Anda di halaman 1dari 273

BUPATI BANGKA SELATAN

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Dengan mengucap syukur kepada Allah Subhanahu Wataala, Tuhan Yang Maha Esa,
saya menyambut gembira terbitnya dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMD) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 20102015. RPJMD merupakan
dokumen resmi Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan yang diajukan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka Selatan untuk mendapatkan legitimasi
hukumdanpolitikmelaluiperaturandaerah.SelanjutnyaRPJMDmenjadiacuandalam
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kebijakan dan
programpembangunandaerahdalamlimatahunmendatang.

RPJMD20102015KabupatenBangkaSelatanmemuatpenjabaranvisi,misi,strategi,
arah kebijakan dan program pembangunan Bupati dan Wakil Bupati Bangka Selatan
terpilihuntukmasabakti20102015yangdilengkapidengankerangkapendanaandan
penetapan indikator kinerja. Proses penyusunan RPJMD juga memperhatikan arahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 20052025, RPJM Nasional 2010 2014, hasil pembahasan DPRD
Bangka Selatan, hasil konsultasi dengan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung,
DirektoratJenderalPembinaandan PembangunanDaerah KementerianDalamNegeri
Republik Indonesia dan berbagai masukan dari seluruh pemangku kepentingan.

Akhirnya, saya selaku Bupati Bangka Selatan mengajak kepada seluruh aparatur
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan dan para pemangku kepentingan untuk secara
bersama-sama, bersungguh-sungguh, ikhlas, dan penuh semangat dengan prinsip
membangun negeri junjung besaoh semakin lebih baik. Kita melaksanakan seluruh
kebijakan dan program pembangunan yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten
Bangka Selatan Tahun 2010-2015. Dengan semua itu, kita yakin dapat mewujudkan
Kabupaten Bangka Selatan makmur. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Toboali, Maret 2011

BUPATI BANGKA SELATAN

H. JAMRO H. JALIL

PERATURAN DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN
NOMOR 10 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2010-2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI BANGKA SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan


pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di daerah,
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memerlukan dokumen
perencanaan pembangunan jangka menengah demi mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana diamanatkan dalam
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 75 ayat (1) Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalah huruf


a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka
Selatan Tahun 20102015;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4033);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten
Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4268);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

1
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 9 Tahun 2008


tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten
Bangka Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun
2008 Nomor 9);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 14 Tahun 2008


tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2008 Nomor 14)
sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bangka Selatan Nomor 9 Tahun 2010 (Lembaran Daerah
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2010 Nomor 9);

2
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


KABUPATEN BANGKA SELATAN
dan
BUPATI BANGKA SELATAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BANGKA
SELATAN TAHUN 2010 2015.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Selatan.

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggara urusan Pemerintahan oleh


Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur


penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Bupati adalah Bupati Bangka Selatan.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD


adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangka Selatan.

6. Badan Perencanaan Pembangunan dan Penanaman Modal Daerah yang


selanjutnya disebut BP3MD adalah Badan Perencanaan Pembangunan
dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Bangka Selatan.

7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah


Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Bangka
Selatan.

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut


APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Bangka Selatan.

3
9. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangka
Selatan Tahun 2010-2015 yang selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun dan merupakan pelaksanaan tahap kedua dari RPJP Daerah
terhitung sejak tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015.

11. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renstra


SKPD adalah Dokumen Perencanaan Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Renja SKPD
adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.

13. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.

14. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

15. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk


mewujudkan visi dan misi.

16. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah/Pemerintah


Daerah untuk mencapai tujuan.

17. Program adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga utnuk mencapai
sasaran dan tujuan, serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan
masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

18. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat


Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun Rencana
Pembangunan Nasional dan Rencana Pembangunan Daerah.

BAB II
ASAS PENYUSUNAN
Pasal 2

RPJM Daerah disusun berdasarkan asas keterbukaan, informatif, partisipatif


dengan melibatkan para pemangku kepentingan yang terdiri dari pemerintah
daerah, elemen masyarakat, dan dunia usaha sesuai kondisi dalam
masyarakat Bangka Selatan.

4
Pasal 3

(1) RPJM Daerah dijabarkan lebih lanjut kedalam RKPD yang mengacu
pada RKP memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dengan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dan
mendorong partisipasi masyarakat.

(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai


pedoman untuk menyusun APBD setiap tahun.

BAB III
KEDUDUKAN
Pasal 4

RPJM Daerah merupakan :

(1) Penjabaran visi, misi dan program Bupati ke dalam strategi


Pembangunan Daerah, kebijakan umum, program prioritas Bupati, dan
arah kebijakan keuangan Daerah, dengan mempertimbangkan RPJP
Daerah.

(2) Dokumen perencanaan Daerah yang memberikan arah sekaligus acuan


bagi seluruh komponen pelaku pembangunan Daerah dalam
mewujudkan pembangunan Daerah yang berkesinambungan.

BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 5

(1) Maksud penyusunan RPJM Daerah adalah untuk menyediakan pedoman


resmi bagi Pemerintah Daerah, DPRD, swasta dan masyarakat dalam
rangka melaksanakan pembangunan.

(2) Tujuan penyusunan RPJM Daerah adalah sebagai berikut :

a. menjadi pedoman resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan


DPRD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan
yang akan dibiayai APBD dan sumber pembiayaan lainnya yang sah;
b. menjadi acuan Pemerintah Kabupaten dalam menyusun RPJMD
Kabupaten;
c. menjadi tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja tahunan daerah;
d. memberikan gambaran umum kondisi daerah terkini dalam konstelasi
regional dan nasional.

5
BAB V
SISTEMATIKA
Pasal 6

RPJM Daerah disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, landasan hukum penyusunan, hubungan
antar dokumen perencanaan lainnya, sistematika penyusunan dan
maksud dan tujuan.

BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Memuat aspek geografis dan demografis, aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum, aspek daya saing daerah.

BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA


KERANGKA PENDANAAN
Memuat kinerja keuangan masa lalu yang mencakup kinerja
pelaksanaan APBD dan Neraca Daerah. Kebijakan pengelolaan
keuangan masa lalu yang mencakup proporsi penggunaan
anggaran, analisis pembiayaan. Kerangka Pendanaan yang
mencakup analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta
prioritas utama, proyeksi data masa lalu, dan penghitungan
kerangka pendanaan.

BAB IV : ISU-ISU STRATEGI


Memuat permasalahan pembangunan dan isu strategi

BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN


Memuat Visi, Misi, Tujuan dan sasaran

BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


Menguraikan strategi pembangunan yang dipilih dalam mencapai
tujuan dan sasaran serta arah kebijakan daerah setiap strategi
terpilih.

BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Menjelaskan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah
kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan
target capaian indikator kinerja.

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN


YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait
beserta program yang menjadi tanggungjawab SKPD.

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH


Memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi

6
dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode
masa jabatan.

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN.


Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan yang perlu dirumuskan
dalam bagian ini antara lain pedoman transisi pada Tahun 2015 dan
2016 serta kaidah pelaksanaan.

BAB VI
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 7

(1) RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala
daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional.

(2) RPJM Daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembanguan
daerah, kebijakan umum dan program SKPD, lintas SKPD dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

(3) Rincian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam Peraturan Daerah ini.

(4) RPJM Daerah menjadi acuan dalam penyusunan Renstra SKPD dan RKPD
serta digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah.

(5) Renstra SKPD menjadi acuan dalam penyusunan Renja SKPD dengan
memperhatikan RPJM Daerah.

BAB VII
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 8

Pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah meliputi:

(1) Pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan pembangunan


daerah;

(2) Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan


daerah; dan

(3) Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah.

7
Pasal 9

(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan


pembangunan daerah lingkup kabupaten.

(2) Kepala BP3MD Kabupaten melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap


kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah lingkup
Kabupaten.

(3) Evaluasi terhadap hasil RPJMD mencakup indikasi rencana program prioritas
yang disertai kebutuhan pendanaan untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran,
dalam upaya mewujudkan visi pembangunan jangka menengah daerah.

(4) Tatacara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan


ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB VII
KETENTUAN LAIN -LAIN
Pasal 10

RPJM Daerah dijadikan dasar Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ)


Bupati Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11

RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2010-2015 dapat disesuaikan


dikemudian hari dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Bangka Selatan.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten
Bangka Selatan Nomor 13 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah 2005-2010 (Lembaran daerah Kabupaten Bangka Selatan
Tahun 2005 Nomor 3 seri E) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

8
Pasal 13

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bangka
Selatan.

Ditetapkan di Toboali
pada tanggal 28 September 2011
BUPATI BANGKA SELATAN,

JAMRO H. JALIL

Diundangkan di Toboali
pada tanggal 28 September 2011

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN,

AHMAD DAMIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 10

9
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

DAFTAR ISI
DAFTAR ................................................................................................................................................................ I
DAFTARTABEL................................................................................................................................................. V
DAFTARGAMBAR ......................................................................................................................................... XII

I. PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... I1
1.1. LATARBELAKANG.............................................................................................................................. I1
1.2. DASARHUKUMPENYUSUNAN ..................................................................................................... I2
1.3. HUBUNGANANTARDOKUMEN.................................................................................................... I3
1.4. SISTEMATIKAPENYUSUNAN ........................................................................................................ I4
1.5MAKSUDDANTUJUAN....................................................................................................................I7

II. GAMBARANUMUMKONDISIDAERAH .........................................................................................II1

2.1. ASPEKGEOGRAFISDANDEMOGRAFI...................................................................................II1
2.1.1. KarakteristikLokasidanWilayahKabupatenBangkaSelatan .........................................II1
2.1.2. PotensiPengembanganWilayah..................................................................................................II7
2.1.3. WilayahRawanBencana ..............................................................................................................II10
2.1.4. KondisiDemografiKabupatenBangkaSelatan...................................................................II11

2.2. ASPEKKESEJAHTERAANMASYARAKAT...........................................................................II13
2.2.1. KesejahteraandanPemerataanEkonomi..............................................................................II13
2.2.2. KesejahteraanSosial......................................................................................................................II35
2.2.3. SeniBudayadanOlahraga ............................................................................................................II51

2.3. ASPEKPELAYANANUMUM ......................................................................................................II52


2.3.1. FokusLayananUrusanWajib.....................................................................................................II52
2.3.2. FokusLayananUrusanPilihan ..................................................................................................II83

2.4. ASPEKDAYASAINGDAERAH ............................................................................................... II101

III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA


PENDANAAN........................................................................................................................................ III1

3.1. KINERJAKEUANGANMASALALU.......................................................................................... III1


3.1.1. KinerjaPelaksanaanAPBD........................................................................................................... III2
3.1.2. NeracaDaerah................................................................................................................................... III5

I
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3.2. KEBIJAKANPENGELOLAANKEUANGANMASALALU ................................................. III7 U

3.2.1. ProporsiPenggunaanAnggaran ................................................................................................ III8


3.2.2. AnalisisPembiayaan.................................................................................................................... III10

3.3. KERANGKAPENDANAAN........................................................................................................ III14


3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas
Utama ................................................................................................................................................. III14
3.3.2. ProyeksiDataMasaLalu............................................................................................................. III15
3.3.3. PerhitunganKerangkaPendanaan ......................................................................................... III18

IV. ISUISUSTRATEGIS ...........................................................................................................................IV1

4.1. PERMASALAHANPEMBANGUNAN...........................................................................................IV1
4.2. ISUISUSTRATEGIS..........................................................................................................................IV3

V. VISI,MISI,TUJUANDANSASARAN ................................................................................................. V1

5.1. VISI........................................................................................................................................................... V1
5.2. MISI ........................................................................................................................................................ V1
5.3. TUJUANDANSASARAN................................................................................................................... V2

VI. STRATEGIDANARAHKABIJAKAN ...............................................................................................VI1

6.1. STRATEGIDANKEBIJAKANMISIPERTAMAPENINGKATANKUALITAS
SUMBERDAYAMANUSIA ............................................................................................................ VI1
6.2. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MISI KEDUA PEMBERDAYAAN EKONOMI
RAKYAT .............................................................................................................................................. VI5
6.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MISI KETIGA MENCIPTAKAN IKLIM
USAHAYANGKONDUSIF............................................................................................................. VI9
6.4. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MISI KEEMPAT MENCIPTAKAN
APARATURYANGBERSIHDANBEWIBAWA .....................................................................VI14
6.5. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MISI KELIMA MENINGKATKAN
INFRASTRUKTURYANGHANDAL ........................................................................................VI16

VII. KEBIJAKANUMUMDANPROGRAMPEMBANGUNANDAERAH ........................................ VII1

7.1. MENINGKATKANKUALITASSUMBERDAYAMANUSIA..................................................VII1
7.1.1. MeningkatkanEtosKerjadanKualitasPelayananPendidikan .....................................VII1
7.1.1.1. KualitasLayananPendidikan......................................................................................................VII1

II
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

7.1.1.2. Meningkatnyaaksesdatadaninformasiolehmasyarakat ..............................................VII5


7.1.1.2.1.KepustakaandanKearsipan........................................................................................................VII5
7.1.2. MeningkatkanDerajatKesehatanJasmanidanRohani ...................................................VII6
7.1.2.1. PelayananKesehatanMasyarakat.............................................................................................VII6
7.1.3. PeningkatanKesejahteraanSosial ...........................................................................................VII8
7.1.3.1. KesejahteraanSosialMasyarakat.............................................................................................VII8
7.1.3.2. PemberdayaanPerempuandanPerlindunganAnak.........................................................VII9
7.1.3.3. KeluargaBerencana .................................................................................................................... VII10
7.1.4. PeningkatanPengendalianKerusakanLingkunganHidup.......................................... VII10
7.1.4.1. PerlindunganLingkunganHidup........................................................................................... VII10
7.1.5. Peningkatan Peran Kepemudaan dan Keolahragaan dalam Menunjang
Prestasi dan Meraih Prestasi di Tingkat Regional, Nasional dan
Internasional ................................................................................................................................. VII11
7.1.5.1. KepemudaandanKeolahragaan ............................................................................................. VII11

7.2. PEMBERDAYAANEKONOMIRAKYAT.................................................................................. VII12


7.2.1. Pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam untuk
peningkatankesejahteraanmasyarakat............................................................................. VII12
7.2.2. Mendorong pemberdayaan kemampuan keuangan daerah melalui
peningkatan penerimaan dan pengelolaan keuangan daerah serta
meningkatkanperekonomiandaerah.................................................................................. VII18

7.3. MENUMBUHKANIKLIMUSAHAYANGKONDUSIF........................................................ VII19


7.3.1. Peningkatan Nilai Investasi Para Investor dalam Menumbuhkan Iklim
UsahadanMendorongEkonomiKerakyatan .................................................................... VII19
7.3.1.1. PenanamanModal ....................................................................................................................... VII19
7.3.1.2. Ketenagakerjaandantransmigrasi ....................................................................................... VII20
7.3.2. Kepariwisataan yang berlandaskan akar budaya lokal dan menciptakan
iklimyangkondusifbagipengembangandaninovasikebudayaan ......................... VII21
7.3.2.1. KepariwisataandanBudaya ..................................................................................................... VII21
7.3.3. Kemitraanantarausahakecildanmenengahdenganpengusahabesar................ VII22
7.3.3.1. Berkembangnyaperdagangandaerah,koperasidanUKMsertaIndustri
rumahtangga,kecil,danmenengah...................................................................................... VII22
7.3.4. Sistem politik dan keamanan yang dinamis, pemerintahan yang
bertanggung jawab, lembaga penegakan hukum yang adil, lembaga
legislatif yang efektif dan partai politik, ormas serta media massa
sebagailembagakontrolsosialataspelaksanaanpemerintahan.............................. VII24
7.3.4.1.Ketertibandankeamanandaerah,yangditandaisuasanakehidupanyang
kondusifdalammasyarakat...................................................................................................... VII24

III
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

7.3.4.2. Pembinaanterhadapmasyarakat,organisasidanpolitikdaerah ............................ VII25

7.4. MENCIPTAKANAPARATURYANGBERSIHDANBERWIBAWA................................ VII27


7.4.1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kemampuan masyarakat
dengan penguasaan hakhak dasar masyarakat dengan pengembangan
sisteminformasidanteknologi............................................................................................... VII27
7.4.1.1. PeningkatanKualitasPelayanan/DatadanInformasiKepadaMasyarakat
SecaraBersihdanBaik(GoodGovernance) ....................................................................... VII28
7.4.1.2. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Pemerintahan, Pelayanan
KependudukandanCatatanSipil ............................................................................................ VII29
7.4.2. Meningkatkan sistem pengawasan internal melalui pembinaan
kepegawaianyangprofesional ............................................................................................... VII29
7.4.2.1. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan
yangbersih,efektif,transparan,profesionaldanakuntabel ....................................... VII29

7.5. MENINGKATKANINFRASTRUKTURYANGHANDAL.................................................... VII30


7.5.1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang sesuai dengan
pembangunandaerah................................................................................................................. VII30
7.5.1.1. JaringanTransportasi................................................................................................................. VII30
7.5.1.2. Kualitasdankuantitasinfrastruktur...................................................................................... VII31
7.5.2. Melaksanakanperencanaanpembangunaninfrastruktursesuaidengan
rencana tata ruang sehingga daya dukung dan kelestarian alam dapat
terjaga............................................................................................................................................... VII36

VIII.INDIKASIRENCANAPROGRAMPRIORITASPEMBANGUNANYANGDISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH20112015 ....................................................................................................................VIII1

IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BANGKA SELATAN
TAHUN20112015..........................................................................................................................IX1

X. PEDOMANTRANSISIDANKAIDAHPELAKSANAAN................................................................ X1
10.1. PEDOMANTRANSISI........................................................................................................................ X1
10.2. KAIDAHPELAKSANAAN ................................................................................................................. X1
10.2.1. RPJMDaerahmerupakanpedomanbagiSKPDdalammenyusunRenstra
SKPD........................................................................................................................................................ X2
10.2.2. RPJMDaerahakandigunakandalammenyusunRKPD ...................................................... X2
10.2.3. PenguatanPeranParaPelaku(Stakeholders)dalampelaksanaanRPJMD ................... X2
10.2.4. RPJMDmerupakandasarevaluasidanlaporanpelaksanaankinerjalima
tahunandantahunan ........................................................................................................................ X3

IV
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

DAFTAR TABEL
Tabel2.1. PotensiPenggunaanLahandiKabupatenBangkaSelatan ..............................................II6
Tabel2.2. HasilPertanianKabupatenBangkaSelatan ...........................................................................II8
Tabel2.3. HasilPerkebunanRakyatKabupatenBangkaSelatan .......................................................II8
Tabel2.4. LuasPencadangan(Ha),Realisasi(Ha)danJenisKomoditidari
PerusahaanBesardiKabupatenBangkaSelatan.................................................................II9
Tabel2.5. HasilPerikananKabupatenBangkaSelatan........................................................................II10
Tabel2.6. JumlahPendudukdanKepadatandiKabupatenBangkaSelatanTahun
2009. ....................................................................................................................................................II11
Tabel2.7. JumlahPendudukKabupatenBangkaSelatanBerdasarkanKelompok
Umur ....................................................................................................................................................II12
Tabel2.8. PendudukUsia15TahunkeAtasyangBekerjaSelamaSeminggu
BerdasarkanLapanganUsahanyadiKabupatenBangkaSelatanTahun
2009. ....................................................................................................................................................II12
Tabel2.9. KlasifikasiSektorEkonomimenurutLapanganUsaha...................................................II15
Tabel2.10. Nilai(Rp)danKontribusi(%)SektordalamPDRBAtasDasarHarga
Konstan(ADHK),KabupatenBangkaSelatanTahun2005s.d2009 ........................II15
Tabel2.11. Nilai(Rp)danKontribusi(%)SektordalamPDRBAtasDasarHarga
Berlaku(ADHB),KabupatenBangkaSelatanTahun2005s.d2009 .........................II17
Tabel2.12. PertumbuhanKontribusi(%)SektordalamPDRBAtasDasarHarga
Berlaku(ADHB)danAtasDasarHargaKonstan,KabupatenBangka
SelatanTahun2005s.d2009 ....................................................................................................II17
Tabel2.13. PertumbuhanKontribusi(%)SektordalamPDRBAtasDasarHarga
Berlaku(ADHB)danAtasDasarHargaKonstan(ADHK)Kabupaten
BangkaSelatanselama5tahunterakhir ..............................................................................II17
Tabel2.14. Nilai(Rp)PDRBADHBdanADHK,KabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 ......................................................................................................................................II19
Tabel2.15. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanToboaliTahun2005
2009..................................................................................................................................................II20
Tabel2.16. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanAirGegasTahun
20052009 ......................................................................................................................................II22
Tabel2.17. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanPayungTahun2005
2009 .....................................................................................................................................................II23
Tabel2.18. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanSimpangRimba
Tahun20052009...........................................................................................................................II24
Tabel2.19. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanLeparPongokTahun
20052009 .........................................................................................................................................II26
Tabel2.20. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanTukakSadaiTahun
20052009 .........................................................................................................................................II27

V
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.21. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanPulauBesarTahun
20052009 .........................................................................................................................................II29
Tabel2.22. PDRBperkapitadanPendapatanRegionalperkapitaKabupaten
BangkaSelatanTahun20052009 ..........................................................................................II34
Tabel2.23. AngkaMelekHurufKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 .......................... II35
Tabel2.24. RatarataLamaSekolah(RLS)perKecamatandiKabupatenBangka
SelatanTahun20052009...........................................................................................................II36
Tabel2.25. APMKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 ........................................................II37
Tabel2.26. APKKabupatenBangkaSelatanTahun20052009.........................................................II39
Tabel2.27. PerkembanganAngkaPendidikanyangDitamatkan(APT)Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009 ..........................................................................................II40
Tabel2.28. AngkaKelulusanKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 ...............................II41
Tabel2.29. AngkaMelanjutkan(AM)KabupatenBangkaSelatanTahun20052009 ..............II42
Tabel2.30. AngkaPutusSekolah(APS)BangkaSelatanTahun20052009 .................................II44
Tabel2.31. PerkembanganAKHBdanAKBKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 .........................................................................................................................................II45
Tabel2.32. AngkaHarapanHidupKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 ....................II46
Tabel2.33. PersentaseBalitaGiziBurukdiKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 .........................................................................................................................................II47
Tabel2.34. GarisKemiskinan,JumlahdanPersentasePendudukMiskinKabupaten
BangkaSelatan.................................................................................................................................II48
Tabel2.35. JumlahdanDistribusiKeluargaMiskindiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010 .......................................................................................................................................II48
Tabel2.36. PersentasePendudukMemilikiLahanKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009...........................................................................................................................II49
Tabel2.37. KepemilikanTanahdisetiapkecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009....... ................................................................................................................................II49
Tabel2.38. RasiopendudukyangbekerjadenganAngkatanKerjaKabupaten
BangkaSelatanTahun2009.......................................................................................................II51
Tabel2.39. AngkaKriminalitasKabupatenBangkaSelatanTahun2009 ......................................II51
Tabel2.40. PerkembaganSeni,BudayadanOlahragaKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009........................................................................................................................II52
Tabel2.41. PerkembanganAngkaPartisipasiSekolah(APS)KabupatenBangka
SelatanTahun20052009...........................................................................................................II52
Tabel2.42. KetersedianSekolahdanPendudukUsiaSekolahmenurutKecamatan
diKabupatenBangkaSelatanTahun2009 ..........................................................................II53
Tabel2.43. DayaTampungMuriddiKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 ...............II53
Tabel2.44. PerkembanganRasioMuridperSekolahdiKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009...........................................................................................................................II55

VI
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.45. RasioMuridperSekolahKabupatenBangkaSelatanTahun2009............................II56
Tabel2.46. RasioMuridperGurudiKabupatenBangkaSelatan.......................................................II57
Tabel2.47. PersentaseGuruyangBerkualifikasiSesuaiKompetensiKabupaten
BangkaSelatanTahun20052009 .......................................................................................II58
Tabel2.48. JumlahPosyandudanBalitaMenurutKecamatanKabupatenBangka
SelatanTahun2009.......................................................................................................................II60
Tabel2.49. JumlahPuskesmas,Poliklinik,danPustuMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................................................................II60
Tabel2.50. JumlahDokterMenurutKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009 .......................................................................................................................................II62
Tabel2.51RasiodoktergigiperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2010..II62

Tabel2.52RasioperawatperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2010II62

Tabel2.53RasioperawatgigiperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2010..II64

Tabel2.54RasiobidanperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2010.II64

Tabel2.55RasioapotekerperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2010..II64

Tabel2.56RasioasistenapotekerperKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010II64

Tabel2.57RasioahlikesehatanperKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010.II65

Tabel2.58RasiosanitarianperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2010II66

Tabel2.59RasioahligiziperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2010.II66

Tabel2.60RasioketerapianfisikperKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010......................................................................................................................................II67

Table2.61RasioketekhnisanmedisperKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010......................................................................................................................................II67

Tabel2.62. LuasLahanKritisdiKabupatenBangkaSelatan ...............................................................II68


Tabel2.63. LuasArealHutandiKabupatenBangkaSelatan................................................................II68
Tabel2.64. KualitasAirLautdiPerairanBangkaSelatan .....................................................................II69
Tabel2.65. RekomendasiAmdal/UPL/UKL................................................................................................II70
Tabel2.66. PengawasandanPemantauanPelaksanaanUPL/UKL ...................................................II70
Tabel2.67. KegiatanPenyuluhanLingkungan...........................................................................................II71
Tabel2.68. JumlahVolumeSampahdanProduksiSampahMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................................................................II71

VII
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.69. ProporsiJumlahPendudukYangMendapatkanAksesAirMinumdan
JumlahPendudukMenurutKecamatanKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009. ......................................................................................................................................II72
Tabel2.70. PersentaseluaspermukimanyangtertataMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................................................................II72
Tabel2.71. PanjangJaringanJalanBerdasarkanKondisiMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................................................................II74
Tabel2.72. RasioJariganIrigasiMenurutKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009 .......................................................................................................................................II75
Tabel2.73. EfesiensidanEfektifitasPengelolaanJaringanIrigasiMenurut
KecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009 ..................................................II76
Tabel2.74. RasioTempatIbadahMenurutKecamatandiKabupatenBangka
SelatanTahun2009.......................................................................................................................II77
Tabel2.75. PersentaseRumahTinggalBersanitasiMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................................................................II77
Tabel2.76. RasioTempatPemakamanUmumperSatuanPendudukMenurut
KecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009 ..................................................II78
Tabel2.77. Rasiotempatpembuangansampahterhadapjumlahpenduduk
MenurutKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................II78
Tabel2.78. RasioRuangTerbukaHijauperSatuanLuasWilayahMenurut
KecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009 ..................................................II80
Tabel2.79. RasioBangunanberIMBperSatuanBangunanMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................................................................II80
Tabel2.80. JumlahPenumpangAngkutanUmumMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................................................................II81
Tabel2.81. RasioijintrayekMenurutKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009 .......................................................................................................................................II81
Tabel2.82. Jumlahujikirangkutanumumselama1(satu)tahunmenurut
KecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009 ..................................................II82
Tabel2.83. JumlahPelabuhanLaut/Udara/TerminalBisMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009 ...............................................................................II83
Tabel2.84. JumlahInvestorPMDN/PMAKabupatenBangkaSelatanTahun2004
2009. ....................................................................................................................................................II83
Tabel2.85. JumlahInvestasiPMDN/PMAKabupatenBangkaSelatanTahun2004
2009 .....................................................................................................................................................II84
Tabel2.86. RasiodayaseraptenagakerjaKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009 .....................................................................................................................................................II84
Tabel2.87. PersentasekoperasiaktifKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009 .....................................................................................................................................................II85
Tabel2.88. JumlahUKMnonBPR/LKMKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009 .....................................................................................................................................................II85

VIII
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.89. JumlahBPR/LKMKabupatenBangkaSelatanTahun20052009..............................II86
Tabel2.90. LajuPertumbuhanPendudukKabupatenBangkaSelatanTahun2009.................. II88
Tabel2.91. ProyeksiPendudukMenurutJenisKelaminPerKecamatanKabupaten
BangkaSelatanTahun2009.......................................................................................................II89
Tabel2.92. SebaranPendudukMenurutLuaswilayahdanKepadatanKabupaten
BangkaSelatanTahun2009.......................................................................................................II89
Tabel2.93. JumlahPendudukMenurutTingkatPendidikanKabupatenBangka
SelatanTahun2009.......................................................................................................................II90
Tabel2.94. Penduduk5TahunKeatasMenurutPendidikanTertinggiKabupaten
BangkaSelatanTahun2009.......................................................................................................II90
Tabel2.95. JumlahPendudukPesertaKBKabupatenBangkaSelatanTahun2009..................II91
Tabel2.96. PendudukUsia15TahunKeatasDirinciMenurutAngkatanKerjadan
BukanAngkatanKerjasertaJenisKelaminKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009 .......................................................................................................................................II92
Tabel2.97. PendudukAngkatanKerjakabupatenBangkaSelatanTahun2009.........................II92
Tabel2.98. PendudukBekerjaMenurutLapanganUsahaKabupatenBangka
SelatanTahun2009.......................................................................................................................II93
Tabel2.99. PersentasePartisipasiPerempuandiLembagaPemerintahKabupaten
BangkaSelatanTahun20042009 ..........................................................................................II95
Tabel2.100 PartisipasiPerempuandiLembagaSwastaKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009...........................................................................................................................II95
Tabel2.101 RasioKDRTKabupatenBangkaSelatanTahun20042009 .........................................II96
Tabel2.102 PersentaseTenagaKerjadiBawahUmurTahun5s.d14Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009 ..........................................................................................II97
Tabel2.103 RatarataJumlahAnakperKeluargaKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 .........................................................................................................................................II97
Tabel2.104 RasioAkseptorKBKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 ...........................II98
Tabel2.105 JaringanKomunikasiKabupatenBangkaSelatanTahun20042009.......................II98
Tabel2.106 RasioWartel/Warnetper1000PendudukKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009. ......................................................................................................................................II99
Tabel2.107 JumlahSuratKabarNasional/LokalKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009........... ...........................................................................................................................II99
Tabel2.108 JumlahPenyiaranRadio/TVLokalKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 ...................................................................................................................................... II100
Tabel2.109 AngkaKonsumsiRTperKapitaKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 ...................................................................................................................................... II102
Tabel2.110.NilaiTukarPetani(NTP)KabupatenBangkaSelatanTahun20082010 ............ II104
Tabel2.111.PersentaseKonsumsiRTnonPanganKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 .................................................................................................................................... ..II104
Tabel2.112.ProduktifitasperSektorDaerahKabupatenBangkaSelatanTahun
IX
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

20052009 ...................................................................................................................................... II105


Tabel2.113.RasioPanjangJalanKabupatenBangkaSelatanTahun20052010 ...................... II106
Tabel2.114. JumlahOrang/BarangyangTerangkutAngkutanUmumKabupaten
BangkaSelatanTahun20052010 ....................................................................................... II106
Tabel2.115. JumlahOrang/BarangMelaluiDermaga/Bandara/TerminalKabupaten
BangkaSelatanTahun20062010 ....................................................................................... II106
Tabel2.116. RasioKetaatanTerhadapRTRWKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 ...................................................................................................................................... II107
Tabel2.117.RasioLuasWilayahProduktifKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009 .................................................................................................................................................. II107
Tabel2.118.RasioLuasWilayahIndustriKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009 .................................................................................................................................................. II107
Tabel2.119.RasioLuasWilayahKebanjiranKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 ...................................................................................................................................... II108
Tabel2.120. RasioLuasWilayahKekeringanKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 ...................................................................................................................................... II108
Tabel2.121. RasioLuasWilayahPerkotaanKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009 .................................................................................................................................................. II108
Tabel2.122. JenisdanJumlahBankdanCabangnyaKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009........................................................................................................................ II109
Tabel2.123. JenisdanJumlahPerusahaanAsuransidanCabangnyaKabupaten
BangkaSelatanTahun20052009 ....................................................................................... II109
Tabel2.124. PersentaseRumahTanggayangMenggunakanAirBersih........................................ II110
Tabel2.125. PrakiraanKebutuhanBebanTenagaListrikKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009........................................................................................................................ II111
Tabel2.126. PersentaseRumahTanggayangMenggunakanListrikKabupaten
BangkaSelatanTahun20082010 ....................................................................................... II112
Tabel2.127. KetersediaandanKebutuhanRumahdiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010 .................................................................................................................................... II112
Tabel2.128. Jenis,KelasdanJumlahRestoranKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009 ...................................................................................................................................... II113
Tabel2.129. Jenis,KelasdanJumlahPenginapan/HotelKabupatenBangkaSelatan
Tahun20082010........................................................................................................................ II114
Tabel2.130. AngkaKriminalitasKabupatenBangkaSelatanTahun20082009 ....................... II115
Tabel2.131. JumlahDemonstrasiKabupatenBangkaSelatanTahun20082010 ..................... II115
Tabel2.132. LamadanProsesPerijinanKabupatenBangkaSelatanTahun2009 .................... II116
Tabel2.133. JumlahdanMacamInsentifPajakdanRetribusiDaerahKabupaten
BangkaSelatanTahun20082010 ........................................................................................II116
Tabel2.134. JumlahPerdaYangMendukungIklimUsahaKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009.........................................................................................................................II117

X
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.135. DesaTerbelakangBerdasarkanKecamatandiKabupatenBangka
SelatanTahun2010.................................................................................................................... II117
Tabel2.136. DesaSedangBerkembangBerdasarkanKecamtandiKabupaten
BangkaSelatanTahun2010.................................................................................................... II118
Tabel2.137. DesaMajuBerdasarkankecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010 .................................................................................................................................... II119
Tabel2.138. JumlahDesaSwasembadadiKabupatenBangkaSelatanTahun2010 ................ II119
Tabel2.139. RasioLulusanS1/S2/S3KabupatenBangkaSelatanTahun20052009............ II120
Tabel2.140. RasioKetergantunganKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 ................. II121
Tabel3.1. RatarataPertumbuhanRealisasiPendapatanDaerahTahun2005s/d
Tahun2009KabupatenBangkaSelatan ............................................................................... III4
Tabel3.2. RatarataPertumbuhanNeracaDaerahKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009s/d2010 .................................................................................................................... III6
Tabel3.3. AnalisisRasioKeuanganKabupatenBangkaSelatanTahun2008s/d
2010 ..................................................................................................................................................... III7
Tabel3.4. RealisasiBelanjaTerhadapAnggaranBelanjaKabupatenBangka
Selatan.................................................................................................................................................. III9
Tabel3.5. RealisasiBelanjaPemenuhanKebutuhanAparaturKabupatenBangka
Selatan............................................................................................................................................... III10
Tabel3.6. AnalisisProporsiBelanjaPemenuhanKebutuhanAparaturKabupaten
BangkaSelatan............................................................................................................................... III10
Tabel3.7. PenutupDefisitRiilAnggaranKabupatenBangkaSelatan ......................................... III11
Tabel3.8. KomposisiPenutupDefisitRiilAnggaranKabupatenBangkaSelatan. ................. III11
Tabel3.9. RealisasiSisaLebihPerhitunganAnggaranKabupatenBangkaSelatan .............. III12
Tabel3.10. SisaLebih(riil)PembiayaanAnggaranTahunBerkenaanKabupaten
BangkaSelatan............................................................................................................................... III13
Tabel3.11. ProyeksiSisaLebih(Riil)PembiayaanAnggaranKabupatenBangka
Selatan............................................................................................................................................... III14
Tabel3.12. PengeluaranwajibdanmengikatsertaprioritasutamaKabupaten
BangkaSelatan............................................................................................................................... III15
Tabel3.13. ProyeksiBelanjadanPengeluaranPembiayaanyangWajibdan
MengikatSertaPrioritasUtamaKabupatenBangkaSelatan ..................................... III17
Tabel3.14. KapasitasRiilKemampuanKeuanganDaerahuntukMendanai
PembangunanDaerahKabupatenBangkaSelatan ........................................................ III18
Tabel3.15. RencanaPenggunaanKapasitasRiilKemampuanKeuanganDaerah
KabupatenBangkaSelatan ....................................................................................................... III19
Tabel3.16. KerangkaPendanaanAlokasiKapasitasRiilKeuanganDaerah ............................... III21
Tabel5.1. Misi,TujuandanSasaranPembangunanKabupatenBangkaSelatan
Periode20112015...........................................................................................................................V2
Tabel6.1. Strategi,ArahdanKebijakanMisiIKabupatenBangkaSelatan .................................. VI3
XI
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel6.2. Strategi,ArahdanKebijakanMisiIIKabupatenBangkaSelatan................................. VI7


Tabel6.3. Strategi,ArahdanKebijakanMisiIIIKabupatenBangkaSelatan.............................VI11
Tabel6.4. Strategi,ArahdanKebijakanMisiIVKabupatenBangkaSelatan .............................VI15
Tabel6.5. Strategi,ArahdanKebijakanMisiVKabupatenBangkaSelatan...............................VI17

DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1. HubunganRPJMDaerahKabupatenBangkaSelatandenganDokumen
PerencanaanLainnya..................................................................................................................... I4
Gambar2.1. PetaLokasiKabupatenBangkaSelatan ................................................................................II1
Gambar2.2. PetaGeologiKabupatenBangkaSelatan ..............................................................................II4
Gambar2.3. PetaPenggunaanLahanUntukKomoditasUnggulandanLainnyadi
KabupatenBangkaSelatan.........................................................................................................II5
Gambar2.4. PersentaseKontribusisetiapSektorterhadapPDRBKabupaten
BangkaSelatanTahun2009 ...................................................................................................II14
Gambar2.5. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKabupatenBangkaSelatan
20052009......................................................................................................................................II16
Gambar2.6. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHKKabupatenBangkaSelatan
20052009......................................................................................................................................II16
Gambar2.7. PertumbuhanKontribusi(%)setiapSektordalamPDRBADHB
KabupatenBangkaSelatanTahun20052009.............................................................II18
Gambar2.8. PertumbuhanKontribusi(%)setiapSektordalamPDRBADHK
KabupatenBangkaSelatanTahun20052009................................................................II18
Gambar2.9. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKabupatenBangkaSelatanper
KecamatanTahun20052009.............................................................................................II19
Gambar2.10. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHKKabupatenBangkaSelatanper
KecamatanTahun20052009.............................................................................................II20
Gambar2.11.GrafikPertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanToboaliTahun
20052009. ..................................................................................................................................II21
Gambar2.12.GrafikPertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanAirGegas
Tahun20052009.....................................................................................................................II22
Gambar2.13.GrafikPertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanPayungTahun
20052009 ...................................................................................................................................II23
Gambar2.14.PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanSimpangRimba
Tahun20052009.....................................................................................................................II25
Gambar2.15.PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanLeparPongokTahun
20052009. ..................................................................................................................................II26

XII
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.16.PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanTukakSadaiTahun
20052009.......................................... ..................................................................................... ....II27
Gambar2.17.PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanPulauBesarTahun
20052009 ...................................................................................................................................II29
Gambar2.18.LPEKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 ......................................................II30
Gambar2.19.PertumbuhanSetiapSektorPerekonomianKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009....................................................................................................................................II31
Gambar2.20.StrukturEkonomiKabupatenBangkaSelatan20052009........................................II31
Gambar2.21.LajuInflasiKabupatenBangkaSelatanTahun20052009........................................II32
Gambar2.22.LajuInflasiSektoralKabupatenBangkaSelatanTahun20052009 .....................II33
Gambar2.23.PDRBperKapitadanLajuPertumbuhanPDRBperKapitaKabupaten
BangkaSelatanTahun20052009 ....................................................................................II34
Gambar2.24.GrafikAngkaMelekHurufKabupatenBangkaSelatan ..................................................II36
Gambar2.25.APMKabupatenBangkaSelatanTahun20052009.....................................................II38
Gambar2.26.APKKabupatenBangkaSelatanTahun20052009......................................................II39
Gambar2.27.AngkaKelulusanKabupatenBangkaSelatanTahun20052009............................II42
Gambar2.28.GrafikPertumbuhanAngkaMelanjutkan(AM)KabupatenBangka
Selatan..............................................................................................................................................II43
Gambar2.29.AngkaPutusSekolah(APS)KabupatenBangkaSelatan................................................II44
Gambar2.30.DayaTampungSD/MI/PaketAdanSMP/MTs/PaketBTahun2005
2009 ..................................................................................................................................................II54
Gambar2.31.RasioMuridperKelasTingkatSD/MIdanSMP/MTsTahun2005
2009 ..................................................................................................................................................II56
Gambar2.32.PersentaseGuruyangBerkualifikasiSesuaiKompetensiKabupaten
BangkaSelatanTahun20052009 ....................................................................................II58
Gambar3.1. AnalisisProyeksiPembiayaanDaerah ............................................................................. III13
Gambar3.2. AnalisisProyeksiPendapatanDaerah .............................................................................. III16
Gambar3.3. AnalisisProyeksiBelanjaDaerah ....................................................................................... III16
Gambar7.1. PDRBKabupatenBangkaSelatanTahun20052009................................................ VII13

XIII
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATARBELAKANG
Rencana pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan
UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana
pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap
terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan pembangunan jangka panjang (20
Tahun), perencanaan pembangunan jangka menengah (5 Tahun) dan rencana
pembangunan tahunan. Oleh karena itu setiap daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota)
haruslahmenetapkanRencanaPembangunanJangkaPanjangDaerah(RPJPD),Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah(RKPD)sebagaipedomanpembangunandaerahsesuaidenganamanatundang
undangtersebutdiatas.
RPJMDKabupatenBangkaSelatanTahun20102015merupakanpenjabarandarivisi,
misidanprogramkerjaBupatiBangkaSelatanyangterpilihmelaluiPemilukadayang
dilaksanakanpadatanggal7Juli2010.
Pasangan Bupati dan Wakil Bupati yang terpilih dalam Pemilukada Bangka Selatan
adalahH.JamroH.JalilsebagaiBupatidanNursamsuH.AliassebagaiWakilBupati.
LandasanhukumbagipenetapanhasilPemilukadaBangkaSelatanadalah:
(1) Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangka Selatan Nomor
33/Kpts/KPUBS009.436503/2010 tanggal 12 Juli 2010 tentang Penetapan
PasanganCalonTerpilihDalamPemiluBupatidanWakilBupatiKabupatenBangka
Selatan Tahun 2010, telah menetapkan Sdr. H. Jamro H. Jalil sebagai Bupati
BangkaSelatanterpilih;
(2) Surat Pimpinan DPRD Kabupaten Bangka Selatan Nomor 170/205/DPRD
BASEL/2010 tanggal 20 Juli 2010 Perihal Usulan Pengesahan Pengangkatan
pasangancalonBupatidanWakilBupatiBangkaSelatanperiode20102015;
(3) Surat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 278/309/I/2010 tanggal 18
Agustus 2010 perihal Usul Pengesahan Pemberhentian dan Pengangkatan Bupati
danWakilBupatiBangkaSelatan;
(4) Keputusan Mendagri Nomor 131.29 582 Tahun 2005 tanggal 22 Juli 2005 Sdr.
Drs. H. Justiar Noer, ST, MM disahkan pengangkatannya sebagai Bupati Bangka
Selatan Masa Jabatan Tahun 20052010 dan berakhir masa jabatannya pada
tanggal8Agustus2010;
(5) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.19 590 Tahun 2010 tentang
PengesahanPemberhentiandanPengesahanPengangkatanBupatiBangkaSelatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25
Agustus2010.
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih telah dilaksanakan pada tanggal 30
Agustus2010.

I-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 20102015 ini akan dilaksanakan dan ingin
diwujudkandalamsatuperiodemasajabatanBupatidanWakilBupatiBangkaSelatan
terpilih. Didalam penyusunan RPJMD ini harus memperhatikan RPJM Nasional, RPJM
Provinsi, kondisi terkini daerah, sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktorfaktor
kunci keberhasilan, evaluasi pembangunan pada periode yang lalu serta isuisu
strategis yang berkembang di tengah masyarakat, baik secara lokal, regional maupun
nasional.
Menyadari pentingnya peran dan fungsi RPJMD bagi Pemerintah Kabupaten Bangka
Selatan, pengusaha (private sector) dan masyarakat Bangka Selatan secara
keseluruhan,makadalamprosespenyusunannyatelahdilaksanakanberbagaitahapan
yang memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif dan politis, yakni
melibatkanparapakar/narasumberyangberkompetendibidangnya,sertapenjaringan
aspirasi dari berbagai elemen masyarakat secara sistematis, akurat dan terpadu
dengan melibatkan seoptimal mungkin peran serta para pemangku kepentingan
(stakeholders)pembangunanKabupatenBangkaSelatan.
Muatan materi RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 20102015 berisi arah
kebijakankeuangandaerah,strategipembangunandaerah,kebijakanumum,program
satuan kerja perangkat daerah, program lintas satuan kerja perangkat daerah, dan
programkewilayahanyangdisertaidenganrencanakerjadalamkerangkaregulasidan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Pengertian indikatif berarti bahwa
informasi,baiktentangsumberdaya(masukan)yangdiperlukanmaupunkeluarandan
dampak yang tercantum didalam dokumen rencana pembangunan jangka menengah
ini,hanyamerupakanindikasiyanghendakdicapaidantidakbersifatkaku,melainkan
fleksibel disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat pelaksanaan
RPJMD.
Dokumen RPJMD ini merupakan tahap akhir dari keseluruhan rangkaian proses
penyusunanRPJMD,yakniDokumenRancanganAkhiryangmemuatdokumenRPJMD
yangakandifinalisasipadatahapberikutnya,yaitumenjadiDokumenRancanganAkhir
RPJMD yang akan diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
KabupatenBangkaSelatanuntukdibuatkansebuahPeraturanDaerah(Perda)tentang
RPJMDKabupatenBangkaSelatanTahun20102015.RPJMDyangtelahdiperdakan
ini akan menjadi pedoman bagi pembangunan jangka menengah Kabupaten Bangka
Selatan.

1.2. DASARHUKUMPENYUSUNAN
RencanaPembangunan JangkaMenengahDaerah(RPJMD)KabupatenBangka Selatan
Tahun 20102015 dalam penyusunannya secara yuridis mempunyai landasan hukum
sebagaiberikut:
1. Undang Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
KepulauanBangkaBelitung;
2. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, dan
KabupatenBelitungTimurdiProvinsiKepulauanBangkaBelitung;
3. UndangUndangNomor17Tahun2003tentangKeuanganNegara;
4. UndangUndangNomor1Tahun2004tentangPerbendaharaanNegara;

I-2
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

5. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


KeuanganNegara;
6. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pem
bangunanNasional;
7. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah se
bagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Undang Undang Nomor 12
Tahun2008;
8. UndangUndangNomor33tahun2004tentangPerimbangankeuangan antara
PemerintahPusatdanDaerah;
9. PeraturanPemerintahNomor65Tahun2005tentangPedomanSPM;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pe
merintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
PemerintahanDaerahKabupaten/Kota;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, Tentang Pedoman Evaluasi
PenyelenggaraanPemerintahanDaerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
13. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
JangkaMenengahNasional20102014;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
PengelolaanKeuanganDaerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang
UrusanPemerintahanyangMenjadiKewenanganKabupatenBangkaSelatan;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 14 Tahun 2008 tentang
PembentukanOrganisasiLembagaTeknisDaerahsebagiantelahdiubahkedua
kalinyadenganPeraturanDaerahNomor9Tahun2010.

1.3. HUBUNGANANTARDOKUMEN
Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana yang telah
diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, maka keberadaan RPJM Daerah Kabupaten
BangkaSelatanTahun20102015merupakansatubagianyangutuhdarimanajemen
kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, khususnya dalam
menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang baik dalam RPJP Daerah
KabupatenBangkaSelatanmaupunRTRWKabupatenBangkaSelatan.
Oleh karena itu RPJM Daerah Kabupaten Bangka Selatan 2010 2015 merupakan
bagianintegraldarisistemperencanaanpembangunannasional,yangbertujuanuntuk
mendukungkoordinasiantarpelakupembangunan(pemerintah,swasta,danmasyara

I-3
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

kat),sehinggaRPJMDaerahharussinkrondansalingsinergiantardaerah,antarwaktu,
antarruangdanantarfungsipemerintah,sertamenjaminketerkaitandankonsistensi
antaraperencanaan,penganggaran,pelaksanaan,pengawasan,danevaluasi.
RPJMDaerahKabupatenBangkaSelatan20102015iniakandijadikanpedomanbagi
SKPD untuk menyusun Renstra SKPD dan untuk setiap tahun selama periode
perencanaanakandijabarkandalambentukRencanaKerjaPemerintahDaerah(RKPD)
Kabupaten Bangka Selatan, keberadaan RKPD Kabupaten Bangka Selatan tersebut,
selanjutnya akan dijadikan acuan bagi SKPD untuk menyusun Rencana Kerja (Renja)
SKPD.
Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan daerah sebagaimana diamanatkan
dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 serta Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah, maka penjabaran RPJM Daerah Kabupaten
BangkaSelatankedalamRKPDKabupatenBangkaSelatanuntuksetiaptahunnya,akan
dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah(RAPBD)KabupatenBangkaSelatan.GambarantentanghubunganantaraRPJM
Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 20102015 dengan dokumen perencanaan
lainnyabaikdalamkaitandengansistemperencanaanpembangunanmaupundengan
sistemkeuanganadalahsebagaimanaditunjukkanpadagambar1.1.

Gambar1.1. Hubungan RPJM Daerah Kabupaten Bangka Selatan dengan Dokumen
PerencanaanLainnya

Pedoman Pedoman
Renstra Renja - RKA - Rincian
K/L K/L K/L APBN

Pemerintah
Pedoman

Diacu

Pusat

RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan RKP Pedoman RAPBN APBN
Nasional Nasiona


Diacu Diperhatika Diserasikan melalui
M b

RPJP Pedoman RPJM Dijabarka Pedoman


RKPD RAPBD APBD
Daerah Daerah

Pemerintah
Pedoman

Daerah


Diacu


Pedoma Pedoman
Renstra Renja - RKA - Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD

UU No. 25/2004 ttg Sistem
Perencanaan Pembangunan UU No. 17/2003 ttg
Keuangan Negara

I-4
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

1.4. SISTEMATIKAPENYUSUNAN
RencanaPembangunan JangkaMenengahDaerah(RJPMD)KabupatenBangka Selatan
Tahun20102015terdiridari10(sepuluh)Babdandapatdiuraikansebagaiberikut:
A. BABI.PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang Latar Belakang penyusunan RPJMD; Landasan Hukum
yangdigunakandalampenyusunanRPJMD,baikyangberskalanasional,maupun
lokal berupa Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati yang mengatur tentang
perencanaandanpenganggaranataupuntentangtatacarapenyusunandokumen
perencanaan dan pelaksanaan musrenbang; Hubungan Antar Dokumen
Perencanaan Lainnya yang relevan beserta penjelasannya, seperti RPJM
Nasional, RPJMD provinsi, RTRW nasional, RTRW provinsi, dan RTRW
kabupaten/kota; Sistematika Penyusunan RPJMD; serta Maksud dan Tujuan
penyusunanRPJMD.

B. BABII.GAMBARANUMUMKONDISIDAERAH
Pada bagian pertama bab ini memuat tentang aspek geografis dan demografis.
Aspek geografis menjelaskan tentang kondisi umum kondisi geografi daerah,
potensipengembanganwilayah,danwilayahrawanbencana,sedangkankondisi
demografidaerahmenjelaskantentangjumlah,struktur,dandistribusipenduduk
sertaperubahanjumlahpendudukakibatkelahiran,kematian,danmigrasi.
Bagiankeduababinimemuataspekkesejahteraanmasyarakatyangmenjelaskan
tentang kondisi umum kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari indikator
kinerja pembangunan daerah, khususnya indikator yang paling tepat
menjelaskan kondisi dan perkembangan kesejahteraan masyarakat daerah
Bangka Selatan. Dijelaskan pula tentang fokus kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi,fokuskesejahteraansosial,fokussenibudayadanolahraga.
Bagianketigababinimemuataspekpelayananumumyangmenjelaskantentang
kondisi aspek pelayanan umum sebagai bagian dari indikator kinerja
pembangunan daerah, khususnya indikator yang paling tepat menjelaskan
kondisi dan perkembangan aspek pelayanan umum Pemerintah Daerah
KabupatenBangkaSelatan.Dijelaskanpulatentangfokusurusanlayananwajib
danfokusurusanlayananpilihanpemerintah.
Bagian keempat atau bagian terakhir bab ini memuat aspek daya saing daerah
yang menjelaskan tentang kondisi aspek daya saing daerah sebagai bagian dari
indikator kinerja pembangunan daerah, khususnya indikator yang paling tepat
menjelaskan kondisi dan perkembangan aspek daya saing daerah Kabupaten
Bangka Selatan. Dijelaskan tentang pula tentang fokus kemampuan ekonomi
daerah,fokusfasilitaswilayah/infrastuktur,fokusiklimberinvestasi,danfokus
sumberdayamanusia.

C. BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA
PENDANAAN
Pada bagian pertama bab ini memuat kinerja keuangan masa lalu yang
menjelaskantentangkinerjapelaksanaanAPBDdanneracadaerah.
Bagian kedua bab ini memuat kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu yang
menjelaskan tentang gambaran kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu

I-5
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

terkait proporsi penggunaan anggaran dan hasil analisis pembiayaan yang


mencakupproporsipenggunaananggarandananalisispembiayaan.
Bagian ketiga bab ini memuat kerangka pendanaan yang menjelaskan tentang
gambarankerangkapendanaandarihasilanalisisyangmencakupanalisispenge
luaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama; proyeksi data masa
lalu;danpenghitungankerangkapendanaan.

D. BABIV.ANALISISISUISUSTRATEGIS
Penyajianisuisustrategismeliputipermasalahanpembangunandaerahdanisu
strategis.Permasalahanpembangunanyangdisajikanadalahpermasalahanpada
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang relevan dan berdasarkan
analisis yang merujuk pada identifikasi permasalahan pembangunan daerah
dalamperumusanrancanganawalRPJMD,sedangkanisustrategisdapatberasal
daripermasalahanpembangunanmaupunyangberasaldariduniainternational,
kebijakannasionalmaupunregional.Halterpentingdalampenyajianisustrategis
adalah isu tersebut dapat memberikan manfaat/pengaruh di masa datang
terhadapdaerahKabupatenBangkaSelatan.

E. BABV.PENYAJIANVISI,MISI,TUJUANDANSASARAN
PadabagianvisiberisitentanguraianvisiBupatiBangkaSelatanterpilihsesuai
dengan visi yang telah disampaikan pada saat kampanye Pemilihan Umum
KepalaDaerah(Pemilukada).Uraiantentangvisiinijugamemuattentangjangka
waktu dan artikulasi beserta penjelasan katakata kunci dari pernyataan visi
tersebut.
Padabagianmisidiuraikantentangmaksudperumusanmisi,penjabarandarivisi
denganbahasayangjelas,ringkasdanmudahdipahami,sertapenjelasanmasing
masingmisitersebut.
Sedangkanpadabagiantujuandansasarandiuraikantentangpernyataantujuan
dansasaranyangingindicapaisertacaramerumuskannya.

F. BABVI.STRATEGIDANARAHKEBIJAKAN
Pada bab ini diuraikan secara rinci strategi pembangunan yang dipilih dalam
mencapaitujuandansasaransertaarahkebijakandarisetiapstrategiterpilih.

G. BABVII.KEBIJAKANUMUMDANPROGRAMPEMBANGUNANDAERAH
Pada bab ini diuraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah
kebijakanpembangunanberdasarkanstrategiyangdipilihdengantargetcapaian
indikator kinerja. Perlu disajikan penjelasan tentang hubungan antara program
pembangunandaerahdenganindikatorkinerjayangdipilih.

H. Bab VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI


KEBUTUHANPENDANAAN
Pada bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait
besertaprogramyangmenjaditanggungjawabSKPD.Disajikanpulapencapaian
target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan
denganpencapaianindikatorkinerjapadaawalperiodeperencanaan.

I-6
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

I. BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH


Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala
daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja
yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

J. BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN


Dalam pedoman transisi perlu dinyatakan bahwa RPJMD menjadi pedoman
penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah kepemimpinan Bupati
dan Wakil Bupati terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada)
pada periode berikutnya. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan
pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir. Pedoman
transisi bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang
belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-
masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa
pemerintahan baru.

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penyusunan dokumen RPJMD adalah kegiatan penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah Kabupaten Bangka Selatan untuk periode 2010-2015
yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kerja pasangan Bupati dan
Wakil Bupati terpilih.
RPJMD yang disusun akan memuat:
a. Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah.
Visi, misi dan program kepala daerah yang dimaksud adalah keadaan masa depan
yang diharapkan dan berbagai upaya yang akan dilakukan melalui program-
program pembangunan yang ditawarkan oleh Kepala Daerah terpilih.
b. Arah Kebijakan Keuangan Daerah.
Arah kebijakan keuangan daerah yang dimaksud adalah pedoman dan gambaran
dari pelaksanaan hak dan kewajiban daerah dalam rangka penye-lenggaraan
bidang urusan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
c. Strategi Pembangunan Daerah.
Strategi pembangunan daerah yang dimaksud adalah langkah-langkah berisikan
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi dalam rangka
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun
peningkatan indeks pembangunan manusia.

d. Kebijakan Umum.
Kebijakan umum dimaksudkan untuk memberikan arah perumusan rencana
program prioritas pembangunan yang disertai kerangka pengeluaran jangka

I-7
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

menengahdaerahdanmenjadipedomanbagiSKPDdalammenyusunprogramdan
kegiatanRenstraSKPD.
e. ProgramSKPD.
Program SKPD yang dimaksud adalah program yang dirumuskan berdasarkan
tugas dan fungsi SKPD yang memuat indikator kinerja, lokasi program, tahun
pelaksanaan,dansumberdayayangdiperlukan.
f. ProgramLintasSKPD.
Program lintas SKPD yang dimaksud adalah program yang melibatkan lebih dari
satu SKPD untuk mencapai sasaran pembangunan yang ditetapkan termasuk
indikator kinerja, lokasi program, tahun pelaksanaan, dan sumber daya yang
diperlukan.
g. ProgramKewilayahan.
Programkewilayahanyangdimaksudadalahprogrampembangunandaerahuntuk
terciptanya keterpaduan, keserasian, keseimbangan laju pertumbuhan, dan
keberlanjutan pembangunan antarwilayah/antarkawasan dalam kecamatan di
wilayah kabupaten/kota atau antar kabupaten/kota di wilayah provinsi atau
denganprovinsilainnyaberdasarkanrencanatataruangwilayah.
h. RencanaKerjaDalamKerangkaRegulasiyangBersifatIndikatif.
Rencana kerja dalam kerangka regulasi yang dimaksud adalah dasar hukum atau
kebijakan yang dijadikan landasan perumusan dan pelaksanaan program
pembangunandaerah.
i. RencanaKerjaDalamKerangkaPendanaanyangBersifatIndikatif.
Rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif yang dimaksud
adalah tahapan dan jadual pelaksanaan proram, dengan dilengkapi jumlah pagu
indikatifberdasarkanprakiraanmajudansumberpendanaannya,untukmencapai
targetdansasaranyangditetapkan.

Sedangkan tujuan penyusunan dokumen RPJMD adalah tersusunnya sebuah rencana
pembangunan Bangka Selatan untuk periode 2010 2015 yang merupakan panduan
bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dalam merencanakan,
melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi pembangunan Kabupaten Bangka
Selatan.

I-8
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI
DAERAH


2.1 ASPEKGEOGRAFISDANDEMOGRAFI
Analisis pada aspek geografi Kabupaten Bangka Selatan perlu dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi
pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan
gambaran tentang kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan jumlah
penduduk, komposisi dan populasi secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu
tertentu.

2.1.1 KarakteristikLokasidanWilayahKabupatenBangkaSelatan

1) LuasdanBatasWilayahAdministrasi
Kabupaten Bangka Selatan merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang pembentukannya berdasarkan UndangUndang Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten
BangkaBarat,danKabupatenBelitungTimurdiProvinsiKepulauanBangkaBelitung.

Gambar2.1.PetaLokasiKabupatenBangkaSelatan

II-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Kabupaten Bangka Selatan yang merupakan Kabupaten baru hasil pemekaran dari
KabupatenBangkayangterletakdibagianSelatanPulauBangkadenganluaswilayah
3.607,08 Km2 atau 360.708 Ha. Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka
Selatan berbatasan langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kabupaten Bangka
Tengah. Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari 7 Kecamatan, 3 kelurahan dan 50
desa serta didukung 163 dusun/ lingkungan. Ketujuh kecamatan yaitu Kecamatan
Simpang Rimba, Payung, Air Gegas, Toboali, Lepar Pongok, Kecamatan Pulau Besar
dan Tukak Sadai. Secara umum wilayah administrasi Kabupaten Bangka Selatan
memilikibatasbataswilayahsebagaiberikut:

SebelahUtaraberbatasandenganKecamatansungaiSelandanKecamatanKoba
KabupatenBangkaTengah;
SebelahTimurberbatasandenganSelatGaspar;
SebelahSelatanberbatasandenganLautJawadanSelatBangka;
SebelahBaratberbatasandenganSelatBangka.

2) LetakdanKondisiGeografis
SecarageografisKabupatenBangkaSelatanterletakpada226'27"sampai35'56"
LintangSelatandan10714'31"sampai10553'09"BujurTimur.

Letak Kabupaten Bangka Selatan yang berada di bagian Selatan Pulau Bangka dan
berbatasan langsung dengan perairan laut (sebelah selatan, timur dan barat) serta
tidak jauh dari jalur pelayaran internasional, memiliki posisi yang sangat strategis
dalampengembanganekonomikawasanbaratIndonesiapadamasamendatang.

Kawasan permukiman di Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari daerah pesisir
(Kecamatan Tukal Sadai) dan daerah kepulauan (Kecamatan Lepar pongok) serta
kawasan yang merupakan daerah pertanian, perkebunan dan hutan lindung serta
kawasanpertambangan(KP)timah.

3) Topografi
WilayahKabupatenBangkaSelatanberadapadaketinggianratarata28meterdiatas
permukaanlaut(DPL)dengankonturwilayahyangdatardanbergelombang.Hanya
sebagiankecilsajawilayahBangkaSelatanyangberbukit.

Keadaan tanah di daerah Kabupaten Bangka Selatan mempunyai pH ratarata di
bawah5.TanahdiKabupatenBangkaSelatanbanyakmengandungmineralbijitimah
dan bahan galian lainnya seperti pasir kwarsa, Kaolin, batu gunung dan lainlain.
BentukdankeadaanwilayahBangkaSelatanadalahsebagaiberikut:

4% berbukit seperti daerah Bukit Paku, Permis dan lainlain. Jenis tanah
perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat kekuningkuningan dan
LitosolberasaldariBatuPlutonikMasam
51%berombakdanbergelombang,tanahberjenisAsosiasiPodsolikCoklatkeku
ningkuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan
PlutonikMasam
20% lembah/datar sampai berombak, tanah berjenis Asosiasi Podsolik berasal
dariKomplekBatuPasirdanKwarsit.

II-2
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

25%rawadanbencah/datardenganjenistanahAsosiasiAlluvialHedromotifdan
GleiHumussertaRegosolKelabuMudaberasaldariendapanpasirdantanahliat.

4) Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bangka Selatan Sumatera Skala 1:250.000
(PuslitbangGeologi,1995),wilayahKabupatenBangkaSelatanterdiridaribeberapa
formasiyaituformasiTanjungGenting(TRt),formasiGranitKlabat(TRjkg),Aluvium
(Qa),formasiRanggam(TQr)danformasiMalihanPemali(Cpp).

Formasi Tanjung Genting (TRt) diperkirakan berumur Trias Awal dan diendapkan
pada lingkungan laut dangkal terdiri dari perselingan batu pasir (sandstone) kelabu
kecoklatanberbutirhalussedangterpilahbaik,keras,denganstruktursedimensilang
siur,danbatuliat(claystone),kelabukecoklatanberlapisbaik.FormasiGranitKlabat
(TRjkg),merupakanformasibatuanterobosanberumurTriasakhirJuraAwalyang
menerobosformasiTanjungGentingdankomplekMalihanPemali,terdiridarigranit
biotit, granodiorit dan granit genesan. Formasi Ranggam (TQr), terdapat hanya
sedikit di daerah pantai bagian timur sekitar Lesat atau Paya Pangkat, berumur
Miosen Akhir Plistosen Awal dan diendapkan di lingkungan fluvial, merupakan
perselingan batupasir, batu liat dan konglomerat. Formasi Malihan Pemali (Cpp)
hanya sedikit di sebelah barat daya Air Bara sampai ke Paku, terdiri dari fillit, sekis
dan kuarsit. Umur formasi ini tidak diketahui dengan pasti tetapi kedudukannya
ditindih tidak selaras oleh formasi Tanjung Genting (TRt). Formasi Aluvium (Qa)
terdapat cukup luas di daerah merupakan bahan endapan yang terdiri dari lumpur,
liat, pasir, kerikil dan kerakal yang terdapat sebagai endapan sungai, endapan rawa
danendapanpantai.

Berdasarkan data dari peta geologi, sebagian besar tanahtanah di daerah Bangka
Selatan terutama tanah yang menempati dataran tektonik struktural berkembang
daribahanindukbatuansedimenhalusyangberupabatuliat(f)danbatuansedimen
kasar yang berupa batu pasir (q). Tanah yang terbentuk dari batuan sedimen ini
umumnyamempunyaikandungankongkresibatubesi(ironstone)yangcukupbanyak
di dalam penampang tanahnya. Sebagian tanah terutama pada daerah perbukitan
terbentuk dari batuan volkan intrusi yang berupa batuan granit. Tanah yang
berkembang dari batuan granit umumnya mempunyai kandungan pasir kuarsa
dengan ukuran kasar yang cukup tinggi. Tanah pada daerah dataran aluvial,
pelembahan dan di sekitar jalur aliran sungai terbentuk dari bahan aluvium yang
terdiridaribahanendapanliat,pasirdancampuran(u).












II-3
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.2.PetaGeologiKabupatenBangkaSelatan



5) Hidrologi
BerdasarkanKeadaanhidrologi,padaumumnyasungaididaerahKabupatenBangka
Selatan terdiri dari sungaisungai yang berhulu pada perbukitan dan pegunungan
sertabermuaradilaut.Sungaisungaiinidapatdikelompokkanmenjadi3(tiga)yaitu
sungaiutama,sungaisekunderdansungaitersier.Sungaisungaibesaryangberadadi
wilayah Bangka Selatan antara lain: Sungai Bangka Kota, Sungai Balar, Sungai Ulim,
SungaiNyireh,SungaiGusung,SungaiBantil,SungaiKepohdanSungaiKetiak.

Sungaisungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum dimanfa
atkan untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan lebih cenderung mencari
ikankelaut.

PadadasarnyadidaerahKabupatenBangkaSelatantidakterdapatdanaualam,hanya
terdapatbekaspenambanganbijitimahyangluasdanhinggamenjadikannyaseperti
danaubuatanyangdisebutkolong.

6) Klimatologi
Iklim merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk pertumbuhan tanaman
maupun terhadap faktor lingkungan lainnya. Dalam evaluasi lahan iklim menjadi
salah satu parameter penentu, selain faktor tanah dan terrain. Sesuai dengan letak
geografis, maka Kabupaten Bangka Selatan beriklim Tropis Tipe A dengan variasi
curahhujanantara11,8hingga370,3mmtiapbulanuntuktahun2009dengancurah
hujanterendahpadabulanSeptember.

Berdasarkan pola curah hujan dan data curah hujan di stasiun pengamat iklim
Pangkalpinang, menunjukkan bahwa keadaan iklim khususnya curah hujan di

II-4
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Kabupaten Bangka Selatan tergolong cukup baik untuk pertumbuhan berbagai


komoditipertanian.

Suhu ratarata daerah Kabupaten Bangka Selatan berdasarkan data dari Badan
Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Pangkalpinang menunjukkan variasi
antara 25,70 Celcius hingga 29,00 Celcius. Sedangkan kelembaban udara bervariasi
antara 66,0 hingga 83,6 persen pada tahun 2009. Sementara, intensitas penyinaran
matahari pada tahun 2009 ratarata bervariasi antara 28,1 hingga 86,3 persen dan
tekananudaraantara1009,0hingga1010,4mb.

7) PenggunaanLahan
Berdasarkan hasil Kajian Pengembangan Ekonomi Daerah Berbasis Komoditi
UnggulandiKabupatenBangkaSelatanpadatahun2009,makadidapatpenggunaan
lahansepertipadaGambar2.3.


Gambar2.3. PetaPenggunaanLahanUntukKomoditasUnggulandanLainnya
diKabupatenBangkaSelatan



Kawasan budidaya pertanian terdiri dari kawasan budidaya pertanian tanaman
pangan (sawah dan lahan pertanian campuran berupa kebun), kawasan budidaya
perikananairpayauberupatambak,kawasanbudidayaperkebunanyangterdiridari

II-5
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

perkebunan rakyat (dengan komoditas karet, lada, kelapa sawit dan nenas), dan
perkebunanbesardengankomoditaskelapasawit.

Selainkawasanpenggunaanlahantersebutterdapatjugakawasan pemukimanyang
terdiri dari kota, pemukiman/kampung dan kawasan perkantoran, serta komplek
permukimandanpekaranganataukebuncampuranyangtidakterpisahkan.Kawasan
nonbudidayapertanianumumnyaberupahutan,belukar,belukarrawa,belukarrawa
(mangrove) dan semak/belukar, semak dan belukar rawa, semak dan rumput rawa.
Dalam delineasi jenisjenis penggunaan lahan di daerah Bangka Selatan dilakukan
jugaterhadaplahantambangyangmasihaktifmaupunyangsudahtidakaktif,badan
air yang berupa air sungai dan danau pada lahan bekas tambang. Secara terperinci
potensi penggunaan lahan (eksisting dan pengembangannya) di Kabupaten Bangka
SelatantersajipataTabel2.1berikutini.

Tabel2.1.PotensiPenggunaanLahandiKabupatenBangkaSelatan

KECAMATAN LUAS
SIMBOL ARAHANKOMODITAS Lepar Simpa
Air Payun Pulau Toboal Tukak
Pongo ng Ha %
Gegas g Besar i Sadai
k Rimba

I. TANAMANPANGAN:
PadiSawah,Jagung,
PS Kedelai,Ubijalar,Cabe 1.735 3.336 664 548 1.060 3.554 10.897 3,02
Merah,KacangPanjang
S Sawah 2.607 3.442 3.855 9.904 2,75
II. TANAMANPANGAN
DANTANAMAN
TAHUNAN:
PadiGogo,Jagung,Ubikayu,
Sawit,Lada,Karet,Kelapa, 11.54 23,9
TP/TT1 35.190 8.918 7.195 12.814 10.107 666 86.432
Kakao,Durian,Rambutan, 2 6
Jeruk
III.TANAMANTAHUNAN:
Lada,Sawit,Karet,Kelapa, 12.23 16,1
TT2 25.234 2.706 4.955 4.885 6.839 1.401 58.251
Durian,Pisang,Rambutan 2 5
TT3 Sawit,Karet,Durian,Pisang 3.289 1.277 5.948 278 521 11.313 3,14
KS KelapaSawit 55 4.232 2.436 59 887 1.550 9.218 2,56
IV. TIDAK
DIREKOMENDASI

ATAUPENGGUNAAN
TERBATAS:
TidakDirekomendasiatau
NenasSecaraSelektif
TD/N 1.422 5.806 2.252 92 11.910 2.389 23.871 6,62
DenganTambahanBahan
Organik
TD TidakDirekomendasi 1.555 1.636 428 2.530 730 498 7.376 2,05
V. KAWASANHUTAN: 0,00
HutanLindung 10,2
HL 1.317 747 4.513 11.694 17.928 653 18.115
2
HutanProduksi 25,2
HP 24.611 3.486 15.996 14.868 27.216 4.720 134.275
0
HK HutanKonservasi 1.712 1.712
VI. ANEKA:
P Permukiman 479 155 205 64 482 884 42 2.311 0,64
X3 BadanAir 190 40 74 143 447 0,12
Ti Tambang 4.833 337 1.878 39 176 5.553 120 12.935 3,59
102.51 39.56
TOTAL 28.443 39.341 50.083 90.269 10.489 360.708 100
7 6
Sumber:HasilKajianBP3MDBangkaSelatan2009

II-6
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

2.1.2 PotensiPengembanganWilayah
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah Kabupaten Bangka Selatan dapat di
identifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan
produktif, seperti kawasan budidaya pertanian, budidaya perikanan & perikanan
tangkap,kawasanindustri,perdagangan,pariwisata,danpertambangan.

a) PotensiPertanian(TanamanPangan,PerkebunandanKehutanan)
Kabupaten Bangka Selatan memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat po
tensial untuk dikembangkan menjadi sebuah pusat agribisnis dan agroindustri
(pertanian, perkebunan dan kehutanan) serta dapat dikembangkan menjadi sebuah
kawasanAgropolitan.CitraBangkaSelatansebagaipenghasillada,lumbungpadi,dan
daerahpertaniandapatdipertahankandanterusdikembangkan.

Pembangunan ekonomi Bangka Selatan pada sektor pertanian bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan petani dan pembangunan pedesaan. Upaya yang telah
dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan untuk mencapai tujuan
pembangunansektorpertanianiniadalahdenganmenerapkanprogramintensifikasi,
ekstensifikasi,diversifikasidanrehabilitasi.

Program kerja sub sektor tanaman pangan diprioritaskan pada kegiatan yang
dititikberatkanpada:

Peningkatanmutuintensifikasipemantapanpolatanam
Perluasanarealmelaluipencetakansawahbarudanpembukaanlahankering
Pembinaandaerahtransmigrasimelaluibantuansaranaproduksipadi.
Penyediaanbenih/bibitunggul
Perlindungantanamandenganpengendalianhamadanpenyakitsecaraterpadu
Menyebarkanteknologitepatguna.

Berdasarkan tabel 2.2 di bawah ini , maka dapat diidentifikasi daerahdaerah yang
menjadisentraproduksipertanian,antaralain:

Sentraproduksipadi(sawahdanladang)
Kecamatan Toboali (daerah Rias) merupakan sentra produksi padi, sedangkan
kecamatan Air Gegas, Simpang Rimba dan Pulau Besar memiliki potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan menjadi sentra produksi beras, guna
mendukung kecamatan Toboali dalam program swasembada beras Kabupaten
BangkaSelatan.

Sentraproduksisayurandanbuahbuahan
Kecamatan Toboali, Air Gegas, dan Payung merupakan sentra produksi sayuran
dan buahbuahan, sedangkan kecamatan Simpang Rimba dan Lepar Pongok
sebagaiwilayahpendukungproduksisayurandanbuahbuahan.

Sentraproduksipalawija
Kecamatan Toboali, dan Simpang Rimba merupakan sentra produksi palawija,
sedangkankecamatanAirGegas,PayungdanLeparPongoksebagaiwilayahpen
dukungproduksipalawija.

II-7
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.2.HasilPertanianKabupatenBangkaSelatan

K a c a n g K e d e la i
K acang Tanah

B u a h -B u a h a n
K e t e la P o h o n

Padi Ladang
Padi Saw ah
Komoditi

U b i J a la r
Pertanian

S a y u ra n
Jagung

T a la s
No
Luas panen

Luas panen

Luas panen

Luas panen

Luas panen

Luas panen

Luas panen

Luas panen

Luas panen

Luas panen
P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si
Kecamatan

1 Toboali 105 257,30 107 1.860 84 306 31 79 10 43,90 1.650 5.270 315 410 144,46 850,42 153,30 1.641,26
2 Air Gegas 15 32,00 75 125 26 130 7 11 7 75,00 125 388 150 180 0,63 1,67 99,85 1.446,26
3 Payung 22 46,00 32 588 25 125 8 15 15 75,00 320 416 15,00 78,97 91,20 1.420,56
4 Simpang Rimba 13 31,20 35 925 15 75 105 46 10 105,00 225 698 135 162 61,69 366,91 48,69 867,18
5 Lepar pongok 5 11,50 10 100 5 45 15 27 5 26,00 10 32 5 6 0,08 0,24 19,22 350,09
6 Tukak sadai
7 Pulau Besar 325 1.008 24 77
Jumlah 2009 160 378,00 259 3.598 155 681 166 178 47 324,90 0 0 2.335 7.396 949 1.251 221,86 1.298,21 412,26 5.725,35
Sumber:BangkaSelatanDalamAngka2010


Sedangkan sub sektor perkebunan di Kabupaten Bangka Selatan dibagi atas
perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Potensi produksi perkebunan Bangka
Selatantersajipadatabel2.3berikutini.

Tabel2.3.HasilPerkebunanRakyatKabupatenBangkaSelatan

K e l a p a S a w it

Komoditi
Cengkeh

Perkebunan
K e la p a

K e m ir i
C o k la t
K a re t
Lada

A re n

No
P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si

P ro d u k si
Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Kecamatan

1 Toboali 2.216 1.045 1.595 1.555 323 250 293 150 2 1 16 5


2 Air Gegas 6.957 2.293 2.933 2.700 1.790 1.022 67 37 4 1 12 1
3 Payung 4.568 830 1.651 1.400 380 318 39 15 9 2
4 Simpang Rimba 190 550 542 1.113 198 120 210 150
5 Lepar pongok 100 62 248 36 11.841 9.590 266 158
6 Tukak sadai 3.859 111 2.590 200 2.267 1.790 26 12 13 2 2
7 Pulau Besar 602 236 607 220 380 300 27 10 12 2
Jumlah 2009 18.492 5.127 10.166 7.224 17.179 13.390 0 0 928 532 2 1 54 12 14 1
Sumber:BangkaSelatanDalamAngka2010

II-8
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Berdasarkantabel2.3diatas,makadapatdiidentifikasidaerahdaerahyangmenjadi
sentraproduksipertanian,antaralain:

SentraproduksiLada
Kecamatan Air Gegas merupakan sentra produksi lada, sedangkan kecamatan
Toboali, Payung dan Simpang Rimba dapat dikembangkan sebagai wilayah
pendukungproduksilada.

SentraproduksiKaret
Kecamatan Air Gegas merupakan sentra produksi karet, sedangkan kecamatan
Toboali,PayungdanSimpangRimbadapatdikembangkansebagaiwilayahpen
dukungproduksikaret.

SentraproduksiKelapaSawit
KecamatanLeparPongokmerupakansentrakelapasawit,sedangkankecamatan
Tukak Sadai dan Air Gegas dapat dikembangkan sebagai wilayah pendukung
produksikelapasawit.

Tabel2.4. LuasPencadangan(Ha),Realisasi(Ha)danJenisKomoditidariPerusahaanBesar
diKabupatenBangkaSelatan

Luas
No Kecamatan Realisasi Jenis Komoditi
Pencadangan
1 Toboali 20.000 239 Kelapa sawit
2 Air Gegas 0 0
3 Payung 20.000 1.500 Kelapa sawit
4 Simpang Rimba 20.000 157 Kelapa sawit
5 Lepar pongok 9.866 2.655 Kelapa sawit
6 Tukak sadai 0 0
7 Pulau Besar 0 0
Jumlah 2009 69.866 4.551 Kelapa sawit
Sumber:BangkaSelatanDalamAngka2010


b) PotensiPerikanandanKelautan
Kabupaten Bangka Selatan merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari bagian
selatan Pulau Bangka, Pulau Lepar dan Pulau Pongok serta beberapa pulaupulau
kecilyangsalingterhubungkanolehperairanlaut.Kondisiinimemilikipotensihasil
perikanandankelautanlautyangcukupbesar,termasukdidalamnyapotensirumput
laut.

Sektor perikanan (budidaya dan perikanan laut) termasuk sektor yang cukup domi
nan di Kabupaten Bangka Selatan. Pada tahun 2009 produksi hasil perikanan laut
sebesar26.314tondengannilaimencapaiRp.394.710.000,Potensisektorperikanan
ini digarap oleh 8.316 nelayan dengan armada perahu/kapal penangkap ikan
sebanyak4.259unit.

HasilperikananKabupatenBangkaSelatantersajipadatabel2.5berikutini.

II-9
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.5.HasilPerikananKabupatenBangkaSelatan

Produksi Nilai
No Kecamatan
(Ton) (RP)
1 Toboali 6.416 96.240.000
2 Air Gegas 0 0
3 Payung 0 0
4 Simpang Rimba 3.320 49.800.000
5 Lepar pongok 6.079 91.185.000
6 Tukak sadai 8.076 121.140.000
7 Pulau Besar 2.423 36.345.000
Jumlah 2009 26.314 394.710.000
Sumber:BangkaSelatanDalamAngka2010

2.1.3 WilayahRawanBencana
Definisi Rawan Bencana adalah suatu kondisi atau karakteristik geologis, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi
pada satu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan
mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk
menanggapidampakburukbahayatertentu.SedangkanBahayadidefinisikansebagai
suatu fenomena alam atau akibat perbuatan manusia yang mempunyai potensi
mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda, jiwa dan kerusakan
lingkungan.

Berdasarkan United NationsInternational Strategy for Disaster Reduction (UNISDR),
bahayainidibedakanmenjadilimakelompok,yaitu:
1. Bahaya beraspek geologi, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung api dan
longsor.
2. Bahaya beraspek hidrometerologi, antara lain: banjir, kekeringan, angin topan,
gelombangpasang.
3. Bahaya beraspek biologi, antara lain: wabah penyakit, hama dan penyakit ta
naman.
4. Bahaya beraspek teknologi, antara lain: kecelakaan transportasi, kecelakaan
industri,kegagalanteknologi.
5. Bahaya beraspek lingkungan, antara lain: kebakaran hutan, kerusakan
lingkungan,pencemaranlimbah.

Kerentanan (vulnerability) merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau ma
syarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi
ancamanbahaya.

Tingkat kerentanan adalah suatu hal penting untuk diketahui sebagai salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya bencana, karena bencana baru akan
terjadi bila "bahaya" terjadi pada "kondisi yang rentan". seperti yang dikemukakan
Awotona (1997:12): "....Natural disaster are the interaction between natural hazard
and vulnerable condition". Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik
(infrastruktur),sosialkependudukan,danekonomi.

Kerentanan fisik (infrastruktur) menggambarkan suatu kondisi fisik (infrastruktur)
yang rawan terhadap faktor bahaya (hazard) tertentu. Kondisi kerentanan ini dapat

II-10
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

dilihatdariberbagaiindikatorantaralainpersentasekawasanterbangun;kepadatan
bangunan; persentase bangunan konstruksi darurat; jaringan listrik; rasio panjang
jalan;jaringantelekomunikasi;jaringanPDAM;danjalanKA.Wilayahpermukimandi
Indonesiadapatdikatakanberadapadakondisiyangsangatrentankarenapersentasi
kawasan terbangun, kepadatan bangunan dan bangunan konstruksi darurat di
perkotaan sangat tinggi sedangkan persentase, jaringan listrik, rasio panjang jalan,
jaringantelekomunikasi,jaringanPDAM,danjalanKAsangatrendah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dan kondisi riil di lapangan, maka wilayah
Kabupaten Bangka Selatan dapat dikategorikan sebagai wilayah yang aman dari
bencana, namun demikian masyarakat dan pemerintah daerah harus tetap waspada
terhadapberbagaikemungkinanbahayayangdatangmendadak,sepertianginputing
beliungmengingatsebagianbesarwilayahKabupatenBangkaSelatandikelilingioleh
laut dan terdiri dari kepulauan. Disamping itu di daerah Rawa Bangun, Kelurahan
Toboali Kota Kecamatan Toboali sering terjadi banjir jika curah hujan tinggi dan
dalamwaktuyangcukuplama,namunbanjircepatsurutkembali.

2.1.4 KondisiDemografiKabupatenBangkaSelatan
JumlahpendudukKabupatenBangkaSelatanpadatahun2009sebesar163.200jiwa,
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 45 orang per Km2. Dari seluruh
kecamatan, kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Tukak Sadai yaitu 81 orang
perKm2,sedangkanyangterendahterdapatdiKecamatanToboaliyaitu38orangper
Km2.

Jumlah penduduk lakilaki pada tahun 2008 sebanyak 84.536 jiwa dan penduduk
perempuansebanyak78.664jiwa.Rasiojeniskelamintahunyangsamasebesar107,
artinya pada tahun 2009 untuk setiap 207 penduduk di Kabupaten Bangka Selatan
terdapat100pendudukperempuandan107penduduklakilaki.Rasiojeniskelamin
ini bervariasi di tingkat kecamatannya dan yang tertinggi pada Kecamatan Pulau
Besar yang mencapai 119. Untuk gambaran yang lebih lengkap tentang jumlah
pendudukKabupatenBangkaSelatandapatdilihatpadaTabel2.6.

Tabel2.6. JumlahPendudukdanKepadatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009
Luas Ratarata
Laki
No. Kecamatan Daerah Perempuan Jumlah % penduduk
laki
(km2) perkm2
1 Toboali 1.460,34 28.633 27.059 55.692 34,13 38
2 AirGegas 853,64 19.171 17.883 37.054 22,70 43
3 Payung 372,95 9.409 8.728 18.137 11,11 49
4 SimpangRimba 362,30 10.687 9.920 20.607 12,63 57
5 LeparPongok 261,98 6.497 6.262 12.759 7,82 49
6 TukakSadai 126,00 5,361 4,827 10.188 6,24 81
7 PulauBesar 169,87 4.778 3.985 8.763 5,37 52
Total2009 3.607,08 84.536 78.664 163.200 100,00 45
Persentase 51,80 48,20 100,00 100,00
Sumber:BangkaSelatanDalamAngka2010

Berdasarkan tabel2.6diatasterlihat bahwaKecamatanToboali mempunyaijumlah
penduduk terbanyak (34,13%) dibandingkan dengan kecamatan lainnya di
Kabupaten Bangka Selatan. Jika dilihat dari sisi kepadatan penduduk, maka

II-11
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Kecamatan Tukak Sadai merupakan kecamatan terpadat dengan 81 jiwa/km2.


Disamping itu, jika dilihat dari sisi komposisi penduduk antara lakilaki dan
perempuan, maka komposisinya hampir berimbang dengan persentase masing
masingsebesar51,80%dan48,20%.

Kondisi penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Bangka Selatan me
nunjukkan 114.862 jiwa atau 70,38% dari jumlah penduduk Bangka Selatan adalah
kelompokumur15tahunkeatasyangmerupakanPendudukUsiaKerja(PUK).Halini
sangatmenguntungkanbagipembangunanwilayahBangkaSelatankarenasalahsatu
modal utama pembangunan adalah sumber daya manusia (SDM), baik kuantitas
maupunkualitasnya.SelengkapnyadatajumlahpendudukKabupatenBangkaSelatan
berdasarkankelompokumurtahun2009dapatdilihatpadatabel2.7.


Tabel2.7. JumlahPendudukKabupatenBangkaSelatanBerdasarkanKelompokUmur

JenisKelamin
KelompokUmur
Lakilaki Perempuan Jumlah %
04 8.668 8.117 16.785 10,28
59 8.107 7.555 15.662 9,60
1014 7.267 8.624 15.891 9,74
1564 58.200 52.017 110.217 67,53
65+ 2.294 2.351 4.645 2,85
Jumlah2009 84.536 78.664 163.200 100,00
2008 82.042 79.045 161.087
2007 80.944 77.987 158.931
Sumber:BangkaSelatanDalamAngka2010

Berdasarkan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja, maka penduduk
Kabupaten Bangka Selatan sebesar 85.089 (74,08%) bekerja di sektor pertanian,
diikuti oleh sektor perdagangan sebanyak 8.645 (7,37%) dan sektor industri dan
pertambangan sebesar 6.099 (5,31%). Selengkapnya data jumlah dan persentase
penduduk Kabupaten Bangka Selatan berdasarkan lapangan usahanya tahun 2009
dapatdilihatpadatabel2.8.

Tabel2.8. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu Berdasarkan
LapanganUsahanyadiKabupatenBangkaSelatanTahun2009

No. LapanganUsaha Pekerja Persentase


1 Petani 85.089 74,08
2 Industri/Pertambangan 6.099 5,31
3 Konstruksi 666 0,58
4 Pedagang 8.465 7,37
5 Transportasi 976 0,85
6 PNS/ABRI 3.625 3,16
7 PensiunanPNS/ABRI 643 0,56
8 BuruhBangunan 1.274 1,11
9 Peternak 321 0,28
10 Nelayan 7.704 6,70
Jumlah2009 114.862 100,00
Sumber:BangkaSelatanDalamAngka2010

II-12
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

2.2 ASPEKKESEJAHTERAANMASYARAKAT
Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat merupakan gambaran
danhasildaripelaksanaanpembangunanselamaperiodetertentu terhadapkondisi
kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,
kesejahteraansosial,senibudayadanolahraga.

Padasubiniakanmemberikangambarantentangkondisikesejahteraanmasyarakat
Bangka Selatan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan
masyarakat selama periode 2005 2009 yang mencakup kesejahteraan dan
pemerataanekonomi,kesejahteraansosial,senibudayadanolahraga.

2.2.1 KesejahteraandanPemerataanEkonomi
Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan selama
periodetahun20052009dapatdilihatdariindikatorpertumbuhanPDRB,lajuinflasi,
PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, indeks
ketimpangan Williamson (indeks ketimpangan regional), persentase penduduk di
atasgariskemiskinan,danangkakriminalitasyangtertangani.

Perkembangan kinerja pembangunan pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
adalahsebagaiberikut:

A. PertumbuhanPDRB
Pertumbuhan PDRB merupakan indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian
secara makro yang mencakup tingkat pertumbuhan sektorsektor ekonomi dan
tingkatpertumbuhanekonomipadasuatudaerah.

Kabupaten Bangka Selatan merupakan kabupaten dengan sektor pertanian dalam
pengertian luas termasuk didalamnya perikanan/peternakan, dan sektor
pertambangandanpenggaliansebagaibasisperekonomian(leadingsectorpenciptaan
PDRB)KabupatenBangkaSelatan.Faktainiditunjukkandenganbesarnyakomposisi
kedua sektor primer ini terhadap nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Bangka Selatan tahun 2009 dengan kontribusi masingmasing sektor
sebesar 43,85 persen dan 24,15 persen. Kondisi ini selaras dengan pekerjaan
mayoritas penduduk Kabupaten Bangka Selatan pada kedua sektor tersebut.
Kontribusi dari masingmasing sektor terhadap PDRB Kabupaten Bangka Selatan
tahun2009tersajidalamgambar2.4.

Selama20052009,pertumbuhanPDRBKabupatenBangkaSelatanADHKdanADHB
mengalami trend positif (cenderung meningkat) setiap tahunnya. Hal ini sesuai
dengankondisiyangditunjukkanpadatabel2.10dan2.11.

Tahun 2005, sembilan sektor di Kabupaten Bangka Selatan mampu menciptakan
PDRB ADHK sebesar 952,6 milyar rupiah dan terus meningkat hingga sebesar 1,13
triliunrupiahditahun2009.Halinimengindikasikanbahwaselama5tahunterakhir
telahterjadipeningkatanproduktivitas(output)agregatsektorekonomiyangadadi
KabupatenBangkaSelatan.


II-13
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.4. PersentaseKontribusisetiapSektorterhadapPDRBKabupaten
BangkaSelatanTahun2009




Kesembilan sektor pada PDRB dapat dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi sektor
ekonomimenurutlapanganusahasepertitersajipadatabel2.9.


Tabel2.9.KlasifikasiSektorEkonomimenurutLapanganUsaha
SEKTOR No LAPANGAN USAHA
I PERTANIAN
PRIMER
II PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
III INDUSTRI PENGOLAHAN
SEKUNDER IV LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
V BANGUNAN
VI PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
VII PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
TERSIER
VIII KEUANGAN, SEWA & JASA PERUSAHAAN
IX JASA-JASA


Trend positif yang dialami oleh PDRB ADHB Kabupaten Bangka Selatan mencer
minkan pola peningkatan nilai tambah dari 1,51 triliun rupiah di tahun 2005 dan
terusmeningkathinggamencapai2,43triliunrupiahditahun2009.

Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi penigkatan produktivitas yang diiringi
jugapeningkatanhargakomoditasagregatsektorekonomidaritahunketahun.

II-14
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.10 Nilai(Rp)danKontribusi(%)SektordalamPDRBAtasDasarHargaBerlaku
(ADHB),KabupatenBangkaSelatanTahun2005s.d2009

2005 2006 2007 2008 2009


No SEKTOR
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
1 Pertanian 593.554 39,31 667.634 39,06 784.746 40,77 995.735 43,31 1.063.895 43,85
2 Pertambangan & Penggalian 480.811 31,85 528.147 30,90 553.113 28,73 598.864 26,05 585.986 24,15
3 Industri Pengolahan 38.701 2,56 43.208 2,53 49.118 2,55 56.303 2,45 61.928 2,55
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4.049 0,27 4.885 0,29 5.288 0,27 5.782 0,25 6.464 0,27
5 Bangunan 79.472 5,26 96.103 5,62 112.377 5,84 138.656 6,03 156.867 6,47
6 Perdagangan, Hotel dan 199.671 13,22 224.203 13,12 250.002 12,99 299.618 13,03 323.482 13,33
7 Pengangkutan & Komunikasi 14.363 0,95 17.619 1,03 21.588 1,12 26.193 1,14 28.126 1,16
8 Keuangan, Sewa dan Jasa 43.432 2,88 48.085 2,81 53.681 2,79 59.675 2,60 63.946 2,64
9 Jasa-jasa 55.773 3,69 79.156 4,63 95.010 4,94 118.028 5,13 135.266 5,58
PDRB - ADHB 1.509.826 100,00 1.709.040 100,00 1.924.923 100,00 2.298.854 100,00 2.425.960 100,00
Pertumbuhan per Tahun 0,00% 13,19% 12,63% 19,43% 5,53%
Sumber:PDRBMenurutLapanganUsahaBangkaSelatanTahun2009

Tabel2.11 Nilai (Rp) dan Kontribusi (%) Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK),KabupatenBangkaSelatanTahun2005s.d2009

2005 2006 2007 2008 2009


No SEKTOR
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
1 Pertanian 451.214 47,37 478.234 48,18 502.226 48,36 529.016 48,69 553.040 48,99
2 Pertambangan & Penggalian 209.455 21,99 203.017 20,45 204.176 19,66 200.992 18,50 196.278 17,39
3 Industri Pengolahan 26.080 2,74 27.874 2,81 29.731 2,86 31.807 2,93 32.444 2,87
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.080 0,22 2.111 0,21 2.189 0,21 2.238 0,21 2.316 0,21
5 Bangunan 60.571 6,36 67.658 6,82 72.627 6,99 79.708 7,34 87.764 7,77
6 Perdagangan, Hotel dan 134.929 14,16 139.794 14,08 146.550 14,11 153.910 14,17 161.551 14,31
7 Pengangkutan & Komunikasi 8.742 0,92 9.586 0,97 10.807 1,04 12.279 1,13 12.696 1,12
8 Keuangan, Sewa dan Jasa 30.709 3,22 31.954 3,22 33.752 3,25 35.695 3,29 37.812 3,35
9 Jasa-jasa 28.820 3,03 32.444 3,27 36.537 3,52 40.855 3,76 44.945 3,98
PDRB - ADHK 952.600 100,00 992.672 100,00 1.038.595 100,00 1.086.500 100,00 1.128.846 100,00
Pertumbuhan per Tahun 0,00% 4,21% 4,63% 4,61% 3,90%
Sumber:PDRBMenurutLapanganUsahaBangkaSelatanTahun2009

Pertumbuhan nilai setiap sektor perekonomian terhadap PDRB ADHB dan ADHK
Kabupaten Bangka Selatan tahun 20052009 dapat dilihat pada gambar 2.5 dan 2.6
berikutini.

II-15
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.5. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKabupatenBangkaSelatan20052009

1.200.000

1.000.000
Jutaan Rupiah

800.000

600.000

400.000

200.000

-
2005

2006

2007

2008

2009
PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS, & AIR BERSIH
BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN,SEWA, & JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA



Gambar2.6. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHKKabupatenBangkaSelatan
20052009

600.000

500.000
Jutaan Rupiah

400.000

300.000

200.000

100.000

-
2005

2006

2007

2008

2009

PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN


INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS, & AIR BERSIH
BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN,SEWA, & JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA

Berdasarkan gambar 2.5 dan 2.6 dapat disimpulkan bahwa selama 5 tahun terakhir
sektorprimerperekonomianBangkaSelatan,yaitu pertanianmenunjukkanpertum
buhan positif yang cukup besar, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian
dalam2tahunterakhirmenunjukkanpertumbuhannegatif,artinyakontribusisektor

II-16
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

pertambangan dan penggalian terhadap PDRB menurun, baik Atas Dasar Harga
Berlaku(ADHB)maupunAtasDasarHargaKonstan(ADHK).

SementaraitusektorsekunderyaituBangunandansektortersieryaituPerdagangan,
hoteldanrestoranjugamenunjukkanpertumbuhanpositifyangcukupbesar.

Kondisi pertumbuhan kontribusi sektor perekonomian Bangka Selatan dapat juga
dilihatpadatabel2.12dan2.13sertagambar2.7dan2.8berikutini.

Tabel2.12. Pertumbuhan Kontribusi (%) Sektor dalam PDRB Tahun 2005 s.d
2009 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga
Konstan,KabupatenBangkaSelatan

2005 2006 2007 2008 2009
No SEKTOR HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK
% % % % % % % % % %
1 Pertanian 39,31 47,37 39,06 48,18 40,77 48,36 43,31 48,69 43,85 48,99
2 Pertambangan & Penggalian 31,85 21,99 30,90 20,45 28,73 19,66 26,05 18,50 24,15 17,39
3 Industri Pengolahan 2,56 2,74 2,53 2,81 2,55 2,86 2,45 2,93 2,55 2,87
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,27 0,22 0,29 0,21 0,27 0,21 0,25 0,21 0,27 0,21
5 Bangunan 5,26 6,36 5,62 6,82 5,84 6,99 6,03 7,34 6,47 7,77
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,22 14,16 13,12 14,08 12,99 14,11 13,03 14,17 13,33 14,31
7 Pengangkutan & Komunikasi 0,95 0,92 1,03 0,97 1,12 1,04 1,14 1,13 1,16 1,12
8 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 2,88 3,22 2,81 3,22 2,79 3,25 2,60 3,29 2,64 3,35
9 Jasa-jasa 3,69 3,03 4,63 3,27 4,94 3,52 5,13 3,76 5,58 3,98
Sumber:PDRBMenurutLapanganUsahaBangkaSelatanTahun2009

Tabel2.13. Pertumbuhan Kontribusi (%) Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Bangka Selatan
selama5tahunterakhir.

Pertumbuhan
No SEKTOR HB HK
% %
1 Pertanian 11,55 3,43
2 Pertambangan & Penggalian -24,15 -20,92
3 Industri Pengolahan -0,41 4,98
4 Listrik, Gas dan Air Bersih -0,64 -6,04
5 Bangunan 22,85 22,27
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,83 1,04
7 Pengangkutan & Komunikasi 21,87 22,56
8 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan -8,37 3,91
9 Jasa-jasa 50,94 31,60
Sumber:PDRBMenurutLapanganUsahaBangkaSelatanTahun2009

II-17
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.7. Pertumbuhan Kontribusi (%) setiap Sektor dalam PDRB ADHB Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009

50,00
45,00
40,00
35,00
Persentase

30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
2005 2006 2007 2008 2009

PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN


INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS, & AIR BERSIH
BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN,SEWA, & JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA


Gambar2.8. Pertumbuhan Kontribusi (%) setiap Sektor dalam PDRB ADHK Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009

60,00

50,00
Jutaan Rupiah

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
2005

2006

2007

2008

2009

PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN


INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS, & AIR BERSIH
BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN,SEWA, & JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA


PDRB Kabupaten Bangka Selatan jika dirinci lagi berdasarkan kecamatan yang ada,
maka dapat dilihat PDRB per Kecamatan baik secara ADHB maupun ADHK seperti
terlihatpadatabel2.14sertagambar2.9dan2.10berikutini.

II-18
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.14. Nilai (Rp) PDRB ADHB dan ADHK, Kabupaten Bangka Selatan Tahun
20052009

2005 2006 2007 2008 2009
No Kecamatan
ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK
1 Toboali 472.698 312.980 524.555 327.056 585.230 343.131 672.381 360.066 718.368 374.749
2 Air Gegas 344.805 249.503 380.763 259.758 424.393 271.297 488.660 283.627 522.304 295.152
3 Payung 171.192 122.363 195.830 127.175 219.013 132.567 252.606 138.197 270.343 143.785
4 Simpang Rimba 208.629 141.093 233.164 147.579 262.222 154.455 304.853 161.983 326.781 168.505
5 Lepar Pongok 123.258 83.873 137.610 87.815 156.152 91.601 183.219 95.575 199.459 99.440
6 Tukak Sadai 94.454 62.373 104.802 65.179 116.938 67.918 134.486 70.790 143.755 73.637
7 Pulau Besar 79.555 56.565 90.993 58.774 101.773 61.206 117.031 63.754 126.255 66.309

Sumber:PDRBMenurutLapanganUsaha7KecamatandiBangkaSelatanTahun2009



Gambar2.9. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKabupatenBangkaSelatanperKecamatan
Tahun20052009
800.000
Toboali
700.000
Air Gegas
600.000
Payung
500.000
Simpang
400.000
Rimba
300.000 Lepar
Pongok
200.000 Tukak Sadai

100.000 Pulau Besar


-
2005 2006 2007 2008 2009




II-19
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.10. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHKKabupatenBangkaSelatanper
KecamatanTahun20052009
400.000
Toboali
350.000
Air Gegas
300.000
Payung
250.000
Simpang
200.000
Rimba
150.000 Lepar
Pongok
100.000 Tukak Sadai

50.000
Pulau Besar
-
2005 2006 2007 2008 2009

Berdasarkan tabel 2.14 serta gambar 2.9 dan 2.10 dapat disimpulkan bahwa Ke
camatanToboalimerupakankecamatandiKabupatenBangkaSelatanyangmemiliki
PDRBterbesar,kemudiandisusulolehAirGegasdiposisikeduadanSimpangRimba
diposisiketiga.

JikaPDRBADHBKecamatandirincilagiberdasarkansektorperekonomiandimasing
masing kecamatan, maka kontribusi masingmasing sektor terlihat pada tabel 2.15
berikutini.

Tabel2.15. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanToboaliTahun
20052009

% Tahun Pertumbuhan
Toboali 2005 2006 2007 2008 2009 2009 2005-2009

Pertanian 125.643 141.058 155.577 179.083 191.700 26,69 52,58


Pertambangan &
134.717 140.409 152.513 166.887 169.130 23,54 25,54
Penggalian
Industri Pengolahan 17.657 19.676 22.090 24.943 28.357 3,95 60,60
Listrik, Gas dan Air
1.132 1.198 1.212 1.146 1.292 0,18 14,13
Bersih
Bangunan 25.070 30.064 33.937 39.818 45.498 6,33 81,48
Perdagangan, Hotel
127.332 144.987 167.156 201.156 218.002 30,35 71,21
dan Restoran
Pengangkutan &
4.908 5.985 6.380 6.796 7.579 1,06 54,42
Komunikasi
Keuangan, Sewa dan
16.326 18.534 21.105 23.998 25.560 3,56 56,56
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa 19.913 22.644 25.260 28.554 31.250 4,35 56,93

Sumber:PDRBMenurutLapanganUsaha7KecamatandiBangkaSelatanTahun2009

II-20
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.11. GrafikPertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatan ToboaliTahun2005


2009

250.000
Pertanian

Pertambangan & Penggalian


200.000
Industri Pengolahan

150.000 Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

100.000 Perdagangan, Hotel dan


Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
50.000
Keuangan, Sewa dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
-
2005 2006 2007 2008 2009




Berdasarkan tabel 2.15 dan gambar 2.11, terlihat bahwa di kecamatan Toboali ter
dapat 2 kluster sektor perekonomian yang memberikan kontribusi pada PDRB
kecamatan Toboali. Kluster pertama adalah sektor yang dominan (besar)
memberikankontribusiterhadapPDRByaitusektorperdagangan,hoteldanrestoran;
sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Ketiga sektor ini dalam
kurunwaktu5tahunterakhirmenunjukkanpertumbuhanpositifyangcukupbesar,
masingmasing sebesar 71,21%; 52,58% dan 25,54%. Terakhir pada tahun 2009
ketigasektorinimemberikankontribusiterhadapPDRBKecamatanToboalimasing
masingsebesar30,35%;26,69%dan23,54%.

Sedangkan kluster kedua terdiri dari 6 sektor lainnya yang memberikan kontribusi
relatif kecil terhadap perekonomian Kecamatan Toboali, walaupun dalam kurun
waktu5tahunterakhirmenunjukkanpertumbuhanpositifyangcukupbesar,antara
lain sektor Bangunan (81,48%), Industri Pengolahan (60,60%), Jasajasa (56,93%),
Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan (56,56%) dan Pengangkutan dan Komunikasi
(54,42%).

Berdasarkan tabel 2.16 dan gambar 2.12, terlihat bahwa di kecamatan Air Gegas
terdapat 3 kluster sektor perekonomian yang memberikan kontribusi pada PDRB
kecamatanAirGegas.Klusterpertamaadalahsektoryangsangat besarmemberikan
kontribusiterhadapPDRBKecamatanAirGegas(42,95%)dandalamkurunwaktu5
tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif yang juga sangat besar (50,64%),
yaitusektorPertanian.


II-21
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.16. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanAirGegasTahun
20052009

% Tahun Pertumbuhan
Air Gegas 2005 2006 2007 2008 2009 2009 2005-2009

Pertanian 148.905 167.884 182.699 207.586 224.317 42,95 50,64


Pertambangan &
Penggalian
88.487 88.854 98.829 110.668 112.574 21,55 27,22

Industri Pengolahan 4.938 5.623 6.385 7.291 8.400 1,61 70,11


Listrik, Gas dan Air
Bersih
917 946 955 904 1.055 0,20 15,05

Bangunan 17.930 21.501 24.270 28.476 31.097 5,95 73,44


Perdagangan, Hotel dan
Restoran
64.868 73.798 85.035 102.529 110.557 21,17 70,43

Pengangkutan &
Komunikasi
2.717 2.963 3.598 4.369 4.874 0,93 79,39

Keuangan, Sewa dan


Jasa Perusahaan
9.512 10.858 12.430 14.209 15.143 2,90 59,20

Jasa-jasa 6.531 8.336 10.192 12.628 14.287 2,74 118,76



Sumber:PDRBMenurutLapanganUsaha7KecamatandiBangkaSelatanTahun2009


Gambar2.12. GrafikPertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanAirGegas
Tahun20052009

250.000
Pertanian

Pertambangan & Penggalian


200.000
Industri Pengolahan

150.000 Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

100.000 Perdagangan, Hotel dan


Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
50.000
Keuangan, Sewa dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
-
2005 2006 2007 2008 2009



Kluster kedua adalah sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDRB secara
moderat(sedangsedangsaja),yaitusektorpertambangandanpenggalian(21,55%);
dansektorperdagangan,hoteldanrestoran(21,17%).Keduasektorpadaklusterini
juga menunjukkan pertumbuhan positif yang cukup besar, masingmasing sebesar
27,22%dan70,43%.

Kluster ketiga adalah 6 sektor lainnya yang memberikan kontribusi relatif kecil
terhadap perekonomian Kecamatan Air Gegas (berkisar 1 6%), walaupun dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir terdapat banyak sektor yang menunjukkan

II-22
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

pertumbuhan positif yang cukup besar, antara lain sektor Jasajasa (118,76%),
Pengangkutan dan Komunikasi (79,39%), Bangunan (73,44%), Industri Pengolahan
(70,11%),Keuangan,SewadanJasaPerusahaan(59,20%).

Tabel2.17. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanPayungTahun2005
2009

% Tahun Pertumbuhan
Payung 2005 2006 2007 2008 2009 2009 2005-2009

Pertanian 79.773 90.296 99.305 113.938 121.963 45,11 52,89


Pertambangan &
Penggalian
37.630 43.661 48.499 54.245 55.046 20,36 46,28

Industri Pengolahan 2.395 2.750 3.136 3.600 4.088 1,51 70,69


Listrik, Gas dan Air
Bersih
395 416 386 334 378 0,14 (4,30)

Bangunan 9.126 10.944 12.354 14.514 15.951 5,90 74,79


Perdagangan, Hotel dan
Restoran
28.938 32.892 37.879 45.248 49.892 18,46 72,41

Pengangkutan &
Komunikasi
1.549 1.920 2.071 2.229 2.485 0,92 60,43

Keuangan, Sewa dan


Jasa Perusahaan
5.529 6.314 7.230 8.331 8.914 3,30 61,22

Jasa-jasa 5.857 6.637 8.153 10.167 11.626 4,30 98,50



Sumber:PDRBMenurutLapanganUsaha7KecamatandiBangkaSelatanTahun2009

Gambar2.13. GrafikPertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatan PayungTahun2005
2009

140.000
Pertanian

120.000 Pertambangan & Penggalian

100.000 Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih


80.000
Bangunan
60.000
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
40.000 Pengangkutan & Komunikasi

20.000 Keuangan, Sewa dan Jasa


Perusahaan
Jasa-jasa
-
2005 2006 2007 2008 2009

II-23
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Berdasarkantabel2.17dangambar2.13,terlihatbahwadikecamatanPayungsama
dengan pola yang ada di Air Gegas, terdapat 3 kluster sektor perekonomian yang
memberikan kontribusi pada PDRB kecamatan Payung. Kluster pertama adalah
sektoryangsangatbesarmemberikankontribusiterhadapPDRBKecamatanPayung
(45,11%) dan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan
positifyangjugasangatbesar(52,89%),yaitusektorPertanian.

Kluster kedua adalah sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDRB secara
moderat(sedangsedangsaja),yaitusektorpertambangandanpenggalian(20,36%);
dansektorperdagangan,hoteldanrestoran(18,46%).Keduasektorpadaklusterini
juga menunjukkan pertumbuhan positif yang cukup besar, masingmasing sebesar
46,28%dan72,41%.

Kluster ketiga adalah 6 sektor lainnya yang memberikan kontribusi relatif kecil ter
hadap perekonomian Kecamatan Payung (berkisar 1 6%), walaupun dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir terdapat banyak sektor yang menunjukkan pertumbuhan
positifyangcukupbesar,antaralainsektorJasajasa(98,50%),Bangunan(74,79%),
Industri Pengolahan (70,69%), Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan (61,22%),
PengangkutandanKomunikasi(60,43%).


Tabel2.18. Pertumbuhan Nilai (Rp) PDRB ADHB Kecamatan Simpang Rimba
Tahun20052009

% Tahun Pertumbuhan
Simpang Rimba 2005 2006 2007 2008 2009 2009 2005-2009
Pertanian 90.467 103.616 116.487 136.585 147.581 45,16 63,13
Pertambangan &
Penggalian
44.207 44.861 48.754 53.274 53.873 16,49 21,87
Industri Pengolahan 5.072 5.690 6.411 7.264 8.419 2,58 65,99
Listrik, Gas dan Air
Bersih
649 677 620 528 591 0,18 (8,94)
Bangunan 10.070 12.076 13.632 15.997 17.328 5,30 72,08
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
44.244 50.302 57.937 69.881 75.448 23,09 70,53
Pengangkutan &
Komunikasi
1.728 1.933 2.121 2.323 2.593 0,79 50,06
Keuangan, Sewa dan
Jasa Perusahaan
5.777 6.595 7.550 8.632 9.205 2,82 59,34
Jasa-jasa 6.415 7.414 8.710 10.369 11.743 3,59 83,06
Sumber:PDRBMenurutLapanganUsaha7KecamatandiBangkaSelatanTahun2009


Berdasarkantabel2.18dangambar2.14,terlihatbahwasamasepertipolayangada
diAirGegasdanPayung,dikecamatanSimpangRimbajugaterdapat3klustersektor
perekonomian yang memberikan kontribusi pada PDRB kecamatan Simpang Rimba.
Kluster pertama adalah sektor yang sangat besar memberikan kontribusi terhadap
PDRBKecamatanSimpangRimba(45,16%)dandalamkurunwaktu5tahunterakhir
menunjukan pertumbuhan positif yang juga sangat besar (63,13%), yaitu sektor
Pertanian.

II-24
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.14. PertumbuhanNilai(Rp)PDRBADHBKecamatanSimpangRimbaTahun2005
2009

160.000
Pertanian
140.000
Pertambangan & Penggalian
120.000
Industri Pengolahan
100.000 Listrik, Gas dan Air Bersih

80.000 Bangunan

60.000 Perdagangan, Hotel dan


Restoran
40.000 Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Sewa dan Jasa


20.000
Perusahaan
Jasa-jasa
-
2005 2006 2007 2008 2009




Kluster kedua adalah sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDRB secara
moderat (sedangsedang saja), namun ada sedikit perbedaan dengan 2 kecamatan
sebelumnya, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (23,09%) menempati
posisi kedua setelah sektor pertanian sebagai kontributor terbesar terhadap PDRB
Kecamatan Simpang Rimba, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian
(16,49%) hanya menempati posisi ketiga. Kedua sektor pada kluster ini juga
menunjukkanperbedaanangkapertumbuhanyangcukupbesar,sektorperdagangan,
hotel dan restoran memiliki angka pertumbuhan sebesar 70,53%, sedangkan sektor
pertambangandanpenggalianhanyasebesar21,87%.

Kluster ketiga adalah 6 sektor lainnya yang memberikan kontribusi relatif kecil
terhadap perekonomian Kecamatan Simpang Rimba (berkisar 1 6%), walaupun
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terdapat banyak sektor yang menunjukkan
pertumbuhan positif yang cukup besar, antara lain sektor Jasajasa (83,06%),
Bangunan (72,08%), Industri Pengolahan (65,99%), Keuangan, Sewa dan Jasa
Perusahaan(59,34%),PengangkutandanKomunikasi(50,06%).

Berdasarkantabel2.19dangambar2.15,terlihatbahwadikecamatanLeparPongok
jugaterdapat3klustersektorperekonomianyangmemberikankontribusipadaPDRB
kecamatan Lepar Pongok, namun sedikit berbeda dengan pola yang tedapat pada
kecamatan lainnya. Kluster pertama adalah sektor yang sangat besar memberikan
kontribusi terhadap PDRB Kecamatan Lepar Pongok (61,54%) dan dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif yang juga sangat besar
(56,58%),yaitusektorPertanian.

II-25
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.19. Pertumbuhan Nilai (Rp) PDRB ADHB Kecamatan Lepar Pongok Tahun 2005
2009

% Tahun Pertumbuhan
Lepar pongok 2005 2006 2007 2008 2009 2009 2005-2009
Pertanian 78.389 86.487 97.385 113.557 122.738 61,54 56,58
Pertambangan &
Penggalian
7.540 7.920 8.804 10.014 10.189 5,11 35,13
Industri Pengolahan 3.139 3.514 3.955 4.465 5.079 2,55 61,80
Listrik, Gas dan Air
Bersih
82 93 85 74 85 0,04 3,66
Bangunan 5.813 6.971 7.869 9.056 9.909 4,97 70,46
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
19.222 21.935 25.324 30.568 34.157 17,12 77,70
Pengangkutan &
Komunikasi
1.514 1.820 2.119 2.458 2.763 1,39 82,50
Keuangan, Sewa dan
Jasa Perusahaan
3.367 3.840 4.391 5.020 5.456 2,74 62,04
Jasa-jasa 4.192 5.030 6.220 8.007 9.083 4,55 116,67
Sumber:PDRBMenurutLapanganUsaha7KecamatandiBangkaSelatanTahun2009


Gambar2.15. Pertumbuhan Nilai (Rp) PDRB ADHB Kecamatan Lepar Pongok Tahun 2005
2009
140.000
Pertanian
120.000 Pertambangan & Penggalian

100.000 Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih


80.000
Bangunan
60.000
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
40.000 Pengangkutan & Komunikasi

20.000 Keuangan, Sewa dan Jasa


Perusahaan
Jasa-jasa
-
2005 2006 2007 2008 2009


Kluster kedua adalah sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDRB secara
moderat(sedangsedangsaja),namunpadaklusterinihanyaterdapat1sektor,yaitu
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi sebesar
17,12% terhadap PDRB kecamatan Lepar Pongok. Angka pertumbuhan sektor ini
dalamkurunwaktu5tahunterakhirsebesar77,70%.Kondisiinicukupmemberikan
harapan bagi pertumbuhan ekonomi Lepar Pongok untuk kurun waktu 5 tahun
mendatang.

Kluster ketiga adalah 7 sektor lainnya yang memberikan kontribusi relatif kecil ter
hadap perekonomian Kecamatan Lepar Pongok (berkisar 1 6%), walaupun dalam

II-26
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

kurun waktu 5 tahun terakhir terdapat banyak sektor yang menunjukkan


pertumbuhan positif yang cukup besar, antara lain sektor Jasajasa (116,67%),
Pengangkutan dan Komunikasi (82,50%), Bangunan (70,46%), Keuangan, Sewa dan
JasaPerusahaan(62,04%),danIndustriPengolahan(61,80%).

Tabel2.20. Pertumbuhan Nilai (Rp) PDRB ADHB Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2005
2009

% Tahun Pertumbuhan
Tukak Sadai 2005 2006 2007 2008 2009 2009 2005-2009
Pertanian 25.068 28.132 31.023 35.587 38.348 26,68 52,98
Pertambangan &
Penggalian
26.996 28.132 30.552 33.753 34.348 23,89 27,23
Industri Pengolahan 3.523 3.928 4.411 4.993 5.623 3,91 59,61
Listrik, Gas dan Air
Bersih
226 239 263 288 330 0,23 46,02
Bangunan 5.012 6.011 6.790 7.956 8.828 6,14 76,14
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
25.418 28.948 33.370 40.114 43.439 30,22 70,90
Pengangkutan &
Komunikasi
978 1.193 1.272 1.349 1.492 1,04 52,56
Keuangan, Sewa dan
Jasa Perusahaan
3.268 3.709 4.225 4.814 5.148 3,58 57,53
Jasa-jasa 3.965 4.510 5.032 5.632 6.199 4,31 56,34
Sumber:PDRBMenurutLapanganUsaha7KecamatandiBangkaSelatanTahun2009


Gambar2.16. Pertumbuhan Nilai (Rp) PDRB ADHB Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2005
2009

50.000
Pertanian
45.000
Pertambangan & Penggalian
40.000
35.000 Industri Pengolahan

30.000 Listrik, Gas dan Air Bersih

25.000 Bangunan
20.000 Perdagangan, Hotel dan
15.000 Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
10.000
Keuangan, Sewa dan Jasa
5.000 Perusahaan
Jasa-jasa
-
2005 2006 2007 2008 2009

Berdasarkan tabel 2.20 dan gambar 2.16, terlihat bahwa pola pertumbuhan sektor
perekonomiandikecamatanTukakSadaihampirsamadenganpoladikecamatan

II-27
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Toboali,dimanadikeduakecamataniniterdapat2klustersektorperekonomianyang
memberikan kontribusi pada PDRB. Kluster pertama adalah sektor yang dominan
(besar) memberikan kontribusi terhadap PDRB yaitu sektor perdagangan, hotel dan
restoran;sektorpertaniandansektorpertambangandanpenggalian.Ketigasektor
ini dalam kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif yang
cukupbesar,masingmasingsebesar70,90%;52,98%dan27,23%.

Terakhir pada tahun 2009 ketiga sektor ini memberikan kontribusi terhadap PDRB
KecamatanToboalimasingmasingsebesar30,22%;26,68%dan23,89%.Sedangkan
kluster kedua terdiri dari 6 sektor lainnya yang memberikan kontribusi relatif kecil
terhadap perekonomian Kecamatan Tukak Sadai, walaupun dalam kurun waktu 5
tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif yang cukup besar, antara lain
sektorBangunan(76,14%),IndustriPengolahan(59,61%),Keuangan,SewadanJasa
Perusahaan (57,53%), Jasajasa (56,34%), dan Pengangkutan dan Komunikasi
(52,56%).

Kecamatan terakhir yang dibahas adalah Kecamatan Pulau Besar. Sama seperti
kecamatankecamatan lainnya di Kabupaten Bangka Selatan, perekonomiannya
didominasi oleh 3 sektor, masingmasing 2 sektor yang tergolong dalam sektor
primeryaitusektorpertaniandansektorpertambangandanpenggalian,dan1sektor
yangtergolongdalamsektortersieryaitusektorperdagangan,hoteldanrestoran.

Berdasarkan tabel 2.21 dan gambar 2.17, perekonomian kecamatan Pulau Besar
dapat dibagi ke dalam 3 kluster berdasarkan kontribusi terhadap PDRB kecamatan
PulauBesar.Klusterpertamaadalahsektoryangsangatbesarmemberikankontribusi
terhadap PDRB Kecamatan Pulau Besar (45,17%) dan dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir menunjukkan pertumbuhan positif yang juga sangat besar (54,02%), yaitu
sektorPertanian.

Kluster kedua adalah sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDRB secara
moderat (sedangsedang saja), yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang
memberikan kontribusi sebesar 23,09% dan sektor pertambangan dan penggalian
yangmemberikankontribusisebesar16,49%terhadapPDRBkecamatanPulauBesar.
Angkapertumbuhankeduasektorinidalamkurunwaktu5tahunterakhirjugacukup
besar, terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh sebesar
70,53%, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian hanya tumbuh sebesar
21,87%.

Kluster ketiga adalah 6 sektor lainnya yang memberikan kontribusi relatif kecil ter
hadap perekonomian Kecamatan Pulau Besar (berkisar 1 6%), walaupun dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir terdapat banyak sektor yang menunjukkan
pertumbuhan positif yang cukup besar, antara lain sektor Jasajasa (83,06%),
Bangunan (72,08%), Industri Pengolahan (65,99%), Keuangan, Sewa dan Jasa
Perusahaan(59,34%),danPengangkutandanKomunikasi(50,06%).

Berdasarkan uraian tentang PDRB setiap kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan
dapatdisimpulkanbahwaperekonomianKabupatenBangkaSelatanditopangoleh3
sektor,yaitu(1)SektorPertanian,(2)SektorPertambangandanPenggalianserta(3)
SektorPerdagangan,HoteldanRestoran.Duasektoryangpertamamerupakansektor
primersedangkansatulagisektortersierperekonomianKabupatenBangkaSelatan.

II-28
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.21. Pertumbuhan Nilai (Rp) PDRB ADHB Kecamatan Pulau Besar Tahun 2005
2009

% Tahun Pertumbuhan
Pulau Besar 2005 2006 2007 2008 2009 2009 2005-2009

Pertanian 37.027 41.896 46.069 52.736 57.029 45,17 54,02


Pertambangan &
Penggalian
17.542 20.351 22.601 25.051 25.479 20,18 45,25
Industri Pengolahan 1.112 1.277 1.457 1.672 1.916 1,52 72,30
Listrik, Gas dan Air
Bersih
183 193 196 198 226 0,18 23,50
Bangunan 4.245 5.091 5.750 6.750 7.391 5,85 74,11
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
13.439 15.278 17.592 21.080 23.527 18,63 75,07
Pengangkutan &
Komunikasi
718 891 961 1.031 1.145 0,91 59,47
Keuangan, Sewa dan
Jasa Perusahaan
2.575 2.940 3.368 3.865 4.171 3,30 61,98
Jasa-jasa 2.714 3.076 3.779 4.648 5.371 4,25 97,90
Sumber:PDRBMenurutLapanganUsaha7KecamatandiBangkaSelatanTahun2009


Gambar2.17. Pertumbuhan Nilai (Rp) PDRB ADHB Kecamatan Pulau Besar Tahun 2005
2009
60.000
Pertanian

50.000 Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan
40.000
Listrik, Gas dan Air Bersih

30.000 Bangunan

Perdagangan, Hotel dan


20.000 Restoran
Pengangkutan & Komunikasi

10.000 Keuangan, Sewa dan Jasa


Perusahaan
Jasa-jasa
-
2005 2006 2007 2008 2009



Selain pertumbuhan PDRB, ukuran keberhasilan kinerja pembangunan ekonomi di
Kabupaten Bangka Selatan juga diukur dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).
Peningkatan Laju Pertumbuhan PDRB berimplikasi terhadap kondisi perekonomian
KabupatenBangkaSelatansecaramakroyangditunjukandenganLajuPertumbuhan
Ekonomi (LPE). LPE Kabupaten Bangka Selatan periode tahun 2005 2009
mengalamipertumbuhanyangpositif,sepertitersajipadagambar2.18.

II-29
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.18. LPEKabupatenBangkaSelatanTahun20052009


Selamalimatahunterakhir,pertumbuhanekonomiKabupatenBangkaSelatanselalu
tumbuh (bernilai positif) dengan pertumbuhan yang berfluktuasi di atas 3 persen.
Namundemikian,perludiwaspadaitrendpertumbuhanekonomiKabupatenBangka
Selatan dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengarah ke bawah, artinya persentase
pertumbuhan ekonomi Bangka Selatan dalam 3 (tiga) tahun terakhir semakin
mengecil. Jika tidak ada upaya yang serius untuk membalikkan trend pertumbuhan
ekonomimengarahkeatas,makadikhawatirkansuatusaatLPEBangkaSelatanakan
negatif.

Perekonomian Bangka Selatan di tahun 2009 tumbuh sebesar 3,9 persen dengan
sumber pertumbuhan riil (source of growth) pada sektor konstruksi yang tumbuh
sebesar 10,11 persen. Pertumbuhan positif terjadi hampir pada seluruh sektor,
kecuali sektor pertambangan yang mengalami perlambatan ekonomi (pertumbuhan
negatif) sebesar minus 2,35 persen. Hal ini dikarenakan kurang kondusifnya sektor
pertambanganpadatahuntersebutbaikdarisegiproduksimaupunhargakomoditas
pertambangan (timah). Pertumbuhan setiap sektor perekonomian Bangka Selatan
tahun2009tersajipadagambar2.19berikutini.

Berdasarkan kontribusi terhadap PDRB, LPE dan penyerapan tenaga kerja, Kabu
paten Bangka Selatan mempunyai sektor potensial dan sektor prospektif. Sektor
Potensial adalah sektor yang memperlihatkan keunggulankeunggulan dilihat dari
pertumbuhan ekonomi, kontribusi sektor dalam pembentukan PDRB serta daya
serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor yang termasuk dalam kelompok ini adalah
bangunandanjasajasa.

Sedangkan sektor prospektif adalah sektor yang memperlihatkan pertumbuhan,
kontribusiterhadapPDRB,sertapenyerapantenagakerjayangmasihrendah,namun
memiliki peluang untuk berkembang, baik dilihat dari karakteristik sektor yang
bersangkutan maupun karena adanya dukungan kebijakan dari pemerintah daerah.
Sektor ekonomi yang termasuk dalam kategori ini adalah perdagangan, hotel dan
restoran.


II-30
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Gambar2.19. PertumbuhanSetiapSektorPerekonomianKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009



Disamping PDRB dan LPE, untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu daerah, maka perlu diamati pula struktur ekonomi
daerah tersebut. Struktur perekonomian dapat dilihat dari kontribusi (share) dari
sektorsektor ekonomi terhadap PDRB ADHB. Struktur perekonomian Kabupaten
BangkaSelatantersajipadagambar2.20.


Gambar2.20. StrukturEkonomiKabupatenBangkaSelatan20052009



Gambar2.20menunjukkankontribusisektorprimerperekonomianBangkaSelatan,
yaitupertanianyangsemakinmenurundandiringidenganmeningkatnyakontribusi
sektor sekunder dan tersier dari tahun ke tahun. Kondisi ini mengindikasikan
terjadinyatransformasistrukturalpadaperekonomianKabupatenBangkaSelatan.

B. LajuinflasiKabupatenBangkaSelatan
Ada beberapa hal yang menyebabkan masalah inflasi ini menjadi hal yang penting,
antaralain:
a. inflasidomestikyangtinggimenyebabkantingkatjasariilterhadapasetfinansial
domestik menjadi lebih rendah (bahkan seringkali negatif), sehingga dapat

II-31
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

mengganggu mobilisasidanadomestik danbahkan dapatmengurangitabungan


domestikyangmenjadisumberdanainvestasi.
b. inflasi dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan dapat
menimbulkandefisitdalamtransaksiberjalandansekaligusdapatmeningkatkan
utangluarnegeri.
c. inflasi dapat memperburuk distribusi pendapatan dengan terjadinya transfer
sumber daya dari konsumen dan golongan berpenghasilan tetap kepada pro
dusen.
d. inflasi yang tinggi dapat mendorong terjadinya pelarian modal ke luar negeri/
daerah.
e. inflasiyangtinggiakandapatmenyebabkankenaikantingkatbunganominalyang
dapat mengganggu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu tingkat
pertumbuhanekonomitertentu.

Inflasi di Kabupaten Bangka Selatan diukur berdasarkan jumlah produksi barang/
jasadiKabupatenBangkaSelatansepertigambar2.21berikutini.


Gambar2.21.LajuInflasiKabupatenBangkaSelatanTahun20052009

16
14,15
14
12
10 8,62
7,69
8
7,68
6
4
2
1,57
0
2005 2006 2007 2008 2009



Nilai inflasi sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional, Kebijakan
otoritasfiskaldanmonetersertakebijakanpemerintahlainnya,sebagaicontoh:pada
tahun 2006 terjadi kenaikan inflasi yang dipicu oleh adanya kenaikan inflasi pada
sektorIndustriPengolahan.Padatahun2008terjadipeningkatanlajuinflasidari7,68
padatahun2007menjadi14,15padatahun2008(meningkatsebesar84,24%),halini
disebabkanolehmeningkatnyalajuinflasipadasektorpertanian(meningkatsebesar
71,5%), pertambangan dan penggalian (meningkat sebesar 141,89%) dan
perdagangan,hotel&restoran(meningkatsebesar121,66%).
SektorPertaniandansektorPertambangandanPenggalianmerupakansektorprimer
(leading sector) perekonomian Kabupaten Bangka Selatan. Oleh karena itu untuk

II-32
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

menjagalajuinflasi5tahunkedepan,perlumemperhatikanlajuinflasikeduasektor
ini.


Gambar2.22.LajuInflasiSektoralKabupatenBangkaSelatanTahun20052009

30

26,07
25 24,33

20,46
20 18,85

15 13,33 13,46 14,12

11,93 12,42
10,85 11,87
11,10
10 9,46 8,38 8,93
8,86 8,68 9,99 8,05
8,73 8,26 6,58 7,15
7,03 7,83
6,68 6,40 6,37 6,79
5 6,13 5,69 5,12 4,17
5,10 3,86
4,46 4,13 4,26 2,86
2,20
0,20 1,16
0
-1,60
2005 2006 2007 2008 2009

-5
PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN, SEWA & JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA



Dalam tahun 2005 2025 diharapkan tidak terjadi lagi policy shock meskipun ada
beberapapotensiyangdiperkirakanakanmemicuinflasi,yaitukenaikanTarifDasar
Listrik (TDL) dan penyesuaian harga BBM terhadap harga internasional. Namun
demikian perlu dipertimbangkan juga bahwa kenaikan inflasi merupakan
konsekuensi terhadap turunnya supply (agregat barang dan jasa) dan naiknya
demand, sehingga hargaharga barang dan jasa bergerak naik. Inflasi yang terlalu
kecil juga memberikan dampak yang kurang baik pula terhadap peningkatan nilai
tambahbruto.

C. PDRBperKapita
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator makro yang sering digunakan
sebagaiindikatordalammengukurtingkatkemakmuranpenduduksecaraagregatdi
suatu wilayah. Perkembangan PDRB per kapita serta laju pertumbuhan PDRB per
kapitaKabupatenBangkaSelatandapatdilihatpadatabel2.21dangambar2.23.

II-33
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Tabel2.22. PDRB per kapita dan Pendapatan Regional per kapita Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009.

No DESKRIPSI SATUAN 2005 2006 2007 2008 2009


1 PDRB ADHB (JUTA Rp) 1.509.826 1.709.038 1.924.922 2.298.854 2.425.961
2 PENYUSUTAN (JUTA Rp) 243.510 275.123 301.584 301.584 370.290
3 PDRB ATAS DASAR HARGA PASAR (JUTA Rp) 1.266.317 1.433.915 1.623.338 1.997.270 2.055.671
4 PAJAK TIDAK LANGSUNG NETO (JUTA Rp) 233.017 263.268 288.590 330.844 359.282
5 PENDAPATAN REGIONAL (JUTA Rp) 1.033.300 1.170.647 1.334.748 1.666.426 1.696.389
6 JUMLAH PENDUDUK TENGAH TAHUN (JIWA) 148.916 153.874 158.931 161.087 163.200
7 PDRB PER KAPITA (Rp) 10.138.778 11.106.736 12.111.684 14.270.888 14.864.958
8 PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA (Rp) 6.938.808 7.607.827 8.398.286 10.344.883 10.394.543

Sumber:PDRBMenurutLapanganUsahaBangkaSelatanTahun2009


Gambar2.23. PDRBperKapitadanLajuPertumbuhanPDRBperKapitaKabupatenBangka
SelatanTahun20052009



Selamalimatahunterakhir,PDRBperkapitaKabupatenBangkaSelatanterustumbuh
dari 10,14 juta rupiah di tahun 2005 hingga mencapai 14,86 juta rupiah di tahun
2009. Pertumbuhan PDRB per kapita selalu tumbuh positif dengan pertumbuhan
terakhirsebesar4,16persen.Halinimengindikasikanbahwapeningkatantotalnilai
tambah secara signifikan masih mampu sejalan dengan peningkatan jumlah
penduduk sehingga dapat diinterpretasikan perekonomian penduduk Kabupaten
BangkaSelatansemakinmembaik(denganasumsikesenjangan/disparitasmendekati
nolataudalamartianpendapatanpendudukmerata).

II-34
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


2.2.2 KesejahteraanSosial
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator angka
melekhuruf,angkarataratalamasekolah,angkapartisipasikasar,angkapendidikan
yangditamatkan,angkapartisipasimurni,angkakelangsunganhidupbayi,angkausia
harapanhidup,danrasiopendudukyangbekerja.

a. Pendidikan

a.1. AngkaMelekHuruf(AMH)
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis huruf latin atau lainnya serta mengerti sebuah kalimat
sederhanadalamkehidupanseharihari.
AMHdapatdigunakanuntuk:

mengukur keberhasilan programprogram pemberantasan buta huruf, terutama
di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang
tidakpernahbersekolahatautidaktamatSD.
menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap
informasidariberbagaimedia.
menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
Sehingga angka melek huruf dapat mencerminkan potensi perkembangan
intelektualsekaliguskontribusiterhadappembangunandaerah.

AngkaMelekHuruf(AMH)didapatdenganmembagijumlahpendudukusia15tahun
keatasyangdapatmembacadanmenulisdenganjumlahpendudukusia15tahunke
atas.

Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2005 sebesar
98,74%meningkatmenjadi99,25%padatahun2009.Salahsatupenyebabhalyang
positif ini adalah masyarakat sangat antusias dalam mengikuti program keaksaraan
fungsionalyangdiselenggarakanolehPemerintahKabupatenBangkaSelatan.

Tabel2.23.AngkaMelekHurufKabupatenBangkaSelatanTahun20052009

CapaianTahun:
IndikatorKinerja
2005 2006 2007 2008 2009
AngkaMelekHuruf 98,74% 98,98% 99,62% 99,25% 99,25%
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan.

Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Bangka Selatan sudah sangat baik dan
cenderung mengalami peningkatan. Meskipun demikian pada tahun 2008 AMH
mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 99,62% menjadi 99,25% pada tahun
2008.

II-35
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Gambar 2.24. Graik Angka Melek Huruf Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005-2009
Angka Melek Huruf
98,74% 98,98% 99,62% 99,25% 99,25%

2005
2006
2007
2008
2009

a.2. Angka rata rata lama sekolah


Lamanya sekolah (Years of Schooling) adalah sebuah angka yang menunjukkan
lamanya bersekolah seseorang mulai dari masuk sekolah dasar (SD) sampai dengan
Tingkat Pendidikan Terakhir (TPT).

Angka rata-rata lamanya bersekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan
oleh penduduk untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah
dijalani, namun jumlah tahun bersekolah ini tidak mengindahkan kasus-kasus tidak
naik kelas, putus sekolah kemudian melanjutkan kembali, danmasuk sekolah dasar di
usia yang terlalu muda atau sebaliknya, sehingga nilai dari jumlah tahun bersekolah
menjadi terlalu tinggi (kelebihan estimasi) atau bahkan terlalu rendah (under
estimated).

Angka rata-rata lamanya bersekolah dapat dikonversikan langsung dari jenjang


pendidikan dan kelas tertinggi yang pernah diduduki seseorang, misalkan jika
seseorang pendidikan tertingginya adalah SMP Kelas 2, maka orang tersebut memiliki
jumlah tahun bersekolah sama dengan 8 tahun, yaitu 6 tahun bersekolah di tingkat SD
ditambah 2 tahun di SMP.

Nilai rata-rata lamanya bersekolah yang besar menunjukkan tingginya tingkat


pendidikan rata-rata penduduk di suatu daerah. Jika didapat rata-rata lamanya
sekolah suatu daerah adalah 9,33 artinya rata-rata penduduk wilayah tersebut
bersekolah sampai 9 tahun 4 bulan atau tamat SLTP.

Tabel 2.24. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) per Kecamatan di Kabupaten


Bangka Selatan Tahun 2005-2009.

No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009


1 Toboali 8.25 8.14 8.11 10.09 10.30
2 Air Gegas 6.69 6.70 6.66 7.65 7.66
3 Payung 7.49 7.46 7.49 8.54 8.55
4 Simpang Rimba 7.02 6.91 6.98 7.74 7.78
5 Lepar Pongok 6.83 6.85 6.84 7.74 7.78
6 Tukak Sadai masih bergabung kec Toboali 8.07 8.17
7 Pulau Besar masih bergabung kec Toboali 8.35 8.35
Kabupaten Bangka Selatan 7,26 7,21 7,22 8,31 8,37
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan 2010

I I-36
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


a.3. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan kelompok usia
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk dari kelompok usia yang sama.

APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan


tertentu, APM merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jen-
jang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan dengan APK (Angka Partisipasi Kasar),
maka APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat
partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai
dengan standar tersebut.

APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau
penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok
usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut.

Perkembangan APM Kabupaten Bangka Selatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
tersaji pada tabel 2.25 berikut ini.

Tabel 2.25. APM Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 2009


Capaian Tahun
Tingkat Pendidikan Rata rata
2005 2006 2007 2008 2009
SD/MI/SDLB/Paket A 93,40% 94,62% 93,79% 88,57% 88,04% 91,68%
SMP/MTs/Paket B 46,24% 48,85% 67,42% 70,17% 61,29% 58,79%
SMA/MA/SMK/Paket C 17,39% 29,83% 22,89% 33,56% 31,47% 27,03%
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan 2010

Secara rata-rata APM Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005 2009 untuk kelompok
umur 7 12 tahun (Usia Sekolah Dasar) rata-rata sebesar 91,68%, APM untuk
kelompok umur 13 15 tahun (Usia Sekolah Menengah Pertama) adalah rata-rata
sebe-sar 58,79%, sedangkan APK Kelompok umur 16 18 tahun (Usia Sekolah
Menengah Atas) rata-rata sebesar 27,03%.

Berdasarkan tabel 2.25 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan,
namun APM-nya justru semakin rendah. Kondisi yang sangat memprihatinkan terda-
pat pada jenjang pendidikan SLTA, dimana APM-nya sangat kecil sekali hanya sebesar
27,03%, artinya penduduk kelompok umur 16 18 tahun (Usia Sekolah Menengah
Atas) hanya 27,03% yang bersekolah di SLTA (SMA/MA/SMK/Paket C).

Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SD/MI/SDLB/Paket A pada tahun 2005


sebesar 93,40%, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 88,04%. Berdasarkan kedua
ang-ka ini terlihat bahwa APM SD/MI/SDLB/Paket A dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 5,36% atau rata-rata sebesar 1,34% per
tahun. Penurunan ini disebabkan banyaknya siswa SD/MI yang pindah sekolah ke
daerah asalnya karena banyak siswa SD/MI yang berasal dari masyarakat pendatang
yang orang tuanya bekerja pada bidang pertambangan timah yang rata-rata
penambang liar atau ilegal. Pada tahun 2008 terjadi penertiban para penambang liar
sehingga mereka balik kembali ke daerah asalnya.

Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SMP/MTs/Paket B pada tahun 2005 sebesar
46,24%, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 61,29%. Berdasarkan kedua angka ini
terlihat bahwa APM SMP/MTs/Paket B dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009
mengalami kenaikan sebesar 15,05% atau rata-rata sebesar 3,76% per tahun.

II-37
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SMA/MA/SMK/Paket C pada tahun 2005
sebesar 17,39%, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 31,47%. Berdasarkan kedua
angkainiterlihatbahwaAPMSMA/MA/SMK/PaketCdaritahun2005sampaidengan
tahun2009mengalamipeningkatansebesar14,08%ataurataratasebesar3,52%per
tahun.

KondisiAPMdiKabupatenBangkaSelatandapatdilihatpadagambar2.25berikutini.

Gambar2.25.APMKabupatenBangkaSelatanTahun20052009

a.4. Angka Partisipasi Kasar (APK)


Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat
pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18
tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang sedang sekolah di tingkat
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan
dengan jenjang pendidikan tertentu, contoh: APK SD dihitung dengan cara
menjumlahkan siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk
kelompok usia 7 sampai 12 tahun.

APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat


pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya
serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.

APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah
siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan
jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut.

Kondisi APK Kabupaten Bangka Selatan dapat dilihat pada tabel 2.25 berikut ini.

I I-38
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Tabel 2.26. APK Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 2009
Capaian Tahun Rata
Tingkat Pendidikan
2005 2006 2007 2008 2009 rata
TK 6,81% 9,88% 13,43% 15,54% 17,42% 12,62%
SD/MI/SDLB/Paket A 111,95% 117,50% 114,34% 103,56% 103,71% 110,21%
SMP/MTs/Paket B 67,12% 77,44% 75,54% 93,03% 91,29% 80,88%
SMA/MA/SMK/Paket C 35,82% 69,11% 37,64% 48,31% 49,91% 48,16%
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan 2010

APK Kabupaten Bangka Selatan tahun 2005 2009 untuk kelompok usia TK (5 6
Tahun) rata-rata sebesar 12,62%, kelompok umur 7 12 tahun (Usia Sekolah Dasar)
rata-rata sebesar 110,21%, APK untuk kelompok umur 13 15 tahun (Usia Sekolah
Menengah Pertama) adalah rata-rata sebesar 80.88%, sedangkan APK Kelompok
umur 16-18 tahun (Usia Sekolah Menengah Atas) rata-rata sebesar 48,16%.

Meningkatnya APK kelompok umur 7 12 tahun dari tahun ke tahun menunjukkan


bahwa Program Wajib Belajar 6 tahun cukup berhasil dilaksanakan di Kabupaten
Bangka Selatan. Namun demikian, dari tabel 2.26 terlihat bahwa semakin tinggi
jenjang pendidik-an, sebaliknya APK semakin rendah. Kondisi ini dapat dilihat pada
gambar 2.26 berikut ini.

Gambar 2.26. APK Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 2009

Angka Partisipasi Kasar (APK) TK Kabupaten Bangka Selatan dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 APK-nya sebesar
6,81% sedangkan pada tahun 2009 sebesar 17,42%. Berdasarkan angka-angka ini
terlihat bahwa APK TK dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami
peningkatan sebesar 10,61% atau rata-rata se-besar 2,65% per tahun. Hal ini
dikarenakan dari tahun ke tahun semakin banyak orangtua yang menyekolahkan
anaknya ke Taman Kanak-kanak (TK). Disamping itu jumlah Taman Kanak-kanak
(TK) dari tahun 2005 sam-pai dengan tahun 2009 juga mengalami penambahan, pada
tahun 2005 terdapat 15 Taman Kanak-kanak (TK), terdiri satu TK Pembina Negeri
dan 14 TK swasta, sedangkan pada tahun 2009 terdapat 31 Taman Kanak-kanak (TK)
terdiri dari 5 TK Pembina Negeri dan 26 TK swasta.
Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SD/MI/SDLB/Paket A pada tahun 2005
sebesar 111,95%, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 103,71%. Berdasarkan angka-

II-39
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

angkainiterlihatbahwaAPKSD/MI/SDLB/PaketAdaritahun2005sampai dengan
tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 8,24% atau ratarata sebesar 2,06% per
tahun. Penurunan ini disebabkan banyaknya siswa SD/MI yang pindah sekolah ke
daerahasalnyakarenabanyaksiswaSD/MIyangberasaldarimasyarakatpendatang
yang orang tuanya bekerja pada bidang pertambangan timah yang ratarata
penambangliaratauilegal.Padatahun2008terjadipenertibanparapenambangliar
sehinggamerekabalikkembalikedaerahasalnya.

Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMP/MTs/Paket B pada tahun 2005 sebesar
67,12%,sedangkanpadatahun2009sebesar91,29%.Berdasarkan keduaangkaini
terlihat bahwa APK) SMP/MTs/Paket B mengalami kenaikan sebesar 24,17% atau
ratarata sebesar 6,04% per tahun. Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang
SMA/MA/SMK/Paket C pada tahun 2005 sebesar 35,82%, sedangkan pada tahun
2009 sebesar 49,91%. Berdasarkan kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa APK
SMA/MA/SMK/Paket C dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami
peningkatansebesar14,09%ataurataratasebesar3,52%pertahun.

a.5. AngkaPendidikanyangditamatkan(APT)danAngkaKelulusan
Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT) adalah rasio jumlah penduduk yang telah
menyelesaikanpendidikannyapadakelasatautingkatterakhirsuatujenjangsekolah
di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan surat tanda tamat
belajar/ijazahterhadapjumlahpendudukkeseluruhan.

APTbermanfaatuntukmenunjukkanpencapaianpembangunan pendidikandisuatu
daerah, juga berguna untuk melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja,
terutamauntukmelihatkualifikasipendidikanangkatankerjadisuatudaerah.

APT merupakan persentase jumlah penduduk, baik yang masih bersekolah maupun
yangtidaksekolahlagi,menurutpendidikantertinggiyangtelahditamatkan.

Tabel2.27. PerkembanganAngkaPendidikanyangDitamatkan(APT)Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009.
No. APT 2005 2006 2007 2008 2009
1 SD 27,32% 29,15% 30,74% 30,92% 31,53%
2 SMP 10,13% 10,36% 11,61% 11,80% 12,44%
3 SMA 7,32% 7,40% 8,32% 8,56% 8,68%
4 PerguruanTinggi 2,24% 2,67% 2,98% 3,11% 3,24%
Sumber:DinasPendidikanKab.BangkaSelatan

Berdasarkantabel2.27diatasdapatdisimpulkanbahwa:

Dalam lima tahun terakhir (2005 sampai 2009) persentase APT untuk setiap
tingkat pendidikan selalu menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini
menunjukkan semakin meningkatnya jumlah pendudukan Bangka Selatan yang
bersekolah.

Komposisi tingkat penduduk Bangka Selatan pada tahun 2009 adalah 31,53%
berpendidikantamatSD;12,44%tamatSMP;8,68%tamatSMAdan3,24%tamat
perguruan tinggi. Total persentase penduduk yang tamat sekolah untuk semua

II-40
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

tingkat pendidikan adalah 55,89%, sedangkan sisanya 44,19% tidak bersekolah


atauputussekolah(tidaktamat)padatingkatSD.

SelainAPTuntukmengukurtingkatkesejahteraanmasyarakatdibidangpendidikan,
makadiperlukanjugaangkakelulusan.Angkakelulusaninidiperolehdarijumlahlu
lusanpadajenjangpendidikantertentudibagidenganjumlahsiswatingkattertinggi
padajenjangpendidikanyangsamapadatahunajaransebelumnyadikali100%.

AngkakelulusanSD/MIdiKabupatenBangkaSelatandaritahun2005s.dtahun2007
terusmengalamipeningkatandari92,53%menjadi99,92%,tetapi padatahun2008
s.dtahun2009cenderungmengalamipenurunanmenjadi95,09%.Halinidisebabkan
diterapkannyaUjianAkhirSekolahBerstandarNasional(UASBN)yangmenggunakan
Lembar Jawaban Komputer (LJK) yang masih asing bagi siswa SD/MI sehingga
kesulitandalampenerapannya.

Padapertengahantahun2011kelulusansiswaSMP/MTsdaritujuh Kabupaten/Kota
di Bangka Belitung, Kabupaten Bangka Selatan memperoleh hasil maksimal, seluruh
siswa di negeri junjung besaoh lulus, dengan jumlah peserta 1.998 siswa (sumber
ketuaUNSMP/MTsBabel,yangdikutipdariharianBangkaPostanggal4Juni2011.

Angka kelulusan SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari tahun 2005 s.d 2008,
tetapi turun pada tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh standar nilai kelulusan yang
tiap tahun ditingkatkan oleh pemerintah. Untuk jenjang pendidikan SMA/MA/ SMK
terjadipenurunanangkakelulusandaritahun2005sebesar98,39%menjadi92,39%
ditahun2009.

PenyebabnyakuranglebihsamadengankasuspadajenjangSMP/MTsyaitusemakin
tingginyastandarnilaikelulusanUjianNasionaltiaptahunnya.

Tabel2.28.AngkaKelulusanKabupatenBangkaSelatanTahun20052009

Angka CapaianTahun
Ratarata
Kelulusan
2005 2006 2007 2008 2009

SD/MI 92,53% 93,08% 99,92% 99,69% 95,09% 96,06%


SMP/MTs 88,78% 88,89% 88,53% 98,09% 94,70% 91,80%
SMA/SMK/MA 98,39% 78,88% 87,94% 92,84% 92,39% 90,09%
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan 2010

II-41
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Gambar 2.27. Angka Kelulusan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 2009

a.6. Angka Melanjutkan (AM)


Angka Melanjutkan (AM) adalah persentase siswa dengan kelompok usia pendidikan
tertentu yang melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi terhadap
jumlah siswa yang telah lulus sekolah dari kelompok usia yang sama.

Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs sudah terjadi peningkatan yang cukup
signiikan, dimana pada tahun 2005 angka melanjutkan masih berada pada angka
54,99%, pada tahun 2009 sudah mencapai 84,51%. Berdasarkan kedua angka ini
terjadi peningkatan sebesar 42,49% atau rata-rata sebesar 10,62% per tahun.

Sementara itu, Angka Melanjutkan SMP/MTs ke SMA/MA/SMK mengalami sedikit


penurunan, dimana pada tahun 2005 AM sebesar 79,43% turun menjadi 78,95% pada
tahun 2009. Terjadi penurunan sebesar 0,48 % atau rata-rata sebesar 0,12% per
tahun. Hal ini terjadi karena banyak lulusan SMP/MTs yang melanjutkan sekolah ke
daerah lain.

Agar dapat mensukseskan Program Wajib Belajar 9 Tahun, maka Pemerintah


Kabupaten Bangka Selatan, melalui dinas pendidikannya harus berusaha mencapai
Angka Melanjutkan untuk tingkat SD/MI/Paket A sebesar 100%, artinya seluruh
siswa yang telah tamat SD/MI/ Paket A dapat melanjutkan sekolah ke tingkat
selanjutnya.

Tabel 2.29. Angka Melanjutkan (AM) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005-
2009
Capaian Tahun Rata-
Angka Melanjutkan (AM)
2005 2006 2007 2008 2009 rata
AM SD/MI/Paket A Ke SMP/MTs/Paket B 54,99% 81,09% 79,50% 89,95% 84,51% 78,01%
AM SMP/MTs/Paket B Ke SMA/SMK/MA/Paket C 79,43% 84,42% 80,69% 87,32% 78,95% 82,16%
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan 2010

I I-42
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

AngkaMelanjutkandariSD/MIkeSMP/MTsdiKabupatenBangkaSelatandaritahun
2005 sampai 2009 terus mengalami peningkatan dari 54,99% pada tahun 2005
menjadi 84,51% pada tahun 2009, bahkan pada tahun 2008 sempat mencapai
89,95%. Sedangkan Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA juga
mengalami peningkatan dari 79,43% pada tahun 2005 menjadi 87,32% pada 2008,
akan tetapi mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 78,95%. Hal ini
disebabkan oleh semakin tingginya standar nilai kelulusan Ujian Nasional tiap
tahunnyayangditetapkanolehpemerintah.

Gambar2.28. Grafik Pertumbuhan Angka Melanjutkan (AM) Kabupaten Bangka
Selatan



Berdasarkan gambar 2.28 terlihat bahwa pada tahun 2009 terjadi penurunan laju
AngkaMelanjutkan(AM),baikdariSD/MI/PaketAkeSMP/MTs/Paket,maupundari
SMP/MTs/ Paket B ke SMA/SMK/MA/Paket C. Kondisi ini perlu diwaspadai karena
hal ini mengindikasikan bahwa banyak murid yang putus sekolah atau hanya
menyelesaikansekolahpadatingkattertentusaja.

a.7. AngkaPutusSekolah(APS)
Angka ini diperoleh dari jumlah siswa yang putus sekolah di jenjang pendidikan
tertentu dibagi jumlah siswa pada tingkat dan jenjang pendidikan yang sama pada
tahunajaransebelumnyadikali100%.

Angka putus sekolah SD/MI/SDLB sudah mengalami penurunan yang cukup
signifikandimanapadatahun2005angkaputussekolahmasihpadaangka1,90%dan
pada tahun 2009 sudah mencapai 0,75%. Dari angka tersebut berarti terjadi
penurunan sebesar 1,15% atau ratarata per tahun sebesar 0,28%. Sama halnya
dengan Angka Putus Sekolah SMP/MTs dimana pada tahun 2005 mencapai angka
1,68%menurunmenjadi0,93%padatahun2009.Terjadipenurunansebesar0,75%
ataurataratapertahunsebesar0,18%.

II-43
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Angka putus sekolah SMA/MA/SMK mengalami penurunan yang cukup signifikan


dimana pada tahun 2005 angka putus sekolah masih pada angka 1,99% dan pada
tahun 2009 sudah mencapai 0,55%. Dari angka tersebut berarti terjadi penurunan
sebesar 1,44% atau ratarata per tahun sebesar 0,36%. Pemerintah Kabupaten
Bangka Selatan berusaha untuk mencari penyelesaian agar Angka Putus Sekolah
dapat mencapai 0 % atau dengan kata lain seluruh siswa SMA/MA/SMK tidak ada
yangputussekolah.

Tabel2.30.AngkaPutusSekolah(APS)BangkaSelatanTahun20052009
CapaianTahun Rata
AngkaPutusSekolah(APS)
2005 2006 2007 2008 2009 rata
SD/MI/SDLB/PaketA 1,90% 1,43% 1,37% 0,98% 0,75% 1,29%
SMP/MTs/PaketB 1,68% 1,42% 2,50% 1,24% 0,93% 1,55%
SMA/SMK/MA/PaketC 1,99% 2,99% 1,98% 1,83% 0,55% 1,87%
Sumber:DinasPendidikanKab.BangkaSelatan2010


Gambar2.29.AngkaPutusSekolah(APS)KabupatenBangkaSelatan




b. Kesehatan
b.1. AngkaKelangsunganHidupBayi(AKHB)
Kematianbayiadalahkematianyangterjadiantarasaatsetelahbayilahirsampaibayi
belumberusiatepatsatutahun.Banyakfaktoryangdikaitkandengankematianbayi.
Secara garis besar dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu
endogendaneksogen.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal adalah
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya

II-44
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

disebabkan oleh faktorfaktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari
orangtuanyapadasaatkonsepsiataudidapatselamakehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neonatal adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan
olehfaktorfaktoryangbertaliandenganpengaruhlingkunganluar.
Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat
dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk pengembangan
perencanaanberbedaantarakematianneonataldankematianbayiyanglain.Karean
kematian neonatal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan
kehamilan, maka programprogram untuk mengurangi angka kematian neonatal
adalahyangbersangkutandenganprogrampelayanankesehatanibuhamil,misalnya
programpemberianpilzatbesidansuntikanantitetanus.

SedangkanangkakematianPostNeoNataldanangkakematiananaksertakematian
balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program
program pencegahan penyakit menular terutama pada anakanak, program
penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5
tahun.

Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi hidup sampai
dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi = (1 angka kematian
bayi/AKB).AKBdihitungdenganjumlahkematianbayiusiadibawah1tahundalam
kurunwaktusetahunper1.000kelahiranhiduppadatahunyangsama.

Tabel2.31.PerkembanganAKHBdanAKBKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009
LAHRUMUS!!!)
2006 2007 2008 2009 2010
No Kecamatan
AKB AKHB AKB AKHB AKB AKHB AKB AKHB AKB AKHB

1 Toboali 0 1000 3 997 4 996 20 980 13 987


2 AirGegas 15 985 1 999 6 994 13 987 15 985
3 Payung 4 996 9 991 4 996 8 992 27 973
Simpang
4 34 966 34 966 9 991 27 973 21 979
Rimba
5 LeparPongok 33 967 25 975 5 995 11 989 26 974
6 TukakSadai 20 980 0 1000
7 PulauBesar 30 970
Sumber:DinasKesehatanKab.BangkaSelatan

Padatahun2010AKBkecamatanPayungmerupakanangkagabungandarikecamatan
payung dan pulau besar, hal ini dikarenakan masyarakat Pulau Besar masih
mengakseskepuskesmasPayungdalampenanganankelahiranbayi.

b.2. Angkausiaharapanhidup
Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup ratarata
pendudukdenganasumsitidakadaperubahanpolamortalitasmenurutumur.Angka
harapan hidup pada suatu umur x adalah ratarata tahun hidup yang masih akan
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x pada suatu tahun
tertentu,dalamsituasimortalitasyangberlakudilingkunganmasyarakatnya.Angka

II-45
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

harapan hidup saat lahir adalah ratarata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi
yangbarulahirpadasuatutahuntertentu.

Angkaharapanhidupmerupakanalatuntukmengevaluasikinerjapemerintahdalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatanpadakhususnya.
Idealnyaangkaharapanhidupdihitungberdasarkanangkakematianmenurutumur
(Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi ke
matiansecarabertahuntahunsehinggadimungkinkandibuattabelkematian.Tetapi
karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka
untuk menghitung angka harapan hidup digunakan dengan mengutip angka yang
diterbitkanBPS.

Contoh:AngkaHarapanHidupyangterhitunguntuksuatukabupaten/kotadarihasil
sensus penduduk tahun 1970 adalah 47.7 tahun, artinya bayibayi yang dilahirkan
menjelang tahun 1972 (periode 19671969) akan dapat hidup sampai 47 atau 48
tahun. Tetapi bayibayi yang dilahirkan menjelang tahun 1980 mempunyai usia
harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8 tahun
untuk bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan
tahun2000usiaharapanhidupnyamencapai65,5tahun.Peningkatanangkaharapan
hidup ini menunjukan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan Bangsa
Indonesia selama tiga puluh tahun terakhir dari tahun 1970an sampai tahun 2000,
berikutini.

Tabel2.32.AngkaHarapanHidupKabupatenBangkaSelatan

HasilSensusPenduduk
Tahun1970 Tahun1980 Tahun1990 Tahun2000 Tahun2010
47,7 52,2 59,8 65,5 67,3
Sumber:dinaskesehatanKabBangkaSelatan

Apabila AHH dibawah angka ratarata nasional, maka diperlukan program
pembangunankesehatandanprogramsosiallainnyatermasukkesehatanlingkungan,
kecukupangizidankaloritermasukprogrampemberantasankemiskinan.

b.3. Persentasebalitagiziburuk
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk
terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan
menurutumur.KlasifikasistatusgizidibuatstandarWHO.

WHO (1999) mengelompokan wilayah yaitu kecamatan untuk kabupaten/kota dan
kabupaten/kota untuk provinsi berdasarkan prevalensi gizi kurang ke dalam 4
kelompokdariseluruhjumlahbalita,yaitu:
a. Rendah =dibawah10%
b. Sedang =1019%
c. Tinggi =2029%
d. Sangattinggi =30%

II-46
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Giziburukadalahbentukterparahdariprosesterjadinyakekurangangizimenahun.
Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara
berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya denga rujukan
(standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan
standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang.
Apabilajauhdibawahstandardikatakangiziburuk.

Tabel2.33. PersentaseBalitaGiziBurukdenganPenyakitPenyertaIndikator
BeratBadandanTinggiBadan(BB/TB)diKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009

PersentaseBalitaGiziBuruk

Tahun2005 Tahun2006 Tahun2007 Tahun2008 Tahun2009


0 0,01 0.02 0,06 0,03

Berdasarkantabel2.33terlihatbahwadikabupatenBangkaSelatansejaktahun2005
sampaidengan2009pernahterjadikasusbalitagiziburuktidakmurni(kasusdengan
penyakit penyerta), Secara fluktuatif, kondisi ini dikarenakan selain meningkatnya
fungsi Posyandu dan pelacakan kasus yang semakin aktif juga karena faktor tingkat
kesejahteraanmasyarakatcukupbaik.


c. Kemiskinan
c.1. Persentasependudukdiatasgariskemiskinan
Persentase penduduk diatas garis kemiskinan dihitung dengan menggunakan (100
angka kemiskinan). Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk
kategori miskin terhadap jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan
gariskemiskinan.Gariskemiskinanadalahnilairupiahpengeluaranperkapitasetiap
bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan konsumsi pangan dan non
panganyangdibutuhkanolehindividuuntukhiduplayak.

Datakemiskinanyanglebihbaikdapatdigunakanuntuk:
1. mengevaluasikebijakanpemerintahterhadapkemiskinan;
2. membandingkankemiskinanantarwaktu,antardaerah;
3. menentukantargetpendudukmiskindengatujuanuntukmemperbaikiposisi
mereka

Beberapapengertianterkaitdengankemiskinanantaralain:
1. kemiskinan relatif, ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencapai
standar kehidupan yang ditetapkan masyarakat setempat sehingga proses pe
nentuannyasangansubjektif
2. kemiskinan absolut, ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencu
kupi kebutuhan pokok minimum. Untuk melihat penduduk miskin dunia, biasa
nyaBankDuniamenggunakangariskemiskinanUS$1atauUS$2perhari.
3. kemiskinanstruktural,(contoh:kemiskinankarenalokasiyangterisolasi,misal:
orang mentawai, orang tengger dan sebagai). Adalagi kemiskinan kultural
(karena faktor adat) seperti: suku badui di cibeo (Banten), suku kubu (Jambi),
dayakdansebagainya.

