Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada setiap pembelajaran selalu diupayakan untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang optimal yaitu guru harus
menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif, kreatif, dan
menyenangkan. Setiap guru harus memberikan fasilitas yang sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan. Peran guru perlu dialikan dari peran dominan ( teacher
centerend ), menjadi fasilitator sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Kenyataan yang sering terjadi dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen (PAK) pada umumnya siswa menerima begitu saja apa yang disampaikan
guru. Siwa hanya menghafal apa yang diberikan tanpa mengembangkan atau
menemukan sendiri berdasarkan pengalaman belajarnya, padahal pada umumnya
siswa telah menjadi Kristen sejak lahir. Jika siswa memiliki pengalaman belajar,
maka siswa mempunyai kemampuan untuk berkembang. Dengan demikian,
pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan
dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Bila dianalisis lebih mendalam bahwa
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang kurang beragam dalam persepsi
metode pembelajaran menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran maka pada
akhir pembelajaran guru memberikan ulangan harian tes formatif kepada siswa. Hasil
yang diperoleh setelah menyelesaikan tes PAK di kelas VII A SMP GKST 2 Tentena
belum seperti yang diharapkan. Dari 21 siswa hanya 71,4 % yang dapat dinyatakan
tuntas belajar memperoleh nilai > KKM 71. Dengan demikian hasil belajar
dikategorikan belum berhasil.
Berdasarkan kasus diatas peneliti (guru) bersama teman sejawat
mendiskusikan dan memecahkan masalah kasus pembelajaran tersebut.
Masalah tersebut teridentifikasi sebagai berikut :
1. Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
2. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti dan menerima pelajaran dari guru.

1
3. Rendahnya keberanian siswa untuk bertanya kepada guru.
Melalui diskusi dengan teman sejawat waktor penyebab masalah-masalah
yang sering timbul dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Rendahnya hasil belajar siswa yang berkaitan dengan tingkat pemahaman/
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dikarenakan penjelasan guru sulit
dimengerti dan tidak didukung oleh alat peraga, guru terlalu mendominasi
pelajaran, metode yang digunakan seperti ceramah tidak meningkatkan aktifitas
siswa.
b. Rendahnya keberanian siswa untuk bertanya kepada guru disebabkan guru terlalu
mendominasi pembelajaran, monoton serta tidak memotivasi siswa untuk
bertanya.
Metode diskusi kelompok adalah suatu cara yang diterapkan oleh pendidik
untuk mengajar di kelas dengan cara pendidik memberikan suatu permasalahan dan
peserta didik mencari pemecahannya secara bersama-sama dalam sebuah kelompok.
Dalam kegiatan tersebut maka, peserta didik dituntut untuk berpikir kritis dalam
memecahkan permasalahan yang ada. Menurut Pinheiro dkk dalam Ichsan (2010)
diskusi kelompok kecil dapat membina kerjasama, meningkatkan partisipasi di antara
semua anggota kelompok., mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dari peserta didik,
berfungsi sebagai metode untuk pemecahan masalah, mendorong refleksi kelompok.
Menurut Sudjana (2010), menyatakan bahwa keuntungan dari diskusi kelompok
kecil (buzz group discussion) adalah sebagai berikut: (a) Peserta didik yang kurang
biasa menyampaikan pendapat dalam kelompok belajar dibantu untuk berbicara
dalam kelompok kecil, (2) Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian
terhadap pendapat orang lain, dan mungkin akan menyenangkan, (3) Dapat
menghimpun berbagai pendapat tentang bagian-bagian masalah dalam waktu singkat,
(4) Dapat digunakan bersama teknik lain sehingga penggunaan teknik ini bervariasi.
Siswa kelas VII A SMP GKST 2 Tentena berjumlah 21 orang yang terdiri
dari 7 laki-laki dan 14 perempuan. Pembelajaran PAK di kelas VII A SMP GKST 2
Tentena selama ini tampaknya sebagian siswa mengalami kesulitan belajar dalam
pembelajarn PAK, sementara di dalam kelas terdapat sebagian siswa yang memiliki
kemampuan akademik PAK. Siswa yang memiliki kemampuan akademik PAK dapat

2
diberdayakan untuk membantu siswa yang kurang mampu melalui metode diskusi
kelompok kecil. Hal ini dimaksudkan untuk terjadinya interaksi antara siswa yang
pandai dan yang kurang pandai, untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Metode diskusi kelompok kecil di pandang sangat tepat untuk diterapkan dalam
pembelajaran PAK pada materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa. Melalui
penerapan metode diskusi kelompok kecil siswa diharapkan dapat belajar bersama,
saling bekerja sama, saling membagi informasi, dan pengetahuan. Bahkan siswa
yang mempunyai kemampuan bisa menjadi tutor sebaya untuk siswa yang kurang
pandai. Jadi intinya adalah diskusi kelompok kecil diharapkan dapat membuat siswa
lebih aktif lagi belajar dengan cara belajar bersama dengan siswa lainnya sehingga
hasil belajar pun meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan hasil belajar PAK pada
Materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa di kelas kelas VII A SMP GKST
2 Tentena maka guru perlu melakukan perbaikan tindakan pembelajaran melalui
metode diskusi kelompok kecil dalam Peneltian Tindakan Kelas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan pada
penelitian ini yaitu: Bagaimana meningkatkan hasil belajar PAK pada Materi
Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa di kelas VII A SMP GKST 2 Tentena
melalui metode diskusi kelompok kecil?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan hasil belajar PAK pada Materi Keberadaan Manusia Telah
Dicemari Dosa di kelas VII A SMP GKST 2 Tentena melaui metode diskusi
kelompok kecil.
2. Meningkatkan keaktifan dan motifasi siswa dalam pembelajaran PAK.

3
D. Manfaat Penelitian
Penenlitian tindakan kelas ini bermanfaat :
1. Bagi guru, menambah wawasan untuk dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan dapat
meningkatkan belajar siswa SMP GKST 2 Tentena.
2. Bagi siswa, memberikan pengalaman baru dalam bentuk pembelajaran sekaligus
dapat membantu siswa untuk maningkatkan hasil belajar..
3. Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan
dalam pembelajaran PAK.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pelajaran PAK di SMP


1. Hakekat
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi
kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap
pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik
pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti yang luhur, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan
penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi
spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang
dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan.
Penerapan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di bidang
Pendidikan Agama Kristen (PAK), sangat tepat dalam rangka mewujudkan
model PAK yang bertujuan mencapai transformasi nilai-nilai kristiani dalam
kehidupan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar memberikan ruang yang sama kepada setiap
peserta didik dengan keunikan yang berbeda untuk mengembangkan pemahaman
iman kristiani sesuai dengan pemahaman, tingkat kemampuan serta daya
kreativitas masing-masing.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen
bukanlah standar moral Kristen yang ditetapkan untuk mengikat peserta didik,

5
melainkan dampingan dan bimbingan bagi peserta didik dalam melakukan
perjumpaan dengan Tuhan Allah dan mengekspresikan hasil perjumpaan itu
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar memahami, mengenal dan
bergaul dengan Tuhan Allah secara akrab karena seungguhnya Tuhan Allah itu
ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka. Dia adalah Sahabat dalam
Kehidupan Anak-anak.
Hakikat Pendidikan Agama Kristen (PAK) seperti yang tercantum dalam
hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah: Usaha yang
dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan
kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami
dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan
dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan
demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki
keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan
pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas.
Pada dasarnya PAK dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik
(euangelion = injil), yang disajikan dalam dua aspek, aspek ALLAH
TRITUNGGAL (ALLAH BAPA, ANAK, DAN ROH KUDUS) dan
KARYANYA, dan aspek NILAI-NILAI KRISTIANI. Secara holistik,
pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAK pada Pendidikan
Dasar dan Menengah mengacu pada dogma Allah Tritunggal dan karya-Nya.
Pemahaman terhadap Allah Tritunggal dan karya-Nya harus tampak dalam nilai-
nilai kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian peserta didik.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar PAK di sekolah dibatasi hanya pada aspek yang secara
substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam kehidupan peserta
didik, terutama dalam pengayaan nilai-nilai iman kristiani. Dogma yang lebih
spesifik dan mendalam diajarkan di dalam gereja.
Fokus Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berpusat pada
kehidupan manusia (life centered). Artinya, pembahasan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar didasarkan pada kehidupan manusia, dan iman Kristen

6
berfungsi sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut kehidupan manusia.
Pembahasan materi sebagai wahana untuk mencapai kompetensi, dimulai dari
lingkup yang paling kecil, yaitu manusia sebagai ciptaan Allah, selanjutnya
keluarga, teman, lingkungan di sekitar peserta didik, setelah itu barulah dunia
secara keseluruhan dengan berbagai dinamikanya.

