Anda di halaman 1dari 7

MANHAJ DAKWAH NABI SHALALLAHU ALAIHI WASSALAM

Kesemarakan dakwah di berbagai lapisan masyarakat dengan beragam media pada


zaman sekarang cukup menggembirakan. Semuanya berusaha untuk menuju kejayaan
dan mengentaskan umat dari keterpurukan. Namun, sudah benarkah metode dakwah yang
kita saksikan selama ini? Bagaimana metode dakwah yang sesuai dengan petunjuk
Rabbul Alamin yang dipraktekan oleh para rasul dan penerus perjuangan mereka? Bekal
apakah yang harus kita miliki untuk mencontoh mereka? Tanda Tanya diatas mencoba
untuk mengetuk hati kita guna mengoreksi dan introspeksi lalu memperbaiki diri.
Pada kesempatan ini kita akan mengkaji satu hadist yang semoga dapat membantu
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dan mencairkan hati yang keras.
Dari Ibnus Abbas radhiallahu anhu berkata, tatkala Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam
mengutus Muadz ke Yaman, beliau Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda kepedanya,
Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan ahli kitab, maka
jadikanlah dakwah pertama kalimu tentang Syahadat Laa Ilaaha Illalloh. Apabila
mereka menerimanya, maka kabarkanlah pada mereka bahwa Allah mewajibkan atas
mereka shalat lima waktu sehari semalam. Apabila mereka telah mentaatimu, maka
kabarkanlah pada mereka bahwa Alloh mewajibkan atas mereka zakat yang di ambil
dari harta orang-orang kaya dari mereka lalu diserahkan kepada fakir miskin di
antara mereka. Dan janganlah mengambil harta kesayangan mereka dan hati-hatilah
dari doa orang yang terzhalimi, sebab tidak ada penghalang antara Alloh dan doanya
(doanya mustajab) (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dll, hadits ini shahih)
BIOGRAFI SINGKAT PERAWI HADITS
Beliau adalah Abul Abbas, Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bi
Abdu Manaf Al Qurasyi AL Hasyimi radhiallahu anhuma, sepupu Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam. Lahir tiga tahun sebelum hijriah dan khitan ketika Nabi Shalallahu
Alaihi Wassalam wafat. Beliau berwajah tampan, berkulit putih dan berparas tinggi.
Beliau di juluki AL Bahr (Laut) disebabkan keluasan ilmunya. Beliau pernah didoakan
Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam, Ya Allah, anugerahkanlah pemahaman agama
baginya dan ilmu tafsir. (Lihat Mujam Shohabah 3/1700 oleh AL Ashfahani, Usdul
Ghobah 3/260 Ibnu Atsir).
Imam Dzahabi rahimahullah berkata dalam Marifah Al Qurro Al Kibar 1/46,Dan
Manaqib (keistimewaan) Ibnu Abbas banyak sekali, keluasan ilmunya sangat luar biasa,
tak seorang pun lebih alim darinya pada masanya. Beliau wafat di Thaif tahun 68 H dan
dishalati oleh Muhammad bin Hanafiyyah seraya mengatakan, Pada hari ini telah wafat
robbani ummah (pendidik umat).
PENJELASAN HADITS
Hadits ini sangat agung sekali, mengandung faedah dan ilmu yang sangat banyak
sekali. Namun penulis hanya akan menukil sebagian saja, khususnya yang berkaitan
tentang dakwah dan aqidah.
Dari Ibnu Abbas berkata,Tatkala Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam mengutus
Muadz ke Yaman
Dalam penggalan hadits ini ada beberapa faedah:

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
1. Pentingnya dakwah
Penyebaran ilmu syari dapat dilakukan dengan berbagai wasilah yang disyariatkan,
diantaranya adalah dengan pengutusan para dai ke masyarakat, baik di kota maupun di
desa. Alloh berfirman:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.An Nahl :125)
Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam juga berkata pada Ali bin Abi Thalib radhiallahu
anhu,
Allah memberikan hidayah kepada seorang saja lewat perantaramu itu jauh lebih
baik daripada unta-unta merah (harta kesayangan orang Arab). (HR.Bukhari,Muslim)
Dan alangkah indahnya icapan Ibnu Hazm,
Harapanku terhadap dunia adalah
Ilmu yang kutebarkan di pelosok kota dan desa
Mengajak manusia kembali kepada Al Quran dan As Sunnah
Dimana saat ini banyak orang yang melupakannya.
2. Keutamaan sahabat Muadz bin Jabal radhiallahu anhu
Beliau mempunyai kedudukan yang tinggi pada diri Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wassalam. Beliau pernah bersabda, Wahai Muadz, demi Allah saya mencintaimu.
Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam juga pernah memboncengnya. Dan diantara
keistimewaannya juga apa terkandung dalam hadist ini, dimana Nabi Shalallahu Alaihi
Wassalam mengutusnya sebagai mubaligh, dai mufti dan hakim ke negeri Yaman. Dan
masih banyak lagi keistimewaannya sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar
dalam AL Ishobah 6/107.
3. Kejernihan hati para sahabat
Hal ini nampak nyata pada diri sahabat Ibnu Abbas radhiallahu anhuma tatkala
menyebutkan keutamaan ini bagi Muadz dan tidak menyembunyikannya, bahkan lebih
jelas lagi ucapan Abdullah bin Masud radhiallahu anhu, sesungguhnya Muadz adalah
seorang hamba yang khusyu dan taat kepada Alloh, lurus dan tidak termasuk orang-
orang yang musyrik. Sifat yang serupa dengan Nabi Ibrahim . (Hilya Auliya 1/230)

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Demikian keadaan para sahabat, sehingga sebagaimana kata Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah dalam Minhajus Sunnah 6/364 bahwa mereka adalah manusia yang kuat
persatuaannya dan paling jauh dari perpecahan. semoga hal ini menjadi cermin bagi para
dai ila Alloh, agar mereka saling mencintai dan tidak merasa sesak dada untuk menyebut
keutamaan saudaranya hanya takut hina dan perasaan gengsi di depan masyarakat atau
muridnya.
4. Pentingnya ilmu syari dalam berdakwah
Ilmu merupakan syarat utama dan bekal pertama dalam dakwah. Maka orang yang
jahil tidak pantas dan tidak boleh terjun berdakwah, karena merusaknya akan lebih
banyak daripada memperbaikinya.. Segi pendalilannya, Nabi Shalallahu Alaihi
Wassalam tidaklah memilih sembarangan orang dari Badui dan sejenisnya tetapi
memilih diantara sahabatnya yang telah mantap ilmunya seperti Muadz bin Jabal
radhiallhu anhu. Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, Muadz bin Jabal adalah
manusia yang paling alim tentang ilmu halal dan haram. (HR. Abu Nuaim dalam
Hilyatul Auliya 1/328 dan dishahihkan oleh Al Albani). Demikian pula Abu Mus Al
Asyari, Ali bin Abi Thalib dan lain-lain.
Sungguh merupakan musibah besar bila dakwah yang begitu mulia diserahkan
kepada setiap orang sebagaimana banyak kita jumpai di negeri kita, dimana artis dan
pelawak pun boleh ikut serta, bebas berbicara tentang agama yang mulia ini. Inna lillahi
wa inna Ilaihi rajiun.
Sungguh Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah hari kiamat tiba. (HR. Bukhari)
Al Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan dalam Fathul Bari 3/419, Pengutusan Muadz ke
Yaman adalah pada tahun ke sepuluh sebelum hajinya Nabi sebagaimana disebutkan
oleh Imam Bukhari. Para ulama bersepakat bahwa Muadz tetap tinggal di Yaman hingga
datang masa Abu Bakar kemudian pergi menuju Syam dan wafat disana. (lihat Mujam
Buldan 6/226).
Sesungguhnya engkau aka mendatangi suatu kaum dari kalangan Ahli kitab.
Dalam penggalan hadits ini ada beberapa faedah:
1. Pentingnya wasiat kepada orang yang hendak bepergian
2. Ahli kitab yakni Yahudi dan Nasrani, karena mereka di Yaman berjumlah mayoritas
di bandingkan orang-orang musyrikin Arab. (Al Mufhim 1/181 oleh Imam Al
Qurthubi).
3. Pengetahuan Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam tentang keadaan manusia, situasi dan
kondisi mereka. Hal ini bisa jadi lewat wahyu dari Alloh atau penglaman. (Al Qaulul
Mufid 1/132 oleh Ibnu Utsaimin)
4. Hendaknya bagi seorang dai untuk mengetahui keadaan masyarakat yang akan di
dakwahi.