II-47
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan
pendekatan ini, dapat dihitung Head Count Index (HCI), yaitu persentase penduduk
yangberadadibawahgariskemiskinan.
Metodeyangdigunakanadalahmenghitunggariskemiskinan (GK), yangterdiridari
dua komponen yaitu garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan
makanan (GKBM). Perhitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk
daerah perkotaan dan pedesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki
rataratapengeluaranperkapitaperbulandibawahgariskemiskinan.

SumberdatautamayangdipakaiuntukmenghitungkemiskinanadalahdataSUSENAS
(SurveySosialEkonomiNasional).Sebagaiinformasitambahan,jugadigunakanhasil
survey SPKKD (Survey Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk
memperkirakan proporsi dari pengeluaran masingmasing komoditi pokok bukan
makanan.

Tabel2.34. Gariskemiskinan,JumlahdanPersentasePendudukMiskinKabupaten
BangkaSelatan
Tahun GarisKemiskinanRp./ JumlahPenduduk Persentase
Kapita/Bulan Miskin(Jiwa) PendudukMiskin
2008 213.756 8.200 5,6
2009 249.001 8.900 6,04

SedangkanjumlahdandistribusikeluargamiskindiKabupatenBangkaSelatanTahun
2010adalahsebagaiberikut:


Tabel2.35. JumlahdandistribusikeluargamiskindiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010

Jumlah Perbandingan
Jumlah Sangat Hampir Jumlah (KK) Jumlah
Kecamatan Miskin Penduduk Jumlah KK Miskin
ART Miskin Miskin Miskin KK
(Jiwa) dengan Jumlah KK
Toboali 4.172 195 362 835 1.392 59.261 11.853 12%
Air Gegas 2.114 88 159 523 770 35.272 7.055 11%
Payung 1.365 48 108 380 536 17.948 3.589 15%
Simpang Rimba 1.368 197 179 89 465 21.214 4.242 11%
Lepar Pongok 1.580 97 149 222 468 12.476 2.496 19%
Tukak Sadai 1.255 59 108 194 361 7.641 1.527 24%
Pulau Besar 1.999 106 172 227 505 8.193 1.640 31%
Jumlah 13.853 790 1.237 2.470 4.497 162.005 32.402 14%
Sumber:BP3MDKab.BangkaSelatan

d. Kepemilikantanah(PersentaseJumlahPendudukYangMemilikiLahan)
Persentase jumlah penduduk yang memiliki lahan adalah perbandingan jumlah
pendudukyangmemilikilahanterhadapjumlahpendudukdikali100.
Selanjutnyaperhitunganangkakepemilikantanahdapatdilihatpadatabelberikutini

II-48
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.36. Persentase Penduduk Memiliki Lahan di Kabupaten Bangka Selatan


Tahun20052009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

LuasTanah(km2) 3.607,08 3.607,08 3.607,03 3.607,03 3.607,03

Jumlahpenduduk(jiwa) 148.916 164.657 158.931 161.087 163.200


Jumlahpendudukyang
27.272 27.946 30.338 31.259 31.484
memilikitanah(jiwa)
Persentasependudukyang
18,31 16,97 19,09 19,41 19,29
memilikitanah


Sedangkanpersentasejumlahpendudukyangmemilikilahandisetiapkecamatandi
daerahBangkaSelatan.

Tabel2.37. Kepemilikan Tanah di setiap kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan Tahun
2009
Jumlah Persentase
Jumlah
No Kecamatan Luastanah pendudukyang pendudukyang
penduduk
memilikitanah memilikitanah
(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/4)
1 Toboali 1.469,35 55.692 11.374 20,42
2 AirGegas 853,64 37.054 6.348 17,13
3 Payung 363,93 18.137 4.814 26,54
4 SimpangRimba 362,31 20.607 3.125 15,16
5 LeparPongok 261,98 12.759 1.788 14,01
6 TukakSadai 126,00 10.188 1.857 18,23
7 PulauBesar 169,87 8.763 2.178 24,85


e. Kesempatankerja(Rasiopendudukyangbekerja)
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan
penyerapan tenaga kerja. Pertambangan angkatan kerja harus diimbangi dengan
investasi uang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat
menyerappertambahanangkatankerja.

Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang me
nunjukkantersedianyalapanganpekerjaansehinggasemuaorangyangbersediadan
sanggupbekerjadalamprosesproduksidapatmemperolehpekerjaansesuaidengan
keahlian, keterampilan dan bakatnya masingmasing. Kesempatan kerja (demand of
labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan
(lapangan kerja yang diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan
kerjadapatdiartikansebagaipermintaanatastenagakerja.

Sementara itu, angkatan kerja (labour force) menurut Soemitro Djojohadikusumo
didefinisikansebagaibagiandarijumlahpendudukyangmempunyaipekerjaanatau
yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa
jugadisebutsumberdayamanusia.

II-49
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja
terhadap jumlah angkatan kerja. Jika yang tersedia adalah jumlah pengangguran,
makaangkayangdigunakanadalah=(1angkapengangguran)

Untuk menghitung rasio penduduk yang bekrja terlebih dahulu disusun data ang
katan yang bekerja dan yang mencari pekerjaan menurut kelompok umur
berdasarkanhasilsensusterakhirkedalamtabelsebagaiberikut:

Tabel2.38. RasiopendudukyangbekerjadenganAngkatanKerjaKabupatenBangka
SelatanTahun2009

AngkatanKerja
Golonganumur Jumlah
Bekerja MencariPekerjaan
1519 5.000 1.500 6.500
2024 11.000 1.700 12.700
2529 13.000 8.000 21.000
3034 12.000 3.100 15.100
3539 11.000 1.600 12.600
4044 10.000 9.400 19.400
4549 8.000 6.300 14.300
5054 6.000 4.300 10.300
5559 4.000 3.100 7.100
6064 3.000 2.600 5.600
65+ 5.000 4.100 9.100
Jumlah 88.000 45.700 133.700

Rasiopendudukyangbekerja=88.000=0,66
133.700
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 66% dari angkatan kerja yang ada
memperoleh kesempatan kerja, sedangkan 34%nya masih mencari pekerjaan atau
pengangguran(10,66=0,34).

f. Kriminalitas(Angkakriminalitasyangtertangani)
Keamanan,ketertibandanpenggulangankriminalitasmerupakansalahsatuprioritas
untuk mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah.
Pemerintah daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat
memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan
masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas
kriminalitasdapatdiminimalisir.

Angkakriminalitasyangtertanganiadalahpenanganankriminalolehaparatpenegak
hukum (polisi/kejaksaan). Angka kriminalitas yang ditangani merupakan jumlah
tindakkriminalyangditanganiselama1tahunterhadap10.000penduduk.

Berdasarkandatapadatabel2.39dapatdihitungangkakriminalitasyangtertangani
di Bangka Selatan. Pada tahun 2009 jumlah penduduk kabupaten Bangka Selatan
sebesar163.200jiwa,makaangkakriminalitasyangtertangani:

AngkaKriminalitasyangtertangani=Jumlahtindakkriminalitastertanganix10.000
Jumlahpenduduk

II-50
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

AngkaKriminalitasyangtertangani=27 x10.000=1,65
163.200
Tabel2.39.AngkaKriminalitasKabupatenBangkaSelatanTahun2009

Kasus Kejadian Tertangani
Pembunuhan 5 5
PenganiayaanBerat 13 6
Penculikan 0 0
Pencuriandengankekerasan 7 3
PencuriandenganPemberatan 21 10
PencurianRanmor 14 0
Pencuriankawattelepon
Pemerkosaan 1 1
Pembakaran 1 0
Senpi/Handak 1 1
Pemerasan 1 1
Penyelundupan 0 0
Kejahatanterhadapkepalanegara 0 0
Jumlah 63 27
Sumber:PolresKab.BangkaSelatan


2.2.3 SeniBudayadanOlahraga
Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat terkait erat dengan kualitas
hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran pencapaian
pembangunanbidangsosialbudayadankeagamaanyaitumewujudkanbangsayang
berdayasainguntukmencapaimasyarakatyanglebihmakmurdansejahtera.

Pencapaianpembangunanseni,budayadanolahragadapatdilihatberdasarkan
indikatorsebagaiberikut:
a. jumlahgrupkesenianadalahjumlahgrupkesenianper10.000penduduk.
b. jumlahgedungkesenianadalahjumlahgedungkesenianper10.000penduduk.
c. jumlahklubolahragaadalahjumlahklubolahragaper10.000penduduk.
d. jumlahgedungolahragaadalahjumlahgedungolahragaper10.000penduduk.

Selanjutnya penyajian pencapaian pembangunan seni, budaya, dan olahraga dapat
dilihatpadatabeldibawahini:

Tabel2.40. PerkembaganSeni,BudayadanOlahragaKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009

No CapaianPembangunan 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlahgrupkesenianper
1 14 14 16 16
10.000penduduk
Jumlahgedungkesenianper
2
10.000penduduk
Jumlahklubolahragaper
3 12 14 15 16 16
10.000penduduk
Jumlahgedungolahragaper
4
10.000penduduk
Sumber:DinasPariwisata,Kebudayaan,PemudadanOlahragaKab.BangkaSelatan

II-51
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


2.3 ASPEKPELAYANANUMUM.
Padasubinimemberikangambaranumumtentangindikatoryangdapatmenjelaskan
kondisi dan perkembangan aspek pelayanan umum terhadap masyarakat di
Kabupaten Bangka Selatan. Lebih lanjut dipaparkan pula tentang fokus urusan
layananwajibdanfokusurusanlayananpilihan.

2.3.1 FokusLayananUrusanWajib
a. Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan semakin penting dengan ditetapkannya titik berat
pembangunan daerah pada bidang ekonomi yang diiringi oleh peningkatan sumber
daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas, sehat jasmani dan rohani senantiasa
menjadi modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan. Kualitas dan kuantitas
pelayanan di bidang pendidikan menjadi salah satu indikator keberhasilan
PemerintahKabupatenBangkaSelatandalammelaksanakanprogram pembangunan
diBangkaSelatan.
Indikator yang digunakan untuk melihat kondisi pelayanan umum dalam dunia
pendidikandiKabupatenBangkaSelatanadalah:

a.1. AngkaPartisipasiSekolah(APS)
APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia
sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama
usiamuda.Ukuranyangbanyakdigunakandisektorpendidikansepertipertumbuhan
jumlahmuridlebihmenunjukanperubahanjumlahmuridyangmampuditampungdi
setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentasi jumlah murid tidak dapat
diartikansebagaisemakinmeningkatnyapartisipasisekolah.Kenaikantersebutdapat
pula dipengaruhi oleh semakin besarnya usia sekolah yang tidak diimbangi dengan
ditambahnyainfrastruktursekolahsertapeningkatanaksesmasuksekolahsehingga
partisipasisekolahseharusnyatidakberubahataumalahsemakinrendah.

Di Indonesia, proporsi penduduk muda sendiri semakin menurun akibat semakin
rendahnyaangkafertilitas(lihatbagianfertilitas).Penurunaniniakanmenyebabkan
semakin menurunnya jumlah anakanak yang masuk sekolah dasar. Bila ukuran
seperti perubahan jumlah murid digunakan, bisa jadi ditemukan penurunan jumlah
murid di sekolah dasar dengan interpretasi terjadi penurunan partisipasi sekolah.
Namun,biladigunakanAPS,makaakanditemukanpeningkatanpartisipasiditingkat
SDyangdisebabkansemakinrendahnyajumlahpendudukusiaSD.
APS adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan dasar (712 tahun dan 1315
tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia
pendidikandasar.
APS Kabupaten Bangka Selatan untuk 5 tahun terakhir dirinci menurut kecamatan
dapatdilihatdalamtabelberikutini.
Tabel2.41. PerkembanganAngkaPartisipasiSekolah(APS)KabupatenBangka
SelatanTahun20052009

No Jenjangpendidikan 2005 2006 2007 2008 2009
1 SD/MI
1.1 Jumlahusiamurid712thn 17.881 17.826 19.330 19.606 20.464
1.2 Jumlahpendudukkelompok 18.049 18.404 20.037 21.783 22.039

II-52
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

usia 7-12 thn


1.3 APS SD/MI 99,07% 96,86% 96,47% 90,01% 92,85%
2 SMP/MTs
2.1 Jumlah usia murid 13-15 thn 3.581 3.846 4.917 5.179 5.434
Jumlah penduduk kelompok
2.2 6.362 6.485 7.098 7.292 7.600
usia 13-15 thn
2.3 APS SMP/MTs 56,29% 59,31% 69,27% 71,02% 71,50%
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan

a.2. Rasio Ketersedian Sekolah/Penduduk Usia Sekolah


Untuk menggambarkan kondisi pelayanan umum di bidang pendidikan di Kabupaten
Bangka Selatan, maka dapat dilihat dari indikator rasio ketersediaan sekolah per
penduduk usia sekolah dan daya tampung murid per sekolah.

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per
10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengidentiikasi
kemampuan untuk menampung semua penduduk usia sekolah.

Tabel 2.42. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah menurut


Kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2009

SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK


Jml Jml Jml
No Kecamatan Jml Jml Jml
penddk penddk penddk
ged. Rasio ged. Rasio ged. Rasio
usia 7- usia 12- usia 12-
Sklh sklh sklh
12 thn 15 thn 15 thn
(1) (2) (3) (4) (5=3/4 x (6) (7) (8=6/7 (9) (10) (11=9/10 x
10.000) x 10.000)
10.000)
1 Toboali 36 9.081 39,64 12 3.160 37,97 7 3.193 21,92
2 Air Gegas 12 4.687 25,60 5 1.655 30,21 2 1.692 11,82
3 Payung 19 3.634 52,28 4 1.250 32,00 3 1.278 23,47
4 Simpang Rimba 11 2.774 39,65 4 954 41,93 2 976 20,49
5 Lepar Pongok 8 1.863 42,94 4 581 37,97 2 594 21,92
6 Tukak Sadai - - - - - - - - -
7 Pulau Besar - - - - - - - - -
TOTAL 22.03
86 9 39,02 29 7.600 38,16 16 7.733 20,69
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan

Daya tampung murid adalah persentase jumlah murid yang dapat diterima
bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah keseluruhan murid
yang mendaftar pada jenjang pendidikan tertentu. Daya tampung murid di Kabupaten
Bangka Selatan tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 2.43. Daya Tampung Murid di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2005 2009

Capaian Tahun Rata


Daya Tampung
2005 2006 2007 2008 2009 rata
SD/MI/SDLB/Paket A 47,65% 46,73% 42,92% 39,34% 39,02% 43,13%
SMP/MTs/ Paket B 18,86% 23,13% 27,07% 38,55% 30,26% 27,57%
SMA/MA/SMK 16,03% 12,30% 14,90% 32,03% 30,98% 21,25%
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bangka Selatan 2010

II-53
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Berdasarkan tabel 2.43 terlihat bahwa pada tahun 2005 daya tampung SD/MI/ Paket
A sebesar 47,65% turun menjadi 39,02% pada tahun 2009. Hal ini terjadi karena
pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun tidak sebanding dengan penambahan jumlah
sekolah/lokal kelas.

Daya tampung untuk jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B mengalami pening-katan,


pada tahun 2005 sebesar 18,86% naik menjadi 30,26% pada tahun 2009. Hal ini
terjadi karena adanya pembangunan Unit Sekolah Baru pada kurun waktu lima tahun
terakhir.

Sedangkan daya tampung untuk jenjang pendidikan SMA/MA/SMK/ Paket C


mengalami kenaikan. Pada tahun 2005 daya tampung sebesar 16,03% naik menjadi
30,98% pada tahun 2009. Hal ini terjadi karena adanya pembangunan Unit Sekolah
Baru SMK pada kurun waktu lima tahun terakhir dan juga penambahan ruang kelas
baru.

Gambar 2.30. Daya Tampung SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B Tahun 2005 -


2009



a.3. Rataratajumlahmuridpersekolahdanperkelas
Rasiomuridpersekolah(RMS)diperolehdengancaramembandingkanjumlahmurid
keseluruhandenganjumlahsekolahyangadapadasuatujenjangpendidikantertentu.
Angka yang diperoleh merupakan indikator kepadatan sekolah pada suatu jenjang
pendidikan. RMS Kabupaten Bangka Selatan dari tingkat Sekolah Dasar hingga
Sekolah Menengah Atas (Umum dan Kejuruan) dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan.Halinimenandakanbahwatingkatkepadatanmurid disetiapsekolah
di Kabupaten Bangka Selatan dari tahun ke tahun semakin tinggi. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada tingkat tertentu diperlukan membangun sekolah baru
atau menambah ruang kelas, sehingga daya tampung murid untuk setiap sekolah
dapatlebihoptimal.

I I-54
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.44. PerkembanganRasioMuridperSekolahdiKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009.

Tingkat Status Sekolah 2005 2006 2007 2008 2009
Negeri 256 259,25 262,81 252,02 270,16
SD Swasta 212 209 204 221 218
Gabungan 255,48 258,63 262,09 251,66 269,52
Negeri 322,6 289,07 207,33 234,23 250,18
SLTP Swasta 241 272,5 185 247,5 223,5
Gabungan 309,08 286,87 204,54 235,39 247,96
Negeri 492,5 708,5 247,33 302,66 271,66
SLTA SMK, MA, SMA Swasta 256,6 378,4 142,462 128,765 149,294
Gabungan 324,00 472,71 175,58 174,13 181,22
Sumber:BangkaSelatanDalamAngkaTahun2010

Tabel 2.44 menyajikan data yang tersedia untuk menggambarkan kondisi terakhir
rasio murid per sekolah (RMS) di Kabupaten Bangka. Berdasarkan tabel 2.44
tersebut terlihat bahwa pada tahun 2009 RMS Kabupaten Bangka Selatan adalah
269,52untuktingkatSD;247,96untuktingkatSLTPdan181,22untuktingkatSLTA.
Dari ketiga rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat sekolah, mulai dari
SD,SLTPhinggaSLTA,makasemakinrendahrasiomuridpersekolah.
PenurunanyangsangatsignifikanterjadipadarasiomuridpersekolahtingkatSLTP
ketingkatSLTA.

Berdasarkan data selama 5 tahun terakhir, maka RMS untuk tingkat SD mengalami
peningkatan walaupun pada tahun 2008 terjadi penurunan namun kemudian naik
lagisecaracukupsignifikanpadatahun2009.SementaraituRMSuntuktingkatSLTP
danSMApadatahun2007sampai2009menunjukkantrendpeningkatan,sedangkan
RMStahun2005dan 2006menunjukkanRMSyangcukuptinggi,hal inidisebabkan
karena pada tahun 2005 dan 2006 jumlah SLTP dan SMA masih sedikit, sedangkan
pada 2007 ada penambahan sekolah baru, untuk tingkat SLTP sebanyak 8 sekolah
danSMAsebanyak4sekolah.

Jikaditelaahlebihlanjutrasiomuridterhadapsekolahuntuktahun2009padasetiap
kecamatanyangadadiKabupatenBangkaSelatan,makadidapatdatasepertitersaji
dalamtabelberikutini.

Berdasarkan tabel 2.45 terlihat bahwa dari ketiga indikator RMS, jumlah murid
terpadat untuk tingkat SD terdapat di Kecamatan Air Gegas (369,25) dan terendah
padaKecamatanPayung(189,06).UntuktingkatSLTPterpadatdiKecamatanPayung
(346,67) dan terendah Kecamatan Lepar Pongok 111.75. Tingkat SLTA terpadat di
KecamatanToboali(281,71)danterendahdiKecamatanLeparPongok(72,00).




II-55
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.45.RasioMuridperSekolahKabupatenBangkaSelatanTahun2009

No Kecamatan RMS SD RMS SLTP RMS SMA
1 Toboali 281,35 297,90 281,71
2 Air Gegas 369,25 230,00 192,00
3 Payung 189,06 346,67 175,50
4 Simpang Rimba 267,91 188,33 100,50
5 Lepar Pongok 250,57 111,75 72,00
6 Tukak Sadai *)
7 Pulau Besar *)
Sumber:BSDA2010
Catatan:*)MasihbergabungdengankecamatanToboali

Selainrasiomuridpersekolah(RMS)untukmenggambarkankepadatansekolahpada
suatujenjangpendidikan,makadiperlukanpularasiomuridperkelas(RMK).Rasio
muridperkelasdiKabupatenBangka Selatandaritahun2005sampaidengan2009
sudah dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disyaratkan
KemendiknasRIyaitu1540siswaperkelasuntukjenjangSD/MI/SDLB,danbegitu
pula dengan SMP/MTs dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga sudah
melampaui Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disyaratkan yaitu 25 40 siswa
perkelas.

Gambar2.31. RasioMuridperKelasTingkatSD/MIdanSMP/MTsTahun20052009


a.4. RasioGuru/Murid
Rasio murid terhadap guru (RMG) digunakan untuk menggambarkan beban kerja
guru dalam mengajar serta untuk melihat tingkat mutu pengajaran di kelas, karena
semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin kurang tingkat pengawasan atau
perhatian guru terhadap murid, sehingga mutu pengajaran cenderung semakin
rendah. RMG diperoleh dengan membandingkan jumlah murid dengan jumlah guru
pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Kondisi tahun 2009 mengenai RMG ini
tersajipadatabelberikutini.

II-56
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.46.RasioMuridperGurudiKabupatenBangkaSelatan

SD/MI/PaketA SMP/MTs/PaketB SMA/MA/SMK/PktC
No Kecamatan
Guru Murid RMG Guru Murid RMG Guru Murid RMG
1 Toboali 454 9.566 21,07 153 2.979 19,47 118 1.972 16,71
2 AirGegas 180 4.431 24,62 54 920 17,04 22 384 17,45
3 Payung 196 3.404 17,37 49 1.040 21,22 31 351 11,32
4 SimpangRimba 128 2.947 23,02 28 565 20,18 14 201 14,36
5 Leparpongok 96 1.754 18,27 39 447 11,46 19 144 7,58
6 Tukaksadai
7 PulauBesar
TOTAL 1.054 22.102 20,97 323 5.951 18,42 204 3.052 14,96
Sumber:BangkaSelatanDalamAngkaTahun2010

Rasio murid per guru untuk tingkat pendidikan SD ternyata paling besar berada di
KecamatanAirGegasyaitu24,62yangberartiuntuksetiapguruharusmengawasi24
murid,danrasioyangterkecilberadadiKecamatanPayungyaitu17,37yangberarti
setiapguruharusmengawasi17orangmurid.

RasiomuridperguruuntuktingkatpendidikanSMPternyatapalingbesarberadadi
Kecamatan Payung yaitu 21,22 yang berarti untuk setiap guru harus mengawasi 21
murid,danrasioyangterkecilberadadiKecamatanLeparPongokyaitu11,46yang
berartisetiapguruharusmengawasi11orangmurid.

RasiomuridperguruuntuktingkatpendidikanSMAternyatapalingbesarberadadi
KecamatanAirGegasyaitu17,45yangberartiuntuksetiapguruharusmengawasi17
murid, dan rasio yang terkecil berada di Kecamatan Lepar Pongok yaitu 7,58 yang
berartisetiapguruharusmengawasi7orangmurid.

SecarakeseluruhanRasiomuridpergurudaritahun2009sudahmemenuhiStandar
PelayananMinimal(SPM)yangdisyaratkanKemendiknasyaitu1gurumelayani15
30 murid per kelas untuk jenjang SD/MI, untuk SMP/MTs 1 guru melayani 12 25
muridperkelas,sedangkanrasiomuridperguruuntukjenjangSMA/SMK/MAyaitu1
gurumelayani1025muridperkelas.

a.5. Persentase guru yang berkualifikasi sesuai kompetensi dan memenuhi
kualifikasiS1/DIV
Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi sesuai kompetensinya pada tahun 2005
sebesar 66,15 % naik menjadi 76,87% pada tahun 2009. Meskipun terjadi kenaikan
tetapi belum mencapai Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan pemerintah,
yaitu90%daritotalguruSD/MIharusmemilikikualifikasisesuaidengankompetensi
yang ditetapkan secara nasional. Begitu juga dengan guru SMP/MTs maupun guru
SMA/MA/SMK yang belum mencapai Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan
pemerintah,yaitu90%daritotalguruSMP/MTsdanSMA/MA/SMKharusmemiliki
kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Dalam upaya
meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru secara keseluruhan Pemerintah
KabupatenBangkaSelatanmelaluiDinasPendidikansejaktahun2007sampaidengan
sekarang bekerjasama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Lembaga
PenjaminanMutuPendidikan(LPMP)KepulauanBangkaBelitungmenyediakan

II-57
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

beasiswadanpelatihanpelatihanuntukpeningkatankualifikasimaupunkompetensi
gurudenganCostSharing.

Tabel2.47. Persentase Guru yang Berkualifikasi Sesuai Kompetensi Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009

Capaiaan Tahun
Guru yang Berkualifikasi Sesuai Kompetensi Rata-rata
2005 2006 2007 2008 2009
SD/MI 66,15% 65,23% 72,22% 76,29% 76,87% 71,35%
SMP/MTs 63,80% 69,47% 75,73% 80,80% 73,78% 72,72%
SMA/SMK/MA 83,17% 79,37% 80,39% 77,84% 74,65% 79,08%
Sumber:DinasPendidikanKabupatenBangkaSelatan

Berdasarkan tabel 2.47 terlihat bahwa persentase guru yang berkualifikasi sesuai
kompetensi tingkat SD/MI selalu meningkat dari 66,15% pada tahun 2005 menjadi
76,87% pata 2009. Untuk tingkat SMP/MTs, persentase guru yang berkualifikasi
sesuai kompetensi mengalami peningkatan dari 63,80% pada tahun 2005 menjadi
80,80% pada tahun 2008, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi
73,78%.SedangkanuntukSMA/SMK/MAjugamengalamipeningkatan dari83,17%
pada tahun 2005 menjadi 77,84% pada tahun 2008, namun demikian kondisi yang
sama dengan tingkat SMP/MTs, juga terjadi pada tingkat SMA/SMK/MA, persentase
guruyangberkualifikasisesuaikompetensimengalamipenurunan padatahun2009
menjadi74,65%.

Gambar2.32. Persentase Guru yang Berkualifikasi Sesuai Kompetensi Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009




Angka guru memenuhi kualifikasi S1/DIV diperoleh dengan rumus jumlah guru
berijazah kualifikasi S1/DIV dibagi jumlah guru SD/MI, SMP/MTS, SMA/ MA/SMK
dikali 100%. Untuk Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2008 jumlah guru
berijazah kualifikasi S1/DIV sebesar 329 orang dan jumlah guru SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA/SMK sebesar 1.468 orang, sehingga diperoleh persentase guru yang
memenuhi kualifikasi S1/DIV sebesar 22,41%. Semakin tinggi persentasenya
semakinbagustingkatcapaiankinerjanya.

II-58
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

b. Kesehatan
b.1. Rasiopospelayananterpadu(posyandu)persatuanbalita
PengertianPosyanduadalahsuatuwadahkomunikasialihteknologidalampelayanan
kesehatan masyarakat dan Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat,
dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta Pembinaan teknis dari
petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangansumberdayamanusiasejakdini.

TujuanpenyelenggaraanPosyandu:
1. menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (Ibu Hamil,
melahirkandannifas)
2. membudayakanNKKBS
3. meningkatan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainyamasyarakatsehatsejahtera.
4. berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
KetahananKeluargadanGerakanEkonomiKeluargaSejahtera.

Pemeliharaan dan perawatan kesejarteraan ibu dan anakanak sejak usia dini
merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi
peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman,
pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan
kemampuankognitif(dayapikirdandayacipta)sertaperlindungananak.

Pengalaman empirik di beberapa tempat menunjukkan bahwa strategi pelayanan
kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak dapat dilakukan pada
Posyandu.

Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan
memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi
operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini
dapatdilakukandisetiapposyandu.

Terkaitdenganhaltersebutdiatasperludilakukananalisisrasioposyanduterhadap
jumlah balita dalam upaya pengkatan fasilitas pelayanan pemenuhan kebutuhan
tumbuhkembanganakdapatdipertahankandanatauditingkatkan.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar
pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya
satuPosyandumelayani100balita.Olehkarenaituperludihitungrasioketersediaan
posyanduperbalita.

Kegunaannya untuk mengetahui berapa selayaknya jumlah posyandu yang efektif
tersedia sesuai dengan tingkat penyebarannya serta sebagai dasar untuk
merevitalisasi fungsi dan peranannya dalam pembangunan daerah. Untuk
menghitungrasioposyandupersatuanbalitadapatdisusuntabelsebagaiberikut:



II-59
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.48. Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan di Kabupaten


BangkaSelatanTahun2009

No Kecamatan JumlahPosyandu JumlahBalita Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Toboali 41 5.910 144,14
2 AirGegas 12 3.597 299,75
3 Payung 10 1.798 179,80
4 SimpangRimba 9 2.004 222,66
5 LeparPongok 10 1.216 121,60
6 TukakSadai 5 1.212 242,40
7 PulauBesar 7 849 121,28
Jumlah 94 16.586 176,45
Sumber:DinasKesehatanKab.BangkaSelatan

Berdasarkan tabel 2.48 dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 rasio posyandu
persatuanbalitadikabupatenBangkaSelatanbelumbisamemenuhirasioyangideal,
dimanarasioposyandupersatuanbalitadikabupatenBangkaSelatanmasih176,45.
Oleh karena itu, masih diperlukan penambahan jumlah posyandu di setiap
kecamatan. Untuk mencapai rasio yang ideal 1 posyandu melayani 100 balita, maka
diperlukan sebanyak 166 posyandu di Kab. Bangka Selatan. Oleh karena itu
diperlukanpenambahansebanyak72posyandulagi.

b.2. RasioPuskesmas,PoliklinikdanPuskesmasPembantu(Pustu)

Tabel2.49. Jumlah Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu menurut Kecamatan di
KabupatenBangkaSelatanTahun2009

Jumlah Puskesmas Poliklinik Pustu
No Kecamatan
Penduduk Jml Rasio Jml Rasio Jml Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7=3/6) (8) (9=3/8)
1 Toboali 55.692 1 55.692 0 0 5 11,138
2 AirGegas 37.054 1 37.054 0 0 7 5,293
3 Payung 18.137 1 18.137 0 0 5 3,627
4 SimpangRimba 20.607 1 20.607 0 0 4 5,151
5 LeparPongok 12.759 1 12.759 0 0 2 6.379
6 TukakSadai 10.188 1 10.188 0 0 1 10.188
7 PulauBesar 8.763 1 8.763 0 0 4 2,190
Jumlah 163.200 7 23.314 0 0 28 5,828
Sumber:DinasKesehatanKab.BangkaSelatan

Berdasarkan Tabel 2.49 terlihat bahwa rasio jumlah Pusekesmas terhadap jumlah
pendudukmasihcukuptinggiyaitu23.214,artinyasatuPuskesmasmelayani23.314
orang penduduk per tahun atau 97 orang penduduk per hari (asumsi : seminggu 5
harikerja),sedangkanrasioPustusudahlebihmemadai,satuPustuhanyamelayani
5.828orangpendudukpertahunatau24orangpendudukperhari.


b.3. RasioRumahSakitpersatuanpenduduk
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatanpenyakityangdideritaolehpasien.

II-60
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000
penduduk.Rasioinimengukurketersediaanfasilitasrumahsakitberdasarkanjumlah
penduduk,denganmenggunakanrumussebagaiberikut:

Jumlahrumahsakitx10.000
JumlahPenduduk

Berdasarkan kondisi yang ada sekarang ini, di Kabupaten Bangka Selatan baru ada
saturumahsakit,yaituRumahSakitUmumDaerah(RSUD),makarasiorumahsakit
persatuanpendudukKabupatenBangkaSelatanadalah0,06.

b.4. Rasiodokterpersatuanpenduduk
Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang
dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila
dikaitkan dengan standar system pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang
dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah dokter dan dokter spesialis di Indonesia
belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk Indonesia. Selain itu
distribusi dokter dan dokter spesialis tidak merata serta kualitasnya masih perlu
ditingkatkan.

Untuk menghitung rasio dokter per satuan penduduk dapat disusun tabel sebagai
berikut:

Tabel2.50. JumlahDokterperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun
2010.

No Kecamatan JumlahPenduduk JumlahDokter Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 12 5.424
2 AIRGEGAS 37.806 1 37.806
3 PAYUNG 18.623 3 6.208
4 SIMPANGRIMBA 21.168 1 21.168
5 LEPARPONGOK 11.715 4 2.929
6 TUKAKSADAI 9.886 2 4.943
7 PULAUBESAR 8.187 0 0
Jumlah 172.476 23 7.499
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkan tabel 2.50 terlihat bahwa 1 orang dokter di Bangka Selatan melayani
7.499 orang penduduk. Kondisi ini 3 kali lipat dari standar system pelayanan
kesehatanterpadudimana1orangdokteridealnyamelayani2.500orangpenduduk.
Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Bangka Selatan masih banyak
membutuhkandokter.

Jika berdasarkan standar system pelayanan kesehatan terpadu, maka di Bangka
Selatan sekurangkurangnya harus ada dokter sejumlah 69 orang. Untuk dapat
memenuhistandarsystempelayanankesehatanterpadu,makaBangkaSelatanmasih
membutuhkansebanyak46dokterlagiagarbisamemenuhikondisiideal.

II-61
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.51. RasiodoktergigiperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun
2010

Jumlah
No Kecamatan JumlahPenduduk Rasio
DokterGigi
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 toboali 65.091 2 32.546
2 airgegas 37.806 1 37.806
3 payung 18.623 0 0
4 simpangrimba 21.168 0 0
5 leparpongok 11.715 1 11.715
6 tukaksadai 9.886 0 0
7 pulaubesar 8.187 0 0
Jumlah 172.476 4 43.119
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkantabel2.51terlihatbahwa1orangdoktergigidiBangkaSelatanmelayani
43.119 orang penduduk. Kondisi ini 5 kali lipat dari standar system pelayanan
kesehatan terpadu dimana 1 orang dokter gigi idealnya melayani 9.091 orang
penduduk.HalinimengindikasikanbahwaKabupatenBangkaSelatanmasihbanyak
membutuhkan dokter gigi. Jika berdasarkan standar system pelayanan kesehatan
terpadu,makadiBangkaSelatansekurangkurangnyaharusadadoktergigisejumlah
19orang.Untukdapatmemenuhistandarsystempelayanankesehatanterpadu,maka
Bangka Selatan masih membutuhkan sebanyak 15 dokter lagi agar bisa memenuhi
kondisiideal.

b.5. Rasiotenagakeperawatanpersatuanpenduduk
Rasio tenaga keperawatan per jumlah penduduk menunjukkan seberapa besar
ketersediaantenagakeperawatandalammemberikanpelayanankepadapenduduk.
Untuk menghitung rasio tenaga keperawatan per satuan penduduk dapat disusun
tabelsebagaiberikut:

Tabel2.52. RasioperawatperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun
2010

No Kecamatan JumlahPenduduk JumlahPerawat Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 toboali 65.091 143 455
2 airgegas 37.806 31 1.220
3 payung 18.623 26 716
4 simpangrimba 21.168 21 1.008
5 leparpongok 11.715 21 558
6 tukaksadai 9.886 18 549
7 pulaubesar 8.187 4 2.047
Jumlah 172.476 264 653
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010
Berdasarkantabel2.52terlihatbahwasecarakeseluruhan1orangtenagaperawatdi
Bangka Selatan melayani 653 orang penduduk. Kondisi ideal tenaga perawat
menurut standar system pelayanan kesehatan terpadu adalah 117,5 perawat

II-62
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

berbanding 100.000 penduduk, artinya 1 orang tenaga perawat idealnya melayani


851orangpenduduk.

Berdasarkan angka ini, maka secara keseluruhan di Bangka Selatan jumlah tenaga
perawatsudahmemenuhikondisiideal.Namundemikianjikaditelaahjumlahtenaga
perawat yang ada per kecamatan, maka terlihat masih ada kecamatan yang belum
memenuhi kondisi ideal standar system pelayanan kesehatan terpadu, yaitu
kecamatan Air Gegas (1 perawat = 1.220 penduduk), Simpang Rimba (1 perawat =
1.008penduduk)danPulauBesar(1perawat=2.047penduduk).

Tabel2.53. RasioperawatgigiperKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010
JumlahPerawat
No Kecamatan JumlahPenduduk Rasio
Gigi
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Toboali 65.091 12 5.424
2 Airgegas 37.806 2 18.903
3 Payung 18.623 2 9.312
4 Simpangrimba 21.168 4 5.292
5 Leparpongok 11.715 5 2.343
6 Tukaksadai 9.886 1 9.886
7 Pulaubesar 8.187 0 0
Jumlah 172.476 26 6.634
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkan tabel 2.53 terlihat bahwa secara keseluruhan 1 orang tenaga perawat
gigidiBangkaSelatanmelayani6.634orangpenduduk.Jikadianalogiperbandingan
kondisiidealantaradokterdengandoktergigi,dantenagaperawatdenganperawat
gigi, maka diperoleh rasio perbandingan 1 orang tenaga perawat gigi idealnya
melayani3.094orangpenduduk.Berdasarkanangkaini,makasecarakeseluruhandi
Bangka Selatan jumlah tenaga perawat gigi masih belum memenuhi kondisi ideal.
Jika berdasarkan standar system pelayanan kesehatan terpadu, maka di Bangka
Selatansekurangkurangnyaharusadatenagaperawatgigisejumlah56orang.Untuk
dapatmemenuhistandarsystempelayanankesehatanterpadu,makaBangkaSelatan
masih membutuhkan sebanyak 30 tenaga perawat gigi agar bisa memenuhi kondisi
ideal.

Tabel2.54.RasiobidanperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2010

No Kecamatan JumlahPenduduk JumlahBidan Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 41 1.588
2 AIRGEGAS 37.806 15 2.520
3 PAYUNG 18.623 10 1.862
4 SIMPANGRIMBA 21.168 8 2.646
5 LEPARPONGOK 11.715 8 1.464
6 TUKAKSADAI 9.886 7 1.412
7 PULAUBESAR 8.187 4 2.047
Jumlah 172.476 93 1.855
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

II-63
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Berdasarkan tabel 2.54 terlihat bahwa secara keseluruhan 1 orang bidan di Bangka
Selatanmelayani1.855orangpenduduk.Kondisiidealtenagabidanmenurutstandar
system pelayanan kesehatan terpadu adalah 100 bidan berbanding 100.000
penduduk, artinya 1 orang tenaga bidan idealnya melayani 1000 orang penduduk.
Berdasarkan angka ini, maka secara keseluruhan di Bangka Selatan jumlah tenaga
bidan belum memenuhi kondisi ideal. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten
BangkaSelatanmasihbanyakmembutuhkanbidan.Jikaberdasarkanstandarsystem
pelayanankesehatanterpadu,makadiBangkaSelatansekurangkurangnyaharusada
bidan sejumlah 172 orang. Untuk dapat memenuhi standar system pelayanan
kesehatanterpadu,makaBangkaSelatanmasihmembutuhkansebanyak79bidanlagi
agarbisamemenuhikondisiideal.

b.6. Rasiotenagakefarmasianpersatuanpenduduk
Tabel2.55. RasioapotekerperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun
2010

Jumlah
No Kecamatan JumlahPenduduk Rasio
Apoteker
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 6 10.849
2 AIRGEGAS 37.806 0 0
3 PAYUNG 18.623 0 0
4 SIMPANGRIMBA 21.168 0 0
5 LEPARPONGOK 11.715 0 0
6 TUKAKSADAI 9.886 0 0
7 PULAUBESAR 8.187 0 0
Jumlah 172.476 6 28.746
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkan tabel 2.55 terlihat bahwa secara keseluruhan 1 orang apoteker di
Bangka Selatan melayani 28.746 orang penduduk. Kondisi ideal tenaga apoteker
menurut standar system pelayanan kesehatan terpadu adalah 10 apoteker
berbanding 100.000 penduduk, artinya 1 orang tenaga apoteker idealnya melayani
10.000orangpenduduk.Berdasarkanangkaini,makasecarakeseluruhandiBangka
Selatan jumlah tenaga apoteker belum memenuhi kondisi ideal. Hal ini
mengindikasikan bahwa Kabupaten Bangka Selatan masih banyak membutuhkan
apoteker. Jika berdasarkan standar system pelayanan kesehatan terpadu, maka di
Bangka Selatan sekurangkurangnya harus ada apoteker sejumlah 17 orang. Untuk
dapatmemenuhistandarsystempelayanankesehatanterpadu,makaBangkaSelatan
masihmembutuhkansebanyak11apotekerlagiagarbisamemenuhikondisiideal.

Tabel2.56. Rasio asisten apoteker per Kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan
Tahun2010

Jumlah JumlahAsisten
No Kecamatan Rasio
Penduduk Apoteker
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 12 5.424
2 AIRGEGAS 37.806 1 37.806
3 PAYUNG 18.623 3 6.208

II-64
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

4 SIMPANGRIMBA 21.168 3 7.056


5 LEPARPONGOK 11.715 2 5.858
6 TUKAKSADAI 9.886 1 9.886
7 PULAUBESAR 8.187 0 0
Jumlah 172.476 22 7.840
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkantabel2.56terlihatbahwasecarakeseluruhan1orangasistenapotekerdi
Bangka Selatan melayani 7.840 orang penduduk. Kondisi ideal tenaga asisten
apoteker menurut standar system pelayanan kesehatan terpadu adalah 30 asisten
apoteker berbanding 100.000 penduduk, artinya 1 orang tenaga asisten apoteker
idealnya melayani 3.333 orang penduduk. Berdasarkan angka ini, maka secara
keseluruhan di Bangka Selatan jumlah tenaga asisten apoteker belum memenuhi
kondisi ideal. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Bangka Selatan masih
banyak membutuhkan asisten apoteker. Jika berdasarkan standar system pelayanan
kesehatan terpadu, maka di Bangka Selatan sekurangkurangnya harus ada asisten
apoteker sejumlah 52 orang. Untuk dapat memenuhi standar system pelayanan
kesehatan terpadu, maka Bangka Selatan masih membutuhkan sebanyak 30 asisten
apotekerlagiagarbisamemenuhikondisiideal.

b.7. Rasiotenagakesehatanmasyarakatpersatuanpenduduk

Tabel2.57. Rasio ahli kesehatan per Kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan
Tahun2010

JumlahAhli
No Kecamatan JumlahPenduduk Rasio
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 21 3.100
2 AIRGEGAS 37.806 2 18.903
3 PAYUNG 18.623 1 18.623
4 SIMPANGRIMBA 21.168 3 7.056
5 LEPARPONGOK 11.715 2 5.858
6 TUKAKSADAI 9.886 3 3.295
7 PULAUBESAR 8.187 0 0
Jumlah 172.476 32 5.390
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkantabel2.57terlihatbahwasecarakeseluruhan1orangahlikesehatandi
BangkaSelatanmelayani5.390orangpenduduk.Kondisiidealtenagaahlikesehatan
menurut standar system pelayanan kesehatan terpadu adalah 40 ahli kesehatan
berbanding 100.000 penduduk, artinya 1 orang tenaga ahli kesehatan idealnya
melayani2.500orangpenduduk.Berdasarkanangkaini,makasecarakeseluruhandi
BangkaSelatanjumlahtenagaahlikesehatanbelummemenuhikondisiideal.Halini
mengindikasikanbahwaKabupatenBangkaSelatanmasihbanyakmembutuhkanahli
kesehatan. Jika berdasarkan standar system pelayanan kesehatan terpadu, maka di
Bangka Selatan sekurangkurangnya harus ada ahli kesehatan sejumlah 69 orang.
Untuk dapat memenuhi standar system pelayanan kesehatan terpadu, maka Bangka
Selatan masih membutuhkan sebanyak 37 ahli kesehatan lagi agar bisa memenuhi
kondisiideal.

II-65
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.58. RasiosanitarianperKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010

Jumlah
No Kecamatan JumlahPenduduk Rasio
Sanitarian
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 6 10.849
2 AIRGEGAS 37.806 3 12.602
3 PAYUNG 18.623 3 6.208
4 SIMPANGRIMBA 21.168 0 0
5 LEPARPONGOK 11.715 1 11.715
6 TUKAKSADAI 9.886 3 3.295
7 PULAUBESAR 8.187 0 0
Jumlah 172.476 16 10.780
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkan tabel 2.58 terlihat bahwa secara keseluruhan 1 orang sanitarian di
Bangka Selatan melayani 10.780 orang penduduk. Kondisi ideal sanitarian menurut
standar system pelayanan kesehatan terpadu adalah 40 sanitarian berbanding
100.000 penduduk, artinya 1 orang sanitarian idealnya melayani 2.500 orang
penduduk.Berdasarkanangkaini,makasecarakeseluruhandiBangkaSelatanjumlah
sanitarianbelummemenuhikondisiideal.
Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Bangka Selatan masih banyak
membutuhkan sanitarian. Jika berdasarkan standar system pelayanan kesehatan
terpadu,makadiBangkaSelatansekurangkurangnyaharusadasanitariansejumlah
69orang.Untukdapatmemenuhistandarsystempelayanankesehatanterpadu,maka
BangkaSelatanmasihmembutuhkansebanyak53sanitarianlagiagarbisamemenuhi
kondisiideal.

b.8. Rasiotenagagizipersatuanpenduduk

Tabel2.59. RasioahligiziperKecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun
2010

No Kecamatan JumlahPenduduk JumlahAhliGizi Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 10 6.509
2 AIRGEGAS 37.806 2 18.903
3 PAYUNG 18.623 2 9.312
4 SIMPANGRIMBA 21.168 1 21.168
5 LEPARPONGOK 11.715 3 3.905
6 TUKAKSADAI 9.886 1 9.886
7 PULAUBESAR 8.187 0 0
Jumlah 172.476 19 9.078
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkantabel2.59terlihatbahwasecarakeseluruhan1orangahligizidiBangka
Selatan melayani 9.078 orang penduduk. Kondisi ideal ahli gizi menurut standar
system pelayanan kesehatan terpadu adalah 22 ahli gizi berbanding 100.000
penduduk, artinya 1 orang ahli gizi idealnya melayani 4.545 orang penduduk.

II-66
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Berdasarkan angka ini, maka secara keseluruhan di Bangka Selatan jumlah ahli gizi
belum memenuhi kondisi ideal. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Bangka
Selatan masih banyak membutuhkan ahli gizi. Jika berdasarkan standar system
pelayanankesehatanterpadu,makadiBangkaSelatansekurangkurangnyaharusada
ahli gizi sejumlah 38 orang. Untuk dapat memenuhi standar system pelayanan
kesehatanterpadu,makaBangkaSelatanmasihmembutuhkansebanyak19ahligizi
lagiagarbisamemenuhikondisiideal.

b.9. Rasioketerapianfisikpersatuanpenduduk

Tabel2.60. RasioketerapianfisikperKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010

Jumlah
No Kecamatan JumlahPenduduk Keterapian Rasio
Fisik
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 1 65.091
2 AIRGEGAS 37.806 0 0
3 PAYUNG 18.623 0 0
4 SIMPANGRIMBA 21.168 0 0
5 LEPARPONGOK 11.715 0 0
6 TUKAKSADAI 9.886 0 0
7 PULAUBESAR 8.187 0 0
Jumlah 172.476 1 172.476
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

b.10. Rasioketeknisanmedispersatuanpenduduk

Tabel2.61. RasioketeknisanmedisperKecamatandiKabupatenBangka
SelatanTahun2010

Jumlah
No Kecamatan JumlahPenduduk Keteknisan Rasio
Medis
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 TOBOALI 65.091 25 2.604
2 AIRGEGAS 37.806 4 9.452
3 PAYUNG 18.623 0 0
4 SIMPANGRIMBA 21.168 2 10.584
5 LEPARPONGOK 11.715 4 2.929
6 TUKAKSADAI 9.886 1 9.886
7 PULAUBESAR 8.187 0 0
Jumlah 172.476 36 4.791
Sumber:DinasKesehatanBangkaSelatan,2010

Berdasarkan tabel 2.60 terlihat bahwa secara keseluruhan 1 orang tenaga media di
Bangka Selatan melayani 4.791 orang penduduk. Kondisi ini hampir mendekati
standarsystempelayanankesehatanterpadudimana1orangtenagamedisidealnya
melayani2.500orangpenduduk.Namundemikianjikaditelaahjumlahtenagamedis

II-67
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

yang ada per kecamatan, maka terlihat masih ada kecamatan yang belum memiliki
tenaga medis yaitu kecamatan Pulau Besar, selain itu di beberapa kecamatan masih
memiliki rasio 2 atau 3 kali lipat dari standar system pelayanan kesehatan terpadu,
yaitu kecamatan Air Gegas (1 tenaga medis melayani 9.452 orang penduduk),
kecamatan Simpang Rimba dan Tukak Sadai, masingmasing tenaga medis melayani
10.584dan9.886orangpenduduk.


c. LingkunganHidup
c.1. LuasLahanKritis
Lahan merupakan sumber daya alam yang pengelolaannya memiliki status yang
penting, baik secara ekonomi, sosial maupun demografi. Seiring dengan
perkembangan penduduk dan rencana pembangunan daerah, maka pemanfaatan
lahansemakinmeningkatsehinggaterjadiperubahanyangsignifikan.

Luas lahan yang ada serta sebaran lahan kritis di Kabupaten Bangka Selatan pada
tahun2009dapatdilihatpadatabelberikutini.

Tabel2.62.LuaslahankritisdiKabupatenBangkaSelatan

LuasLahan
No Kecamatan LuaslahanKritis(Ha)
(Ha)
1 Toboali 146.034 10.792
2 AirGegas 85.364 11.692
3 Payung 37.295 11.721
4 SimpangRimba 36.230 9.681
5 LeparPongok 26.198 2.409
6 PulauBesar 16.987 4.982
7 TukakSadai 12.600 4.112
Jumlah 360.708 55.389
Sumber:LaporanStatusLingkunganHidupKab.BangkaSelatanTahun2010


Kabupaten Bangka Selatan memiliki kawasan hutan yang cukup luas, namun
keadaannya semakin menyusut dan rusak, karena digunakan oleh penduduk untuk
membangun rumah, bercocok tanam, dan dijadikan lokasi penambangan timah oleh
perusahaanmaupunrakyat.TambangyangdikelolaolehrakyatdinamakanTambang
Inkonvensional dan hampir seluruhnya tidak memiliki izin dari Pemerintah Daerah.
KondisihutandiKabupatenBangkaSelatandapatdilihatpadatabelberikutini.

Tabel2.63.LuasArealHutandiKabupatenBangkaSelatan.

No KawasanHutanmenurutStatus Luas(Ha) Keterangan
1 HutanLindung 18.115,00 LuasKabupaten
2 HutanProduksi 134.275,00 BangkaSelatan
3 HutanKonservasi 1.712,00 360.708Ha
4 HutanKota 26,28
Total 154.128,28
Sumber:LaporanStatusLingkunganHidupKab.BangkaSelatanTahun2010

II-68
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

c.2. Laut,PesisirdanPantai
Kabupaten Bangka Selatan sebagai kabupaten baru hasil pemekaran terdiri dari
beberapa pulau yang hampir seluruh wilayahnya dikelilingi oleh laut, sehingga
kabupaten Bangka Selatan dinamakan juga sebagai kabupaten kepulauan/pesisir.
Sebagai kabupaten kepulauan/pesisir, laut menjadi salah satu sumber mata
pencaharian masyarakat Bangka Selatan yang berprofesi sebagai nelayan, petambak
danpetanirumputlaut.

Selain sebagai sumber mata pencaharian sebagai nelayan/petambak/petani rumput
laut, laut juga sudah menjadi tempat eksplorasi timah. Di perairan laut Bangka
Selatan banyak dijumpai aktivitas penambangan timah, baik yang dilakukan oleh
masyarakat (TI Apung), maupun oleh perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan,sepertiPT.Timahdanperusahaanlainnya.

Areal penambangan timah di laut yang masih potensial dan dieksplorasi yakni
perairanToboali,Lepar,danperairandesaPermis.

Akibataktivitaspenambangantimahdilautini,berakibatkepadapenurunankualitas
air laut. Kualitas air laut Bangka Selatan berdasarkan kajian kualitas Ekosistem
Mangrovetahun2009dapatdilihatpadatabelberikut.

Tabel2.64.KualitasAirLautdiPerairanBangkaSelatan
LokasiSampling
Parameter Satuan BakuMutu
Titik1 Titik2 Titik3 Titik4 Titik5
P.Tinggi P.Tinggi P.Pongok P.Burung
Pantai
NamaLokasi sebelah sebelah sebelah sebelah
Sadai
Barat Ttimur Barat Selatan
Koordinat
Waktusampling(tgl/bln/thn)
Fisika
1.Warna CU Alamiah alamiah alamiah alamiah Alamiah Alamiah
2.Bau Alamiah alamiah alamiah alamiah Alamiah Alamiah
3.Kecerahan M 6.5 7.0 5.5 9.3 8.2
4.Kekeruhan NTU 18.2 14.7 23.9 11.2 13.6
5.TSS mg/l
6.Sampah
7.LapisanMinyak
8.Temperatur oC 27.3 27.0 27.0 28.0 28.0
Kimia
1.pH 69 7.6 7.4 7.6 7.6 7.6
2.Salinitas 2732 29 29.5 28.8 28 28
3.DO mg/l 46 7.4 7.2 6.9 8.2 8.2
4.BOD5 mg/l
5.COD mg/l
6.Amoniatotal mg/l
7.NO2N mg/l
8.NO3N mg/l Nihil 0.05 0.01 0.01 0.01 0.01
9.PO4P mg/l
10.Sianida(CN) mg/l
11.Sulfida(H2S) mg/l 0.01
12.Klor mg/l
13.Minyakbumi mg/l
14.Fenol mg/l
15.Pestisida mg/l
16.PCB mg/l
17.Deterjen mg/l
18.Merkuri(Hg) mg/l
19.Krom(Cr) mg/l

II-69
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

LokasiSampling
Parameter Satuan BakuMutu
Titik1 Titik2 Titik3 Titik4 Titik5
20.Mangan(Mn) mg/l
21.Arsen(As) mg/l
22.Selenium(Se) mg/l
23.Kadmium(Cd) mg/l
24.Tembaga(Cu) mg/l
25.Timbal(Pb) mg/l
26.Besi mg/l
27.Seng(Zn) mg/l
28.Nikel mg/l
29.Cobalt(Co) mg/l
30.Perak(Ag) mg/l
Biologi
MPN/10
31.Ecoli
0ml
MPN/10
32.Coliform
0ml
Sumber:LaporanStatusLingkunganHidupKab.BangkaSelatanTahun2010


c.3. AMDAL
Dari data yang ada tentang rekomendasi AMDAL bagi setiap kegiatan usaha di
KabupatenBangkaSelatandiupayakankegiatanusahanyadilengkapidenganAMDAL
atau dokumen UPL/UKL. Perusahaan yang memiliki dokumen UPL/UKL hanya 7
perusahaan yaitu PT.TIMAH, PT. Kobatin, Hotel Marina, SPBU 24.331.71, SPBU
24.331.99,SPBU24.331.134danCVPutraBas(BengkeldanShowroom),sedangkan
yangtidakmemilkidokumenAMDAL/UPL/UKL,namuntetapberoperasisepertidari
6 SPBU yang ada di Kabupaten Bangka Selatan hanya 3 yang memiliki rekomendasi
AMDAL/UPL/UKL.Begitupuladenganperusahaanpeleburanbijitimahatausmelter
timahtidaksatupunyangmemilikirekomendasiAMDAL/UPL/UKL.


Tabel2.65.RekomendasiAmdal/UPL/UKL
No. JenisDokumen Kegiatan Pemrakarsa
1. AMDALPertambanganTimah PertambanganTimah PT.TIMAH,Tbk
2. AMDALPertambanganTimah PertambanganTimah PT.KOBATINTbk
3. AMDALHotelMarina Perhotelan Hendrik
4. AMDALSPBU Fuelandoiltrading SPBU24.331.71
5. AMDALSPBU Fuelandoiltrading SPBU24.331.99
6. AMDALSPBU Fuelandoiltrading SPBU24.331.134
7. AMDALShowroomdanBengkel Perbengkelan CV.PutraBas
Sumber:LaporanStatusLingkunganHidupKab.BangkaSelatanTahun2010


Tabel2.66.PengawasandanPemantauanPelaksanaanUPL/UKL
Nama HasilPengawasan
No. Waktu(tgl/bln/thn)
Perusahaan/Pemrakarsa UPL UKL
1. PT.TIMAH,Tbk Baik Baik
2. Hendrik Baik Baik
3. SPBU24.331.71 Baik Baik
4. SPBU24.331.99 Baik Baik
5. SPBU24.331.134 Baik Baik
6. CV.PutraBas Baik Baik
Sumber:LaporanStatusLingkunganHidupKab.BangkaSelatanTahun2010

II-70
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Dalam rangka memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang sadar lingkungan dan
pemanfaatansumberdayalingkunganuntukkesejahteraanmasyarakatBangkaSelatan,maka
telahdilaksanakanbeberapakegiatansosialisasi,sepertiterlihatpadatabelberikutini.
Tabel2.67.KegiatanPenyuluhanLingkungan
Instansi Waktu
No. NamaKegiatan Peserta
Penyelenggara Penyuluhan
1. Sosialisasipemanfaatan BLHKab.Bangka
Masyarakat Maret2010
composting Selatan
2. Sosialisasi Pengolahan
BLHKab.Bangka Masyarakat
Sampah organik dan Maret2010
Selatan danSekolah
anorganik
3. Sosialisasi Penghijauan BLHKab.Bangka Masyarakat
Maret2010
Lingkungan Selatan danSekolah
Sumber:LaporanStatusLingkunganHidupKab.BangkaSelatanTahun2010


c.4. PersentasePenangananSampah
Untuk menghitung persentase penanganan sampah dapat disusun tabel sebagai
berikut:

Tabel2.68. Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut Kecamatan di
KabupatenBangkaSelatanTahun2009
Jumlahsampahyang JumlahVolumeproduksi
No Kecamatan Persentase
ditangani(ton) sampah
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Toboali 1,2 1,2 100
2 AirGegas 0 0 0
3 Payung 0 0 0
4 SimpangRimba 0 0 0
5 LeparPongok 0 0 0
6 TukakSadai 0 0 0
7 PulauBesar 0 0 0
Jumlah 1,2 1,2 0

c.5. Persentasependudukberaksesairminum
SyaratsyaratairminummenurutKementerianKesehatanadalahtidakberasa,tidak
berbau,tidakberwarna,dantidakmengandunglogamberat.Walaupunairdarisum
beralamdapatdiminumolehmanusia,terdapatresikobahwaair initelahtercemar
oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zatzat berbahaya. Walaupun bakteri
dapatdibunuhdenganmemasakairhingga100C,banyakzatberbahaya,terutama
logam,tidakdapatdihilangkandengancaraini.

Persentase penduduk berakses air bersih adalah proporsi jumlah penduduk yang
mendapatkan akses air minum terhadap jumlah penduduk secara keseluruhan. Hal
yangdimaksuddenganaksesairbersihadalahmeliputiairminumyangberasaldari
airmineral,airleding(PAM),pompaair,sumur,ataumataairyangterlindungdalam
jumlahyang cukupsesuaistandarkebutuhanminimal,denganmenggunakanrumus
sebagaiberikut:
Persentasependudukberaksesairbersih=Pendudukberaksesairminumx100
Jumlahpenduduk

II-71
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Untuk menghitung persentase penduduk berakses air bersih dapat disusun tabel
sebagaiberikut:

Tabel2.69. Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Bangka Selatan
Tahun2009
Jumlah JumlahPendudukYang
No Kecamatan Persentase
penduduk MendapatkanAksesAirMinum
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Toboali 55.692 3.762 6,7
2 AirGegas 37.054 1.266 3,4
3 Payung 18.137 2.508 13,8
4 SimpangRimba 20.607 4.403 21,4
5 LeparPongok 12.759 2.935 23,0
6 TukakSadai 10.188 1.523 14,9
7 PulauBesar 8.763 1.026 11,7
Jumlah 163.200 17.423 10,7

Dari tabel 2.69 terlihat bahwa persentase penduduk di Kabupaten Bangka Selatan
tahun 2009 sebesar 10,7%. Sedangkan persentase terbesar penduduk berakses air
bersih di Kecamatan Lepar Pongok sebesar 23,0% dan yang terendah di Kecamatan
AirGegassebesar3,4%.

c.6. Persentaseluaspermukimanyangtertata
Permukimanadalahbagiandarilingkunganhidupdiluarkawasanlindung,baikyang
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri
kehidupandanpenghidupan.

Untuk menghitung persentase luas permukiman yang tertata dapat disusun tabel
sebagaiberikut:

Tabel2.70. Persentase luas permukiman yang tertata menurut Kecamatan di Kabupaten
BangkaSelatanTahun2009
LuasAreaPermukiman LuasAreaPermukiman
No Kecamatan Persentase
Keseluruhan Tertata
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Toboali 3.562,4 71 1,99%
2 AirGegas 1352,58 54 3,99%
3 Payung 375,66 15 3,99%
4 SimpangRimba 298,84 12 4,02%
5 LeparPongok 101,10 10 9,89%
6 TukakSadai 471,3 19 4,03%
7 PulauBesar 867,94 35 4,03%
Jumlah 7.029,82 216 3,07%

Persentase Luas Permukiman yang Tertata adalah proporsi luas area permukiman
yangsesuaidenganperuntukanberdasarkanrencanatataruangsatuanpermukiman
terhadap luas area permukiman keseluruhan, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

II-72
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Persentaseluaspermukimantertata= LuasAreaPermukimanTertatax100%
LuasAreaPermukimanKeseluruhan

d. SaranadanPrasaranaUmum
d.1. Proporsipanjangjaringanjalandalamkondisibaik
Kinerja jaringan jalan sebagai hasil dari manajemen pengelolaan didasarkan kepada
beberapaIndikatormakroyaitu:

d.1.1 Kinerjajaringanjalanberdasarkankemantapan
Kinerja jaringan jalan berdasarkan aspek kemantapan adalah merupakan kinerja
gabungandariaspekkondisidanaspekpemanfaatan/kapasitas.Kinerjajaringanjalan
dinyatakan sebagai Mantap Sempurna, Mantap Marginal dan Tidak Mantap, dimana
hal tersebut lebih merupakan definisi secara kualitatif. Untuk keperluan teknis
operasional diperlukan suatu definisi atau batasan/kriteria teknis (engineering
criteria)yanglebihjelasdanbersifatkuantitatif.
Kinerja jaringan jalan berdasarkan kemantapan dapat dikelompokkan menjadi 3
(tiga)kategoriyaitu:
a. mantapSempurna,adalahsemuaruasjalandengankondisisedang sampaibaik
dan lebarnya memenuhi ketentuan lebar minimum perkerasan (berdasarkan
LHR yang ada), atau semua ruas jalan yang mantap baik dari aspek kondisi
maupunaspekpemanfaatan/kapasitas.
b. mantap Marginal, adalah semua ruas jalan dengan kondisi sedang sampai baik
tetapi lebarnya kurang dari ketentuan berdasarkan jumlah LHR yang ada, atau
sebaliknyayaitujalandenganlebaryangcukuptetapikondisirusaksampairusak
berat. Dapat dikatakan juga sebagai semua ruas jalan yang mantap dari aspek
kondisitetapitidakmantapdariaspekpemanfaatan/kapasitasatausebaliknya.
c. tidak Mantap, adalah semua ruas jalan baik secara kondisi maupun kapasitas
tidakmantap.

d.1.2 Kinerjajaringanjalanberdasarkankondisi
Kinerjajaringanberdasarkankondisidenganterminologibaik,sedang,sedangrusak,
rusakdanrusakberat.Terminologiinididasarkanpadabesarnyapersentasetingkat
kerusakandenganpenjelasansebagaiberikut:
a. Kondisi Baik (B) adalah semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu
jalan dan saluran samping dalam kondisi baik menurut kriteria teknis (tingkat
kerusakan6%),sehinggaaruslalulintasdapatberjalanlancarsesuaidengan
kecepatandisaindantidakadahambatanyangdisebabkanolehkondisijalan.
b. KondisiSedang(S)adalahsemuaruasjalandimanapermukaanperkerasan,bahu
jalandansaluransampingdalamkondisisedangmenurutkriteriateknis(tingkat
kerusakan 6 s/d 10 %). Kerusakan yang ada belum (atau sedikit saja)
menimbulkangangguanterhadapkelancaranaruspergerakanlalulintas.
c. Kondisi Sedang Rusak (SR) adalah semua ruas jalan dimana permukaan perke
rasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi sedang menuju rusak
menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 10 s/d 16 %). Kerusakan yang ada
mulaimenimbulkangangguanterhadapkelancaranaruspergerakanlalulintas,
sehinggakendaraanharusmengurangikecepatannya.
d. KondisiRusak(R)adalahsemuaruasjalandimanapermukaanperkerasan,bahu
jalandansaluransampingdalamkondisirusakmenurutkriteria teknis(tingkat

II-73
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

kerusakan 16 s/d 20 %). Kerusakan yang ada sudah sangat menghambat


kelancaran arus pergerakan lalu lintas,sehingga kendaraan harus berjalan
secara perlahanlahan, mengurangi kecepatannya, kadangkala harus berhenti
akibatadanyakerusakanatauhambatanpadapermukaanperkerasan.
e. Kondisi Rusak Berat (RB) adalah semua ruas jalan dimana permukaan
perkerasan,bahujalandansaluransampingdalamkondisirusakberatmenurut
kriteria teknis (tingkat kerusakan > 20 %). Kerusakan yang ada sudah sangat
parah dan nyaris tidak dapat lagi dilewati oleh kendaraan roda 4, atau hanya
dapatdilewatidengankecepatansangatrendah.

d.1.3 Kinerjajaringanjalanberdasarkanaspekpemanfaatan
Duahalutamayangberkaitaneratdengankinerjajalan,baikuntukindividualsegmen
maupun untuk sepanjang ruas dan sistem jaringan adalah aspek kondisi dan aspek
pemanfaatannya.

Kondisi diukur (terutama) dengan besaran nilai Kondisi, sedangkan aspek peman
faatandiukurdenganbesaranV/Cratio.V/Cratiomenunjukkangambaranmengenai
tingkat pelayanan suatu jalan dalam melayani arus (pergerakan) lalu lintas, dimana
semakin besar nilai V/C ratio berarti semakin rendahnya tingkat pelayanan jalan
tersebutyangditunjukkandenganterjadinyakemacetan.BatasannilaiV/Cratioyang
menunjukkantingkatpelayananmulaimendekatikemacetandiambil>0,65.

Untuk menghitung proporsi panjang jaringan jalan berdasarkan kondisi dapat
disusuntabelsebagaiberikut:

Tabel2.71. PanjangJaringanJalanBerdasarkanKondisiMenurutKecamatandiKabupaten
BangkaSelatanTahun2009(km)

Kondisi
Kondisi Kondisi Kondisi JalanSecara
No Kecamatan Sedang
Baik Rusak RusakBerat Keseluruhan
Rusak
1 Toboali 118,119 55,050 20,611 36,000 229,780
2 AirGegas 62,700 20,600 20,000 65,370 168,670
3 Payung 16,000 48,000 14,300 78,670
4 SimpangRimba 17,040 2,6 53,930 8,500 82,070
5 LeparPongok 15,000 38,000 53,000
6 TukakSadai 43,000 13,750 13,500 6,500 76,750
7 PulauBesar 10,000 48,000 35,000 23,400 116,400
Jumlah 250,859 171,000 229,041 154,070 804,970
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam
kondisibaikdibagidenganpanjangjalansecarakeseluruhan(nasional,provinsi,dan
kabupaten/kota). Hal ini mengindikasikan kualitas jalan dari keseluruhan panjang
jalan,denganmenggunakanrumussebagaiberikut:

Proporsipanjangjaringanjalandalamkondisibaik=250,859=0,31
804,970
ProporsipanjangjaringanjalandalamkondisibaikdiBangkaSelatanhanyasebesar
31%, sebaliknya 69% lagi mengalami kerusakan, baik kerusakan sedang, rusak
sampairusakberat.

II-74
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

d.1.4 RasioJaringanIrigasi
Pengertian jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan pelengkapnya
yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Selanjutnya secara operasional
dibedakankedalamtigakategoriyaitujaringanirigasiprimer,sekunderdantersier.

Dari ketiga kelompok jaringan tersebut, yang langsung berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi ke dalam petakan sawah adalah jaringan irigasi tersier yang
terdiridarisalurantersier,salurankuarterdansaluranpembuang,bokstersier,boks
kuartersertabangunanpelengkapnya.

Untuk menghitung Rasio perbandingan panjang jaringan irigasi terhadap luas lahan
budidayadapatdisusuntabelsebagaiberikut:

Tabel2.72. RasioJariganIrigasiMenurutKecamatanKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009(ha)

PanjangJaringanIrigasi Total
Panjang LuasLahan
No Kecamatan Rasio
Primer Sekunder Tertier Jaringan Budidaya
Irigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6=3+4+5) (7) (8=6/7)
1 Toboali 31,788 6747,8 21,529 559.911,8 11.750 47,65
2 AirGegas 3.750 0 0 73,5 1300 0,06
3 Payung 0 0 0 0 0 0
4 SimpangRimba 0 0 0 0 1400 0
5 LeparPongok 230 0 0 230 100 2,3
6 TukakSadai 0 0 0 0 0 0
7 PulauBesar 10.600 2000 0 12.600 2300 5,48
Jumlah 46.368 8747,8 21,529 572.815,3 16.850 33,99
Sumber:DinasPekerjaanUmumKab.BangkaSelatan

Rasio Jaringan Irigasi adalah perbandingan panjang jaringan irigasi terhadap luas
lahan budidaya. Panjang jaringan irigasi meliputi jaringan primer, sekunder, tersier.
Hal ini mengindikasikan ketersediaan saluran irigasi untuk kebutuhan budidaya
pertanian.

Didalam pengelolaan jaringan irigasi, tolok ukur keberhasilan pengelolaan adalah
efisiensidanefektifitas.Dalamhaliniefisiensiteknisdiukurdaritigaindikatoryaitu
PasokIrigasiperArea (PIA),Pasok IrigasiRelatif(PIR)danPasok Air Relatif(PAR).
Sedangkanefektivitasditunjukkanolehindeksluasareal(IA).
Datayangterkumpuldianalisissecaradeskriptifkualitatifdankuantitatif,yaitu:
a. TingkatefisiensiakandiukurdarinilaiPasokIrigasiperArea(PIA),Pasok
Irigasi Relatif (PIR) dan Pasok Air Relatif (PAR) dengan rumusan sebagai
berikut:

PIA = PasokAirIrigasi Liter/Detik/Ha
LuasLahanTerairi

PIA/RIS = PasokIrigasiTotal Liter/Detik/Ha
KebutuhanAirTanaman

II-75
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

PAR/RWS = TotalPasokAir Liter/Detik/Ha


KebutuhanAirTanaman

Semakin kecil nilai PIA, PIR dan PAR, maka pengelolaan irigasi semakin efisien.
Efisiensi pengelolaan jaringan irigasi ditunjukkan oleh nilai koefisien PIA, PIR dan
PAR. PIA menunjukkan nisbah antara pasok irigasi dengan luas lahan terairi, dalam
hal ini semakin kecil nilai PIA maka efisiensi manajemen akan semakin besar.
Sementara itu PIR atau disebut juga Relative Irrigation Supply (RIS) menunjukkan
nisbah antara pasok irigasi total dengan kebutuhan air tanaman, dan PAR atau
Relative Water Supply (RWS) merupakan nisbah total pasok air (irigasi ditambah
curahhujanefektif)terhadapkebutuhanairtanaman.
PIRdanPARbiasajugadipakaiuntukmengukurkemampuanmasyarakatmengelola
sumberdaya air dalam kegiatan suatu sistem irigasi. Selisih antara PAR dan PIR
merupakan curah hujan yang dapat digunakan tanaman. Apabila curah hujan tinggi
dan nilai PIR juga tinggi maka fenomena ini menunjukkan bahwa petani belum
mampu untuk mengelola sumberdaya secara sepadan. Semakin kecil nilai PIR dan
PARmenunjukkanbahwaefisiensimanajemenirigasisemakinbagus.

b. Tingkat efektivitas akan diukur dari nilai Indek Luas Areal (IA), dengan rumusan
berikut:

IA = LuasAreaTeririgasi x100%
RancanganLuasArea

Luasrancangan=rancanganluasareal
SemakintingginilaiIAmenunjukkansemakinefektifpengelolaanjaringanirigasi.
Efektifitas pengelolaan jaringan irigasi ditunjukkan oleh nisbah antara luas areal
terairiterhadapluasrancangan.Dalamhalinisemakintingginisbahtersebutsemakin
efektif pengelolaan jaringan irigasi. Dengan pemahaman seperti itu, di lapangan
diidentifikasi rasio atau nisbah luas areal terairi terhadap rancangan luas areal
mencapai 91% (0,91). Artinya dari seluruh target areal yang akan diairi hanya ada
sekitar 9% saja yang tidak terairi. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (89%),
efektifitaspengelolaanairinimengalamipeningkatansekitar2%.

Hasil Analisis efisiensi dan efektivitas pengelolaan jaringan irigasi disajikan dalam
tabelsebagaiberikut:

Tabel2.73. Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Menurut
KecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009

Pasok
Pasok Total
Luas Luas Kebutu Air
Air Pasok PIA PIR PAR IA
Rancan Lahan hanAir Irigasi
No Kecamatan Irigasi Air (lt/dt (lt/dtk (lt/dtk (lt/dtk
gan Terair Tanam Total
(lt/dtk (lt/dtk k/ha) /ha) /ha) /ha)
(Ha) i(Ha) an(Ha) (lt/dtk
) )
)

1 Toboali 5.500 2.667 2.667 2.800 2.800 3,000 1,05 1,05 1,12 48

2 AirGegas 1.000 95 95 1.000 1000 5000 10,53 10,53 52,63 0,95

3 Payung 0 0 0 0 0 3000 0 0 0 0
Simpang 0 0 5000 0 0 0 0
4 0 0 0
Rimba
5 Lepar 125 35 35 500 500 1000 14,28 14,28 28,57 28

II-76
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Pongok
Tukak 0 0 1500 0 0 0 0
6 0 0 0
Sadai
7 PulauBesar 4.500 1.800 1.800 7.000 7000 10000 3,88 3,88 5,55 0,48
Jumlah 11.125 4.597 4.597 11.300 11.300 28.500 29,74 29,74 87,87 28,40
Sumber:DinasPekerjaanUmumKab.BangkaSelatan

d.1.5 Rasiotempatibadahpersatuanpenduduk
Tabel2.74. Rasio Tempat Ibadah Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangka
SelatanTahun2009

Mesjid Gereja Pura Vihara Kelenteng
No Kecamatan Jml Jml Jml Jml
Jml Jml Ras
Jml Rasio Jml peme Rasio Jml peme Rasio Jml pemel Rasio pemel
pemeluk (unit) io
luk luk uk uk

1 Toboali 71 49.583 698,35 5 1.315 263 575 22 2.054 93,36

2 AirGegas 63 35.766 567,71 3 310 103,33 8

3 Payung 23 17.953 780,56 1 326 326 1

Simpang
4 36 19.858 551,61 1 48 48 1 45 45
Rimba
Lepar
5 19 11.573 609,10 5 1
Pongok
6 TukakSadai 18 9.167 509,27 30

7 PulauBesar 39 7.639 195,87 3 248 82,67 3 161 53,67 29

Jumlah 269 151.539 563,34 13 2.282 175,54 4 789 197,25 24 2.083 86,79

Sumber:BagianKesra,SetdaKab.BangkaSelatan

d.1.6 Persentaserumahtinggalbersanitasi
Rumah tinggal berakses sanitasi sekurangkurangnya mempunyai akses untuk
memperolehlayanansanitasi,sebagaiberikut:
a. fasilitasairbersih
b. pembuangantinja
c. pembuanganairlimbah(airbekas)
d. pembuangansampah

Hasil analisis data rumah tinggal berakses sanitasi disajikan dalam tabel sebagai
berikut:

Tabel2.75. Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Menurut Kecamatan di
KabupatenBangkaSelatanTahun2009
JumlahRumah JumlahRumahTinggi
No Kecamatan Persentase
Tinggal beraksessanitasi
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Toboali 6.894 4.709 68,31
2 AirGegas 2.142 808 37,72
3 Payung 4.596 3.139 68,30
4 SimpangRimba 4.403 1.320 29,98
5 LeparPongok 2.935 587 20,00
6 TukakSadai 750 162 21,60
7 PulauBesar 1.138 227 19,95
Jumlah 22.858 10.952 47,91

II-77
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

d.1.7 Rasiotempatpemakamanumumpersatuanpenduduk
Tempat Pemakaman Umum (TPU) adalah areal tempat pemakaman milik/dikuasai
pemerintahdaerahyangdisediakanuntukumumyangberadadibawahpengawasan,
pengurusandanpengelolaanpemerintahdaerah.
TempatPemakamanBukanUmum(TPBU)adalaharealtanahyangdisediakanuntuk
keperluan pemakaman mayat yang pengelolaannya dilakukan oleh yayasan/badan
sosial/badankeagamaan.
Tempat Pemakaman Khusus (TPK) adalah areal tanah yang digunakan untuk
pemakaman yang karena faktor sejarah dan faktor kebudayaan mempunyai arti
khusus.Untukmenghitungrasiotempatpemakamandisajikantabelsebagaiberikut:

Tabel2.76. Rasio Tempat Pemakaman Umum per Satuan Penduduk Menurut
KecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009
Tempat Tempat
Tempat
Pemakaman Pemakaman
Pemakaman Lainlain JumlahTotal Rasio
BukanUmum Khusus
Jml Umum(TPU) TPUper
No Kecamatan (PTBU) (TPK)
Penddk satuan
Daya Daya Daya Daya Daya penddk
Jml tampu Jml tamp Jml tamp Jml tamp Jml tampu
ng ung ung ung ng
(12=
(13=5
(10 4+6 (14=3/4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (11) +7+9+
) +8+ )
11)
10)
1 Toboali 55.692 18 7200 18 7.200 3.094
2 AirGegas 37.054 10 4000 10 4.000 3.705
3 Payung 18.137 9 4500 9 4.500 2.015
Simpang
4 20.607 7 3500 7 3.500 2.944
Rimba
Lepar
5 12.759 6 3600 6 3.600 2.127
Pongok
Tukak
6 10.188 5 1500 5 1.500 2.038
Sadai
7 PulauBesar 8.763 5 2500 5 2.500 1.753
Jumlah 163.200 60 26800 60 26.800 2.720

d.1.8 Rasiotempatpembuangansampah(TPS)persatuanpenduduk
Tabel2.77. Rasio tempat pembuangan sampah terhadap jumlah penduduk Menurut
KecamatandiKabupatenBangkaSelatanTahun2009
Jumlah TPS
No Kecamatan Penduduk JumlahDaya Rasio
Jumlah(unit)
(jiwa) Tampung(Ton)
(1) (2) (3) (4) (5) 6
1 Toboali 55.692 68 1,2 0,022
2 AirGegas 37.054 0 0 0
3 Payung 18.137 0 0 0
4 SimpangRimba 20.607 0 0 0
5 LeparPongok 12.759 0 0 0
6 TukakSadai 10.188 0 0 0
7 PulauBesar 8.763 0 0 0
Jumlah 163.200 68 1,2 0,007

II-78
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk adalah jumlah daya
tampung tempat pembuangan sampah per 1.000 jumlah penduduk, dengan meng
gunakanrumussebagaiberikut:
Rasiotempatpembuangansampah=JumlahDayaTampungTPSx1.000
JumlahPenduduk

d.1.9 Rasiorumahlayakhuni
Rasio rumah layak huni adalah perbandingan jumlah rumah layak huni dengan
jumlahpenduduk,denganmenggunakanrumussebagaiberikut:

JumlahRumahLayakHunix100%
JumlahPenduduk

d.1.10 Rasiopermukimanlayakhuni
Permukimanadalahbagiandarilingkunganhidupdiluarkawasanlindung,baikyang
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri
kehidupandanpenghidupan.

Rasio permukiman layak huni adalah perbandingan luas permukiman layak huni
dengan luas wilayah permukiman secara keseluruhan. Indikator ini mengukur
proporsi luas pemukiman yang layak huni terhadap keseluruhan luas pemukiman,
denganmenggunakanrumussebagaiberikut:

Rasiopermukimanlayakhuni=JumlahPermukimanLayakHuni
LuasWilayahPermukiman

e. PenataanRuang
e.1. RasioRuangTerbukaHijauperSatuanLuasWilayahberHPL/HGB
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secaraalamiahmaupunyangsengajaditanam.

Ruangterbukahijaukotamerupakankawasanperlindungan,yangditetapkandengan
kriteria:
a. lahandenganluaspalingsedikit2.500(duaribulimaratus)meterpersegi;
b. berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu
hamparandanjalur;dan
c. didominasikomunitastumbuhan.

Agarkegiatanbudidayatidakmelampauidayadukungdandayatampunglingkungan,
pengembanganruangterbukahijaudariluaskawasanperkotaanpalingsedikit30%
(tigapuluhpersen).

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatanekonomi.

II-79
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Tabel2.78. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di
KabupatenBangkaSelatanTahun2009.
Luaswilayah Luaswilayah LuasRuang RasioRuang
No Kecamatan
(km2) berHPL/HGB TerbukaHijau TerbukaHijau
(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/4)
1 Toboali 1.460,34 280.074
2 AirGegas 853,64 100.286
3 Payung 372,95 123.648
4 SimpangRimba 362,30 120.054
5 LeparPongok 261,98 84.072
6 TukakSadai 126,00 42.621
7 PulauBesar 169,87 64.721
Jumlah 3.607,08 815.476

e.2. RasioBangunanberIMBperSatuanBangunan

Izinmendirikanbangunangedung adalahperizinanyangdiberikanolehPemerintah
Daerah kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah,
memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan
persyaratanadministratifdanpersyaratanteknisyangberlaku.

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha,kegiatansosial,budaya,maupunkegiatankhusus.

Tabel2.79. RasioBangunanberIMBperSatuanBangunanMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009
JumlahBangunan Rasiobangunan
No Kecamatan JumlahBangunan
berIMB berIMB
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Toboali 6623 458 0,069
2 AirGegas 2970 22 0,007
3 Payung 4415 27 0,006
4 SimpangRimba 4773 11 0,002
5 LeparPongok 3182 8 0,003
6 TukakSadai 679 17 0,025
7 PulauBesar 1136 28 0,025
Jumlah 23.778 571 0,024

Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan adalah perbandingan jumlah bangunan
berIMB terhadap jumlah seluruh bangunan yang ada.

I I-80
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


f. Perhubungan
f.1. Jumlah arus penumpang angkutan umum

Tabel 2.80. Jumlah Penumpang Angkutan Umum Menurut Kecamatan di


Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2009

Jumlah Penumpang
Total Jumlah
No Kecamatan Pesawat
Bis Kereta Api Kapal Laut Penumpang
Udara
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7=3+4+5+6)
1 Toboali 143.888 - - 793.675 937.563
2 Air Gegas - - - - -
3 Pa yu n g - - - - -
4 Simpang Rimba - - - - -
5 Lepar Pongok - - - - -
6 Tukak Sadai 20.636 733 21.369
7 Pulau Besar - - - - -
Jumlah 164.524 733 793.675 958.932
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Bangka Selatan

f.2. Rasio ijin trayek


Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan/ atau mobil
penumpang umum pada jaringan trayek.
Jaringan trayek terdiri atas:
a. jaringan trayek lintas batas negara;
b. jaringan trayek antarkota antarprovinsi;
c. jaringan trayek antarkota dalam provinsi;
d. jaringan trayek perkotaan; dan
e. jaringan trayek perdesaan.

Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap
dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.

Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan
jaringan pelayanan angkutan orang.

Tabel 2.81. Rasio ijin trayek Menurut Kecamatan Kabupaten Bangka Selatan
Tahun 2009
Jumlah Jumlah Ijin Trayek
Total Ijin Rasio Ijin
No Kecamatan Penduduk
Perkotaan Perdesaan Trayek Trayek
(jiwa)
(1) (2) (3) (4) (5) (6=4+5) (7=3/6)
1 Toboali 55.692 - 9 9 6.188
2 Air Gegas 37.054 - - - -
3 Payung 18.137 - - - -
4 Simpang Rimba 20.607 - - - -
5 Lepar Pongok 12.759 - - - -
6 Tukak Sadai 10.188 - 2 2 5.094
7 Pulau Besar 8.763 - 1 - -
Jumlah 163.200 11 11 14.836,36
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Bangka Selatan

II-81
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt




f.3. Jumlahujikirangkutanumum
Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang diimpor,
baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan
agarmemenuhipersyaratanteknisdanlaikjalan.Pengujiandimaksudmeliputi:

a. Ujitipeyaitupengujianfisikuntukpemenuhanpersyaratanteknisdanlaikjalan
yang dilakukan terhadap landasan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan
Bermotor dalam keadaan lengkap dan penelitian rancang bangun dan rekayasa
KendaraanBermotoryangdilakukanterhadaprumahrumah,bakmuatan,kereta
gandengan, kereta tempelan, dan Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi
tipenya.

b. Uji berkala yaitu diwajibkan untuk mobil penumpang umum, mobil bus, mobil
barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan di Jalan,
meliputi pemeriksaan dan pengujian fisik kendaraan bermotor dan pengesahan
hasiluji.

Tabel2.82. JumlahujikirangkutanumumselamasatutahunmenurutKecamatan
diKabupatenBangkaSelatanTahun2009
Mobil
Jml Jml
Penumpang MobilBus MobilBarang %
Angkutan Angkutan KIR
No Umum
Umum
Jml Jml Jml Jml
Jml % Jml % Jml % Jml %
KIR KIR KIR KIR
(5= (8= (11=
(14=1
(1) (2) (3) (4) 4/3 (6) (7) 7/6 (9) (10) 10/9 (18) (19)
8/19)
) ) )
1 Toboali 4 4 1 24 24 1 401 401 1 429 429 100
2 AirGegas 40 40 1 40 40 100
3 Payung 6 6 1 97 97 1 103 103 100
Simpang
4 5 5 1 79 79 1 84 84 100
Rimba
Lepar
5 0
Pongok
6 TukakSadai 112 112 1 129 129 100
7 PulauBesar 0
Jumlah 4 4 1 52 52 1 729 729 1 785 785 100
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan

f.4. JumlahPelabuhanLaut/Udara/TerminalBis
Pelabuhan laut diartikan sebagai sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau
danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang
daridankepelabuhanlauttersebut.PelabuhanUdara/bandarabisadiartikansebagai
sebuah fasilitas untuk menerima pesawat dan memindahkan barang kargo maupun
penumpangdaridankepelabuhanudaratersebut.

Terminal bus dapat diartikan sebagai prasarana transportasi darat untuk keperluan
menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasisertamengaturkedatangandanpemberangkatankendaraanumum.

II-82
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.83. JumlahPelabuhanLaut/Udara/TerminalBisMenurutKecamatandi
KabupatenBangkaSelatanTahun20052009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 JumlahPelabuhanLaut 1 1 1 1 1
2 JumlahPelabuhanUdara
3 JumlahTerminalBis 1 1 1 1 1
Jumlah 2 2 2 2 2
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan


2.3.2 FokusLayananUrusanPilihan
a. PenanamanModal
a.1. Jumlahinvestorberskalanasional(PMDN/PMA)
Penanamanmodaldalamnegeri(PMDN)adalahpenggunaanmodaldalamnegeribagi
usahausahayangmendorongpembangunanekonomipadaumumnya.

Penanamanmodalasing(PMA)merupakanpenanamanmodalasingsecaralangsung
yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan perundangundangan di
Indonesia,dalamartibahwapemilikmodalsecaralangsungmenanggungresikodari
penanamanmodaltersebut.

Jumlah investor PMDN/PMA dihitung dengan menjumlahkan banyaknya investor
PMDN berskala nasional dengan banyaknya investor PMA berskala nasional yang
aktif berinvestasi di daerah dan pada suatu periode tahun pengamatan. Untuk
menghitungjumlahinvestorPMDN/PMAdapatdisusuntabelsebagaiberikut:

Tabel2.84. JumlahInvestorPMDN/PMAKabupatenBangkaSelatanTahun2004
2009
Tahun Uraian PMDN PMA Total
(1) (2) (3) (4) (5=3+4)
2004 JumlahInvestor 1 1
2005 JumlahInvestor 1 1
2006 JumlahInvestor 1 2 3
2007 JumlahInvestor 1 2 3
2008 JumlahInvestor 1 3 4
2009 JumlahInvestor 1 3 4
2010 JumlahInvestor 1 4 5
Sumber:BP3MDKab.BangkaSelatan

Catatan:Jumlahinvestordihitungberdasarkankeaktifanperusahaandaritahun2004
hingga2010.

Semakin banyak jumlah investor maka akan semakin menggambarkan ketersediaan
pelayanan penunjang yang dimililiki daerah berupa ketertarikan investor untuk
meningkatkaninvestasinyadidaerah.



II-83
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

a.2.Jumlahnilaiinvestasiberskalanasional(PMDN/PMA)
Jumlah nilai investasi investor PMDN/PMA dihitung dengan menjumlahkan jumlah
realisasinilaiproyekinvestasiberupaPMDNdannilaiproyekinvestasiPMAyangtelah
disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Banyaknya investasi
PMDN berskala nasional dengan banyaknya investasi PMA berskala nasional dihitung
dari total nilai proyek yang telah terealisasi pada suatu periode tahun pengamatan.
UntukmenghitungnilaiPMDN/PMAdapatdisusuntabelsebagaiberikut:

Tabel2.85. JumlahInvestasiPMDN/PMAKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2010
Persetujuan Realisasi
Tahun Jumlah Jumlah
NilaiInvestasi NilaiInvestasi
Proyek Proyek
2005 1 393.775.000.000 1
2006 1 393.775.000.000 1
2007 3 696.502.034.783 3
2008 3 696.502.034.783 3
2009 4 1.030.355.680.000 4
2010 5 1.795.502.034.783 5 114.365.038.939
Sumber:BP3MDKab.BangkaSelatan

Semakin banyak nilai realisasi investasi maka akan semakin menggambarkan
ketersediaanpelayananpenunjangyangdimililikidaerahberupaketertarikaninvestor
untuk meningkatkan investasinya di daerah. Semakin banyak realisasi proyek maka
akan menggambarkan keberhasilan daerah dalam memberi fasilitas penunjang pada
investoruntukmerealisasikaninvestasiyangtelahdirencanakan.

a.3.Rasiodayaseraptenagakerja
Rasiodayaseraptenagakerjaadalahperbandinganantarajumlahtenagakerjabekerja
padaperusahaanPMA/PMDNdenganjumlahseluruhPMA/PMDN.
Jumlah tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN dihitung dari banyaknya
tenaga kerja yang bekerja pada investasi PMA/PMDN yang terealisasi pada suatu
tahun. Jumlah seluruh PMA/PMDN dihitung dari banyaknya proyek investasi yang
terealisasididaerahpadasuatutahunberdasarkandataBKPM.
MenghitungRasiodayaseraptenagakerjadigunakanrumussebagaiberikut:

Jumlahtenagakerjabekerjapadaperusahaan
PMA/PMDNdenganjumlahseluruhPMA/PMDN

Selanjutnyahasilnyasajikandalambentuktabelsebagaiberikut:

Tabel2.86. RasiodayaseraptenagakerjaKabupatenBangkaSelatanTahun20052009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlahtenagakerjayang
1 berkerjapadaperusahaan 47 34 139
PMA/PMDN
2 JumlahseluruhPMA/PMDN 3 4 5
Rasiodayaseraptenaga
3 kerja
15,70 8,50 28,00

II-84
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Semakin besar rasio daya serap tenaga kerja pada PMA dan PMDN akan
mencerminkan besarnya daya tampung proyek investasi PMA/PMDN untuk
menyeraptenagakerjadisuatudaerah.

b. KoperasidanUsahaKecilMenengah(KUKM)
b.1 Persentasekoperasiaktif
Koperasiadalahbadanusahayangberanggotakanorangataubadanhukumkoperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakanekonomirakyatyangberdasaratasazaskekeluargaan.KoperasiAktifadalah
koperasiyangdalamduatahunterakhirmengadakanRAT(RapatAnggotaTahunan)
atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha. Menghitung
persentasekoperasiaktifdigunakanrumussebagaiberikut:



Tabel2.87. PersentasekoperasiaktifKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009


1 JumlahKoperasiAktif 11 11 20 39 34
2 JumlahKoperasi 45 46 53 53 62
3 Persentasekoperasiaktif 24,44 23,91 37,73 73,58 54,83
Sumber:DisperindagkopKab.BangkaSelatan

Semakinbesarjumlahpersentaseinimakaakansemakinbesarpelayananpenunjang
yangdimilikidaerahdalammenggerakkanperekonomianmelaluikoperasi.

b.2.JumlahUKMnonBPR/LKMUKM
Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagianbaiklangsungmaupuntidaklangsungdariusahamenengahatauusahabesar.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaanataucabangperusahaanyangdimiliki,dikuasai,ataumenjadibagianbaik
langsungmaupuntidaklangsungdenganusahakecilatauusahabesardenganjumlah
kekayaanbersihatauhasilpenjualantahunan.

Menghitung jumlah UKM non BPR/LKM UKM dilakukan dengan mengisi tabel
berikut:

Tabel2.88. JumlahUKMnonBPR/LKMKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010


1 JumlahseluruhUKM 42.078 79.773 88.076
2 JumlahBPR/LKM 5 5 5 7 10
3 JumlahUKMnonBPR/LKM 28

II-85
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Catatan:Datathn2010diambildariLKPMTriwulanIII2010dari2PMAdiBangka
SelatanygmasihaktifmenyampaikanLKPMnya.

Semakin banyak jumlah UKM non BPR/LKM akan menunjukkan semakin besar
kapasitas pelayanan pendukung yang dimiliki daerah dalam meningkatkan ekonomi
daerahmelaluiUKM.

b.3. JumlahBPR/LKM

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itudanmenyalurkandanasebagaiusahaBPR.

Lembaga keuangan mikro (LKM) adalah lembaga yang menyediakan jasa
penyimpanan (deposits), kredit (loan), pembayaran sebagai transaksi jasa (payment
service)sertamoneytransferyangditujukanbagimasyarakatmiskindanpengusaha
kecil. LKM memiliki fungsi sebagai lembaga yang memberikan berbagai jasa
keuanganbagimasyarakatmiskindanpengusahakecil.
MenghitungJumlahBPR/LKMdilakukandenganmengisitabelberikut.

Tabel2.89.JumlahBPR/LKMKabupatenBangkaSelatanTahun20052009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 JumlahBPR 0 0 0 0 1
2 JumlahLKM 0 0 0 0
3 JumlahBPRdanLKM 0 0 0 0 1

Semakin banyak jumlah BPR/LKM akan menunjukkan semakin besar kapasitas
pelayanan pendukung yang dimiliki daerah dalam mendukung pendanaan UKM
melaluiBPR/LKM.

c. Kependudukan

c.1. PertumbuhanPenduduk

Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian
danperpindahanpendudukataumigrasibaikperpindahankeluarmaupundariluar.
Pertumbuhanpendudukadalahpeningkatanataupenurunanjumlahpenduduksuatu
daerah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah
penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan
oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan
perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan
perpindahanpendudukdaridalamkeluar.
Komponenpertumbuhanpenduduk:

a. Faktorpenambah
1. Kelahiran(fertilitas)adalah:kemampuanriilseorangwanitaatausekelompok
untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan
hidup.
2. Migrasimasuk(imigrasi)adalahmasuknyapendudukkesuatudaerahtempat
tujuan

II-86
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

b. Faktorpengurang
1. Kematian (mortalitas) adalah keadaan menghilangnya semua tandatanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup.
2. Migrasi keluar (emigrasi) adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu
daerah

Rasioperpindahanpendudukpertahundapatdihitungdenganrumus:
Rasioperpindahanpenduduk=Jumlahpendudukyangpindahx100
Jumlahpenduduk

Rasio perpindahan penduduk masuk (imigrasi) dan keluar (emigrasi) dihitung
denganrumus:
Rasioperpindahanpendudukmasuk(imigrasi)=Jumlahpendudukyangmasukx100
Jumlahpenduduk

Rasioperpindahanpendudukkeluar(emigrasi)=Jumlahpendudukyangmasukx100
Jumlahpenduduk

Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah
tertentudariwaktukewaktu.
Rumusmenghitungpertumbuhanpenduduk:
Pt=Po+(BD)+(MiM0)
Angka pertumbuhan penduduk (r) adalah: ratarata pertumbuhan penduduk setiap
tahunpadaperiode/waktutertentudanbiasanyadinyatakandenganpersen.

Ada3macamukuranpertumbuhanpenduduk:
1. Pertumbuhan(linier).
Perhitungan ini mengasumsikan adanya perubahan jumlah absolut penduduk
yangsamadarisatutahunketahunyanglain.
Dirumuskan:
r=(PtPo)/n
P
Keterangan:
r = angkaperubahanlinier
Pt = jumlahpendudukpadaakhirperiode
Po= jumlahpendudukpadaawalperiode
N = jumlahtahundalamperiodetersebut
P = jumlahpendudukpadapertengahanperiode

2. PertumbuhanGeometri.
Pertumbuhaninimengasumsikanadanyaangkapertumbuhanjumlahpenduduk
yangsamadaritahunketahun
Rumus:
Pt=Po(1+r)
Keterangan:
Pt= jumlahpendudukpadaakhirperiode
Po= jumlahpendudukpadaawalperiode
N = jumlahtahundalamperiodetersebut
R = angkapertumbuhangeometris

II-87
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. PertumbuhaneksponensialperhitunganinisamadenganpertumbuhanGeometri
tetapipertambahanpendudukterjadisetiapsaatmengikutifungsieksponensial.
Rumus:
r=P0.eataur=LnPtLnPo
n
Keterangan:
Pt= jumlahpendudukpadaakhirperiode
Po= jumlahpendudukpadaawalperiode
n = jumlahtahundalamperiodetersebut
e = angkapertumbuhaneksponensial

Perhitunganlajupertumbuhanpendudukdidasarkanpadaperhitungan:
1. AngkaKelahiranKasar(crudebirthrate)yaitujumlahkelahiranhidupper1000
pendudukdalamsuatutahuntertentu

Rumus:CBR=BxK
D
Keterangan:
CBR = angkakelahirankasar
B = jumlahkelahiranhiduppadasuatutahuntertentu
D = jumlahpendudukpadapertengahantahunyangsama
k = konstantabiasanya1000

2. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) yaitu jumlah kematian pada tahun
tertentuper1000penduduk:

Rumus:CDR= DxK
P
Keterangan:
CDR = angkakematiankasar
D = jumlahkematianpadatahuntertentu
P = jumlahpendudukpadapertengahantahunitu

3. Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian
bayiberumurdibawah1tahunselama1tahunper1000kelahiranhidup.Angka
inisangatsensitifterhadapperubahantingkatkesehatandankesejahteraan.

Rumus:IMR= D0x1.000
B
Keterangan:
MR = angkakematianbayi
Do = jumlahkematianbayiselama1tahun
B = jumlahkelahiranhidupdalamtahunyangsama
Hasilperhitunganlajupertumbuhanpendudukdituangkandalamtabelberikut:
Tabel2.90.LajuPertumbuhanPendudukKabupatenBangkaSelatanTahun2009
No Fertilitas/mortalitas Jumlah
1 Angkakelahirankasar(CBR) 9,169
2 Angkakematiankasar(CDR) 2,865
3 Angkakematianbayi(IMR) 79,946
Sumber:DisdukcapilKab.BangkaSelatan

II-88
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

d. PengelompokanPenduduk
d.1. PengelompokanPendudukBerdasarJenisKelamindanumur
Rasio jenis kelamin (sex rasio) adalah banyaknya penduduk lakilaki per 100
penduduk perempuan, (penduduk lakilaki) : (penduduk perempuan) x 100. Dari
rumusan tersebut dapat diketahui jumlah penduduk lakilaki dan perempuan dalam
satuwilayah.

Hasilnyadituangkandalamtabelberikut:

Tabel2.91. ProyeksiPendudukMenurutJenisKelaminPerKecamatanKabupatenBangka
SelatanTahun2009
No Kecamatan Lakilaki Perempuan Jumlah RasioJenisKelamin
1 Toboali 28.633 27.059 55.692 105,82
2 AirGegas 19.171 17.883 37.054 107,20
3 Payung 9.409 8.728 18.137 107,80
4 SimpangRimba 10.687 9.920 20.607 107,73
5 LeparPongok 6.497 6.262 12.759 103,75
6 TukakSadai 5.361 4.827 10.188 111,06
7 PulauBesar 4.778 3.985 8.763 119,90
Jumlah 84.536 78.664 163.200 107,46
Sumber:DisdukcapilKab.BangkaSelatan

Pengelompokkanpendudukberdasarkanpersebaranpenduduk/geografis

Persebaranpendudukdapatdihitungberdasarkan:
1. persebarangeografis,yaitupersebaranpendudukmenurutpulau.
2. persebaran administratif dan politis, yaitu persebaran penduduk berdasarkan
provinsi,kabupaten,ataudaerahistimewa.

Tabel2.92. SebaranPendudukMenurutLuaswilayahdanKepadatanKabupaten
BangkaSelatanTahun2009
Jumlah Luaswilayah Kepadatan
No Kecamatan
Penduduk (km2) (%)
1 Toboali 55.692 1.460,34 38,14
2 AirGegas 37.054 853,64 43,41
3 Payung 18.137 372,95 48,63
4 SimpangRimba 20.607 362,30 56,88
5 LeparPongok 12.759 261,98 48,70
6 TukakSadai 10.188 126,00 80,86
7 PulauBesar 8.763 169,87 51,59
Jumlah 163.200 3.607,08 45,24
Sumber:DisdukcapilKab.BangkaSelatan


d.2. PengelompokanPendudukBerdasartingkatpendidikan
Selain berdasarkan jenis kelamin, penduduk juga dapat dikelompokan berdasarkan
tingkat pendidikan. Pengelompokan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
dapatmenggunakantabelberikut.

II-89
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.93. JumlahPendudukMenurutTingkatPendidikandiKabupatenBangka
SelatanTahun2009
TingkatPendidikan
No Kecamatan Perguruan Tidak Jumlah
SD/MI SMP SMA
Tinggi Sekolah
1 Toboali 15.218 9.201 7.741 4.061 23.967 60.188
2 AirGegas 10.541 3.687 2.723 302 19.399 36.652
3 Payung 6.003 1.583 1.037 394 9.329 18.346
4 SimpangRimba 8.288 2.185 774 242 8.860 20.349
5 LeparPongok 5.936 1.014 468 111 4.594 12.123
6 TukakSadai 1.824 1.258 815 97 8.342 12.336
7 PulauBesar 3.642 1.375 600 78 2.567 8.262
Jumlah 51.452 20.303 14.158 5.285 77.058 168.256
Sumber:DinasPendidikanKab.BangkaSelatan

Selanjutnya dari data yang ada, untuk mengetahui prosentasenya, dispesifikasikan
lagiberdasarkanjeniskelaminsebagaimanatampakpadatabelberikut.

Tabel2.94. Penduduk5TahunKeatasMenurutPendidikanTertinggidi
KabupatenBangkaSelatanTahun2009

No TingkatPendidikan Lakilaki Perempuan Jumlah Prosentase(%)


1 TidakpunyaijazahSD 37.979 39.079 77.058 L44,07;P47,61
2 SD/MIsederajat 27.035 24.417 51.452 L31,37;P29,75
3 SMP 10.796 9.507 20.303 L12,53;P11,58
4 SMA 7.526 6.632 14.158 L8,74;P8,08
5 Perguruantinggi 2.837 2.448 5.285 L3,29;P2,98
Jumlah 86.173 82.083 168.256
Sumber:DinasPendidikanKab.BangkaSelatan

Untuk mendapatkan data penduduk yang sudah terdaftar dalam catatan sipil, dapat
dihitungberdasarkankepemilikanKTP,KK,AktelahirdanAkteNikah.
Rasio penduduk berKTP adalah perbandingan jumlah penduduk usia 17 tahun ke
atas yang ber KTP terhadap jumlah penduduk usia 17 tahun ke atas atau telah
menikah.

RasiopendudukberKTP=Jumahpendudukusia>17tahunberKTPx100
Jumahpendudukusia>17tahunatausudahmenikah

Rasio penduduk berKK adalah perbandingan jumlah penduduk yang berKK
terhadapjumlahpendudukyangtelahmenikah.

RasiopendudukberKK=JumlahpendudukberKKx100
Jumlahpenduduksudahmenikah

Rasio bayi berakte kelahiran adalah perbandingan jumlah bayi lahir dalam 1 tahun
yangberaktekelahiranterhadapjumlahbayilahirpadatahunyangsama.

Rasiobayiberaktekelahiran=Jumlahbayiyangberaktekelahiranx100
Jumlahseluruhbayiyanglahir

II-90
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Rasio pasangan berakte nikah adalah perbandingan jumlah pasangan nikah berakte
nikahterhadapjumlahkeseluruhanpasanganyangtelahmenikah.

Rasiopasanganberaktenikah=Jumlahpasangannikahberaktenikahx100
Jumlahseluruhpasanganyangtelahmenikah

Tabel2.95. JumlahPendudukPesertaKBKabupatenBangkaSelatanTahun
2009
JumlahPendudukPesertaKB
No Kecamatan
PUS PesertaKB TidakKB
1 Toboali 15.269 1.881 3.425
2 AirGegas 9.278 664 2.221
3 Payung 4.917 576 1.113
4 SimpangRimba 5.525 527 1.287
5 LeparPongok 3.407 68 683
6 TukakSadai 3.279 158 984
7 PulauBesar 2.289 404 488
Jumlah 43.964 4.278 10.201
Sumber:KantorPemberdayaanPerempuandanKBKab.BangkaSelatan

e. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja (man power) adalah
penduduk dalam usia kerja (dalam literatur 1564 tahun). Di Indonesia dipakai
batasan umur 10 tahun. Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam usia
kerja dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktifitastersebut.

e.1.AngkatanKerja(labourforce)
Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk dapat
dikelompokkanmenjaditenagakerjadanbukantenagakerja.Tenagakerjadikatakan
jugasebagaipendudukusiakerja.

e.2.Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja (man power) adalah
penduduk dalam usia kerja (dalam literatur 1564 tahun). Di Indonesia dipakai
batasan umur 10 tahun. Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam usia
kerja dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktifitastersebut.

e.3. AngkatanKerja(labourforce)
Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk dapat
dikelompokkanmenjaditenagakerjadanbukantenagakerja.Tenagakerjadikatakan
jugasebagaipendudukusia

II-91
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

AngkayangseringdigunakanuntukmenyatakanjumlahangkatankerjaadalahTPAK
(Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), yang merupakan rasio antara angkatan kerja
dantenagakerja.

AngkaPartisipasiAngkatanKerja=AngkatanKerja15tahunkeatasx100
Jumlahpenduduk15tahunkeatas

Tingkat partisipasi umum yaitu jumlah angkatan kerja dibagi seluruh penduduk
berumur10tahunkeatas.

