Anda di halaman 1dari 18

JUDUL

PRILAKU BIAYA DAN ANALISIS AKUMULASI BIAYA (Cost


Behavior and Cost Accumulation Analysis)

1
DAFTAR ISI
JUDUL 1
DFTAR ISI .. 2
KATA PENGANTAR 3
BABI PENDAHULUAN:
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 4
BAB II PEMBAHASAN
1. KLASIFIKASI BIAYA .. 5
2. ALIRAN BIAYA DALAM MANUFAKTUR .. 5
3. SISTEM BIAYA . 6
4. GAMBARAN UMUM METODE HPP FULL COSTING, VARIABLE
COSTING, DAN ABC 7
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18

2
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
individu ini dengan tepat waktu.
Adapun isi dari makalah ini mengenai Prilaku Biaya dan Analisis Akumulasi
Biaya, yang akan membahas tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, produk,
media promosi, dan kunci kesuksesan.
Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada orang-orang yang berpartisipasi atas
terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
dibutuhkan agar makalah ini kedepannya dapat disempurnakan.
Wassalamu alaikum Wr.Wb

Bandung, 1 oktober 2016

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan masa kini dan menghadapi era
globalisasi, perusahaan dituntut effisien dan ekonomis serta dapat mengantisipasi
perkembangan yang terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini penting karena dalam
persaingan global hanya perusahaan yang menjalankan kegiatan/beroperasi secara
effisien, ekonomis dan produktif yang mampu memenangkan persaingan. Salah satu
unsur yang penting dalam memenangkan persaingan adalah kemampuan untuk
menurunkan biaya tanpa mengorbankan mutu. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan
para manager perlu memahami dengan benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan
terutama mengenali perilaku biaya dengan pengklasifikasian biaya.
Salah satu cara membuat klasifikasi biaya adalah berdasarkan perilaku biaya.
Perilaku biaya merupakan bagaimana biaya akan bereaksi atau berubah dengan adanya
perubahan tingkat aktivitas bisnis. Pemahaman terhadap perilaku biaya adalah kunci
beberapa pembuatan keputusan organisasi. Manajer yang mengetahui perilaku biaya akan
mampu memprediksi dengan lebih baik apakah yang akan terjadi pada biaya dalam
berbagai kondisi. Usaha pembuatan keputusan tanpa memiliki pemahaman terhadap
biaya dan bagaimana biaya ini berubah dengan adanya perubahan tingkat aktivitas akan
mengakibatkan turunnya tingkat laba. Untuk menghindari masalah tersebut manajer harus
mampu memprediksi secara akurat kondisi biaya dalam berbagai tingkat aktivitas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Klasifikasi Biaya (tetap, variable dan semivariable)
2. Aliran Biaya Pada Perusahaan Manufaktur
3. Sistem Biaya
4. Gambaran umum metode HPP Full Costing, Variable Costing, dan ABC.

4
BAB II

PEMBAHASAN

PRILAKU BIAYA DAN ANALISIS AKUMULASI BIAYA (Cost


Behavior, and Cost Accumulation analysis)

1. Klasifikasi Biaya

Biaya tetap atau juga disebut fixed cost adalah biaya yang umumnya selalu
konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-
perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi
dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia, contoh; gaji direktur produksi.

Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya
berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan
anda, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Kalau contoh yang
gampang, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah
produk adalah biaya variabel.

Biaya Semi Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel
mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang
digunakan.

2. Aliran Biaya Dalam Manufaktur


Industri manufaktur melakukaan proses produksi yang melakukan
konversi dari bahan baku menjadi bahan jadi yang siap digunakan oleh konsumen
atau industri lain. Dalam proses konversi ini tentu saja menggunakan mesin-mesin
pabrik dan juga karyawan yang mengoperasikannya. Selain itu juga proses
produksi ini juga membutuhkan listrik, air dan sumber daya lainnya.

Aliran biaya dalam manufaktur adalah

5
- Bahan baku
Barang setengah jadi Barang Jadi HPP
- Tenaga kerja langsung ---> ---> --->
(WIP) (FG) (COGS)
- Overhead

Pertama-tama kita akan menghitung bahan baku (direct material), tenaga kerja
langsung (direct labor) dan overhead yang digunakan pada satu periode akuntansi.
Hasil penjumlahan ini akan menghasilkan Total Manufacturing Costs. Hasilnya
akan dipindah ke barang setengah jadi atau WIP (Work In Process).
Total Manufacturing Costs = Bahan baku + Tenaga kerja langsung + Overhead .

Pada WIP ada saldo awal dan saldo akhir. Total nilai WIP Tersedia awal periode
adalah Saldo Awal + Total Manufacturing Costs.
Kemudian WIP yang sudah digunakan atau WIP yang sudah berubah menjadi
barang jadi atau FG (Finished Good) merupakan selisih antara WIP Tersedia awal
periode dengan WIP saldo akhir, ini dikenal dengan Cost of Goods Manufactured
.
Cost of Goods Manufactured = WIP awal periode + Total Manufacturing Costs -
WIP akhir periode.

Pada barang jadi atau FG (Finished Goods) ada saldo awal periode dan saldo akhir
periode. Barang jadi yang tersedia atau FG Tersedia pada periode akuntansi
tersebut merupakan penjumlahan dari FG awal periode + Cost of Goods
Manufactured. Selisih antara FG Tersedia dan FG saldo akhir Periode ini
merupakan biaya barang yang terjual atau disebut Cost of Goods Solds atau
COGS.
COGS = FG awal periode + Costs of Goods Manufactured - FG akhir periode.

Jika dilanjutkan dengan penjualan maka selisih antara Sales Revenue dengan Cost
of Goods Sold adalah Gross Margin.
Gross Margin = Sales Revenue - Cost of Goods Sold.
3. Sistem Biaya

6
Biaya yang dialokasikan ke unit produksi bisa berupa biaya actual atau
biaya standar. Dalam sistem biaya actual atau sistem biaya historis , informasi
biaya diakumulasikan ketika biaya terjadi, tetapi penyajian atas hasilnya ditunda
sampi semua operasi untuk periode akuntansi tersebut telah selesai dilakukan atau
dalam kasus bisnis jasa, semua jasa untuk periode tersebut telah diserahkan.
Dalam Sistem biaya standar , produk, operasi dan proses dihitung
biayanya berdasarkan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya dari sumber daya
tersebut.
Biaya aktula juga diakumulasikan secara terpisah , dan varians atau selisih
antara biaya aktual dan biaya standar dikumpulkan dalam akun yang terpisah .
Empat jenis sistem biaya dapat dikonstruksikan dengan mengakui bahwa biaya
dapat diukur pada jumlah actual atau jumlah standar ,baik dlam perhitungan biaya
langsung , atau perhitungan biaya penyerapan penuh.
4. GAMBARAN UMUM METODE HPP FULL COSTING, VARIABLE
COSTING, dan ABC.
1. FULL COSTING

Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dimana semua
biaya produksi diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi. Sehingga tidak
membedakan antara biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap. Dikarenakan
seluruh biaya produksi tetap dan variabel dimasukkan ke dalam harga pokok produksi,
maka akan ada biaya tetap yang masih melekat pada produk yang belum laku terjual.
Sehingga biaya tetap yang masih melekat pada produk yang belum laku terjual tidak
dibebankan pada periode yang seharusnya.

****

Dikarenakan memperhitungkan semua biaya produksi, maka dalam metode full costing
format perhitungan harga pokok produksi adalah sebagai berikut :

Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx

Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx

7
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx

Harga Pokok Produksi Rp. xxx.xxx

Dan untuk format laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Hasil penjualan Rp. XXX.XXX

Dikurangi :

harga pokok produksi/penjualan Rp. XXX.XXX

Laba Kotor Rp. XXX.XXX

Dikurangi Biaya Operasional :

Biaya pemasaran variabel Rp. XXX.XXX

Biaya pemasaran tetap Rp. XXX.XXX

Biaya adm. & umum variabe l Rp. XXX.XXX

Biaya adm. & umum tetap Rp. XXX.XXX

Rp. XXX.XXX

Laba Bersih Rp. XXX.XXX

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh soal dan penyelesaiaannya : Diketahui pada tahun
200A, PT. ABC memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A. Berikut data biaya
produksi untuk memproduksi produk A pada PT. ABC:

- Biaya Bahan Baku Rp. 200/unit

- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 150/unit

- Biaya Overhead Variabel Rp. 400/unit

- Biaya Overhead Tetap Rp. 100.000

- Biaya Pemasaran Variabel Rp. 300/unit

- Biaya Pemasaran Tetap Rp. 150.000

- Biaya adm. & umum Tetap Rp. 200.000

8
Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.

Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode Full costing dan buat laporan
laba/rugi! Penyelesaian :

Biaya Bahan Baku (Rp. 200 x 1.000) Rp. 200.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp. 150 x 1.000) Rp. 150.000

Biaya Overhead Variabel (Rp. 400 x 1.000) Rp. 400.000

Biaya Overhead Tetap Rp. 150.000

Harga Pokok Produksi Rp. 900.000

ABC Laporan Laba/Rugi Untuk periode yang berakhir 200A

Penjualan (Rp. 2.000 x 1.000) Rp. 2.000.000

Dikurangi :

Harga Pokok Produksi/Penjualan Rp. 900.000

Laba Kotor Rp. 1.100.000

Dikurangi Biaya Operasional:

Biaya pemasaran variabel (Rp. 300 x 1.000) Rp. 300.000

Biaya pemasaran tetap Rp. 100.000

Biaya adm. & umum tetap Rp. 200.000

Rp. 600.000

Laba/Rugi Bersih Rp. 500.000

****

Jadi, dalam metode full costing semua biaya produksi diperhitungkan dalam harga pokok
produksi. Namun akan ada biaya tetap yang belum dibebankan pada periode tersebut jika
ada produk yang belum laku terjual, sebab di dalam produk tersebut terdapat biaya
overhead tetap yang melekat.
2. VARIABLE COST

9
Metode variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dimana yang
hanya memasukkan biaya-biaya yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi.
Sedangkan untuk biaya produksi tetap dianggap sebagai period cost. Dikarenakan
seluruh biaya tetap dianggap period cost, maka tidak ada biaya tetap yang belum
dibebankan pada periode tersebut.

****

Dikarenakan hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel, maka


dalam metode variable costing format perhitungan harga pokok produksi adalah sebagai
berikut :

Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx

Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx

Harga Pokok Produksi Rp. xxx.xxx

Dan untuk format laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Hasil penjualan Rp. XXX.XXX

Dikurangi Biaya-biaya Variabel :

Biaya produksi variabel Rp. XXX.XXX

Biaya pemasaran variabel Rp. XXX.XXX

Biaya adm. & umum variabel Rp. XXX.XXX

Rp. XXX.XXX

Marjin kontribusi Rp. XXX.XXX

Dikurangi Biaya-biaya Tetap :

Biaya produksi tetap Rp. XXX.XXX

Biaya pemasaran tetap Rp. XXX.XXX

Biaya adm. & umum tetap Rp. XXX.XXX


Rp. XXX.XXX

10
Laba Bersih Rp. XXX.XXX

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh soal dan penyelesaiaannya :

Diketahui pada tahun 200A, PT. ABC memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A.
Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada PT. ABC:

- Biaya Bahan Baku Rp. 200/unit

- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 150/unit

- Biaya Overhead Variabel Rp. 400/unit

- Biaya Overhead Tetap Rp. 100.000

- Biaya Pemasaran Variabel Rp. 300/unit

- Biaya Pemasaran Tetap Rp. 150.000

- Biaya adm. & umum Tetap Rp. 200.000

Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.

Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode variable costing dan buat
laporan laba/rugi! Penyelesaian :

Biaya Bahan Baku (Rp. 200 x 1.000) Rp. 200.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp. 150 x 1.000) Rp. 150.000

Biaya Overhead Variabel (Rp. 400 x 1.000) Rp. 400.000

Harga Pokok Produksi Rp. 750.000

PT. ABC Laporan Laba/Rugi Untuk periode yang berakhir 200A

Penjualan (Rp. 2.000 x 1.000) Rp. 2.000.000

Dikurangi biaya-biaya variabel :

Harga Pokok Produksi Rp. 750.000

Biaya pemasaran variabel (Rp. 300 x 1.000) Rp. 300.000

Rp. 1.050.000

11
Kontribusi Marjin Rp. 950.000

Dikurangi Biaya-biaya tetap :

Biaya overhead tetap Rp. 150.000

Biaya pemasaran tetap Rp. 100.000

Biaya adm. & umum tetap Rp.


200.000
Rp. 450.000

Laba/Rugi Bersih Rp. 500.000

****

Jadi, dalam metode variable costing hanya memperhitungkan biaya-biaya produksi yang
bersifat variabel dalam perhitungan harga pokok produksi. Sedangkan biaya tetap
dianggap sebagai period cost dan langsung dibebankan pada periode yang bersangkutan.
Metode variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dimana yang
hanya memasukkan biaya-biaya yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi.
Sedangkan untuk biaya produksi tetap dianggap sebagai period cost. Dikarenakan seluruh
biaya tetap dianggap period cost, maka tidak ada biaya tetap yang belum dibebankan pada
periode tersebut.
3. ABC
ABC (Activity-Based Costing) adalah sistem akumulasi biaya dan pembebanan
biaya ke produk dengan menggunakan berbagai cost driver, dilakukan dengan menelusuri
biaya dari aktivitas dan setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas ke produk.

Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC


Manfaat ABC adalah:
1. Menentukan harga pokok produk secara lebih akurat, terutama untuk menghilangkan
adanya subsidi silang sehingga tidak ada lagi pembebanan harga pokok jenis tertentu
terlalu tinggi (over costing) dan harga pokok jenis produk lain terlalu rendah (under
costing).
2. Memperbaiki pembuatan keputusan.
Dengan menggunakan ABC tidak hanya menyajikan informasi yang lebih akurat
mengenai biaya produk, tetapi juga memberikan informasi bagi manajer tentang

12
aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya khususnya biaya tidak langsung,
yang merupakan hal penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan baik
mengenai produk maupun dalam mengelola aktivitas-aktivitas sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha.
3. Mempertinggi pengendalian terhadap biaya overhead.
Biaya overhead di sebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan. Sistem
ABC memudahkan manajer dalam mengendalikan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan
biaya overhead tersebut.
CONTOH SOAL :

P.T. Ayu Jelita membuat 4 produk A, B, C, dan D dengan data se-


bagai berikut :

Produk Unit Jumlah / Jam Kerja Jam Biaya Komponen


Keluaran Putaran Langsung / Mesin / Material / Material /
Produksi unit unit unit unit

A 25 3 2 2 Rp. 30 8
B 25 4 4 4 75 5
C 250 7 2 2 30 8
D 250 10 4 4 75 6
24

Biaya tenaga kerja Rp 7,- perjam


Biaya overhead pabrik :

- Biaya variabel jangka pendek Rp 8.250,-


- Biaya variabel jangka panjang :
- biaya penjadwalan Rp 7.680,-
- biaya set up RP 3.600,-
------------ +
Rp 11.280,-
- Biaya penanganan material Rp 7.650,-

13
------------ +
Rp 27.180,-

Hitunglah harga pokok perunit :


a. Menggunakan kalkulasi biaya produk konvensional dengan memakai
tarif overhead jam tenaga kerja
b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :
Biaya variabel jangka pendek Jam mesin
Biaya penjadwalan Jumlah putaran produksi
Biaya set up Jumlah putaran produksi
Biaya penanganan material Jumlah komponen
c. Bandingkan hasil dari kedua metode tersebut
Penyelesaian :
a. Kalkulasi biaya konvensional

Jumlah jam tenaga kerja


A 25 X 2 = 50
B 25 X 4 = 100
C 250 X 2 = 500
D 250 X 4 = 1000
------ +
1650

Rp. 27.180,-
Tarif Overhead Pabrik = -------------- = Rp. 16,47 / Jam TK
1.650

Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp) Total (Rp)

Material 750,0 1.875 7.500 18.750 28.875,0


Upah 350,0 700 3.500 7.000 11.550,0
Biaya Utama 1.100,0 2.575 11.000 25.750 40.425,0
BOP @ 16.47 823.5 1.647 8.235 16.470 27.175,5
HP Produksi 1.923,5 4.222 19.235 42.220 67.600,5
Unit diproduksi 25 25 250 250

14
HP Produksi / unit 77 169 77 169

b. Kalkulasi Biaya dg metode Activity Based costing


1. By. Var jangka pendek Rp.8.250,- / 1.650 = Rp.5 / jam TK.
2. By. Pnjdwln Rp.7.680,- / 24 = Rp. 320 perputaran produksi.
3. By. Set Up Rp. 3.600,- / 24 = Rp. 150 perputaran produksi.
4. By penanganan Material Rp. 7.650 / 3.825 = Rp. 2 / komponen.

Total Komponen
A 25 x 8 = 200
B 25 x 5 = 125
C 250 x 8 = 2.000
D 250 x 6 = 1.500 +
---------
3.825

Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp) Total (Rp)

Biaya Utama 1.100,0 2.575,0 11.000,0 25.750 40.425,0


Bi Var. Jk Pdk @ 250,0 500,0 2.500,0 5.000,0 8.250,0
Rp. 5/Jam TK
Bi Penjadwalan 960,0 1.280,0 2.240,0 3.200,0 7.680,0
@ Rp. 320
Bi Set Up @ Rp. 450,0 600,0 1.050,0 1.500,0 3.600,0
150/putaran
Bi Penangangan 400,0 250,0 4.000,0 3.000,0 7.650,0
material @ Rp.
2/komponen
HP Produksi 3.160.0 5.205,0 20.650,0 38.450,0 67.605,0
Unit diproduksi 25 25 250 250
HP Produksi / unit 126,4 208,2 83,16 153,8

15
c. Membandingkan hasil yang diperoleh

Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp)

HP Produksi / unit 77,0 169,0 77,0 169,0


metode
konvensional
HP Produksi / unit 126,4 208,2 83,16 153,8
metode ABC

Metode ABC lebih banyak membebankan overhead terhadap produksi dengan volume yang
lebih rendah dan cenderung membebankan secara relatif lebih kecil terhadap produksi dengan
volume yang lebih tinggi.

16
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan
penggunaan aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan
perilaku biaya. Biaya variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional
dengan peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah
totalnya ketika penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran merupakan
biaya yang mempunyai komponen tetap dan variabel.

17
DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Biaya karangan Mulyadi

http://rahmatsuharjana.blogspot.co.id/2013/02/penentuan-harga-pokok-produk-
dengan_9505.html?m=1

http://www.proweb.co.id/articles/mgacc/aliran_biaya_manufaktur.html

http://www.kompasiana.com/essharputra/contoh-soal-dan-penyelesaian-perhitungan-
harga-pokok-produksi-dengan-metode-variable-cost_565c2699ec9673f50d9fa5d4

http://www.kompasiana.com/essharputra/contoh-soal-dan-penyelesaian-perhitungan-harga-
pokok-produksi-dengan-metode-full-costing_565c2c38177b61640722b1bf

18

Anda mungkin juga menyukai