Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Generator dc merupakan mesin dc yan digunakan untuk mengubah energy
mekanik menjadi listrik.secara umum generator dc adalah tidak berbeda dengan
motor dc kecuali pada arah aliran daya.berdasarkan cara memberikan fluks pada
kumparan medannya,generator dc dapat dikelompokan menjadi dua yaitu
generator berpenguat bebas dan generator berpenguat sendiri.
Pada karakteristik bebeban sebuah generator dc menunjukan bagian
hubunganmantara tegangan terminal dan arus medan ketika generator dibebani.bila
generator dibebani maka akan mengalir arus beban sebesar IL.
Motor aadalah mesin yang merubah energi listrik menjadi mekanis.Pada motor arus
searah energy listrik yang diubah adalah energy arus searah yang berasal dari
sumber tegangan listrika arus searah dimana sumber tegangan ini berhubungan
kepada rangkaian medan dan rangkaian jangkar dari motor tersebut.

Tentu motor arus searah memiiki suatu nilai efisiensi karna tidak mungkin
seluruh energy listrik yang diterima oleh motor diubah menjadi energy
mekanis,karna motor arus searah memiliki tahanan kumparan jangkar,tahanan
kumparan medan,tahanan sikat dan kontak sikat,koefisiensi gesek antara sikat
dengan komutator,poros motor dengan bantalan roda,permukaan motor dengan
celah udara ,sifat ferromagnetic bahan penyusun inti jangkar dan lain
sebagainya,yang menyebabkan sejumlah energy terbuang ataupun diserap oleh
motor selama proses pengkonversian energy tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi seluruh praktikum jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi
Nasional (ITENAS) Bandung. Sedangkan tujuannya antara lain:
1. Menjelaskan putaran dan momen.
3. Menjelaskan prosedur menjalankan dan menghentikan semua jenis mesin DC.

1
4. Mengoperasikan semua jenis mesin DC. kembali pengertian motor DC secara
menyeluruh.
2. Menjelaskan semua jenis mesin DC,yang berisi persamaan dasar untuk
arus,tegangan,daya

1.3 Pembatasan Masalah


Agar pembahasan tidak meluas dan tidak menimbulkan penyimpangan, maka
penulis membatasi permasalahan pada mempelajari prinsip kerja dari mesin DC dan
karakteristiknya Selain itu dapat memahami cara pengoperasian mesin DC baik
berfungsi sebagai motor atau generator dalam keadaan keadaan beban nol maupun
berbeban.

1.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penyusunan laporan praktikum Dasar Energi Elektrik ini menggunakan
beberapa metode pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti.
b. Metode Dokumen
Informasi di peroleh lewat fakta yang tersimpan dalan bentuk buku atau modul,
hasil diskusi , internet dan sebagainya.

1.5 Sistematika Pembahasan

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar
belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, teknik pengumpulan
data, dan sistematika pembahasan.

BAB II : TEORI DASAR


Bab ini menguraikan teori tentang motor DC.

BAB III: LANDASAN TEORI

2
Bab ini membahas alat-alat yang digunakan dalam praktikum,
prosedur percobaan, data hasil praktikum, dan pengolahan data.

BAB IV: ANALISA DAN TUGAS AKHIR


Bab ini menguraikan proses pengambilan data hingga didapat hasil
yang ingin dicapai. Menguraikan tentang analisa dari hasil
percobaan dan pengolahan data yang dilakukan..

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis data-
data yang telah diperoleh.

3
BAB 2
TEORI DASAR

2.1 Konstruksi Mesin DC

Mesin arus searah baik generator maupun motor secara umum mempunyai
konstruksi yang terdiri dari bagian yang diam (stator) dan bagian yang berputar
(rotor).

A. Stator (bagian yang diam)

1. Gandar (body)
2. Kutub utama (main pole)

a. Inti Kutub

Inti kutub biasanya terdiri dari laminasi besi dan mempunyai


permeabilitas yang tinggi. Bentuknya biasanya datar atau menonjol
(salient).

