PENDAHULUAN
Tentu motor arus searah memiiki suatu nilai efisiensi karna tidak mungkin
seluruh energy listrik yang diterima oleh motor diubah menjadi energy
mekanis,karna motor arus searah memiliki tahanan kumparan jangkar,tahanan
kumparan medan,tahanan sikat dan kontak sikat,koefisiensi gesek antara sikat
dengan komutator,poros motor dengan bantalan roda,permukaan motor dengan
celah udara ,sifat ferromagnetic bahan penyusun inti jangkar dan lain
sebagainya,yang menyebabkan sejumlah energy terbuang ataupun diserap oleh
motor selama proses pengkonversian energy tersebut.
Maksud dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi seluruh praktikum jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi
Nasional (ITENAS) Bandung. Sedangkan tujuannya antara lain:
1. Menjelaskan putaran dan momen.
3. Menjelaskan prosedur menjalankan dan menghentikan semua jenis mesin DC.
1
4. Mengoperasikan semua jenis mesin DC. kembali pengertian motor DC secara
menyeluruh.
2. Menjelaskan semua jenis mesin DC,yang berisi persamaan dasar untuk
arus,tegangan,daya
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar
belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, teknik pengumpulan
data, dan sistematika pembahasan.
2
Bab ini membahas alat-alat yang digunakan dalam praktikum,
prosedur percobaan, data hasil praktikum, dan pengolahan data.
3
BAB 2
TEORI DASAR
Mesin arus searah baik generator maupun motor secara umum mempunyai
konstruksi yang terdiri dari bagian yang diam (stator) dan bagian yang berputar
(rotor).
1. Gandar (body)
2. Kutub utama (main pole)
a. Inti Kutub
4
Sepatu kutub berfungsi memperlebar fluks magnet sehingga meliputi
daerah yang luas di celah udara dan permukaan inti jangkar
a. Kumparan Shunt
b. Kumparan Seri
c. Kumparan Komutasi/Antara
d. Kumparan Kompensasi
3. Penutup mesin
5
Menurut bentuk rumah mesinnya dapat dibedakan : mesin
terbuka,setengah terbuka,tahan percikan air,tertutup dengan pendinginan
zat cair atau gas
7. Fan (Kipas)
8. Terminal Box
2. Kumparan Jangkar
6
3. Komutator
Pada gambar diatas sebuah loop ABCD berada dalam satu medan magnet. Jika arah
flux magnet B berasal dari kutub U ke kutub S dari magnet permanen dan pada loop
dialiri arus listrik dengan arah ABCD maka pada sisi AB akan terjadi gaya F1 yang
mengarah kebawah, dan pada sisi CD juga terjadi gaya F2 yang mengarah keatas
sesuai dengan aturan tangan kanan. Gaya F1 dan F2 tersebut menyebabkan loop
berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Peroses tersebut terjadi terus-menerus
dan merupakan dasar dari pembentukan sebuah motor.
7
Gambar 2.3 Torsi Mesin DC
gambar diatas Torsi pada Loop Torsi yang dihasilkan oleh gaya F1 dan F2
sehingga menyebabkan loop berputar dapat dihitung dengan persamaan berikut.
=B I A N sin
Dimana:
2. Motor shunt
3. Motor kompon:
4. PMDC
8
Pada percobaan ini motor diperlukan sebagai motor arus searah penguatan bebas.
Pada aplikasinya sering diberikan suatu medan penguatan tetap dan pemberian
tegangan jangkar variabel guna memperoleh perubahan putaran. Tegangan variabel
tersebut diperoleh dari suatu konverter statis.
9
. Gambar 2.5 Tegangan rotor cincin seret dan komutator
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin
(disebut juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 2.6 (1), maka
dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan
rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 2.6 (2) dengan dua
belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip.
Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
Gambar 2.8 Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub
Bantu, Belitan Kompensasi (b)
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari
kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada
permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika
sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan
bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya.
Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila
sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan
penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi
dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan
11
kutub utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 2.8 (a) dan (b),
generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya.
Akibat dari reaksi jangkar adalah terjadinya percikan api (sparking) yang
dikarenakan perubahan normal medan rotor yang semakin dekat dengan statornya
sehingga jika jarak makin dekat akan ada loncatan-loncatan elektron yang
terjadi,awalnya sedikit namun seiring dengan berjalannya waktu elektronnya akan
semakin banyak sehingga akan timbul loncatan elektron.
Flashover adalah fenomena yang terjadi pada mesin DC akibat reaksi jangkar.
Flashover adalah percikan api yang lebih besar dari sparking. Dampaknya adalah
ketika terjadi sparking maka yang terjadi brush (sikat) akan cepat habis dan abunya
akan semakin mengurangi kinerja dari mesin DC tersebut. Namun dampak yang
diakibatkan oleh peristiwa flashover adalah brush akan meleleh (melting) dan jika
ini terjadi maka yang akan terjadi adalah akan terjadinya short circuit pada mesin
DC. Jika hal ini terjadi maka mesin tersebut akan rusak. Menanggulangi flashover
caranya adalah dengan mengurangi reaksi jangkarnya, salah satunya dengan
mengganti rotor menjadi permanen rotor.
Rugi dan efisiensi yang terjadi dalam mesin arus searah :
1. Rugi besi yang terdiri dari : rugi histeris dan rugi arus (Eddy Curent).
2. Rugi listrik dikenal sebagai rugi tembaga.
3. Rugi mekanik yang terdiri dari rugi geser pada sikat pada sumbu dan rugi
gesek dan rugi gesek angin.
4. Efisiensi = [Poutput / (Poutput + Rugi-rugi)]
2.5. Komutasi
Mesin listrik disebut mesin DC (arus searah) karena mempunyai sistem
komutasi pada cara kerjanya dimana fungsi dari komutator ini adalah
menyearahkan arus-tegangan dari AC menjadi DC secara mekanis pada
terminalnya untuk generator DC. Sedangkan pada motor DC untuk menjalankannya
memerlukan catu daya DC yang dikonversike AC pada kumparan
jangkarnya.Komutasi tersebut dilakukan oleh salah satu komponen mesin DC yang
disebut komutator. Adapun prinsip kerja dari komutator dapat dijelaskan sebagai
berikut:
12
2.9 Kerja Dari Komutator
Saat komutator bergerak dari posisi di t0 sampai pada posisi t5. Pada saat
t = t0 , segmen komutator tepat berimpit dengan carbon brush (sikat arang). Jika ada
dua jalan parallel dalam kumparan jangkar tersebut maka arus jangkar Ia yang
mengalir pada masing-masing jalan parallel adalah Ia/2 dengan arah seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.9 . Dengan demikian arus yang mengalir pada
kumparan A = Ia/2 dan arahnya ke kanan. Jika arah putaran jangkar ke kanan seperti
pada gambar dan pada saat t = t1 , sikat terletak diantara dua komutator dengan
perbandingan 1 : 3 maka distribusi arus pada masing-masing segmen komutator
adalah Ia/4 pada komutator sebelah kiri , dan 3Ia/4 pada komutator sebelah kanan.
Dari hukum Kirchoff untuk arus, kita dapatkan besar arus yang megalir pada
kumparan A = Ia/4 dengan arah masih tetap ke kanan.