2. Tujuan dan Fungsi


a. Mata pelajaran PAK di SMP bertujuan:
1) Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karya-Nya
agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah
Tritunggal dalam hidupnya
2) Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta
didik, sehingga mampu memahami dan menghayatinya
3) Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya
secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat
yang pluralistik.
b. Fungsi
1) Memampukan peserta didik memahami kasih dan karya Allah dalam
kehidupan sehari-hari
2) Membantu peserta didik mentransformasikan nilai-nilai kristiani dalam
kehidupan sehari-hari

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup PAK meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Allah Tritunggal (Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus) dan karya-Nya
b. Nilai-nilai kristiani.
Pada jenjang pendidikan SMP peserta didik dibimbing untuk tidak hanya
memahami secara lebih dalam mengenai hubungan Allah dengan manusia, tetapi
lebih jauh lagi peserta didik diharapkan mampu mewujudkan nilai-nilai kristiani
dengan respons nyata melalui pikiran, perkataan dan perbuatan. Pada tahap
selanjutnya, peserta didik diharapkan mampu mengambil keputusan hidup sesuai

7
dengan usia dan kemampuannya dengan mengacu pada nilai-nilai kristiani yang
dipelajari dan dialaminya dalam proses pembelajaran aktif di sekolah.

B. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran
(Sudjana, 2005). Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat
situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan. Dalam kegiatan belajar
mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan
tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan. Strategi belajar
mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan
mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Hasibuan, 2004). Metode pembelajaran
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk
menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat
tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru
akan mampu mencapai tujuan pengajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah
strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran


Sebagai suatu cara,metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi
untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat
masing-masing metode tersebut. Menurut Surakhmad dalam Djamarah (2002),
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai
berikut:

8
a. Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di
sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak
didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan
instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan
nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan
anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama
dari hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
situasi yang diciptakan itu.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik
di sekolah.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru
diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai
jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.

3. Syarat-syarat metode pembelajaran


Menurut Ahmadi dalam Asih (2007), syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam
penggunaan metode mengajar adalah:
a. Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa

9
b. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
c. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
d. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
e. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas
dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yng nyata dn bertujuan.
g. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang
baik dalam kehidupan sehari-hari.

C. Metode Diskusi
Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi (Discussion Method)
diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
1. Mendorong siswa berpikir kritis.
2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah
bersama.
4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan Metode Diskusi sbb:


1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
dan bukan satu jalan.

10
2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleransi (Syaful
Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan Metode Diskusi sbb:
1. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;.
4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaful Bahri
Djamarah, 2000).

D. Metode Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)


1. Diskusi Kelompok
Mulyasa (2005), menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu
proses teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam berinteraksi tatap muka
untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Suryosubroto dalam
Yuniati (2007), bahwa diskusi kelompok adalah suatu percakapan oleh beberapa
orang yang tergabung dalam suatu kelompok atau saling tukar pendapat tentang
sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban
dan kebenaran atas suatu masalah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode diskusi kelompok adalah suatu cara yang diterapkan oleh pendidik
untuk mengajar di kelas dengan cara pendidik memberikan suatu permasalahan
dan peserta didik mencari pemecahannya secara bersama-sama dalam sebuah
kelompok. Dalam kegiatan tersebut maka, peserta didik dituntut untuk berpikir
kritis dalam memecahkan permasalahan yang ada.

2. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)


a. Pengertian Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Menurut Sanjaya (2010), macam-macam jenis diskusi kelompok salah satunya
adalah Diskusi Kelompok Kecil, dilakukan dengan membagi siswa dalam

11
kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.
Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum,
kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam sub-masalah yang harus
dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil,
ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya. Teknik kelompok buzz
digunakan dalam kegiatan pembelajaran pemecahan masalah yang di dalamnya
mengandung bagian-bagian khusus dalam masalah itu. Kegiatan belajar
biasanya dilakukan melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kecil (sub-
groups) dengan jumlah anggota masing-masing kelompok sekitar 3-5 orang.
Kelompok-kelompok kecil itu melakukan kegiatan diskusi dalam waktu
singkat tentang bagian-bagian khusus dari masalah yang dihadapi oleh
kelompok besar (Sudjana, 2005).
b. Tujuan Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Tujuan dari pengajaran diskusi kelompok kecil menurut Pinheiro dalam Ichsan
( 2010), yaitu:
1) Membina kerjasama.
2) Meningkatkan partisipasi di antara semua anggota kelompok.
3) Mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dari peserta didik.
4) Berfungsi sebagai metode untuk pemecahan masalah.
5) Mendorong refleksi kelompok.
c. Keuntungan Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Menurut Sudjana (2010), menyatakan bahwa keuntungan dari diskusi
kelompok kecil (buzz group discussion) adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik yang kurang biasa menyampaikan pendapat dalam kelompok
belajar dibantu untuk berbicara dalam kelompok kecil.
2) Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat
orang lain, dan mungkin akan menyenangkan.
3) Dapat menghimpun berbagai pendapat tentang bagian-bagian masalah
dalam waktu singkat.
4) Dapat digunakan bersama teknik lain sehingga penggunaan teknik ini
bervariasi.

12
d. Langkah-Langkah Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Berikut ini beberapa pendapat mengenai langkah-langkah diskusi kelompok
kecil (buzz group discussion). Sudjana (2005), menyatakan bahwa langkah-
langkah diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut:
1) Pendidik, mungkin bersama peserta didik, memilih dan menentukan
masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu
dipecahkan dalam kegiatan belajar.
2) Pendidik menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk kelompok
kecil dengan jumlah anggota masing-masing kelompok sekitar 3-5 orang.
Jumlah kelompok yang akan dibentuk dan banyaknya peserta dalam setiap
kelompok kecil disesuaikan dengan jumlah bagian masalah yang akan
dibahas.
3) Pendidik membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing
kelompok kecil. Satu kelompok membahas satu bagian masalah.
Selanjutnya, pendidik menjelaskan tentang tugas kelompok yang harus
dilakukan, waktu pembahasan (biasanya 5-15 menit), pemilihan pelapor,
dan lain sebagainya.
4) Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah
yang telah ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok kecil itu
memperjelas bagian masalah, serta memberikan saran-saran untuk
pemecahannya.
5) Apabila waktu yang ditentukan telah selesai, pendidik mengundang
kelompok-kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam kelompok
besar, kemudian mempersilahkan para pelapor dari masing-masing
kelompok kecil secara bergiliran untuk menyampaikan laporannya kepada
kelompok besar.
6) Pendidik, atau seorang peserta didik yang ditunjuk, mencatat pokokpokok
laporan yang telah disampaikan. Selanjutnya para peserta didik diminta
untuk menambah, mengurangi, atau mengomentari laporan itu.
7) Pendidik dapat menugaskan salah seorang atau beberapa orang peserta
didik untuk merangkum hasil pembahasan akhir laporan itu.

13
8) Pendidik bersama peserta didik dapat mengajukan kemungkinan kegiatan
lanjutan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil diskusi dan selanjutnya
melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil diskusi itu.

E. Proses Belajaran-Mengajar
Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan, bahan, metode
dan alat, serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar-mengajar pada
hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa
setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat
pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas
dalam proses belajar-mengajar agar sampai pada tujuan yang ditetapkan. Metode dan
alat adalah cara yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah
upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu
tercapai atau tidak. Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa (Djoko,2007).
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat
dibedakan, yakni tujuan pengajaran, pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil
belajar (Nana Sudjana, 2002). Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering
diabaikan, setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan
penilaian hasil belajar. Pendidikan tidak berorientasi kepada hasil semata-mata, tetapi
juga proses. Oleh karena itu penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus
dilaksanakan secara seimbang dan kalau dapat dilaksanakan secara simultan. Tidak
mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh lemahnya proses belajar-mengajar di
mana guru merupakan penanggung jawabnya. Umar Hamalik (2003), menyatakan
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Di pihak lain pendidikan dan pengajaran
dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus
merupakan akibat dari proses belajar-mengajar yang dialaminya. Setidak-tidaknya
apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui
program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses
mengajarnya.

14
F. Hasil Belajar Siswa
Setiap saat dalam kehidupan manusia selalu mengalami proses belajar.
Belajar dilakukan manusia baik secara formal, informal, maupun nonformal. Dalam
proses belajar diharapkan dapat memperoleh hasil belajar berupa perubahan tingkah
laku baik secara konkrit maupun psikomotor (Sumartono 1982). Sedangkan hasil
belajar adalah satu nilai yang menunjukan hasil tertinggi yang dicapai dalam belajar
menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu dalam waktu yang tertentu
pula.
Untuk mamperluas pemahaman kita tentang belajar, Hamalik (2011),
menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui
pengalaman dan latihanaaa. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya, dan perubahan
tersebut nampak dalam bentuk peningkatan, kacakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa belajar selalu ditandai
dengan adanya perubahan-perubahan yang dialami oleh seseorang yang belajar
tersebut. Perubahan-perubahan inilah yang dikatakan sebagai hasil. Jadi setelah
belajar tidak ada juga perubahan artinya belajar yang dilakukan tidak efektif bahkan
dapat dikatakan tidak berhasil. Menurut Moelyono (2003), hasil belajar adalah
penguasaan pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan dalam mata
pelajaran. Pada umumnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh
guru. Selanjutnya bahwa perubahan yang diharapkan setelah belajar mencakup
bukan hanya pangetahuan dan keterampilan tetapi juga sikap dan perilaku siswa,
sebab antara pengetahuan, keterampilan dan sikap tidak dapat dipisahkan.
Hasil belajar mempunyai arti yang penting sekali baik untuk sekolah, guru,
maupun siswa itu sendiri bahkan untuk masyarakat dalam hal ini orang tua. Bagi
sekolah dengan adanya gambaran hasil belajar siswa, maka dapat mengambil
kebijakan yang tepat. Bagi pihak guru juga sangat mempunyai arti yang penting
untuk dijadikan bahan evaluasi bagi proses belajar mengajar yang selama ini
dilaksanakan.

