KOMPETISI GULMA
PENDAHULUAN
Beberapa cara pengendalian gulma telah dilakukan agar gulma tidak menurunkan
Gulma merugikan manusia dalam keadaan, tempat dan waktu tertentu. Tetapi,
pada peinsipnya gulama merupakan tumuhan yang tidak dikehendaki tumbuh atau
hidup disuatu tempat. Hal ini disebabkan karena gulma biasanya tumbuh tersebut
organisme atau lebih untuk memperebutkan objek yang sama. Baik gulma
maupun tanaman mempunyai keperluan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, yaitu unsur hara, air, cahaya, bahan ruang tumbuh
dan CO2.
Berdasarkan uraian diatas maka dilaksanakanlah praktikum ini mengenai
kompetisi gulma. Agar kita dapat mengetahui seberapa besarkah gulma tersebut
perbandingan antara materi yang didapatkan diruang kuliah dan hasil yang
TINJAUAN PUSTAKA
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak
yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut. Pendapat para ahli
gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai
budidaya dapat merugikan pertumbuhan dan hasil tanaman karena bersaing pada
unsur hara, air, cahaya dan sarana tumbuh lainnya (Sebayang, 2008).
sempit (grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma berdaun lebar (broad leaves),
dan gulma pakis-pakisan (ferns). Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat
gulma dapat dibedakan menjadi gulma air (aquatic weeds) dan gulma daratan
maupun secara vegetatif. Secara generatif, biji-biji gulma yang halus, ringan, dan
berjumlah sangat banyak dapat disebarkan oleh angin, air, hewan, maupun
berada di dalam tanah akan membentuk tunas yang nantinya akan membentuk
tumbuhan baru. Demikian juga, bagian akar tanaman dari gulma tersebut,
misalnya stolon, rhizomma, dan umbi, akan bertunas dan membentuk tumbuhan
serius dalam mendapatkan air, hara, cahaya matahari dan tempat tumbuh,
Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya pengaruh kompetisi dengan gulma
sangat ditentukan oleh lokasi atau kesuburan tanah, tanaman budidaya, jenis
sesama jenis maupun berlainan jenis yang dapat menimbulkan pengaruh negatif
bagi keduanya sebagai akibat dari pemanfaatan sumber daya yang ada dialam
kompetisi intraspesifik yaitu interaksi negatif antar sesama jenis, dan kompetisi
interspesifik yaitu interaksi negatif yang terjadi pada tumbuhan berbeda jenis.
berproduksi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman yang kita
usahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, dan
permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap
walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda, oleh karena itu jika gulma tidak
diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu berupa gulma. Gulma
membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan
menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air diserap dari dalam tanah
kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar satu persen
saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organik,
gulma membutuhkan 330 1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir
berikutnyaa adalah cahaya matahari yang redup (di musim penghujan) berbagai
bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu
tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya. Tumbuhan lain
yang lebih pendek, muda dan kurang tajuknya, dinaungi oleh tumbuhannya yang
dataran tinggi, suhu udara yang dikehendaki 200C 320C, derajat keasaman (pH)
6-7. Tanaman ini memerlukan cukup banyak air, sehingga paling tepat ditanam
pada awal musim penghujan dan dapat ditanam pada awal musim kemarau yaitu
pada tanah yang gembur dan cukup subur (Hadisoeganda dan Widjaja, 1996).
1. Pembibitan
Benih yang dipilih sebaiknya harus berasal dari induk yang sehat, bebas dari
hama dan penyakit, daya kecambah 80 prosen, dan memiliki kemurnian benih
yang tinggi. Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih atau
bibit yang digunakan kalau bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan
Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman
terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan
benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0 gram per m2
luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan
yang sudah tua (masak). Tandan harus dijemur beberapa hari, kemudian biji
dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa - sisa tanaman. Untuk
memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 - 40000 tanaman,
Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada tanah persemaian dan
ditutup dengan selapis tanah tipis. Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu
dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati. Tanah yang digunakan juga
perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya
pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang hama /
penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah. Setelah
yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah
diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1).
Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7 - 14 hari setelah
bongkah tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan
lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah
lebar sekitar 120 cm atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan
untuk drainase. Pada bedengan dibuat lubang - lubang tanam, jarak antar barisan
5. Pemupukan
pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara
dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam,
Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dengan jenis tanaman dan keadaan
lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar 10 ton per hektar.
tanam.
6. Teknik penanaman
disebarkan benih segera ditutup dengan tanah halus dan disiram hingga cukup
basah.
7. Pemeliharaan tanaman
penjarangan. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka
setelah penanaman di lapangan ada yang mati / terserang penyakit, maka perlu
dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan rumput
tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4 - 0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk
8. Panen
panen berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari
menurun atau rendah; daun - daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih
tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk
1. Preventif
a. Pengolahan tanah
dalam memberantas gulma tergantung beberapa faktor seperti siklus hidup dari
relatif kurang efektif untuk gulma tahunan. Efektivitas cara ini tergantung pada
waktu gulma menjelang berbunga atau pada waktu daunnya sedang tumbuh
dengan hebat.
c. Penggenangan
550 C, kematian dari sel-sel yang hidup pada suhu di atas disebabkan oleh
dipangkas. Pembakaran juga dapat mematikan insekta dan hama lain serta
penyakit seperti cendawan, bakteri kekurangan dari sistem ini dapat mengurangi
sehingga gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya akan mati dan
digunakan untuk mulsa antara lain jerami, pupuk hijau, sekam, serbuk gergaji,
intensif dengan insekta atau fungi dapat berpotensi mengendalikan gulma secara
biologis.
yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik
secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak
maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau
pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan
efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya
Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini
tidak berhasil.
BAB III
METODE PENEITIAN
meteran, penggaris, dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan adalah tali
meteran.
7. Merapikan plot agar dapat dijadikan bedengan pertanaman komoditi yang akan
di amati.
3.3.2 Penanaman Tanaman Bayam
3. Membuat 6 larikan atau baris tanam pada plot dengan jarak 15 cm per larik.
4. Menaburkan benih bayam pada larikan yang telah dibuat, kemuadian di tutup
Sukman, Y. dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Penebar Swadaya. Jakarta.