Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MEKANIKA

Transformasi Sistem Koordinat

Kelompok 4:
Nama Anggota :
1. Suharli AJ (06111181621001)
2. Orien Meiyanti (06111181621006)
3. Anisa Afriani (06111281621017)
4. Dwi Nastiti Lukita Ningsih (06111181621062)

Prodi : Pendidikan Fisika


Kelas : Indralaya
Angkatan : 2016
Dosen Pengampuh: Dra. Murniati, M.Si

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tugas mekanika yang
berjudul Transformasi Ssitem Koordinat dengan tepat waktu.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan
pengetahuan yang saya miliki masih kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Indralaya, September 2017
Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .ii


Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan ...1

Bab II ISI
2.1. Pengertian Sistem Koordinat 2
2.2. Sistem Koordinat Bidang ..2
2.3. Sistem Koordinat Ruang ...6
2.4. Sitem Koordinat lainnya ..13

Bab III Penutup


3.1. Kesimpulan 19
3.2. Saran ..19
Daftar Pustaka 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Allah SWT menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang teratur rapi.
Keteraturan gerakan bintang termasuk matahari, planet, satelit, komet dan benda langit
lainnya menyebabkan gerakan benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan seksama.
Dengan memahami gerakan benda-benda langit tersebut, manusia dapat memperkirakan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa depan dengan akurat. Kapan matahari
terbenam, kapan terjadi bulan purnama, kapan terjadi gerhana matahari dapat dihitung
dengan ketelitian tinggi.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda-benda langit,


diperkenalkan beberapa sistem koordinat. Setiap sistem koordinat memiliki koordinat
masing-masing. Posisi benda langit seperti matahari dapat dinyatakan dalam sistem
koordinat tertentu. Selanjutnya nilainya dapat diubah ke dalam sistem koordinat yang
lain melalui suatu transformasi koordinat.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian dari system koordinat?
1.2.2. Apa saja bagian dari system koordinat pada bidang?
1.2.3. Apa saja bagian System koordinat dalam ruang?
1.2.4. Apa saja bagian System koordinat lainnya?

1.3. Tujuan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah

1.3.1. Untuk mengetahui arti atau makna dari system koordinat


1.3.2. Untuk mengetahui bagian dari system koordinat pada bidang
1.3.3. Untuk mengetahui bagian dari system koordinat pada ruang
1.3.4. Untuk mengetahui bagian dari system koordinat lainnya
BAB II
ISI

2.1. Sistem Koordinat


Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak
suatu titik pada bidang ( R 2 ) atau ruang ( R 3 ) . Beberapa macam sistem koordinat yang
kita kenal, antara lain sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-1650), sistem
koordinat kutub, sistem koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R2),
letak titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub.
Sedangkan pada ruang (R3) letak suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat
Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola.
2.2.Sistem Koordinat dalam Bidang (R2)
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa letak suatu titik dalam bidang
dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Masing-masing sistem
koordinat dalam bidang dijabarkan sebagai berikut:
1) Sistem Koordinat Cartesius

Y
x0 x 0,
y0 y0

Kwadran II Kwadran I

Kwadran III Kwadran IV

x 0, x 0,
y0 y0

Gambar 1
Berdasarkan Gambar 1 di atas, terdapat 4 bidang simetris yang dibatasi oleh
sumbu-sumbu koordinat X dan Y, masing-masing bidang yang dibatasi oleh bidang
dinamakan kwadran, sehingga terdapat 4 kwadran, yaitu kuadran I (x>0, y>0), kwadran
II (x<0, y>0), kwadran III (x<0, y<0), dan kwadran IV (x>0, y<0). Misalkan P(x,y)
sebarang titik pada bidang XOY, maka titik tersebut posisinya dapat dikwadran I, atau
II, atau III, atau kwadran IV tergantung besaran x dan y. Jika letak titik P(x,y), maka x
disebut absis, y disebut ordinat dan P(x,y) disebut koordinat.
Perhatikan gambar berikut ini.
Misal P(x1,y1) dan terletak di kwadran I hal ini berarti x1 >0 dan y1 >0

Y
P( x1 , y1 )

y1

O (0,0) X
x1 M ( x1 ,0)

Gambar 2

Berdasarkan gambar 2 di atas, tampak suatu segitiga yaitu OPM yang salah
satu sudutnya siku-siku dititik M. Menurut teorema Pythagoras
OP2 = OM2 + MP2
= (x1-0)2 + (y1-0)2
= x12 + y12

x1 y1
2 2
=

atau ditulis dengan notasi OP x12 y 22

Rumus di atas dinamakan rumus jarak dua titik yang menghubungkan titik O(0,0)
dengan titik P(x 1 ,y 1 )
Selanjutnya perhatikan gambar berikut.