15
Guru juga harus memperhatikan dimana kira-kira kekurangannya dan dimana
kelebihannya dalam mengajar, lalu mencari cara yang tepat untuk memperbaiki dan
mengembangkannya. Bagi siswa hasil belajar yang dicapai dapat dijadikan sebagai
motivasi, bilah masih rendah harus berusaha untuk meningkatkannya dan kalau
sudah tergolong tinggi maka harus dipertahankan kalau perlu ditingkatkan lagi.
Demikian pula halnya dengan pihak masyarakat atau orang tua gambaran tentang
hasil belajar siswa yang biasanya tertera pada buku laporan pendidikan mempunyai
manfaat yang sangat besar sebagai bahan evaluasi bagi anak-anak sekaligus sebagai
sarana untuk melakukan kerja sama yang baik dengan pihak sekolah.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP GKST 2 Tentena Kabupaten Poso
Sulawesi Tengah. Subyek pada penelitian yaitu siswa di kelas VII A, mata
pelajaran pelajaran PAK khususnya pada materi Keberadaan Manusia Telah
Dicemari Dosa. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran PAK.
Sesuai jadwal mata pelajaran PAK yang ada di SMP GKST 2 Tentena, waktu
pelaksanaannya adalah siklus I (satu) pada hari Senin, 2 dan 9 Pebruari 2015 dan
siklus II (dua) dilaksanakan pada hari Senin, 16 dan 23 Pebruari 2015. Setiap
siklus dialokasikan 2 jam pelajaran sehingga keseluruhan jam yang digunakan
adalah 4 jam.

2. Karakteristik Siswa
Jumlah subyek penelitian 21 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 14
perempuan. Jika dilihat dari karakteristik siswa khususnya pada tingkat
kemampuan, terdapat perbedaan (heterogen) dimana ada yang mempunyai
kemampuan akademik tinggi, sedang, rendah.

B. Deskripsi Persiklus
Siklus I (Satu)
1. Rencana Pembelajaran
Berdasarkan identifikasi masalah bahwa penguasaan siswa terhadap mata
pelajaran PAK pada umumnya masih rendah . Hasil ulangan harian rata-rata
ketuntasan belajar klasikal hanya 71% dengan kata lain dari 21 siswa hanya 15
yang tuntas belajarnya. Berdasarkan pencapaian tersebut maka perlu dilaksanakan
perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Siklus I dilaksanakan
pada hari Senin, 6 dan 9 Pebruari 2015. Pertemuan pertama dengan materi
Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa dan pertemuan 2 evaluasi. Tindakan

17
perbaikan yang dilakukan yaitu metode pembejaran, karena metode pembelajaran
adalah salah satu komponen yang amat penting bagi keberhasilan pembelajaran.
Lebih ditekankan pada metode diskusi kelompok kecil karena selama ini dalam
mengajarkan pelajaran PAK Guru hanya selalu menggunakan metode ceramah
yang diselingi tanya jawab, ternyata hasil belajar siswa tidak sesuai dengan
harapan. Jadi dalam hal ini peneliti mencoba menggunakan metode diskusi
kelompok kecil sesuai langkah-langkah metode diskusi kelompok kecil agar dapat
meningkatkan keaktifan, motivasi belajar yang akan bermuara pada hasil belajar
yang bagus dengan memadukan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian
contoh.
Langkah-langkah metode diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut :
a. Guru mempersiapkan semua yang diperlukan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran berupa skenario pembelajaran dan rencana pengajaran, dalam
menyiapkan bahan dan alat pelajaran diperlukan buku sumber dan lembar
kerja siswa (LKS). Menyiapkan media pembelajaran yang relevan dengan
materi pelajaran, serta membuat berbagai instrumen berupa instrument
observasi kegiatan Guru, kegiatan dan tes formatif.
b. Berdasarkan jumlah siswa dalam kelas, Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok. Di dalam pembagian kelompok harus memperhatikan komposisi
setiap kelompok yang harus seimbang dan merata antara lain perbandingan
murid yang pandai dan murid yang kurang pandai dan juga perimbangan
jumlah anggota kelompok.
c. Memotivasi siswa dan menarik minat siswa untuk lebih giat belajar.
d. Menjelaskan materi pelajaran disertai dengan pemberian contoh dan tanya
jawab antara Guru dan siswa.
e. Melaksanakan diskusi kelompok kecil
f. Guru memantau dan memberikan bimbingan bagi kelompok yang
memerlukan bantuan.
g. Pembahasan.
h. Evaluasi dan tindak lanjut.

18
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Sesuai rencana pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 2
Pebruari 2015 di kelas VII SMP GKST 2 Tentena pada jam pelajaran PAK
dengan materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa. Pelaksanaannya
mengikuti prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki tahapan yang
harus diikuti dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Oleh sebab
itu, setiap siklus mengikuti tahapan-tahapan, dalam pelaksanaan siklus I Guru
PAK (peneliti) dibantu oleh teman sejawat. Guru PAK (peneliti) sebagai
pelaksana dan teman sejawat sebagai observer (pengamat). Pada saat pelaksanaan
pembelajaran, teman sejawat duduk di belakang untuk memudahkan pengamatan
kegiatan Guru (peneliti) dan kegiatan siswa yang sudah diperlengkapi dengan
format observasi sebagai acuan dalam kegiatan penelitian.
Dalam pembelajaran ini ada 3 tahapan yang akan ditempuh yaitu, kegiatan
awal, kegiatan inti, kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran mengikuti
lankah-langkah metode diskusi kelompok kecil yang prosedur umum
pembelajarannya sebagai berikut : Kegiatan awal; Guru menyajikan materi
sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya pada tahap
pendahuluan. Kegiatan Inti; Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian pada kegiatan inti Guru
hendaknya menjelaskan dengan contoh-contoh magnetik dalam kehidupan sehari-
hari, dalam pembelajaran disertai dengan metode tanya jawab lalu siswa
mengerjakan soal sesuai yang ada di LKS dalam diskusi kelompok kecil. Guru
memantau serta memberikan bimbingan. Kegiatan akhir; kegiatan belajar ini
ditutup dengan evaluasi dan tidak lanjut (pemberian PR) dan mengigatkan siswa
untuk belajar dirumah.
Siklus I membahas materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa
magnetik dengan cara membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri 4-5 orang dari siswa yang pandai, yang sedang, dan yang kurang
pandai.

19
3. Pengamatan / Pengumpulan data
Pada siklus I ada aspek yang menjadi pengamatan yaitu aktifitas guru, aktifitas
siswa, dan post test. Guru melaksanakan pembelajaran dan teman sejawat
mengamati serta mencatat semua pengamatannya dalam format yang telah
disiapkan.

4. Refleksi
Pelaksanaan perbaikan pada siklus I dengan menggunakan metode diskusi
kelompok kecil yang telah dicatat oleh teman sejawat didiskusikan bersama.
Semua temuan-temuan berupa kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran
dibahas bersama. Selanjutnya disusun skenario baru untuk siklus II. Semua
kelebihan pada siklus I tetap dipertahankan dan kelemahan pada siklus I
diperbaiki dalam pembelajaran siklus II.

Siklus II (dua)
1. Rencana pembelajaran
Setelah melakukan refleksi siklus I ternyata masih perlu perbaikan
pembelajaran, peneliti dan teman sejawat akan mempersiapkan perbaikan pada
siklus II. Pada siklus kedua akan dilaksanakan pada hari Senin, 16 dan 23
Pebruari 2015. Pada siklus kedua ini pembelajaran PAK tetap menggunakan
rencana pembelajaran sebelumnya. Materi yang disajikan masih tetap materi
Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa. Tindakan yang dilakukan pada
dasarnya sama dengan siklus I. Pada siklus II, semua saran-saran untuk perbaikan
akan dilaksankan seperti, Apersepsi memberi motivasi, menyampaikan tujuan
pelajaran, menjelaskan materi, membagi kelompok / membagi LKS, memotifasi
siswa berdiskusi dalam kelompok kecil. mengadakan pembahasan, memotivasi
siswa belajar dirumah, mengadakan umpan balik, menyimpulkan, mengadakan
post test, memotifasi siswa bertanya dan menjawab
Guru juga harus memberdayakan siswa-siswa yang mempunyai
kemampuan yang lebih dari siswa lain untuk menjadi tutor sebaya, dengan
harapan dapat mencapai prestasi mengenai penjumlahan bilangan bulat dengan

20
menggunakan garis bilangan. Penjelasan dan contoh yang diberikan oleh teman
sebaya merupakan cara yang paling efektif dalam membantu temannya yang
kurang memahami. Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa teman sebaya
merupakan dorongan sosial dan penunjuk yang berdampak positif dari pada orang
dewasa.

2. Pelaksanaan Siklus II (Dua)


Langkah awal yang dilaksanakan pada siklus II (dua) ini adalah
melakukan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Waktu pelaksanaan
pada hari Senin, 16 dan 23 Pebruari 2015 dan tempat pelaksanaan tetap
dilaksanakan di kelas VII A SMP GKST 2 Tentena. Pengamatan tetap diarahkan
pada dua subyek yaitu guru / peneliti sebagai pemberi tindakan dan siswa sebagai
penerima tindakan.
Tindakan yang diberikan tetap sama yaitu pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi kelompok kecil dengan catatan peranan guru lebih
dioptimalkan dan siswa yang pandai menjadi tutor sebaya dalam setiap kelompok,
sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran pada siklus II suasana belajar lebih
efektif dan efsien. Tetapi guru juga harus selalu memantau siswa-siswanya,
peranan tutor sebaya sangat membantu guru untuk menjelaskan kepada teman-
temannya tentang pelajaran yang belum dimengerti. Dengan demikian pada siklus
II ini akan lebih baik lagi karena aktifitas guru optimal dan kegiatan siswa lebih
mendukung pencapain tujuan pembelajaran.

3. Pengamatan dan pengumpulan data


Fokus pengamatan tetap pada aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil
perolehan dari nilai tes formatif. Hasil pengamatan dicatat oleh teman sejawat
untuk direfleksikan setelah akhir pembelajaran.

4. Refleksi
Pada tahap ini semua aktifitas guru, aktifitas siswa serta hasil evaluasi
dibahas bersama dengan teman sejawat. Jika hasil yang didapatkan belum seperti

21
yang diharapkan maka akan dilaksanakan lagi perbaiak aktifitas guru, aktifitas
siswa pada siklus III, namun jika hasil belajar yaitu ketuntasan belajar klasikal
telah tercapai maka perbaikan tindakan akan dihentikan dengan catatan-
catan/rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh guru mata pelajaran.

22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus
Siklus I
1. Perencanaan
Berdasarkan tujuan penelitian mendeskrisipkan dan menganalisis peranan
metode diskusi kempok kecil dalam pembelajaran PAK, ternyata setelah
melakukan penelitian sebanyak dua siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Alur bepikir dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai berikut :
a. perencanaan,
b. pelaksanaan,
c. pengamatan, dan
d. refleksi.
Siklus I membahas materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa dengan cara
membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri 4-5 orang
dari siswa yang pandai, yang sedang, dan yang kurang pandai.

2. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 2 dan 9 Pebruari 2015 di kelas VII
A SMP GKST 2 Tentena pada jam pelajaran PAK. Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, guru PAK akan didampingi oleh salah satu orang yaitu teman
sejawat yang bertindak sebagai observer atau pengamat. Pengamat tersebut
selama pelaksanaan pembelajaran mengambil posisi dibelakang (duduk di
belakang). Dalam pembelajaran ini ada 3 tahapan yang tempuh yaitu :
a. Kegiatan awal,
b. Kegiatan inti, dan
c. Kegiatan penutup
Kegiatan ini tampak pada format observasi guru dan murid. Pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran guru menyajikan materi Keberadaan
Manusia Telah Dicemari Dosa. Persaingan siswa antar kelompok mulai terlihat

23
dan juga mulai nampak keberanian siswa untuk bertanya tentang pelajaran yang
belum jelas sehingga memberikan bimbingan, motivasi,dan penguatan kepada
kelompoknya masing-masing. Siswa mulai berlomba mengerjakan soal-soal
dengan cara diskusi kelompok kecil, sehingga lebih bersemangat untuk
mengerjakan tugas. Interaksi (kerjasama) dalam kelompok mulai nampak
walaupun suasana agak sedikit ribut, karena masih ada juga beberapa siswa yang
kurang aktif, suka menggangu teman, dan keluar masuk kelas saat proses
pembelajaran berlangsung, namun semuanya itu tidak luput dari pengamatan yang
dilakukan oleh teman sejawat selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Pengamatan
Pada siklus I ada 3 aspek yang menjadi fokus pengamatan yaitu, aktifitas
guru, aktifitas siswa, dam mengerjakan post test (tes formatif).
Berdasarkan pengamatan observer aktifitas guru tergambar pada tabel 1 .

24
Tabel 1
Kegiatan Guru Pada Siklus I

Penilaian Ket
No Aspek Yang Di Observasi
Baik Cukup Kurang
1. Membuka Pelajaran
a. Menyapaikan salam x
b. Mengabsen x
c. Apersepsi x
d. Memberi motivasi x
e. Menyampaikan tujuan x
pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Menyampaikan topik x
b. Menjelaskan materi x
c. Membagi kelompok / Membagi x
LKS
d. Memotifasi siswa berdiskusi x
dalam kelompok kecil
e. Mengadakan pembahasan x
f. Memotifasi siswa bertanya dan x
menjawab
g. Megadakan umpan balik x
3. Penutup
a. Menyimpulkan x
b. Mengadakan post test x
c. Memberi tugas x
d. Memotivasi siswa belajar
dirumah x
e. Salam penutup x
Sumber : Data primer observer

25
Hasil kegiatan siswa dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 2
Kegiatan Siswa Pada Siklus I

No ASPEK YANG JUMLAH % KET


DIAMATI
1. Menggangu teman 3 14 %
2. Keluar masuk kelas 4 19 %
3. Kerja sama 10 48 %
4. Keseriusan / Perhatian 10 48 %
5. Keaktifan 10 48 %
6. Ketepatan menyelesaikan tugas 10 48 %
7. Bertanya 3 13 %
8. Menjawab pertanyaan teman 3 13%
9. Melakukan umpen balik pada guru 1 5%
Sumber : Data primer observer

26
Hasil perolehan nilai tes formatif siklus I kelas VII A SMP GKST 2 Tentena.
Tabel 3
Hasil Perolehan Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
Butir soal/Skor Ketuntasan
1 2 3 4 5 Jumlah Daya
No Nama Siswa Nilai
Skor Serap Ya Tdk
10 10 10 10 10
1 Alfinas 8 7 7 8 8 38 76 76 x
2 Desrivani 7 8 7 6 8 36 72 72 x
3 Elci 8 7 8 10 6 39 78 78 x
4 Eldrian 5 8 5 7 4 29 58 58 x
5 Elsi 7 8 7 7 7 36 72 72 x
6 Fadila 4 5 6 7 5 27 54 54 x
7 Feldi 5 5 4 8 6 28 56 56
8 Ferdinal 6 6 4 8 5 29 58 58 x
9 Friska 8 7 6 8 8 37 74 74 x
10 Gabriel 10 6 8 6 6 36 72 72 x
11 Grace 6 8 6 10 7 37 74 74 x
12 Jeni 7 9 6 7 8 37 74 74 x
13 Otniel 7 6 7 7 9 36 62 62 x
14 Rian 7 6 8 8 10 39 78 78 x
15 Riska 8 7 7 8 8 38 76 76 x
16 Rifaldi 5 6 3 7 6 27 54 54 x
17 Selca 6 7 8 7 8 36 72 72 x
18 Weslian 8 6 7 7 8 36 72 72 x
19 Yulfitri 8 7 8 5 8 36 72 72 x
20 Bili 7 7 7 7 8 36 72 72 x
21 Cindi 6 6 7 8 7 34 68 68 x
Skor Total 143 142 136 156 150 727 1454 1454
Daya Serap 68 68 65 74 71 69
Klasikal
Nilai Rata-rata 68 68 65 74 71 69
kelas
Ketuntasan TT TT TT T T
klasikal

a. Aktifitas guru
Berdasarkan data hasil observasi kegiatan guru pada siklus I seperti terlihat
pada tabel I (satu) aktifitas guru belum berjalan dengan baik karena ternyata
masih ada kegiatan yang dilakukan oleh guru dinilai cukup, malah masih ada yang
dinilai kurang oleh observer.

27
b. Aktifitas siswa
Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I (satu) seperti
terlihat pada tabel II (dua), aktifitas siswa belum baik hal ini terbukti dengan hasil
yang dicapai dalam kegiatan belajar masih kurang. Ada beberapa aspek yang
diamati oleh observer yang masih sangat kurang, seperti halnya dengan aspek
bertanya, menjawab pertanyaan teman. Pada siklus I (satu) ini, melakukan umpan
balik pada guru belum ada satupun siswa yang melakukannya. Disisi lain masih
ada beberapa siswa yang melakukan kegiatan yang kurang mendukung kelancaran
pelajaran, misalnya ada beberapa siswa yang keluar masuk kelas sementara
kegiatan pembelajaran berlangsung dan masih ada juga beberapa siswa yang
menggangu temannya.
c. Post test (tes formatif)
Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada siklus I (satu) guru
melaksanakan ulangan harian (tes formatif), ternyata hasil belajar (prestasi) siswa
yang dicapai bisa dikatakan ada peningkatan walaupun belum sesuai dengan
harapan. Tetapi paling tidak ada peningkatan ketuntasan dari belajar, dari
pembelajaran sebelumnya 71%, pada siklus I (satu) meningkat menjadi 81%.

4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pada pembelajaran siklus I ternyata hasil
belajar siswa belum sesuai dengan harapan. Jika dilihat dari hasil ulangan harian
(tes formatif) menunjukan ketuntasan belajar (pencapaian prestasi siswa) dari 71%
menjadi 81% pada siklus I, sedangkan siswa yang tuntas belajarnya mengalami
kenaikan 10%. Untuk sistematisnya maka terlebih dahulu di paparkan kelebihan/
kekurangan dari siklus I .
Pelaksanan tindakan pada siklus I memiliki kekuatan yaitu :
a. Pada proses pembelajaran yang dilakukan melalui metode diskusi kelompok
kecil pada siklus I menunjukan ada perubahan positif terhadap pembelajaran
PAK.
b. Kecenderungan untuk saling membantu dan bekerja sama mulai tumbuh
diantara siswa dalam satu kelompok.

