Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL KEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN


MATERI DASAR 1 JIWA 2009 2014

I. DESKRIPSI SINGKAT

Materi Kebijakan Kesehatan Jiwa merupakan materi yang sangat penting untuk
diketahui tenaga perawat dalam pelaksanaan keperawatan kesehatan jiwa
masyarakat. Hal ini diperlukan untuk mengarahkan peserta pelatihan dalam
memahami kebijakan nasional pelayanan kesehatan jiwa. Oleh karena itu, maka
peserta pelatihan perlu diberikan wawasan yang luas dalam rangka melaksanakan
pelayanan keperawatan kesehatan jiwa masyarakat, sehingga tidak terlepas dari
konteks Pembangunan Nasional di Indonesia.

Modul ini membahas tentang undang-undang kesehatan jiwa, visi dan misi
kesehatan jiwa nasional, kebijakan dan rencana strategis, peran rumah sakit jiwa
dan rumah sakit umum, puskesmas, dan program kesehatan jiwa

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):


Setelah selesai pembelajaran ini peserta mampu memahami Kebijakan
Kesehatan Jiwa Nasional

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK):


Peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang undang-undang kesehatan jiwa
2. Menjelaskan tentang Arah Pembangunan Kesehatan
3. Menjelaskan tentang visi dan misi program pelayanan kesehatan jiwa di
Indonesia
4. Menjelaskan tentang Kebijakan dan Strategi pelayanan kesehatan jiwa di
Indonesia 2009 - 2014
5. Menjelaskan tentang Peran rumah sakit jiwa dan rumah sakit umum,
puskesmas
6. Menjelaskan tentang Program Kesehatan Jiwa
2

III. POKOK BAHASAN

Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:

Pokok bahasan A. Undang-undang Kesehatan Jiwa


Pokok bahasan C. Visi dan Misi Program Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Indonesia
Pokok bahasan D. Kebijakan dan Strategi pelayanan kesehatan jiwa
Pokok bahasan E. Peran rumah sakit jiwa dan rumah sakit umum, puskesmas
Pokok bahasan F: Program Kesehatan Jiwa

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Langkah 1 : Penyiapan proses pembelajaran


1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
b. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
c. Menggali pendapat peserta (apersepsi) tentang apa yang dimaksud
konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas dengan metode
brainstorming.
d. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum
jelas dan perlu diklarifikasi.

B. Langkah 2 : Penyampaian Materi Pembelajaran


1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan 1 sampai dengan 5 secara garis
besar dalam waktu yang singkat
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas
3

c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta


d. Menyimpulkan materi bersama peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan
kesempatan yang diberikan
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN A.
UNDANG-UNDANG KESEHATAN JIWA

Kesehatan jiwa telah diatur dalam undang-undang sejak tahun 1966 dengan
adanya UU no 3 th 1966 tentang Kesehatan Jiwa. Perkembangan selanjutnya,
kebijakan setara UU kesehatan jiwa tidak diundangkan lagi. Pada
perkembangannya, perihal kesehatan jiwa dimasukkan dalam Undang-undang
Kesehatan baik UU Kesehatan No 23 th 1992 maupun UU Kesehatan No 36 th
2009. Saat ini jajaran kesehatan jiwa memandang perlu adanya peraturan setara
Undang-undang untuk mengatur kesehatan jiwa. Usaha menyusun RUU telah
dilaksanakan, namun demikian sampai dengan saat ini belum disahkan oleh
DPR.