P( x1 , y1 )
X

Q( x2 , y2 )

R ( x3 , y 3 )

Gambar 3

Gambar 3 di atas menunjukkan segitiga PQR yang masing-masing titik sudutnya yaitu
P( x1 , y1 ) terletak pada kuadran II, Q( x2 , y2 ) terletak pada kuadran IV, R( x3 , y3 )
terletak pada kuadran III dan jarak masing-masing titik dinyatakan oleh:

1. PQ ( xQ x P ) 2 ( yQ y P ) 2

( x 2 x1 ) 2 ( y 2 y1 ) 2

2. PR ( x R x P ) 2 ( y R y P ) 2

( x3 x1 ) 2 ( y3 y1 ) 2

3. QR ( x R xQ ) 2 ( y R yQ ) 2

( x3 x2 ) 2 ( y3 y1 ) 2

2) Sistem Koordinat Kutub


Sistem koordinat Cartesius, menyatakan bahwa letak titik pada bidang
dinyatakan dengan pasangan ( x, y ) , dengan x dan y masing-masing menyatakan jarak
berarah ke sumbu-y dan ke sumbu-x. Pada sistem koordinat kutub, letak sebarang titik P
pada bidang dinyatakan dengan pasangan bilangan real r, , dengan r menyatakan
jarak titik P ke titik O (disebut kutub) sedangkan adalah sudut antara sinar yang
memancar dari titik O melewati titik P dengan sumbu-x positif (disebut sumbu kutub)

P(r , )
r

O
Gambar 4

Berbeda dengan sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-1650) dalam


koordinat kutub letak suatu titik dapat dinyatakan dalam tak hingga banyak koordinat.
Sebagai contoh, letak titik P(3, 3) dapat digambarkan dengan cara terlebih dulu

melukiskan sinar yang memancar dari titik asal O dengan sudut sebesar radian
3
terhadap sumbu mendatar arah positif. Kemudian titik P terletak pada sinar tadi dan
berjarak 3 satuan dari titik asal O (lihat Gambar 1.2.4 (a)). Titik P dapat pula dinyatakan
dalam koordinat 3, 3 2k , dengan k bilangan bulat (lihat Gambar 1.2.4 (b)).

Mudah ditunjukkan pula bahwa koordinat 3, 4 3 pun juga menggambarkan titik P


(lihat Gambar 1.2.4 (c)). Pada koordinat yang terakhir, jarak bertanda negatif. Hal ini
dikarenakan titik P terletak pada bayangan sinar OP .

P(3, 3) P(3, 3 2k )

3 3

3 2k
3
(b)
(a)

P(3, 4 3)

4 3

P
(c)

Gambar 5

Secara umum, jika r, menyatakan koordinat kutub suatu titik maka koordinat
titik tersebut dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
r, 2k atau r, (2k 1) dengan k bilangan bulat.
Kutub mempunyai koordinat (0, ) dengan sebarang bilangan.
Hubungan Antara Sistem Koordinat Cartesius dan Sistem Koordinat Kutub
Suatu titik P berkoordinat ( x, y ) dalam sistem koordinat Cartesius dan (r , )
dalam sistem koordinat kutub. Apabila kutub dan titik asal diimpitkan, emikian pula
sumbu kutub dan sumbu-x positif juga diimpitkan, maka kedudukan titik dapat
digambarkan sebagai berikut:

P ( x, y ) ( r , )

r r
X
O r

Gambar 6

Dari rumus segitiga diperoleh hubungan sebagai berikut:


(1.1) x r cos y r sin
atau:
y x
(1.2) r x2 y2 arcsin arccos
r r
Contoh
1) Nyatakan ke dalam system koordinat Cartesius.
2 5
a. A 4, b. B 5, c. C 3,
3 4 6
Jawab
Dengan menggunakan persamaan (1.1):
2 2
a. x 4 cos 2 y 4 sin 2 3.
3 3

Jadi, A 2,2 3 .