Gambar 2.1 Konstruksi Mesin DC


b. Sepatu kutub

4
Sepatu kutub berfungsi memperlebar fluks magnet sehingga meliputi
daerah yang luas di celah udara dan permukaan inti jangkar

1. Kutub Antara ( Kutub Komutasi )

Berfungsi membangkitkan fluks magnet didaerah diantara medan utama


agar medan utama tidak terdistorsi.Distorsi medan utama menyebabkan
ripple gelombang yang berakibat loncatan api di sikat arang.
2. Kumparan Penguat

a. Kumparan Shunt

Jumlah lilitannya banyak dengan kawat berdiameter kecil sehingga


tahanannya besar yang memungkinkan diparalel terhadap tegangan
terminal.

b. Kumparan Seri

Jumlah lilitannya sedikit dengan diameter kawat yang besar


sehingga mampu dialiri arus yang besar sementara tahanannya kecil
sehingga rugi tegangannya kecil.

c. Kumparan Komutasi/Antara

Disambung secara seri dengan kawat kumparan utama sehingga arus


yang mengalir cukup besar.Penampang kawatnya besar dan hanya
terdiri dari beberapalilitan saja.

d. Kumparan Kompensasi

Dipasang pada sepatu kutub hanya pada mesin berkapasitas besar


untuk mengantisipasi distorsi medan utama dan penyebaran fluks
yang merata selama terbebani.

3. Penutup mesin

5
Menurut bentuk rumah mesinnya dapat dibedakan : mesin
terbuka,setengah terbuka,tahan percikan air,tertutup dengan pendinginan
zat cair atau gas

4. Celah Udara (Air Gap)

Sebagai media medan magnet atau fluks.

5. Sikat Arang (Carbon Brush)

Untuk mengalirkan arus dari rotor ke terminal dan sebaliknya.

6. Bearing atau Bantalan

Tempat bertumpunya rotor sehingga rotor dapat berputar.Terpasang di


kedua ujung rotor dikenaldengan kisi AS (After Shaft) dan BS (Before
Shaft).

7. Fan (Kipas)

Terpasang pada motor-motor dengan sistem pendingin sendiri,untuk


motor dengan kapasitas kecil hingga sedang.

8. Terminal Box

Tempat tersambungnya antara kumparan-kumparan mesin DC dengan


jala-jala atau sumber tegangan.

B. Rotor (bagian yang berputar)

1. Inti Jangkar dan Poros Jangkar

Terdiri dari laminasi dengan permeabilitas tinggi,terdapat slot/alur


untuk kumparan,berlubang untuk udara pendingin.

2. Kumparan Jangkar

Terbuat dari kawat konduktor,tipe kumparan dengan kepala tertentu.

6
3. Komutator

Untuk merubah arus bolak-balik pada kumparan jangkar menjadi arus


searah pada terminal.Terbuat dari laminasi tembaga.

2.2. Prinsip Kerja Motor DC

Motor DC terdapat dalam berbagai ukuran dan kekuatan, masing- masing


didisain untuk keperluan yang berbeda-beda namun secara umum memiliki
berfungsi dasar yang sama yaitu mengubah energi elektrik menjadi energi mekanik.
Sebuah motor DC sederhana dibangun dengan menempatkan kawat yang dialiri
arus di dalam medan magnet.kawat yang membentuk loop ditempatkan sedemikian
rupa diantara dua buah magnet permanen.Bila arus mengalir pada kawat, arus akan
menghasilkan medan magnet sendiri yang arahnya berubah-ubah terhadap arah
medan magnet permanen sehingga menimbulkan putaran.

2.2 Prinsip Kerja Motor DC

Pada gambar diatas sebuah loop ABCD berada dalam satu medan magnet. Jika arah
flux magnet B berasal dari kutub U ke kutub S dari magnet permanen dan pada loop
dialiri arus listrik dengan arah ABCD maka pada sisi AB akan terjadi gaya F1 yang
mengarah kebawah, dan pada sisi CD juga terjadi gaya F2 yang mengarah keatas
sesuai dengan aturan tangan kanan. Gaya F1 dan F2 tersebut menyebabkan loop
berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Peroses tersebut terjadi terus-menerus
dan merupakan dasar dari pembentukan sebuah motor.

7
Gambar 2.3 Torsi Mesin DC

gambar diatas Torsi pada Loop Torsi yang dihasilkan oleh gaya F1 dan F2
sehingga menyebabkan loop berputar dapat dihitung dengan persamaan berikut.

=B I A N sin

Dimana:

B = densitas fluks magnetic yang berasal dari kutub U ke S magnet


permanen (Wb/m2)
A = luas loop yang mengalir pada ABCD
= sudut antara bidang normal loop ABCD dengan B
N = jumlah lilitan yang membenruk loop
Dengan memperhatikan hubungan tegangan pada motor, motor arus searah
dibedakan sbb

a. motor penguatan terpisah.


b. motor penguatan sendiri:
1. Motor seri

2. Motor shunt

3. Motor kompon:

Kompon shunt panjang.

Kompon shunt pendek.

4. PMDC

8
Pada percobaan ini motor diperlukan sebagai motor arus searah penguatan bebas.
Pada aplikasinya sering diberikan suatu medan penguatan tetap dan pemberian
tegangan jangkar variabel guna memperoleh perubahan putaran. Tegangan variabel
tersebut diperoleh dari suatu konverter statis.

2.3. Prinsip Kerja Generatoar DC


Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua
cara:
Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi
bolak-balik.

Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada


Gambar 2.5 dan Gambar 2.6

Gambar 2.4 Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi


Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi
perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan
menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor
menempati posisi seperti Gambar 2.4 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan
medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada
Gambar 2.4 (b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak
adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor.
Daerah medan ini disebut daerah netral.

9
. Gambar 2.5 Tegangan rotor cincin seret dan komutator
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin
(disebut juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 2.6 (1), maka
dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan
rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 2.6 (2) dengan dua
belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip.
Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.

Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding


dengan banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).

2.4. Reaksi Jangkar


Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator
saat tanpa beban disebut fluks medan utama (Gambar 2.7). Fluks ini memotong
lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi.

Gambar 2.6 Medan Eksitasi Generator DC


Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar.
Arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut
dan biasa disebut fIuks medan jangkar (Gambar 2.8).
10
Gambar 2.7.Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b).
Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak
disebelah kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di
sebelah kanan kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan
medan jangkar ini disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan
utama tidak tegak lurus pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut . Dengan
kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan melemahkan
tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal,
dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.9(a).

Gambar 2.8 Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub
Bantu, Belitan Kompensasi (b)
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari
kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada
permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika
sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan
bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya.
Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila
sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan
penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi
dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan

11
kutub utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 2.8 (a) dan (b),
generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya.
Akibat dari reaksi jangkar adalah terjadinya percikan api (sparking) yang
dikarenakan perubahan normal medan rotor yang semakin dekat dengan statornya
sehingga jika jarak makin dekat akan ada loncatan-loncatan elektron yang
terjadi,awalnya sedikit namun seiring dengan berjalannya waktu elektronnya akan
semakin banyak sehingga akan timbul loncatan elektron.
Flashover adalah fenomena yang terjadi pada mesin DC akibat reaksi jangkar.
Flashover adalah percikan api yang lebih besar dari sparking. Dampaknya adalah
ketika terjadi sparking maka yang terjadi brush (sikat) akan cepat habis dan abunya
akan semakin mengurangi kinerja dari mesin DC tersebut. Namun dampak yang
diakibatkan oleh peristiwa flashover adalah brush akan meleleh (melting) dan jika
ini terjadi maka yang akan terjadi adalah akan terjadinya short circuit pada mesin
DC. Jika hal ini terjadi maka mesin tersebut akan rusak. Menanggulangi flashover
caranya adalah dengan mengurangi reaksi jangkarnya, salah satunya dengan
mengganti rotor menjadi permanen rotor.
Rugi dan efisiensi yang terjadi dalam mesin arus searah :

1. Rugi besi yang terdiri dari : rugi histeris dan rugi arus (Eddy Curent).
2. Rugi listrik dikenal sebagai rugi tembaga.
3. Rugi mekanik yang terdiri dari rugi geser pada sikat pada sumbu dan rugi
gesek dan rugi gesek angin.
4. Efisiensi = [Poutput / (Poutput + Rugi-rugi)]

2.5. Komutasi
Mesin listrik disebut mesin DC (arus searah) karena mempunyai sistem
komutasi pada cara kerjanya dimana fungsi dari komutator ini adalah
menyearahkan arus-tegangan dari AC menjadi DC secara mekanis pada
terminalnya untuk generator DC. Sedangkan pada motor DC untuk menjalankannya
memerlukan catu daya DC yang dikonversike AC pada kumparan
jangkarnya.Komutasi tersebut dilakukan oleh salah satu komponen mesin DC yang
disebut komutator. Adapun prinsip kerja dari komutator dapat dijelaskan sebagai
berikut:

12
2.9 Kerja Dari Komutator
Saat komutator bergerak dari posisi di t0 sampai pada posisi t5. Pada saat
t = t0 , segmen komutator tepat berimpit dengan carbon brush (sikat arang). Jika ada
dua jalan parallel dalam kumparan jangkar tersebut maka arus jangkar Ia yang
mengalir pada masing-masing jalan parallel adalah Ia/2 dengan arah seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.9 . Dengan demikian arus yang mengalir pada
kumparan A = Ia/2 dan arahnya ke kanan. Jika arah putaran jangkar ke kanan seperti
pada gambar dan pada saat t = t1 , sikat terletak diantara dua komutator dengan
perbandingan 1 : 3 maka distribusi arus pada masing-masing segmen komutator
adalah Ia/4 pada komutator sebelah kiri , dan 3Ia/4 pada komutator sebelah kanan.
Dari hukum Kirchoff untuk arus, kita dapatkan besar arus yang megalir pada
kumparan A = Ia/4 dengan arah masih tetap ke kanan.
Pada t = t2 posisi sikat tepat berada ditengah-tengah diantara dua segmen
komutator, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kumparan A (pada kondisi
ini kumparan A sama dengan berada di bidang netral). Pada t = t3 sikat berada antara
dua segmen komutator dengan perbandingan letak 1 : 3. Disini arus yang mengalir
pada kumparan A = Ia/4, dengan arah arus terbalik yaitu ke kiri. Akhirnya pada t =
t4 sikat meninggalkan segmen komutator sebelah kiri. Pada kumparan A mengalir
arus sebesar Ia/2 yang arahnya ke kiri. Jika arus dalam kumparan A digambarkan
sebagai fungsiwaktu diperoleh hasil seperti terlihat pada gambar 2.10. Fungsi
tersebut merupakan fungsi linier komutasi yang dihasilkan jika rapat arus dalam
sikat seragam. Tapi karena adanya pengaruh induktans kumparan dan tahanan sikat
untuk arus yang cukup besar maka fungsi tersebut tidak linier lagi melainkan berupa
garis lengkung.

13
Gambar 2.10 Fungsi Arus Pada Mesin DC
Demikianlah dengan adanya arus yang berbalik arah dalam kumparan jangkar
yang berputar dalam medan magnet dihasilkan tegangan induksi (ggl) dengan
bentuk gelombang seperti pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Bentuk gelombang AC yang di Searahkan Oleh Komutator

14
2.6. Rangkaian Ekivalem Motor DC

Gambar 2.12 Rangkaian Motor Penguat Terpisah

Gambar 2.13. Rangkaian Motor Shunt

Gambar 2.14 Rangkain Motor Seri

15
Gambar 2.15 Rangkaian Motor Kompon Panjang

Gambar 2.16 Rangkaian Motor Kompon Pendek

2.7. Rangkaian Ekivalen Generator DC

Gambar 2.17 Rangkaian Motor Penguat Terpisah

Gambar 2.18. Rangkaian Motor Seri

16
Gambar 2.19. Rangkaian Motor Shunt

Gambar 2.20.Rangkaian Motor Kompon Panjang

Gambar 2.21 Rangkaian Motor Kompon Pendek

17
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Alat-Alat Praktikum


Motor arus searah dan unit bebannya 1 buah

Generator arus searah dan unit penggeraknya 1 buah

Catu daya tegangan searah 1 buah

Voltmeter DC 1 buah

Amperemeter DC 1 buah

Tachometer 1 buah

Variac 3 buah

Kabel penghubung secukupnya

3.2 Prosedur Percobaan


1. Catat data motor yang terdapat pada name plate.
2. Buat rangkaian kerja seperti gambar 4.1 dibawah ini.
3. Periksakan rangkaian percobaan yang telah anda buat kepada asisten.

18
A
M G
1
v

If
A
1
V
f

Gambar 3.1 Rangkaian kerja motor arus searah

4. ON kan sumber catu daya.


5. Setelah arus penguatan (exitance) motor dengan memberikan arus
penguatan (If) dengan catat If nominal. (Var untuk eksitasi max)
6. Lakukan pengaturan tegangan jangkar motor Vt = 180 Volt.
7. Catat semua petunjukan besaran alat ukur : Vt, If, Ia, dan n dimana motor
pada kondisi belum beban.
8. Sekarang motor boleh dioperasikan.

