Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya
dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas
yang melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran
individu sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi.
Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak
selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan
individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga
tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk
mencapai hal tersebut adalah adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
Selain itu juga dengan menggunakan manajemen pendidikan yang baik
merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya
berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang
rumit dan kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik.
Sayangnya, selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan
satuan pendidikan belum mendapat perhatian yang serius, sehingga seluruh
komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya
manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal
pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus
sekolah. Dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa belum
mengenanya peran dari manajemen karena kurangnya pemahaman tentang
pentingnya manajemen.
Dari permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
pendidikan islam perlu pengelolaan atau manajemen yang sebaik-baiknya, sebab
jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang pendidikan Islam yang ada pada
masyarakat akan tetap melekat dan sulit dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan
Islam yang hak itu akan hancur oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi
yang berada di sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib
:kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan
yang tersusun rapi.

Dalam makalah ini akan di bahas tentang hakikat dan konsep dasar manajemen
pendidikan, sebagai pengantar materi pertama dalam Mata Kuliah Manajemen
Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dan arti manajemen pendidikan?
2. Apa fungsi manajemen pendidikan?
3. Bagaimana ciri-ciri manajemen professional?
4. Apa makna dan pentingnya mempelajari manajemen pendidikan?

C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat dan arti manajemen pendidikan.
2. Mengetahui fungsi manajemen pendidikan.
3. Mengetahui ciri-ciri manajemen professional.
4. Mengetahui makna dan pentingnya mempelajari manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Pengertian Manajemen Pendidikan


1. Hakikat Manajemen Pendidikan
Dalam pendidikan formal kepala sekolah dapat berperan sebagai administrator,
manajer, dan supervisor. Ini berarti organisasi sekolah melaksanakan
administrasi, manajemen, dan supervise. Begitu pula halnya dengan organisasi-
organisasi lain pada hakikatnya melaksanakan ketiga aktivitas tersebut.
Keluarga misalnya adalah organisasi yang melaksanakan administrasi yaitu
suatu aktivitas yang mengupayakan kesejahteraan keluarga lahir batin,
termasuk memberi pendidikan kepada anak-anak mereka. Keluarga juga
melakukan manajemen pendidikan tatkala mereka memikirkan buku-buku apa
saja yang perlu disediakan bagi anak-anak, permainan-permainan macam mana
yang baik, bagaimana cara mendisiplinkan anak, dan sebagainya. Dan dalam
proses pendidikan itu silih berganti bapak dan ibu melakukan supervise. Ibu
akan menjadi supervisor dalam memperingati bapak yang salah mendidik
putranya, sebaliknya bapak akan menjadi supervisor dalam membina istri
tentang cara mendidik putra.

2. Pengertian Manajemen Pendidikan


Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang
merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti
pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus
Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily management
berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan
aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan
melalui orang lain.
Sedangkan beberapa Ahli mendefinisikan tentang manajemen yang
dikemukakan antara lain:
1. Hasibuan Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
2. GR Terry Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari (planning)
tindakan-tindakan perencanaan, (Organizing) pengorganisasian, (staffing) penataan
staff ((actuating),) pengarahan, dan (Controlling) pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaat
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
3. Harold Koontz dan Cyril ODonnel Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manager mengadakan
koordinasi atas sejumlah aktivitas rangg lain yang meliputi (planning) perencanaan,
(Organizing) pengorganisasian, (placing) penempatan, (actuating) pengarahan, dan
(Controlling) pengendalian.
4. Andrew F. Sikula Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, (motivating)
pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap
organisasi dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan sehinggga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses


pengaturan, dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui
kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Dalam perspektif ini ada sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan
manajemen, yaitu : unsure manusia (men), barang-barang (materials), mesin
(machines) metode (methods), uang (money) dan pasar (market). Keenam unsur ini
memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
organisasi terutama proses pencapain tujuan secara efektif dan efisien.
Sedangkan pengertian dari manajemen pendidikan itu sendiri merupakan
gabungan dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan. Secara sederhana
manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang dipraktikan dalam
dunia pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam penddikan.
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan
merupak penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam bidang pendidikan, bahwa
manajemen pendidikan merupakan rangkaian proses yang terdiri dari,
perencanaan, pengoordinasian, penggerakan, dan pengawasan yang dikaitkan
dengan bidang pendidikan.
Bila kita perhatikan dari pengertian manajemen di atas maka dapatlah
disimpulkan bahwa manajemen merupkan sebuah proses pemanfaatan semua
sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan
bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktip.
Selanjutnya, Henry Mintzberg, mengkategorikan peran seorang manajer dan
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama, yaitu :
Peran Decisional, membutuhkan manajer yang merencanakan strategi dan
memanfaatkan sumber daya.
Peran Interpersonal, memerlukan manajemen untuk mengarahkaan dan
mengawasi karyawan dan organisasi.
Peran Informasi adalah, mereka dimana para manajer memberikan dan
mengirimkan informasi.

B. Fungsi Manajemen Pendidikan


Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti: merencanakan,
mengorganisasi, menyusun staf, mengarahkan, mengkoordinasi, mengontrol,
mencatat dan melaporkan, dan menyusun anggaran belanja. Kemudian di buat
menjadi lebih sederhana sehingga terdiri dari merencanakan, mengorganisasi,
member komando, mengkoordinasi, dan mengontrol. Selanjutnya Hersey hanya
menyebutkan 4 fungsi saja yaitu : merencanakan, mengorganisasi, memotivasi, dan
mengontrol.
Fungsi manajemen pendidikan sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh
Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang
hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam
pendidikan perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar
diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan. Sebab perencanaan
merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan
perencanaan pendidikan akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan
pendidikan.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan
perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya.
Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan
baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang
mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.

2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)


Menurut Terry pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari
manajemen dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang
dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses.
Sementara itu Ramayulis menyatakan bahwa pengorganisasian dalam
pendidikan adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi,
desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga
pendidikan, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan
fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu
berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan
tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif.
Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus
dikoordinasi bukan saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan,
tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota
kelompok tersebut terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan.
3. Fungsi Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja
sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja
efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah,
yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah
adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan
bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat
merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan
pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan
metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi
pengarahan.
Dalam manajemen pendidikan, agar isi pengarahan yang diberikan
kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka
seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut,
yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi
pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan
hendaknya tidak memberatkan dan diluar kemampuan sipenerima arahan,
sebab jika hal itu terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu dapat
dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam
manajemen pendidikan adalah proses bimbingan yang didasari prinsip-prinsip
religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan
tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang
sangat mendalam.
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan
kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri
menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk
meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang
hak.
Dalam pendidikan pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan
yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara
konsekwen baik yang bersifat materil maupun spirituil.

C. Ciri-Ciri Manejemen Professional


Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri manager atau pimpinan suatu organisasi
yang dengan cara berfikirnya profesional :
1. Seorang manager yang profesional selalu bekerja keras untuk memenangkan rasa hormat
dari anak buahnya. Dia percaya bahwa dia harus bekerja lebih keras daripada anak
buahnya karena dia seorang manager yang harus selalu memberi contoh baik.
2. Seorang manager yang profesional menghargai anak buahnya secara sejajar, dan mencoba
untuk memahami mereka sebagai individu. Dia berkomunikasi secara terbuka sesering
mungkin dengan mereka. Dia juga berkomunikasi secara terbuka dengan atasannnya
karena dia sadar bahwa interaksi ini akan banyak menolong dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan baik.
3. Seorang manager yang profesional menyadari bahwa hubungan dengan anak buahnya
harus dalam bentuk hubungan yan memuaskan bagi kedua belah pihak dalam hal
pekerjaan. Maka biasanya dia bertindak tenang, masuk akal dan tidak emosional,
walaupun dalam menangai masalah-masalah atau kesalahan anak buahnya serius.
4. Seorang manager yang profesional secara aktif mendorong anak buahnya untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak buahnya. Dia merasa bahagia bila
nak buahnya berhasil.
5. Seorang manager profesional mendelegasikan pekerjaan dengan tepat agar supaya tujuan-
tujuan perusahaan dapat tercapai secara objektif dan seefisien mungkin. Dia akan
mengambil tanggung jawab bisa dia membuat kesalahan-kesalahan, mengakui kesalahan-
kesalahan tersebut serta meminta maaf dengan tulus kepada anak buahnya.
6. Seorang manager yang profesional menghargai hasil pekerjaan yang baik anak buahnya.
Manager tersebut akan mengoreksi anak buahnya dengan cara yang profesional ketika
mereka tidak menampilkan kerja yang kurang baik atau kurang disiplin.
7. Seorang manager yang profesional percaya bahwa nak buahnya mampu memberi andil
untk kesuksesan perusahaannya. Ini berarti bahwa dia sejauh mungkin akan mengajak
anak buahnya untuk memberikan masukan-masukan, ide-ide, dan saran-saran untuk
pemecahan masalah yang dihadapi di tempat kerja. Dia juga berkeinginan untuk
mendengar, memahami dan menindak lanjuti kritikan dan tuntutan-tuntutan dari anak
buahnya.