Dalam undang-undang no 36 th 2009 tentang Kesehatan diatur tentang


kesehatan jiwa sebagai berikut:
1. Upaya kesehatan jiwa dilaksanakan dengan berbasis masyarakat
2. Upaya kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di layanan kesehatan
umum dan khusus
3. Upaya kesehatan jiwa berbentuk pelayanan Preventif, Promotif, dan
Edukatif serta Kuratif dan Rehabilitatif
4. Upaya kesehatan jiwa harus memperhatikan masalah HAM (Hak Asasi
Manusia)
4

5. Upaya pelayanan kesehatan jiwa menjadi tanggung jawab pemerintah,


pemerintah daerah dan masyarakat.
6. Masalah-masalah khusus yang perlu diperhatikan dalam kesehatan jiwa
meliputi:
a. Bagimana pengeloaan Visum et repertum kesehatan jiwa
b. Masalah-masalah Psikososial yang sering terjadi di masyarakat
( masalah pasung pada pasien gangguan jiwa, gelandangan
psikotik)

Dalam pasal 144 UU Kesehatan no 36 th 2009 diatur bahwa pelayanan kesehatan


jiwa harus bermutu dan berkualitas sbb:
1. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab
menciptakan kondisi kesehatan jiwa yang setinggi-tingginya dan
menjamin ketersediaan, aksesibilitas, mutu dan pemerataan upaya
kesehatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
2. Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembangkan
upaya kesehatan jiwa berbasis masyarakat sebagai bagian dari upaya
kesehatan jiwa keseluruhan, termasuk mempermudah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan jiwa.

Upaya kesehatan jiwa di Indonesia menggunakan pendekatan yang komprehensif


meliputi upaya preventif, promotif, dan edukatif dicantumkan dalam pasal 144,
145, dan 146, sebagai berikut:
1. Pasal 144
(2) Upaya kesehatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif pasien gangguan jiwa dan masalah
psikososial.
2. Pasal 145
Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin upaya kesehatan
jiwa secara preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk
menjamin upaya kesehatan jiwa di tempat kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 144 ayat (3).
5

3. Pasal 146
(1) Masyarakat berhak mendapatkan informasi dan edukasi yang benar
mengenai kesehatan jiwa.

Upaya kesehatan jiwa juga harus memperhatikan hak asasi manusia (HAM). Hal
ini diatur dalam Pasal 146 dan 147 UU Kesehatan no 36 th 2009 sbb:
1. Pasal 146
(2) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menghindari
pelanggaran hak asasi seseorang yang dianggap mengalami gangguan
kesehatan jiwa.
2. Pasal 147
(2) Upaya penyembuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang berwenang dan di tempat yang tepat dengan
tetap menghormati hak asasi penderita.

Ada beberapa Undang-undang lain yang juga mengatur tentang kesehatan jiwa
meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Usia Lanjut
3. UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga
4. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
5. Permen RPJP bidang kesehatan 2005-2025
6. Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Pasal-pasal lain dalam UU Kesehatan no 36 th 2009 yang berkaitan dengan upaya


kesehatan jiwa:
1. Pasal 85
a. Rumah Sakit wajib menerima pasien (termasuk pasien gangguan
jiwa)
b. Dilarang menolak pasien, meminta uang muka
6

2. Pasal 56
a. Rumah sakit harus melakukan informed consent (menghormati hak
otonomi)
b. Rumah sakit harus harus menjamin kerahasiaan informasi pasien
c. Rumah sakit harus memberikan jaminan penuh dalam pelayanan
kesehatan

POKOK BAHASAN B.
VISI DAN MISI KESEHATAN JIWA NASIONAL

Visi Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan yaitu:


Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Visi Kementerian Kesehatan tersebut akan dicapai melalui misi Kementerian


Kesehatan yaitu:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

Tujuan Kementerian Kesehatan adalah:


Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-
guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya

Visi Kementerian Kesehatan dalam pembangunan kesehatan jiwa telah


dirumuskan yaitu tahun 2009-2014 yaitu:
Kesehatan Jiwa yang Optimal bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Visi ini diharapkan dicapai melalui misi kesehatan jiwa di Indonesia yaitu:
1. Menjadikan kesehatan jiwa sebagai kebutuhan bersama & utama
7

2. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa berkualitas, manusiawi,


terjangkau, merata, dan berkesinambungan (continuum of care, integrated
hospital to community) pada semua tingkat pelayanan, khususnya
kelompok rentan dan marginal.
3. Mengembangkan upaya kesehatan jiwa yg terintegrasi pada berbagai
program serta tingkat layanan inter dan intrasektoral
4. Mengembangkan sistem ketenagaan kesehatan jiwa sejalan dengan
pengembangan upaya kesehatan jiwa.
5. Mengembangkan sistem pembiayaan yang adekuat dan sistem askesos
yang mencakup kesehatan jiwa
6. Mengembangkan upaya kesehatan jiwa berbasis masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan tatanan sosial dan
budaya
7. Mengembangkan upaya reintegrasi orang dengan gangguann jiwa ke
masyarakat

Nilai-nilai yang diutamakan dalam pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia:


1. Penghargaan terhadap martabat orang dengan masalah kesehatan jiwa
2. Pendekatan multidisipliner dan multisektoral
3. Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan
4. Kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
5. Terjangkau dan pemerataan
6. Pelayanan yang responsif dan berbasis bukti

POKOK BAHASAN C.
KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS KESEHATAN JIWA

Berikut ini kebijakan-kebijakan dalam kesehatan jiwa:


1. Kemitraan Inter Dan Intrasektoral
a. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian akan kesehatan jiwa bagi
pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, lintas program, lintas
sektoral dan Lembaga Swadaya Masyarakat
8

b. Mengembangkan jejaring kerja sama lintas sektor, lintas program dan


Lembaga Swadaya Masyarakat
c. Memfasilitasi pengembangan program lintas sektor terkait kesehatan jiwa
2. Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa Prima
a. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan jiwa di setiap
jenjang pelayanan
b. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas kesehatan jiwa di setiap
jenjang pelayanan kesehatan
c. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa yang responsif dan berbasis
bukti
3. Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat
a. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian masyarakat akan kesehatan jiwa
b. Meningkatkan peran serta orang dengan gangguan jiwa dan keluarganya
c. Meningkatkan dukungan masyarakat terhadap orang dengan gangguan
jiwa dan keluarganya
4.Sistem Ketenagaan Kesehatan Jiwa
a. Melakukan analisis dan perencanaan ketenagaan di bidang kesehatan jiwa
b. Mengupayakan pengadaan dan pengembangan tenaga di bidang kesehatan
jiwa
c. Mendayagunakan SDM Kesehatan Jiwa berdasarkan kebutuhan dan
kompetensi
5. Sistem Pembiayaan Kesehatan Jiwa
a. Melakukan analisis dan perencanaan sistem pembiayaan
b. Mengupayakan pengadaan dan pengembangan sistem pembiayaan yang
adekuat
c. Mengupayakan tercakupnya secara maksimal masalah kesehatan jiwa
dalam sistem asuransi sosial kesehatan

POKOK BAHASAN D.
PERAN RSJ, RSU DAN PUSKESMAS DALAM KESEHATAN JIWA

Peran rumah sakit jiwa (RSJ) dalam pembangunan kesehatan jiwa:


Bagi RSJ mengembangkan pelayanan yg tetap pada core bussiness RSJ seperti :
9

1. Layanan keswa anak & remaja : Diagnosis, terapi, program pelatihan


menuju pengembangan kemampuan (Autis, Anak bermasalah); klinik
tumbuh kembang anak
2. Layanan usia produktif : kesehatan jiwa industri dan berbagai penanganan
masalah kerja termasuk persyaratan/pemeriksaan SDM untuk suatu
kepentingan (fit & propper, uji kes para calon pemimpin, tenaga kerja)
3. Layanan Napza & HIV: dengan berbagai modalitas terapi (detoksifikasi,
terapi subsitusi, rehabilitasi, kelompok tolong diri, day care dsb)
4. Layanan Psikogeriatri : demensia, rumah titipan sementara, layanan
kegiatan usia lanjut
5. Sumber dari pengetahuan kesehatan jiwa terkini

Peran rumah sakit umum (RSU) dalam pembangunan kesehatan jiwa:


1. RSU merupakan pintu masuk semua layanan kesehatan rujukan termasuk
kesehatan jiwa (triage)
2. RSU perlu mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa untuk pasien
gangguan kesehatan fisik dalam bentuk liason psikiatri.
3. RSU menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi pekerja, calon pekerja,
calon jemaah haji, kedudukan tertentu melalui pengembangan penapisan
yang tepat-cepat-hemat-bermutu
4. RSU perlu menyelenggarakan pelayanan khusus seperti Klinik Tumbuh
Kembang Anak di Rumah Sakit Anak dan Bersalin,
5. RSU menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa untuk pasien dengan
penyakit kronis (Kanker di RS Dharmais, HIV di RSPI Sulianti S),
6. RSU memberikan pelayanan kesehatan jiwa pada pasien yang mengalami
tindakan khusus (pra/pasca bedah, stroke, forensik, kekerasan
anak/perempuan)

Peran sentral RSJ dalam Upaya Kesehatan Jiwa:


1. Layanan Hotline Service Kesehatan Jiwa Nasional ( 500454 atau 021
500454)
2. Sistim informasi kesehatan jiwa
3. Tim Pelaksana-Kesehatan Jiwa Masyarakat
10

4. Pembinaan wilayah

Peran Puskesmas dalam upaya kesehatan jiwa:


1. Menyediakan layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat dalam bentuk
klinik kesehatan jiwa dan kunjungan rumah
2. Menstimulasi masyarakat untuk membentuk lingkungan desa sadar
kesehatan jiwa dalam bentuk Desa Siaga Sehat Jiwa
3. Melaksanakan rujukan kasus kesehatan jiwa, dan melanjutkan program
pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien pulang dari RSJ/RSU.
4. Melakukan kerja sama lintas sektor di tingkat kecamatan untuk
penanggulangan masalah kesehatan di wilayah kerjanya.

POKOK BAHASAN E.
PROGRAM KESEHATAN JIWA

Program Kesehatan jiwa 2009 - 2014 meliputi:


1. Pemberdayaan Masyarakat
a. Pemberdayaan keluarga, masyarakat dan organisasi peduli kesehatan jiwa
b. Revitalisasi TP-KJM(Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat melalui
Peraturan Presiden.
c. Peran masing-masing pihak terkait untuk program Menuju Indonesia
Bebas Pasung
2. Layanan Kesehatan Jiwa diselenggarakan di
a. Puskesmas
b. RSU Kabupaten/Kota
c. Layanan tersier di RSJ
d. Hotline Service
e. Program diversi pecandu narkotika
f. Program menuju Indonesia Bebas Pasung
3. Perhatian terhadap Kelompok Berisiko
a. TKI-B (Tenaga Kerja Indonesia-Bermasalah)
b. Masalah kesehatan jiwa pada bencana
c. KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)
11

4. Etikolegal
Masalah etik dan perlindungan terhadap penderita gangguan jiwa harus makin
diperhatikan.

Pelayanan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan jiwa telah


berupaya mengembangkan pelayanan jiwa selaras dengan undang-undang dan
kebijakan yang berlaku meliputi:
1. Pengembangan pelayanan keperawatan jiwa di masyarakat:
a. Pengembangan Desa Siaga Sehat Jiwa, membentuk Kader Kesehatan
Jiwa
b. Mendukung Pembentukan Kelompok Swabantu (Self Help Group)
Kesehatan Jiwa
c. Mendukung Usaha Kesehatan Sekolah Jiwa
2. Pengembangan pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat di puskesmas
berupa pelayanan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat (Community
Mental Health Nursing / CMHN), terdiri dari
a. Basic Course CMHN,
b. Intermediate Course CMHN, dan
c. Advanced Course CMHN.
3. Pengembangan pelayanan keperawatan jiwa di rumah sakit umum dalam
bentuk pelayanan akut kesehatan jiwa: Psychiatric Intensive Care Unit
(PICU).
4. Pengembangan pelayanan keperawatan di rumah sakit jiwa dalam bentuk:
a. PICU
b. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) Jiwa di rawat inap
c. Konsultasi Keperawatan di rawat jalan

VI. REFERENSI

Renstra Direktorat Kesehatan Jiwa 2009-2014, Ditjend Bina Upaya Kesehatan,


Kementereian Kesehatan Republik Indonesia.

UU no 36 th 2009 tentang Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai