Genetika Tanaman
NIM : G11115346
Kelompok : 14
Khairul Muttaqin
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman padi merupakan tanaman budidaya yang sangat penting bagi umat
manusia karena lebih dari setengah penduduk dunia tergantung pada tanaman ini
sebagai sumber bahan pangan. Hampir seluruh penduduk Indonesia memenuhi
kebutuhan pangannya dari tanaman padi. Dengan demikian, tanmana padi
merupakan tanaman yang mempunyai nilai spritual, budaya, ekonomi,
dan politik yang penting bagi bangsa Indonesia karena memengaruhi hajat
hidup orang banyak (Zulman, 2015).
Tanaman padi cocok dibudidayakan di daerah tropis seperti di Indonesia.
Sejarah perkembangan asal-usul tanaman padi sebagai komoditi tanaman pangan
penting di dunia tidak diketahui dengan pasti karena sejarahnya yang teramat
panjang dan sudah amat tua. Sebagian pakar berpendapat bahwa tanaman padi
kemungkinan berasal dari Asia Tengah, tetapi ada juga yang mengemukaan
bahwa tanama padi berasal dari daerah Himalaya, Afrika Barat, Thailand,
Myanmar, dan Tiongkok. Catatan sejarah mengenai sejak kapan tanaman padi
mulai dibudidayakan di Pulau Jawa (Indonesia) juga tidak diketahui dengan pasti.
Bahkan dari hasil penelusuran pada relief-relief di Candi Borobudur, juga tidak
ditemukan adanya pahatan tanaman padi. Hal ini merupakan suatu hal yang sangat
mengherankan, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah masyarakat waktu itu
belum mengenal tanaman padi (Zulman, 2015).
Tanaman padi merupakan tanaman yang istimewa karena tanaman padi
mempunyai kemampuan beradaptasi hampir pada semua lingkungan dari dataran
rendah sampai dataran tinggi (2000 m dpl), dari daerah tropis sampai subtropis
kecuali benua Antartika (kutub), dari daerah basah (rawa-rawa) sampai kering
(padang pasir), dari daerah subur sampai marjinal (cekaman salinitas, aluminium,
fero, asam-asam organik, kekeringan, dan lain-lain). Tanaman padi termasuk jenis
rumput yang mempunyai rumpun yang kuat, dan dari ruasnya keluar banyak
anakan yang berakar (Zulman, 2015).
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Padi
Akar-akar serabut pertama muncul pada hari ke lima atau ke enam setelah
padi berkecambah. Akar serabut juga mulai berkembang dengan sangat lebat
ketika batang bertunas (hari ke-15). Tumbuhnya akar-akar serabut tersebut
membuat akar tunggang yang tumbuh di bawah pada awal perkecambahan tidak
tampak. Selain akar serabut, tanaman padi juga memiliki akar yang berwujud
mirip rambut yang lebih halus. Keduanya mempunyai fungsi yang sama yaitu
sebagai organ untuk mengambil nutrisi dalam tanah (Zulman, 2015).
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu
dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya
berongga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek.
Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini
praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Tinggi
tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai
belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah
sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman adalah suatu sifat baku (keturunan).
Adanya perbedaan tinggi dari suatu varietas disebabkan oleh suatu pengaruh
keadaan lingkungan. Bila syarat-syarat tumbuh baik, maka tinggi tanaman padi
sawah biasanya 80-120 cm. Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam
ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang
terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang
dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan
batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti
menghasilkan batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut
pertunasan atau menganak (Norsalis, 2011).
Tanaman padi memiliki daun tunggal, 2 baris, terkadang-kadang seolah
berbaris banyak. Pelepah daun berkembang sangat baik, pada batas antara pelepah
daun dan helaian daun sering terdapat lidah. Helaian daun duduk, hampir selau
berbentuk lanset atau garis pada kedua sisi ibu tulang daun dengan beberapa
tulang daun yang sejajar. Helaian permukaan daun kasar, dan pada bagian ujung
meruncing. Panjang helaian daun sangat bervariasi, umunya antara 100-150 cm.