Pada t = t2 posisi sikat tepat berada ditengah-tengah diantara dua segmen
komutator, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kumparan A (pada kondisi
ini kumparan A sama dengan berada di bidang netral). Pada t = t3 sikat berada antara
dua segmen komutator dengan perbandingan letak 1 : 3. Disini arus yang mengalir
pada kumparan A = Ia/4, dengan arah arus terbalik yaitu ke kiri. Akhirnya pada t =
t4 sikat meninggalkan segmen komutator sebelah kiri. Pada kumparan A mengalir
arus sebesar Ia/2 yang arahnya ke kiri. Jika arus dalam kumparan A digambarkan
sebagai fungsiwaktu diperoleh hasil seperti terlihat pada gambar 2.10. Fungsi
tersebut merupakan fungsi linier komutasi yang dihasilkan jika rapat arus dalam
sikat seragam. Tapi karena adanya pengaruh induktans kumparan dan tahanan sikat
untuk arus yang cukup besar maka fungsi tersebut tidak linier lagi melainkan berupa
garis lengkung.
13
Gambar 2.10 Fungsi Arus Pada Mesin DC
Demikianlah dengan adanya arus yang berbalik arah dalam kumparan jangkar
yang berputar dalam medan magnet dihasilkan tegangan induksi (ggl) dengan
bentuk gelombang seperti pada gambar 2.11.
14
2.6. Rangkaian Ekivalem Motor DC
15
Gambar 2.15 Rangkaian Motor Kompon Panjang
16
Gambar 2.19. Rangkaian Motor Shunt
17
BAB III
LANDASAN TEORI
Voltmeter DC 1 buah
Amperemeter DC 1 buah
Tachometer 1 buah
Variac 3 buah
18
A
M G
1
v
If
A
1
V
f
19
Vt ( volt ) If ( Ampere ) Ia ( Ampere ) N ( rpm )
180 0,7 2,67 1482
20
3.3.3. Percobaan generator berbeban
Tabel 3.4. Percobaan generator berbeban
MOTOR n GENERATOR
Beban
( Watt ) Vt Ia If ( rpm ) VL Ia If
21
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (476,2 x 60) / (2 x 99,09%) = 4589,599 Nm
Percobaan generator berbeban
Beban 100
Pin = Vt x Ia
= 170 x 5,8 = 986 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4,4 W
Pou t = Pin Prugi2
= 986 4,4 = 981,6 W
= (Pout / Pin) x 100%
= (981,6/986) x 100 % = 99,55 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (986,1 x 60) / (2 x 99,55%) = 9459,12 Nm
Beban 200
Pin = Vt x Ia
= 170 x 6,64 = 1128,8 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4.4 W
Pou t = Pin Prugi2
= 1128,8 4.4 = 1124,4 W
= (Pout / Pin) x 100%
= (1124,4/1128,8) x 100 % = 99.61 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (1128,8 x 60) / (2 x 99.61%) = 10821,4 Nm
Beban 300
Pin = Vt x Ia
= 160 x 6,96 = 1113,6 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4.4 W
Pou t = Pin Prugi2
= 1113,6 4.4 = 1109,2
W
22
= (Pout / Pin) x 100%
= (1109,2/1113,6) x 100 % = 99.6 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (1109,2 x 60) / (2 x 99.6%) = 10634,6 Nm
Beban 400
Pin = Vt x Ia
= 160 x 7,54 = 1206,4 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4.4 W
Pou t = Pin Prugi2
= 1206,4 4.4 = 1202 W
= (Pout / Pin) x 100%
= (1202/1206,4) x 100 % = 99,63 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (1206,4 x 60) / (2 x 99.63%) =11563,05 Nm
N R S T
IFM
Ampermeter
- +
Variac
+ Exitacy - + Exitacy -
Motor DC Generator DC
+ Jangkar - + Jangkar -
- + IAM VAM
Variac
Ampermeter Voltmeter
23
3.5.2.Wiring percobaan generator tanpa beban
N R S T IA
Ampermeter
- +
Variac
IFM
Ampermeter
- +
Variac
+ Exitacy - + Exitacy -
Motor DC Generator DC
+ Jangkar - + Jangkar -
N R S T IFG
Ampermeter
- +
Variac
IFM
Ampermeter
- +
Variac
+ Exitacy - + Exitacy -
Motor DC Generator DC
+ Jangkar - + Jangkar -
Beban
24