Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEPERAWATAN PROFESIONAL

HAK PASIEN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

ADRIYUNAS SYAFRI
ALFANDI ISRA AYU ASRI
ANNISYAKAMIL AMELIA SARI
ARWENI GUSRA ASTIKA ASER TIMORA

DOSEN PEMBIMBING
HIDAYATI , S.kep

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN


PADANG PARIAMAN
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya


menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah
SWT mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses


pemecahan dan pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
Makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang Hak Pasien dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap dunia Kesehatan Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan Makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas


kepada pembaca. Walaupun Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Pariaman, Oktober 2012

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAK............................................................
B. Peranan hak-hak. ...............................................................
C. JENIS-JENIS HAK ..............................................................
D. PERNYATAAN HAK-HAK PASIEN ....................................
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien : ..............

BAB III PENUTUP

A. Saran ..................................................................................
B. Kesimpulan ........................................................................

]DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

B. Latar Belakang

Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang


diketahuinya tentang klien dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan
hukum. Hal ini menyangkut privasi klien yang berada dalam asuhan
keperawatan karena disis lain perawat juga wajib menghormati hak-hak
klien dan atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
Perawat wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya. Jika dalam konteks ini memang agak membingungkan,
saya hanya bisa menjelaskan seperti ini, pelaksanaan gawat darurat yang
sangat membutuhkan pertolongan segera dapat dilaksanakan dengan baik
yaitu di rumah sakit yang tercipta kerja sama antara perawat serta tenaga
kesehatan lain yang berhubungan langsung, sedangkan untuk daerah yang
jauh dari pelayanan kesehatan modern tentunya perawat kebanyakan
menggunakan seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan
pertolongan, demi keselamatan jiwa klien.
Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu
menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
keperawatan dalam meningkatkan profesionalsme. Beberapa faktor-faktor
yang membuat kita malas mengembangkan ilmu keperawata banyak
sekali.
BAB II
PEMBAHASAN

F. PENGERTIAN HAK

Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan


kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
Setiap manusia mempunyai hak asasi untuk berbuat, menyatakan
pendapat, memberikan sesuatu kepada orang lain dan menrima sesuatu
dari orang lain atau lembaga tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh
setiap orang. Dalam menuntut suatu hak, tanggung jawab moral sangat
diperlukan agar dapat terjalin suatu ikatan yangmerupakan kontrak sosial,
baik tesurat maupun yang tersirat, sehingga segala sesuatunya dapat
memberikan dampak positif.

Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu


pula pemahaman tentang hak-hak tersebut agar terbentuyk sikap saling
menghargai hak-hak orang lain dan tercipta kehidupan yang damai dan
tentram.

Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula


dengan hak-hak manusia atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak
asasi manusia tidak tanpa batas dan merupakan kewajiban setiap
negara/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang
dapat dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan
umum.

G. Peranan hak-hak.
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik
antara seseorang dengan kelompok
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak
untuk menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan untuk
pasiennya. Disini terlihat bahwa dokter tersebut mengekspresikan
kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan terhadap pasien,
hal ini mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu
tindakan.
Contoh :
Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya
mendapat kritikan karena terlalu lama menghabiskan waktunya
bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan bahwa ia
mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik
untuk pasien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal
ini, perawat tersebut mempunayi hak melakukan asuhan keperawatan
sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang
seringkali dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut
hak yang juga dapat diakui oleh orang lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan
selama dihospitalisasi. Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak
setuju dengan saran perawat dan pasien tersebut mengatakan pada
perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan
bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan
pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai
kesepakatan karena membatasi pasien, berarti ia mengingkari
kebebasan pasien.

H. JENIS-JENIS HAK
1. Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam
batas-batas yang telah ditentukan.
Contoh :
Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat
mempergunakan seragam yang diiginkan (haknya) asalkan berwarna
putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas. Batas-batas ini
merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal
yang merupakan standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan
atau wilayah tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk
memperoleh air bersih, dan lain-lain.

3. Hal legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh berdasarkan konsep keadilan.
Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan
semena-mena oleh suaminya.Bandman dan Bandman (1986)
menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4 peranan dimasyarakat
yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral
terhadap peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan
atau menyelesaikan perselisihan.

5 syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang (Bandman and


Bandman, 1985)

1) Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain,


orang yang bersangkutan tidak disalahkan atau dihukum karena
menggunakan atau tidak menggunakan hak tersebut.
Contoh :
Pasien mempunyai hak untuk pengobatan yang ditetapkan oleh dokter,
tapi dia mempunyai hak untuk menerima atau menolak pengobatan
tersebut.
2) Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi orang
lain untuk menggunakan hak-haknya.
Contoh :
Perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan dan melindungi hak paisen
untuk mendapatkan pengobatan.
3) Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu persamaan, tidak
memihak dan kejujuran.
Contoh :
Semua pasien mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan.
4) Hak untuk dapat dilaksanakan.
Contoh :
Dibeberapa Rs, para penentu kebijakan mempunyai tugas untuk
memastikan bahwa pemberian hak-hak asasi manusia dilaksanakan
untuk semua pasien.
5) Apabila hak seseorang bersifat membahayakan, maka hak tersebut dapat
dikesampingkan atau ditolak dan orang tersebut akan diberi kompensasi
atau pengganti.
Contoh :
Apabila nama pasien tertunda dari jadwal pembedahan dengan tidak
disengaja, pasien dikompensasikan untuk ditempatkan bagian tertas dari
daftar pembedahan berikutnya (bila terjadi kekeliruan).
Hak-hak pasien sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata
rantai pasal 25 The United Nations Universal Declaration Of Human rights
1948; pasal 1 The United Nations International Convention Civil and
Political Rights 1966 yaitu :

Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)


Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)

Kemudian dari Deklarasi Hesinki, oleh The 18th World Medical Assembly,
Finland 1964 muncul hak untuk memperoleh informasi (the right to
informasi)

Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :

1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan


2.Hak mendapat informasi
3. Hak memilih
4. Hak mendengar
Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah :
1.Hak memberikan consent (persetujuan)

Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan
tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup
tentang keputusan yang ia berikan, dimana secara hukum orang tersebut
secara hukum mampu memberikan consent. Consent diterapkan pada prinsip
bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa yang
harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :

a. Tertulis

b.Ditandatangani oleh pasien atau orang yang bertanggung jawab


terhadapnya

c.Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan

d.Memenuhi beberapa elemen penting : penjelasan kondisi, prosedur dan


konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternative, manfaat yang
diharapkan, Tawaran diberikan oleh pasien dewasa yang secara fisik dan
mental mampu membuat keputusan

2. Hak untuk memilih mati

Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter,


salah satu kriteria kematian adalah mati otak atau brain death. Hak untuk
memilih mati sering bertolak belakang dengan hak untuk tetap
mempertahankan hidup.

Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan tidak
mamapu membuat keputusan sendiri tentang hidup dan matinya misal dalam
keadaan koma. Dalam situasi inipasien hanya mampu mempertahankan
hidup jika dibantu dengan pemasangan peralatan mekanik.

3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya

Yang dimaksudkan dengan golongan orang yang tidakberdaya disini adalah


orang dengan gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja
dimana secara hukum mereka tidak dapat membuat keputusan tentang
nasibnya sendiri, serta golongan usia lanjut yang sudah mengalami
gangguan pola berpikir maupun kelemahan fisik.

4. Hak pasien dalam penelitian

Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian


misalnya penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibakan
pasien harus memperhatikan aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat,
kepada mereka harus diberikan informasi secara jelas tentang percobaan
yang dilakukan, bahaya yang timbul dan kebebasan pasien untuk menolak
atau menerima untuk berpartisipasi. Apabila perawat berpartisipasi dalam
penelitian yang melibatkan pasien, maka perawat harus yakin bahwa hak
pasien tidak dilanggar baik secara etik maupun hukum. Untuk itu perawat
harus memahami hak-hak pasien : membuat keputusan sendiri untuk
berpartisipasi, mendapat informasi yang lengkap, menghentikan partisipasi
tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau resiko cidera,
percakapan tentang sumber-sumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan
orang yang tidak kompeten.

Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan


Healey, 1974), terdiri dari 4 katagori yanitu :

1.Hak kebenaran secara menyeluruh

2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)

3.Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri


sehubungan dengan kesehatan

4.Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di
rumah sakit
I. PERNYATAAN HAK-HAK PASIEN

Pernyataan hak-hak pasien (Patient;s Bill of Rights) dikeluarkan oleh


The American Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan
untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemahaman hak-hak
pasien yang akan dirawat di RS.

1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai


asuhan keperawatan/keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang
memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis
dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu
persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko
penting yang kemungkinan akan dialaminya, kecuali dalam situasi
darurat.
4. .Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum
dan diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang
dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan
tentang asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang
lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan
rujukan tersebut, dan RS yang ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS
dengan instansi lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait
lainnya sehubungan dengan asuhan yang diterimanya.
9. Pasein berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan
sebagai suatu eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau
pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi
dari dokternya ke dokter lainnya, bila dibutuhkan dalam rangka
asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya
yang diperlukan untuk asuhan keehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang
harus dipatuhinya sebagai pasien dirawat.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien :

1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan


lebih besarnya partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan

2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi dimasyarakat

3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak-hak


asasi pasien

4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam


bidang kesehatan dan penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan
pendidikan dan bila pasien tidak berpartisipai apakah akan
mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak.
BAB III
PENUTUP

C. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.
Oleh sebab itu pemberian pelayanan/asuhan keperawatan harus
berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan. Standar
asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk melaksanakan
praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh
organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit
dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum
dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tehnisnya.
Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang
dapat dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal
yang salah dan didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan
dasar dari prilaku manusia (niat). Prinsip-prinsip moral telah banyak
diuraikan dalam teori termasuk didalamnya bagaimana nilai-nilai moral di
dalam profesi keperawatan. Penerapan nilai moral professional sangat
penting dan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi dan harus dilaksanakan
dalam praktek keperawatan.

D. Saran
1) Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan.
2) Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan
sebagai bentuk pelindungan hukum baik pemberi dan penerima
praktek keperawatan
3) Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan
adanya perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat
dilaksanakan secara baik dilapangan.
4) Keputusan dilema etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling
memuaskan dan tidak merugikan bagi pasien, maka perlu dibentuk
komite etik disetiap Rumah Sakit dan bila perlu disetiap ruang ada
DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hirnle. (2000). Fundamentals of nursing. Philadelphia.


Lippincott.
Canadian Nurses Association (1999). Code of Ethics. For Registered
Nurses: Otawa, Canada: CNA.
Huston, C.J, (2000). Leadership Roles and Management
Functions in Nursing; Theory and Aplication; third edition: Philadelphia:
Lippincott.
Husted Gladys L. (1995). Ethical Decision Making in Nursing, 2nd ed,
St.Louis: Mosby.
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and
practices. Philadelphia. Addison Wesley.
Leah curtin & M. Josephine Flaherty (1992). Nursing Ethics;
Theories and Pragmatics: Maryland: Robert J.Brady CO.
Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan; Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai