Anda di halaman 1dari 4

NORLIA PUSPITA SARI

J1E113203
7. Terdapat beberapa keadaan pada saat terjad ISK, diantaranya adalah recurrent
infection, symptomatic abacteriuria dan asymptomatic bactentuteriuria. Jelaskan
ketiga kondisi tersebut!
Reinfeksi berulang disertai faktor predisposisi: terapi antimikroba tanpa faktor
predisposisi: asupan cairan banyak, cuci setelah senggama diikuti terapi
antimikroba takaran tunggal (trimetropin 200mg) terapi antimikroba jangka lama
sampai 6 bulan. Penggunaan antibiotik yang kurang tepat pada pengobatan infeksi
saluran kemih yang berulang Reinfeksi yaitu bakteriuria yang timbul setelah
selesai pengobatan dengan jenis kuman yang berbeda dari kuman saat biakan
pertama.
Bakteriuria adanya bakteri dalam urin, yang berasal dari saluran kemih, dan tidak
berasal dari vagina ataupun prepusium.Bakteriuria bermakna : bakteriuria
bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme lebih dari 5-10 colony
forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria dapat dijumpai tanpa piuria,
dan dapat memberikan gejala ataupun tidak. Untuk mendeteksi kepastian adanya
bakteri pada urin maka dilakukan screening bakteriuria.
Screening bakteriuria ini merupakan diagnosa yang dapat digunakan untuk
menegakkan kasus ISK, yaitu ISK dikatakan positif apabila didapatkan bakteri
sejumlah bakteri/ml urin (bakteriuria bermakna) Bakteriuria bermakna tanpa
disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik. Sebaliknya
bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
bermakna simtomatik. Namun ada pula beberapa keadaan dimana pasien dengan
presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria bermakna (mikroorganisme <105 cfu/ml
urin); pada pasien seperti ini, 103 cfu/ml batang gram negatif sudah menunjukkan
bakteriuria yang bermakna.
Bakteriuria asimtomatik (asymptomatic bacteriuria, covert bacteriuria) adalah
terdapatnya bakteri dalam saluran kemih tanpa menimbulkan manifestasi klinis.
Umumnya diagnosis bakteriuria asimtomatik ditegakkan pada saat melakukan
biakan urin ketika check-up rutin/uji tapis pada anak sehat atau tanpa gejala klinis.
ISK simtomatik adalah ISK yang disertai gejala dan tanda klinik. ISK simtomatik
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu infeksi yang menyerang parenkim ginjal,
disebut pielonefritis dengan gejala utama demam, dan infeksi yang terbatas pada
saluran kemih bawah (sistitis) dengan gejala utama berupa gangguan miksi seperti
disuria, polakisuria, kencing mengedan (urgency).

8. Dasarterapi ISK yang efektif adalah pemilihan dan penggunaan antibiotic yang tepat.
Jelaskan factor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan
antibiotic pada penderita ISK!
Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan Antibiotik
a). Resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik
Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya kerja
antibiotik. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu (Drlica & Perlin, 2011) :
1. Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi
2. reseptor titik tangkap antibiotik
3. Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik pada sel bakteri
4.Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan sifat
dinding sel bakteri
5.Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera di keluarkan dari
dalam sel melalui mekanisme transport aktif keluar sel.
b) Satuan resistensi di nyatakan dalam satuan KHM (Kadar Hambat Minimal) atau
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yaitu kadar te rendah antibiotik (g/mL)
yang mampu menghambat tumbuh dan berkembangnya bakteri. Peningkatan nilai
KHM menggambarkan tahap awal menuju resisten.
c) Enzim perusak antibiotik
khusus terhadap golongan beta-laktam, pertama di kenal pada Tahun 1945 dengan
nama penisilinase yang ditemukan pada Staphylococcusaureus dari pasien yang
mendapat pengobatan penisilin. Masalah serupa juga ditemukan pada pasien
terinfeksi Escherichia coli yang mendapat terapi ampisilin (Acar and Goldstein,
1998). Resistensi terhadap golongan beta-laktam antara lain terjadi karena perubahan
atau mutasi gen penyandi protein (Penicillin Binding Protein, PBP). Ikatan obat
golongan beta-laktam pada PBP akan menghambat sintesis dinding sel bakteri
sehingga sel mengalami lisis.
d) Peningkatan kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik bisa terjadi dengan 2
cara, yaitu:
1. Mekanisme Selection Pressure. Jika bakteri resisten tersebut berbiak secara
duplikasi setiap 20-30 menit (untuk bakteri yang berbiak cepat), maka dalam 1-2 hari,
seseorang tersebut dipenuhi oleh bakteri resisten. Jika seseorang terinfeksi oleh
bakteri yang resisten maka upaya penanganan infeksi dengan antibiotik semakin sulit.
2. Penyebaran resistensi ke bakteri yang non-resisten melalui plasmid. Hal ini dapat
disebarkan antar kuman sekelompok maupun dari satu orang ke orang lain.
(e) Ada dua strategi pencegahan peningkatan bakteri resisten:
1. Untuk selection pressure dapat diatasi melalui penggunaan antibiotik secara bijak
(prudentuse of antibiotics).
2. Untuk penyebaran bakteri resisten melalui plasmid dapat diatasi dengan
meningkatkan ketaatan terhadap prinsip-prinsip kewaspadaan standar (universal
precaution).
Antibiotik yang Baik adalah antibiotik banyak digunakan dalam terapi terutama
sebagai obat maka harus mempunyai syarat-syarat antibiotik yang baik. Sifat-sifat
yang dikehendaki untuk antibiotik yang baik antara lain : (a) aktivitas spesifik yang
tinggi sehingga hanya sejumlah yang kecil yang diperlukan untuk menghambat
infeksi organisme; (b) peredaran dalam tubuh cukup cepat dan ekskresi setelah waktu
tertentu; (c) jarang terjadi efek samping yang tidak dikehendaki dan efek ini harus
terpulihkan; (d) potensi antibakteri yang cukup sehingga mikrorganisme yang resisten
tidak akan terbentuk selama pengobatan; (e) kesesuaian yang memungkinkan
penggunaan dalam berbagai bentuk sediaan, termasuk pemberian secara oral; (f) stabil
secara kimia pada waktu diproses menjadi produk yang murni dan dalam bentuk
sediaan; (g) ketersediaannya dengan harga yang cukup rendah (Foye, 1995).
Idealnya antibiotik yang dipilih untuk pengobatan infeksi saluran kemih harus
memiliki sifat sifat sebagai berikut: dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh
pasien, dapat mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta memiliki spektrum
terbatas untuk mikroba yang diketahui atau dicurigai. Di dalam pemilihan antibiotik
untuk pengobatan infeksi saluran kemih juga sangat penting untuk
mempertimbangkan peningkatan resisten E.coli dan patogen lain terhadap beberapa
antibiotik. Resistensi E.coli terhadap amoksisilin dan antibiotik sefalosporin
diperkirakan mencapai 30%. (Coyle dan Prince, 2005).

Anda mungkin juga menyukai