Jamur merupakan salah satu patogen tanaman yang sering dijumpai pada
tanaman budidaya. Jamur masuk dalam kerajaan/kingdom Fungi, dinding selnya
kebanyakan mengandung zat kitin, yang terdiri dari rangkaian molekul N-
acetylglocosamina. Bentuk vegetatifnya khas berupa thallus, yaitu sistem berupa
benang yang disebut hifa. Beberapa hifa tersusun membentuk miselium yang
mungkin tanpa sekat/septa (disebut coenocytis) berupa sel panjang dengan banyak
inti misalnya Oomycetes dan Zygomycetes. Sedangkan pada kelas lain umumnya
bersekat/septa misalnya Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Reproduksi jamur dapat terjadi secara seksual (pembelahan inti sel dan
meiosis), dan/atau aseksual (sepenuhnya pembelahan inti sel secara mitosis)
(Webster dan Weber, 2007).
B. KLASIFIKASI JAMUR
1. ZYGOMYCETES
2. BASIDIOMYCETES
3. ASCOMYCOTA
4. DEUTEROMYCETES (forma-kelas)
Jamur dalam kelas ini mempunyai miselium yang hifanya tidak bersekat
(senositik). Jamur-jamur yang termasuk ke dalam kelas Oomycetes berkembang
biak secara aseksual dengan perantara zoospora yang mempunyai dua flagellum.
Satu flagellum tipe cambuk berumbai yang mengarah ke belakang. Anggota yang
paling tinggi tingkatannya merupakan parasite obligat bagi tanaman inangnya,
infeksi dari satu tanaman ke tanaman lain banyak dilakukan oleh spora melalui
perantara angin. Struktur tubuhnya berbeda-beda mulai dari thalus sederhana yang
terdiri dari satu sel hingga terdiri dari miselium berbentuk benang dan bercabang-
cabang (Sastrahidayat, 2011).
Oospora dibentuk dalam oogonia dan masuk didalamnya. Bagian tengah
dari oogonium mengalami diferensiasi menjadi satu atau lebih oosfir, yang bila
masak berinti satu. Contoh jamur kelas ini Pythium sp. (rebah kecambah pada
mentimun), Phytophtora infestan, Peronosclerospora maydis (bulai pada jagung).
6. PLASMODIOPHOROMYCETES
Jamur yang termasuk kelas ini hidup secara parasite dengan thallus yang
berinti banyak, sel-selnya tidak berdinding dan hidup dalam sel tumbuhan
inangnya. Spora istirahat dibentuk dalam massa, tetapi tidak di dalam tubuh buah
tertentu.
Anggota dalam kelas ini merupakan parasite pada tanaman hijau dan
jamur lainnya, berkembangbiak dalam jaringan inangnya dan dengan beberapa
pengecualian menyebabkan hypertrophy dan hyperplasia pada tanaman inang
dan menghasilkan kelainan bentuk anatomi tanaman seperti tumor. Struktur
somatic dari Plasmodiophoromycetes adalah plasmodium yang berkembang di
dalam sel-sel tanaman inang. Plasmodium kemudian membentuk zoosporangia
yang berisi zoospora atau langsung membentuk spora istirahat. Spesies penting
dalam kelas ini yang menjadi pathogen tanaman dan mempunyai nilai ekonomi
penting adalah Plasmodiophora brassicae (penyakit puru akar pada tanaman
kubis) (Sastrahidayat, 2011).
C. DAFTAR PUSTAKA
Spesimen ini nantinya akan digunakan pada minggu ketiga tentang materi
isolasi jamur patogen tanaman dan sebagai bahan praktik. Praktikan dalam satu
kelas dibagi menjadi 4 kelompok kecil sebagai pembagian jenis spesimen yang
harus dibawa. Pada minggu kedua, praktikan (individu) diharapkan meresume
materi tentang masing-masing spesimen, berupa tanaman inang, gejala di lapang,
klasifikasi patogen, kenampakan secara makroskopis pada media dan kenampakan
mikroskopis (pada mikroskop). Selanjutnya hasil resume dipresentasikan secara
kelompok sesuai urutan maupun acak berdasarkan spesimen yang didapatkan oleh
masing-masing kelompok praktikum. Nilai dalam minggu kedua memiliki nilai
individu (hasil resume) dan nilai kelompok (hasil presentasi).