Warna daun hijau tua dan akan berubah kuning keemasan setelah tanaman
memasuki masa panen (Zulman, 2015).
Satu tangkai malai yang terdiri atas banyak spikelet, secara internal akan
terjadi kompetisi dalam menarik fotosintat. Spikelet yang terletak pada ujung
malai akan keluar terlebih dahulu dan tumbuh lebih vigour, sehingga cenderung
mendominasi dalam menarik fotosintat. Sementara spikelet yang terletak pada
pangkal malai akan keluar terakhir dan pertumbuhannya cenderung lemah,
sehingga kalah berkompetisi dalam menarik fotosintat. Akibatnya pengisian biji
tidak penuh dan spikelet tidak bernas (steril) yang pada akhirnya akan
menghasilkan gabah hampa (Sumardi, dkk, 2007).
Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan
sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai
tergantung varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Jumlah cabang
pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang,
dan yang terbanyak mencapai 30 buah cabang (Rahayu, 2009).
Pada umumnya varietas padi hanya menghasilkan satu malai untuk satu
anakan, tetapi ada beberapa varietas padi lokal yang mampu menghasilkan malai
lebih dari satu, namun pertumbuhan malainya tidak sempurna. Bunga tanaman
padi tersusun dalam bulir, yang terdiri dari 2 atau lebih glumae (daun) serupa sisik
yang duduknya berseling dalam dua baris berhadapan. Satu atau dua glumae pada
bagian bulir bawah tidak berisi bunga tetapi bagian lainnya berisi satu daun
mahkota yang berbentuk sisik (palea). Memiliki satu atau lebih benang sari dan
satu bakal buah, kepala sari berwarna putih atau kuning. Tangkai putik hampir
selalu dua, sedangkan kepala putik berbentuk malai (Zulman, 2015).
2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan
atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki
tahun sekitar 15002000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi
adalahn 23 C dan tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar
antara 01500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah
tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan
tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh
dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 1822 cm
dengan pH antara 47 (Siswoputranto, 2006).
Angin mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap tanaman padi.
Pengaruh positifnya terutama pada proses penyerbukan dan pembuahan. Tetapi
angin juga berpengaruh negatif, karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri
atau jamur dapat ditularkan oleh angin, dan apabila terjadi angin kencang pada
saat tanaman berbunga, buah dapat menjadi hampa dan tanaman roboh. Hal ini
akan lebih terasa lagi apabila penggunaan pupuk N berlebihan, sehingga tanaman
tumbuh terlalu tinggi (Pustaka Departemen Pertanian, 2009).
Air yang diberikan dalam jumlah cukup sebenarnya bermanfaat juga untuk
mencegah pertumbuhan gulma, menghalau wereng yang bersembunyi di batang
padi sehingga lebih mudah disemprot dengan pestisida, serta mengurangi
serangan hama (Siswoputranto, 2006).
2.2 Tanaman Tomat
Tanaman tomat berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter. Tanaman ini termasuk tanaman semusim (annual) yang berarti memiliki
siklus hidup yang singkat dan umurnya hanya untuk satu kali periode panen, yaitu
sekitar 4 bulan. Tanaman ini akan mati setelah berproduksi (Tim Penulis Penebar
Swadaya, 2009). Tomat mempunyai akar tunggang tumbuh menembus ke dalam
tanah dan akar serabut menyebar ke arah samping tetapi dangkal. Batang tanaman
tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, menebal pada buku-bukunya,
berbatang lunak sedikit berkayu tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus
warnanya hijau keputihan dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut
kelenjar, batang tanaman tomat dapat bercabang. Bentuk daun tanaman tomat
adalah oval dan letaknya berseling. Bagian ujung daun berbentuk runcing, namun
pangkalnya membulat. Bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah
yang menyirip serta agak melengkung ke dalam. Daun berwarna hijau merupakan
daun majemuk ganjil, yaitu antara 5-7 helai. Di sela-sela daun terdapat 1-2
pasang daun kecil (Rosalina, 2008).
Ukuran bunga relatif kecil dengan diameter sekitar 2 cm. Bunga berwarna
kuning dan tersusun dalam satu rangkaian (dompolan) dengan jumlah 5-10
bunga setiap dompolan, tergantung pada varietasnya. Dalam satu kuntum
bunga terdapat 5-6 helai mahkota yang berwarna kuning cerah dan berukuran
sekitar 1 cm, bertangkai pendek dengan kepala sari yang panjangnya
5 mm. Kelopak berjumlah lima buah berwarna hijau, dan terletak di bagian
bawah atau pangkal bunga. Benang sari berjumlah enam buah, bertangkai
pendek dengan kepala sari yang panjangnya 5 mm, dan berwarna sama
dengan mahkota bunga. Pada benang sari terdapat kantong yang letaknya
menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik.
Bunga tomat tumbuh dari cabang yang masih muda dengan letak menggantung.
Tangkai putik yang pendek menyebabkan kepala putik terletak berdekatan
dengan tabung sari. Akibatnya, tomat menjadi sulit untuk melakukan penyerbukan
sendiri. Dengan demikian, persentase menyerbuk sendiri secara alami
menjadi sangat tinggi. Bahkan di daerah beriklim sedang, nilai penyerbukan
silang secara alami mencapai 0,5 - 4% (Redaksi Agromedia, 2007).
Buah tomat berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam
bentuk maupun ukurannya, biasanya berbentuk bulat agak lonjong atau
bulat telur, dan warnanya kuning atau merah. Buah ini banyak mengandung biji
lunak yang pipih berwarna kekuning-kuningan yang tersusun berkelopak
dan dibatasi oleh daging buah. Tomat merupakan bentuk hasil buah segar.
Sifat- sifat fisik buah tomat merupakan salah satu aspek mutu yang sangat
penting diperhatikan, karena hal tersebut dapat mempengaruhi besarnya harga
jual buah tomat (Desmarina, 2009).
2.2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Menurut Didit (2010), syarat tumbuh tanaman tomat yaitu sebagai berikut :
a. Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah
hujan yang dikehendaki dalam pelaksanaan budidaya tomat ini ialah sekitar 750-
1.250 mm/tahun. Keadaan tersebut berhubungan erat dengan ketersediaan air
tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah
hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian. Kekurangan
sinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik
parasit maupun non-parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan
menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.
b. Suhu
Kisaran temperatur yang baik untuk pertumbuhan tomat ialah antara 20-
27C. Jika temperatur berada lebih dari 30C atau kurang dari 10C, maka akan
mengakibatkan terhambatnya pembentukan buah tomat. Di negara-negara yang
mempunyai empat musim, biasanya digunakan pemanas (heater) untuk mengatur
udara ketika musim dingin, udara panas dari heater disalurkan ke dalam green
house melalui saluran fleksibel warna putih.
c. Kelembaban
Kelembaban relatif yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat ialah 25
%. Keadaan ini akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih
muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka
lebih banyak. Akan tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga dapat merangsang
mikroorganisme pengganggu tanaman.
d. Media Tanam
Secara umum, tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai dari
tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, berporus, banyak
mengandung bahan organik dan unsur hara, serta mudah merembeskan air.
Tingkat kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat ialah berkisar
5,0-7,0. Akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen. Oleh karena
itu, tanaman tomat tidak boleh tergenangi oleh air. Dalam pembudidayaan
tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar sehingga
tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
e. Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran
tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang
sesuai untuk ditanam di dataran tinggi, misalnya varietas Kada, sedangkan
varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah, misalnya varietas Intan, varietas
Ratna, varietas LV, dan varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang
cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, antara lain varietas
tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas Berlian, dan varietas Mutiara.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis menulis berupa
kertas, pulpen, pensil, dan sebagainya. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
bunga padi dan bunga tomat.
3.3 Metode Praktikum
4.1 Hasil
5.1 Kesimpulan
Jika masih ada yang kurang di dalam laporan praktikum ini, mohon diberi
petunjuk agar pada laporan praktikum selanjutnya bisa lebih baik. Dan untuk
mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan sebaik-baiknya
serta keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA