1. Primary needs (yang didasarkan kebutuhan biologis): makanan, air, udara, seks, dan
penghindaran rasa sakit.
2. Secondary needs (yang dasarnya bisa didasarkan olej kebutuhan biologis
maupunperilaku yang diwarisi dalam lingkungan psikologis orang tersebut):
Sukirno (2006) menjelaskan bahwa ada 2 asumsi yang menjadi dasar teori ekspektasi
rasional (rational expectations).
Pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara
rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap
mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. Keadaan yang berlaku di masa depan
dapat diramalkan, selanjutnya dengan pemikiran rasional dapat menentukan reaksi terbaik
terhadap perubahan yang diramalkan akan berlaku. Akibat dari asumsi ini, teori ekspektasi
rasional mengembangkan analisis berdasarkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam teori
mikroekonomi yang juga bertitik tolak dari anggapan bahwa pembeli, produsen, dan
pemilik faktor produksi bertindak secara rasional dalam menjalankan kegiatannya.
Asumsi kedua adalah semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat
membuat penyesuaian-penyesuaian ke arah perubahan yang berlaku. Asumsi kedua ini
sesuai dengan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik, dan merupakan salah satu alasan yang
menyebabkan teori ini dinamakan new classical economics. Menurut asumsi kedua, tingkat
harga dan tingkat upah dapat dengan mudah mengalami perubahan. Kekurangan
penawaran barang akan menaikkan harga, dan kelebihan penawaran mengakibatkan harga
turun. Buruh yang berkelebihan akan menurunkan upah, sebaliknya kekurangan buruh
akan menaikkan upah mereka. Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan informasi
yang lengkap akan diketahui oleh semua pelaku kegiatan ekonomi di berbagai pasar.
Samuelson dan Nordhaus menyatakan bahwa pandangan teori pasar efisien terlalu
sederhana dan menyesatkan, sudah banyak bukti menunjukkan tidak semua pergerakan
saham diakibatkan perubahan informasi.
James Tobin, seorang professor Yale pemenang hadiah nobel mengkritik teori ini,
argumennya pada bursa saham amerika tanggal 15 hingga 19 oktober 1987 terjadi
perubahan harga sebanyak 30% padahal tidak ada faktor yang tampak.
Teori pasar efisien bungkam terhadap kritik tobin.Teori ini diungkapkan oleh Douglas
McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan
konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan menggunakan asumsi-asumsi sifat
dasar manusia.
Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan
sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan
demokratik. Untuk kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah karyawan dengan
sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki tipe teori
Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya. Tipe Y
ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.
Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah, dan tidak
tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya. Lebih
lanjut menurut asums teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya
adalah :
Untuk menyadari kelemahan dari asum teori X itu maka McGregor memberikan alternatif
teori lain yang dinamakan teori Y. asums teori Y ini menyatakan bahwa orang-orang pada
hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X. Secara
keseluruhan asums teori Y mengenai manusia adalah sbb :
1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan lepada
orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental.
Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama
menyenangkan.
2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan
organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
4. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial, penghargaan dan
aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan
keamanan.
5. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi
secara tepat.
Dengan memahami asums dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa
merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan
memberikan desempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu.
Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin,
dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Bell's palsy adalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga menyebabkan
kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi disfungsi syaraf VII (syaraf fascialis).
Berbeda dengan stroke, kelumpuhan pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan
sebagian otot wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dan sejenisnya.
Beberapa ahli menyatakan penyebab Bell's Palsy berupa virus herpes yang membuat syaraf
menjadi bengkak akibat infeksi. Metode pengobatan berupa obat-obatan jenis steroid dapat
mengurangi pembengkakan.
Kata Bell's Palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19, Sir Charles Bell, orang pertama
yang menjelaskan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada saraf wajah.
Penyakit ini salah satunya bisa diakibatkan oleh semburan angin air conditioner (AC). Banyak
orang yang secara tidak sadar sering terkena angin AC di kantornya atau juga sering secara sadar
mengarahkan semburan AC mobil ke arah badan dan mukanya. Hal ini bisa menyebabkan
penyakit Bells Palsy meskipun dia tidak merokok, minum alkohol, dan selalu menjaga pola
hidup sehat.
Angin AC tersebut menyebabkan terjadinya peradangan saraf ke-7 yang letaknya ada di
belakang telinga sampai ke leher.
Ketika penyakit ini menyerang, gejala yang umum dikenali adalah separuh muka tidak bisa
digerakkan. Juga, tidak bisa tersenyum, matanya yang kanan tidak bisa berkedip dan bahkan
lidahnya tidak bisa digerakan ke sebelah kanan.
1. Terjadi secara tiba-tiba, berupa kelumpuhan ringan sampai total pada salah satu sisi
wajah, menyebabkan pasien sulit tersenyum atau menutup salah satu kelopak mata
2. Wajah melorot menjadikan wajah sulit berekspresi
3. Dapat terjadi rasa nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga pada salah satu sisi
wajah yang terpengaruh
4. Sensitivitas terhadap suara akan meningkat pada sisi wajah yang terpengaruh
5. Kadang timbul nyeri kepala
6. Penurunan kemampuan indera pengecap pada sisi yang lumpuh
7. Penurunan jumlah air mata dan liur yang diproduksi pada sisi yang terkena
8. Pada beberapa kasus, Bells Palsy dapat mempengaruhi saraf kedua sisi wajah, walaupun
hal tersebut jarang terjadi
Salah satu cara untuk menghindari Bells Palsy adalah melindungi leher dengan syal atau tidak
duduk di spot yang terkena langsung angin AC. Jangan arahkan semburan angin AC langsung ke
tubuh dan muka kita.
Bells palsy disease ini bisa juga menyebabkan angin duduk atau masuk angin ke jantung. Akibat
lainnya bisa mendadak meninggal atau kena paru-paru basah, dan lain-lain.
Bisa menyerang siapa saja
Bells Palsy dapat terjadi pada semua golongan usia, baik pria maupun wanita. Pada kebanyakan
orang, kelumpuhan saraf tersebut bersifat sementara, yakni selama beberapa hari hingga
beberapa minggu, serta dapat kembali pulih setelah kurang lebih enam bulan.
Walau demikian, ada juga beberapa kasus di mana kelumpuhan saraf wajah tersebut terjadi
secara permanen seumur hidup.
Umumnya dokter akan memeriksa wajah dan meminta pasien untuk melakukan gerakan seperti
menutup mata, mengangkat alis, memperlihatkan gigi, dan mengerutkan wajah.
Selain itu, sebaiknya dilakukan pemeriksaan EMG untuk menentukan kerusakan saraf dan
melihat seberapa parah saraf tersebut rusak, sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyakit lain
yang juga dapat menyebabkan kelemahan pada wajah, seperti stroke, infeksi, tumor, dan lainnya.
Pasien juga disarankan melakukan pemeriksaan radiologi, seperti CT Scan atau MRI kepala
untuk menyingkirkan penyebab kelumpuhan yang mungkin terjadi.
Penanganan yang biasa dilakukan adalah melalui obat-obatan dan fisioterapi. Meski bisa sembuh
dalam kurun waktu tertentu, dengan bantuan obat dan fisioterapi diharapkan proses pemulihan
dapat berlangsung lebih cepat.