5 5
b. x 5 cos 2 y 5 sin 2.
4 2 4 2
5 5
Jadi, dalam system koordinat Cartesius B 2 , 2.
2 2

5 3 5 3
c. x 3 cos 3 y 3 sin .
6 2 6 2
3 3
Jadi, C 2, .
2 2

Apabila x 0 maka persamaan (1.2) dapat dinyatakan sebagai:


y
(1.3) r 2 x2 y2 arctan , x 0
x
y
Hati-hati apabila menggunakan persamaan (1.3), karena arctan akan memberikan
x
2 nilai yang berbeda, 0 2 . Untuk menentukan nilai yang benar perlu
diperhatikan letak titik P, apakah di kwadran I atau II, ataukah dikwadran II atau IV.

Apabila dipilih nilai yang lain, maka r x 2 y 2 .

2) Nyatakan ke dalam sistem koordinat kutub:


a. P4,4 b. Q(4,4)

Penyelesaian: Dari persamaan (1.3), diperoleh:

a. r 4 2 (4) 2 4 2
4 3 7
arctan atau
4 4 4
Selanjutnya, karena letak titik P di kwadran IV, maka:
7
r 4 2 dengan , atau
4
3
r 4 2 dengan .
4
7 3
Jadi, P 4 2 , atau P 4 2 , .
4 4

b. r (4) 2 4 2 4 2

4 3 7
arctan atau
4 4 4
Selanjutnya, karena letak titik Q di kwadran II, maka:
3
r 4 2 dengan , atau
4
7
r 4 2 dengan .
4
3 7
Jadi, Q 4 2 , atau Q 4 2 , .
4 4

3) Nyatakan persamaan r 2a sin ke dalam sistem koordinat Cartesius.


Jawab
Jika ke dua ruas persamaan di atas dikalikan dengan r maka diperoleh:

r 2 2a(r sin )

Selanjutnya, karena r 2 x 2 y 2 dan r sin y maka:

x 2 y 2 2ay
x 2 y 2 2ay 0,

yaitu persamaan lingkaran dengan pusat (0, a) dan jari-jari a .

4) Nyatakan x 2 4 y 2 16 ke dalam system koordinat kutub.


Penyelesaian: Dengan substitusi x r cos dan y r sin maka diperoleh:
r 2 cos 2 4r 2 sin 2 16

r 2 (1 3 sin 2 ) 16.

Soal Latihan
Untuk soal 1 8, nyatakan masing-masing dengan dua koordinat yang lain, satu dengan
r 0 dan yang lain dengan r 0 .
1. 6, 3 2. 3, 2 5 3. 5, 4 4. 5, 7 4

5. 2 , 5 2 6. 7, 5 6 7. 6, 7 3 8. 4, 6 7
Untuk soal 9 16, nyatakan dalam sistem koordinat Cartesius.
9. 6, 2 3 10. 4, 8 11. 5, 4 12. 6, 7 4

13. 2 , 5 2 14. 7, 5 6 15. 6, 7 3 16. 4, 7 8

Untuk soal 17 23, ubahlah ke dalam sistem koordinat kutub.


17. 3,3 18. 2,2
19. 2,2 3 20. 3,1
21. 0,11
22. 3 3 ,3 23. 2 3, 6 3
Untuk soal 24 29, nyatakan masing-masing persamaan ke dalam sistem koordinat
Cartesius.
4
24. r 3 cos 25. r 2 1 sin 26. r
1 cos
7
27. r 4 28. 29. r 2
4
Nyatakan persamaan pada soal 30 32 ke dalam sistem koordinat kutub.
30. x y 0 31. y 2 1 4 x 32. xy 1
33. Tunjukkan bahwa jarak titik P(r , ) dan Q ( R, ) adalah:

d r 2 R 2 2rR cos( )

2.3.Sistem Koordinat dalam Ruang (R3)


1) Koordinat Cartesius
Untuk menyatakan posisi sebuah benda di dalam ruang, dibutuhkan suatu sistem
koordinat yang memiliki pusat koordinat dan sumbu koordinat. Sistem koordinat yang
paling umum adalah Koordinat Cartesius. Jika kita berbicara ruang 2 dimensi, maka
koordinat Kartesian 2 dimensi memiliki pusat di O dan 2 sumbu koordinat yang saling
tegaklurus, yaitu x dan y.
Selanjutnya koordinat Kartesian 2 dimensi dapat diperluas menjadi Kartesian 3
dimensi yang berpusat di O dan memiliki sumbu x, y dan z. Pada Gambar berikut
menyatakan titik P dapat dinyatakan dalam x, y dan z. OP adalah jarak titik P ke pusat
O.