Tabel2.96. PendudukUsia15TahunKeatasDirinciMenurutAngkatanKerjadan
BukanAngkatanKerjasertaJenisKelamindiKabupatenBangka
SelatanTahun2009
No Uraian Lakilaki Perempuan Jumlah
1. ANGKATANKERJA
Bekerja 17.481 11.654 29.135
Pengangguran 21.365 14.244 35.609
Jumlahpendudukangkatankerja(i) 38.846 25.898 64.744
2 BUKANANGKATANKERJA
Sekolah 24.127
MengurusRT 11.136
Lainnya 1.854
Jumlahpendudukbukanangkatankerja(ii) 37.117
Jumlahpendudukusiakerja(i)+(ii) 101.861
3 TPAK(tingkatpartisipasiangkatankerja) 60.494 54.368 114.862
4 TPT(tingkatpengangguranterbuka) 39.619

Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja
terhadapjumlaangkatankerja.Jikayangtersediaadalahangkapengangguran,maka
angkayangdigunakanadalah=(1angkapengangguran)

AngkaPartisipasiAngkatanKerja=Pendudukyangbekerja
AngkatanKerja

Tabel2.97.PendudukAngkatanKerjakabupatenBangkaSelatanTahun2009
AngkatanKerja Jumlah
GolonganUmur
Lakilaki Perempuan
(1) (2) (3) (4=2+3)
1519 8.363 8.519 16.882
2024 9.629 8.886 18.515
2529 8.609 7.681 16.290
3034 6.985 6.695 13.680
3539 6.513 6.020 12.533
4044 5.725 4.739 10.464
4549 4.254 3.662 7.916
5054 3.113 3.179 6.292
5559 2.696 1.875 4.571
6064 2.313 761 3.074
65+ 2.294 2.351 4.645
Total 60.494 54.368 114.862
Sumber:DinasTenagaKerjadanTransmigrasiKab.BangkaSelatan

II-92
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

e.4. ProduktivitasKerja
Secara praktis, produktivitas pekerja dapat diukur menggunakan data nilai tambah
suatu daerah, yaitu PDRB dengan jumlah pekerja. Rasio dari kedua data tersebut
menunjukkanproduktivitastenagakerja.
ProduktivitasKerja=PDRB
JumlahPekerja

e.5. Kesempatankerja
Kesempatankerja (permintaan atas tenaga kerja) merupakan peluang atau keadaan
yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang
bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan
sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masingmasing. Kesempatan
Kerjaadalahsuatukeadaanyangmenggambarkan/ketersediaanpekerjaan(lapangan
kerjauntukdiisiolehparapencarikerja).

Kesempatankerja=Jumlahketersedianlapangankerja
Jumlahpekerja

Jumlah penduduk yang ada dalam suatu wilayah kemudian dikelompokan berda
sarkan lapangan usaha yang ada. Data ini bisa didapat dari BPS sebagaimana dalam
tabelberikut.

Tabel2.98. PendudukBekerjaMenurutLapanganUsahadiKabupatenBangka
SelatanTahun2009

No LapanganUsaha Persentase

1 Pertanian 44,3
2 IndustriPengolahan 5,6
3 Bangunan 2,1
4 Perdagangan,RestorandanHotel 13,7
5 Angkutan,PergudangandanKomunikasi 0,9
6 Keuangan,AsuransidanUsahaPersewaan 0,8
7 JasaKemasyarakatan 8,9
8 Lainnya(pertambangan,listrikdanairminum) 23,7
Total 100

Melihat jumlah lapangan kerja yang tersedia, sering kali dijumpai adanya sengketa
antara pengusaha dan pekerja. Tingkat sengketa antara pengusaha dan pekerja per
tahundihitungdenganrumusan:

Tingkatsengketapengusahapekerja=Jumlahsengketapengusahapekerjax1.000
Jumlahperusahaan



e.6. Pengangguran
Pengangguranadalahorangyangmasukdalamangkatankerja(15sampai64tahun)
yangsedangmencaripekerjaandanbelummendapatkannya.

II-93
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Limabentukpengangguran:

a. Pengangguran terbuka: baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena
mengharapkanpekerjaanyanglebihbaik)maupunsecaraterpaksa(merekayang
maubekerjatetapitidakmemperolehpekerjaan)
b. Setengah menganggur (under employment): yaitu mereka yang bekerja lamanya
(hari,minggu,musiman)kurangdariyangmerekakerjakan.
c. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh; yaitu mereka yang tidak
digolongkansebagaipengangguranterbukadansetengahmenganggur,termasuk
disiniadalah:

1. Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment), misalnya para petani
yang bekerja di ladang selama sehari penuh, padahal pekerjaan itu
sebenarnyatidakmemerlukanwaktuseharipenuh.
2. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment), misalnya orang yang
bekerjatidaksesuaidengantingkatataujenispendidikannya.
3. Pensiunlebihawal

d. Tenaga kerja yang lemah (impaired); yaitu mereka yang mampu untuk bekerja
fulltimetetapiintensitasnyalemahkarenakuranggiziataupenyakit.

e. Tenaga kerja yang tidak produktif, yaitu mereka yang mampu untuk bekerja
secara produktif tetapi karena semberdayasumberdaya penolong kurang
memadaisehinggamerekatidakbisamenghasilkansesuatudenganbaik.

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari
prosentasemembagijumlahpenganggurandenganjumlahangkatankerja.

Tingkatpenganguranterbuka=Jumlahyangmenganggurx1.000
Jumlahangkatankerja

f. PemberdayaanPerempuanDanPerlindunganAnak
Dalam rangka pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diperlukan akses
seluasluasnyaterhadapperempuanuntukberperanaktifdisemuabidangkehidupan
dalam rangka pemberdayaan untuk menuju kesetaraan gender. Untuk mengetahui
peran aktif perempuan dapat diukur dari partisipasi perempuan di lembaga
pemerintahmaupunswasta,besarnyaangkakekerasandalamrumahtangga(KDRT).

f.1. Persentasepartisipasiperempuandilembagapemerintah
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi
perempuanyangbekerjapadalembagapemerintahterhadapjumlahseluruhpekerja
perempuan,dihitungdenganmenggunakanrumussebagaiberikut:

Pekerjaperempuandilembagapemerintahx1.000
Jumlahpekerjaperempuan

Pekerja perempuan di lembaga pemerintahan dapat dikelompokkan berdasarkan
jumlahdanpersentaseperempuanyangmenempatiposisiEselonIIV.

II-94
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Sajikan data persentase perempuan di lembaga pemerintah, dirinci menurut kabu


paten/kota untuk provinsi dan dirinci menurut kecamatan untuk daerah
kabupaten/kota,dalamtabelsebagaiberikut:

Tabel2.99. PersentasePartisipasiPerempuandiLembagaPemerintahKabupaten
BangkaSelatanTahun20042009
No Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlahperempuanyangmenempati
1 1 1 2 2 3 3
jabataneselonII
Jumlahperempuanyangmenempati
2 1 2 2
jabataneselonIII
Jumlahperempuanyangmenempati
3 2 2 3 3 8 8
jabataneselonIV
4 Pekerjaperempuandipemerintah 217 374 686 701 741 1.023

5 Jumlahpekerjaperempuan
Persentasepekerjaperempuandi
6 30 30 30 30 30 30
lembagapemerintah


f.2. Partisipasiperempuandilembagaswasta
Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta adalah proporsi perempuan
yang bekerja pada lembaga swasta terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan,
dihitungdenganmenggunakanrumussebagaiberikut:

Pekerjaperempuandilembagaswastax1.000
Jumlahpekerjaperempuan

Persentaseperempuandilembagaswasta,diKabupatenBangkaSelatan,dalamtabel
sebagaiberikut:

Tabel2.100. PartisipasiPerempuandiLembagaSwastaKabupatenBangka
SelatanTahun20052009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009


1 Jumlahperempuanyangbekerja N/A N/A N/A N/A N/A
dilembagaswasta
2 JumlahPekerjaPerempuan N/A N/A N/A N/A N/A
3 Persentasepekerjaperempuandi N/A N/A N/A N/A N/A
lembagaswasta

f.3. RasioKekerasanDalamRumahTangga(KDRT)
Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Jenis kekerasan dalam rumah
tanggaterhadaporangdalamlingkuprumahtangganya,meliputi:

II-95
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

a. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit,
atau luka beratKekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan
ketakutan, hilangnya rasa percaya diri hilangnya kemampuan untuk bertindak,
rasatidakberdaya,dan/ataupenderitaanpsikisberapadaseseorang.

b. Kekerasan seksual meliputi : (i) pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan
terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut; (ii)
pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganyadenganoranglainuntuktujuankomersialdan/atautujuantertentu.

c. Penelantaran rumah tangga dimana setiap orang dilarang menelantarkan orang
dalamlingkuprumahtangganya,padahalmenuruthukumyangberlakubaginya
atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan,
perawatan,ataupemeliharaankepadaorangtersebut.Penelantaranjugaberlaku
bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara
membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau diluar
rumahsehinggakorbanberadadibawahkendaliorangtersebut.

Rasio KDRT adalah jumlah KDRT yang dilaporkan dalam periode 1 (satu) tahun per
1.000rumahtangga,dihitungdenganmenggunakanrumussebagaiberikut:

JumlahKDRTx1.000
JumlahRumahtangga

DatarasioKDRT,diKabupatenBangkaSelatantersajidalamtabelsebagaiberikut:

Tabel2.101.RasioKDRTKabupatenBangkaSelatanTahun20042009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 JumlahKDRT 0 0 0 0 0
2 JumlahRumahTangga 0 0 0 0 36.955
3 RasioKDRT 0 0 0 0 0
Sumber:KantorPemberdayaanPerempuandanKBKab.BangkaSelatan


f.4. Persentasejumlahtenagakerjadibawahumur
Persentasetenagakerjadibawahumuradalahproporsipekerjaanakusia514tahun
terhadapjumlahpekerjausia5tahunkeatas.Halinimengindikasikanmasihbelum
ada perlindungan anak. Anak dianggap masih memiliki nilai ekonomi dan seringkali
anakdieksploitasi.

Pekerjaanakusia514tahunx1.000
Jumlahpekerjausia5tahunkeatas

Data persentase tenaga kerja di bawah umur di Kabupaten Bangka Selatan Tahun
20052009tersajidalamtabelsebagaiberikut:


II-96
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.102. PersentaseTenagaKerjadiBawahUmurTahun514KabupatenBangka
SelatanTahun20052009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 Pekerjaanakusia514tahun 30.025 30.433
2 Jumlahpekerjausia5tahunkeatas 112.074 113.595
Persentasetenagakerjadibawah
3 26,79 26,79
umur
Sumber:DinasTenagaKerjadanTransmigrasiKab.BangkaSelatan


g. KeluargaBerencana(KB)DanKeluargaSejahtera(KS)
g.1. Rataratajumlahanakperkeluarga
Salah satu indikator keberhasilan keluarga berencana adalah penurunan ratarata
jumlahanakperkeluarga.
Ratarata jumlah anak per keluarga adalah jumlah anak dibagi dengan jumlah
keluarga.
Jumlahanak
Jumlahkeluarga

Data ratarata jumlah anak perkeluarga di Kabupaten Bangka Selatan tersaji dalam
tabelsebagaiberikut:

Tabel2.103. RatarataJumlahAnakperKeluargaKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 Jumlahanak 64.007 62.504 63.668 65.168
2 JumlahKeluarga 43.460 43.295 43.954 45.411
3 Rataratajumlahanak
1,47 1,42 1,44 1,43
perkeluarga
Sumber:KantorPemberdayaanPerempuandanKBKab.BangkaSelatan


g.2. RasioakseptorKB
RasioakseptorKBadalahjumlahakseptorKBdalamperiode1(satu)tahunper1000
pasanganusiasuburpadatahunyangsama.CakupanpesertaKBaktifsebesar73,02
sedangkankeluargaprasejahteradansejahteraIsenilai15,80%.
BesarnyaangkapartisipasiKB(akseptor)menunjukkanadanyapengendalianjumlah
penduduk.
JumlahakseptorKBx1.000
JumlahPasanganUsiaSubur
Data rasio akseptor KB di Kabupaten Bangka Selatan tersaji dalam tabel sebagai
berikut:





II-97
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.104.RasioAkseptorKBKabupatenBangkaSelatanTahun20052009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 JumlahAkseptorKB 24.274 26.965 27.932 28.357
2 Jumlahpasanganusia
34.667 36.263 37.958 39.161
subur
3 RasioAkseptorKB 717,51 743,59 735,86 724,11
Sumber:KantorPemberdayaanPerempuandanKBKab.BangkaSelatan

h. KomunikasiDanInformasi
h.1. Jumlahjaringankomunikasi
Jumlah jaringan komunikasi adalah banyaknya jaringan komunikasi baik telepon
genggam maupun stasioner. Jaringan komunikasi dihitung dari banyaknya jaringan
komunikasiyangberadadalamwilayahsuatupemerintahdaerah.

Sebuahoperatorjasatelekomunikasidapatmemilikisatu(1)jaringandansebaliknya,
beberapa operator dapat menggunakan hanya satu (1) jaringan telekomunikasi di
wilayah pemerintah daerah. Untuk menghitung jaringan komunikasi dapat disusun
tabelsebagaiberikut:

Tabel2.105.JaringanKomunikasiKabupatenBangkaSelatanTahun20052009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 Jumlahjaringantelepon
2 3 4 4 5
genggam
2 Jumlahjaringantelepon
1 1 1 1 1
stasioner
3 Totaljaringankomunikasi 3 4 5 5 6
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan

Semakin banyak jumlah jaringan komunikasi maka menggambarkan semakin besar
ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi sebagai pelayanan penunjang dalam
menyelenggarakanpemerintahandaerah.


h.2. Rasiowartel/warnetterhadappenduduk
Rasio wartel/warnet atau rasio ketersediaan wartel/warnet adalah jumlah
wartel/warnet per 1.000 penduduk. Wartel atau warung telekomunikasi adalah
tempat usaha komersial yang dimiliki oleh perorangan atau badan hukum yang
memberikanjasasambungantelekomunikasikepadamasyarakatdanakanmenerima
pembayarandarikonsumensecaralangsungsetelahjasadiberikan.

Warnet atau warung internet adalah tempat usaha komersial yang dimiliki oleh
perorangan atau badan hukum yang memberikan jasa sambungan internet kepada
masyarakatdanakanmenerimapembayarandarikonsumensecaralangsungsetelah
jasadiberikan.

Menghitung ketersediaan wartel/warnet per 1.000 penduduk digunakan rumus
sebagaiberikut:

II-98
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Jumlahwartel/warnetx1000
Jumlahpenduduk

Selanjutnyahasilnyasajikandalamtabelsebagaiberikut:

Tabel2.106. RasioWartel/Warnetper1000PendudukKabupatenBangkaSelatan
Tahun2009

2009
No Kecamatan Jml Jml Jml Rasio Rasio
Pnddk Wartel Warnet wartel warnet
(1) (2) (8) (9) (10) (11=9/8 (12=10/8)
)
1 Toboali 55.692 3 2 0.05 0.04
2 AirGegas 37.054 1 0.03
3 Payung 18.137 1 0.06
4 SimpangRimba 20.607
5 LeparPongok 12.759
6 TukakSadai 10.188
7 PulauBesar 8.763
Jumlah 163.200 5 2 0.14 0.00004
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan

Semakin besar rasio wartel/warnet per 1000 penduduk akan menggambarkan
semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan internet dan fasilitas jaringan
komunikasi data sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan
pemerintahandaerah.

h.3. Jumlahsuratkabarnasional/lokal
Surat kabar merupakan komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala dan
bersenyawa dengan kemajuan teknologi pada masanya dalam menyajikan tulisan
berupaberita,feature,pendapat,ceritarekaan(fiksi),danbentukkaranganyanglain.
Jumlah surat kabar nasional/lokal adalah banyaknya jenis surat kabar terbitan
nasionalatauterbitanlokalyangmasukkedaerah.

Untuk menghitung surat kabar terbitan nasional atau lokal dapat disusun tabel se
bagaiberikut:

Tabel2.107. Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal di Kabupaten Bangka Selatan
Tahun20052009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 Jumlahjenissuratkabar
3 3 3 3 3
terbitannasional
2 Jumlahjenissuratkabar
4 4 5 7 10
terbitanlokal
3 Totaljenissuratkabar(1+2) 7 7 8 10 13
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan

Semakin banyak jumlah jenis surat kabar terbitan nasional/lokal di daerah maka
menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi massa

II-99
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

berupa media cetak sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan


pemerintahandaerah.

h.4. Jumlahpenyiaranradio/TVlokal
Jumlah penyiaran radio/TV lokal adalah banyaknya penyiaran radio/TV nasional
maupunradio/TVlokalyangmasukdaerah.

Semakin banyak jumlah penyiaran radio/TV baik di daerah maupun nasional di
daerah maka menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan
komunikasi massa berupa media elektronik sebagai pelayanan penunjang dalam
menyelenggarakanpemerintahandaerah.

Untuk menghitung jumlah penyiaran radio/TV lokal dapat disusun tabel sebagai
berikut:

Tabel2.108. JumlahPenyiaranRadio/TVLokalKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009
No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
1 Jumlahpenyiaranradiolokal 1 1 1 1 1
2 Jumlahpenyiaranradionasional 1 1 1 1 1
3 Jumlahpenyiarantvlokal
4 Jumlahpenyiarantvnasional 1 3 3 5 5
5 Totalpenyiaranradio(1+2+3+4) 3 4 4 7 7
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan


i. Pertanahan
i.1. Persentaseluaslahanbersertifikat
Prosentase luas lahan bersertifikat adalah proporsi jumlah luas lahan bersertifikat
(HGB,HGU,HM,HPL)terhadapluaswilayahdaratan.
Indikator pertanahan ini bertujuan untuk mengetahui tertib administrasi sebagai
kepastiandalamkepemilikan.

Hak Milik (HM) merupakan hak turunmenurun, terkuat dan terpenuh yang dapat
dipunyaiorangatastanah.Sifatsifathakmilikyangmembedakannyadenganhakhak
lainnyaadalahhakyangterkuatdanterpenuh,hakatastanahyangdipunyaiorang,
hakmiliklahyangpalingkuatdanpenuh.

Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai
langsung oleh negara dalam jangka waktu paling lama 25 tahun. Hak Guna Usaha
merupakanhakkhususuntukmengusahakantanahyangbukanmiliknyasendiriguna
perusahaan,pertanian,perikanandanpeternakan.

HakGunaBangunan(HGB)adalahhakuntukmendirikandanmempunyaibangunan
bangunanatastanahyangbukanmiliknyasendiri,denganjangka waktupalinglama
30tahun.Tidakmengenaitanahpertanian,olehkarenaitudapatdiberikanatastanah
yangdikuasailangsungolehnegaramaupuntanahmilikseseorang.

II-100
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Hak Pengelolaan Lahan (HPL) adalah hak untuk mengelola lahan yang hanya
diberikan atas tanah negara yang dikuasai oleh Badan Pemerintah, BUMN (Badan
UsahaMilikNegara)danBadanUsahaMilikDaerah(BUMD).
Menghitungprosentaseluaslahanbersertifikatdigunakanrumussebagaiberikut:

Jumlahluaslahanbersetifikatx100%
JumlahPenduduk

2.4 ASPEKDAYASAINGDAERAH
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi
daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing
(competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan
ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai
tingkatkesejahteraanyangtinggidanberkelanjutan.

a. KemampuanEkonomiDaerah
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah
bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi
pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk
menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Kemampuan
ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa tolok ukur, sebagai
berikut:

a.1. Pengeluarankonsumsirumahtanggaperkapita

PDRB suatu daerah merupakan nilai seluruh produk yang dihasilkan dari semua
sektor di daerah yang bersangkutan, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu
indikator untuk mengevaluasi hasilhasil pembangunan. Dan semua produk yang
dihasilkan tersebut diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Daya
serapmasyarakatsetempatterhadapprodukyangdihasilkanmerupakantolakukur
kesejahteraan masyarakat daerah setempat. Daya serap masyarakat dapat diukur
melaluinilaipengeluarankonsumsimasyarakattersebut.

Peningkatan pengeluaran konsumsi rumah tangga menunjukkan peningkatan daya
serapmasyarakatterhadapprodukyangdihasilkandaerahyangbersangkutan,halini
menunjukkanadanyapeningkatankemampuandaerahsetempatdalammenghasilkan
produkproduk yang dibutuhkan masyarakat sekitar, yang berarti meningkatnya
kemampuanekonomidaerahyangbersangkutan.

Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan pengeluaran penduduk untuk
makanandanbukanmakanan.Nilaitersebutapabiladibagidenganjumlahpenduduk
merupakan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga/masyarakat perorangan atau
lebihdikenaldenganistilahpengeluarankonsumsirumahtanggaperkapita.

Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif
tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT
semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran
konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan menghitung angka
konsumsi RT per kapita, yaitu ratarata pengeluaran konsumsi rumah tangga per

II-101
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan
bukan makanan per jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan
termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup
perumahan,sandang,biayakesehatan,sekolah,dansebagainya.

SesuaiPermendagriNomor54Tahun2010,pengeluarankonsumsirumahtanggaper
kapita (Angka konsumsi RT per kapita) dapat dihitung dengan mempergunakan
rumus:


Tabel2.109. AngkaKonsumsiRTperKapitaKabupatenBangkaSelatanTahun
20052009
Tahun PengeluaranPerkapita
2005
2006
2007 586,20
2008 590,09
2009 591,87

a.2.Nilaitukarpetani
Pembangunan di segala bidang merupakan arah dan tujuan kebijakan Pemerintah
Kabupaten Bangka Selatan. Adapun hakikat sosial dari pembangunan itu sendiri
adalah upaya peningkatan kesejahteraan bagi seluruh penduduk Bangka Selatan.
Sebagian penduduk Bangka Selatan tinggal di daerah pedesaan dan mempunyai
pekerjaan utama di sektor pertanian. Sektor petanian merupakan sektor prioritas
pembangunan di kabupaten Bangka Selatan yang diharapkan dapat meningkatkan
pendapatandanmampumengentaskankemiskinan.

Untuk melihat keberhasilan pembangunan, selain data tentang pertumbuhan
ekonomijugadiperlukandatapengukurtingkatkesejahteraanpendudukkhususnya
petani.Salahsatuindikatoryangdapatmengukurtingkatkesejahteraanpetaniadalah
NilaiTukarPetani(NTP).

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk
mengukurtingkatkesejahteraanpetanidenganmengukurkemampuantukarproduk
(komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang
dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi
rumahtangga.JikaNTPlebihbesardari100makaperiodetersebutrelatiflebihbaik
dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP lebih kecil dari 100
berartiterjadipenurunandayabelipetani.

Nilai Tukar Petani dapat dihitung dengan membandingkan faktor produksi dengan
produk,yaituperbandinganantaraindeksyangditerima(It)petanidanyangdibayar
(Ib)petani.



NilaiTukarPetaniadalahrasioantaraindekshargayangditerimapetani(It)dengan
indeks harga yang dibayar petani (Ib) dalam persentase. It merupakan suatu

II-102
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

indikator tingkat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan, sedangkan Ib


darisisikebutuhanpetanibaikuntukkonsumsimaupunproduksi.BilaItatauIblebih
besardari100,berartiItatauIblebihtinggidibandingkanItatauIbpadatahundasar
penghitungan NTP. Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan tukar
barangbarang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa
yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi
produkpertanian.

Apabilahargaprodukpertanianyangdihasilkanpetaninaikdenganpersentaselebih
besardaripersentasekenaikanbarangdanjasayangdibayarpetani,denganasumsi
volumeproduksitidakberkurang,makaNTPnaikdandengansendirinyapendapatan
petaninaikrelatiflebihbesardarikenaikanpengeluaranatauterjadisurplus.Dengan
demikian secara konseptual, hubungan antara NTP dan pertambahan pendapatan
petani sangat erat. Karena pendapatan petani sangat erat kaitannya dengan tingkat
kesejahteraan, maka NTP merupakan indikator yang relevan untuk menunjukkan
perkembangantingkatkesejahteraanpetani.
SecaraumumadatigamacampengertianNTPyaitu:

NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih
besardarikenaikanhargakonsumsinya.Pendapatanpetaninaiklebihbesardari
pengeluarannya; dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik
dibandingtingkatkesejahteraanpetanisebelumnya.
NTP=100,berartipetanimengalami impas/breakeven.Kenaikan/penurunan
harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang
konsumsinya.Tingkatkesejahteraanpetanitidakmengalamiperubahan.
NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang
produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami
penurunandibandingtingkatkesejahtaraanpetanipadaperiodesebelumnya.

NTPsebagaisebuahindikatorperkembanganhargabergunaantaralain:
dariindekshargayangditerimapetani(It)dapatdilihatfluktuasihargabarang
barangyangdihasilkanpetani.Indeksinidigunakanjugasebagaidatapenunjang
dalampenghitunganpendapatansektorpertanian.
dariindekshargayangdibayarpetani(Ib),dapatdilihatfluktuasihargabarang
barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari
masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk
memproduksi hasil pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan
perkembanganinflasidipedesaan.
Nilai Tukar Petani (NTP) mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan
tukar(termoftrade)produkyangdijualpetanidenganprodukyangdibutuhkan
petanidalamberproduksidankonsumsirumahtangga.Dariangkainisekurang
kurangnyadapatdiperolehgambarantentangperkembangantingkatpendapatan
petani dari waktu ke waktu yang dapat dipakai sebagai dasar kebijakan untuk
memperbaikitingkatkesejahteraanpetani.
angka NTP menunjukkan tingkat daya saing (competiveness) produk pertanian
dibandingkandenganproduklain.Atasdasariniupayaprodukspecializationdan
peningkatankualitasprodukpertaniandapatdilakukan.

Sektor pertanian yang dicakup dalam pengolahan NTP meliputi subsektor Tanaman
Pangan(padi,palawija),hortikultura,TanamanPerkebunanRakyat,Peternakandan

II-103
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Perikanan. Data yang tersedia untuk analisis NTP kabupaten Bangka Selatan adalah
data NTP di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mengambil tahun 2007
sebagai tahun dasar perhitungan. Asumsinya adalah kondisi petani, tingkat harga
produk pertanian, dan harga produk konsumsi tidak berbeda jauh diantara
kabupatenkabupatendipropinsiBangkaBelitung.
Datanilaitukarpetani(NTP)sepertidisajikanpadatabel2.100menunjukkanbahwa
NTP tahun 2008 sd 2010 kurang dari 1. Artinya kenaikan harga barang produksi
petani relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.
Tingkat kesejahteraan petani pada periode 2008 sd 2010 mengalami penurunan
dibandingtingkatkesejahtaraanpetanipadatahun2007.Halinijugamenunjukkan
tingkat daya saing (competiveness) produk pertanian dibandingkan dengan produk
lainmengalamipenurunanselamaperiodetersebut.UpayauntukmeningkatkanNTP
dapat dilakukan melalui berbagai program terkait dengan peningkatan produksi,
produktivitas,kualitas,danpenataantataniagasertatingkathargaprodukpertanian.

Tabel2.110. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2008
2010
Tahun
No Uraian
2008 2009 2010
1 IndeksyangDiterimaPetani(It) 104,38 102,97 106,45
2 IndeksyangDibayarPetani(Ib) 105,45 109,07 111,75
3 Rasio 0,99 0,94 0,95
Keterangan:*Sumberdata:BPSProvinsiBangkaBelitung
**DatasampaidenganSeptember2010

a.3. Pengeluarankonsumsinonpanganperkapita
Pengeluaran konsumsi non pangan merupakan pengeluaran konsumsi di luar
pengeluaranuntukpangan,mencakupperumahan,sandang,biayakesehatan,sekolah,
entertaint

Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita dibuat untuk mengetahui pola
konsumsirumahtanggadiluarpangan.Pengeluarankonsumsinonpanganperkapita
dapat dicari dengan menghitung persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu
proporsi total pengeluaran rumah tangga untuk non pangan terhadap total
pengeluaran.

Sesuai Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, Rasio dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

%PengeluaranNonPangan=

Tabel2.111. PersentaseKonsumsiRTnonPanganKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1 TotalPengeluaranRTnonPangan 310,16 253,48
2 TotalPengeluaran 590,09 591,87
3 Rasio 52,56 42,83

II-104
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


a.4. ProduktivitasTotalDaerah
Produktivitas total daerah dihitung untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap
sektor per angkatan kerja yang menunjukan seberapa produktif tiap angkatan kerja
dalam mendorong ekonomi daerah per sektor. Produktivitas total daerah dapat
diketahui dengan menghitung produktivitas daerah per sektor (9 sektor) yang
merupakanjumlahProdukDomestikRegionalBruto(PDRB)darisetiapsektordibagi
dengan jumlah angkatan kerja dalam sektor yang bersangkutan. PDRB dihitung
berdasarkan9(Sembilan)sektor.

Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) Kabupaten Bangka
Selatandalamkurunwaktu5(lima)tahunterakhirdapatdilihatpadatabel2.95.

Tabel2.112. ProduktifitasperSektordiKabupatenBangkaSelatanTahun20052009
2005 2006 2007 2008 2009
No URAIAN
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
1. PDRBADHB 1.509.826 100 1.709.040 100 1.924.923 100 2.298.854 100 2.425.960 100
1.1 Pertanian 593.554 39,31 667.634 39,06 784.746 40,77 995.735 43,31 1.063.895 43,85
Pertambangan&
1.2 480.811 31,85 528.147 30,90 553.113 28,73 598.864 26,05 585.986 24,15
Penggalian
1.3 IndustriPengolahan 38.701 2,56 43.208 2,53 49.118 2,55 56.303 2,45 61.928 2,55
Listrik,GasdanAir
1.4 4.049 0,27 4.885 0,29 5.288 0,27 5.782 0,25 6.464 0,27
Bersih
1.5 Bangunan 79.472 5,26 96.103 5,62 112.377 5,84 138.656 6,03 156.867 6,47
Perdagangan,Hotel
1.6 199.671 13,22 224.203 13,12 250.002 12,99 299.618 13,03 323.482 13,33
danRestoran
Pengangkutan&
1.7 14.363 0,95 17.619 1,03 21.588 1,12 26.193 1,14 28.126 1,16
Komunikasi
Keuangan,Sewadan
1.8 43.432 2,88 48.085 2,81 53.681 2,79 59.675 2,60 63.946 2,64
JasaPerusahaan
1.9 Jasajasa 55.773 3,69 79.156 4,63 95.010 4,94 118.028 5,13 135.266 5,58
JumlahAngkatan
2. 114.862
Kerja
Sumber:PDRBKab.BangkaSelatan

b. FasilitasWilayah/Infrastruktur
Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam
hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas
ekonomidaerahdiberbagaisektordidaerahdanantarwilayah.

b.1. AksesibilitasDaerah
Untuk mengetahui tingkat aksesibilitas daerah dapat dihitung antara lain dengan
menghitungjumlahorang/barangmelaluidermaga/bandara/terminalpertahun.

b.1.1. Rasiopanjangjalanperjumlahkendaraan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dihitung untuk mengetahui tingkat
ketersediaan sarana jalan dapat memberi akses tiap kendaraan. Rasio panjang jalan
per jumlah kendaraan adalah perbandingan panjang jalan terhadap jumlah
kendaraan.

Rasiodihitungdenganrumussebagaiberikut:

II-105
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Tabel2.113.RasioPanjangJalanKabupatenBangkaSelatanTahun20052010
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 PanjangJalan 982,92 982,92 982,92
2 JumlahKendaraan 24.575 30.119 36.914
3 Rasio 0,040 0,033 0,027
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan

b.1.2. Jumlahorang/barangyangterangkutangkutanumum
Jumlahorang/barangyangterangkutangkutanumumdalamperiode 1(satu)tahun
diKabupatenBangkaSelatanTahun20052010tersajidalamtabelberikut:


Tabel2.114. JumlahOrang/BarangyangTerangkutAngkutanUmumdiKabupatenBangka
SelatanTahun20052010
Tahun
No Uraian Satuan
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 JumlahOrang Orang 84.958 68.472 86.699
2 JumlahBarang Ton 460 195
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan


b.1.3. Jumlahorang/barangmelaluidermaga/bandara/terminalpertahun
Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal dalam periode 1 (satu)
tahundiKabupatenBangkaSelatanTahun20062010disajidalamtabelberikut:

Tabel2.115. JumlahOrang/BarangMelaluiDermaga/Bandara/TerminalKabupatenBangka
SelatanTahun20062010
2006 2007 2008 2009 2010
No Sektor
Orang % Orang % Orang % Orang % Orang %
1 Dermaga 733 535
2 Bandara 672.589 733.458 793.675
3 Terminal 112.344 157.818 164.524 129.966 173.399
Sumber:DinasPerhubungan,KomunikasidanInformatikaKab.BangkaSelatan


b.2. PenataanWilayah
b.2.1.KetaatanterhadapRencanaTataRuangWilayah(RTRW)
Ketaatan terhadap RTRW merupakan kesesuaian implementasi tata ruang hasil
perencanaan tata ruang berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional
denganperuntukanyangdirencanakansesuaidenganRTRW.

Rasioketaatandihitungdenganrumussebagaiberikut:

II-106
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.116. RasioKetaatanTerhadapRTRWKabupatenBangkaSelatanTahun2005
2009

Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1 RealisasiRTRW 360.708 360.708 360.708 360.708 360.708
RencanaPeruntukan
360.708 360.708 360.708 360.708 360.708
2 RTRW
3 Rasio(1./2.) 100% 100% 100% 100% 100%

b.2.2. LuasWilayahProduktif
Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah produktif terhadap
luasrencanakawasanbudidayasesuaidenganRTRW.

Rasiodihitungdenganrumussebagaiberikut:



Tabel2.117.RasioLuasWilayahProduktifKabupatenBangkaSelatanTahun20052009
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1 LuasWilayahproduktif 3186 4364 12.169 26.950 51.540,2
LuasSeluruhWil.
2 206.606 206.606 206.606 206.606 206.606
Budidaya
3 Rasio(1/2) 0,015 0,021 0,059 0,130 0,249

b.2.3.LuasWilayahIndustri
Luaswilayahindustriadalahpersentaserealisasiluaskawasanindustriterhadapluas
rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Rasio dihitung dengan rumus
sebagaiberikut:



Tabel2.118. RasioLuasWilayahIndustriKabupatenBangkaSelatanTahun20052009
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1 LuasWilayahIndustri 0 0 5000 5000 5000
LuasSeluruhWilayah
2 206.606 206.606 206.606 206.606 206.606
Budidaya
3 Rasio(1/2) 0 0 0,188 0,188 0,188

b.2.4. LuasWilayahKebanjiran
Luaswilayahkebanjiranadalahpersentaseluaswilayahbanjirterhadapluasrencana
kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Rasio dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

II-107
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt



Tabel2.119. RasioLuasWilayahKebanjiranKabupatenBangkaSelatanTahun20052009
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
LuasWilayah
1 21.047,65 21.047,65 21.047,65 22.155,42 22.155,42
Kebanjiran(ha)
LuasSeluruhWilayah
2 206.606 206.606 206.606 206.606 206.606
Budidaya(ha)
3 Rasio(1/2) 0,102 0,102 0,102 0,107 0,112
b.2.5. LuasWilayahKekeringan
Luas wilayah kekeringan adalah luas wilayah kekeringan terhadap luas rencana
kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Rasio dihitung dengan rumus sebagai
berikut:



Tabel2.120. Rasio Luas Wilayah Kekeringan Kabupaten Bangka Selatan Tahun
20052009
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
LuasWilayah
1 0 0 0 0 0
Kekeringan
LuasSeluruh
2 206.606 206.606 206.606 206.606 206.606
WilayahBudidaya
3 Rasio(1/2) 0 0 0 0 0


b.2.6. LuasWilayahPerkotaan
Luaswilayahperkotaanadalahpersentaserealisasiluaswilayahperkotaanterhadap
luasrencanawilayahbudidayasesuaidenganRTRW.

Rasiodihitungdenganrumussebagaiberikut:



Tabel2.121. Rasio Luas Wilayah Perkotaan Kabupaten Bangka Selatan Tahun
20052009
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1 LuasWilayahPerkotaan 64.591,02 64.591,02 64.591,02 71.767,8 79.742
LuasSeluruhWilayah
2 206.606 206.606 206.606 206.606 206.606
Budidaya
3 Rasio(1/2) 0,31 0,31 0,31 0,34 0,38

II-108
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

b.3. Fasilitasbankdannonbank
Fasilitas bank dan non bank diukur dengan jenis dan jumlah bank dan cabang
cabangnya,danjenisdanjumlahperusahaanasuransidancabangcabangnya.

b.3.1.Fasilitasbankdannonbank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentukbentuklainnyadalamrangkameningkatkantarafhiduprakyatbanyak.

Menurutfungsinya,bankdibagimenjadibankumumdanbankperkreditanrakyat.
BankUmumadalahbankyangmelaksanakankegiatanusahasecarakonvensionaldan
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalulintaspembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikanjasadalamlalulintaspembayaran.

Tabel2.122. JenisdanJumlahBankdanCabangnyaKabupatenBangkaSelatantahun2005
2009
Tahun
No Uraian
2006 2007 2008 2009 2010
1 BankUmum 2 2 2 4 5
1.1 Konvensional 2 2 2 4 5
1.2 Syariah 0 0 0 0 0
2 BPR 0 0 1 1 1
2.1 Konvensional 0 0 0 0 0
2.2 Syariah 0 0 1 1 1


b.3.2.JenisdanJumlahPerusahaanAsuransidanCabangcabangnya
Asuransi merupakan alat untuk menanggulangi risiko (nasabah) dengan cara
menanggungbersamakerugianyangmungkinterjadidenganpihaklain(perusahaan
asuransi). Perusahaan asuransi adalah jenis perusahaan yang menjalankan usaha
asuransi,meliputiasuransikerugiandanasuransijiwa.Usahaasuransiadalahusaha
jasa keuangan yang menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi
asuransi guna memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa
asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang
tidakpastiterhadaphidupataumeninggalnyaseseorang.

Penyelenggaraan asuransi dipisahkan menjadi dua yaitu perusahaan asuransi yang
beroperasisecarakonvensionaldanyangmenggunakanprinsipprinsipsyariah.

Tabel2.123. Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabangnya Kabupaten
BangkaSelatanTahun20052009

Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
PerusahaanAsuransi
1 0 0 0 0 0
Kerugian

II-109
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

1.1 Konvensional 0 0 0 0 0
1.2 Syariah 0 0 0 0 0
PerusahaanAsuransi
2 2 2 2 2 2
Jiwa
2.1 Konvensional 2 2 2 2 2
2.2 Syariah 0 0 0 0 0


b.4. KetersediaanAirBersih
AirBersih(CleanWater)adalahairyangdigunakanuntukkeperluanseharihariyang
kualitasnyamemenuhisyaratkesehatandandapatdiminumsetelahdimasak.

Air Minum (Drinking Water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
(KeputusanMenteriKesehatanNomor907Tahun2002).

Sumberairbersihdapatdibedakanatas:
1.airhujan;
2.airsungaidandanau;
3.mataair;
4.airsumurdangkal;
5.airsumurdalam.

Ketersediaan air bersih dapat dihitung dari persentase Rumah Tangga (RT) yang
menggunakanairbersihdenganrumussebagaiberikut:



Tabel2.124.PersentaseRumahTanggayangmenggunakanairbersih
Tahun
No SumberAirBersih
2005 2006 2007 2008 2009
1 Leding(perpipaan) 1.304 1.157 628
2 Sumurlindung 33.319
3 Sumurtidakterlindung
4 Mataairterlindung 3.289
5 Mataairtidakterlindung
6 Sungai 5.463
7 Danau/Waduk
8 Airhujan 162
9 Airkemasan
10 Lainlain 868
TotalJumlahRumahTanggayang
11 43.736
menggunakanairbersih
12 JumlahRumahTangga
Persentaserumahtanggayang
13
menggunakanairbersih(11/12)

II-110
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

b.5. FasilitasListrikdanTelepon
b.5.1. RasioKetersediaanDayaListrik
Rasioketersediaandayalistrikadalahperbandingandayalistrikterpasangterhadap
jumlahkebutuhan,dihitungdenganmenggunakanrumussebagaiberikut:



Perhitungan ketersediaan daya listrik dan kebutuhannya kedepan dapat mengacu
pada dokumen Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) atau Rencana Umum
KelistrikanDaerah(RUKD)yangtelahdisusun.


Tabel2.125. PrakiraanKebutuhanBebanTenagaListrikKabupatenBangkaSelatan
Tahun20052009
Tahun
No Uraian Satuan
2008 2009 2010
1 Kebutuhan GWH 6 7 9,5
RumahTangga GWH 2 3 4
Komersial GWH 1 1 2
Public GWH 2 2 2,5
Indrustri GWH 1 1 1
2 Susut&Losses(T&D) % 0,50% 0,50% 0,55%
3 SusutPemakaianSendiri % 1% 1% 1%
4 TotalSusut&Losses % 1,05% 1,05% 1,05%
5 FaktorBeban % 1% 1% 1%
6 Produksi GWH 5.474 6.346 6.346
7 BebanPuncak MW 3.150 3.636 3.636
KapasitasTerpasang
8 MW 5.018 5.404 5.404
(Existing)
CummulatedCommited
9 MW
Projects
10 TOTALKAPASITASSISTEM MW
DAYAYANG
11 MW 9.33 9.719 10.108
DIBUTUHKAN*
Sumber:DinasPertambangandanEnergiKab.BangkaSelatan


b.5.2.PersentaseRumahTanggayangMenggunakanListrik
Penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan perekonomian serta
memajukan kesejahteraan masyarakat. Bila tenaga listrik telah dicapai pada suatu
daerahatauwilayahmakakegiatanekonomidankesejateraanpadadaerahtersebut
dapat meningkat. Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pemerintah Daerah
berkewajiban untuk melistriki masyarakat tidak mampu dan daerah terpencil.
Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran pemerintah daerah
tersebutadalahpersentaserumahtanggayangmenggunakanlistrik.
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik merupakan proporsi jumlah
rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai daya penerangan terhadap jumlah
rumahtangga,dihitungdenganmenggunakanrumussebagaiberikut:

II-111
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt



Tabel2.126. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kabupaten
BangkaSelatanTahun20082010
Tahun
No Uraian
2008 2009 2010
1 RTdengandaya450watt 3.736 3.723 3.084
2 RTdengandaya900watt 2.047 2.038 2.424
3 RTdengandaya1.300watt 1.831 1.830 2.200
4 RTdengandaya2.200watt 102 104 140
5 RTdengandaya>2.200watt 30 30 32
TotalJumlahRumahTangga
6 7.746 7.725 7.880
menggunakanlistrik
7 JumlahRumahTangga 43.954 44.028 44.102
PersentaseRumahTanggayang
8 17,62 17,55 17,87
menggunakanlistrik(6)/(7)
Sumber:DinasPertambangandanEnergiKab.BangkaSelatan


b.6. KetersediaanRumah
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan adalah kelompok rumah yang
berfungsi sebagai lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Ketersediaan rumah pada
suatudaerahmenunjukantingkatkesejahteraandaerahtersebut.

Tabel2.127.KetersediaandankebutuhanrumahdiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010
Jumlah Jumlah Rumah Jumlah
Semi
Kecamatan Penduduk Semi Permanen Kebutuhan
Permanen Permanen Temporer
(Jiwa) + Temporer Rumah (Unit)
Payung 17.948 2.291 1.237 233 1.470 3.589
Pulau Besar 8.193 691 832 424 1.256 1.640
Simpang Rimba 21.214 1.936 2.001 459 2.460 4.242
Toboali 59.261 5.565 4.297 723 5.020 11.853
Tukak Sadai 7.641 943 573 518 1.091 1.527
Air Gegas 35.272 3.668 1.951 1.549 3.500 7.055
Lepar Pongok 12.476 1.429 917 407 1.324 2.496
Total 162.005 16.523 11.808 4.313 16.121 32.402

b.7. KetersediaanRestoran
Ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukan tingkat daya tarik investasi
suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan perkembangan
kegiatanekonomisuatudaerahdanpeluangpeluangyangditimbulkannya.

Pengertian restoran adalah tempat menyantap makanan dan minuman yang
disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jenis tata boga atau
catering. Sedangkan pengusahaan usaha restoran dan rumah makan adalah

II-112
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kepada tamu sebagai usaha
pokok.

Tabel2.128. Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran Kabupaten Bangka Selatan Tahun
20052009
2005 2006 2007 2008 2009
Jml Jml Jml Jml Jml
No Uraian Jml Jml Jml Jml Jm
Usa Kurs Usah Kurs Kur
Usaha Kursi Usaha Kursi Usaha
ha i a i si
1 Usaharestoran
golongan
tertinggi
2 Usaharestoran
golongan
menengah
3 Usaharestoran
golongan
terendah
4 Usaharumah

makankelasA
5 Usaharumah

makankelasB
6 Usaharumah

makankelasC
7 Usaharumah

makankelasD
8 Usaharumah

makankelas
9 Jenis Usaha

Restoran
10 Jenis Usaha
17 340
RumahMakan
Sumber:DinasPariwisataKab.BangkaSelatan


b.8. KetersediaanPenginapan
Ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah satu aspek yang penting dalam
meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam menerima dan melayani jumlah
kunjungandariluardaerah.Semakinberkembangnyainvestasiekonomidaerahakan
meningkatkandayatarikkunjungankedaerahtersebut.Dengansemakinbanyaknya
jumlah kunjungan orang dan wisatawan ke suatu daerah perlu didukung oleh
ketersediaanpenginapan/hotel.

Jenispenginapan/hoteldapatdibedakanmenjadi:

a. HotelBerbintang
Hotel berbintang adalah suatu usaha jasa yang menggunakan suatu bangunan
atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, di mana setiap orang
dapat menginap, makan, memperoleh pelayanan, dan menggunakan fasilitas
lainnya dengan pembayaran, dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel
berbintang seperti yang telah ditentukan. Ciri khusus dari hotel berbintang
adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung di bawah manajemen hotel
tersebut.

UntukHotelBerbintang,kriteriapenggolongannyadidasarkanpadapersyaratan
dasar dan penilaian teknis operasional. Persyaratan Dasar : Perijinan
(persetujuan Prinsip, Ijin Usaha). Persyaratan Teknis : Unsur Fisik, Unsur

II-113
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Pengelolaan,UnsurPelayanan.Penetapanpenilaiangolongankelashotelbintang
dilakukan dengan penggabungan dari nilai persyaratan dasar dan persyaratan
teknis.PenilaianpenggolonganHotelBintangdilaksanakanolehPHRI.

b. HotelMelati
Hotel Melati adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau
sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, di mana setiap orang dapat
menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya
dengan pembayaran, dan belum memenuhi persyaratan sebagai hotel
berbintang.

Tabel2.129. Jenis,KelasdanJumlahPenginapan/HotelKabupatenBangkaSelatan
Tahun20082010
2009 2010
Jumlah Jumlah
No Uraian Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Tempat Tempat
Hotel Kamar Hotel Kamar
tidur tidur
1 HotelBintang5
2 HotelBintang4
3 HotelBintang3
4 HotelBintang2
5 HotelBintang1
HotelNonBintang
6 3 62 64 4 102 104
(hotelmelati)
7 TotalHotel 3 62 64 4 102 104
Sumber:DinasPariwisataKab.BangkaSelatan


c. IklimBerinvestasi
c.1. KeamanandanKetertiban
c.1.1. AngkaKriminalitas
Angka Kriminalitas adalah ratarata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada
tahuntertentu.Artinyadalamsatubulanratarataterjadiberapatindakkriminalitas
untuk berbagai kategori seperti curanmor, pembunuhan, pemerkosaan, dan
sebagainya. Indikator ini berguna untuk menggambarkan tingkat keamanan
masyarakat, semakin rendah tingkat kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat
keamananmasyarakat.

Angka kriminalitas dihitung berdasarkan delik aduan dari penduduk korban
kejahatan dalam periode 1 (satu) tahun, dihitung dengan menggunakan rumus
sebagaiberikut:

II-114
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel2.130.AngkaKriminalitasKabupatenBangkaSelatanTahun20082009

Tahun
No Uraian
2008 2009
1 JumlahkasusNarkoba 11 8
2 JumlahkasusPembunuhan 1 5
3 JumlahKejahatanSeksual 6 8
4 JumlahkasusPenganiayaan 26 16
5 JumlahkasusPencurian 73 52
6 JumlahkasusPenipuan 6 4
7 JumlahkasusPemalsuanuang 2 1
8 TotalJumlahTindakKriminalSelama1Tahun 125 94
9 JumlahPenduduk 161.087 163.200
10 AngkaKriminalitas(8)/(9) 7,76 5,76
Sumber:PolresKab.BangkaSelatan

c.1.2. JumlahDemonstrasi
Jumlah demonstrasi adalah jumlah demonstrasi yang terjadi dalam periode 1 (satu)
tahun.
Unjukrasaataudemonstrasi("demo")adalahsebuahgerakanprotesyangdilakukan
sekumpulanorangdihadapanumum.Unjukrasabiasanyadilakukanuntukmenyata
kanpendapatkelompoktersebutataupenentangkebijakanyangdilaksanakansuatu
pihakataudapatpuladilakukansebagaisebuahupayapenekanansecarapolitikoleh
kepentingankelompok.

Tabel2.131.JumlahDemonstrasiKabupatenBangkaSelatanTahun20082010
Tahun
No Uraian
2008 2009 2010
1 BidangPolitik 2 3 3
2 Ekonomi 0 0 0
3 Kasuspemogokankerja 0 0 0
4 JumlahDemonstrasi/UnjukRasa 2 3 3
Sumber:KesbangpolKab.BangkaSelatan


c.1.3. KemudahanPerijinan

Investasiyangakanmasukkesuatudaerahbergantungkepada dayasainginvestasi
yangdimilikiolehdaerahyangbersangkutan.Dayasainginvestasisuatudaerahtidak
terjadi dengan serta merta. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara
terusmenerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunyakemudahanperijinan.

Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan
persoalaninvestasirelatifsangatmudahdantidakmemerlukanwaktuyanglama.
Lama proses perijinan merupakan ratarata waktu yang dibutuhkan untuk
memperolehsuatuperijinan(dalamhari).

Jenisperijinanyangdianalisisantaralain:
1.SIUP:SuratIzinUsahaPerdagangan
2.TDP:TandaDaftarPerusahaan

II-115
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3.IUI:IzinUsahaIndustri
4.TDI:TandaDaftarIndustri
5.IMB:IzinMendirikanBangunan
6.HO:IzinGangguan

Tabel2.132. LamadanProsesPerijinanKabupatenBangkaSelatanTahun2009
LamaMengurus JumlahPersyaratan Biayaresmi
No Uraian
(hari) (dokumen) (rataratamaksRph)
1 SIUP Max14hari 6dokumen 100.000 300.000
2 TDP Max14hari 5dokumen 200.000 1.000.000
3 IUI Max14hari 5dokumen 200.000 15.000.000
4 TDI Max14hari 5dokumen 200.000 15.000.000
5 IMB Max14hari 18dokumen 100.00034.000.000
6 HO Max14hari 1dokumen 2.800.000
Sumber:KP2TKab.BangkaSelatan
c.1.4. PengenaanPajakDaerah(Jumlahdanmacampajakdanretribusidaerah)
Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah diukur dengan jumlah dan
macaminsentifpajakdanretribusidaerahyangmendukungikliminvestasi.
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan (dalam hal
iniperusahaan)kepadaDaerahtanpaimbalanlangsungyangseimbangberdasarkan
perundangundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (sesuai dengan
peraturanperundanganyangberlaku).
Contoh pajak daerah yaitu: pajak penerangan jalan, pajak reklame, dan pajak
restoran/hotel.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberianizintertentuyangkhususdisediakandan/ataudiberikanolehpemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan).
Contohretribusidaerahyaitu:retribusisewatempatdipasarmilikpemda,retribusi
kebersihandipasarmilikpemda,retribusiparkirditepijalanumumyangdisediakan
olehpemda,danretribusisejenislainnya.

Tabel2.133. Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Bangka
SelatanTahun20082010
Tahun
No Uraian
2008 2009 2010
1 JumlahPajakyangdikeluarkan 0 0 0
JumlahInsentifPajakyang
2 0 0 0
mendukungikliminvestasi
3 JumlahRetribusiyangdikeluarkan 449 489 315
JumlahRetribusiyangmendukung
4 16 13 2
ikliminvestasi
Sumber:DPPKADKab.BangkaSelatan

c.1.5. PeraturanDaerah(Perda)yangmendukungiklimusaha
Perda merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui
perdainilahdapatdiindikasikanadanyainsentifmaupundisinsentifsebuahkebijakan
di daerah terhadap aktivitas perekonomian. Perda yang mendukung iklim usaha

II-116
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

dibatasiyaituperdaterkaitdenganperizinan,perdaterkaitdenganlalulintasbarang
danjasa,sertaperdaterkaitdenganketenagakerjaan.

Tabel2.134. JumlahPerdaYangMendukungIklimUsahaKabupatenBangka
SelatanTahun20052009

Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1 JumlahPerdaterkaitperijinan 0 1 6 5 2

JumlahPerdaterkaitlalulintas
2 0 0 2 0 0
barangdanjasa
JumlahPerdaterkait
3 0 0 3 2 1
ketenagakerjaan
Sumber:BagianhukumdanorganisasisetdakabBangkaSelatan

c.1.6. StatusDesa(Persentasedesaberstatusswasembadaterhadaptotaldesa)
Pembangunandesadalamjangkapanjangditujukan untukmemperkuatdasardasar
sosial ekonomi pedesaan yang memiliki hubungan fungsional yang kuat dan
mendasar dengan kotakota dan wilayah di sekitarnya. Pembangunan desa dan
pembangunan sektor yang lain di setiap pedesaan akan mempercepat pertumbuhan
desa menjadi desa swasembada yang memiliki ketahanan di segala bidang dan
dengan demikian dapat mendukung pemantapan ketahanan nasional. Dalam rangka
mencapai tujuan itu pembangunan desa diarahkan untuk mengembangkan sumber
daya manusianya yang merupakan bagian terbesar penduduk Indonesia, dengan
meningkatkan kualitas hidup, kemampuan, keterampilan dan prakarsanya, dalam
memanfaatkanberbagaipotensidesamaupunpeluangyangadauntukberkembang.

Berdasarkan kriteria status, desa/kelurahan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yakni
desa swadaya (tradisional); desa swakarya (transisional); dan desa swasembada
(berkembang). Pengertian masingmasing klasifikasi desa tersebut adalah sebagai
berikut:

1) DesaTerbelakangatauDesaSwadaya

Desa terbelakang adalah desa yang kekurangan sumber daya manusia atau tenaga
kerjadanjugakekurangandanasehinggatidakmampumemanfaatkanpotensiyang
adadidesanya.Biasanyadesaterbelakangberadadiwilayahyangterpenciljauhdari
kota, taraf berkehidupan miskin dan tradisional serta tidak memiliki sarana dan
prasaranapenunjangyangmencukupi.JumlahdesaterbelakangdiKabupatenBangka
Selatantahun2010dapatdilihatpadatabelberikutini.

