Anda di halaman 1dari 12

Makalah Parasitologi

Toxoplasma gondii

Oleh:

Nama : YULIA EKA MUSTIKA


NPM : 145100033
Tingkat : II

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA


2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karuniah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
memuat tentang toxoplasma gondii.

Makalah ini di susun dengan memanfaatkan referensi yang terdapat dalam layanan
internet. Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya bagi penulis itu sendiri.

Jakarta, 10, Agustus 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Toxoplasma gondii.......................................................................................
B. Penyebaran Toxoplasma gondii................................................................................
C. Taksonomi Toxoplasma gondii.................................................................................
D. Marfologi Toxoplasma gondii...................................................................................
E. Habitat Toxoplasma gondii.......................................................................................
F. Siklus Hidup Toxoplasma gondii.............................................................................
G. Penyebab Penyakit Toxoplasma gondii....................................................................
H. Pencegahan Penyakit Toxoplasma gondii.................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, suatu peristiwa timbulnya penyakit akibat makanan dapat disebabkan
oleh kontaminasi yang ada pada makanan yang berupa agen biologi atau patogen (contohnya
virus, bakteri, parasit, prion), agen kimiawi (contohnya senyawa toksin atau logam) atau agen
fisik (contohnya pecahan kaca atau serpihan tulang. Dengan ditemukannya lebih dari 200
penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan, patogen-patogen tersebut merupakan
penyebab utamanya. Hampir semua patogen pembawa yang berasal dari makanan berukuran
mikroskopis, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit lainnya.

Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler yang memiliki dinding sel namun tidak
memiliki nukleus. Mereka memiliki bentuk, jenis dan properti yang bermacam-macam.
Beberapa bakteri patogen dapat membentuk spora dan resisten terhadap panas tinggi
(contohnya Clostridium botulinum, C. perfringens, Bacillus subtillus, B. cereus). Bakteri
lainnya dapat memproduksi toksin yang membuat mereka resisten terhadap panas (contohnya
Staphylococcus aureus).

Protozoa parasit merupakan mikroorganisme uniseluler yang tidak memiliki dinding


sel yang rigid (kaku) namun memiliki nukleus yang sistematis. Protozoa tersebut lebih besar
daripada bakteri. Seperti layaknya virus, protozoa tidak berkembangbiak di makanan, hanya
di sel inang saja. Bentuk transmisi organisme ini disebut dengan cyst. Protozoa ini dapat
bekerjasama dengan makanan dan menyebarkan penyakit melalui air, contohnya yaitu
Entamoeba histolytica, Toxoplasma gondii, Giardia lamblia, Crytosporidium parvum dan
Cyclospora cayatenensis.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah toxoplasma gondii


2. Bagaimana penyebaran toxoplasma gondii
3. Bagaimana taksonomi toxoplasma gondii
4. Bagaimana morfologi toxoplasma gondii
5. Bagaimana habitat toksoplasma gondii
6. Bagaimana siklus hidup toxoplasma gondii
7. Apa penyebab penyakit toxoplasma gondii
8. Bagaimana mencegah toxoplasma gondii
C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui sejarah Toxoplasma gondii


2. Mengetahui penyebaran Toxoplasma gondii
3. Mengetahui taksonomi Toxoplasma gondii
4. Mengetahui marfologi Toxoplasma gondii
5. Mengetahui habitat Toxiplasma gondii
6. Mengetahui siklus hidup Toxoplasma gondii
7. Mengetahui penyebab penyakit Toxoplasma gondii
8. Mengetahui pencegahan penyakit Toxoplasmasis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Penemuan Toxoplasma gondii

T. gondii pertama kali diamati pada tikus oleh Nicolle dan Manceaux pada tahun
1908, tidak diidentifikasi sebagai agen penyakit menular hingga 1932.
Toxoplasma gondii pada tahun 1908 pertama kali ditemukan pada binatang pengerat
yaitu Ctenodactylus gundi, di suatu laboratorium di Tunisia dan pada seekor kelinci di suatu
laboratorium di Brazil (Nicolle & Splendore). Pada tahun 1937, parasit ini ditemukan pada
neonatus dengan enfalitis.T.beause gondii diakui sebagai penyakit fatal orang dewasa pada
tahun 1968 setelah beberapa kasus ensefalitis toxoplasma ditemukan pada pasien dengan
kanker hematologic. Kemudian menjadi lebih luas, tercatat sebagai penyebab morbiditas pada
pasien imunodefisiensi, termasuk pasien AIDS mulai tahun 1983. T. gondii terus menjadi
penyakit penting di dunia modern, terutama pada wanita hamil dan pasien
immunocompromised (Mandell, Bennett dan Dolin, 2005)
Walaupun trransmisi secara intrauterin transplasental sudah diketahui, tetapi baru
pada tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas, ketika ditemukan daur seksualnya pada
kucing (Hutchison). Setelah dikembangkan tes serologi yang sensitif oleh Sabin dan Feldman
(1948), zat anti Toxoplasma gondii ditemukan kosmopolit, terutama di daerah beriklim panas
dan lembab.
Toxoplasma gondii merupakan salah satu parasit yang paling banyak dipelajari, karena
pentingnya dari segi kesehatan manusia dan hewan. Ada ribuan referensi yang memuat
berbagai hal mengenai toxoplasma. Artikel sejarah toxoplasma ini bertujuan memberikan
pengenalan dan gambaran perkembangan toxoplasma selama 100 tahun terakhir. Beberapa
sejarah dan penemuan yang penting dirangkum pada bagian di bawah ini dan bagian 2.
Penemuan mengenai agen toxoplasma gondii
1908 Protozoa ditemukan dalam hewan pengerat, Ctenodactylus gundi di Tunisia.
Protozoa ditemukan pada seekor kelinci di Brasil
1909 Nama Toxoplasma gondii diusulkan
1937 Untuk pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari binatang.
1939 Pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari manusia.
1941 Toxoplasma gondii yang menginfeksi Manusia dan hewan terbukti sama
1951 Perkembangan penyakit dan cara toxo menyerang dan akibatnya seperti
hidrocephalus mulai diketahui
B. Penyebaran Toxoplasma gondii
Terdapat 4 cara manusia dapat tertular Toxoplasma, yaitu :

1. Cara penularan pertama


Cara pertama merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia memakan daging yang
mengandung toxoplasma hidup. Yang dimaksud adalah : Manusia tertular toxoplasma akibat
memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak dimasak
dengan sempurna, dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma. Untuk mencegah hal ini
maka masaklah daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat celcius.

2. Cara penuran ke dua


Cara penularan kedua adalah manusia "tanpa sengaja" menelan/memakan telur/kista
toxoplasma. Hal ini dapat terjadi bila manusia memakan buah-buahan atau sayuran TANPA
DICUCI dengan bersih, dimana pada buah-buahan atau sayuran tersebut menempel telur
toxoplasma (biasa disebut kista toxoplasma).
Bisa juga terjadi bila manusia setelah berkebun, tidak mencuci tangannya dengan
bersih, kemudian memakan sesuatu. Padahal ditangannya menempel telur/kista toxoplasma,
dan toxoplasma tersebut menempel di makanan yang dipegangnya.Penularan seperti ini
peluangnya relatif kecil, namun demikian tidak boleh diabaikan.
Untuk mencegahnya, tentu saja membiasakan diri untuk mencuci bersih buah-buahan atau
sayuran tersebut sebelum dimakan. Kemudian setelah berkebun, jangan lupa untuk mencuci
tangan dengan bersih.

3. Cara penuran ke tiga


Cara penularan ketiga adalah melalui transplantasi organ tubuh manusia.
Hal ini dapat terjadi bila organ tubuh yang ditransplantasi terinfeksi parasit toxoplasma dalam
keadaan hidup. Namun sangat jarang (bahkan hampir tidak pernah terjadi) penularan yang
seperti ini, karena umumnya organ tubuh tersebut telah diperiksa dengan seksama oleh
dokter. Walaupun peluangnya nyaris nol (kecil sekali), tetap tidak boleh diabaikan.

4. Cara Penularan
Pada toksoplasmosis konginetal transmisi Toxoplasma kepada janin terjadi in utero melalui
plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primerwaktu ia hamil.
Pada toksoplasmosis akuisita infeksi dapat terjadi, bila makan daging mentah atau kurang
matang (misalnya : sate) kalau daging tersebut mengandung kista jaringan atau takizoit
toxoplasma.
Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium bila seseorang bekerja dengan hewan percobaan
yang terinfeksi T.gondii, melalui jarum suntik atau alat laboratorium lain.
Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita toksoplasmosis
Tranfusi darah lengkap juga dapat mengakibatkan infeksi.
C. Taksonomi klasifikasi
Adapun taksonomi dari Toxoplasma gondii
Kingdom = Protista
Subkingdom = Protozoa
Phylum = Apicomplexa
Class = Protozoasida
Order = Eucoccidiorida
Family = sarcocystidae
Genus = Toxoplasma
Species = gondii

D. Morfologi Toxoplasma gondii


Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler. Toxoplasma gondii
terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk poriferatif), kista (berisi bradizoit) dan
ookista (berisi sporozoit).Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing
dengan ujung yang lain agak membulat. bentuk ini berukuran 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron,
mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah dibagian tengah bulan sabit dan
beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi. tidak mempunyai kinetoplas dan
sentrosom serta tidak berpigmen. bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes intermediet dan
hospes definitif. takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. takizoit
dapat masuk ke setiap sel berinti pada tubuh hospesnya.
Kista dibentuk di dalam sel hospes apabila takizoit yang membelah telah membentuk
dinding. ukuran kista yang dibentuk bisa berbeda-beda. ada kista yang berukuran kecil dan
berukuran besar. kista dapat berisi sekitar 3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat
ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot jantung dan otot lurik. Kista di bagian otak
berbentuk lonjong atau bulat, tetapi bentuk kista mengikuti bentuk sel otot. kista merupakan
stadium istirahat padaToxoplasma gondii.Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-11
mikron. Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua
sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya kedua sporoblas membentuk dinding dan menjadi
sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2
mikron dan sebuah benda residu.

E. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam :


Sel endotil
Leukosit mononukler
Cairan tubuh
Sel jaringan hospes/tuan rumah
F. Siklus Hidup Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip dengan Isospora.
Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual dan daur seksual yang
menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja. Ookista menhasilkan 2 sporokista
yang masing-masing mengandung 4 sporozoit. Bila ookista ditelan oleh mamalia lain atau
burung (hospes perantara), maka pada berbagai jaringan hospes perantara dibentuk kelompok
tropozoit yang membelah secara aktif yang disebut takzoit. Kemudian berubah menjadi
bradizoit yang merupakan masa infeksi klinis menahun yang biasanya merupakan infeksi
latent. Pada hospes perantara hanya terdapat sebagai kista jaringan.
Bila kucing sebagai hospes definitif memakan perantara hospes perantara yang terinfeksi,
maka terbentuk lagi stadium seksual dalam sel epitel usus kecilnya. Bila hospes perantara
mengandung kista jaringan Toxoplasama, maka masa prepatennya adalah 3-5 hari, sedang
bila kucing makan tikus yang mengandung takizoit, masa prepatennya bisa 5-10 hari. Tetapi
bila ookista langsung tertelan oleh kucing, maka masa prepatennya adalah 20-24 hari.
Di berbagai jaringan tubuh kucing juga ditemukan tropozoit dan kista jaringan. Pada
manusia takizoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat memasuki tiap sel yang berinti.
Takizoit berkembang biak dalam sel secara endodiogeni. Bila sel penuh dengan takizoit,
maka sel menjadi pecah dan takizoit memasuki sel- sel di sekitarnya atau difagositosis oleh
sel makrofag. Kista jaringan dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah
membentuk dinding. Kista jaringan ini dapat ditemukan dalam hospes seumur hidup terutama
di otak, otot jantung, dan otot bergaris. Di otak kista berbentuk lonjong atau bulat, sedangkan
di otot kista mengikuti bentuk sel.
Dalam lingkar hidupnya Toksoplasma gondii mempunyai dua fase yaitu
1. Fase Aseksual (skizogoni)
Pada fase ini cara berkembang biaknya adalah membelah dua atau binnary fission.
2. Fase Seksual (gametogoni dan sporogoni)
Hanya didapatkan dari kucing sebagai tuan rumah definitif( efenitiv host).

G. Penyebab Penyakit Toxoplasmosis


Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu
hamil. Toxo sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella, Cytomegalovirus
dan Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Tetapi, toxo bukanlah penyakit yang disebabkan oleh
virus seperti ketiga temannya diatas. Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis
hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa (jadi bukanlah virus). Toxoplasmosis
adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.
Banyak orang beranggapan bahwa penyebab utama penyakit toxoplasmosis adalah kucing.
Sehingga banyak disarankan bagi ibu hamil atau wanita yang ingin hamil untuk menghindari
kucing. Padahal, rumor tersebut tidak sepenuhnya benar.
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan
yang sering berada disekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam,
burung, babi, dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti
musang, harimau, anjing hutan, dan lain-lainl, juga dapat terinfeksi toxoplasma.
Penelitian Toxoplasmosis di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Hartono pada
tahun 1972 dan baru dilaporkan tahun 1988. Peneliti tersebut berhasil mengisolasi
kista Toxoplasma pada kambing dan domba yang dipotong di rumah potong hewan
Surabaya dan Malang. Penelitian lapangan yang dilakukan di berbagai daerah
menunjukkan prevalensi penyakit ini bervariasi dan cenderung tinggi. Angka
prevalensi penyakit pada kambing berkisar 24-61%, kucing 10-40%, babi 28%,
domba 43%, sapi 36%, kerbau 27%, ayam 20%, itik 6%, anjing 10%, dan manusia 14-
82%. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala keguguran pada wanita hamil.

H. Pencegahan Penyakit Toxoplasmosis


Kucing merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis,
karena kucing mengeluarkan berjuta-juta ookista dalam tinjanya, yang dapat bertahan sampai
satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. Untuk mencegah hal ini, maka terjadinya
infeksi pada kucing dapat dicegah, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga
kucing tidak berburu tikus atau burung. Bila kucing diberikan monensin 200 mg/kg melalui
makanannya, maka kucing tersebut tidak akan mengeluarkan ookista bersama tinjanya, tetapi
ini hanya dapat digunakan untuk kucing peliharaan. Untuk mencegah terjadinya infeksi
dengan ookista yang berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan ookista dengan
bahan kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70oC
yang disiramkan pada tinja kucing
Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang gemar berkebun, juga petani
sebaiknya mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan. Sayur mayur yang
dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih, karena ada kemungkinan ookista melekat pada
sayuran. Makanan yang matang harus ditutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa
yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan tersebut.
Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber
infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66C atau mengasap dan sampai
matang sebelum dimakan. Bagi ibu yang memasak, jangan mencicipi hidangan daging yang
belum matang. Setelah memegang daging mentah (tukang jagal, penjual daging, tukang
masak) sebaiknya cuci tangan dengan sabun sampai bersih. Yang paling penting dicegah
adalah terjadinya toksoplasmosis kongenital karena anak yang lahir dapat menyebabkan cacat
dengan retardasi mental dan gangguan motorik.
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan

Penyakit toxoplasmosis merupakan penyakit kosmopolitan dengan frekuensi tinggi di


berbagai negara dan juga di Indonesia karena gejala klinisnya ringan maka sering kali luput
dari pengamatan dokter. Padahal akibat yang ditimbulkan bisa memberikan beban berat bagi
masyarakat seperti abortus, lahir mati maupun cacat kongenital. Diagnosis secara laboratoris
cukup mudah yaitu dengan memeriksa antibodi kelas IgG dan IgM terhadap Toxoplasma
gondii akan dapat diketahui status penyakit penderita. Dianjurkan untuk memeriksakan diri
secara berkala pada wanita hamil trimester pertama akan kemungkinan terinfeksi dengan
toxoplasmosis.
Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler yang dapat menyebabkan
penyakit toxoplasmosis konginetal dan toksoplasmosis akuisita. Hospes Definitif T. gondii
adalah kucing dan binatang sejenisnya (Felidae). Hospes perantaranya adalah manusia,
mamalia lainnya dan burung.
DAFTAR PUSTAKA

http://drwarnilover.blogspot.com/2011/11/makalah-parasitologi-toksoplasma-gondii.html

http://inspirasimulki.blogspot.com/2010/01/toxoplasma-gondii.html

http://www.kucingkita.com/penyakit-kucing/sejarah-toxoplasma-bagian-1

http://wawashahab.blogspot.com/2012/01/cara-penularan-toxoplasma-pada-manusia.html

https://www.msu.edu/course/zol/316/tgontax.htm

http://emmaferdian.blogspot.com/2012/08/toxoplasma-morfologi.html

https://www.facebook.com/agar.hamil/posts/667324579948080

http://www.kucingkita.com/penyakit-kucing/tindakan-pencegahan-toxoplasma

Anda mungkin juga menyukai