Anda di halaman 1dari 10

104

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN


HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI
(Carassius auratus) YANG DIPELIHARA
DENGAN SISTEM RESIRKULASI
Effect of Stocking Density on Survival and Growth Rate of Goldfish (Carassius
Auratus) Raised by Recirculation System

Andrius Ginting 1), Syammaun Usman 2), Maragunung Dalimunthe 2)


1)
Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Univeritas Sumatera Utara, (Email : senimart_medan@yahoo.co.id)
2)
Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Goldfish is the most desirable ornamental. The market demand required


intensive cultivation. Intensive cultivation can be done by optimizing stocking
density. This study aims to determine the effect of stocking density on survival
and growth rate of goldfish (Carassius auratus) as well as to determine the
maximum stocking density goldfish with an average length 4,16 cm and average
weight 1,84 grams. The experimental design used was Completely Randomized
Design (CRD) with three treatments is stocking density 1 fish / liter (P1), 2 fish /
liter (P2), and 3 fish / liter (P3) and repeated 3 times. Treatment P1 shows the
growth rate of weight daily and length growth rate that equal to the best daily is
2,75% and 0,87%. Stocking density significantly affect the growth rate of the long
and weight growth rate daily but did not significantly affect survival. DMRT
furthertest results indicate treatments P3 is significantly different from P1.

Keywords: Carassius auratus, Goldfish, Growth Rate, Stocking Density, Survival Rate.

PENDAHULUAN diperlukan agar memperoleh hasil


Ikan hias merupakan satu yang memuaskan. Satu diantaranya
diantara komoditas perikanan yang adalah dengan melakukan budidaya
memiliki nilai ekonomis tinggi dan ikan yang mengoptimalkan padat
juga merupakan satu diantara tebar dan memperhatikan kualitas air
komoditas ekspor di Indonesia. pada wadah pemeliharaan. Satu
Hampir diseluruh toko-toko yang diantara cara yang dapat digunakan
menjual ikan hias ada ikan maskoki. untuk menjaga kualitas air budidaya
Dari beberapa jenis ikan maskoki, adalah sistem resirkulasi air media
yang lebih dominan dijual di toko pemeliharaan dengan filterasi.
ikan hias di kota Medan dan Sistem resirkulasi adalah
sekitarnya adalah jenis Oranda. pemeliharaan ikan dengan sistem
Berdasarkan permintaan pasar perputaran air yang dialirkan dari
tersebut, maka budidaya dengan wadah pemeliharaan ikan ke wadah
teknologi dan manajemen yang baik filter untuk disaring, lalu dialirkan
105

kembali ke wadah pemeliharaan. 3 kali, yaitu ; P1 dengan padat tebar


Sistem resirkulasi akan membawa air 1 ekor/liter, P2 dengan padat tebar 2
dari Outlet filter dengan kualitas air ekor/liter dan P3 dengan padat tebar
yang lebih baik. Sistem ini juga akan 3 ekor/liter
menghemat penggunaan air. Untuk Rancangan ini digunakan
mengetahui padat tebar ikan maskoki karena kondisi lingkungan, alat,
yang optimal dengan sistem bahan dan media yang digunakan
resirkulasi maka perlu diketahui adalah homogen atau letak/posisi
pengaruh padat tebar terhadap masing - masing unit tidak
kelangsungan hidup dan laju berpengaruh terhadap hasil-hasil
pertumbuhan ikan maskoki. percobaan, dan percobaan ini
dilakukan pada kondisi terkendali
METODE PENELITIAN atau setiap unit percobaan secara
keseluruhan memiliki peluang yang
Waktu dan Tempat sama besar untuk menempati pot-pot
Penelitian ini telah dilaksanakan percobaan (Hanafiah, 2012).
pada bulan April - Mei 2014, di Unit
Pelaksana Teknis Budidaya pada Prosedur Penelitian
Dinas Pertanian dan Kelautan Kota a. Persiapan Bahan dan Alat
Medan, Jalan Bunga Ganyong, Bahan yang digunakan seperti
Kelurahan Baru Ladang Bambu, zeolit, kerikil, dan busa dicuci
Kecamatan Medan Tuntungan, Kota menggunakan air bersih. Sedangkakn
Medan. ikan maskoki yang akan digunakan
diadaptasi terlebih dahulu selama
Alat dan Bahan tiga hari di dalam bak pemeliharaan
Alat yang digunakan adalah seperti pada Gambar 1. Hal ini
akuarium dengan ukuran 40 cm x 20 dimaksudkan agar ikan tidak stres
cm x 20 cm sebanyak 9 buah, pompa dan dapat menyesuaikan diri
air, bak fiber berbentuk tabung terhadap kondisi lingkungan serta
dengan diameter 40 cm dan tinggi 40 mencegah masuknya bibit penyakit
cm, serokan, pipa outlet (keluaran kedalam wadah pemeliharaan.
air), pipa inlet (masukan air), pH
meter, DO meter, thermometer,
amoniak test kit, kertas milimeter,
timbangan digital 0,01 gram, rak
kayu.
Bahan yang digunakan adalah
ikan maskoki jenis oranda dengan
ukuran panjang rata-rata 4,16 cm dan
bobot rata-rata 1,84 gram sebanyak
216 ekor, pakan ikan hias buatan,
zeolit, kerikil, busa.

Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Gambar 1. Adaptasi Ikan Maskoki
rancangan acak lengkap (RAL) yang Digunakan pada
dengan tiga perlakuan dan masing- Penelitian
masing perlakuan diulang sebanyak
106

Pada alat yang digunakan


seperti akuarium, serokan dan pipa
termasuk bak pemeliharaan yang
akan digunakan untuk adaptasi juga
dicuci bersih terlebih dahulu
kemudian dibilas dengan
menggunakan air bersih. Setelah
dicuci bersih alat-alat tersebut
dijemur selama 1 hari dibawah sinar
matahari. Hal ini dimaksud untuk
menghilangkan atau memutus mata
rantai bibit penyakit pada alat-alat Gambar 2. Persiapan Air Media
yang digunakan.
c. Sistem Resirkulasi
b. Persiapan Air Media Akuarium, bak penampungan
Persiapan air media dan bak filter diletakkan pada posisi
dimaksudkan agar ikan tetap dalam masing-masing dan dihubungkan
kondisi yang sehat. Adapun tahapan menggunakan pipa paralon serta kran
yang dilakukan untuk persiapan air menjadi satu sistem resirkulasi
media air pemeliharaan selama seperti pada Gambar 3. Untuk
penelitian ialah pertama air bersih mengalirkan air dari bak
yang berasal dari sumur gali di lokasi penampungan ke akuarium
penelitian dipompa dan ditampung digunakan pompa air. Sedangkan
dalam bak tandon besar. Kemudian untuk mengalirkan air dari akuarium
air yang berada dalam bak tandon ke bak penampungan dengan
dialirkan, ke dalam ember yang memanfaatkan gravitasi, dimana bak
digunakan sebagai penampung dan penampungan dan bak filter
berfungsi untuk mengendapkan diletakkan sejajar tetapi berada
kotoran-kotoran serta zat-zat diposisi yang lebih rendah dari posisi
berbahaya dalam air. akuarium.
Proses selanjutnya air yang Sebelum ikan ditebar, sistem
berada didalam ember penampung sirkulasi yang telah dipersiapkan
sementara diaerasi kuat selama 24 terlebih dahulu dioperasikan selama
jam. Tahapan ini bertujuan untuk dua hari sehingga debit dari air inlet
menguapkan senyawa organik yang dan outlet sama. Selama 40 hari
berkaitan dengan rasa dan bau, serta penelitian dilakukan pergantian air
mengurangi kandungan konsentrasi pemeliharaan sebanyak 20% dari
zat terlarut yang dapat volume air di akuarium setiap empat
membahayakan kelangsungan hidup hari sekali. Hal tersebut
ikan. Dan hal terakhir setelah dimaksudkan untuk membersihkan
diaerasi selama 24 jam kemudian air bak filter dan bak penampungan
diendapkan selama 4 jam. sehingga mengurangi jumlah kotoran
Selanjutnya, air dapat digunakan yang dapat mengakibatkan
untuk pemeliharaan ikan di dalam tersumbatnya media filter. Pergantian
akuarium. Hal tersebut juga media air dilakukan dengan
dilakukan untuk menggantikan air mengendapkan air di bak filter dan
media pemeliharaan berikutnya bak penampungan terlebih dahulu
seperti pada Gambar 2. kemudian dibuang dan diganti
107

dengan air yang baru sesuai dengan e. Pemberian Pakan


jumlah air yang dibuang. Pakan yang digunakan adalah
pakan buatan (pelet ikan hias),
dengan frekuensi pemberian pakan 3
kali dalam satu hari yaitu pukul
09.00, 13.00 dan 17.00 WIB dengan
jumlah pemberian pakan 5% dari
bobot ikan per hari.

Pengumpulan Data
a. Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup
atau Survival Rate (SR) diukur
dengan menggunakan rumus
Gambar 3. Sistem Resirkulasi menurut Effendie (1979) diacu oleh
Armansyah (2010) sebagai berikut :
d. Penebaran Ikan Uji
Ikan yang digunakan adalah
ikan maskoki jenis Oranda yang
diperoleh dari toko ikan hias di kota
Medan. Sebelum ikan maskoki
dimasukkan kedalam akuarium
dilakukan beberapa tahapan Keterangan :
perlakuan/treatmen. Adapun tahapan SR= Kelangsungan hidup benih (%)
yang dilakukan adalah pertama ikan Nt = Jumlah ikan pada akhir
dari bak pemeliharaan sementara penelitian (ekor)
diambil kemudian direndam dalam N0= Jumlah ikan pada awal
larutan desinfektan bagi perikanan penelitian (ekor)
selama 10 menit dan diberi aerasi.
Hal tersebut bertujuan agar b. Laju Pertumbuhan Bobot
membunuh bibit penyakit, parasit Harian
dan bakteri yang terdapat pada ikan Pengukuran pertumbuhan
serta mencegah ikan terserang bobot dilakukan setiap 10 hari dan
penyakit. dengan pengambilan ikan sampel
Ikan yang telah direndam sebanyak 30 % dari jumlah ikan
dipindahkan ke media air yang baru maskoki yang ada pada setiap wadah
dan dibiarkan beberapa saat, hal ini percobaan. Laju pertumbuhan bobot
dimaksudkan agar ikan tidak stres. harian atau laju pertumbuhan spesifik
Kemudian dilakukan pengukuran () dihitung dengan rumus menurut
kualitas air media pemeliharaan di Huisman (1987) diacu oleh
aukarium sebagai data awal. Pada Armansyah (2010) sebagai berikut :
tahapan akhir dilakukan pengukuran
panjang dan berat ikan kemudian
dimasukkan kedalam 9 akuarium,
dengan kepadatan masing-masing 1,
2 dan 3 ekor/liter dan diulang
sebanyak 3 kali.
108

keterangan:
= Laju pertumbuhan bobot
harian (%)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada saat
akhir pemeliharaan (gram)
W0 = Bobot rata-rata ikan pada saat
awal pemeliharaan (gram)
t = Lama pemeliharaan (hari)
c. Laju Pertumbuhan Panjang
Harian Gambar 4. Pengukuran Kandungan
Pengukuran panjang dilakukan Amoniak
setiap 10 hari. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan kertas Analisis Data
milimeter. Dengan pengambilan ikan Untuk mengetahui apakah
sampel sebanyak 30 % dari jumlah pengaruh perlakuan terhadap
ikan maskoki yang ada pada setiap parameter yang diamati berpengaruh
wadah percobaan. Pertumbuhan nyata atau tidak kemudian dilakukan
panjang harian dihitung dengan uji analisis ragam (ANOVA) dan uji
menggunakan rumus menurut F. Pada parameter pengamatan yang
Busacker et al. (1990) diacu oleh meunjukkan perlakuan berpengaruh
Widyiantara (2009) sebagai berikut : nyata, dilakukan uji lanjutan dengan
menggunakan uji lanjut DMRT
Ph = [(ln Lt ln L0)/t] x 100% (Duncan Multiple Range Test) pada
selang kepercayaan 95%. Selanjutnya
Keterangan: data disajikan dalam bentuk tabel
Ph = Pertumbuhan panjang harian dan grafik.
(%)
Lt = Panjang rata-rata akhir (cm) HASIL DAN PEMBAHASAN
L0 = Panjang rata-rata awal (cm)
t = Lama pemeliharaan (hari) Hasil
a. Kelangsungan Hidup
d. Kualitas Air Tingkat kelangsungan hidup
Parameter kualitas air yang ikan maskoki yang dipelihara selama
diukur selama penelitian terdiri dari 40 hari berkisar 94,44 % - 96,30 %.
yaitu pH, amoniak, DO (Disolved Nilai tertinggi dicapai pada
Oksigen), suhu. Pengukuran suhu perlakuan P3 sebesar 96,30 % dan
dan DO dilakukan setiap hari nilai terendah pada perlakuan P1 dan
menggunakan thermometer dan DO P2 sebesar 94,44 %. Dari hasil
meter sedangkan pengukuran analisa data (ANOVA), diperoleh
kandungan Amoniak dan pH hasil bahwa pada perlakuan P1, P2,
dilakukan setiap empat hari sekali dan P3 tidak menunjukkan pengaruh
dengan menggunakan Amoniak test nyata terhadap tingkat kelangsungan
kit seperti pada Gambar 4 dan pH hidup maskoki.
meter. Pengukuran kualitas air
dilakukan dengan mengambil sampel
dari setiap perlakuan.
109

b. Laju Pertumbuhan Bobot ikan diukur dengan menggunakan


Harian kertas milimeter atau seperti pada
Laju pertumbuhan bobot harian Gambar 6.
atau laju pertumbuhan spesifik yang
dipelihara pada setiap tingkat
kepadatan P1, P2, dan P3 berturut-
turut adalah 2,75 %, 2,09 %, dan
1,60 %. Bobot ikan diukur dengan
menggunakan timbangan digital
seperti pada Gambar 5.
Dari hasil analisa data
(ANOVA) menunjukkan bahwa Gambar 6. Pengukuran Panjang
perlakuan yang diberikan Ikan Maskoki
memberikan pengaruh yang sangat
nyata terhadap laju pertumbuhan Dari hasil analisa data
bobot harian atau pertumbuhan (ANOVA) menunjukkan bahwa
spesifik ikan maskoki dan perlakuan yang diberikan
berdasarkan uji lanjut DMRT dengan memberikan pengaruh yang sangat
selang kepercayaan 95% perlakuan nyata terhadap laju pertumbuhan
P1 berbeda nyata terhadap perlakuan panjang harian. Hasil dari uji lanjut
P3, tetapi perlakuan P3 berbeda tidak DMRT pada selang kepercayaan
nyata dengan perlakuan P2. 95% juga menunjukkan bahwa
Berdasarkan pengamatan perlakuan P1 berbeda nyata dengan
peningkatan padat penebaran yang perlakuan P3 dan P2, tetapi
diberikan terhadap ikan maskoki perlakuan P3 tidak berbeda nyata
mengakibatkan penurunan laju terhadap perlakuan P2. Berdasarkan
pertumbuhan bobot harian ikan pengamatan dan sampling yang
maskoki selama masa pemeliharaan dilakukan setiap sepuluh hari,
40 hari seperti pada Gambar 7. peningkatan padat penebaran yang
diberikan terhadap ikan maskoki juga
mengakibatkan penurunan laju
pertumbuhan panjang harian ikan
maskoki selama masa pemeliharaan
40 hari seperti pada Gambar 8.

d. Kualitas Air
Terjadi penurunan beberapa
parameter kualitas air seperti
Gambar 5. Pengukuran Bobot Ikan kandungan pH, amoniak, dan
Maskoki oksigen terlarut (Disolved Oksigen)
karena meningkatnya padat
c. Laju Pertumbuhan Panjang penebaran ikan maskoki dalam
Harian wadah pemeliharaan perlakuan
Laju pertumbuhan panjang seperti pada Tabel 1.
harian ikan maskoki yang dipelihara Namun pada parameter kualitas
selama 40 hari pada setiap perlakuan air pH, suhu dan kadar amoniak
P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah adalah sama pada setiap perlakuan.
0,87 %, 0,54 % dan 0,44 %. Panjang Hal tersebut dikarenakan wadah
110

pemeliharaan ikan maskoki yang


terhubung antara satu akuarium
dengan akuarium lain dalam satu
sistem resirkulasi.

Tabel 1. Data Kualitas Air Selama Penelitian

PARAMETER KUALITAS AIR


PERLAKUAN ULANGAN SUHU DO AMONIAK
PH
(0C) (mg/l) (mg/l)
1 28-30 5,8-6,8 6,7-7,3 0 - 0,006
P1 2 28-30 5,9-7,0 6,7-7,3 0 - 0,006
3 28-30 5,6-6,7 6,7-7,3 0 - 0,006
1 28-30 5,3-6,6 6,7-7,3 0 - 0,006
P2 2 28-30 5,5-6,5 6,7-7,3 0 - 0,006
3 28-30 5,7-6,5 6,7-7,3 0 - 0,006
1 28-30 4,7-6,7 6,7-7,3 0 - 0,006
P3 2 28-30 4,7-6,8 6,7-7,3 0 - 0,006
3 28-30 4,8-6,8 6,7-7,3 0 - 0,006

Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Bobot (gram) Ikan Maskoki yang Dipelihara Pada
Setiap Perlakuan Selama 40 Hari
111

Gambar 8. Grafik Pertumbuhan Panjang (cm) Ikan Maskoki yang dipelihara


dengan Kepadatan P1, P2 dan P3.

Pembahasan akibat ruang gerak yang tidak


Menurut Effendie (2002) mendukung terhadap pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan ikan maskoki. Berdasarkan
ukuran panjang atau berat dalam pengamatan selama pemeliharaan,
suatu waktu. Adanya peningkatan ikan maskoki adalah ikan yang terus
padat tebar hingga perlakuan P3 bergerak aktif di dalam wadah
telah menurunkan laju pertumbuhan pemeliharaan. Diduga ruang gerak
bobot harian dan laju pertumbuhan yang terbatas mengakibatkan ikan
panjang harian ikan maskoki. Hal ini menjadi lebih mudah stres sehingga
terjadi karena perlakuan pada padat energi yang dihasilkan dari proses
tebar tertinggi telah melampaui daya metabolisme yang digunakan untuk
dukung perairan. Laju pertumbuhan pertumbuhan digunakan untuk
bobot dan panjang harian tertinggi mempertahankan diri dari stres. Hal
terdapat pada perlakuan P1 yaitu tersebut sesuai dengan pendapat
berturut-turut sebesar 2,75 % dan Cholik, dkk (1990) diacu oleh
0,87 % Menurut Solehudin (2006) Nurlaela, dkk (2010) yang
daya dukung (carrying capacity) menyatakan bahwa padat penebaran
merupakan kemampuan suatu akan mempengaruhi kompetisi ruang
perairan untuk dapat mendukung gerak dan kondisi lingkungan yang
kehidupan biota dalam perairan kemudian akan mempengaruhi
tersebut tanpa menambah atau pertumbuhan.
mengurangi biomassanya. Pada tingkat kelangsungan
Pertambahan bobot ikan hidup, hasil analisis sidik ragam
maskoki diiringi dengan (ANOVA) menunjukkan bahwa
pertambahan panjang ikan tersebut
perlakuan padat tebar ikan maskoki
atau laju pertumbuhan bobot harian
berbanding lurus dengan laju hingga kepadatan 3 ekor/liter tidak
pertumbuhan panjang harian ikan memberikan pengaruh nyata
maskoki. Penurunan laju terhadap kelangsungan hidup ikan
pertumbuhan bobot harian dan maskoki. Tingkat kelangsungan
pertumbuhan panjang terjadi akibat hidup ikan maskoki selama masa
terganggunya proses fisiologis ikan pemeliharaan berkisar antara 94,44%
112

- 96,30%. Hal ini diduga akibat ada perubahan suhu secara drastis
kualitas air media pemeliharaan selama pemeliharaan. Hal tersebut
masih sesuai atau masih dalam disebabkan pemeliharaan dilakukan
dalam ruangan tertutup atau pada
kategori yang layak untuk
lingkungan yang terkontrol. Suhu
menunjang pemeliharaan ikan juga merupakan satu diantara
maskoki. Selama pemeliharaan juga beberapa parameter yang mentukan
terjadi kematian pada beberapa ekor keberhasilan budidaya ikan maskoki,
ikan pada hampir seluruh perlakuan.. hal ini disebakan karena ikan
Hal ini lebih banyak terjadi pada hari merupakan hewan berdarah dingin.
pertama hingga hari kesepuluh Yang dimaksud dengan hewan
berdarah dingin adalah hewan yang
pemeliharaan. Hal tersebut diduga
suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu
karena adanya stres akibat lingkungan. Suhu yang tinggi juga
pemindahan ikan dari wadah dapat menyebabkan meningkatnya
pemeliharaan adaptasi (bak semen) proses metabolisme ikan maskoki
kedalam wadah akuarium. yang meningkatkan intensitas
Pada parameter DO, pH, terjadi pembuangan kotoran sehingga
penurunan sedangkan pada kandungan oksigen menurun.
parameter amoniak terjadi
KESIMPULAN DAN SARAN
peningkatan nilai disetiap perlakuan
Kesimpulan
Hasil pengukuran nilai pH, suhu, Dari hasil penelitian dapat
amoniak pada setiap perlakuan disimpulkan bahwa :
adalah sama. Hal ini disebabkan 1. Berdasarkan analisis sidik ragam
akuarium yang menjadi wadah (ANOVA) perlakuan P1, P2 dan
pemeliharaan terhubung antara satu P3 memberikan pengaruh nyata
terhadap laju pertumbuhan bobot
dengan yang lain mengakibatkan
dan panjang harian, namun tidak
memungkinkan air sebagai media memberikan pengaruh nyata
pemeliharaan dari setiap perlakuan terhadap kelangsungan hidup ikan
tercampur satu dengan lainnya. maskoki yang dipelihara selama
Kualitas air media 40 hari.
pemeliharaan mengalami penurunan 2. Berdasarkan hasil uji lanjut
selama penelitian namun masih DMRT (Duncan Multiple Range
berada pada kualitas air optimal Test) perlakuan P1 berbeda nyata
untuk pemeliharaan ikan maskoki dengan P3 sehingga diperoleh
Berdasarkan pengukuran kualitas air perlakuan terbaik adalah P1
media pemeliharaan, nilai DO (padat tebar 1 ekor/liter) karena
selama pemeliharaan berkisar antara memiliki nilai laju pertumbuhan
4,7-7,0 mg/l, nilai pH berkisar antara panjang dan bobot harian
6,7 - 7,3 dan nilai amoniak berkisar tertinggi, dimana perlakuan P1 (1
0-0,006 mg/l. Sedangkan hasil ekor/liter) memiliki laju
pengukuran suhu selama pertumbuhan bobot harian sebesar
pemeliharaan pada kisaran 28 -30OC. 2,75 % dan laju pertumbuhan
Pada parameter suhu mengalami panjang harian sebesar dan 0,87
fluktuasi sesuai dengan kondisi %. Sedangkan kelangsungan
lingkungan dan cuaca. Namun tidak hidup pada perlakuan P1, P2 dan
113

P3 berkisar 94,44% - 96,30%. Berberda. [Jurnal]. Loka Riset


Sehingga Padat tebar optimum Pemuliaan dan Pengembangan
pemeliharaan ikan maskoki adalah Budidaya Air Tawar. Subang.
1 ekor/liter.
Solehudin, M.A. 2006. Produksi Ikan
Saran Neon Tetra (Paracheirodon
Berdasarkan hasil penelitian ini innesi) Ukuran M dengan
disarankan pemeliharaan ikan Padat Tebar 25, 50, 75 dan 100
maskoki menggunakan padat Ekor/Liter Dalam Sistem
penebaran maksimum sebesar 1 Resirkulasi. [Skripsi]. Program
ekor/liter. Serta perlu dilakukan Studi Teknologi dan
penelitian selanjutnya pada ukuran Manajemen Akuakultur.
ikan yang sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu
menggunakan perlakuan dibawah 1 Kelautan. Institut Pertanian
ekor/liter sebagai pembanding dan Bogor.
sebaiknya akuraium tidak saling
Widiyantara, G. B. 2009. Kinerja
berhubung dengan perlakuan yang
Produksi Pendederan Lele
berbeda untuk mengetahui kualitas
Sangkuriang (Clarias Sp.)
air pada masing-masing perlakuan .
Melalui Penerapan Teknologi
Pergantian Air 50%, 100%,
Dan 150% Per Hari [Skripsi].
DAFTAR PUSTAKA Program Studi Teknologi Dan
Manajemen Perikanan
Armansyah, R. 2010. Waktu Paparan Budidaya. Fakultas Perikanan
Listrik dalam Media Dan Ilmu Kelautan. Institut
Bersalinitas 3 PPT dan Pertanian Bogor.
Kelangsungan Hidup Serta
Pertumbuhan Benih Ikan
Maskoki Mutiara Carrasius
auratus Pada Sistem
Resirkulasi. [Skripsi].
Departemen Budidaya
Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.

Effendie. M.I. 2002. Biologi


Perikanan. Yayasan Pustaka
Nusantara. Yogyakarta.

Hanafiah, K.A. 2012. Rancangan


Percobaan. Raja Grafindo
Persada. Jakarta

Nurlaela, I., Evi, T., dan Sulatro.


2010. Pertumbuhan Ikan Patin
Nasutus (Pangasius nasutus)
Pada Padat Tebar Yang

Anda mungkin juga menyukai