METODOLOGI PENELITIAN
antara lain :
1.3.1 Alat
1. Mesin Bubut
Mesin bubut yang digunakan adalah mesin bubut tipe standar merk
KINWA tipe CH 530 x 1100 buatan China , yang mengunakan pengerak motor
listrik dengan daya 7,5 KW, Phase 3 dan Frekuensi 50 Hz. Mesin ini memiliki
45
Gambar 3. 1 Mesin Bubut
(Sumber : Pusat Pelatihan PPPPTK/ VEDC Malang)
2. Pahat Potong
3. Jangka Soron
Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja sebelum dipotong
Merk : Mitutoyo
Kapasitas : 200 mm
46
Gambar 3. 3 Jangka Sorong
(Pusat Pelatihan VEDC Malang)
47
Gambar 3. 4 Alat Uji Kekasaran
(Laboratorium Metalorgi Teknik Mesin Univ. Negeri Malang)
1.3.2 Bahan
Material yang digunakan adalah Baja Karbon rendah ST 37 dengan
48
Gambar 3. 5 Material ST. 37
(Proses Pembubutan di PPPPTK/VEDC Malang)
dan Panjang benda uji 45 mm, dan bahan yang digunakan dalam penelitian kali
49
1.4.2 Proses Pemesinan
Setelah bahan dipotong sesuai dengan ukuran, kemudian dilakukan proses
50
i. Sampel 9, dilakukan proses pemesinan dengan putaran spindle (n) sebesar
dengan cara material poros dipasang pada pencekam bubut dan dilakukan
pengecekan posisi center benda kerja seperti terlihat pada Gambar 3.6.
Selanjutnya pemasangan pahat potong pada tool post dan dudukan pahat.
51
Proses selanjutnya adalah melakukan pemotongan awal dengan kedalaman
Tujuannya adalah untuk membersihkan permukaan benda kerja agar bersih dari
kotoran dan permukaan yang tidak rata. Setelah pemotongan awal dilanjutkan
diberikan adalah 1,5 mm dengan panjang penyatannya adalah 30 mm, dan putaran
Spindel yang telah di tentukan yaitu (490 Rpm, 650 Rpm, 950 Rpm), Proses
52
1.4.4 Pengujian Kekasaran
Pengukuran tingkat kekasaran permukaan dilakukan dengan menggunakan
Surface Roughness Tester Mitutoyo SJ-301. Alat ini digunakan untuk mengukur
Cara kerja alat ini adalah saat memulai pengukuran, atur Mitutoyo SJ-301
pada bidang kerja dan tekan (Start /Stop). Setelah tombol start ditekan maka
stylus atau peraba akan betgerak mundur sejauh panjang sampel yang akan diukur.
Kemudian stylus atau peraba bergerak maju sejauh panjang sampel yang diukur,
53
Setelah pengukuran sempurna atau lengkap, hasil pengkuran akan
ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display) untuk penegasan. Berikut ini
Hasil perbaan stylus pada permukaan benda kerja akan diterima dalam
bentuk pulsa, kemudian bentuk ini oleh triger dijadikan atau diubah menjadi
biner. Informasi dalam bentuk bilangan biner ini kemudian dikonversi menjadi
interface RS- 32C. Jika SJ-301 dihubungkan pada Mitutoyo Digimatic data
prosesor (DP-1HS) hal ini dapat mengeluarkan hasil pengukuran (termasuk unit
54
3. Tekan tombol (parameter) pada SJ-301 sehingga objektif pengukuran
ditampilkan.
Setelah semua prosedur diatas maka hasil akan dikeluarkan dari SJ-301 ke DP-
1HS.
kekasaran pada permukaan benda tersebut dan data yang diperoleh kita
55
Tabel 3. 2 Data Hasil Uji Kekasaran Permukaan dengan Kecepatan makan 10
mm/putaran Gerak makan ( f ) = 0,16 mm/putaran
dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran. Data sedemikian itu dapat
observasi atau sebanyak ukuran n yang dinyatakan sebagai pasangan terurut (Xi,
56
Yi) dimana i = 1,2,., n. Sebagai contoh, variabel X mungkin merupakan
pada pola variasi atau interelasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y.
Variasi sedemikin itu merupakan variasi bersama (joint variation) X dan Y yang
mengenai derajat keeratan atau korelasi antara dua variabel yang selalu dianggap
dua variabel tersebut terjadi secara simultan. Batas hubungan antara X dan Y
diantara kedua batas diatas, dimana hubungan kedua variabel dapat dirumuskan
sebagai berikut:
r = 0 atau mandekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau
tidak terdapat hubungan sama sekali. Bila r = +1 atau mandekati 1, maka korelasi
antara kedua variabel dikatakan positif dan sangat kuat sekali. Bila nilai r = -1
atau mendekati -1, maka korelasinya dikatakan sangat kuat dan negatif. Tanda +
dan pada koefisien korelasi sebetulnya memiliki arti yang khas. Bila r positif,
maka korelasi antara dua variabel bersifat searah. Dengan lain perkataan,
57
kenaikan/penurunan nilainilai X terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau
menggunakan jumlah sampel kecil katakanlah kurang dari 30, maka dasar
Dengan df = n-2, patut diingat bahwa statistik uji diatas dapat digunakan secara
mendekati normal. Disamping itu statistik uji tersebut dapat digunakan untuk
58
1.6 Diagram Alir Penelitian
59