Anda di halaman 1dari 3

PERTAHANKAN ATTITUDE, TINGKATKAN KEAHLIAN DAN

KOMPETENSI, HADAPI MEA


Nurul Nisah
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama
Email: nurul.nisah61@yahoo.co.id
Akhir-akhir ini kita dihadapi oleh persoalan Mea (Masyarakat ekonomi
asean) yang sedang maraknya di Indonesia. Dengan masuknya Mea, akan banyak
tenaga-tenaga kerja asing terutama tenaga kesehatan yang akan melakukan
pertukaran tempat kerja. Permasalahannya di daerah kita terutama aceh masih
banyak perawat yang tidak sesuai dengan kriteria pasar Mea tersebut. Bahkan
banyak yang memiliki skill yang tinggi tapi tidak beretika dan sebaliknya.
Sebenarnya permasalannya sekarang ada pada diri seorang perawat itu sendiri
bagaimana dia mengatur atau memanage dirinya sendiri, bagaimana dia bisa
mengubah dirinya menjadi lebih baik tanpa terpengaruh dengan lingkungan
disekitarnya. Untuk itu kita sebagai calon perawat harus mempersiapkan diri
dalam menghadapi perubahan tersebut. Kita tidak hanya bersaing dengan orang
Indonesia akan tetapi juga bersaing dengan orang asing dalam dunia kerja.
Dalam menghadapi pasar ASEAN tidak hanya dituntut handal dalam
bidang akademik ataupun pengetahuan saja namun juga dalam hal soft skill. Soft
skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
(interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri
(intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
Soft skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk diri sendiri
maupun kecakapan dengan orang lain. Dapat mencerminkan seseorang dalam
berkerja yang meliputi sikap dalam berkomunikasi dan bahasa tubuh yang baik.
Misalnya dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan pasien tentu harus
mempunyai soft skill atau etika atau sikap yang baik, sehingga pasien akan
nyaman dengan kita serta akan tercipta BHSP dengan sendirinya.
Selain itu, perawat juga harus memiliki strategi dan kompetensi yang lebih
matang karena standar pelayanan dan kompetensi tentu akan lebih tinggi. Perawat
Indonesia harus membenahi kompetensi, keahlian dan profesionalismenya.
Kompetensi lulusan sarjana Keperawatan yang diperlukan oleh dunia kerja adalah
perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan dan mampu
berfikir kritis. Perawat profesional adalah perawat yang dapat memberikan
pelayanan keperawatan dengan menerapkan etika profesional keperawatan serta
memiliki kemampuan secara keilmuan. Jadi tidak hanya pintar secara keilmuan
tetapi juga memiliki prilaku yang dapat dipertanggungjawabkan dan naluri
pengembangan secara mandiri maupun bekerjasama. Pendidikan pengembangan
kepribadian juga diperlukan oleh setiap individu dalam menjunjung tinggi etika,
sehingga dapat memiliki etos kerja yang perlu diteladani karena memiliki sikap
yang menjadi teladan dalam kehidupan.
Untuk mengimbangi persaingan tersebut diperlukan kesiapan diri dan
mental yang kuat, juga kemampuan berbahasa Inggris. Antisipasi arus tenaga
kerja asing tidak hanya dikelola oleh negara, setiap Individu dan profesi

