ABSTRACT
Keywords: Carassius auratus, Goldfish, Growth Rate, Stocking Density, Survival Rate.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Gambar 1. Adaptasi Ikan Maskoki
rancangan acak lengkap (RAL) yang Digunakan pada
dengan tiga perlakuan dan masing- Penelitian
masing perlakuan diulang sebanyak
106
Pengumpulan Data
a. Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup
atau Survival Rate (SR) diukur
dengan menggunakan rumus
Gambar 3. Sistem Resirkulasi menurut Effendie (1979) diacu oleh
Armansyah (2010) sebagai berikut :
d. Penebaran Ikan Uji
Ikan yang digunakan adalah
ikan maskoki jenis Oranda yang
diperoleh dari toko ikan hias di kota
Medan. Sebelum ikan maskoki
dimasukkan kedalam akuarium
dilakukan beberapa tahapan Keterangan :
perlakuan/treatmen. Adapun tahapan SR= Kelangsungan hidup benih (%)
yang dilakukan adalah pertama ikan Nt = Jumlah ikan pada akhir
dari bak pemeliharaan sementara penelitian (ekor)
diambil kemudian direndam dalam N0= Jumlah ikan pada awal
larutan desinfektan bagi perikanan penelitian (ekor)
selama 10 menit dan diberi aerasi.
Hal tersebut bertujuan agar b. Laju Pertumbuhan Bobot
membunuh bibit penyakit, parasit Harian
dan bakteri yang terdapat pada ikan Pengukuran pertumbuhan
serta mencegah ikan terserang bobot dilakukan setiap 10 hari dan
penyakit. dengan pengambilan ikan sampel
Ikan yang telah direndam sebanyak 30 % dari jumlah ikan
dipindahkan ke media air yang baru maskoki yang ada pada setiap wadah
dan dibiarkan beberapa saat, hal ini percobaan. Laju pertumbuhan bobot
dimaksudkan agar ikan tidak stres. harian atau laju pertumbuhan spesifik
Kemudian dilakukan pengukuran () dihitung dengan rumus menurut
kualitas air media pemeliharaan di Huisman (1987) diacu oleh
aukarium sebagai data awal. Pada Armansyah (2010) sebagai berikut :
tahapan akhir dilakukan pengukuran
panjang dan berat ikan kemudian
dimasukkan kedalam 9 akuarium,
dengan kepadatan masing-masing 1,
2 dan 3 ekor/liter dan diulang
sebanyak 3 kali.
108
keterangan:
= Laju pertumbuhan bobot
harian (%)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada saat
akhir pemeliharaan (gram)
W0 = Bobot rata-rata ikan pada saat
awal pemeliharaan (gram)
t = Lama pemeliharaan (hari)
c. Laju Pertumbuhan Panjang
Harian Gambar 4. Pengukuran Kandungan
Pengukuran panjang dilakukan Amoniak
setiap 10 hari. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan kertas Analisis Data
milimeter. Dengan pengambilan ikan Untuk mengetahui apakah
sampel sebanyak 30 % dari jumlah pengaruh perlakuan terhadap
ikan maskoki yang ada pada setiap parameter yang diamati berpengaruh
wadah percobaan. Pertumbuhan nyata atau tidak kemudian dilakukan
panjang harian dihitung dengan uji analisis ragam (ANOVA) dan uji
menggunakan rumus menurut F. Pada parameter pengamatan yang
Busacker et al. (1990) diacu oleh meunjukkan perlakuan berpengaruh
Widyiantara (2009) sebagai berikut : nyata, dilakukan uji lanjutan dengan
menggunakan uji lanjut DMRT
Ph = [(ln Lt ln L0)/t] x 100% (Duncan Multiple Range Test) pada
selang kepercayaan 95%. Selanjutnya
Keterangan: data disajikan dalam bentuk tabel
Ph = Pertumbuhan panjang harian dan grafik.
(%)
Lt = Panjang rata-rata akhir (cm) HASIL DAN PEMBAHASAN
L0 = Panjang rata-rata awal (cm)
t = Lama pemeliharaan (hari) Hasil
a. Kelangsungan Hidup
d. Kualitas Air Tingkat kelangsungan hidup
Parameter kualitas air yang ikan maskoki yang dipelihara selama
diukur selama penelitian terdiri dari 40 hari berkisar 94,44 % - 96,30 %.
yaitu pH, amoniak, DO (Disolved Nilai tertinggi dicapai pada
Oksigen), suhu. Pengukuran suhu perlakuan P3 sebesar 96,30 % dan
dan DO dilakukan setiap hari nilai terendah pada perlakuan P1 dan
menggunakan thermometer dan DO P2 sebesar 94,44 %. Dari hasil
meter sedangkan pengukuran analisa data (ANOVA), diperoleh
kandungan Amoniak dan pH hasil bahwa pada perlakuan P1, P2,
dilakukan setiap empat hari sekali dan P3 tidak menunjukkan pengaruh
dengan menggunakan Amoniak test nyata terhadap tingkat kelangsungan
kit seperti pada Gambar 4 dan pH hidup maskoki.
meter. Pengukuran kualitas air
dilakukan dengan mengambil sampel
dari setiap perlakuan.