Tabel2.135. Desa Terbelakang Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Bangka
SelatanTahun2010

No Kecamatan Desa Jumlah
DesaBikang
1 Toboali DesaRindik 3
DesaKepoh
DesaPergam
2 AirGegas DesaSidoharjo 3
DesaTepus
DesaPaku
3 Payung 3
DesaBedenggung

II-117
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

No Kecamatan Desa Jumlah


DesaIrat
DesaGudang
4 SimpangRimba 2
DesaSebagin
DesaPenutuk
DesaPongok
5 LeparPongok 4
DesaCelagen
DesaKumbung
DesaSadai
DesaPasirPutih
6 TukakSadai DesaBukitTerap 5
DesaTukak
DesaTiram
DesaFajarIndah
DesaSumberJayaPermai
7 PulauBesar 4
DesaPancatunggal
DesaSukaJaya
Total 24
Sumber:BP3MDKab.BangkaSelatan

2) DesaSedangBerkembangatauDesaSwakarsa

Desa sedang berkembang adalah desa yang mulai menggunakan dan memanfaatkan
potensifisikdannonfisikyangdimilikinyatetapimasihkekurangansumberkeuangan
atau dana. Desa swakarsa belum banyak memiliki sarana dan prasarana desa yang
biasanyaterletakdidaerahperalihandesaterpencil dankota. Masyarakatpedesaan
swakarsa masih sedikit yang berpendidikan tinggi dan tidak bermata pencaharian
utama sebagai petani di pertanian saja serta banyak mengerjakan sesuatu secara
gotong royong. Jumlah desa yang sedang berkembang di Kabupaten Bangka Selatan
tahun2010dapatdilihatpadatabelberikutini.


Tabel2.136. Desa Sedang Berkembang Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten
BangkaSelatanTahun2010
No Kecamatan Desa Jumlah
DesaJeriji
1 Toboali DesaRias 3
DesaKeposang
DesaNangka
2 AirGegas 2
DesaRanggas
DesaPangkalBuluh
DesaNadung
3 Payung 4
DesaRanggung
DesaMalik
DesaPermis
DesaSimpangRimba
4 SimpangRimba 4
DesaBangkaKota
DesaJelutungII
DesaTanjungLabu
5 LeparPongok 2
DesaTanjungSangkar
6 PulauBesar DesaBatuBetumpang 1

Total 16
Sumber:BP3MDKab.BangkaSelatan





II-118
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3) DesaMajuatauDesaSwasembada

Desamajuadalahdesayangberkecukupandalamhalsumberdayamanusiadanjuga
dalamhaldanamodalsehinggasudahdapatmemanfaatkandanmenggunakansegala
potensifisikdannonfisikdesasecaramaksimal.Kehidupandesaswasembadasudah
mirip kota yang modern dengan pekerjaan mata pencarian yang beraneka ragam
serta sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk menunjang kehidupan
masyarakatpedesaanmaju.

Dalam upaya peningkatan daya saing daerah salah satu potensi yang perlu
dikembangkanadalahmelaluipeningkatandanpercepatanpertumbuhanstatusdesa
menjadi desa swasembada. Indikator peningkatan daya saing terkait pertumbuhan
desa swasembada dapat dilihat dari persentase desa/kelurahan berstatus
swasembadaterhadaptotaldesa/kelurahan.JumlahdesamajudiKabupatenBangka
Selatantahun2010dapatdilihatpadatabelberikutini:

Tabel2.137. DesaMajuBerdasarkanKecamatandiKabupatenBangkaSelatan
Tahun2010

No Kecamatan Desa Jumlah
DesaGadung
1 Toboali 2
DesaSerdang
DesaAirGegas
DesaAirBara
2 AirGegas DesaBencah 5
DesaNyelanding
DesaDelas
DesaPayung
3 Payung 2
DesaSengir
4 SimpangRimba DesaRajik 1
Total 10
Sumber:BP3MDKab.BangkaSelatan

Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa adalah proporsi jumlah
desa berswasembada terhadap jumlah desa, dihitung dengan menggunakan rumus
sebagaiberikut:



Tabel2.138.JumlahDesaSwasembadaKabupatenBangkaSelatanTahun2010
No Uraian Jumlah
1 JumlahDesaSwadaya 24
2 JumlahDesaSwakarya 16
3 JumlahDesaSwasembada 10
4 JumlahDesa(1)+(2)+(3) 50
PersentaseDesaberstatusswasembadadibagijumlah
5 20%
desa(3)/(4)
Sumber:BP3MDKab.BangkaSelatan

II-119
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

d. SumberDayaManusia
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan
pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia
sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka
pembangunanSDMdiarahkanagarbenarbenarmampudanmemilikietoskerjayang
produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu
memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif
dalamrangkamemacupelaksanaanpembangunannasional.

Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan
daya saing daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas
sumberdayamanusiadalamrangkapeningkatandayasaingdaerahdapatdilihatdari
kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat
sejauhmanabebanketergantunganpenduduk.

Dengan berlakunya otonomi daerah terdapat pelimpahan pegawai dari instansi
vertikalsehinggasampaidengantahun2009jumlahPNSsebanyak2245(tenagaguru
1131, tenaga kesehatan 379 dan tenaga teknis 735) sedangkan CPNS sejumlah 447
pegawai(tenagaguru210,tenagakesehatan139dantenagateknis98orang)

d.1. KualitasTenagaKerja(RasiolulusanS1/S2/S3)
Salahsatufaktorpenting yangtidakdapatdiabaikandalamkerangkapembangunan
daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini
berkaitaneratdengankualitastenagakerjayangtersediauntukmengisikesempatan
kerjadidalamnegeridandiluarnegeri.Kualitastenagakerjadisuatuwilayahsangat
ditentukanolehtingkatpendidikan.Artinyasemakintinggitingkatpendidikanyang
ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya.
Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan
pendudukyangtelahmenyelesaiakanS1,S2danS3.
Rasio lulusan S1/S2/S3 adalah jumlah lulusan S1/S2/S3 per 10.000 penduduk, di
hitungdenganmenggunakanrumussebagaiberikut:



Tabel2.139.RasioLulusanS1/S2/S3KabupatenBangkaSelatanTahun20052009
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1 JumlahlulusanS1 280 167 733
2 JumlahlulusanS2 2 1 6
3 JumlahlulusanS3
4 JumlahlulusanS1/S2/S3 282 168 739
5 Jumlahpenduduk 158.931 161.087 163.200
RasiolulusanS1/S2/S3
6 0,17 0,10 0,45
(4/5)

II-120
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

d.2. TingkatKetergantungan
Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus
ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak
produktif.

Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk
yangbelumproduktifkarenasecaraekonomismasihtergantungpadaorangtuaatau
orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga
dianggaptidakproduktiflagisesudahmelewatimasapensiun.Pendudukusia1564
tahun,adalahpendudukusiakerjayangdianggapsudahproduktif.Atasdasarkonsep
ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada
penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam
inimemberikangambaranekonomispendudukdarisisidemografi.

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang
secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong
negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan
salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase
dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif
dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin
rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktifuntukmembiayaipendudukyangbelumproduktifdantidakproduktiflagi.

Rasioketergantunganadalahperbandinganjumlahpendudukusia<15tahundan>
64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 1564 tahun, dihitung dengan
menggunakanrumussebagaiberikut:



Tabel2.140.RasioKetergantunganKabupatenBangkaSelatanTahun20052009

Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
JumlahPendudukUsia
1 N/A N/A N/A 47.494 48.338
<15tahun
JumlahPendudukusia
2 N/A N/A N/A 8.303 4.645
>64tahun
JumlahPendudukUsia
3 TidakProduktif(1)& N/A N/A N/A 55.797 52.983
(2)
JumlahPendudukUsia
4 N/A N/A N/A 105.292 110.217
1564tahun
Rasioketergantungan
5 N/A N/A N/A 52,99 48,07
(3)/(4)
Sumber:DinasTenagaKerjadanTransmigrasiKab.BangkaSelatan

II-121
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA
PENDANAAN

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahandaerahyangdapatdinilaidenganuang,termasuksegalabentukkekayaanyang
berhubungandenganhakdankewajibandaerah.

Keuangan daerah merupakan komponen paling penting dalam perencanaan pembangunan,


sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk
memperoleh kesadaran mengenai kemampuan daerah dalam mendanai rencana
pembangunan dan kesadaran untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu dan
permasalahanstrategissecaratepat.Denganmelakukananalisiskeuangandaerahyangtepat
akanmelahirkankebijakanefektifdalampengelolaankeuangandaerah.

Selanjutnya belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah dalam kerangka ekonomi
makro diharapkan dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan
ekonomi daerah secara makro ke dalam kerangka pengembangan yang lebih memberikan
efekmultiplieryanglebihbesarbagimeningkatnyakesejahteraanrakyatyanglebihmerata.
Untukitumakakebijakandalampengelolaankeuangandaerahperludisusundalamkerangka
yangsistimatisdanterpola.

Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila


penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumbersumber
penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang
undangan(moneyfollowfunction).

Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan
keuangan daerah serta kerangka pendanaan Kabupaten Bangka Selatan. Analisis tersebut
terbagidalam3(tiga)pembahasanyaituKinerjaKeuanganMasaLalu,KebijakanPengelolaan
KeuanganMasaLaludanKerangkaPendanaan.

3.1. KinerjaKeuanganMasaLalu
Adanya reformasi setidaknya telah mengeluarkan dua Undangundang yang sangat
penting artinya dalam kehidupan sistem ketatanegaraan, khususnya sistem
pemerintahanpusatdandaerah,sertasistemhubungankeuanganantarapemerintah
pusatdandaerah.KeduaUndangUndangtersebutadalahUUNomor22Tahun1999
yang sekarang telah diganti dengan UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 tentang
PemerintahDaerahdanjugaUUNomor25Tahun1999yangsekarangdigantidengan
UUNomor33Tahun2004tentangPerimbangankeuanganantaraPemerintahPusat
danDaerah.KeduaUUtersebutbiasadisebutsebagaiUUOtonomiDaerah.

III-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah


adalahhak,wewenang,dankewajibandaerahotonomuntukmengaturdanmengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturanperundangundangan.

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya dalam arti
daerahdiberikankewenanganmengurusdanmengatursemuaurusanpemerintahan
diluar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undangundang.
Daerahmemilikikewenanganmembuatkebijakandaerahuntukmemberipelayanan,
peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan
padapeningkatankesejahteraanrakyat.

Dengan diterapkannya otonomi daerah, diharapkan dapat meningkatkankualitas
pelayanan kepada rakyat, kesejahteraan rakyat dan terjaminnya kepastian hukum
serta rasa keadilan bagi masyarakat. Ditetapkannya UU Nomor 32 Tahun 2004 dan
UU Nomor 33 Tahun 2004 telah melahirkan paradigma baru dalam sistem
pemerintahan, terutama di dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran
daerah.

ReformasikeuangandaerahsalahsatunyamemunculkanPeraturanPemerintah(PP)
No.58Tahun2005tentangPengelolaanKeuanganDaerah.PPinimerupakanturunan
dari UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No.25/1999 tentang
Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Salah satu tolak ukur
untukmengetahuikemampuanotonomisuatudaerahadalah kemampuankeuangan
daerah tersebut untuk dapat membiayai atau melaksanakan pengaturan atau
pengurusanrumahtanggadaerahtersebut.

Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal secara langsung juga akan
berpengaruhterhadapperkembanganakuntansisektorpublik.Salahsatualatuntuk
dapat menfasilitasi terciptanya transparasi dan akuntabilitas publik adalah dengan
penyajian laporan keuangan pemerintah daerah yang komprehensif. Laporan
keuangantersebutdigunakanuntukmembandingkankinerjakeuanganaktualdengan
anggaran, menilai kondisi keuangan dan hasilhasil operasi, membantu menentukan
tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan masalah
keuangandanketentuanlainnya,sertamembantumengevaluasitingkatefisiensidan
efektifitas.

Adanya tuntutan pertanggungjawaban kinerja keuangan oleh masyarakat
mengharuskan pemerintah daerah otonom untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang kinerjanya. Penilaian kinerja tersebut harus dapat memberikan informasi
yang transparan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut mengkontrol
kinerjakeuangandaerahtersebut.

Kinerja Keuangan Masa Lalu Kabupaten Bangka Selatan harus dijadikan sebagai
bahanevaluasidanperbaikankinerjakeuangandimasayangakandatang.

Padabagianiniakandijelaskangambarankinerjakeuangandaerahyangmencakup:
KinerjaPelaksanaanAPBDdanNeracaDaerah.

III-2
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


3.1.1. KinerjaPelaksanaanAPBD
Secara teoritis, pendapatan daerah akan sangat dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian daerah yang akan terjadi, atau dengan kata lain, bahwa suatu
pendapatan daerah termasuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus benarbenar
mampumeresponperkembanganekonomiyangdiperkirakanakanterjadi.

Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak
kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan
Pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan
efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan
dapatmemberikandukunganterhadapprogramprogramstrategisdaerah.

Pelaksanaan anggaran adalah tahap di mana sumber daya digunakan untuk
melaksanakankebijakananggaran.Suatuhalyangmungkinterjadidimanaanggaran
yang disusun dengan baik tenyata tidak dilaksanakan dengan tepat, tetapi tidak
mungkin anggaran yang tidak disusun dengan baik dapat diterapkan secara tepat.
Persiapananggaranyangbaikmerupakanawalbaiksecaralogismaupunkronologis.
Walaupundemikianprosespelaksanaannyatidakmenjadisederhanakarenaadanya
mekanisme yang menjamin ketaatan pada program pendahuluan. Bahkan dengan
prakiraan yang baik sekalipun, akan ada perubahanperubahan tidak terduga dalam
lingkunganekonomimakrodalamtahunyangbersangkutanyangperludiperlihatkan
dalamanggaran.Tentusajaperubahanperubahantersebutharusdisesuaikandengan
cara yang konsisten dengan tujuan kebijakan yang mendasar untuk menghindari
terganggunyaaktivitassatkerdanmanajemenprogram/kegiatan.

Pelaksanaan anggaran yang tepat tergantung pada banyak faktor yang di antaranya
adalah kemampuan untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan ekonomi makro
dan kemampuan satker untuk melaksanakannya. Pelaksanaan anggaran melibatkan
lebih banyak orang daripada persiapannya dan mempertimbangkan umpan balik
dari pengalaman yang sesungguhnya. Oleh karena itu, pelaksanaan anggaran harus:
a. menjamin bahwa anggaran akan dilaksanakan sesuai dengan wewenang yang
diberikan baik dalam aspek keuangan maupun kebijakan; b. menyesuaikan
pelaksanaan anggaran dengan perubahan signifikan dalam ekonomi makro;
c. memutuskan adanya masalah yang muncul dalam pelaksanaannya; d. menangani
pembelian dan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif. Sistem
pelaksanaan anggaran harus menjamin adanya ketaatan terhadap wewenang
anggaran dan memiliki kemampuan untuk melakukan pengawasan dan pelaporan
yang dapat langsung mengetahui adanya masalah pelaksanaan anggaran serta
memberikanfleksibilitasbagiparamanajer.

RealisasiPendapatanKabupatenBangkaSelatandapatdilihatpadatabel.3.1dibawah
ini:



III-3
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Tabel3.1.RatarataPertumbuhanRealisasiPendapatanDaerahTahun2005s/dTahun2009KabupatenBangkaSelatan
Kode . 2005 2006 % 2007 % 2008 % 2009 %
Rata-rata
Uraian % % Pertumbuhan
% Pertumbuhan
% Pertumbuhan
% Pertumbuhan
Pertumbuhan
Rek (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 PENDAPATAN 110.853.110.977,60 100 241.140.992.973,16 100 117,53 307.861.829.410,00 100 27,67 402.038.741.370,23 100 30,59 366.692.998.467,27 100 (8,79) 41,75

1.1 Pendapatan Asli Daerah 10.448.746.439,00 9,43 13.304.359.799,85 5,52 27,33 16.413.693.757,00 5,33 23,37 18.643.577.835,23 4,64 13,59 22.622.599.641,19 6,17 21,34 21,41
1.1.1 Pajak Daerah 4.807.030.629,00 4,34 3.575.938.049,00 1,48 (25,61) 1.537.332.252,00 0,50 (57,01) 1.381.457.066,00 0,34 (10,14) 2.417.890.181,83 0,66 75,02 -4,43
1.1.2 Retribusi Daerah 3.460.921.552,00 3,12 1.892.746.126,00 0,78 (45,31) 1.943.605.412,00 0,63 2,69 2.606.404.132,00 0,65 34,10 1.295.503.639,00 0,35 (50,30) -14,70
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
1.1.3 - 229.734.956,85 0,10 677.119.770,00 0,22 194,74 1.356.267.020,00 0,34 100,30 3.033.372.791,46 0,83 123,66 104,67
yang Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah 2.180.794.258,00 1,97 7.605.940.668,00 3,15 248,77 12.255.636.323,00 3,98 61,13 13.299.449.617,23 3,31 8,52 15.875.833.028,90 4,33 19,37 84,45
- -
1.2 Dana Perimbangan 97.545.874.538,60 88,00 225.992.456.923,31 93,72 131,68 267.323.726.330,00 86,83 18,29 346.853.176.899,00 86,27 29,75 322.530.369.726,00 87,96 (7,01) 43,18
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
1.2.1 32.168.343.917,00 29,02 33.639.057.000,00 13,95 4,57 52.399.028.330,00 17,02 55,77 73.015.575.899,00 18,16 39,35 60.983.466.726,00 16,63 (16,48) 20,80
Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 56.695.000.000,00 51,14 150.738.996.000,00 62,51 165,88 190.477.998.000,00 61,87 26,36 230.204.601.000,00 57,26 20,86 219.706.903.000,00 59,92 (4,56) 52,13
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 31.220.000,00 0,03 28.010.000.000,00 11,62 - 24.446.700.000,00 7,94 (12,72) 43.633.000.000,00 10,85 78,48 41.840.000.000,00 11,41 (4,11) 15,41
1.2.4 Lain-lain 8.651.310.621,60 7,80 13.604.403.923,31 5,64 57,25 - - - - - - - - - 0,00

Lain-lain Pendapatan Daerah


1.3 2.858.490.000,00 2,58 1.844.176.250,00 0,76 (35,48) 24.124.409.323,00 7,84 1.208,14 36.541.986.636,00 9,09 51,47 21.540.029.100,08 5,87 (41,05) 295,77
Yang Sah
1.3.1 Hibah - - - - - - - 2.000.000.000,00 0,50 - - - (100,00) -25,00
1.3.2 Dana Darurat - - - - 4.000.000.000,00 1,30 - - - - - - - 0,00
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
1.3.3 - - - - 5.935.778.802,00 1,93 - 9.700.731.636,00 2,41 63,43 10.486.792.664,08 2,86 8,10 17,88
& Pemda Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
1.3.4 - - - - 9.000.000.000,00 2,92 - 20.124.300.000,00 5,01 123,60 5.362.001.000,00 1,46 (73,36) 12,56
Khusus
Bantuan Keuangan Dari Provinsi
1.3.5 2.858.490.000,00 2,58 1.844.176.250,00 0,76 (35,48) 2.250.000.000,00 0,73 - 4.716.955.000,00 1,17 109,64 5.691.235.436,00 1,55 20,65 23,70
atau Pemda Lainnya
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
1.3.6 - - - - 2.938.630.521,00 0,95 - - - - - - - 0,00
Sah

III-4
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Dari tabel 3.1 tentang pertumbuhan realisasi Pendapatan Daerah dari tahun 2005
sampai2009dapatdianalisadandisimpulkantentang:
a. Sumberdanpersentasekomposisipendapatan.
Dari tahun 2005 sampai 2009 terlihat bahwa sumber utama pendapatan daerah
Kabupaten Bangka Selatan masih sangat tergantung kepada Dana Perimbangan.
PersentaseDanaPerimbanganinilebihdari85%untuksetiaptahunnya.Sedangkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat minim dengan persentase berkisar
antara5sampai10%.Walaupunpersentasenyamasihkecil,namunsecaranominal
PADBangkaSelatanmenunjukkanangkapertumbuhanyangcukupsignifikan,sebe
sar sekitar Rp. 10.5 milyar pada tahun 2005 tumbuh menjadi sekitar Rp. 22.6
miliyarpadatahun2009.
Darifaktatersebutdiatasdapatdisimpulkanbahwa:(1)pendapatandaerahBangka
SelatanmasihsangattergantungkepadaDanaPerimbangan,(2)perluditingkatkan
PADBangkaSelatanagarpersentasenyabisadiatas10%setiaptahunnya.

b. Persentasepertumbuhanpendapatan.
Secara ratarata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Bangka Selatan
tumbuhsebesar41,75%.Rataratapertumbuhanpendapataninisedikitbiaskarena
pada tahun 2005 Kabupaten Bangka Selatan masih baru terbentuk sehingga Dana
PerimbanganbelumoptimaldiperoleholehPemerintahKabupatenBangkaSelatan.
Jika angka pertumbuhan dari tahun 2005 ke tahun 2006 dikeluarkan dalam
perhitungan angka ratarata pertumbuhan, maka diperoleh angka ratarata
pertumbuhansebesar16,49%.

Ratarata pertumbuhan PAD lebih mencerminkan angka pertumbuhan yang lebih
realistikdaritahun2005sampai 2009.Rataratapertumbuhanselamalimatahun
terakhirsebesar21,41%.
RataratapertumbuhanDanaPerimbangansebesar43,18%,angkapertumbuhanini
sedikit bias, jika angka pertumbuhan Dana Perimbangan dari tahun 2005 ke 2006
dikeluarkan, maka angka ratarata pertumbuhan Dana Perimbangan menjadi
sebesar 13,68%. Namun demikian pertumbuhan Dana Perimbangan dari tahun
2008ke2009mengalamipenurunan.

Dari faktafakta tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa: (1) ratarata
pertumbuhanPADBangkaSelatansebesar21,41%danDanaPerimbangansebesar
13,68%,(2)peluanguntukmeningkatkanpertumbuhanPADBangkaSelatanmasih
besar,halinisudahsudahterbuktidimanaselamalimatahunterakhirPADBangka
Selatanselalumenunjukkanpertumbuhan.

3.1.2. NeracaDaerah
Analisisneracadaerahbertujuanuntukmengetahuikemampuankeuangan Pemerintah
Derah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivas serta
kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Analisis data
neracadaerahsekurangkurangnyadilakukanuntukhalhalsebagaiberikut:
1. rasiolikuiditasdegunakanuntukmengukurkemampuanPemerintahDaerahdalam
memenuhikewajibanjangkapendeknya.
JenisrasiolikuiditasyangdigunakanuntukPemerintahDaerahantaralain:
a. rasiolancar=aktivalancardibagikewajibanjangkapendek
b. rasioquick =(aktivalancarpersediaan)dibagikewajibanjangkapendek.

III-5
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

2. rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah


dalammemenuhikewjibankewajibanjangkapanjangnya
JenisrasiosolvabilitasyangdigunakanuntukPemerintahDaerahantaralain:
a. Rasiototalhutangterhadaptotalaset=totalhutang:totalaset
b. Rasiohutangterhadapmodal=totalhutang:totalekuitas

3. rasio aktivas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan
PemerintahDaerah

JenisrasioaktvitasyangdigunakanuntukPemerintahDaerahantaralain:
a. ratarataumurpiutang,yaiturasiountukmelihatberapalama,hariyangdiperlukan
untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas), dihitung dengan formula
sebagaiberikut.
Ratarataumurpiutang=365dibagiperputaranpiutang
Dimana:
Perputaranpiutang=pendapatandaerah/rataratapiutangpendapatandaerah
Sedangkan,rataratapiutangpendapatandaerah=(saldoawalpiutang+saldoakhir
piutang)/2
b. ratarata umur persediaan, yaitu rasio untuk melihat berapa lama dana tertanam
dalam bentuk persediaan (menggunakan persediaan untuk memberi pelayanan
publik),dihitungdenganformulasebagaiberikut.
Ratarataumurpersediaan=365dibagiperputaranpersediaan
Dimana:
Perputaran persediaan = nilai persediaan yang digunakan dalam satu tahun : rata
ratanilaipersediaan
Sedangkan, ratarata nilai persediaan = (saldo awal persediaan + saldo akhir
persediaan)/2

RataratapertumbuhanneracaKabupatenBangkaSelatandapatdlihatpadatabel3.2
dibawahini:


Tabel3.2RatarataPertumbuhanNeracaDaerahKabupatenBangkaSelatanTahun20092010

No. Uraian RatarataPertumbuhan(%)

1 ASET 8,2
1.1 ASETLANCAR 1
1.1.1 Kas 1
1.1.2 Piutang 0,45
1.1.3 Persediaan 0,13
1.2 ASETTETAP 1,2
1.2.1 Tanah 0,02
1.2.2 PeralatandanMesin 0,07
1.2.3 Gedungdanbangunan 0,28
1.2.4 Jalan,irigasidanjaringan 0,1
1.2.5 Asettetaplainnya 0,03
1.2.6 Konstruksidalampengerjaan 0,87

III-6
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

1.3 ASETLAINNYA 6
1.3.1 Tagihanpenjualanangsuran 1,5
1.3.2 Tagihantuntutangantikerugiandaerah 0,5
1.3.3 Kemitraandenganpihakkedua 1,5
1.3.4 Asettakberwujud 2,5
JUMLAHASETDAERAH 8,2
2 KEWAJIBAN 35,93
2.1 KEWAJIBANJANGKAPENDEK
2.1.1 Utangperhitunganpihakketiga 35,87
2.1.2 Utangmukadarikasdaerah
2.1.3 Pendapatanditerimadimuka 0,05
3 EKUITASDANA 2,5
3.1 EKUITASDANALANCAR 1,5
3.1.1 SILPA 1
3.1.2 CadanganPiutang 0,45
3.1.3 CadanganPersediaan 0,13
3.2 EKUITASDANAINVESTASI 1
3.1.1 Diinvestasikandalamasettetap 0,11
3.1.2 Diinvestasikandalamasetlainnya 0,05
JUMLAHKEWAJIBANDANEKUITASDANA 39

AnalisisrasioKeuanganKabupatenBangkaSelatandapatdilihatpadatabel3.3dibawah
ini.

Table3.3AnalisisRasioKeuanganKabupatenBangkaSelatanTahun2008s/d
2010

2008 2009 2010
No. Uraian (%) (%) (%)
1 Rasiolancar 2.318,16 181,52 0,54
2 Rasioquick 2.308,18 170,80 0,21
3 Rasiototalhutangterhadaptotalaset 0,0012 0,0003 0,0110
4 Rasiohutangterhadapmodal
5 Ratarataumurpiutang
6 Ratarataumurpersediaan


3.2. KebijakanPengelolaanKeuanganMasaLalu
Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah harus diperhatikan upaya untuk
peningkatanpendapatanpajakdanretribusidaerahtanpaharusmenambahbebanbagi
masyarakat. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang
berperan penting baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun
pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka
pendapatan daerah merupakan pilihan utama pendukung program dan kegiatan
penyelenggaraanpemerintahandanpelayananpublikdiKabupatenBangkaSelatan.

III-7
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Analisispengelolaankeuangandaerahpadadasarnyadimaksudkanuntukmenghasilkan
gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai
penyelenggaraanpembangunandaerah.Mengingatbahwapengelolaankeuangandaerah
diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan
terhadapAPBDdanlaporandaerahpadaumumnya.Dibutuhkanpemahamanyangbaik
tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurangkurangnya 5 (lima) tahun
sebelumnya.

MenganalisispengelolaankeuangandaerahdankerangkapendanaanKabupatenBangka
Selatan terlebih dahulu harus memahami jenis objek pendapatan, belanja, dan
pembiayaansesuaidengankewenangan,susunan/strukturmasingmasingAPBD.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai; Proporsi Penggunaan Anggaran dan Analisis
Pembiayaan.


3.2.1. ProporsiPenggunaanAnggaran
Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak
kepentinganpublik,disampingtetapmenjagaeksistensipenyelenggaraanPemerintahan.
Dalampenggunaannya,belanjadaerahharustetapmengedepankanefisiensi,efektivitas
dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan
dukunganterhadapprogramprogramstrategisdaerah.
Untukmengefektifkandanmengefesiensikanalokasidana,dilakukan:

1) Analisisbelanjadaerahdanpengeluaranpembiayaandaerah
Analisisinibertujuanmemperolehgambaranrealisasidarikebijakanpembelanjaan
dan pengeluaran pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya
yang digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan
pengeluaran pembiayaan dimasa datang dalam rangka peningkatan kapasitas
pendanaan pembangunan daerah. Analisis ini sekurangkurangnya dilakukan
melalui:

Dari tabel 3.4 tentang realisasi belanja terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Bangka
Selatandapatdianalisadandisimpulkantentang:

Komposisianggaranbelanja
Porsi terbesar anggaran belanja terletak pada Belanja Langsung dengan ratarata
sebesar 72,79% pada tiga tahun terakhir. Sedangkan porsi terbesar anggaran
Belanja Langsung terletak pada mata anggaran Belanja Modal dengan ratarata
sebesar 51,56%, disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa dengan ratarata
sebesar16,04%.
Porsi terbesar anggaran Belanja Tidak Langsung terletak pada mata anggaran
BelanjaPegawaidenganrataratasebesar19,99%.

Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa komposisi penggunaan
anggaranbelanjaKabupatenBangkaSelatansudahpasdimanakomposisiterbesar
digunakanuntukBelanjaModal,kemudiandisusulolehBelanjaBarangdanJasa.

Kenaikananggaranbelanja.
Kenaikan ratarata anggaran belanja Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan dalam
tigatahunterakhirsebesar31,25%.Persentasekenaikananggaranbelanjainitidak

III-8
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

seimbang dengan pertumbuhan ratarata pertumbuhan pendapatan yang hanya


berkisar 16,49%. Demikian pula tidak seimbang dengan pertumbuhan PAD yang
hanya tumbuh sebesar ratarata 21,41% dalam lima tahun terakhir dan Dana
Perimbanganyangtumbuhsebesar13,68.

Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kenaikan belanja Bangka
Selatantidakseimbangdenganpertumbuhanpendapatannya.Olehkarenaituperlu
dilakukanpenghematandisemuaposanggarandalamlimatahunyangakandatang.


Tabel3.4. RealisasiBelanjaTerhadapAnggaranBelanjaKabupatenBangka
Selatan

Rata-rata
KODE % %
Uraian 2007 % 2008 % 2009 % Kenaikan
REK Kenaikan Kenaikan
(%)
2 BELANJA 268.000.524.474,87 100 378.331.970.043,00 100 41,17 459.042.171.670,00 100 21,33 31,25

2.1 Belanja Tidak Langsung 66.299.255.985,87 24,74 97.320.839.330,00 25,72 46,79 142.995.888.854,00 31,15 46,93 46,86
2.1.1 Belanja Pegawai 53.991.094.485,87 20,15 71.769.133.003,00 18,97 32,93 95.778.925.436,00 20,86 33,45 33,19
2.1.2 Belanja Bunga - - - - - - - - -
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - 757.035.908,00 0,16 - -
2.1.4 Belanja Hibah - - 2.000.000.000,00 0,53 - 19.458.194.000,00 4,24 872,91 872,91
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 3.368.981.500,00 1,26 4.800.068.677,00 1,27 42,48 3.821.363.510,00 0,83 (20,39) 11,04
Belanja Bagi Hasil Kepada
2.1.6 - - - - - - - - -
Prov./Kab./Kota dan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
2.1.7 Kepda Prov./Kab./Kota dan 8.840.500.000,00 3,30 18.525.050.000,00 4,90 109,55 22.032.750.000,00 4,80 18,93 64,24
Desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 98.680.000,00 0,04 226.587.650,00 0,06 129,62 1.147.620.000,00 0,25 406,48 268,05
2.1.9 Lain-lain - - - - - - - - -
- -
2.2 Belanja Langsung 201.701.268.489,00 75,26 281.011.130.713,00 74,28 39,32 316.046.282.816,00 68,85 12,47 25,89
2.2.1 Belanja Pegawai 9.418.047.055,00 3,51 21.063.538.697,00 5,57 123,65 29.765.026.303,00 6,48 41,31 82,48
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 40.733.193.041,00 15,20 61.437.940.514,00 16,24 50,83 76.593.793.797,00 16,69 24,67 37,75
2.2.3 Belanja Modal 151.550.028.393,00 56,55 198.509.651.502,00 52,47 30,99 209.687.462.716,00 45,68 5,63 18,31


a) Analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur yang dilakukan
dengancaramengisiTabel3.3minimal3(tiga)tahunterakhirsebagaiberikut:

III-9
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel3.5.RealisasiBelanjaPemenuhanKebutuhanAparaturKabupatenBangkaSelatan

No Uraian 2007 2008 2009
A Belanja Tidak Langsung 95.778.925.436,00
1 Belanja gaji dan tunjangan 65.909.535.808,00
2 Belanja Tambahan Penghasilan 28.226.184.500,00
3 Belanja Penerimaan anggota & Pimpinan DPRD
1.560.600.000,00
serta Operasional KDH/WKDH
4 Belanja Pemungutan Pajak Daerah 82.605.128,00

B Belanja Langsung 37.457.221.677,00


1 Belanja Honorarium PNS 5.428.484.697,00
2 Belanja Uang Lembur -
3 Belanja Bea Siswa Pendidikan PNS 491.200.000,00
4 Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan
2.056.144.000,00
bimbingan teknis PNS
5 Belanja premi asuransi kesehatan 3.130.254.398,00
6 Belanja makanan dan minuman pegawai 1.343.729.700,00
7 Belanja pakaian dinas dan atributnya 589.645.700,00
8 Belanja pakaian khusus dan hari-hari tertentu 1.050.782.000,00
9 Belanja perjalanan dinas 19.155.988.700,00
10 Belanja perjalanan pindah tugas -
11 Belanja pemulangan pegawai -
12 Belanja Modal (kantor, mobil dinas, meubelair,
4.210.992.482,00
peralatan, perlengkapan dll
TOTAL 133.236.147.113,00

Selanjutnyadilakukananalisisproporsibelanjapemenuhankebutuhanaparaturuntuk3
(tiga)tahunterakhirdengantabelsebagaiberikut:


Tabel3.6. AnalisisProporsiBelanjaPemenuhanKebutuhanAparaturKabupatenBangka
Selatan
Total belanja untuk Total pengeluaran (Belanja +
pemenuhan kebutuhan Pembiayaan Pengeluaran) Prosentase
No Uraian
aparatur (Rp) (Rp)
(a) (b) (a) / (b) x 100%
1 Tahun Anggaran 2007 270,800,524,474.87 -
2 Tahun Anggaran 2008 393,331,970,043.00 -
3 Tahun Anggaran 2009 37.457.221.677,00 464.314.171.670,00 8.07
Keterangan : Sumber data pada kolom (a) berasal dari Tabel 3.3 dan kolom (b) berasal dari
datarealisasiAPBD.

Tabeldiatasmenjadidasaruntukmenetukankebijakanefisiensianggaranaparatursela
maperiodeyangdirencanakan.

3.2.2. AnalisisPembiayaan
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan
pembiayaan daerah pada tahuntahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit
belanjadaerahsebagaibahanuntukmenentukankebijakanpembiayaandimasadatang

III-10
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis


pembiayaandaerahdilakukanmelalui:

a. Analisissumberpenutupdefisitriil
Analisis ini dilakukan untuk memberin gambaran masa lalu tentang kebijakan
anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Daerah yang dilakukan
denganmengisiTabel.3.7berikut:

Tabel3.7.PenutupDefisitRiilAnggaranKabupatenBangkaSelatan
No Uraian 2007 2008 2009
1 Realisasi Pendapatan Daerah 307,861,829,410.00 402,038,741,370.23 366,692,998,467.27
Dikurangi realisasi:
2 Belanja daerah 268,000,524,474.87 378,331,970,043.00 459,042,171,670.00
A Defisit Riil 36,934,709,711.06 23,706,771,327.23 (92,349,173,202.73)
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan
4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 85,414,411,828.38 139,430,446,764.00 149,201,817,984.23
5 Pencairan dana cadangan - - -
6 hasil Penjualan Kekayaan daerah Yang dipisahkan 17,000,000,000.00 - -
7 Penerimaan Pinjaman daerah - - -
8 Penerimaan Piutang Daerah 2,926,595,224.07 1,101,007,437.00 -
Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah 105,341,007,052.45 140,531,454,201.00 149,201,817,984.23
9 Pemberian Pinjaman Daerah - - -
10 Pembayaran Utang PFK - - 2,272,000,000.00
11 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 2,800,000,000.00 15,000,000,000.00 3,000,000,000.00
12 Pembentukan Dana Cadangan - - -
Total Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2,800,000,000.00 15,000,000,000.00 5,272,000,000.00
B Pembiayaan Netto 102,541,007,052.45 125,531,454,201.00 143,929,817,984.23
A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 139,475,716,763.51 149,238,225,528.23 51,580,644,781.50
Saldo Kas Neraca Daerah 134,125,340,383.51 147,547,947,051.23 49,276,602,042.50

Berdasarkan tabel analisis di atas, kemudian disusun tabel analisis untuk mengetahui
gambarankomposisipenutupdefisitriilsebagaiberikut.

Tabel3.8.KomposisiPenutupDefisitRiilAnggaranKabupatenBangkaSelatan
Proporsidaritotaldefisitriil
No Uraian 2008 2009 2010
(%) (%) (%)
SisaLebihPerhitungan
149.201.817.984, 51.853.109.680,
1 Anggaran(SiLPA)Tahun 139.430.446.764
23 50
Anggaransebelumnya
2 PencairanDanaCadangan
HasilPenjualanKekayaan
3
DaerahYangdiPisahkan
4 PenerimaanPinjamanDaerah
PenerimaanKembali
5
PemberianPinjamanDaerah
6 PenerimaanPiutangDaerah 1.101.007.437
Sisalebihpembiayaan 149.238.225.528, 51.580.644.781,5
7 201.242.122,17
anggarantahunberkenaan 23 0

III-11
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

b. AnalisisRealisasiSisaLebihPerhitunganAnggaran
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih
perhitungan anggaran. Dengan mengetahui SiLPA realisasi anggaran periode
sebelumnya, dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan
terukur.

Gambaran masa lalu terkait komposisi realisasi anggaran SiLPA Pemerintah Daerah
dilakukandenganmengisidatarealisasianggaranpadaTabel.3.7berikut.

Tabel3.9. RealisasiSisaLebihPerhitunganAnggaranKabupatenBangkaSelatan

2008 2009 2010 Rata


rata
N %
Uraian % % Pert
o dari
Rp Rp dari Rp dari umb
SiL uhan
SiLPA SiLPA
PA
139.430.446. 149.201.817.984,2 51.853.109.680,
1 JumlahSiLPA
764 3 50
Pelampauan
2 penerimaan
dana
Pelampauan
penerimaan
3
dana
perimbangan
Pelampauan
penerimaan
lainlain
4
pendapatan
daerahyang
sah
Sisa
Penghematan
5 belanjaatau
akibat
lainnya
Kewajiban
kepadapihak
ketigasampai
6
denganakhir
tahunbelum
terselesaikan
Kegiatan
7
lanjutan

c. AnalisisSisaLebihPembiayaanAnggaranTahunan
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan
anggaranyangdapatdigunakandalamperhitungankapasitaspendanaanpembangunan
daerah.

AnalisisdilakukandenganmengisiTabel.3.10berikut:



III-12
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Tabel3.10. SisaLebih(riil)PembiayaanAnggaranTahunBerkenaanKabupaten
BangkaSelatan

No Uraian 2008 2009 2010

1 Saldokasneracadaerah 147.547.947.051,23 49.276.602.042,50 194.995.911,17


Dikurangi:
Kewajibankepadapihakketigasampaidengan
2
akhirtahunbelumterselesaikan
3 KegiatanLanjutan
4 SisaLebih(Riil)PembiayaanAnggaran 149.238.225.528,28 51.580.664.781,50 201.242.122,17


d. AnalisisProyeksiPembiayaanDaerah
Analisisinidilakukanuntukmemperolehgambaransisalebihriilperhitungananggaran.
Hasil analisis dapat digunakan untuk menghitung kapasitas penerimaan pembiayaan
daerahdenganproyeksi5(lima)tahunkedepan.
Analisisdilakukanberdasarkandatadaninformasiyangdapatmempengaruhibesarnya
sisalebihriilperhitungananggarandimasayangakandatang,antaralain:

1. angka ratarata pertumbuhan saldo kas neraca daerah dan ratarata pertumbuhan
kewajibankepadapihakketigasampaidenganakhirtahunbelumterselesaikanserta
kegiatanlanjutan;
2. asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi, inflasi dan
lainlain);
3. kebijakanpenyelesaiankewajibandaerah;
4. kebijakanefisiensibelanjadserahdanpeningkatanpendapatan


Gambar.3.1.AnalisisProyeksiPembiayaanDaerah


Asumsi indikator
makro ekonomi




Angka rata-rata Tingkat Pertumbuhan

Kebijakan pertumbuhan saldo kas neraca Saldo kas neraca daerah dan
daerah dan rata-rata kewajiban kepada pihak

penyelesaian
pertumbuhan Kewajiban ketiga sampai dengan akhir
kewajiban
daerah kepada pihak ketiga sampai tahun belum terselesaikan
dengan akhir tahun belum serta kegiatan lanjutan
terselesaikan serta kegiatan
lanjutan


Kebijakan Efisiensi belana


daerah dan peningkatan
pendapatan daerah

III-13
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel3.11.ProyeksiSisaLebih(Riil)PembiayaanAnggaranKabupatenBangkaSelatan
Data Tingk Proyeksi(Rupiahxjuta)
tahun at
No Uraian dasar Pertu Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
(Rpx mbuh 2011 2012 2013 2014 2015
juta) an
1 Saldokasneracadaerah 5.000 5% 15.000 17.000 20.000 23.000 25.000
dikurangi
2 Kewajibankepadapihak
ketigasampaidenganakhir 14.000 2% 10.000 8.000 4.000 4.000 2.000
tahunbelum
3 Kegiatanlanjutan
Sisalebih(Riil)pembiayaan
12.000 5% 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000
anggaran

3.3. KerangkaPendanaan
Penghitungan kerangka pendanaan dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas riil
kemampuankeuangandaerahdanrencanapenggunaannya.
Padabagian iniakandijelaskangambarankerangka pendanaandarihasilanalisisyang
mencakup:Analisipengeluaranperiodikwajibdanmengikatsertaprioritasutama,dan
proyeksidatamasalalu.

3.3.1. Analisispengeluaranperiodikwajibdanmengikatsertaprioritasutama
Dalambagianinidiuraikansekurangkurangnyamengenaianalisisbelanjaperiodikyang
wajib dan mengikat, serta pengeluaran periodik prioritas utama. Oleh karena itu, pada
bagian ini dapat diuraikan dengan tabel/grafik atau gambar pendukung analisis sesuai
dengankebutuhan.

a) Analisis belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta
prioritasutama.
Analisisterhadaprealisasipengeluaranwajibdanmengikatdilakukanuntukmenghitung
kebutuhanpendanaanbelanjadanpengeluaranpembiayaanyangtidakdapatdihindari
atauharusdibayardalamsuatutahunanggaran.

Belanjaperiodikyangwajibdanmengikatadalahpengeluaranyangwajibdibayarserta
tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh pemerintah daerah
seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor,
sewakantoryangtelahadakontrakjangkapanjangataubelanjasejenislainnya.

Belanjaperiodikprioritasutamaadalahpengeluaranyangharusdibayarsetiapperiodik
oleh Pemerintah daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas
pemerintahdaerahyaitupelayananpendidikandankesehatan,sepertihonorariumguru
dantenagamedissertabelanjajenislainnya.






III-14
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Tabel3.12. PengeluaranwajibdanmengikatsertaprioritasutamaKabupatenBangkaSelatan
Rata
rata
2008 2009 2010
No uraian Pertum
(Rp) (Rp) (Rp)
buhan
(%)
A BelanjaTidakLangsung 97.320.839.330 95.778.925.436 205.465.648.531
1 BelanjaGajidanTunjangan 131.219.767.612
BelanjaPenerimaanAnggota
2 danPimpinanDPRDserta
OperasionalKDH/WKDH
3 BelanjaBunga
4 Belanjabagihasil
B BelanjaLangsung 281.011.130.713 37.457.221.677 196.064.186.813
BelanjahonorariumPNS
1 khususuntukgurudantenaga
medis.
BelanjaBeasiswaPendidikan
2
PNS
BelanjaJasaKantor(khusus
tagihanbulanankantorseperti
3
listrik,air,telepondan
sejenisnya)
Belanjasewagedungkantor(
4 yangtelahadakontrakjangka
panjangnya)
Belanjasewaperlengkapan
danperalatankantor(yang
5 telah
adakontrakjangka
panjangnya)
C PembiayaanPengeluaran 15.000.000.000
1 PembentukanDanaCadangan
2 Pembayaranpokokutang
TOTAL(A+B+C)
Keterangan: Menghitung ratarata pertumbuhan pengeluaran wajib dan mengikat serta
prioritas utama dapat mempergunakan rumus pada analisis pengelolaan ke
uangandaerahsertakerangkapendanaan.

Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tabel diatas menjadi
dasar untuk menetukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan
tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan
analisiskerangkapendanaan.

3.3.2. ProyeksiDataMasaLalu
Proyeksidatamasalaludigunakanuntukmengidentifikasiproyeksipendapatandaerah.
Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kapasitas pendapatan daerah
dengan proyeksi 5 tahun kedepan, untuk penghitungan kerangka pendanaan
pembangunandaerah.
Analisis dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat mempengaruhi
pertumbuhanpendapatandaerah,antaralain:
1. angkarataratapertumbuhanpendapatandaerahmasalalu;
2. asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi, inflasi dan
lainlain);

III-15
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. kebijakanintensifikasidanekstensifikasipendapatandaerah;
4. kebijakandibidangkeuangannegara.

Analisisdilakukandengankerangkapemikiransebagaimanadisajikandalamgambardi
bawahini.

Gambar.3.2.AnalisisProyeksiPendapatanDaerah

Kebijakandibidang
KeuanganNegara

Angkaratarata TingkatPertumbuhan
AsumsiIndikator
Pertumbuhansetiap Pendapatandaerah
Makroekonomi
objekpendapatandaerah

KebijakanIntensifikasi
danekstensifikasi

Dengan kerangka di atas, analisis difokuskan pada objek dan rincian objek sumber
sumber pendapatan daerah. Mengingat masingmasing rincian objek memiliki perilaku
atau karakteristik yang berbeda, maka masingmasing daerah dapat mengembangkan
teknikdanperhitungansendiriyangdianggappalingakurat.
Selain itu, dilakukan analisis proyeksi belanja daerah untuk memperoleh kebutuhan
anggaran belanja tidak langsung daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat
wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis dilakukan dengan proyeksi 5 (lima)
tahunkedepanuntukpenghitungankerangkapendanaanpembangunandaerah.

Analisis dilakukan dengan kerangka pemikiran sebagaimana disajikan dalam gambar
dibawahini:

Gambar.3.3.AnalisisProyeksiBelanjaDaerah

AsumsiIndikator

makroekonomi



Angkaratarata TingkatPertumbuhan
Kebijakan
Pertumbuhanpengeluaran Pengeluaranwajibdan
pembiayaan
wajibdanmengikatserta mengikutsertakanprioritas
daerah

prioritasutama utama
pendapatandaerah

Kebijakanpemerintahyang
mempengaruhibelanjatidak
langsung&belanjapendidikan

III-16
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tabel3.13. ProyeksiBelanjadanPengeluaranPembiayaanyangWajibdanMengikatserta
PrioritasUtamaKabupatenBangkaSelatan

Tingk Proyeksi(Rp)
at
Datatahun Pertu
No. Uraian Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
dasar(Rp) mbuh
2011 2012 2013 2014 2015
an
(%)
BelanjaTidak 209.574.96 213.766.4 218.041.7 222.402.6 226.850.6
A 205.465.648.531 2%
Langsung 1.501,62 60.731,65 89.946,23 25.745,15 78.260,05
BelanjaGaji 133.844.16 136.521.0 139.251.4 142.036.4 144.877.2
1 131.219.767.612 2%
danTunjangan 2.964 46.223 67.147 96.489 26.418
Belanja
Penenerimaan
anggotadan
2 Pimpinan
DPRDserta
Operasional
KDH/WKDH
3 BelanjaBunga
BelanjaBagi
4
Hasil
Belanja 153.367.39 161.035.7 169.087.5 177.541.9 186.419.0
B. 146.064.186.813 5%
Langsung 6.153 65.960 54.258 31.970 28.568
Belanja
honorarium
1 PNSKhusus
untukgurudan
medis
Belanja
Beasiswa
2
Pendidikan
PNS
BelanjaJasa
Kantor
(Khusus
tagihan
3
bulanankantor
sepertilistrik,
air,telepon,
dansejenisnya
Belanjasewa
gedungkantor
4 (yangtelahada
kontrakjangka
panjangnya)
Belanjasewa
perlengkapan
danperalatan
5 kantor(yang
telahada
kontrakjangka
panjangnya)
Pengeluaran 12.526.522. 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000
C
Pembiayaan 000 .000 .000 .000 .000
Pembentukan
1
danacadangan
2 Pembayaran

III-17
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Pokokutang
TOTAL
BELANJA
WAJIBDAN
PENGELUARA
NYANGWAJIB
MENGIKAT
SERTA
PRIORITAS
UTAMA

3.3.3. PenghitunganKerangkaPendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yangakan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka mene
ngahdaerahselama5(lima)tahunkedepan.Langkahawalyangharusdilakukamadalah
mengidentifikasiseluruhpenerimaandaerahsebagaimanatelahdihitungpadabagiandi
atas dan ke pospos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu
kapasitasriilkeuangandaerahadalahtotalpenerimaandaerahsetelahdikurangidengan
berbagaiposataubelanjadanpengeluaranpembiayaanyangwajibdanmengikatserta
prioritasutama.

Sebelumdialokasikankeberbagaiposbelanjadanpengeluaran,besaranmasingmasing
sumberpenerimaanmemiliki kebijakanpengalokasianyangharusdiperhatikan,antara
lain:
a. penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program atau
kegiatanyangberhubunganlangsungdenganpeningkatanlayanandimanaretribusi
pejaktersebutdipungut;
b. penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang dipisahkan
dialokasikan kembali untuk upayaupaya peningkatan kapasitas dimana dana
penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan tingkat pengembalian investasi
terbaikbagikasdaerah;
c. penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai dan
operasionalrutinpemerintahandaerah;
d. penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan dimana
danatersebutdialokasikan;
e. penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai untuk perbaikan
pelayananatauperbaikanlingkungansesuaijenisdanabagihasildidapat.

Selanjutnya,untukmenentukankapasitasriilkeuangandaerah,dihitungdenganmengisi
tabelsebagaiberikut:

Tabel3.14. KapasitasRiilKemampuanKeuanganDaerahuntukMendanaiPembangunandaerah
KabupatenBangkaSelatan
Proyeksi
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Pendapatan 403.367.459.162 451.153.629.291 476.153.626.291 501.153.626.291 526.153.626.291
Pencairandanacadangan
2
(sesuaiPerda)
SisaLebihRiilPerhitungan
3 26.286.167.129 30.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
Anggaran
Totalpenerimaan 429.653.626.291 481.153.629.291 501.153.626.291 526.153.626.291 551.153.626.291
Dikurangi:

III-18
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BelanjadanPengeluaran
PembiayaanyangWajib
4 417.127.104.291 425.627.104.291 434.127.104.291 442.627.104.291 451.127.104.291
danMengikatserta
PrioritasUtama
Kapasitasriilkemampuan
430.000.000.000 481.500.000.000 501.500.000.000 526.500.000.000 551.500.000.000
keuangan

Berdasarkan Tabel 3.12 disusun Tabel 3.13 dapat dihitung rencana penggunaan
kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan anggaran
belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan, dengan
menggunakantabelberikut:

Tabel3.15. RencanaPenggunaanKapasitasRiilKemampuanKeuanganDaerah
KabupatenBangkaSelatan

Proyeksi
No Uraian Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kapasitasriil
I kemampuan 430.000.000.000 481.500.000.000 501.500.000.000 526.500.000.000 551.500.000.000
keuangan
Rencana
alokasi
pengeluaran
prioritasI 107.500.000.000 120.375.000.000 125.375.000.000 131.625.000.000 137.875.000.000
Belanja
II.a
Langsung 214.691.891.940 216.000.000.000 220.000.000.000 225.000.000.000 230.000.000.000
Pembentukan
II.b
danacadangan
Dikurangi:
Belanja
Langsungyang
wajibdan
II.c
mengikatserta
prioritas
utama 107.500.000.000 120.375.000.000 125.375.000.000 131.625.000.000 137.875.000.000
Pengeluaran
pembiayaan
yangwajib
II.d
mengikatserta
prioritas
utama
TotalRencana
Pengeluaran
II PrioritasI
(II.a+II.bII.c
II.d) 107.500.000.000 120.375.000.000 125.375.000.000 131.625.000.000 137.875.000.000
TotalRencana
Pengeluaran
PrioritasI

(II.a+II.bII.c
II.d)
Rencana
alokasi
pengeluaran
prioritasII
BelanjaTidak
III.a
Langsung 202.435.212.351 202.500.000.000 210.000.000.000 212.000.000.000 215.000.000.000
Dikurangi:
Belanjatidak
III.b langsungyang
wajibdan 202.435.212.351 202.500.000.000 210.000.000.000 212.000.000.000 215.000.000.000

III-19
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Proyeksi
No Uraian Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
mengikatserta
prioritas
utama
Totalrencana
pengeluaran
III
prioritasII
(III.aIII.b)
Surplus
anggaranriil
atau

Berimbang
(IIIIII) 120.064.787.649 155.625.000.000 166.125.000.000 182.875.000.000 196.625.000.000

Surplus anggaran diperbolehkan apabila nilainya tidak material dan tidak dapat di
gunakanuntukmembiayaisuatuprogram

Daritotaldanaalokasipaguindikatifyangtersedia,kemudian dialokasikankeberbagai
program/kegiatan sesuai urutan prioritas. Prioritas program/kegiatan dipisahkan
menjadi prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dimana prioritas I mendapatkan
prioritas pertama sebelum prioritas II. Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran
setelahprioritasIdanIIterpenuhikebutuhandananya.

