Hakpasiennisakamil 130212224311 Phpapp02
Hakpasiennisakamil 130212224311 Phpapp02
HAK PASIEN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
ADRIYUNAS SYAFRI
ALFANDI ISRA AYU ASRI
ANNISYAKAMIL AMELIA SARI
ARWENI GUSRA ASTIKA ASER TIMORA
DOSEN PEMBIMBING
HIDAYATI , S.kep
Makalah ini memuat tentang Hak Pasien dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap dunia Kesehatan Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan Makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAK............................................................
B. Peranan hak-hak. ...............................................................
C. JENIS-JENIS HAK ..............................................................
D. PERNYATAAN HAK-HAK PASIEN ....................................
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien : ..............
A. Saran ..................................................................................
B. Kesimpulan ........................................................................
]DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
F. PENGERTIAN HAK
G. Peranan hak-hak.
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik
antara seseorang dengan kelompok
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak
untuk menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan untuk
pasiennya. Disini terlihat bahwa dokter tersebut mengekspresikan
kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan terhadap pasien,
hal ini mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu
tindakan.
Contoh :
Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya
mendapat kritikan karena terlalu lama menghabiskan waktunya
bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan bahwa ia
mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik
untuk pasien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal
ini, perawat tersebut mempunayi hak melakukan asuhan keperawatan
sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang
seringkali dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut
hak yang juga dapat diakui oleh orang lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan
selama dihospitalisasi. Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak
setuju dengan saran perawat dan pasien tersebut mengatakan pada
perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan
bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan
pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai
kesepakatan karena membatasi pasien, berarti ia mengingkari
kebebasan pasien.
H. JENIS-JENIS HAK
1. Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam
batas-batas yang telah ditentukan.
Contoh :
Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat
mempergunakan seragam yang diiginkan (haknya) asalkan berwarna
putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas. Batas-batas ini
merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal
yang merupakan standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan
atau wilayah tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk
memperoleh air bersih, dan lain-lain.
3. Hal legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh berdasarkan konsep keadilan.
Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan
semena-mena oleh suaminya.Bandman dan Bandman (1986)
menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4 peranan dimasyarakat
yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral
terhadap peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan
atau menyelesaikan perselisihan.
Kemudian dari Deklarasi Hesinki, oleh The 18th World Medical Assembly,
Finland 1964 muncul hak untuk memperoleh informasi (the right to
informasi)
Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :
Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan
tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup
tentang keputusan yang ia berikan, dimana secara hukum orang tersebut
secara hukum mampu memberikan consent. Consent diterapkan pada prinsip
bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa yang
harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan tidak
mamapu membuat keputusan sendiri tentang hidup dan matinya misal dalam
keadaan koma. Dalam situasi inipasien hanya mampu mempertahankan
hidup jika dibantu dengan pemasangan peralatan mekanik.
4.Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di
rumah sakit
I. PERNYATAAN HAK-HAK PASIEN
C. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.
Oleh sebab itu pemberian pelayanan/asuhan keperawatan harus
berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan. Standar
asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk melaksanakan
praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh
organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit
dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum
dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tehnisnya.
Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang
dapat dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal
yang salah dan didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan
dasar dari prilaku manusia (niat). Prinsip-prinsip moral telah banyak
diuraikan dalam teori termasuk didalamnya bagaimana nilai-nilai moral di
dalam profesi keperawatan. Penerapan nilai moral professional sangat
penting dan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi dan harus dilaksanakan
dalam praktek keperawatan.
D. Saran
1) Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan.
2) Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan
sebagai bentuk pelindungan hukum baik pemberi dan penerima
praktek keperawatan
3) Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan
adanya perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat
dilaksanakan secara baik dilapangan.
4) Keputusan dilema etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling
memuaskan dan tidak merugikan bagi pasien, maka perlu dibentuk
komite etik disetiap Rumah Sakit dan bila perlu disetiap ruang ada
DAFTAR PUSTAKA