Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan modul Perioperatif 3
ini mahasiswa dapat lebih mengerti dan memahami materi pengenalan
alat bedah.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui fungsi alat bedah
b. Agar mahasiswa mengetahui cara penggunaan dan prosedur alat
bedah
c. Agar mahasiswa mengetahui instrumen apa saja yang digunakan
saat melakukan tindakan bedah.
Kozol, Robert A., Farmer, Diana L., Tennenberg, Steven D., Mulligan,
Michael., 1999.
Instruments and Sutures. In: Surgical Pearls. Philadelphia: F.A. Davis Company,
8-12.
R.K Arya, Jain Vijay. 2013. Journal, Indian Academy of Clinical Medicine l Vol.
14, No. 2l April-June, 2013.
Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
1
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Alat bedah adalah alat yang dirancang untuk digunakan untuk
kegiatan pembedahan, seperti membedah hewan, manusia, dan
sebagainya. Sebelum melakukan tindakan pembedahan pengetahuan
mengenai sarana dan prasarana penunjang dalam pembedahan wajib
dimegerti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan alat tersebut,
karena masing-masing alat bedah tersebut memiliki fungsi tertentu.
2
C. KATEGORI BERDASARKAN FUNGSI
1. Delivery set
Delivery set adalah kumpulan alat bedahyang dirancang
untuk para ahli bedah agar lebih higienis dalam melakukan
pembedahan.
2. Deletion and Curatage set
Deletion and Curatage set dirancang untuk digunakan pada
pembedahan bagian organ dalam seperti ginjal.
3. Minor Operating Set
Merupakan peralatan standar yang harus dimiliki oleh
ahli bedah dengan pembedahan yang sederhana.
4. Racheostomy
3
objek kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang,
gunting perban dan gunting iris.
a. Gunting Jaringan (bedah)
Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk.
Pertama, berbentuk ujung tumpul dan berbentuk ujung
bengkok. Gunting dengan ujung tumpul digunakan untuk
membentuk bidang jaringan atau jaringan yang lembut, yang
juga dapat dipotong secara tajam. Pemotongan dengan gunting
ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan
dengan cara mengusuri garis batas lesi dengan gunting. Harus
dipastikan kalau pemotongan dilakukan jangan melewati batas
lesi karena dapat menyebabkan kerusakan.
b. Gunting Benang (dressing scissors)
Gunting benang didesain untuk menggunting benang,
berbentuk lurus dan berujung tajam.
Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk
jaringan. Gunting ini juga digunakansaat
mengangkat benang pada luka yang sudah kering
dengan tehnik selipan dan sebaiknya pemotongan benang
menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam
pemotongan jahitan.
c. Gunting Perban
Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan
ujung yang tumpul, memiliki kepala kecil pada ujungnya yang
bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong perban. Jenis
gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar
gunting ini lebih panjang dan digunakansangat mudah
dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya didesain untuk
mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain
untuk membentuk dan memotong perban sesaat sebelum
menutup luka
d. Gunting Iris
Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan
berukuran kecil sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam
pembedahan ophtalmicus khususnya iris. Dalam bedah minor,
gunting iris digunakan untuk memotong benang oleh
karena ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat
remove benang dilakukan.
4
3. PINSET
Pinset (yang ujungnya lancip), digunakan untuk mengambil atau
menarik bagian alat-alat tubuh dari hewan yang dibedah, memisahkan
organ yang satu dengan yang lain. Pinset ada dua jenis, pinset
anatomis (ujung dari pinset tidak mempunyai gigi, disebut juga pinset
traumatis), yang ke dua, pinset sirurgis (ujungnya mempunyai gigi dan
disebut pinset atraumatis).
a. Pinset Sirugis
Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu
diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum
memulai insisi
b. Pinset Anatomis
Penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan
luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak.
c. Pinset Splinter
Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka (
mencegah overlapping).
4. NEEDLE HOLDER (PEMEGANG JARUM)
Alat ini digunakan untuk memegang jarum saat menjahit luka
operasi. Alat ini dilengkapi dengan pengunci, sehingga operator tidak
terlalu mengeluarkan banyak tenaga. Cara penggunaan needle holder
ini adalah: needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung berlubang
needle,dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan
memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu,
pemegangan needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan
menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke
arah depan pada jepitan instrumen karena akan disesuaikan dengan
arah alami tangan ketika insersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih
nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle ini juga akan
menyebabkan needle menekuk.
5. KLEM HEMOSTATIK (HEMOSTATIC FORCEPS)
Peralatan ini mempunyai arti penting dalam menghentikan
perdarahan selama operasi. Terdapat sejumlah variasi, sebagian besar
dari alat ini bergerigi dengan susunannya yang paralel terhadap arah
bilah, sedangkan lainnya tegak lurus. Dalam dan lebar gerigi juga
bervariasi.
Sebagian besar klem hemostatik menjepit dengan cukup kuat
sehingga jaringan-jaringan yang kecil dapat terjepit. Klem hemostatik
juga dapat digunakan untuk membantu membuat ligasi pada pembuluh
darah kecil (Kozol, 1999).
5
6. BENANG
Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable.
Benang yang absorbable biasanya digunakan untuk jaringan
lapisan dalam, mengikat pembuluh darah dan kadang
digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya
digunakan untuk jaringan tertentu dan harus diremove. Selain itu,
benang bedah ada juga yang bersifat alami dan sintetis. Benang
tersebut dapat berupa monofilamen (Ethilon atau prolene) atau jalinan
(black silk). Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan
menggunakan benang non-absorbable.Namun, jahitan subkutikuler
harus menggunakan jenis benang yang absorbable (Sjamsuhidajat,
2006).
a. Seide/ silk
Terbuat dari serabut-serabut sutera, terdiri dari 70% serabut
protein dan 30% bahan tambahan berupa perekat. Warnanya
hitam dan putih. Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena
sudah dikombinasi dengan perekat. Tidak diserap tubuh. Pada
penggunaan di sebelah luar maka benang harus dibuka
kembali. Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari nomor
00000 (5nol merupakan ukuran paling kecil untuk bag bedah)
hingga nomor 3 (yang merupakan ukuranpaling besar). Yang
paling sering dipakai adalah nomor 00 (2 nol) dan 0 (1 nol) dan
nomor satu.Semakin besar banyak nol nya semakin kecil
benangnya.Kegunaannya adalah untuk menjahit kulit,
mengikat pembuluh arteri (terutama arteribesar), sebagai
teugel (kendali). Benang harus steril, sebab bila tidak akan
menjadi sarang kuman(fokus infeksi), sebab kuman terlindung
di dalam jahitan benang, sedang benangnya sendiri tidakdapat
diserap tubuh.
b. Plain Catgut
Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapan berlangsung
dalam waktu 7-10 hari, dan warnanya putih dan kekuningan.
Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 00000 (5 nol yang
merupakan ukuran paling kecil) hingga nomor 3
(merupakn ukuran yang terbesar). Sering digunakan
nomor 000 (3 nol), 00 (2 nol), 0 (1 nol), nomor 1 dan nomor 2.
Kegunaannya adalah untuk mengikat sumber perdarahan kecil,
menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit
kulit terutama untuk daerah longgar (perut,wajah) yang tak
banyak bergerak dan luas lukanya kecil. Plain catgut harus
disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh
akan mengembang, bila disimpulkan 2 kali akan terbuka
6
kembali. Plain catgut tidak boleh terendam dalam lisol karena
akan mengembang dan menjadi lunak, sehingga tidak dapat
digunakan.
c. Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum benang dipintal
ditambahkan krom. Dengan adanya krom ini, maka benang akn
menjadi lebih keras dan kuat, serta penyerapannnya lebih lama,
yaitu 20-40 hari. Warnanya coklat dan kebiruan.
Benang ini tersedia dalam ukuran 000 (3 nol
merupakan ukuran yang paling kecil) hingga nomor 3.
Penggunaannya pada penjahitan luka yang dianggap belum
merapat dalam waktu sepuluh hari, untuk menjahit tendo pada
penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera
dilakukan.
d. Nilon (Dafilon,monosof,dermalonEthilon)
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang
langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon,
leboh kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, dan
tidak menimbilkan iritasi pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya. Warnanya biru hitam. Tersedia dalam ukuran 10 nol
hingga 1 nol. Penggunanan pada bedah plastik, ukuran yang
lebih besar sering digunakan kulit, nomor yang kecil dipakai
pada bedah mata.
e. Ethibond
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polytetra methylene
adipate). Tersedia dalam kemasan atraumatis. Bersifat lembut,
kuat, reaksi terhadap tubuh minumum, tidak diserap, dan
warnanya hijau dan putih. Ukurannya dari 7 nol sampai nomor
2. Penggunaannya pada bedah kardiovaskular dan urologi.
f. Vitalene/Prolene/surgilen
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polimer profilen).
Sangat kuat dan lembut, tidak diserap, warna biru. Tersedia
dalam kemasan atraumatis. Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1.
Digunakan pada bedah mikro, terutama untuk pembuluh darah
dan jantung, bedah mata, bedah plastik, cocok pula untuk
menjahit kulit.
g. PoliGlicolic Acid (seperti Polisorb,Dexon,Vicryl)
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Diserap
oleh tubuh, dan tidak menimbulkan reaksi pada jaringan tubuh.
Dalam subkutis bertahan selam tiga minggu, dalam otot
bertahan selam 3 bulan. Benang ini sangat lembut dan
warnanya ungu. Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1.
7
Penggunaan pada bedah mata, orthopedi, urologi dan bedah
plastik
h. Supramid
Merupakan benang sintetis, dalam kemasan atraumatis.
bersifat kuat, lembut fleksibel, reaksi tubu minimum dan tidak
diserap. Warnanya hitam putih. Digunakan untuk menjahit
kutis dan subkutis.
i. Linen (catoon)
Dibuat dengan serat kapas alam dengan jalan pemintalan.
Bersifat lembut, cukup kuat dan mudah disimpul, tidak diserap,
reaksi tubuh minimum, berwarna putih. Tersedia dalam ukuran
4 nol hingga 1 nol. Digunakan untuk menjahit usus dan kulit,
terutama kulit wajah.
j. Steel wire
Merupakan benang logam yang terbuat dari polifilamen baja
tahn karat. Sangat kuat, tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh
minimum. Mudah disimpul. Warna putih metalik. Terdapat
dalam kemasan atraumatis dan kemasan biasa. Ukurannya dari
6 nol hingga nomor 2. Untuk menjahit tendon.
7. NEEDLE (JARUM)
Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar
orang adalah jenis atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada
ujungnya yang merupakan tempat insersi benang. Benang akan
mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan jaringan
(trauma). Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada
benangnya sehingga dapat menimbulkan trauma. Needle memiliki
bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian
memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat insersi
benang. Sebagian besar needle berbentuk kurva dengan ukuran , 5/8,
dan 3/8 lingkaran. Hal ini menyebabkan needle memiliki range
untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang dibutuhkan. Ada juga
bentuk needle yang lurus namun jarang digunakanpada bedah minor.
Needle yang berbentuk setengah lingkaran datar digunakan untuk
memudahkanpenggunaannya dengan needle holder
8
E. Lampiran
Gambar-gambar instrumen bedah
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Kozol, Robert A., Farmer, Diana L., Tennenberg, Steven D., Mulligan,
Michael., 1999.
Instruments and Sutures. In: Surgical Pearls. Philadelphia: F.A. Davis Company,
8-12.
R.K Arya, Jain Vijay. 2013. Journal, Indian Academy of Clinical Medicine l Vol.
14, No. 2l April-June, 2013.
Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
25