MATA KULIAH
Dosen:
Ir. H. Abdurrahman, MT
Oleh
Anggota Kelompok 13
Darwin Alamuddin
Nasrullah
Akhmad Daudi
OKTOBER
2017
MANAJEMEN LALU LINTAS
A. Marka jalan
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di
atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis
membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi
untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
1. Pengelompokan marka
a. marka membujur
Marka membujur adalah tanda yang sejajar dengan sumbu jalan. Marka
membujur yang dihubungkan dengan garis melintang yang dipergunakan untuk
membatasi ruang parkir pada jalur lalu lintas kendaraan, tidak dianggap sebagai
marka jalan membujur.
1. Marka putus-putus
2. Marka utuh
b. marka melintang
Marka melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan, seperti
pada garis henti di Zebra cross atau di persimpangan.
- marka serong
Garis henti
c. marka serong
Marka serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak
termasuk dalam pengertian marka membujur atau marka melintang, untuk
menyatakan suatu daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas
kendaraan.
Marka Cevron
d. Marka lambang
Marka lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk menyatakan
peringatan, perintah dan larangan untuk melengkapi atau menegaskan maksud
yang telah disampaikan oleh rambu lalu lintas atau tanda lalu lintas lainnya.
Marka jalan merupakan campuran antara bahan pengikat, pewarna, dan bola
kaca kecil yang berfungsi untuk memantulkan cahaya/sinar lampu agar marka
dapat terlihat dengan jelas pada malam hari. Bahan dapat dikelompokkan atas
1. Cat, biasanya merupakan marka jalan yang dapat dengan cepat hilang,
sehingga hanya baik digunakan pada bagian jalan yang jarang dilewati
oleh kendaraan.
2. Termoplastic, adalah bahan yang digunakan pada arus lalu lintas yang
tinggi, penerapannya dilakukan dengan pemanasan material marka jalan
kemudian dihamparkan dijalan dengan menggunakan alat.
3. Cold-plastic, seperti termoplastik digunakan pada jalan dengan arus yang
tinggi, menggunakan resin dan pengeras yang dicampurkan sebelum
penghamparan dijalan dengan menggunakan alat khusus untuk itu.
b. marka mekanik
Marka mekanik adalah paku jalan yang biasanya dilengkapi dengan reflektor.
Marka jenis ini ditanam/dipaku ke permukaan jalan melengkapi marka non
mekanik.
Rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk
tertentu yang memuat lambing, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di
antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan
petunjuk bagi pemakai jalan.
Agar rambu dapat terlihat baik siang ataupun malam atau pada waktu hujan maka
bahan harus terbuat dari material yang reflektif (memantulkan cahaya).
1. Pengelompokan rambu
Berdasarkan jenis pesan yang disampaikan, rambu lalu lintas dapat
dikelompokkan menjadi rambu-rambu sebagai berikut :
a. rambu peringatan
b. rambu petunjuk
Rambu ini untuk melarang/memerintah semua jenis lalu lintas tertentu untuk
memakai jalan, jurusan atau tempat-tempat tertentu. Misalnya:
Dilarang masuk
d. rambu perintah
2. jenis rambu
- rambu tetap
- rambu tidak tetap
Yang dimaksud dengan rambu tetap adalah semua jenis rambu yang
ditetapkan menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang dipasang secara
tetap, sedangkan rambu tidak tetap adalah rambu yang dipasang dan berlaku
hanya beberapa waktu, dapat ditempatkan sewaktu-waktu dan dapat dipindah-
pindahkan.
C. Pita pegaduh
- pita penggaduh dapat berupa suatu marka jalan atau bahan lain yang
dipasang melintang jalur lalu lintas dengan ketebalan maksimum 4 cm.
- lebar pita pengaduh minimal 25 cm
- jaran antara pita penggaduh minimal 50 cm
- pita penggaduh yang dipasang sebelum pelintasan sebidang minimal 3 pita
penggaduh
- pita penggaduh sebaihnya dibuat dengan bahan thermoplastic atau bahan
yang mempunyai pengaruh yang setara yang dapat mempengaruhi
pengemudi.
Lampu lalu lintas adalah suatu peranti pemberi sinyal yang ditempatkan di
persimpangan jalan, penyeberangan jalan, atau lokasi-lokasi lain untuk
menunjukkan keadaan aman untuk mengendarai atau berjalan sesuai dengan kode
warna universal (dan suatu urutan yang persis bagi orang-orang yang menderita
buta warna). Lampu lalu lintas disebut juga sebagai alat pemberi isyarat lalu
lintas/APILL.
1. Persimpangan sederhana
Bila arus masih rendah dan kecepatan lalu lintas rendah dapat diterapkan, dimana
kendaraan yang datang dari kiri mendapat perioritas lebih dulu. Persimpangan
seperti ini banyak ditemukan di jalan lingkungan kawasan pemukiman.
2. Persimpangan perioritas
Bila suatu persimpangan arus dijalan utama (mayor) bersimpangan dengan dengan
jalan kecil (minor) maka kendaraan yang berada di jalan utama mendapat hak
terlebih dahulu, untuk menegaskan hal tersebut digunakan rambu lalu lintas 'beri
kesempatan' berupa segitiga terbalik yang ditempatkan dijalan minor, untuk lebih
mempertegas digunakan rambu 'stop' dimana pengemudi dijalan minor wajib
berhenti dan masih dilengkapi marka jalan sebagai pelengkap rambu Beri
Kesempatan dan Rambu Stop.