28
c. Kelihatannya sudah mulai ada peningkatan prestasi walaupun belum sesuai
dengan yang diharapkan.
Adapun kelemahannya sebagai berikut :
a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok kecil belum
optimal. Guru dan siswa masih canggung dalam KBM.
b. Dalam metode diskusi kelompok kecil ini, siswa yang lain tidak bekerja serius
atau tidak aktif karena pekerjaan diselesaikan oleh orang lain.

Siklus II (dua)
1. Perencanaan
Setelah melakukan refleksi pada siklus I (satu) ternyata harus dilaksanakan
siklus II (dua), untuk lebih mendapatkan hasil (prestasi) yang lebih baik. Dalam
tahap perencanaan ini tentunya tetap mengacu pada perencanaan siklus I (satu).
Sebelum melaksanakan siklus II (dua) guru (peneliti) mengadakan diskusi dengan
pengamat (observer) bagaimana cara meningkatkan prestasi kerja guru dan siswa
untuk mencapai perstasi yang lebih baik dari siklus I (satu). Pada siklus II (dua)
ini berdasarkan hasil pengamatan siklus I (satu). Guru harus mengoptimalkan
peranannya terutama dalam memotivasi dan membimbing siswa serta melakukan
pengawasan dalam kegiatan diskusi kelompok kecil agar siswa tidak hanya
bermain sementara pelajaran berlangsung. Upaya yang harus ditempuh dalam
siklus II (dua) ini yaitu, menggunakan atau memberdayakan siswa yang
kemampuannya lebih pintar dari siswa yang lain untuk menjadi tutor sebaya.

2. Pelaksanaan
Siklus II (dua) dilaksanakan pada hari Senin, 16 dan 23 Pebruari 2015 di
kelas VII A SMP GKST 2 Tentena pada jam pelajaran PAK.
Materi yang diajarkan tetap sama yaitu, materi Keberadaan Manusia Telah
Dicemari Dosa. Pelaksanaan pembelajaran tetap sama dengan skenario
pembelajaran pada siklus I (satu). Pelaksanaan pebaikan pembelajaran pada siklus
II (dua) ini peneliti (guru) PAK tetap didampingi oleh teman sejawat yang
tugasnya memantau semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung atau selama

29
pembelajaran PAK. Dalam pembelajaran ini tetap ada 3 tahap yang akan
ditempuh yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Kegiatan ini tampak pada format observasi guru dan murid. Pada
pelaksanaan siklus II (dua), di kelas V guru menyajikan materi Materi Keberadaan
Manusia Telah Dicemari Dosa. Ternyata peranan guru disini lebih baik dalam
memotivasi, membimbing, dan mengawasi jalannya pembelajaran khususnya pada
saat diskusi kelompok kecil. Demikian siswa juga lebih bersemangat dalam
menerima pelajaran. Di samping materinya sudah 3 tindakan (sebelum siklus I
dan siklus II) juga siswa sudah terbiasa dengan metode diskusi kelompok kecil
setelah guru lebih menjelaskan peranan masing-masing dalam kegiatan diskusi
kelompok kecil ditambah lagi dengan peranan tutor sebaya segingga pembelajaran
pada siklus II (dua) ini lebih efektif dan menyenangkan, karena baik guru maupun
siswa terlihat sangat menjiwai peranannya masing-masing walaupun harus
disadari masih ada siswa yang kurang mendukung kegiatan belajar ini, terbukti
walaupun masih ada 2 orang siswa yang selalu menggangu teman dan 1 orang
keluar masuk namun tidak menjadi penghalang berjalannya pembelajaran.

3. Pengamatan
Pada siklus II (dua) ini, ada tiga aspek yang menjadi fokus pengamatan
yaitu, aktifitas guru, aktifitas siswa, dan post test.
Adapun hasil pengamatan pada siklus II dapat dilihat pada tabel disamping
berikut ini :

30
Tabel 4
Kegiatan Guru Pada Siklus II

Penilaian Ket
No Aspek Yang Di Observasi
Baik Cukup Kurang
1. Membuka Pelajaran
a. Menyapaikan salam x
b. Mengabsen x
c. Apersepsi x
d. Memberi motivasi x
e. Menyampaikan tujuan x
pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Menyampaikan topik x
b. Menjelaskan materi x
c. Membagi kelompok / Membagi x
LKS
d. Memotifasi siswa berdiskusi x
dalam kelompok kecil
e. Mengadakan pembahasan x
f. Memotifasi siswa bertanya dan x
menjawab
g. Megadakan umpan balik x
3. Penutup
a. Menyimpulkan x
b. Mengadakan post test x
c. Memberi tugas x
d. Memotivasi siswa belajar x
dirumah
e. Salam penutup x

31
Hasil observasi kegiatan siswa pada tabel 5.

Tabel 5
Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II

No ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH % KET


1. Menggangu teman 0 0%
2. Keluar masuk kelas 0 0%
3. Kerja sama 19 90 %
4. Keseriusan / Perhatian 19 90 %
5. Keaktifan 19 90 %
6. Ketepatan menyelesaikan tugas 19 90 %
7. Bertanya 8 38 %
8. Menjawab pertanyaan teman 7 33 %
9. Melakukan umpan balik pada guru 5 23 %

32
Hasil perolehan nilai tes formatif kelas VII A SMP GKST 2 Tentena dapat dilihat
pada tabel 6.

Tabel 6
Perolehan Nilai Formatif Pada Siklus II

Butir soal/Skor Ketuntasan


1 2 3 4 5 Jumlah Daya
No Nama Siswa Nilai
Skor Serap Ya Tdk
10 10 10 10 10
1 Alfinas 8 8 8 8 8 40 80 80 x
2 Desrivani 7 8 7 8 8 38 76 76 x
3 Elci 8 7 8 10 8 41 82 82 x
4 Eldrian 7 8 8 7 7 37 74 74 x
5 Elsi 7 8 8 7 8 38 76 76 x
6 Fadila 7 8 7 8 7 37 74 74 x
7 Feldi 8 8 8 8 8 40 80 80 x
8 Ferdinal 8 7 7 9 7 38 76 76 x
9 Friska 8 7 8 9 8 40 80 80 x
10 Gabriel 10 8 8 7 7 40 80 80 x
11 Grace 9 8 9 10 8 44 88 88 x
12 Jeni 8 9 8 7 8 40 80 80 x
13 Otniel 7 8 8 7 9 39 78 78 x
14 Rian 7 7 8 8 10 40 80 80 x
15 Riska 8 8 8 8 8 40 80 80 x
16 Rifaldi 7 8 7 8 7 37 74 74 x
17 Selca 8 8 8 7 8 39 78 78 x
18 Weslian 8 8 7 8 8 39 78 78 x
19 Yulfitri 8 8 8 8 8 40 80 80 x
20 Bili 8 8 8 8 8 40 80 80 x
21 Cindi 7 7 8 8 8 38 76 76 x
Skor Total 163 164 164 186 166 825 1650 1650
Daya Serap 77 78 78 89 79 79
Klasikal
Nilai Rata-rata 77 78 78 89 79 79
kelas
Ketuntasan T T T T T
klasikal

a) Aktifitas Guru
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II (dua) ini mengenai kegitan
guru dapat dilihat pada tabel IV, aktifitas guru semakin baik jika dibandingkan
dengan siklus I (satu). Hal ini terbukti dengan hasil pengamatan yang tidak lagi
menunjukkan ada aspek penilaian yang kurang, semua aspek mendapat
penilaian cukup dan baik, bahkan umumnya penilaian sudah baik. Ini berarti

33
bahwa, guru dalam hal pemberi tindakan telah mengoptimalkan perannya
sehingga sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
b) Aktifitas siswa
Berdasarkan pada hasil observasi pada siklus II (dua), kegiatan atau
keaktifan siswa sudah lebih baik dari siklus I (satu) seperti terlihat pada tabel
V. Ada beberapa indikator atau aspek yang prestasinya meningkat dan
menurun dibanding dengan siklus I (satu). Aspek yang meningkat seperti,
bekerja sama, keseriusan, keaktifan, ketepatan dalam menyelesaikan tugas,
bahkan melakukan umpan balik pada guru yang ada pada siklus I (satu)
sedangkan pada siklus II (dua) tidak ada siswa yang melakukannya. Berarti
sudah tumbuh keberanian pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya
tentang pelajaran. Aspek yang menurun persentasenya seperti dalam hal
menggangu teman pada saat diskusi kelompok kecil dan sering keluar masuk
kelas saat pembelajaran berlangsung. Dengan demikian secara keseluruhan
pelaksanaan pada siklus II (dua) mengalami perubahan yang cukup berarti
yang tentunya berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Walaupun
tidak dapat dipungkiri tetap saja ada siswa yang belum menampakan perubahan
yang berarti.
c) Post Test
Selanjutnya dikemukakan hasil evaluasi setelah akhir pelajaran (post
test) yang diberikan kepada siswa. Pada siklus II (dua) ini hasil belajar siswa
(prestasi) yang dicapai sudah lebih baik dari siklus I (satu) seperti dilihat pada
tabel VI, ketuntasan belajar dari 81% pada siklus I (satu) naik menjadi 100%
pada siklus II (dua). Pada pelaksanaan siklus II (dua) ini sudah menampakkan
perubahan atau peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik.

