Anda di halaman 1dari 5

25D Inc.

Skenario 4 : Pergelangan Kaki Hendro (kp ttg fraktur dan trauma)

Seperti biasa setiap hari minggu Hendro, 20 tahun lari pagi disekitar taman komplek
rumahnya. Saking semangatnya berlari kaki kanan Hendro masuk ke dalam lubang trotoar
yang sedang diperbaiki. Aduhh. teriak Hendro sambil jatuh terduduk. Hendro memegang
pergelangan kakinya yang semakin membengkak. Hendro diantar oleh tetangga yang
kebetulan lewat ke klinik 24 jam terdekat.
Sesampai di klinik dokter jaga melakukan pemeriksaan fisik dengan seksama. Setelah
melakukan Ottawa Ankle Rules, dokter memutuskan untuk tidak merujuk Hendro kerumah
sakit, karena tidak terdapat kecurigaan terjadi patah tulang. Dokter menjelaskan bahwa
cidera yang dialami Hendro merupakan 15 persen dari keseluruhan cidera ynag biasa
terjadi pada atlet. Hendro diharapkan bersedia dilakukan bantuan sesuai dengan
ketentuan medis, karena hampir 20 sampai 40 persen cidera seperti ini akan menjadi
instabilitas kronik jika tidak ditangani dengan baik. Dokter mengobati pergelangan kaki
Hendro dengan metode RICE. Dokter selanjutnya mengajurkan Hendro berjalan
menggunakan 2 tongkat non weight bearing selama 2 minggu.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada pergelangan kaki Hendro?.

TERMINOLOGI
1. Ottawa ankle rules: - a clinical decision-making strategy for determining which patients
require radiographic imaging for ankle and foot injuries.
- a set of guidelines for clinicians to help decide if a patient with foot or ankle pain
should be offered X-rays to diagnose a possible bone fracture.
2. Instabilitas kronik:
3. Metode RICE: Rest (Istirahat), Ice (Es/dingin), Compression (Kompresi/tekanan) dan
Elevation (Elevasi/Pengangkatan) yang dilakukan untuk cedera akut.
4. Tongkat non weight:

RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa kaki hendro semakin membengkak?
2. Apa hubungan umur dan jenis kelamin dgn kasus tsb?
3. Apa pemeriksaan fisik yang dilakukan dan apa kemungkinan temuan pd pemfis tsb?
4. Perlukah pemeriksaan penunjang? Jika iya, apa kemungkinan temuannya?
5. Bagaimana indikasi dan prosedur Ottawa ankle rules?
6. Apakah jenis cidera tersebut?
7. Apa bantuan tersebut?
8. Mengapa cidera tersebut dapat menyebabkan instabilitas kronik jika tidak ditangani
dengan baik?
9. Apa indikasi, tujuan, prosedur metode RICE?
10. Mengapa dokter mengajurkan Hendro berjalan menggunakan 2 tongkat non weight
bearing selama 2 minggu?
11. Apa pemeriksaan lanjutan dan tatalaksana selanjutnya?
HIPOTESA
1. Mengapa kaki hendro semakin membengkak setelah cedera?
Pembuluh darah di lokasi cedera akan melebar (vasodilatasi) dengan maksud untuk
mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen dalam rangka mendukung penyembuhan.
Pelebaran pembuluh darah ini lah yang mengakibatkan lokasi cedera terlihat lebih
merah (rubor). Cairan darah yang banyak dikirim di lokasi cedera akan merembes keluar
dari kapiler menuju ruang antar sel, dan menyebabkan bengkak (tumor). Dengan
dukungan banyak nutrisi dan oksigen, metabolisme di lokasi cedera akan meningkat
dengan sisa metabolisme berupa panas. Kondisi inilah yang menyebabkan lokasi cedera
akan lebih panas (kalor) dibanding dengan lokasi lain. Tumpukan sisa metabolisme dan
zat kimia lain akan merangsang ujung saraf di lokasi cedera dan menimbulkan nyeri
(dolor). Rasa nyeri juga dipicu oleh tertekannya ujung saraf karena pembengkakan yang
terjadi di lokasi cedera.

Kemungkinan cedera yang terjadi pada Hendro adalah sprain yaitu cedera pada sendi
yang mengakibatkan robekan pada ligament. Sprain terjadi karena adanya tekanan yang
berlebihan dan mendadak pada sendi, atau karena penggunaan berlebihan yang
berulang-ulang. Sprain ringan biasanya disertai hematom dengan sebagian serabut
ligament putus, sedangkan pada sprain sedang terjadi efusi cairan yang menyebabkan
bengkak.

2. Apa hubungan umur dan jenis kelamin dgn kasus tsb?


Tidak terlalu berhubungan, karena semua umur dan laki-laki maupun perempuan bisa
mengalami hal ini. Kasus Hendro terjadi kemungkinan karena Hendro kurang hati-hati
melihat jalan, makanya terjatuh.
Karena umur hendro 20 tahun terjadi peningkatan aktivitas fisik dan sering terjadi
penggunaan kekuatan yang berlebihan.
Laki-laki lebih sering terjadi cedera olahraga dibanding wanita. Namun wanita
memiliki factor resiko lebih tinggi dibanding laki-laki.

3. Apa pemeriksaan fisik yang dilakukan dan apa kemungkinan temuan pd pemfis tsb?
Menggunakan Look, Feel & Move
Look: Inspeksi (observasi) pucat
Move: ROM (range of motion) rentang gerak sendi berkurang atau tidak?
Feel: Palpasi cek, misal tanda radang, krepitasi, kemungkinan ada dislokasi
Auskultasi
Palpasi: Rasakan denyut nadi: dorsalis pedis, posterior tibial, popliteal, femoral
Temperatur Isian kapiler Sensasi
Special Tests: Compartments check Ankle-Brachial Index
Pemeriksaan neurovascular

4. Perlukah pemeriksaan penunjang? Jika iya, apa kemungkinan temuannya?


Gatau perlu apa ngga soalnya kata dokternya gaada kecurigaan patah tulang.
Namun berdasarkan salah satu literature, X-ray tidak harus dilakukan pada sprained
ankle. Tapi salah satu indikasi dilakukan x-ray yaitu pada kasus dimana terdapat
pembengkakan yang nyata sehingga tidak memungkinkan palpasi yang akurat. Yang
mana hal ini terjai pada Hendro.
Pem. Penunjang cedera:
Laboratorium: periksa darah, urine
Radiologi: Foto Rontgen, CT Scan, MRI (magnetic Resonance Imaging), USG
Pemeriksaan mikroskopis untuk mengetahui apakah dia cedera ringan.
Cedera olahraga dapat diklasifikasikan sebagai cedera ringan apabila robekan yang
terjadi hanya dapat dilihat dibawah mikroskop, dengan keluhan minimal, dan tidak
mengganggu penampilan secara berarti. Contoh yang dapat dilihat adalah memar, lecet,
dan sprain ringan.

5. Bagaimana indikasi (kriteria) Ottawa ankle rules?


Kriteria Ottawa ankle rules:
1. Nyeri tekan pada tepi posterior (distal 6cm) atau ujung malleolus lateralis.
2. Nyeri tekan pada tepi posterior (distal 6cm) atau ujung malleolus medialis.
3. Nyeri tekan pada basis metatarsal ke-5
4. Nyeri tekan at the navicular
5. Tidak mampu untuk menahan berat badan immediately after injury and for 4 steps
during initial evaluation.
X ray yang disarankan:
1. AP dan lateral view dari ankle untuk suspek fraktur ankle.
2. Seluruh fibula jika terdapat nyeri tekan pada fibula yang dapat menyingkirkan fraktur
Maissoneuve.
3. Posisi PA dan lateral dari kaki jika terdapat nyeri tekan pada basis metatarsal ke-5.

6. Apakah jenis cidera tersebut?


Cidera akut (ada tanda2 radang di jawaban 1)

Menurut Giam (1993:137) tingkatan dalam cedera olahraga dikelompokkan sebagai


berikut :
1. Cedera ringan merupakan cedera dengan robekan yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop, sedikit keluhan, dan tidak mengganggu performance atlet, misalnya : lecet,
memar, atau robek ligamen kecil.
2. Cedera sedang adalah cedera dengan kerusakan jaringan, menimbulkan rasa nyeri,
bengkak, merah, atau panas dengan menimbulkan gangguan fungsi dan mempengaruhi
performance atlet, misalnya : robek otot, dan robek ligament.
3. Cedera berat yaitu cedera dengan robekan otot atau ligamen secara lengkap atau
hampir lengkap atau faktur tulang yang memerlukan istirahat total, pengobatan intesif,
bahkan operasi.

7. Apa bantuan tersebut?


Farmakologi: NSAID (obat anti rasa sakit, antiradang, dll).
NonFarmakologi:
- RICE pd cedera akut
- Berbagai modalitas terapi
- Terapi Latihan (Physical Therapy):Loosening, Stretching, Strengthening, latihan untuk
kembali keaktivitas semula.
8. Mengapa cidera tersebut dapat menyebabkan instabilitas kronik jika tidak ditangani
dengan baik?
Tanda rubor, tumor, kalor, maupun dolor akan menurunkan fungsi organ atau sendi di
lokasi cedera yang dikenal dengan istilah functiolaesa. Hal ini dapat berkembang
menjadi instabilitas mekanik atau fungsional dari pergelangan kaki, akibatnya terjadi
instabilitas pergelangan kaki kronis yang menyebabkan terjadinya perubahan
degeneratif lebih awal pada pergelangan kaki karena beban yang tidak seimbang pada
sisi medial pergelangan kaki.

9. Apa indikasi, tujuan, prosedur metode RICE?


RICE merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compression dan Elevation. Metode
pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak
(sprain maupun strain, dan memar). Metode terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin
sesaat setelah terjadinya cedera, yaitu antara 48 sampai 72 jam segera setelah cedera
terjadi.

- R = REST
Rest artinya mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sedangkan bagian tubuh
yang tidak cedera boleh tetap melakukan aktivitas. Tujuan mengistirahatkan bagian
tubuh yang cedera adalah:
1. Mencegah cedera lebih lanjut
2. Membuat proses penyembuhan luka lebih cepat
Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali atau
istirahatkan total sekitar 15 menit. Kemudian, istirahatkan sampai nyeri pada cedera
hilang, atau hingga 48 jam.
- I = ICE
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah:
Membatasi pembengkakan
Mengurangi nyeri
Mengurangi spasme otot
Pemberian es dilakukan dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung
plastik seluas area cedera atau lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan handuk
yang sudah dibasahi, kemudian ditempelkan pada area cedera. Kemudian tutup
dengan elastic verban melebihi permukaan dari kantung es tadi. Pemberian es
sebaiknya dilakukan dalam waktu 10 menit atau sesegera mungkin setelah cedera
selama 15 20 menit, kemudian diulang setiap 2-4 jam. Pemberian es secara berkala
ini dilakukan selama 24 jam pertama setelah cedera.
- C = Compression
Kompresi adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi
digunakan untuk membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang
merupakan faktor utama untuk mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karena itu
kompresi sering dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari RICE. Aplikasi
kompresi dilakukan dengan melilitkan elastic verban pada bagian cedera, yaitu
dengan meregangkan verban hingga 75% panjangnya. Perlu diperhatikan saat
melakukan pembebatan jangan terlalu ketat karena dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi dengan gejala-gejala seperti rasa baal, kesemutan, dan meningkatnya nyeri.
Lilitan ini harus meliputi seluruh area cedera dan diaplikasikan secara terus-
menerus selama 24 jam pertama sesudah kejadian cedera. Dalam kasus dimana
terjadi perdarahan, kompresi juga dapat membantu menghentikan perdarahan.
- E = Elevation
Elevasi adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi
ketinggian jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah
pembengkakan. Elevasi juga akan membantu pembuluh darah vena untuk
mengembalikan darah dari area cedera ke jantung sehingga mencegah terjadinya
akumulasi atau pooling darah di area cedera.Bagian yang mengalami cedera diangkat
sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian jantung. Elevasi sebaiknya dilakukan
hingga pembengkakan menghilang.

10. Mengapa dokter mengajurkan Hendro berjalan menggunakan 2 tongkat non weight
bearing selama 2 minggu?
Penggunaan tongkatNon-weight bearing merupakan Teknik menggunakan kruk yaitu
dengan:
- Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi tungkai yang lemah
diangkat bergantung kearah depan
- Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua
tangan atau tongkat

Indikasi Pengguna Kruk


1. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.
2. Pasien dengan postop amputasi ekstremitas bawah.
3. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke.

Manfaat Penggunaan Kruk


1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.
2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.
3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

Anda mungkin juga menyukai