Lalu lintas yang didahulukan adalah lalu lintas yang sudah berada
dibundaran, sehingga kendaraan yang akan masuk ke bundaran harus memberikan
kesempatan terlebih dahulu kepada lalu lintas yang sudah berada dibundaran,
untuk itu dilengkapi dengan marka jalan beri kesempatan berupa dua garis putus-
putus yang berdampingan yang melintang jalan.
a. Marka jalan
Untuk melengkapi pengaturan lalu lintas dibundaran lalu lintas dilengkapi
dengan marka jalan :
- Marka pemisah lajur lalu lintas pada pendekat dan dibundaran yang
mempunyai lebih dari satu lajur
- Marka beri kesempatan berupa dua garis putus-putus berdampingan yang
melintang,
- Marka zebra cross, bila pada bundaran banyak pejalan kaki yang
menyeberang jalan,
b. Rambu lalu lintas
Rambu lalu lintas yang melengkapi bundaran lalu lintas adalah:
- Rambu perintah mengelilingi bundaran,
- Rambu peringatan bahwa didepan ada bundaran lalu lintas,
- Rambu beri kesempatan
c. Lampu lalu lintas
Bila arus yang melewati bundaran semakin tinggi ada kalanya pada beberapa
pergerakan ditambahkan lampu lalu lintas untuk meningkatkan kapasitas
bundaran lalu lintas seperti di Bundaran HI, Bundaran Senayan di Jakarta
G. Pulau jalan
Pulau lalu lintas adalah bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dapat
berupa marka jalan atau bagian jalan yang ditinggikan. Pulau lalu lintas berfungsi
untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pada ruas jalan ataupun di
persimpangan jalan melalui pemisahan arus.
H. Median jalan
Median jalan adalah suatu pemisah fisik jalur lalu lintas yang berfungsi
untuk menghilangkan konflik lalu lintas dari arah yang berlawanan, sehingga pada
gilirannya akan meningkatkan keselamatan lalu lintas
1. Bentuk median
- Jalur hijau yang mempunyai lebar antara 2 sampai 20 meter atau lebih
sepanjang ruangnya tersedia.
- Pulau jalan yang dilengkapi dengan kerb
- Beton pemisah.
Dengan median jumlah kecelakaan lalu lintas menurun secara signifikan, dan
dapat diturunkan lagi dengan langkah sebagai berikut:
- Bila lebar median cukup dapat menanam tanamansemak-semak yang bisa
meredam kecepatan kendaraan yang lepas kendali serta mengurangi silau
cahaya lampu pada malam hari yang datang dari depan.
- Penambahan kerb pada jalan dalam kota untuk mengendalikan kendaraan
yang lepas kendali.
- Penghalang silau cahaya lampu pada malam hari
- Beton pemisah yang tinggi untuk membatasi kendaraan yang lepas kendali
masuk ke jalur lawan
Pelambatan lalu lintas (traffic calming) adalah upaya yang dilakukan untuk
memperlambat lalu lintas dalam rangka meningkatkan keselamatan pejalan kaki,
pesepeda, pebelanja, dan penduduk serta mengurangi kebisingan dan polusi.
Perlambatan lalu lintas biasanya diterapkan didaerah perumahan, pusat
perbelanjaan, dan jalan lingkungan.
Ada beberapa langkah yang biasanya dilakukan untuk perlambatan lalu lintas:
J. Trotoar
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan
lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan
kaki yang bersangkutan.
Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur
dengan kendaraan, maka mereka akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena
itu, salah satu tujuan utama dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk
memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan
gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan
trotoar.
Penempatan troroar
K. Zebra croos
L. Parkir
- parkir paralel,
- parkir tegak lurus,
- parkir miring.
2. Fasilitas parkir
Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir
dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk
umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang daerah,
keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan kemudahan
bagi pengguna jasa. Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh
pemerintah, badan hukum negara atau warga negara. Penyelenggara fasilitas
parkir untuk umum dapat memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas yang
diusahakan.
3. Kebijakan parkir
- Kebijakan tarip parkir yang ditetapkan berdasarkan lokasi dan waktu,
semakin dekat dengan pusat kegiatan/kota tarip lebih tinggi, demikian juga
semakin lama semakin tinggi. Kebijakan ini diarahkan untuk
mengendalikan jumlah pemarkir dipusat kota/pusat kegiatan dan
mendorong penggunaan angkutan umum
- Kebijakan pembatasan ruang parkir, terutama didaerah pusat kota ataupun
pusat kegiatan. Kebijakan ini biasanya dilakukan pada parkir dipinggir
jalan yang tujuan utamanya untuk melancarkan arus lalu lintas, serta
pembatasan ruang parkir diluar jalan yang dilakukan melalui IMB/Ijin
Mendirikan Bangunan.
- Kebijakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan
dilarang parkir dan dilarang berhenti serta pemarkir diluar tempat yang
ditentukan untuk itu. Bentuk penegakan hukum dapat dilakukan melalui
penilangan ataupun dengan gembok roda seperti yang dilakukan di
Palembang.