3.3 Data dan Hasil Pengamatan Praktikum

Name plate Mesin dan Generator dc


Tabel 3.1. Name plate mesin dc dan generator dc
Daya 3 Hp
Tegangan 180 V /15 A
Eksitasi 220 V/ 2 A
RPM 1500 rpm

3.3.1. Percobaan menjalankan motor


Tabel 3.2. Percobaan menjalankan motor

19
Vt ( volt ) If ( Ampere ) Ia ( Ampere ) N ( rpm )
180 0,7 2,67 1482

3.3.2. Percobaan generator tanpa beban


Tabel 3.3. Percobaan generator beban nol
N ( rpm ) If ( Ampere ) VL ( Volt )
1363 0,5 167,9

20
3.3.3. Percobaan generator berbeban
Tabel 3.4. Percobaan generator berbeban

MOTOR n GENERATOR
Beban
( Watt ) Vt Ia If ( rpm ) VL Ia If

100 170 5,8 0,7 1369 167,2 0,2 0,5

200 170 6,46 0,7 1347 162,7 0,8 0,5

300 160 6,96 0,7 1312 158,2 1,2 0,5

400 160 7,54 0,7 1292 155 1,4 0,5

3.4. Pengolahan data


Percobaan motor tanpa beban
Pin = Vt x Ia
= 180 x 2,67 = 480,6 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4,4 W
Pout = Pin Prugi2
= 480,6 4,4 = 476,2 W
= (Pout / Pin) x 100%
= (476,2/480,6) x 100 % = 99,08 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (476,2 x 60) / (2 x 99,08%) = 4589,599 Nm
Percobaan generator tanpa beban
Pin = Vt x Ia
= 180 x 2,67 = 480,6 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4,4 W
Pout = Pin Prugi2
= 480,6 4,4 = 476,2 W
= (Pout / Pin) x 100%
= (476,2/480,6) x 100 % = 99,08 %

21
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (476,2 x 60) / (2 x 99,09%) = 4589,599 Nm
Percobaan generator berbeban
Beban 100
Pin = Vt x Ia
= 170 x 5,8 = 986 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4,4 W
Pou t = Pin Prugi2
= 986 4,4 = 981,6 W
= (Pout / Pin) x 100%
= (981,6/986) x 100 % = 99,55 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (986,1 x 60) / (2 x 99,55%) = 9459,12 Nm
Beban 200
Pin = Vt x Ia
= 170 x 6,64 = 1128,8 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4.4 W
Pou t = Pin Prugi2
= 1128,8 4.4 = 1124,4 W
= (Pout / Pin) x 100%
= (1124,4/1128,8) x 100 % = 99.61 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (1128,8 x 60) / (2 x 99.61%) = 10821,4 Nm
Beban 300
Pin = Vt x Ia
= 160 x 6,96 = 1113,6 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4.4 W
Pou t = Pin Prugi2
= 1113,6 4.4 = 1109,2
W

22
= (Pout / Pin) x 100%
= (1109,2/1113,6) x 100 % = 99.6 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (1109,2 x 60) / (2 x 99.6%) = 10634,6 Nm
Beban 400
Pin = Vt x Ia
= 160 x 7,54 = 1206,4 W
Prugi2 = Ia2 * Ra
= 22 * 1.1 = 4.4 W
Pou t = Pin Prugi2
= 1206,4 4.4 = 1202 W
= (Pout / Pin) x 100%
= (1202/1206,4) x 100 % = 99,63 %
T = (Pout x 60) / (2 x )
= (1206,4 x 60) / (2 x 99.63%) =11563,05 Nm

3.5 Wirring Diagram Wiring


3.5.1 Wiring percobaan menjalankan motor tanpa beban

N R S T
IFM

Ampermeter

- +
Variac

+ Exitacy - + Exitacy -
Motor DC Generator DC

+ Jangkar - + Jangkar -

- + IAM VAM
Variac
Ampermeter Voltmeter

Gambar 3.2Wiring percobaan motor tanpa beban

23
3.5.2.Wiring percobaan generator tanpa beban

N R S T IA

Ampermeter

- +
Variac

IFM

Ampermeter

- +
Variac

+ Exitacy - + Exitacy -
Motor DC Generator DC

+ Jangkar - + Jangkar -

- + IAM VAM VAM


Variac
Ampermeter Voltmeter Voltmeter

N R S T IFG

Ampermeter

- +
Variac

IFM

Ampermeter

- +
Variac

+ Exitacy - + Exitacy -
Motor DC Generator DC

+ Jangkar - + Jangkar -

- + IAM VAM VAM


Variac
Ampermeter Voltmeter Voltmeter

Beban

Gambar 3.3 Wiring percobaan generator tanpa beban

3.5.3.Wiring percobaan generator berbeban

Gambar 3.4 Wiring percobaan generator berbeban

24

Anda mungkin juga menyukai