4. Refleksi
Beberapa hal yang dapat direflesikan pada pelaksanaan pembelajaran
disiklus II (dua) ini adalah sebagai berikut :
Beberapa hal yang dapat di refleksikan pada pelaksanaan siklus II ini adalah
tingkat partisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran yang semakin

34
meningkat, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang mengerjakan
soal secara benar ditambah lagi dengan bimbingan guru dan tutor sebaya.
Beberapa hal yang direflesikan pada pelaksanaan siklus II sebagai berikut :
1. Guru sudah melaksanakan perencanaan dengan sempurna dan aktifitas siswa
sangat mendukung pembelajarn sehingga proses pembelajaran semakin lancar
efektif dan efisien.
2. Ketuntasan klasikal secara meyakinkan naik menjadi dari 81% pada siklus I
menjadi 100% pada siklus II.

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus


1. Siklus I (satu)
Bertitik tolak pada rumusan masalah yaitu, bagaimana meningkatkan hasil
belajar terhadap pembelajaran PAK melalui metode diskusi kelompok kecil pada
materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa. Maka setelah dilaksanakan
penelitian dalam pembelajaran PAK secara khusus aktifitas guru, aktifitas siswa,
dan post test, ternyata pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I (satu) ini
adanya perbaikan atau peningkatan hasil belajar walaupun belum sesuai dengan
harapan, karena dalam ketuntasan belajar sebelumnya 71% menjadi 81% pada
akhir siklus. Pada siklus ini terdapat beberapa temuan yaitu :
Pada awalnya pembelajaran PAK dengan metode diskusi kelompok kecil
pelaksanaannya masih terlihat agak canggung karena guru dan siswa belum
terbiasa menggunakan metode diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran PAK.
Selama ini yang digunakan dalam pembelajaran PAK hanya ceramah yang
diselingi tanya jawab sedangkan mengerjakan soal hanya dikerjakan secara
individu. Penerapan metode diskusi kelompok kecil pada siklus I paling tidak
sudah membawa perubahan pada prestasi belajar siswa yang sebelumnya
pencapaian hanya71% menjadi 81%. Jadi dapat dikatakan bahwa metode diskusi
kelompok kecil dapat meningkatkan prestasi belajar siswa walaupun pada siklus I
ini belum mengalami peningkatan yang berarti atau memuaskan. Dalam
penerapan metode diskusi kelompok kecil ini diperlukan peranan yang optimal
dalam mengelolah pembelajaran sehingga KBM dapat efektif dan efisien.

35
2. Siklus II (dua)
Pada siklus II ini terlihat bahwa fluktuasi presentasi belajar siswa sudah
menunjukkan kecenderungan dengan adanya peningkatan yang cukup berarti dari
sebelumnya 81% pada siklus I, menjadi 100% pada siklus II. Tetapi perlu digaris
bawahi bahwa penerapan metode diskusi kelompok kecil apabila dilaksanakan
dengan baik dan benar, dalam hal ini baik guru maupun siswa dalam
melaksanakan peranannya masing-masing atau dengan tanggung jawabnya
masing-masing akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Beberapa temuan pada siklus II (dua) ini yaitu sebagai berikut :
a. Ternyata dalam penerapan metode diskusi kelompok kecil peranan guru sangat
penting dalam hal memotivasi siswa, membimbing siswa, dan melakukan
pengawasan sangat diperlukan. Hal ini sangat berdampak pada semakin
berkurangnya siswa yang keluar masuk dan siswa yang menggangu temannya
pada saat pelajaran berlangsung. Aspek lain yang meningkat dengan adanya
peranan guru yaitu, siswa terlihat lebih aktif, suka bekerja sama, dan lebih
serius dalam menerima pelajaran. Partisipasi siswa sudah lebih baik pada
siklus II ini.
b. Memberdayakan tutor sebaya pada penerapan metode diskusi kelompok kecil,
siswa terlihat lebih bersemangat untuk belajar, karena siswa termotivasi
dengan temannya yang lain yang lebih pintar, karena mereka ingin juga seperti
siswa lain yang bisa membimbing teman-temannya atau menjadi tutor sebaya.
Pada kenyataannya masih saja terdapat siswa yang tidak peduli, tidak aktif,
suka mengganggu teman dan bermasa bodoh dengan yang lain namun hal ini
tidak mempengaruhi siswa lain.
c. Hasil evaluasi pada siklus II ternyata masih ada 4 siswa yang belum tuntas.
Jika dilihat hasil evaluasi siklus I maka diketahui bahwa ada peningkatan hasil
belajar dari 4 siswa tersebut. Pada siklus II keempat siswa tersebut telah
melewati KKM 71 yang ditetapkan. Dengan demikian secara meyakinkan
dapat dinyatakan bahwa metode diskusi kelompok kecil pada materi
Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas VII A SMP GKST 2 Tentena tahun pelajaran 2014/2015.

36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Melalui deskripsi dan analisis metode diskusi kelompok kecil, maka dapat
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode diskusi kelompok kecil (Buzz Group Discussion) pada materi
Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VII A SMP GKST 2 Tentena.
2. Metode diskusi kelompok kecil dapat meningkatkan sikap positif siswa
terhadap mata pelajaran PAK.

B. Saran
Untuk menerapkan metode diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran
maka guru harus mempersiapkan perencanaan dengan baik, menegakan disiplin
dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa dapat serius dalam KBM.

37
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Eni. 2007. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran, Lingkungan Sekolah,
dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas X SMK Bina Negara Gubug Kabupaten Grobogan. Skripsi UNNES.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Banjarmasin.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Hasibuan, J.J. dan Mudjiono. 2000. Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Ichsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Rineka Cipta, Jakarta.

Mulyasa. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya, Bandung.


Muhibbin Syah, M. Ed. 2000, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
Catatan ke Lima (revisi), Mei 2000, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Mulyono. A. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. PT Rineka Cipta,
Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group,


Jakarta;

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja


Rosdakarya, Bandung.

Yuniati, L. 2007. Efektivitas penggunaan metode diskusi terhadap peningkatan hasil


belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di
kelas VIII-E SMP Kartika Siliwangi II Bandung Tahun Ajaran 2006-2007).
Skripsi pada Jurusan Pendidikan Sejarah UPI Bandung.

38
LAMPIRAN-LAMPIRAN

YAYASAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN KRISTEN


GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH
SMP GSKT 2 TENTENA
NSS.202180303002 NPSN.40201347 NDS.R.010420002 NOSEK.16812
Alamat. Jln.Setia Budi No.2 Tentena-Poso .Telp 21039 Kode Pos 94663. email:smpgkst2 tentena@ yahoo.co.id

SURAT KETERANGAN
Nomor :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : AGUSTINA TAMPAI, S.Pd.,MM
NIP : 19590828 198112 2 009
Jabatan : Kepala Sekolah
Dengan ini menerangkan bahwa :
Nama : MISNARTIN LAGARINDA, S.PAK
NIM : 19800802 200801 2 016
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru
Benar melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas VII A SMP GKST 2
Tentena dalam upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Kristen sekaligus
syarat kenaikan pangkat dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PAK
Pada Materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa di Kelas VII A SMP GKST
2 Tentena Melalui Metode Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion).
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan benar untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Tentena, 10 Maret 2015
Kepala Sekolah

AGUSTINA TAMPAI, S.Pd.,MM


NIP. 19590828 198112 2 009

39
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : MISNARTIN LAGARINDA, S.PAK
NIP : 19800802 200801 2 016
Unit Kerja : SMP GKST 2 Tentena
Guru Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen

Menyatakan bahwa :
Nama : ADRIAN GAJO, A.Md
NIP : 19680823 199303 1 008
Unit Kerja : SMP GKST 2 Tentena
Guru Mata Pelajaran : Penjaskes

Adalah teman sejawat yang membatu dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prasyarat kenaikan pangkat dengan judul
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Pada Materi
Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa Di kelas VII A SMP GKST 2 Tentena
Melalui Metode Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Tentena, 10 Maret 2015


Teman sejawat Peneliti

ADRIAN GAJO,A.Md MISNARTIN LAGARINDA, S.PAK


NIP. 19680823 199303 1 008 NIP. 19800802 200801 2 016

40
YAYASAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN KRISTEN
GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH
SMP GSKT 2 TENTENA
NSS.202180303002 NPSN.40201347 NDS.R.010420002 NOSEK.16812
Alamat. Jln.Setia Budi No.2 Tentena-Poso .Telp 21039 Kode Pos 94663. email:smpgkst2 tentena@ yahoo.co.id

SURAT PERNYATAAN
Nomor :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : AGUSTINA TAMPAI, S.Pd.,MM
NIP : 19590828 198112 2 009
Jabatan : Kepala Sekolah
Dengan ini menyatakan bahwa :
Nama : MISNARTIN LAGARINDA, S.PAK
NIM : 19800802 200801 2 016
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru Pendidikan Agama Kristen
Pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 bertempat di Ruang Aula SMP GKST 2
Tentena yang dihadiri peserta seminar sebagaimana terlampir, telah melaksanakan
seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar PAK Pada Materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa di Kelas VII A
SMP GKST 2 Tentena Melalui Metode Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group
Discussion).
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan benar untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Tentena, 17 Maret 2015
Kepala Sekolah

AGUSTINA TAMPAI, S.Pd.,MM


NIP. 19590828 198112 2 009

41
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : MISNARTIN LAGARINDA, S.PAK
NIP : 19590828 198112 2 009
Unit Kerja : SMP GKST 2 Tentena
Guru Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen

Menyatakan bahwa :
Nama : ADRIAN GAJO, A.Md
NIP : 19680823 199303 1 008
Unit Kerja : SMP GKST 2 Tentena
Guru Mata Pelajaran : Penjaskes

Adalah teman sejawat yang membatu dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prasyarat kenaikan pangkat dengan judul
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Pada Materi
Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa Di kelas VII A SMP GKST 2 Tentena
Melalui Metode Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Tentena, 10 Maret 2015


Teman sejawat Peneliti

ADRIAN GAJO,A.Md MISNARTIN LAGARINDA, S.PAK


NIP. 19680823 199303 1 008 NIP. 19800802 200801 2 016

42
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
No: 4

A. Identitas:
a. Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen
b. Satuan Pendidikan : Sekolah menengah Pertama
c. Kelas/Semester : VII/Genap
d. Alokasi Waktu : 7 x Pertemuan

B. Standar Kompetensi:
Menjelaskan karya Allah dalam menciptakan, memelihara dan menyelamatkan manusia
serta seluruh ciptaan.

C. Kompetensi Dasar:
1. Mennjelaskan bahwa keberadaan manusia telah dicemari oleh dosa.

D. Indikator
4.1.1 Menjelaskan arti dosa dan cakupannya.
4.1.2 Menjelaskan keberadaan manusia yang diberi kebebasan.
4.1.3 Menjelaskan tindakan Allah terhadap dosa.

E. Tujuan Pembelajaran
4.1.1.1 Siswa dapat menceritakan kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa.
4.1.1.2 Siswa dapat menjelaskan cara iblis mencobai manusia (Hawa).
4.1.1.3 Siswa dapat menjelaskan pengertian dosa menurut Alkitab.
4.1.1.4 Siswa dapat menjelaskan 3 hal mengenai dosa pertama yang dilakukan Adama dan
Hawa.
4.1.2.1 Siswa dapat menjelaskan tujuan Allah memberi kebebasan kepada manusia.
4.1.2.2 Siswa dapat menjelaskan alasan Allah menguji manusia.
4.1.2.3 Siswa dapat menjelaskan fungsi akal budi yang dim,iliki manusia.
4.1.2.4 Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip untuk mengalahkan godaan iblis.
4.1.3.1 Siswa dapat menyebutkan hukuman yang diberikan Allah terhadap Adam, Hawa dan
Ular.
4.1.3.2 Siswa dapat menjelaskan akibat dosa menurut nabi Yesaya.
4.1.3.3 Siswa dapat menjelaskan akibat dosa dalam perspektif dosa.
4.1.3.4 Siswa dapat menjelaskan tindakan Allah terhadap dosa.

F. Materi Ajar

43
Pertemuan 1 dan 2
Arti dosa dan cakupannya:
1. Cerita mengenai Kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Buka Alkitab Kitab Kejadian 3:1-24.

2. Cara iblis mencobai manusia Hawa


a. Melalui tubuh (keinginan daging) (Kej 3:6a)
b. Melalui keinginan hati/jiwa (Kej 3:6b).
c. Melalui roh (keangkuhan) (Kej 3:5)
3. Pengertian Dosa menurut Alkitab
a. Perjanjian Lama;
Dosa artinya segala perbuatan, keadaan dan maksud hati yang menyimpang dari tujuan dan
maksud Allah (Mzm 51:4, 6; Ams 8:36). Dosa yang disebut durhaka artinya melawan yang
berhak, yaitu melawan perintah Allah dan melakukan bidat (Mzm 51:3; Ams 8:2). Dosa yang
disebut kejahatan, kesalahan/kedurjanaan artinya hati yang bengkok, yang diputar dari
yang benar atau hati dan tabiat yang jahat (Kej 15:16; Mzm 32:5). Perjanjian Lama juga
menjelaskan bahwa dosa mencakup; pendurhakaan, kejahatan, pelanggaran,
penyimpangan, kebencian, kenakalan dan lain-lain (Kej 41:9; Im 4:13; Yeh 34:6; Mzm
119:21; Im 19:17; Mzm 94:20).

b. Perjanjian Baru;
Arti dosa dan cakupannya yaitu kefasikan, pembuuhan, keinginan jahat, kecemaran, loba,
dendam, kedengkian, pembuhan, perkelahian, tipu daya, khianat, penghasut, pengumpat,
kebencian, kemabukan, takabur, hawa nafsu, zinah, cemburu, menyembah berhala,
percideraan dan lain-lain.
Alkitab juga menjelaskan tentang dosa, yaitu:
1) Menolak dan tidak percaya kepad Yesus adalah dosa yang terbesar (Yoh 16:8, 9)
2) Tiak melakukan apa yang patut dilakukan adalah dosa (Yak 4:17)
3) Dosa ialah pelanggaran hhukum Allah (1 Yoh 3:4).
4) Semua kejahatan adalah dosa. dalam hal ini termasuk perbuatan osa dan keadaan hati
yang berdosa (1 Yoh 5:17)
5) Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Rom 14:23

4. 5 hal mengenai dosa pertama yang dilakukan Aam dan Hawa, mneurut Dr. R.A Torvey,
yaitu:
a. Mendengar fitnah yang ditujukan iblis terhadap Allah.
b. Kurang percaya akan perkataan dan kasih Allah.
c. Memandang hal yang dilarang oleh Allah.
d. Ingin akan hal dilarang oleh Allah.
e. Melanggar perintah Allah.

44
Pertemuan 3 dan 4
Keberadaan Manusia yang diberi kebebasan:
1. Tujuan Allah memberikan kebebasan kepada manusia
Kebebasan dan kemerdekaan adalah hak yang paling azasi yang paling mendasar yang
dimiliki manusia. Allah memberikan hukum-hukumNya kepada manusia, tetapi Allah tidak
pernah memaksakan manusia untuk melaksanakan hukum-hukum-Nya; manusia boleh
bebas dan merdeka memilih mau patuh atau tidak kepada hukum-hukum Allah itu. Tetapi
manusia harus menanggung resiko atas penyalahgunaan kebebasannyakepada Allah yang
memberi kemerdekaan an kebebasan itu. Jadi kebebasan manusia adalah kebebasan yang
bertanggung jawab.

2. Menjelaskan alasan Allah menguji manusia


a. Sebab manusia memiliki kebebasan
b. Untuk membuktikan apakah manusia taat dan setia kepada Allah
c. Untuk membawa manusia kepada kehidupan yang lebih tinggi dan mulia.

3. Fungsi akal diberikan akal untuk manusia:


a. Mengenal apa yangbak dan yang jahat
b. Menentukan tujuan hidupnya
c. Mempertimbangkan segala sesuatu sesuai dengan tujuan hidupnya
d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang ditetapkannya sendiri.

4. Prinsip-prinsip yang teguh untuk mengalahkan godaan iblis, adalah:


a. Mengenal Firman Allah secara benar, seperti Yesus mengenal-Nya
b. Berpegang kepada Firman Allah dan menolak segala sesuatu yang melawan atau
memalsukan Firman Allah itu.
c. Jangan menyembah yang lain daripada Allah, dan jangan mencari kuasa di luar kuasa
yang diberikan Allah, misalnya kuasa dukun atau jimat, guna-guna, horoskop dan
sebagainya.

Pertemuan 5, 6 dan 7
Tindakan Allah Terhadap Dosa:
1. Hukuman yang diberikan Allah kepada:
1. Adam (Kej 3:17-19)
1) Bersusah payah mencari rejeki seumur hidupnya.
2) Semak duri dan rumput duri dihasilkannya baginya.
3) Tumbuh-tumbuhan menjadi makanannya.

45
2. Hawa (Kej 3:16)
1) Bersusah payah waktu mengandung
2) Kesakitan saat melahirkan anak.
3) Suami berkuasa atasnya

3. Ular (kej 3:14-15)


1) Terkutuklah dari segala binatang
2) Dengan perutnya menjalar
3) Debu tanah menjadi akanannya seumur hidup

2. Akibat dosa menurut nabi Yesaya:


a. Manusia kehilangan kehidupan tenteramnya karena saling berbuat jahat.
b. Manusia harus menerima hukuman Allah karena dosa-dosanya
c. Allah tidak mendengarkan doa-doa manusia.

3. Akibat dosa menurut pandangan Alkitab:


a. Roh manusia telah kehilangan hubungannya dengan Allah. manusia telah jauh dari
hidup persekutuan dengan Allah (Ef 4:18).
b. Jiwa manusia telah dicemarkan. Pengertiannya jadi gelap, hati dan pikirannya penuh
tipuan dan jahat (Yer 17:9; Mzm 94:11; Rom 7:18).
c. Tubuh manusia menjadi fana dan takluk pada kematian (Rom 8:11).

4. Tindakan Allah terhadap dosa, adalah:


a. Allah mengutuk manusia berdosa (marah)
b. Allah menegor manusia berdosa
c. Mengampuni manusia berdosa.

G. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya-jawab, Diskusi, Penugasan

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Pendahuluan (8 menit)
Apersepsi : Mengingat semua materi pembelajaran di semester 1
Motivasi : Mengenal cara iblis menggoda manusia sehingga dapat memperlengkapi diri
dengan perlengkapan diri agar tidak mudah dicobai.

2. Kegiatan Inti
Jenis Kegiatan Waktu
Guru menjelaskan tujuan kompetensi yang ingin dicapai 10 menit
Guru membagi siswa dalam kelompok 3 orang/kelompok 4 menit

46
Guru memberikan tugas untuk menuliskan cerita kejatuhan Adam dan Hawa 10 menit
ke dalam dosa secara singkat. Dan mendiskusikan bagaimana cara iblis
menggoda manusia.
Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. Dan guru memeriksa 10 menit
hasil pekerjaan siswa
Guru mengadakan debat antar kelompok apakah cara-cara iblis menggoda 20 menit
manusia. Guru mengakomodir dan memfasilitator diskusi antar kelompok
Guru memberikan catatan kepada siswa. 10 menit

3. Penutup (8 menit)
Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.

Pertemuan 2
1. Pendahuluan (8 menit)
Apersepsi : Mengingat cerita kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Motivasi : Menambah wawasan mengenai pengertian dosa menurut Alkitab

2. Kegiatan Inti
Jenis Kegiatan Waktu
Guru menjelaskan kompetensi dan materi pembelajaran yatu pengertian dosa 25 menit
mneurut Alkitab dan 5 hal mengenai dosa pertama yang dilakukan Adam dan
Hawa kepada siswa dengan metode caramah dan presentasi serta Siswa
mendengarkan sambil mencatat hal-hal yang perlu ditanyakan.
Guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok. 4 menit
Guru mengumpulkan pertanyaan yang ditulis oleh kelompok dan memberikan 25 menit
kepada kelompok yang lain untuk didiskusikan demikian juga sebaliknya.
Guru menjelaskan kembali hal-hal yang tidak bisa dijawab oleh kelompok. 10 menit

3. Penutup (8 menit)
Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan hasil dari diskusi diskusi

Pertemuan 3
1. Pendahuluan (8 menit)
Apersepsi : Menceritakan keistimewaan manusia dibandingkan ciptaan lainnya.
Motivasi : Menyadari bahwasanya Allah memberikan kebebasan untuk memilih yang
terbaik dan sesuai dengan kehendak Allah.

2. Kegiatan Inti
Jenis Kegiatan Waktu
guru menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai. 10 menit

47
Guru membagi siswa dalam kelompok diskusi, 2 orang/kelompok 4 menit
Guru membagi tugas diskusi, kenapa Allah memberikan kebebasan 10 menit
Guru mengadakan debat antar siswa, dimana guru berperan untuk 25 menit
memfasiltator siswa
Guru menjelaskan apa yang tidak bisa diselesaikan oleh siswa 5 menit
Guru memberikan catatan 10 menit

3. Penutup (8 menit)
Guru dan siswa sama-sama mengambil kesimpulan terhadap uraian materi pembelajaran.

Pertemuan 4
1. Pendahuluan (8 menit)
Apersepsi : Mengingat kembali tujuan Allah memberikan kebebasan kepada manusia.
Motivasi : kenapa manusia memiliki akal?

2. Kegiatan Inti
Jenis Kegiatan Waktu
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai 4 menit
Guru mberikan tugas kepada siswa kenapa manusia memiliki akal, untuk apa 10 menit
akal digunakan, dan apa fungsi akal buat dirinya sendiri.
Masing-masing siswa membacakan pendapatnya 5 menit
Guru secara acak memilih siswa untuk memberikan penilaian kepada siswa 30 menit
yang membacakan pendapatnya dan menyuruhnya untuk membacakan
pendapatnya.
Guru menyimpulkan fungsi akal buat manusia 5 menit
Guru menjelaskan prinsip-prinsip untuk mengalahkan godaan iblis 10 menit

3. Penutup (8 menit)
Guru dan siswa bertanya jawab mengenai kesimpulan tersebut

Pertemuan 5
1. Pendahuluan (8 Menit)
Apersepsi : mengingat cerita kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Motivasi : Kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah awal petaka buat manusia. Untuk itu
bertobatlah.

2. Kegiatan Inti
Jenis Kegiatan Waktu

48
Guru mengajak siswa untuk membaca Alkitab Kitab Kejadian 3:1-24 dan 25 menit
menuliskan hukuman yang diberikan Allah kepada para pelaku dosa dalam
bacaannya tersebut.
Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memperbaiki apa yang salah. 14 menit
Guru menjelaskan gambaran hukuman kepada Adam, Hawa dan ular pada 25 menit
zaman sekarang ini

3. Penutup (8 menit)
Guru dan siswa bertanya jawab mengenai kesimpulan tersebut

Pertemuan 6
1. Pendahuluan (8 menit)
Apersepsi : Mengingat hukuman yang diberikan Allah kepada Adam, Hawa dan ular.
Motivasi : Dosa berakibat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kegiatan Inti
Jenis Kegiatan Waktu
Guru menjelaskan judul materi yang akan disampaikan danmenjelaskan isi dari 9 menit
materi tersebut
Siswa bertanya apa yang kurang jelas 15 menit
Guru menjelaskan akibat dosa menurut nabi Yesaya 15 menit
Guru menjelaskan akibat dosa dalam pandangan Alkitab 15 menit
Guru memberikan catatan kepada siswa. 10 menit

3. Penutup (8 menit)
Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.

Pertemuan 7
1. Pendahuluan (8 menit)
Apersepsi : Mengingat akibat dosa bagi manusia
Motivasi : Allah tidak suka pada dosa

2. Kegiatan Inti
Jenis Kegiatan Waktu
Guru menjelaskan tujuan kompetensi yang ingin dicapai 10 menit
Guru menjelaskan tindakan Allah terhadap dosa 15 menit
Siswa mencatat hal-hal yang perlu dan bertanya hal-hal yang kurang 15 menit
dimengerti

49
Guru memberikan tugas untuk memberikan contoh masing-masing tindakan 14 menit
Allah terhadap dosa
Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa 20 menit

3. Penutup (8 menit)
Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.

I. Sumber Belajar
1. Alkitab
2. Kidung Jemaat
3. Buku PAK kelas VII, penerbit Mitra
4. Buku PAK kelas VII penerbit BPK Gunung Mulia.

J. Penilaian
1. Tes Tertulis-Jawaban Singkat
No Soal Kunci Jawaban Skor
1 Sebutkan usaha iblis a. Melalui tubuh (keinginan daging) (Kej 3:6a) 10
dalam menggoda Adam b. Melalui keinginan hati/jiwa (Kej 3:6b).
dan Hawa c. Melalui roh (keangkuhan) (Kej 3:5)
2 Sebutkan bentuk 1. Adam (Kej 3:17-19) 100
hukuman kepada Adam, a. Bersusah payah mencari rejeki seumur
Hawa dan ular hidupnya.
b. Semak duri dan rumput duri dihasilkannya
baginya.
c. Tumbuh-tumbuhan menjadi makanannya.

2. Hawa (Kej 3:16)


a. Bersusah payah waktu mengandung
b. Kesakitan saat melahirkan anak.
c. Suami berkuasa atasnya

3. Ular (kej 3:14-15)


a. Terkutuklah dari segala binatang
b. Dengan perutnya menjalar
c. Debu tanah menjadi akanannya seumur hidup

Mengetahui Tentena, ..............................


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

50
Agustina Tampai, S.Pd.,MM Misnartin Lagarinda, S.PAK
NIP. 19590828 198112 2 009 NIP. 19800802 200801 2 016
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Misnartin Lagarinda dilahirkan di Lembobelala Kabupaten Poso Pada tanggal


2 Agustus 1980. Penulis adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara pasangan
Bapak T.Lagarinda dan Ibu I. Lambei.
Pendidikan SD ditamatkan tahun 1993 di SDN 7 Malotong, SMP ditamatkan
tahun 1996 di SMPN 1 Ampana, SMA ditamatkan tahun 1999 di SMAN Lembo
Penulis melanjutkan studi di STT GKST Tentena dan pada tahun 2004
menyelesaikan studi serta mendapat gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen
(S.PAK).
Pada tahun 2008 diangkat menjadi PNS. Sejak tahun 2008 sampai sekarang
menjadi tenaga pendidik di SMP GKST 2 Tentena. Pada tahun 2013 mengikuti diklat
Sertifikasi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen yang diselenggarakan
oleh Universitas Tadulako Palu dan dinyatakan lulus sertifikasi sebagai guru
profesional.

51
DAFTAR HADIR SEMINAR PTK

Narasumber : MISNARTIN LAGARINDA, S.PAK


NIP : 19800802 200801 2 016
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen
Pada Materi Keberadaan Manusia Telah Dicemari Dosa Di kelas
VII A SMP GKST 2 Tentena Melalui Metode Diskusi Kelompok
Kecil (Buzz Group Discussion)

TANDA
NO NAMA PESERTA JABATAN
TANGAN

10

11

12

13

52
14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

53
34

35

36

37

38

Mengetahui Tentena, ..............................


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Agustina Tampai, S.Pd.,MM Misnartin Lagarinda, S.PAK


NIP. 19590828 198112 2 009 NIP. 19800802 200801 2 016

54

Anda mungkin juga menyukai