1
masyarakat Indonesia pun harus mampu melakukan antisipasi arus tersebut. Hal
utama yang dapat dilakukan oleh individu adalah dengan memiliki kompetensi
dan kemampuan yang dapat menandingi tenaga kerja asing, hal yang dapat
menandingi kemampuan tenaga asing adalah dengan memiliki etos kerja
profesional yang tentunya tidak akan mudah ditiru oleh tenaga asing. Persaingan
dalam hal harga dan kualitas akan mudah ditiru oleh kompetitor tetapi persaingan
dalam hal etika, perilaku tentunya bukanlah hal mudah untuk ditiru khususnya
perilaku yang berasal dari hati nurani.
Untuk menumbuhkan etos kerja dalam diri Individu tidaklah mudah,
mudah untuk dipelajari tetapi sulit dalam penerapannya. Kepintaran dan
kecerdasan Individu yang tidak dilengkapi dengan perilaku atau attitude yang baik
tidaklah berarti apa-apa, karenanya dalam menghadapai Masyarakat Ekonomi
Asean, perawat Indonesia harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan,
ketampilan dan perilaku luhur sehingga dapat berperan serta dalam persaingan
pasar tunggal yang semakin mem-Booming , lingkungan dan budaya kerja unggul
dan produktif dalam organisasi suatu perusahaan perlu disiapkan oleh setiap
pekerja yang akan terus berkiprah di era MEA.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam menghadapi Mea adalah:
1. Leadership atau Kepemimpinan
Orang yang berbakat memimpin mempunyai kecenderungan dalam
mengatur dan sangat peduli akan kemajuan kelompoknya. Dengan melibatkan
diri menjadi pengurus dalam suatu organisasi, akan memikul tanggung jawab
dan dengan sendirinya melatih diri menjadi pemimpin.
2. Public Speaking
Bicara di depan orang banyak adalah keterampilan yang tidak dimiliki
semua orang. Seorang perawat juga harus mampu berbicara didepan umum.
3. Bahasa asing
Mampu berbahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan pada saat ini
merupakan suatu kewajiban.
4. Project Management
Project management adalah kemampuan atau pengetahuan untuk
merancang sebuah proyek. Yang dirancang adalah waktu, kekuatan dan
kelemahan yang kita punya. Intinya, belajar bekerja secara profesional.
Bagaimana kita bekerja dalam tim dan secara personal.
5. Negosiasi dan Mediasi
Negosiasi dan mediasi bisa kita pelajari di lingkungan sehari-hari, baik di
sekolah, universitas, lingkungan kerja bahkan lingkungan sekitar rumah atau
kemasyarakatan. Biasakan melibatkan diri dengan masalah-masalah yang
terjadi di sekitar kita dan usahakan untuk terlibat bahkan menjadi andalan
untuk menyelesaikan masalah.
6. Networking
Networking adalah membangun jaringan untuk membantu karir ataupun
membantu usaha yang sedang kita kerjakan. Networking bisa dipelajari
dengan pergaulan atau dengan kata lain sifat mudah bergaul dibutuhkan dalam
hal ini, tentu saja jangan asal bergaul atau salah bergaul.
7. Openness
Pikiran yang terbuka atau open minded sangat berguna ketika kita masuk
ke dunia atau lingkungan baru. Menerima perbedaan pandangan, dan budaya

2
adalah salah satu contohnya. Dalam persaingan kerja, sifat ini diperlukan
untuk memahami masalah-masalah antar personal di kantor atau organisasi.
Modal keramah tamahan orang Indonesia bisa jadi nilai plus dalam
menghadapi MEA.
8. Profesionalisme
Profesional berarti tekun, kerja keras dan fokus. Ketiganya berjalan
berbarengan tanpa tiga hal itu, ilmu tinggi yang kita punya akan sia-sia.
Karena orang lain akan segera melihatnya dari hasil kerja kita. Biasanya,
orang yang memiliki ketiga hal ini, bisa menghasilkan sesuatu yang
berkualitas
Perawat juga harus memiliki life skills yang terdiri dari inisiatif dalam
bekerja, kemampuan berpikir, perencanaan, kreativitas, kemampuan untuk bekerja
dalam tim, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan berkomunikasi.
Hal yang tak kalah penting bagi perawat Indonesia untuk dapat bersaing dalam era
MEA adalah peningkatan kemampuan bahasa Inggris dan penguasaan Teknologi
Informasi (TI). Diharapkan melalui penguasaan TI dan bahasa Inggris, perawat
Indonesia dapat berkompetisi dengan perawat negara-negara ASEAN lainnya.
Dengan adanya beberapa strategi tersebut, diharapkan perawat Indonesia akan
mempu mempersiapkan diri untuk meningkatkan daya saing dalam membidik
peluang kerja di negara-negara ASEAN saat memasuki era MEA.
Pertahankan apa yang sudah ada dan tingkatkan apa yang belum ada,ayo
majulah perawat indonesia dalam mempertahankan attitude dan meningkatkan
keahlian serta kompetensi agar mampu bersaing di era Mea sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai