaki yang berjalan diatas zebra cross mendapatkan perioritas terlebih
dahulu. Disebut sebagai zebra cross karena menggunakan warna hitam dan putih
seperti warna pada hewan zebra dari kelompok hewan kuda yang hidup di Afrika.

L. Parkir

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat


sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk
parkir di tengah jalan raya; namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan.
Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk
memfasilitasi kendaraan pemakai gedung.Termasuk dalam pengertian parkir
adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang
dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk
kepentingan menaikkan dan/atau menurunkan orang dan/atau barang.
Ada tiga jenis utama parkir, yang berdasarkan mengaturan posisi kendaraan,
yaitu:

- parkir paralel,
- parkir tegak lurus,
- parkir miring.

1. Satuan ruang parkir

Ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang,


bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu untuk
hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang.

2. Fasilitas parkir

Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir
dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk
umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang daerah,
keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan kemudahan
bagi pengguna jasa. Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh
pemerintah, badan hukum negara atau warga negara. Penyelenggara fasilitas
parkir untuk umum dapat memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas yang
diusahakan.

3. Kebijakan parkir
- Kebijakan tarip parkir yang ditetapkan berdasarkan lokasi dan waktu,
semakin dekat dengan pusat kegiatan/kota tarip lebih tinggi, demikian juga
semakin lama semakin tinggi. Kebijakan ini diarahkan untuk
mengendalikan jumlah pemarkir dipusat kota/pusat kegiatan dan
mendorong penggunaan angkutan umum
- Kebijakan pembatasan ruang parkir, terutama didaerah pusat kota ataupun
pusat kegiatan. Kebijakan ini biasanya dilakukan pada parkir dipinggir
jalan yang tujuan utamanya untuk melancarkan arus lalu lintas, serta
pembatasan ruang parkir diluar jalan yang dilakukan melalui IMB/Ijin
Mendirikan Bangunan.
- Kebijakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan
dilarang parkir dan dilarang berhenti serta pemarkir diluar tempat yang
ditentukan untuk itu. Bentuk penegakan hukum dapat dilakukan melalui
penilangan ataupun dengan gembok roda seperti yang dilakukan di
Palembang.

Anda mungkin juga menyukai