Bedah-Iskandar Japardi21 PDF
Bedah-Iskandar Japardi21 PDF
Dr ISKANDAR JAPARDI
Fakultas Kedokteran
Bagian Bedah
Universitas Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN
1. Pengisian urine
Pada pengisian kandung kencing, distensi yang timbul ditandai dengan
adanya aktivitas sensor regang pada dinding kandung kencing. Pada
kandung kencing normal, tekanan intravesikal tidak meningkat selama
pengisian sebab terdapat inhibisi dari aktivitas detrusor dan active
compliance dari kandung kencing. Inhibisi dari aktivitas motorik detrusor
memerlukan jaras yang utuh antara pusat miksi pons dengan medula
spinalis bagian sakral. Mekanisme active compliance kandung kencing
kurang diketahui namun proses ini juga memerlukan inervasi yang utuh
mengingat mekanisme ini hilang pada kerusakan radiks s2-S4.
2. Pengaliran urine
Pada orang dewasa yang normal, rangsangan untuk miksi timbul dari
distensi kandung kencing yang sinyalnya diperoleh dari aferen yang
bersifat sensitif terhadap regangan. Mekanisme normal dari miksi volunter
tidak diketahui dengan jelas tetapi diperoleh dari relaksasi oto lurik dari
sfingter uretra dan lantai pelvis yang diikuti dengan kontraksi kandung
kencing. Inhibisi tonus simpatis pada leher kandung kencing juga
ditemukan sehingga tekanan intravesikal diatas/melebihi tekanan intra
uretral dan urine akan keluar. Pengosongan kandung kemih yang lengkap
tergantung adri refleks yang menghambat aktifitas sfingter dan
mempertahankan kontraksi detrusor selama miksi.
1. Evaluasi
Pendekatan sistematis untuk mengetahui maslah gangguan miksi selama
rehabilitasi pasien dengan cedera medula spinalis merupakan hal yang
penting karena penatalaksanaan yang baik sejak awal akan mencegah
komplikasi urologis dan kerusakan ginjal permanen.
Pemeriksaan meliputi penilaian saluran kencing bagian atas, penilaian
pengosongan kandung kencing dan deteksi hiperrefleksia detrusor
a. Penilaian saluran kencing bagian atas
Meskipun jarang didapatkan masalah pada saluran kencing bagian atas,
gangguan ginjal merupakan hal yang potensial mengancam penderita.
Penilaian ditujukan untuk menilai fungsi ginjal dandeteksi hidronefrosis.
Pemeriksaan radiologis harus meliputi urografi intravena dan voiding
cystourethrogram untuk menilai saluran bagian atas dan menyingkirkan
kemungkinan adanya refluks vesikoureteral.
b. Penilaian pengosongan kandung kencing
Penilaian sisa urine dapat dilakukan dengan katerisasi pada saat pertama
pemeriksaan meupun dengan menggunakan USG. Residu urine lebih dari
100 ml dikatakanbermakna
c. Deteksi hiperrefleksia detrusor
Pemeriksaan CMG dan EMG dari sfingter uretral eksterna akan membantu
menentukan disfungsi neurogenik dan adanya suatu DDS yang signifikan.
Kontraksi abnormal dari otot detrusor dapat dideteksi dengan baik dengan
2. Penatalaksanaan
Dasar dari penatalaksanaan dari disfungsi kandung kemih adalah
untuk mempertahankan fungsi gunjal dan mengurangi gejala.
a. Penatalaksanaan gangguan pengosongan kandung kemih dapat
dilakukan dengan cara
o Stimulasi kontraksi detrusor, suprapubic tapping atau stimulasi perianal
o Kompresi eksternal dan penekanan abdomen, credes manoeuvre
o Clean intermittent self-catheterisation
o Indwelling urethral catheter
b. Penatalaksanaan hiperrefleksia detrusor
o Bladder retraining (bladder drill)
o Pengobatan oral, Propantheline, imipramine, oxybutinin
c. Penatalaksanaa operatif
Tindakan operatif berguna pada penderita usia muda dengan kelainan
neurologis kongenital atau cedera medula spinalis.
Bladder training
Adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik
(UMN atau LMN), dapat dilakukan dengan pemeriksaan refleks-refleks:
1. Refleks otomatik
Refleks melalui saraf parasimpatis S2-3 dansimpatis T12-L1,2, yang
bergabung menjadi n.pelvikus. Tes untuk mengetahui refleks ini adalah tes
air es (ice water test). Test positif menunjukkan tipe UMN sedangkan bila
negatif (arefleksia) berarti tipe LMN.
2. Refleks somatis