Gambar 7

Koordinat Cartesius 3 dimensi (x, y, z) pada Gambar 7 di atas dapat diubah


menjadi Koordinat Tabung dan koordinat bola.
Hubungan diantara ketiganya, jika P(x,y,z) adalah letak titik dalam koordinat Cartesius,
maka P ( r , , z ) adalah letak dalam koordinat tabung dan P ( , , ) adalah titik dalam
koordinat bola (Spherical Coordinate).
Hubungan ketiga koordinat dapat digambarkan sebagai berikut:

Z Z Z
P ( x, y , z ) P(r , , z ) P( , , )

X X X

Y
Y
Y

Gambar 8

Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dihubungkan oleh persamaan:


x r cos
y r cos
zz
x2 y2 r 2
y
tan
x

Perhatikan contoh berikut:


1. (3,3,5) menyatakan letak titik P pada ruang dalam koordinat Cartesius. Ubah dan
Nyatakan letak titik P dalam koordinat tabung.
Jawab
Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dinyatakan dalam hubungan
y
x r cos , y r cos , z z , x 2 y 2 r 2 dan tan sehingga:
x

r 32 32 18 3 2
3
tan 1 atau arctan 1
3 4

Jadi koordinat tabung dari (3,3,5) adalah 3 2 , ,5
4


2. 6, ,2 menyatakan letak titik Q pada ruang dalam koordinat tabung. Ubah dan
6
Nyatakan letak titik Q dalam koordinat Cartesius.
Jawab
Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dinyatakan dalam hubungan
y
x r cos , y r cos , z z , x 2 y 2 r 2 dan tan sehingga:
x

3
x 6 cos 6. 3 3
6 2
1
y 6 sin 6. 3
6 2

Jadi koordinat Cartesius 6,
6


,2 adalah 3 3 ,3,2

x2 y2 z2

2
3. 8, , menyatakan letak titik W dalam koordinat bola. Ubah dan nyatakan
3 3
letak titik W dalam koordinat Cartesius dan koordinat tabung.
Jawab
Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan
sebagai berikut:

r sin atau r x 2 y 2


z cos
x sin cos
y sin sin

x2 y2 z2
2 2
sehingga dari titik 8, , diketahui 8, dan
3 3 3 3
dan diperoleh
2 3 1
x 8 sin cos 8. 2 3

3 3 2 2

2 3 3
y 8 sin sin 8.

6

3 3 2 2
2 1
z 8 cos 8 4
3 2

r sin
2
3
3
8 4 3 atau r x 2 y 2
2 3 6
2 2
48 4 3
2
2
Jadi koordinat Cartesius 8, ,
adalah 2 3 ,6,4) , dan koordinat tabung
3 3
2
8, , adalah 4 3 , ,4 .
3 3 3

4. 4
3 ,4,6 menyatakan letak titik M dalam koordinat Cartesius. Ubah dan nyatakan
letak titik W dalam koordinat tabung dan koordinat bola.
Jawab
Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan
sebagai berikut:

r sin atau r x 2 y 2


z cos
x sin cos
y sin sin
z cos

x2 y2 z2


sehingga dari titik 4,4 3 ,6 diketahui x 4, y 4 3 dan z 6
dan diperoleh
r x2 y2 42 (4 3 ) 2 64 8
y 4 1 3
tan
x 4 3 3
5

6
x 2 y 2 z 2 (4) 2 (4 3 ) 2 (6) 2 10
z cos 6 10 cos
6
arccos
10

Jadi koordinat tabung 4,4 3 ,6 5


adalah 8, ,6 , dan koordinat bola
6

4,4 5
3 ,6 adalah 10,
6
, ar cos .
6 10

4
5. 4, ,8 menyatakan letak titik T dalam koordinat tabung. Ubah dan nyatakan
3
letak titik T dalam koordinat Cartesius dan koordinat bola.

Jawab
Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan
sebagai berikut:

r sin atau r x 2 y 2


z cos
x sin cos
y sin sin
z cos

x2 y2 z2
4 4
sehingga dari titik 4, ,8 diketahui r 4, , z 8 dan diperoleh
3 3
4

3
4
x r cos x 4 cos 2 3
3
4
y r sin y 4 sin 2
3

(2 3) 2 (2) 2 (8) 2 4 5

2 5
z cos 8 4 5 cos arccos
5
4
Jadi koordinat Cartesius 4,


,8 adalah 2 3 ,2,8 , dan koordinat bola
3

4 4 2 5
4, ,8 adalah 4 5, , qrc cos .
3 3 5

2.4.Sistem Koordinat Lainnya
Selain sistem koordinat di atas, terdapat beberapa sistem koordinat yang penggunaannya
dalam ilmu hisab. Sistem koordinat tersebut adalah:
1. Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate).
2. Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate).
3. Koordinat Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial Coordinate).
4. Koordinat Horison (Horizontal Coordinate).
Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola. Sebenarnya
masih ada sistem koordinat lainnya, seperti Sistem Koordinat Ekuator Toposentrik
(Topocentric Equatorial Coordinate). Namun tidak dibahas dalam tulisan ini. Sekilas,
banyaknya sistem koordinat di atas bisa membuat rumit. Namun pembagian sistem
koordinat di atas berasal dari benda langit manakah yang dijadikan pusat koordinat,
apakah bidang datar sebagai referensi serta bagaimana cara mengukur posisi benda
langit lainnya. Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh benda langit dapat dianggap
seperti titik. Bisa pula dianggap seperti benda yang seluruhnya terkonsentrasi di pusat
benda tersebut. Jika kita memperoleh jarak bumi-bulan, maka yang dimaksud adalah
jarak antara pusat bumi dengan pusat bulan.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika
Geosentrik sebenarnya identik. Yang membedakan keduanya hanyalah manakah yang
menjadi pusat koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, yang menjadi
pusat koordinat adalah matahari (helio = matahari). Sedangkan pada Sistem Koordinat
Ekliptika Geosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah bumi (geo = bumi). Karena
itu keduanya dapat digabungkan menjadi Sistem Koordinat Ekliptika. Pada Sistem
Koordinat Ekliptika, yang menjadi bidang datar sebagai referensi adalah bidang orbit
bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga sama dengan bidang orbit matahari
mengitari bumi (geosentrik).
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate)
Pada koordinat ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit lainnya seperti
bumi (earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang datar yang identik dengan
bidang xy adalah bidang ekliptika yatu bidang bumi mengitari matahari.
Gambar 9

Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik


1. Pusat koordinat: Matahari (Sun).
2. Bidang datar referensi: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang ekliptika)
yaitu bidang xy.
3. Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan sebagai sumbu x.
4. Koordinat:
5. r = jarak (radius) benda langit ke matahari
6. l = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE berlawanan arah
jarum jam
7. b = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara garis penghubung
benda langit-matahari dengan bidang ekliptika.

Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate)


Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet
lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika,
sama seperti pada ekliptika heliosentrik.
Gambar 10

Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik


1. Pusat Koordinat: Bumi (Earth)
2. Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari matahari,
yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) yaitu bidang xy.
3. Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan sebagai sumbu x.
4. Koordinat:
5. Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu dihitung)
6. Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut bumi,
dihitung dari VE.
7. Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut bumi yaitu
sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang ekliptika

Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik


Ketika bumi bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus
berotasi terhadap sumbunya. Penting untuk diketahui, sumbu rotasi bumi tidak sejajar
dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator tidak sejajar
dengan bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon) sebesar kira-kira
23,5 derajat. Sudut kemiringan ini sebenarnya tidak bernilai konstan sepanjang waktu.
Nilainya semakin lama semakin mengecil.

Gambar 11

Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik


1. Pusat koordinat: Bumi
2. Bidang datar referensi: Bidang ekuator, yaitu bidang datar yang mengiris bumi
menjadi dua bagian melewati garis khatulistiwa
3. Koordinat:
4. jarak benda langit ke bumi.
5. Alpha = Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada
bidang ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya Alpha bukan
dinyatakan dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran penuh =
360 derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu jika Alpha dinyatakan dalam derajat, maka
bagilah dengan 12 untuk memperoleh satuan derajat. Titik VE menunjukkan 0 h.
6. Delta = Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda langit-bumi
dengan bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan) hingga 90 derajat
(utara). Pada bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat.