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam mengabarkan
Muadz demikian agar dia mengetahui keadaan orang yang akan dia dakwahi dan bersiap-
siap untuk menghadapi mereka. Jadi seorang dai harus mengetahui situai, kondisi serta
tingkatan pengetahuan mereka dalam ilmu serta dialog sehingga dia bersiap-siap dan
memenangkan AL Haq lewat tangannya. Janganlah kamu kira bahwa ahli batil tidak
memiliki argumentasi dan bahwasanya mereka satu tingkatan dalam ilmu. (Zadu
Daiyyah hal 12- As Shaid Tsamin Fi Rosail Ibnu Utsaimin 1/12).
5. Hendaknya seorang muslim menguasai ilmu syari yang mapan sebagai pelindung
baginya dari berbagai syubhat yang ditiupkan oleh para penyebar kesesatan.
Alangkah bagusnya ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah tatkala
menasehati muridnya Ibnul Qoyyim rahimahullah,Janganlah kamu jadikan hatimu
terhadap syubhat seperti spon yang menyerapnya serta merta, tetapi jadikanlah hatimu
seperti kaca yang kuat, hingga tatkala syubhat lewat mampir padanya, dia dapat melihat
dengan kejernihannya dan mengusir dengan kekuatannya. Namun bila engkau jadikan
hatimu menyerap setiap syubhat, maka dia akan menjadi sarang syubhat.
Ibnul Qoyyim berkomentar,Saya tidak mengetahui suatu wasiat yang lebih
berharga bagiku dalam memerangi syubhat daripada wasiat ini. (Miftah Dar Saadah
1/443). Dan camkanlah baik-baik dalam hatimu bahwa,Hati itu lemah, sedangkan
syubhat kencang menerpa sebagaimana nasehat para ulama kita. (Suyar Alam Nubala
7/261)
6. Pentingnya tugas menyingkap syubhat bagi seorang yang dikaruniai ilmu
Syaikh Shaleh bin Abdul Aziz Alu Syaikh berkata, Menyingkap syubhat
termasuk pokok syariat Islam dan kewajiabn yang sangat agung, karena Allah
membantah orang-orang musyrikin dalam Al Quran dan menyingkap syubhat-syubhat
mereka. Allah berfirman:

Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima maka
bantahan mereka itu sia-sia saja, disisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan
dan bagi mereka azab yang sangat keras. (QS. As Syura:16)
Seandainya tidak ada yang menunaikan tugas ini, niscaya kebenaran akan tercampur
dengan kebatilan sehingga menyesatkan manusia. Oleh karena inilah, Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wassalam mengutus Muadz bin Jabal radhiallahu anhu ke Yaman
dengan tujuan untuk membongkar syubhat-syubhat mereka. (Syarah Kasyfu Subhat hal
17).
Maka jadikanlah dakwah pertama kalimu tentang syahadat Laa Ilaaha
Illallah
Dalam penggalan hadits ini ada beberapa faedah;

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
1. Prioritas utama dan pertama dalam berdakwah adalah perbaikan tauhid dan aqidah
umat.
Inilah manhaj dakwah yang ditempuh oelh para rasul semenjak Nabi Nuh Alaihis
Salam hingga Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Allah berfirman:

Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan),Sembahlah Alloh saja dan jauhilah Thaghut. (QS. An Nahl :36)
Alloh juga berfirman:

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, maliankan Kami
wahyukan kepadanya; bahwasanya tidak ada Ilah yang haq melainkan Aku , maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (HR.Al Anbiya:25)

Allah juga mengkabarkan tentang dakwah Nabi Nuh, Hud, Shaleh, Syuaib,
ternyata dakwah mereka satu yaitu,

Hai kaumku, sembahlah Alloh, sekali-kali tiada tuhan bagimu selain Dia. (QS.
Hud:50,61,84)
Tidak kita jumpai dalam sejarah seorang Nabi yang memulai dakwahnya dengan
politik, perang, tasawuf, filsafat dan lainnya. Maka inilah cirri utama dakwah yang benar
yaitu memprioritaskan tauhid pada umat serta memberantas syirik dari hati manusia,
Karen atauhid mereupakan pokok kemashlahatan, apabila hati manusia telah subur
dengan tauhid maka syariat-syariat lainnya akan dia terima secara mudah. Demikian
pula sebaliknya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
Ketahuilah bahwa dlama diri manusia terdapat sekerat daging, apabila baik maka
seluruh jasad menjadi baik, dan apabila rusak maka seluruh jasad pun rusak,
ketahuilah itu adalah hati. (HR. Bukhari, Muslim).
Anehnya pada zaman sekarang dakwah tauhid dianggap oelh banyak orang dengan
dakwah pemecah belah umat, ketinggalan zaman dan sebagainya. Hanya kepada Alloh
lah kita mengadukan semua ini.
2. Hakekat tauhid adalah Laa ilaha Illallah
Semua aktivis dakwah merasa bahwa mereka telah mendakwahkan tauhid dan
memahami kandungan kalimat Laa ilaaha Illallah padahal kenyataannya mereka masih

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
terjerembab dalam belenggu kesyirikan. Oleh karenanya, kita harus memahami masalah
penting ini secara benar.
Hadits ini banyak riwayat dengan lafadz ilaa ayyasyhadu allaa ilaaha illallah, dan
telah shahih pula lafadz yg lainnya seperti ayyuwahhidullah dan ayyabudullah. semua
lafadz ini tidaklah kontrakdisi, bahwa saling menafsirkan dan menyempurnakan, karena
makna Laa ilaha illallah adalah mengesakan Alloh, dalam segala macam bentuk
ibadah kepada Alloh dan tidak menyekutukannya degan sesuatu pun. Inilah hakekat
tauhid yang merupakan hikmah diciptakannya manusia dan diutusnya para rasul,
diturunkannya kitab-kitab dan seterusnya.
Maka bukanlah makna laa ilaaha illallah hanya sekedar membacanya, sekalipun
ribuan kali, atau dengan mengartikannya Tiada pencipta selain Allah karena orang-
orang musyrik dahulu pun sudah meyakini bahwa tidak ada pencipta selain Alloh tetapi
dengan keyakinan itu belum menjadikan mereka menjadi muslim. Allah Taala
berfirman:

Dan sunnguh jika kamu tanay kepada mereka,Siapa yang menciptakan langit dan
bumi?niscaya mereka akan menjawab,Semua diciptakan oleh Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui. (QS Az Zukhruf:9)
Perselisihan para rasul dengan kaumnya bukanlah dalam masalah siapa yang
menciptakan langit dan bumi serta alam semesta, tetapi dalam masalah memurnikan/
mengikhlaskan ibadah seperti berdoa, istighosah, menyembelih dan sebagainya dan
tidak menyekutukan Alloh sekalipun kepada makhluk yang paling mulia seperti malaikat,
nabi , orang shalih dan lainnya.
Apabila mereka menerimanya.
Dalam penggalan ini terdapat faedah diantaranya bahwa seorang dai hendaknya
bertahap dalam berdakwah. Dimulai dari yang paling penting kemudian yang penting
kemudian tahap berikutnya. Inilah manhaj Al Quran yang diajarkan kepada Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dan menjadi pelajaran bagi kita sebagai
umatnya.
Aisyah radhiallahu anha pernah mengatakan, Sesungguhnya surat yang pertama
kali turun adalah berbicara tentang surga dan neraka, sehingga tatkala manusia telah
menerima Islam maka turunlah syariat halal dan haram. Seandainya yang pertama kali
turun Janganlah kalian meminum khomr niscaya mereka akan mengatakan, Kami
tidak akan meninggalkan khomr selamanya. Dan seandainya turun,Janganlah kalian
zina niscaya mereka akan mengatakan, Kami tidak akan meninggalkan zina
selamanya (HR.Bukhari)
Jadi seorang dai harus benar-benar arif dalam berdakwah.
Dan berhati-hatilah atas doa orang yang terzhalimi

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Dalam penggalan hadits ini terdapat faedah bahwa seorang dai hendaknya
berakhlak yang baik, bergaul di tengah masyarakat dengan lemah lembut dan tidak
menzhalimi mereka dengan bentuk apapun. Ingatlah wahai saudaraku, bahwa engkau
adalah cermin masyarakatmu, engkau tidak sama seperti masyarakat lainnya, Apabila
seorang dai telah dicap jelek oleh masyarakatnya, apakah kira-kira mereka akan
mendengarkan ucapannya. Sungguh, sedikit kesalahan yang dilakukan oleh seorang dai
akan lebih membekas dan menjadi pembicaraan orang, berbeda dengan lesalahan orang
biasa, mereka akan menganggapnya biasa.
Akhirnya semoga Alloh menjadikan kita semua pejuang-pejuang kebenaran dan
menetapkan hati kita diatasnya. Amin

Di kutip dari Majalah Al Furqan Edisi 6 Tahun IV Muharram 1426 H

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Anda mungkin juga menyukai