109
d. Kualitas Air
Terjadi penurunan beberapa
parameter kualitas air seperti
Gambar 5. Pengukuran Bobot Ikan kandungan pH, amoniak, dan
Maskoki oksigen terlarut (Disolved Oksigen)
karena meningkatnya padat
c. Laju Pertumbuhan Panjang penebaran ikan maskoki dalam
Harian wadah pemeliharaan perlakuan
Laju pertumbuhan panjang seperti pada Tabel 1.
harian ikan maskoki yang dipelihara Namun pada parameter kualitas
selama 40 hari pada setiap perlakuan air pH, suhu dan kadar amoniak
P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah adalah sama pada setiap perlakuan.
0,87 %, 0,54 % dan 0,44 %. Panjang Hal tersebut dikarenakan wadah
110
Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Bobot (gram) Ikan Maskoki yang Dipelihara Pada
Setiap Perlakuan Selama 40 Hari
111
- 96,30%. Hal ini diduga akibat ada perubahan suhu secara drastis
kualitas air media pemeliharaan selama pemeliharaan. Hal tersebut
masih sesuai atau masih dalam disebabkan pemeliharaan dilakukan
dalam ruangan tertutup atau pada
kategori yang layak untuk
lingkungan yang terkontrol. Suhu
menunjang pemeliharaan ikan juga merupakan satu diantara
maskoki. Selama pemeliharaan juga beberapa parameter yang mentukan
terjadi kematian pada beberapa ekor keberhasilan budidaya ikan maskoki,
ikan pada hampir seluruh perlakuan.. hal ini disebakan karena ikan
Hal ini lebih banyak terjadi pada hari merupakan hewan berdarah dingin.
pertama hingga hari kesepuluh Yang dimaksud dengan hewan
berdarah dingin adalah hewan yang
pemeliharaan. Hal tersebut diduga
suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu
karena adanya stres akibat lingkungan. Suhu yang tinggi juga
pemindahan ikan dari wadah dapat menyebabkan meningkatnya
pemeliharaan adaptasi (bak semen) proses metabolisme ikan maskoki
kedalam wadah akuarium. yang meningkatkan intensitas
Pada parameter DO, pH, terjadi pembuangan kotoran sehingga
penurunan sedangkan pada kandungan oksigen menurun.
parameter amoniak terjadi
KESIMPULAN DAN SARAN
peningkatan nilai disetiap perlakuan
Kesimpulan
Hasil pengukuran nilai pH, suhu, Dari hasil penelitian dapat
amoniak pada setiap perlakuan disimpulkan bahwa :
adalah sama. Hal ini disebabkan 1. Berdasarkan analisis sidik ragam
akuarium yang menjadi wadah (ANOVA) perlakuan P1, P2 dan
pemeliharaan terhubung antara satu P3 memberikan pengaruh nyata
terhadap laju pertumbuhan bobot
dengan yang lain mengakibatkan
dan panjang harian, namun tidak
memungkinkan air sebagai media memberikan pengaruh nyata
pemeliharaan dari setiap perlakuan terhadap kelangsungan hidup ikan
tercampur satu dengan lainnya. maskoki yang dipelihara selama
Kualitas air media 40 hari.
pemeliharaan mengalami penurunan 2. Berdasarkan hasil uji lanjut
selama penelitian namun masih DMRT (Duncan Multiple Range
berada pada kualitas air optimal Test) perlakuan P1 berbeda nyata
untuk pemeliharaan ikan maskoki dengan P3 sehingga diperoleh
Berdasarkan pengukuran kualitas air perlakuan terbaik adalah P1
media pemeliharaan, nilai DO (padat tebar 1 ekor/liter) karena
selama pemeliharaan berkisar antara memiliki nilai laju pertumbuhan
4,7-7,0 mg/l, nilai pH berkisar antara panjang dan bobot harian
6,7 - 7,3 dan nilai amoniak berkisar tertinggi, dimana perlakuan P1 (1
0-0,006 mg/l. Sedangkan hasil ekor/liter) memiliki laju
pengukuran suhu selama pertumbuhan bobot harian sebesar
pemeliharaan pada kisaran 28 -30OC. 2,75 % dan laju pertumbuhan
Pada parameter suhu mengalami panjang harian sebesar dan 0,87
fluktuasi sesuai dengan kondisi %. Sedangkan kelangsungan
lingkungan dan cuaca. Namun tidak hidup pada perlakuan P1, P2 dan
113