Seringkali, Alpha (right ascension) dinyatakan dalam bentuk H (hour angle). Hubungan
antara Alpha dengan H adalah H = LST - Alpha.
Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis bahas sebelumnya pada
tulisan tentang Macam-Macam Waktu
Sistem Koordinat Horison
Pada sistem koordinat ini, pusat koordinat adalah posisi pengamat (bujur dan lintang)
yang terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian pengamat dari permukaan
bumi juga ikut diperhitungkan. Bidang datar yang menjadi referensi seperti bidang xy
adalah bidang horison (bidang datar di sekitar pengamat di permukaan bumi).

Gambar 12

Sistem Koordinat Horison


1. Pusat koordinat: Pengamat di permukaan bumi
2. Bidang datar referensi: Bidang horison (Horizon plane)
3. Koordinat:
4. Altitude/Elevation = sudut ketinggian benda langit dari bidang horison. h = 0 derajat
berarti benda di bidang horison. h = 90 derajat dan -90 derajat masing-masing
menunjukkan posisi di titik zenith (tepat di atas kepala) dan nadir (tepat di bawah
kaki).
5. A (Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit ke bidang
horison.
Jarak benda langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali diabaikan,
karena telah dapat dihitung sebelumnya dalam sistem koordinat ekliptika.
Catatan penting: Dalam banyak buku referensi, azimuth seringkali diukur dari arah
selatan (South) yang memutar ke arah barat (West). Gambar 7 di atas juga menunjukkan
bahwa azimuth diukur dari arah Selatan. Namun demikian, dalam pemahaman umum,
orang biasanya menjadikan arah Utara sebagai titik referensi. Karena itu dalam tulisan
ini penulis menjadikan sudut azimuth diukur dari arah Utara. Untuk membedakannya,
lambang untuk azimuth dari arah selatan dinyatakan sebagai As, sedangkan azimuth
dari arah utara dinyatakan sebagai A saja. Hubungan antara As dan A adalah A = As -
180 derajat. Jika As atau A negatif, tinggal tambahkan 360 derajat.
Suatu sistem koordinat dengan sistem koordinat lainnya dapat dihubungkan
melalui transformasi koordinat. Misalnya, dari algoritma untuk menghitung posisi bulan
menurut sistem koordinat ekliptika geosentrik, kita dapat menentukan jarak bulan dari
pusat bumi, sudut lambda dan beta. Selanjutnya, sudut lambda dan beta ditransformasi
untuk mendapat sudut alpha dan delta dalam sistem koordinat ekuator geosentrik. Dari
alpha dan beta, serta memperhitungkan posisi pengamat (bujur dan lintang) dan waktu
saat pengamatan/penghitungan, maka sudut ketinggian (altitude) dan azimuth bulan
menurut sistem koordinat horison dapat diketahui dengan tepat. Rumus-rumus
transformasi koordinat yang membutuhkan pengetahuan trigonometri
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa Sistem koordinat merupakan suatu
cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R 2 ) atau

ruang ( R 3 ) . Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal, antara lain
sistem koordinat Cartesius, sistem koordinat kutub, sistem koordinat tabung, dan
sistem koordinat bola. Sistem koordinat juga mempunyai tiga bagian, yaitu
sistem koordinat pada bidang, sistem koordinat pada ruang, dan sistem koordinat
pada bentuk lainnya
3.2.Saran
1. Makalah ini diharapkan dapat mejadi bahan referensi bacaan bagi seluruh
mahasiswa
2. Semoga makalah ini dapat dikembangkan dan direvisi lagi agar menjadi
makalah yang berguna kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
http://makalaaahhh.blogspot.co.id/2016/05/sistem-koordinat.html (Diakses 29
september 2017)
https://iwan78.files.wordpress.com/2010/11/2_sistem-koordinat.pdf (Diakses 29
September 2017)
https://www.eramuslim.com/peradaban/ilmu-hisab/transformasi-sistem-
koordinat.htm (Diakses 29 September 2017)

Anda mungkin juga menyukai