D. Makna dan Pentingnya Mempelajari Manajemen Pendidikan


1. Makna manajemen pendidikan
Manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk
mencapai tujuan pendidikan. seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu
merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks
tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan mana yang di
maksud.
Manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk
mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian.
Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin di capai,
bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang di perlukan, dan
berapa banyak biayanya. Perencanaan itu di buat sebelum suatu tindakan di
laksanakan.
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas
kepada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan tadi. Karena tugas-
tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja,
maka tugas-tugas ini di bagi untuk dikerjakan masing-masing anggota
organisasi.
Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas
yang telah di bagi itu dapat di kerjakan menurut kehendak yang
mengerjakannya saja, tetapi menurut aturan sehingga menyumbang terhadap
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan di sepakati.
Pengarahan diperlukan agar kegiatan dilakukan bersama itu tetap
melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat
menimbulkan terjadinya pemborosan.
Pemantauan yaitu, suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dalam
usaha mengetahui sudah sampai seberapa jauh kegiatan pendidikan telah
mencapai tujuannya, dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu.
Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir
system. System adalah keseluruhan yang terjdiri dari bagian-bagian dan
bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan
menjadi keluaran.
Masukan (murid) proses belajar, guru, kurikulum, lingkungan,
murid, sarana prasarana organisasi sekolah keluaran (lulusan).
Manajemen pendidikan juga dapat di lihatdari segi efektivitas
pemanfaatan sumber. Jika menajmen di lihat dari sudut ini, perhatian tertuju
kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada
dalam mencapai tujuan pendidikan itu sudah mencapai sasaran yang di
tetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan
sumber yangdi maksud dapat berupa manusia, uang, sarana dan prasarana
maupun waktu. Upaya harus di cari dalam pemanfaatan sumber yang
tersedia dengan sebaik-baiknya.
Menajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
Menajemen pendidikan di lihat dari segi kepemimpinan merupakan usaha
untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki
administrator pendidikan itu, ia dapat melaksanakan tut wurihandayani, ing
madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodo dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Menajemen pendidikan juga dapat dilihat dari proses
pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan
memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah.
Setiap kali administrator di hadapkan kepada bermacam-macam masalah,
dan ia harus memecahkan masalh itu. Untuk memecahkan masalah tersebut
di perlukan kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih
kemungkinan tindakan yang terbaik dari sejumlah kemugkunan-
kemungkinan tindakan yang dapat di lakukan.
Menajemen pendidikan juga dapat di lihat dari segi komunikasi.
Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat
orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa
yang di maksudkan orang lain itu. Jika dalam kerja sama pendidikan tidak
ada komunikasi, maka orang yang bekerja sama itu saling tidak mengetahui
apa yang dikerjakan atau pa yang di inginkan teman sekerjanya. Menajemen
pendidikan sering diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan
ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan
segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
2. Pentingnya Mempelajari Manajemen Pendidikan
Manajemen bagimana pun sangat di perlakukan oleh semua organisasi
karena tanpa keberadaanya (manajemen) semua akan sia-sia dan menjadi
kendala bagi tercapainya tujuan organisasi Untuk itu terdapat tiga alasan
mengapa mempelajari manajemen yaitu :
Untuk mencapai tujuan. Manajemen di perlukan untuk mencapai tujuan
organisasi yang sekaligus tujuan pribadi anggota organisasi.
Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Dalam hal ini manajemen diperlukan untuk menjaga
keseimbangan di antara tujuan-tujuan,sasaran-sasaran,dan kegiatan-
kegiatanyang saling bertentangan dengan pihak yang berkepentingan.
Untuk mencapai efisiensi dan efiktifitas Suatu hal kerja dapat di ukur
dengan banyak cara yang berbeda.semua itu di lakukan dalam rangka
mencapai efisiensi dan efetivitas.
Stoner mengekemukakan pada tahun (1996) ada tiga mengapa memeplajari
manajemen yaitu sebagai berikut:
Organisasi memberikan kontribusi pada standar kehidupan umat manusia di
dunia dimasa kini.
Organisasi membangun masa depan yang ebih baik dalam membantu
individu-individu untuk melakukan hal yang sama.
Organisasi membantu menghubungkan manusia dengan masa lalunya.
Organisasi dapat dipandang sebagai pola hubngan manusia.

Gibson mengemukakan pada tahun 1997 ada dua alasa mengapa kita mempelajari
manajemen yaitu sebagai berikut :
Masyarakat tergantung pada spesialisasi berbagai lembaga.
Organisasi untuk menyedikan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan.

Robbin juga mengemukakan pendapatnya mengapa manajemen itu perlu di pelajari


yang dikemukakan pada tahun 1999 yaitu sebagai berikut :
Setiap orang mempunyai kepentingan yang mendalam untuk mampu
memperbaiki cara-cara pengolahan organisasi.
Sebagian besar setelah lulus perguruan tinggi kita mulai karier dengan
mengelolah atau juga di kelola.

Dari uraian di atas maka semakin jelas bahwa pemahaman terhadap manajemen
semakin hari semakin di perlukan dalam rangka pencapaian efisiensi dan
efektivitas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pendidikan formal kepala sekolah dapat berperan sebagai
administrator, manajer, dan supervisor. Ini berarti organisasi sekolah melaksanakan
administrasi, manajemen, dan supervise. Begitu pula halnya dengan organisasi-
organisasi lain pada hakikatnya melaksanakan ketiga aktivitas tersebut.
Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan
terjemahan langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata
laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan
John M. Echols dan Hasan Shadily management berasal dari akar kata to manage
yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan
aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan
melalui orang lain.
fungsi manajemen pendidikan sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh
Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
beberapa ciri-ciri manager atau pimpinan suatu organisasi yang dengan cara
berfikirnya profesional :
Seorang manager yang profesional selalu bekerja keras untuk memenangkan
rasa hormat dari anak buahnya, Seorang manager yang profesional menghargai
anak buahnya secara sejajar, dan Seorang manager yang profesional secara aktif
mendorong anak buahnya untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
anak buahnya.
Manajemen bagimana pun sangat di perlakukan oleh semua organisasi
karena tanpa keberadaanya (manajemen) semua akan sia-sia dan menjadi kendala
bagi tercapainya tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://mpiuika.wordpress.com/2009/10/22/makalah-diskusi-mpi-kelompok-
1/11/4/2016,jam16.27
http://alfinfanani.blogspot.com/2012/11/makalah-fungsi-manajemen-
pendidikan.html/11/4/ 2016 ,jam 16.30
http://uiita.wordpress.com/2013/01/08/manajemen-dan-organisasi/11/4/2016 ,jam
16.36
http://rozikinblog.blogspot.com/2012/10/ciricirimanagerprofesional.html#ixzz2fI9j
LPwe/11/4/2016,jam 16.48
http://tabungan-ilmu.blogspot.com/2012/10/hakekat-dan-pentingnya-
manajemen.html /11/4/2016,jam 16.59

Anda mungkin juga menyukai