PrioritasI
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program
unggulan (dedicated) Kepala Daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan
amanat/ kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun
rencana,termasukuntukprioritasbidangpendidikan20%(duapuluhpersen).

Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepantingan publik, bersifat
monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi,
memberikandampakluaspadamasyarakatdengandayaungkityangtinngipadacapaian
visi/misidaerah.Disampingitu,prioritasIjugadiperuntukanbagiprioritasbelanjayang
wajibsesuaidenganketentuanperaturanperundangundangan.

PrioritasII
Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan
penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan
program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masingmasing
segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang
dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk
peningkatankapasitaskelembagaanyangberhubungandenganitu.

PrioritasIII
PrioritasIIImerupakanprioritasyangdimaksudkanuntukalokasibelanjabelanjatidak
langsung seperti : tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial
organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten dan
pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III
harusmemperhatikan(mendahulukan)pemenuhandanapadaprioritasIdanIIterlebih
dahuluuntukmenunjukkanurutanprioritasyangbenar.

III-20
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Dengandemikian,kapasitasriilkeuangandaerahdapatdialokasikansebagaimanaTabel
berikut:

Tabel3.16. KerangkaPendanaanAlokasiKapasitasRiilKeuanganDaerah

Jenis Alokasi
No. 2011 2012 2013 2014 2015
Dana
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
Prioritas
1 I 25 107.500.000.000 25 120.375.000.000 25 125.375.000.000 25 131.625.000.000 25 137.875.000.000
Prioritas
2 II 28 120.400.000.000 28 134.820.000.000 28 140.420.000.000 28 147.420.000.000 28 154.420.000.000
Prioritas
3 II 47 202.435.212.351 47 205.500.000.000 47 210.000.000.000 47 212.000.000.000 47 215.000.000.000

Total 100 430.000.000.000 100 481.500.000.000 100 501.500.000.000 100 526.500.000.000 100 551.500.000.000


Penetapan Persentase tiap tahun sesuai urutan prioritas (I, II, dan III) bukan
menunjukkan urutan besarnya persentase tetapi lebih untuk keperluan pengurutan
pemenuhan kebutuhan pendanaannya. Besar persentase ditentukan sesuai analisis
umum tentang kapasitas pendanaan dari program dari program prioritas yang
dibayangkan akan menunjang prioritas yang dimaksud. Evaluasi atau analisis dari
penyelenggaraan pembangunan daerah dimasa lalu cukup baik untuk mendapatkan
gambaran yang diinginkan. Adapun, baris total pada tabel untuk masingmasing kolom
persentase harus selalu berjumlah 100%. Baris total untuk kolom rupiah dapat
menunjukkan total kapasitas riil keuangan daerah yang telah dihitung pada bagian
sebelumnya. Penetapan persentase masingmasing prioritas bersifat indikatif sebagai
panduan awal tim perumus dalam menetapkan pagu program atau pagu SKPD. Secara
simultanpersentasetersebutdipertajamketikaprogramprioritasuntukmasingmasing
jenis prioritas (prioritas I dan II) telah dirumuskan. Sisanya, dialokasikan untuk
persentasefinalprioritasIII.

III-21
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BAB IV
ISU-ISU STRATEGIS


Kabupaten Bangka Selatan sebagai salah satu kabupaten baru di Indonesia bukanlah
langsungmenjadisuatukabupatenyangdapatsecaramandiridanmempunyaipertumbuhan
ekonomiyangmemadaiuntuksegeramencapaivisiyangdicitacitakan.Dalammerumuskan
program kebijakan yang akan diimplementasi perlu tahapan/sistematika yang benar guna
mendapatkanrumusankebijakanyangtepatsesuaidengankebutuhandansumberdayayang
ada. Hal ini perlu dilakukan mengingat terdapat banyak permasalahan wilayah sehingga
perlu menetapkan program kebijakan prioritas yang memberikan multiplier effect dan
manfaatoptimalbagikesejahteraanmasyarakat.

Program kebijakan yang akan diluncurkan juga harus mempertimbangkan aspek ke


berlanjutan. Hal ini penting dilakukan mengingat banyak program yang seringkali tidak
berlanjut dan hanya berhenti di tengah jalan sehingga tujuan dari program kebijakan yang
diluncurkan menjadi tidak optimal dan bahkan menjadi permasalahan baru bagi pemba
ngunanwilayah.

4.1. PERMASALAHANPEMBANGUNAN
Berdasarkan analisis kualitatif lingkungan internal dan eksternal serta memperhati
kan potensi yang ada di Kabupaten Bangka Selatan, dapat diidentifikasi beberapa
masalahyangdihadapiKabupatenBangkaSelatansebagaiberikut:
1. masih rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan,
yaitu 3,90% pada tahun 2009. Kondisi ini berdampak dengan masih rendahnya
tingkat pendapatan per kapita masyarakat Kab. Bangka Selatan yaitu
Rp.10.394.543, pada tahun 2009. Kondisi perekonomian nasional yang
mendorong orientasi pembangunan daerah menuju sektor pertanian dan
kawasan perdesaan dengan pendekatan ekonomi kerakyatan. Reorientasi
mendorong dikembangkannya paradigma perencanaan pembangunan yang
mengurangi ketergantungan pada trickle down effect pusat pertumbuhan
berbasis sektor industri dan sektor tersier di kawasan perkotaan serta pilihan
basis perekonomian pada sektor pertanian dengan penajaman komoditi
yangtangguhterhadapperubahanpasarglobal.
2. kondisi perekonomian regional dengan tingkat perdagangan antar daerah yang
rendah dan minat investor yang masih rendah dalam mendukung laju
pertumbuhan ekonomi Bangka Selatan. Selain itu, belum tergalinya potensi
sumberdayaalamBangkaSelatansecaraoptimal.
Kondisi ini disebabkan oleh belum memadainya infrastruktur dan ketersediaan
sumber energi (Listrik dan BBM) bagi pembangunan berbagai sektor
perekonomianBangkaSelatan.
3. kualitas sumber daya manusia yang ada masih rendah. Kualitas SDM ini juga
akan mempengaruhi kemampuan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan dalam
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup adalah tidak menyatunya kegiatan perlindungan fungsi

IV-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

lingkungan hidup dengan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam sehingga


sering melahirkan konflik kepentingan antara ekonomi sumber daya alam
(pertambangan, kehutanan) dengan lingkungan. Kebijakan ekonomi selama ini
cenderung lebih berpihak terhadap kegiatan eksploitasi sumber daya alam
sehingga mengakibatkan lemahnya kelembagaan pengelolaan dan penegakan
hukum.
4. kondisi derajat kesehatan, status gizi masyarakat, dan penyediaan tenaga
kesehatan masyarakat (dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dan tenaga
media)yangbelummemadai.
5. adanya kesenjangan antara kondisi Kabupaten Bangka Selatan dengan
Kabupaten lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai sebuah
Kabupaten baru, maka Kabupaten Bangka Selatan mengalami kesulitan untuk
segera berintegrasi dalam pembangunan nasional secara memadai. Hal ini
terutama disebabkan oleh masih rendahnya sumbersumber pembiayaan
infrastruktur(kelistrikan,jalan,transportasi,pos,telekomunikasi,saranairigasi,
dan lainlain). Kondisi ini akan melemahkan pengelolaan dan pemanfaatan
potensisumberdayaalamdiKabupatenBangkaSelatan.
6. ketidakseimbanganpertumbuhan(imbalancegrowth)antarwilayah(kecamatan,
desa) di Kabupaten Bangka Selatan. Ketidakseimbangan pertumbuhan ini akan
mempertajamkesenjangansosialdanekonomiyangpadaakhirnyaakanberdam
pak negatif terhadap proses pembangunan di Kabupaten Bangka Selatan. Asas
pemerataan pembangunan dan sinergi antar wilayah perlu ditingkatkan dalam
mengatasikesenjanganantarwilayahtersebut.
7. kebijaksanaan menuju perluasan otonomi daerah yang membawa implikasi
terhadap partisipasi aktif masyarakat Kabupaten Bangka Selatan dalam
mengatur dan mengembangkan potensi daerah yang berdayaguna melalui
pemberdayaan masyarakat dan pengoptimalisasian potensi sumberdaya alam
maupunsumberdayamanusia.
8. pelestarian lingkungan hidup, terutama menyangkut pengamanan kawasan
lindung(hutanlindungdiSimpangRimba,hutanmangrovedanterumbukarang
di Kecamatan Lepar Pongok) dan masalah kerusakan lingkungan serta
pencemaranakibatpertambangantimah.
9. inefisiensi penataan ruang, terutama dalam ketidaksesuaian pengembangan ka
wasan berdasarkan potensi dan permasalahan lokal wilayah, sehingga
menyebabkan permasalahanpermasalahan ketidakteraturan spasial yang akan
menghambat kemajuan perekonomian wilayah, termasuk keberlanjutan/keles
tariansumberdayaalam.
10. inefisiensi aspek pelayanan publik, khususnya halhal yang berhubungan
langsung dengan masyarakat seperti administrasi kependudukan (KTP), proses
perizinanusahadanmendirikanbangunan(SIUPdanIMB)yangtidakdiimbangi
dengan aspek regulasi. serta kenyamanan investasi sehingga menghambat
pertumbuhanekonomilokalberbasispertanian.

IV-2
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

4.2. ISUISUSTRATEGIS
Penyusunanisuisustrategissuatudaerahdiperlukanuntukmerumuskanvisidanmisi
pembangunan daerah tersebut. Isu strategis dapat berasal dari permasalahan
pembangunan maupun yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional
maupun regional. Dalam penyajian isu strategis hal terpenting yang diperhatikan
adalahisutersebutdapatmemberikanmanfaatataupengaruhdimasadatangterhadap
daerahtersebut.
Isuisu strategis disusun berdasarkan kajian politik, pertimbangan analisis potensi,
serta kajian komprehensif terhadap permasalahan pembangunan di daerah. Di
KabupatenBangkaSelatanbeberapaisustrategisyangperlumendapatkanperhatian
adalah:

1. tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan relatif rendah serta
potensi pertanian yang belum termanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu
pembangunan perekonomian perlu difokuskan pada sektor pertanian dengan
penajaman pada komoditi unggulan Bangka Selatan yang bersifat tangguh
terhadapperubahanpasarglobal;
2. fasilitas infrastruktur (sarana dan prasarana) kurang memadai untuk menunjang
pembangunan perekonomian. Pertumbuhan perekonomian sangat tergantung
pada dukungan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur yang baik dapat
menjadi faktor penarik minat investor untuk berinvestasi ke suatu daerah
sehinggadapatlebihmempercepatpertumbuhanekonomi;
3. kualitassumberdayamanusia(SDM)disuatudaerahakansangatmempengaruhi
keberhasilan pembangunan daerah tersebut. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia (pendidikan, kesehatan, dan sosialekonomi) perlu menjadi perhatian
dalam perencanaan pembangunan. Kualitas SDM di bidang pertanian masih
kurangmemadai,sehinggaperluditingkatkandarisisikualitaspendidikanmelalui
pendiriansekolahtinggiilmupertaniandiBangkaSelatan;
4. penambangan timah rakyat seringkali mengabaikan kelestarian lingkungan. Oleh
karena itu diperlukan penataan dan pelestarian lingkungan yang terarah,
terprogramdanberkelanjutan;
5. eksplorasi penambangan lepas pantai mengakibatkan pencemaran air laut dan
penurunan produksi dan kualitas hasil rumput laut serta keramba jaring apung
(KJA). Sedangkan penambangan timah di darat meninggalkan bekas galian
(kolong)yangdapatdimanfaatkanuntukbudidayaperikananairtawar.
6. kemampuan suatu daerah mewujudkan swasembada pangan dapat menciptakan
kestabilanperekonomiandaerahtersebut.Terkaitdenganswasembadaberas,Pe
merintahKabupatenBangkaSelatanmerencanakanpencetakansawahbaru,yang
memerlukan perhatian lebih terhadap keseimbangan lingkungan secara
keseluruhan;
7. untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani, Kabupaten Bangka Selatan
merencanakan pengembangan peternakan sapi rakyat. Target upaya ini adalah
tercapainyaswasembadadagingpadaTahun2015;
8. kemampuanmasyarakatBangkaSelatandalamprosespengolahanhasilpertanian
dan perikanan masih rendah. Produksi pertanian dan perikanan masih dijual
berupa produk segar dan kalaupun ada proses pengolahan, itupun masih dalam
skala kecil (home industry). Kondisi ini disebabkan antara lain oleh belum
memasyarakatnya jiwa kewirausahaan di kalangan penduduk Kabupaten Bangka
Selatan, minimnya penguasaan teknologi pengolahan dan kurangnya
mesin/peralatanpengolahanhasilpertaniandanperikanan;

IV-3
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

9. keterbatasan sumber energi (Listrik dan BBM) mempengaruhi aktivitas


masyarakat,baikperekonomian,sosial,pelayanankesehatan,pendidikandanlain
sebagainya.Diperlukanupayapengembangansumberenergialternatif,antaralain
PembangkitListrikTenagaNuklir(PLTN);
10. kualitasairbelummemenuhibakumutuuntukmemenuhikebutuhanmasyarakat.
Diperlukan upaya penyediaan dan pengolahan air yang memenuhi kualitas baku
mutuairbersih;
11. etos kerja aparatur pemerintah daerah dan koordinasi antar satuan kerja
perangkat daerah relatif rendah. Diperlukan pengaturan, pembinaan dan
pengawasanyangterprogramdanberkesinambungan;
12. adanya ketidaksesuaian antara harapan masyarakat mengenai pembangunan
denganrealisasipembangunanfisikyangdilaksanakanpemerintah.

IV-4
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN
SASARAN

Dalam rangka perencanaan strategis dan perumusan kebijakan pembangunan ekonomi


kerakyatan di Kabupaten Bangka Selatan perlu dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunandiKabupatenBangkaSelatan.

5.1. VISI
Visi merupakan suatu pernyataan kehendak atas langkah pembangunan yang akan
dilakukan. Pada Kabupaten Bangka Selatan visi tersebut terlahir dengan
memperhatikan komoditas unggulan dan potensi yang dimiliki Kabupaten Bangka
Selatan. Melalui analisis potensi dan kajian kondisi aktual masyarakat Kabupaten
Bangka Selatan, ditetapkan visi pembangunan Kabupaten Bangka Selatan sebagai
berikut:
BangkaSelatanMakmur

Visitersebut menggambarkandalamjangkawaktulimatahunmendatang,Kabupaten
BangkaSelatanakanberadadalamkondisimakmur.Kondisimakmuryangdimaksud
adalah masyarakat Bangka Selatan sehat, pandai, dan berpendapatan tinggi. Kondisi
tersebut diwujudkan dalam bentuk tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang
memadai (masyarakat Bangka Selatan sehat jasmani dan rohani), tingkat pendidikan
masyarakat Bangka Selatan yang tinggi, swasembada beras pada tahun 2015
(tersedianya beras untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Bangka Selatan),
dan meningkatnya pendapatan per kapita (masyarakat Bangka Selatan memiliki
banyakuang).

Pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan hal tersebut di atas adalah dengan
menciptakan iklim usaha yang kondusif, aparatur yang bersih dan berwibawa serta
infrastrukturyanghandal.

5.2. MISI
Gunamencapaivisiyangditetapkandalamjangkawaktulimatahunmendatang,maka
perlu dirumuskan misi pembangunan Kabupaten Bangka Selatan. Misi tersebut akan
dijadikan pedoman dan arah pengelolaan pembangunan ekonom kerakyatan
Kabupaten Bangka Selatan. Misi tersebut mencakup ruang lingkup kegiatan yang
sedang dan hendak dilakukan pada lima tahun mendatang di Kabupaten Bangka
Selatan.Misitersebutadalah:
1. meningkatkanKualitasSumberDayaManusia
2. pemberdayaanEkonomiRakyat
3. menciptakanIklimUsahayangKondusif
4. menciptakanAparaturyangBersihdanBerwibawa
5. meningkatkanInfrastrukturyangHandal

V-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

5.3. TUJUANDANSASARAN
Setiapmisipembangunandapatdijabarkandalamsatuataulebihtujuanpembangunan.
Suatu tujuan pembangunan menetapkan target pencapaian yang diinginkan dalam
pelaksanaan pembangunan. Sedangkan sasaran pembangunan merupakan bentuk
pencapaian yang diharapkan dari suatu tujuan pembangunan. Pada suatu tujuan
pembangunandapatmemilikisatuataulebihsasaranpembangunan.

Tujuandansasaranpembangunanselanjutnyadapatdijabarkandalambentukprogram
kegiatan.Untukmengukurkeberhasilansuatuprogramkegiatan,diperlukanpenetapan
indikatorkeberhasilan.Setiapindikatoryangdigunakanhendaknyadapatdengantepat
menggambarkan pencapaian setiap tujuan dan sasaran. Indikator yang dipilih harus
memilikisifatterukurdanmudahdalampengukurannya,sehinggaakanmemudahkan
melakukanpengamatankeberhasilanpembangunandariwaktukewaktu.

Misi, tujuan dan sasaran pembangunan di Kabupaten Bangka Selatan pada periode
20102015,dapatdirumuskandalamtable.5.1berikutini.

Tabel5.1. Misi,Tujuan,danSasaranPembangunanKabupatenBangkaSelatanPeriode
20102015

No MISI TUJUAN SASARAN

Meningkatnyakualitaslayanan
Meningkatkanetoskerjadan pendidikan
kualitaspelayananpendidikan Meningkatnyaaksesdatadan
informasiolehmasyarakat
Meningkatnyaderajatkesehatan
Meningkatkanderajatkesehatan masyarakat
jasmanidanrohani Meningkatnyakegiatanpembinaan
moraldanakhlakmasyarakat
Meningkatnyapembinaanserta
pemberdayaanterhadap
penyandangmasalahkesejahteraan
sosial(PMKS)danpotensisumber
kesejahteraansosial(PSKS)
Meningkatkankesejahteraansosial Meningkatnyakesejahteraan
Meningkatkan masyarakat keluarga
1 KualitasSumber Meningkatnyapengarusutamaan
DayaManusia genderdanupayaperlindungan
terhadapperempuandananak
Meningkatnyapemberdayaan
masyarakatdandesa
Meningkatnyapengendalian
Meningkatkanpengendalian
kerusakanlingkunganhidup
kerusakandanpelestarian
Meningkatnyaupayakonservasi
lingkunganhidup
sumberdayaalam
Meningkatnyaperankepemudaan
Meningkatkanperankepemudaan dalampemberdayaandan
dankeolahragaandalammenunjang pengembangankepemimpinanserta
danmeraihprestasiditingkat pengembangankewirausahaan
regional, pemuda
nasionaldaninternasional Meningkatnyaperankeolahragaan
dalammenunjangdanmeraih

V-2
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

No MISI TUJUAN SASARAN

prestasiditingkatregional,nasional
daninternasional
Meningkatnyaproduksidan
produktivitaskomoditiunggulan
pertaniandaerah
Meningkatnyaproduksidan
produktivitashasilkehutanandan
Mengoptimalkanpengelolaandan
perkebunan
pemanfaatanpotensisumberdaya
Meningkatnyaproduksidan
alamuntukpeningkatan
produktivitassumberdayakelautan
kesejahteraanmasyarakat.
danperikanan
Pemberdayaan Meningkatnyapengelolaanenergi
2
EkonomiRakyat dansumberdayamineraldengan
tetapmemandangazas
berkelanjutan.
Terselenggaranyapengelolaan
Mendorongpemberdayaan keuangandaerahyangefisien,
kemampuankeuangandaerah efektif,akuntabeldantransparan
melaluipeningkatanpenerimaandan dengandukunganoptimalisasi
pengelolaankeuangandaerahserta penerimaandaerah
meningkatkanperekonomiandaerah Meningkatnyapendapatanekonomi
daerah
Peningkatannilaiinvestasipara Meningkatnyajumlahdannilai
investordalammenumbuhkaniklim investasi
usahadanmendorongekonomi Meningkatnyakualitastenagakerja
kerakyatan yangsesuaidengankebutuhanpasar
Mengembangkanaspek Meningkatnyaindustripariwisata
kepariwisataanyangberlandaskan denganmemanfaatkanpotensi
akarbudayalokaldanmenciptakan budayadaerah
iklimyangkondusifbagi
pengembangandaninovasi
kebudayaan
MenciptakanIklim Berkembangnyaperdagangan
3 Meningkatkankemitraanantara
UsahayangKondusif daerah,koperasidanUMKM
UMKMdenganpengusahabesar

Mewujudkansistempolitikdan
keamananyangdinamis, Meningkatnyaketertibandan
pemerintahanyangbertanggung keamanandaerahyangditandai
jawab,lembagapenegakanhukum suasanakehidupanyangkondusif
yangadil,lembagalegislatifyang dalammasyarakat
efektifdanpartaipolitik,ormasserta
mediamassasebagailembaga Meningkatnyamutupembinaan
kontrolsosialataspelaksanaan terhadapmasyarakat,organisasi
pemerintahan danpolitikdaerah
Meningkatnyakualitas
Meningkatkankualitaspelayanan
pelayanan/datadaninformasi
Menciptakan publikdankemampuanmasyarakat
kepadamasyarakatsecarabersih
4 AparaturyangBersih denganpenguasaanhakhakdasar
danbaik(GoodGovernance)
danBerwibawa masyarakatmelaluipengembangan
Meningkatnyapelayanan
sisteminformasidanteknologi
kependudukandancatatansipil

V-3
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

No MISI TUJUAN SASARAN

Meningkatkansistempengawasan
Terlaksananyapengawasanaparatur
internalmelaluipembinaan
daerahyangefektif
kepegawaianyangprofesional
Terciptanyasistemkelembagaandan
Meningkatkanpemberdayaan
ketatalaksanaanpemerintahanyang
aparaturdengantingkat
bersih,efektif,transparan,
produktivitasyangtinggi
profesionaldanakuntabel
Meningkatnyakualitasdankuantitas
Meningkatkankualitasdankuantitas
saranadanprasaranaumumserta
infrastruktursesuaidengan
transportasikesentrasentra
pengembanganpembangunan
ekonomirakyatsesuaikebutuhan
daerah
daerah
Meningkatkan Terwujudnyaperencanaan
5 Infrastrukturyang pembangunanyangefektifdan
Melaksanakanperencanaan
Handal infrastrukturyangsesuaidengan
pembangunaninfrastruktursesuai
tataruang
denganrencanatataruangsehingga
Meningkatnyapelayanan
dayadukungdankelestarianalam
transportasidarat,penyeberangan
dapatterjaga
laut,danudarasesuaikebutuhan
daerah

V-4
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BAB VI
STRATEGI DAN ARAH
KEBIJAKAN


VisisekaligustujuanPembangunanJangkaMenengahKabupatenBangkaSelatantahun2010
2015 adalah BANGKA SELATAN MAKMUR sebagai landasan tahap pembangunan
berikutnya. Sebagai ukuran tercapainya pembangunan lima tahun mendatang, maka
ditetapkannyaarahkebijakanumumdalamkerangkapencapaiansasaransebagaiberikut:

6.1. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MISI PERTAMA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER
DAYAMANUSIA.
Perwujudan Visi Bangka Selatan Makmur dijabarkan melalui misi pertama, yaitu
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Misi pertama ini ditetapkan dengan
maksuduntukmencapaitujuan,yaitu:
1. meningkatkanetoskerjadankualitaspelayananpendidikan;
2. meningkatkanderajatkesehatanjasmanidanrohani;
3. meningkatkankesejahteraansosial
4. meningkatkanpengendaliankerusakandanpelestarianlingkunganhidup
5. meningkatkan peran kepemudaan dan olah raga dalam menunjang prestasi dan
meraihprestasiditingkatregional,nasionaldaninternasional.
Dalamrangkapencapaiantujuantersebutdiatas,makaperluditetapkansasarandari
masingmasing tujuan tersebut yang merupakan penjabaran dari masingmasing
tujuantersebut,yaitu:
1. meningkatnyaKualitasLayananPendidikan;
2. meningkatnyaaksesdatadaninformasiolehmasyarakat;
3. meningkatnyaDerajatKesehatanMasyarakat;
4. meningkatnyaKegiatanPembinaanMoraldanAkhlakmasyarakat;
5. meningkatnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi
SumberKesejahteraanSosial(PSKS)yangmendapatpembinaanpemerintah;
6. meningkatnyaKesejahteraanKeluarga;
7. meningkatnyapemberdayaanmasyarakatdandesa;
8. meningkatnyapengendaliankerusakanlingkunganhidup;
9. meningkatnyaupayakonservasisumberdayaalam;
10. meningkatnya peran kepemudaan dan olah raga dalam menunjang prestasi dan
meraihprestasiditingkatregional,nasionaldaninternasional.

Sehubungan dengan itu, untuk mencapai sasaran Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (PJMD), dirumuskan arah kebijakan dari masingmasing sasaran tersebut,
antaralain:
1. memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada penduduk Bangka Selatan
untukmengembangkanbakatnyadanpembinaanmental;
2. memberikan hak dasar pelayanan pendidikan yang bermutu melalui melalui
pendidikan wajar sembilan tahun, peningkatan kualitas pendidikan, dan pening
katanpenyelenggaraanpendidikanmelaluimanajemenpendidikanterpadu;

VI-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bangka Selatan yang mampu


membangundirinyadanmasyarakatsekelilingnya,memilikietoskerjayangtinggi
danmampubersaingdalameraglobalisasi;
4. meningkatkankemampuandanketerampilantenagakerjamelaluipengembangan
modelmodelpendidikanluarsekolahyangefektif;
5. terjalinnya kerjasama dengan berbagai instansi dalam penyelenggaraan
pendidikan;
6. pelatihan kompetensi guru, penambahan/penerimaan guru baru serta beasiswa
bagiguruuntukmelanjutkansekolah(SarjanaS1atauS2).
7. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan, menciptakan tenaga
fungsional perpustakaan, meningkatkan peranan dan fungsi perpustakaan dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang
perpustakaan dan arsip, guna meningkatnya akses data dan informasi oleh
masyarakat;
8. melengkapi sarana dan prasarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu),
sertamempertinggikesadaranmasyarakatakanpentingnyahidupsehat;
9. menambah tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat dan tenaga laboratorium
kesehatan) serta terbinanya sarana pengobatan tradisional sebagai warisan
budayayangsecaramedisdapatdipertanggungjawabkan;
10. fasilitasi kegiatan keagamaan dalam rangka membentuk masyarakat yang ber
moraldanberakhlakmuliasesuaituntunanagamanyamasingmasing;
11. pembinaan kesejahteraan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, pembinaan
partisipasisosialmasyarakat,sertapeningkatanmanajemenpelayanansosial;
12. memperbanyakakseptorKB,meningkatkankualitaskesehatanreproduksiremaja
danpendewasaanusiaperkawinan;
13. pembinaanterhadapterhadapkelompokkelompokPKKdanPosyanduyangaktif
untukmeningkatkankesejahteraankeluargadanmasyarakat;
14. pembinaanterhadapLembagaPemberdayaanMasyarakat(LPM)
15. pengelolaanmasalahsampahyangdapatmencemarilingkungan,terutamasumber
airbaku;
16. program pembangunan yang berwawasan lingkungan dan tertata secara baik
sesuaidenganRTRW
17. terciptanya kesadaran masyarakat tentang kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan;
18. peransertamasyarakatdalamprogramreboisasidanrehabilitasilingkungan;
19. terbentuknya watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta
meningkatnya prestasi yang dapat meningkatkan kebanggaan daerah maupun
nasional;
20. terciptanyabudayaberolahragadaniklimyangsehatsertamendorongperanaktif
masyarakat.
Dalam rangka pelaksanaan secara operasional untuk pencapaian sasaran sesuai yang
telah diarahkan, dirumuskan kebijakan terhadap masingmasing sasaran tersebut,
antaralain:
1. peningkatan dan pengembangan sarana pendidikan dasar, menengah, kejuruan
danpendidikanluarsekolah,peningkatankualitasdankuantitasgurudantenaga
kependidikan,perpustakaan,mendorongperanaktifmasyarakatdanpengusaha;
2. pembangunankesehatandanpeningkatanperbaikankesehatanmasyarakat,serta
kualitas pelayanan kesehatan, antara lain meliputi peningkatan mutu dan
pemerataan pelayanan kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, peningkatan

VI-2
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

peran serta masyarakat, swasta dan organisasi profesi, serta peningkatan


manajemenupayakesehatan.
3. perlu diterbikan Peraturan Daerah yang merujuk pada perundangundangan di
bidangKesehatan,KesejahteraanSosialdanSistemJaminanSosialNasional.

Kebijakan tersebut di atas, dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai program dan
kegiatan.

Tabel6.1.Strategi,ArahdanKebijakanMisiIKabupatenBangkaSelatan.
VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI1: MeningkatkanKualitasSumberDayaManusia
Tujuan Sasaran Strategi ArahKebijakan
1) Meningkatkan 1)Meningkatnya 1) Meningkatkan 1) Memberikankesempatanyangseluasluasnyake
etoskerjadan kualitaslayanan aksespelayanan padapendudukBangkaSelatanuntukmengem
kualitas pendidikan; pendidikan bangkanbakatnyadanpembinaanmental;
pelayanan 2)Meningkatnya terhadap 2) Memberikanhakdasarpelayananpendidikanyang
pendidikan. aksesdatadan masyarakatpada bermutumelaluimelaluipendidikanwajarsembilan
informasioleh tingkatdasar, tahun,peningkatankualitaspendidikan,dan
masyarakat. menengahdan peningkatanpenyelenggaraanpendidikanmelalui
kejuruan; manajemenpendidikanterpadu;
2) Meningkatkan 3) Meningkatkankualitassumberdayamanusia
saranadan BangkaSelatanyangmampumembangundirinya
prasarana danmasyarakatsekelilingnya,memilikietoskerja
pendidikanserta yangtinggidanmampubersaingdalamera
jumlahpendidik globalisasi;
dantenaga 4) Meningkatkankemampuandanketerampilan
kependidikan; tenagakerjamelaluipengembanganmodelmodel
3) Penguatantata pendidikanluarsekolahyangefektif;
keloladan 5) Terjalinnyakerjasamadenganberbagaiinstitusi
akuntabilitas dalampenyelenggaraanpendidikan;
pengelolaan 6) Pelatihankompetensiguru,
pendidikan; penambahan/penerimaangurubarusertabeasiswa
4) Penerapan bagiguruuntukmelanjutkansekolah(SarjanaS1
teknologi atauS2).
informasidalam 7) Meningkatkankesejahteraanpendidikdantenaga
pelayananpublik; kependidikan;
5) Menjalinkerja 8) Meningkatkanpengelolaandanpelayanan
samadengan perpustakaan,menciptakantenagafungsional
berbagaiinstitusi perpustakaan,meningkatkanperanandanfungsi
dalam perpustakaandanmeningkatkankualitasdan
penyelenggaraan kuantitasSumberDayaManusia(SDM)dibidang
pendidikan. perpustakaandanarsip,gunameningkatnyaakses
datadaninformasiolehmasyarakat.
2) Meningkatkan 1)Meningkatnya 1) Meningkatkansa 1) Melengkapisaranadanprasaranakesehatan(Rumah
derajatkese Derajat ranadanprasara Sakit,Puskesmas,PustudanPoskesdes),serta
hatanjasmani Kesehatan nakesehatan; mempertinggikesadaranmasyarakatakan
danrohani Masyarakat; 2) Meningkatkan pentingnyaperilakuhidupbersihdansehat;
2)Meningkatnya kualitasdan 2) Meningkatkankualitasdankuantitastenagamedik
Kegiatan kuantitastenaga dannonmediksertatenagapendukungkegiatan
Pembinaan medikdannon preventif,promotif,kuratifdanrehabilitatif;
Moraldan medikserta 3) Meningkatkanbimbinganjaminankesehatan
Akhlak tenaga masyarakatmenujuuniversalcoverage.
Masyarakat pendukung; 4) Fasilitasikegiatankeagamaandalamrangkamem
3) Meningkatkan bentukmasyarakatyangbertakwa,bermoraldan
kemitraandengan berakhlakmuliasesuaituntunanagamanyamasing
lembagasosial, masing.
lembagaprofesi
daninstitusi
terkait;

VI-3
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI1: MeningkatkanKualitasSumberDayaManusia
Tujuan Sasaran Strategi ArahKebijakan
4) Meningkatkan
peransertatokoh
tokohagama
dalampembinaan
moraldanakhlak
masyarakat.
3) Meningkatkan 1)Meningkatnya 1) Pembinaanserta 1) PembinaansertapemberdayaanmasyarakatPMKS
Kesejahteraan pembinaanserta pemberdayaan danPSKS,pelayanandanrehabilitasisosial,
Sosial pemberdayaan terhadap pembinaanpartisipasisosialmasyarakat,serta
Masyarakat terhadap masyarakatPMKS peningkatanmanajemenpelayanansosial;
penyandang danPSKS; 2) Pembangunansaranasosialsepertipantiasuhan,
Masalah 2) Meningkatkan pantijompodanpantirehabilitasi;
Kesejahteraan pelaksanaan 3) PeningkatanpencapaianakseptorKB,meningkat
Sosial(PMKS) programKB; kankualitaskesehatanreproduksiremajadan
danPotensi 3) Peningkatan pendewasaanusiaperkawinan;
Sumber sosialisasi 4) PeningkatankualitasdankuantitaspelayananKB;
Kesejahteraan pemahaman 5) PeningkatanInstitusiMasyarakatPerdesaan(IMP),
Sosial(PSKS); konsepkesetaraan kaderKBdanPetugasPembantuKeluarga
2)Meningkatnya genderdan BerencanaDesa(PPKBD);
Kesejahteraan perlindunganhak 6) PembinaanterhadapkelompokPKKdanPosyandu
Keluarga; hakperempuan yangaktifuntukmeningkatkankesejahteraan
3)Meningkatnya dananakdari keluargadanmasyarakat;
pengarus tindakan 7) PembinaanterhadapLembagaPemberdayaan
utamaangender kekerasan; Masyarakat(LPM);
danupaya 4) Mengaktifkan 8) PenghargaandanbantuanterhadapLPM,PKKdan
perlindungan kegiatanPKKdan Posyanduyangaktifdanberprestasi;
terhadap Posyandu; 9) Meningkatkankualitasdanperlindunganterhadap
perempuandan 5) Memperbanyak perempuandananakdalammewujudkan
anak; kelompokbinaan kesetaraandankeadilangender;
4)Meningkatnya LPMagardapat 10) PerluditerbitkanPerdayangmerujukpada
pemberdayaan berperanaktif perundangundangbidangKesejateraanSosialdan
Masyarakatdan dalampember SistemJaminanSosialNasional.
Desa. dayaan
masyarakat,
terutama
masyarakatdesa.
4) Meningkatkan 1)Meningkatnya 1) Pengelolaan 1) Pengelolaanmasalahsampahyangdapatmencemari
Pengendalian pengendalian sampahdan lingkungan,terutamasumberairbaku;
Kerusakandan kerusakan membangun 2) Programpembangunanyangberwawasanlingkung
Pelestarian lingkungan Tempatpembu andantertatasecarabaiksesuaidenganRTRW;
Lingkungan hidup; angansampah 3) Terciptanyakesadaranmasyarakattentang
Hidup 2)Meningkatnya (TPS); kelestariansumberdayaalamdanlingkungan;
upayakonservasi 2) Melaksanakan 4) Peransertamasyarakatdalamprogramreboisasi
sumberdaya sosialisasidalam danrehabilitasilingkungan;
alam. rangkapeningkat 5) Alokasianggaranyangmemadaiuntuksaranadan
ankapasitasdan prasaranapengelolaansampah;
kesadaranma 6) Alokasianggaranyangmemadaiuntukkegiatan
syarakatdalam sosialisasipenanggulangankerusakkanlingkungan;
penanggulangan 7) Programrehabilitasidanreboisasi/penghijauan
kerusakkan bekasgaliantambangtimah(kolong);
lingkungan; 8) PenerapanUndangUndangNomor32Tahun2009
3) Melaksanakan tentangPerlindungandanPengelolaanLingkungan
programkeane Hidup,danpenerapanUndangUndangNomor4
karagamanhayati Tahun2009tentangMINERBA,sertaPerdatentang
danekosistem RTRW.
sertapenghijauan
wilayah.

VI-4
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI1: MeningkatkanKualitasSumberDayaManusia
Tujuan Sasaran Strategi ArahKebijakan


5) Meningkatkan 1) Meningkatnya 1) Pembinaanterha 1) PembinaanterhadapOrganisasiKepemudaan
peran perankepemu daporganisasi tentangkepribadian(Attitude),Pembentukan
kepemudaan daandalam kepemudaan KarakterPemuda(CharacterBuilding),BelaBangsa
dan pemberdayaan denganberbagai danJiwaKesetiakawananSosialsertaJiwa
keolahragaan danpengem kegiatanyang Kewirausahaan(Entrepreneurship);
dalam bangankepe melibatkan 2) Terbentuknyawatakdankepribadian,disiplindan
menunjang mimpinanserta pemuda; sportivitasyangtinggi,sertameningkatnyaprestasi
danmeraih pengembangan 2) Peningkatan yangdapatmeningkatkankebanggaandaerahmau
prestasidi kewirausahaan prestasiolahraga punnasional;
tingkat pemuda; denganmengikuti 3) Terciptanyabudayaberolahragadaniklimyang
regional, 2) Meningkatnya berbagaikompeti sehatsertamendorongperanaktifmasyarakat;
nasionaldan perankeolahra siolahraga,baikdi 4) Penyelenggaraanberbagaikompetisiolahragaantar
internasional gaandalam tingkatregional, kecamatandanmengirimdutaolahragakeberbagai
menunjangdan nasionalmaupun kompetisiolahraga,baiktingkatregional,nasional
meraihprestasi internasional. maupuninternasional.
ditingkatregio
nal,nasionaldan
internasional.


6.2. STRATEGIDANKEBIJAKANMISIKEDUAPEMBERDAYAANEKONOMIRAKYAT
Perwujudan Visi Bangka Selatan Makmur dijabaran melalui misi kedua yaitu
PemberdayaanEkonomiRakyat.Misikeduainiditetapkandenganmaksudmencapai
dua tujuan, yaitu: pertama Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi
SumberDayaAlamuntukpeningkatankesejahteraanmasyarakat, keduaMendorong
Pemberdayaan kemampuan keuangan daerah melalui peningkatan penerimaan dan
pengelolaankeuangandaerahsertameningkatkanperekonomiandaerah

Dalamrangkapencapaiantujuantersebutdiatas,makaperluditetapkansasarandari
masingmasing tujuan tersebut yang merupakan penjabaran dari masingmasing
tujuantersebut,yaitu:

Sasarandaritujuanpertama,antaralain:
1. meningkatnyaproduktivitaskomoditiunggulandaerah;
2. meningkatnyaproduktivitashasilkehutanandanperkebunan;
3. meningkatnyaproduksidanproduktivitassumberdayakelautandanperikanan;
4. meningkatnya pengelolaan energi dan sumber daya mineral dengan tetap
memandangazasberkelanjutan.

Sasarandaritujuankedua,antaralain:
1. terselenggaranyapengelolaankeuangandaerahyangefisiendanefektifdengan
dukunganoptimalisasipenerimaandaerah;
2. meningkatnyaKemampuanEkonomiDaerah.

Sehubungan dengan itu, untuk mencapai sasaran PJMD, dirumuskan arah dari
masingmasingsasarantersebut,antaralain:
1. penetapan prioritas kegiatan ekonomi rakyat yang berbasis pada potensi dan
sumberdayaalamkhususnyadalampencapaiandaerahswakarsadanswadayadi
bidangpertanian,perkebunandanperikanan;

VI-5
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

2. peningkatan pengusahaan hutan produksi, hutan rakyat, hutan tanaman industri,


dan upaya produktivitas hutan alam, peningkatan pengelolaan hutan yang
berfungsisebagaisalahsatupenentuekosistem(hutanlindung),peningkatandan
penyempurnaanupayarehabilitasidankelestariandayadukunglingkungan,serta
peningkatanperandanmutukelembagaankehutanan;
3. memacu pengusahaan potensi kelautan menjadi kegiatan ekonomi, pemupukan
jiwa bahari, pengembangan organisasi dan kelembagaan kelautan serta pe
ningkatanpencegahanpencemaranlaut;
4. pengolahan usaha pertambangan secara efisien dan efektif, penyelenggaraan
secara terpadu antar daerah dan sektor, peningkatan poduksi dan penemuan
cadangan sumber daya energi dan mineral, melindungi, membimbing, dan
meningkatkanpengelolaanpertambanganrakyat,peningkatanpenanamanmodal
swastanasionalmaupunasing,sertapelaksanaanupayareklamasipertambangan;
5. penetapankebijakanfiskaldaerahdanretribusididasarkanpadaprinsipanggaran
berimbang yang dinamis dan mampu memeratakan kesejahteraan rakyat,
peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi,
penataan system anggaran daerah, peningkatan fungsi dan peranan lembaga
keuangan di daerah dalam penyediaan dan kemudahan kredit, bagi pengusaha
mikro, kecil, menengah dan koperasi, dan pemanfaatan sumber dana alokasi
umumdaripemerintahpusatsebagaisumberpelengkappembiayaan;
6. penataan dan pemantapan industri daerah yang mengarah pada penguatan,
pendalaman,peningkatan,perluasandanpenyebaranindustrikeseluruhwilayah
Kabupaten Bangka Selatan, serta usaha memperkokoh struktur industri dengan
peningkatan keterkaitan antara industri hulu. Industri antara, dan industri hilir,
sertaantaraindustribesar,industrimenengah,industrikecil danindustrirakyat.
Disamping peningktan diversifikasi usaha dan hasil pertanian, perkebunan serta
perikanan bahari melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, perkebunan
danperikananbahariyangdidukungindustrimasingmasing.

Dalam rangka pelaksanaan secara operasional untuk pencapaian sasaran sesuai yang
telah diarahkan, dirumuskan kebijakan terhadap masingmasing sasaran tersebut,
antaralain:
1. peningkatan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut, peningkatan harkat dan
tarafhidupnelayan,pengembanganpotensiindustrikelautan,pengembangandata
dan informasi kelautan, serta mempertahankan daya dukung dan kelestarian
fungsilingkunganlaut;
2. pengembangan informasi geologi dan sumber daya mineral, pemantapan pe
nyediaan komoditas mineral dan energi, peningkatan peranserta masyarakat dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup, pengembangan sumber daya manusia dan
penguasaan teknologi pertambangan, serta pengembangan sistem pendukung
pertambangan.Kebijakanpembangunanpertambangantersebutperludijabarkan
lebih lanjut dalam dalam program pokok dan program penunjang yang diatur
dalamsuatuperaturandaerahyangmengacupadaperundangundangandibidang
pertambangan.
3. kebijakan umum, meliputi peningkatan peran pajak dan retribusi, pemanfaatan
pinjaman daerah, pengoptimalan pengeluaran rutin, peningkatan efektivitas pe
ngeluaranpembangunan, danpeningkatanpemerataanhasilhasilpembangunan
daerah;
4. penetapan kebijakan penerimaan daerah, kebijakan pengeluaran rutin, dan ke
bijakanpengeluaranpembangunan;

VI-6
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

5. peningkatan efisiensi dan produktivitas daerah yang diwujudkan dengan berlan


daskanperanaktifdanluasmasyarakatyangdijiwaisemangatkemitraandalam
berusaha;
6. peningkatan pertumbuhan pembangunan di sektor : a. Pertanian dalam arti luas,
termasuk Peternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan; b. Industri
Pengolahan;c.Bangunan;d.Listrik,GasdanAirBersih;e.Perdagangan,Hoteldan
Restoran; f. Pengangkutan dan Komunikasi; dengan tetap memperhatikan
lingkunganhidup.

Kebijakan tersebut di atas, dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai program dan
kegiatan.

Tabel6.2.Strategi,ArahdanKebijakanMisiIIKabupatenBangkaSelatan.
VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI2 : PemberdayaanEkonomiRakyat
Tujuan Sasaran Strategi ArahKebijakan
1) Mengoptimalkan 1)Meningkatnya 1) Ekstensifikasi, 1) Peningkatanmutukelembagaan;
pengelolaandan produksidan intensifikasi, 2) Penyediaansaranadanprasaranapertanian
pemanfaatan produktivitas integrasi, yangmemadai;
potensisumber komoditiunggulan diversifikasiusaha 3) Pembukaanlahanbarudanpencetakansawah
dayaalamuntuk pertaniandaerah. tani baru;
peningkatan 4) Peningkatan,pengawasandanpengendalian
kesejahteraan keswandankesmavet;
masyarakat. 5) Penataankawasanpertanian;
6) Penyediaanbenihunggulbersertifikatdan
pupukyangmemadai.
2)Meningkatnya 1) Pengelolaan, 1) Peningkatanpengusahaanhutanproduksi,
produksidan reboisasi,rehabilitasi, hutanrakyat,hutantanamanindustri,
produktivitashasil pengamanandan peningkatanproduktivitashutanalamdan
kehutanandan perlindungan hutanlindung;
perkebunan. kawasanhutandan 2) peningkatanperandanmutukelembagaan
ekstensifikasi, kehutanandanperkebunan;
intensifikasi 3) Reboisasidanrehabilitasilahankritis;
perkebunanserta 4) Perluasanarealdanperemajaan;
peningkatannilai 5) Penyediaanbenihunggul,bersertifikatdan
tambahhasil pupukyangmemadai.
perkebunan

3)Meningkatnya 1) Ekstensifikasi, 1) Peningkatanpengusahaanpotensikelautan
produksidan intensifikasi, perikanandanpemanfaatankolongeks
produktivitas diversifikasidan tambang;
sumberdaya pemberiannilai 2) Restrukturisasiarmadapenangkapdan
kelautandan tambahthdproduksi penambahanlahanbudidaya;
perikanan. perikanan&kelautan 3) Pengembanganorganisasidankelembagaan
sumberdayakelautandanperikanan;
4) Pengawasandanpengelolaansumberdaya
kelautanperikananuntukmendukung
kelestarianfungsiekosistemlaut;
5) Penyediaanbibitikanyangberkualitasdan
saranaproduksiperikanan;
6) Pengembanganindustripengolahanhasil
perikanan.

4)Meningkatnya 1) Meningkatkan 1) Pengembangandanpembangunanusaha
pengelolaanenergi investasisektor pertambangandanenergisecaraterpadu;
dansumberdaya pertambangandan 2) Peningkatanpenanamanmodalswasta
mineraldengan energiserta nasionalmaupunasing;

VI-7
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI2 : PemberdayaanEkonomiRakyat
Tujuan Sasaran Strategi ArahKebijakan
tetapmemandang penyediaandan 3) Pengelolaanpertambanganrakyatserta
azasberkelanjutan. pemanfaatansumber peranmasyarakatdalammenjagakelestarian
energibaru lingkunganhidup;
terbarukan 4) Penyediaandanpemuktahirandatadan
informasicadangansumberdayamineral
sertapengembanganenergibaru
terbaharukan;
5) Meningkatkankualitassumberdayaalam
dalampenguasaanteknologipertambangan,
sertapengembangansistempendukung
pertambangan.

2) Mendorong 1) Terselenggaranya 1) Pengembangan 1) Penetapankebijakanfiskaldaerahdan
pemberdayaan pengelolaan sistempengelolaan retribusidaerahdidasarkanpadaprinsip
kemampuan keuangandaerah keuangandanasset anggaranberimbang;
keuangandaerah yangefisien, daerahyangefisien, 2) Peningkatankesadaranmasyarakatuntuk
melalui efektif,akuntabel efektif,akuntabeldan membayarpajakdanretribusi;
peningkatan dantransparan transparanuntuk 3) Penataansystemanggarandaerahyang
penerimaandan dengandukungan meningkatkan dinamisdanmampumemeratakan
pengelolaan optimalisasi pendapatan, kesejahteraanrakyat,peningkatanserta
keuangandaerah penerimaan keuangandanasset kesadaranmasyarakatuntukmembayar
serta daerah daerah pajakdanretribusi,penataansystem
meningkatkan anggarandaerah,peningkatanfungsidan
perekonomian perananlembagakeuangandidaerahdalam
daerah penyediaandankemudahankredit,bagi
pengusahamikro,kecil,menengahdan
koperasi,danpemanfaatansumberdana
alokasiumumdaripemerintahpusatsebagai
sumberpelengkappembiayaan;
4) kebijakanumum,meliputipeningkatanperan
pajakdanretribusi,pemanfaatanpinjaman
daerah,pengoptimalanpengeluaranrutin,
peningkatanefektivitaspengeluaran
pembangunan,danpeningkatanpemerataan
hasilhasilpembangunandaerah;
5) Penetapankeijakanpenerimaandaerah,
kebijakanpengeluaranrutin,dankebijakan
pengeluaranpembangunan.

2) Meningkatnya 2) Meningkatkan 1) Penataandanpemantapanindustridaerah
pendapatan Pendapatandaerah yangmengarahpadapenguatan,pendalaman,
ekonomidaerah dariperwujudan peningkatan,perluasandanpenyebaran
penciptaanindustri industrikeseluruhwilayahKabupaten
sesuaikondisidaerah BangkaSelatan.Sertaupayamemperkokoh
denganpenguatan strukturindustridenganpeningkatan
strukturindustri keterkaitanantaraindustrihulu,industri
daerahmelalui antara,danindustrihilir,sertaantara
keterkaitanindustri industribesar,industrimenengah,industri
huludanindustri kecildanindustrirakyat.Disamping
hilirbaikindustri peningkatandiversifikasiusahadanhasil
besar,industri pertanian,perkebunansertaperikanan
menengah,industri baharimelaluiintensifikasidanekstensifikasi
kecildanindustri pertanian,perkebunandanperikananbahari
rakyat yangdidukungindustrimasingmasing;
2) Peningkatanefisiensidanproduktivitas
daerahyangdiwujudkandengan
berlandaskanperanaktifdanluas
masyarakatyangdijiwaisemangatkemitraan

VI-8
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI2 : PemberdayaanEkonomiRakyat
Tujuan Sasaran Strategi ArahKebijakan
dalamberusaha;
3) Peningkatanpertumbuhanpembangunandi
sektor:
a. Pertanian,Peternakan,Perkebunan,
KehutanandanPerikanan
b. IndustriPengolahan
c. Bangunan
d. Listrik,GasdanAirBersih
e. Perdagangan,HoteldanRestoran
f. PengangkutandanKomunikasi


6.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MISI KETIGA MENCIPTAKAN IKLIM USAHA YANG
KONDUSIF
Perwujudan Visi Bangka Selatan Makmur dijabarkan melalui melalui misi ketiga
yaitu Menciptakan Iklim Usaha yang Kondusif. Misi ketiga ini ditetapkan dengan
maksudmencapaitigatujuanyaitu,pertamaPeningkatannilaiinvestasiparaInvestor
dalam menumbuhkan iklim usaha dan mendorong ekonomi kerakyatan; kedua
Meningkatkankemitraanantarausahakecildanmenengahdenganpengusahabesar,
dan ketiga Mewujudkan sistem politik dan keamanan yang dinamis, pemerintahan
yangbertanggungjawab,lembagapenegakanhukumyangadil,lembagalegislatifyang
efektifdanpartaipolitik,ormassertamediamassasebagailembagakontrolsosialatas
pelaksanaanpemerintahan.

Dalamrangkapencapaiantujuantersebutdiatas,makaperluditetapkansasarandari
masingmasing tujuan tersebut yang merupakan penjabaran dari masingmasing
tujuantersebut,yaitu:

Sasarandaritujuanpertamaantaralain:
1. meningkatnyaJumlahdanNilaiInvestasi;
2. meningkatnya kualitas tenaga kerja dan transmigrasi yang sesuai dengan
kebutuhanpasar;
3. meningkatnyapariwisatadenganmemanfaatkanpotensibudayadaerah.

Sasaran dari tujuan kedua adalah berkembangnya perdagangan daerah, koperasi dan
UKMsertaIndustrirumahtangga,kecil,danmenengah.
Sasarandaritujuanketigaantaralain:
1. meningkatnyaketertibandankeamanandaerah,yangditandaisuasanakehidupan
yangkondusifdalammasyarakat,
2. meningkatnya mutu pembinaan terhadap masyarakat, organisasi dan politik
daerah.

Sehubungan dengan itu, untuk mencapai sasaran PJMD, dirumuskan arah masing
masingsasarantersebutantaralain:
1. penataan, perlindungan, pembinaan, bimbingan dan peningkatan pengelolaan
perusahaan daerah dan perusahaan swasta mikro, kecil menegah dan koperasi;
Penciptaaniklimusahayangkondusif,peciptaanbirokrasiyangefisien,kepastian
hukumdankeamananberusaha;

VI-9
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

2. peningkatan kesadaran akan produktivitas, efisiensi, efektifitas, kewirausahaan


dan etos kerja produktif, pengembangan perlindungan tenaga kerja secara
terpadu, pemantapan sistem pengupahan yang tidak menimbulkan kesenjangan
sosial;
3. penyediaan lahan yang memadai dan layak bagi usaha produktif dan bagi
kehidupan transmigran, penerapan sistem manajemen transmigrasi yang
menyeluruh dan terpadu, pengembangan dan menganekaragaman pola usaha,
sertapeninkatanpenyuluhan,penerangan,pelayandanpengembangankawasan
daerahpenerima;
4. pemeliharaankepribadiandankearifanmasyarakatlokalsertakelestarianfungsi
dan mutu lingkungan hidup, pengembangan pariwisata daeah; pemanfaatan
secara optimal kerjasama kepariwisataan nasional, regional dan global, serta
peningkatankesadarandanperanaktifmasyarakat;
5. penyesuaian penyediaan kebutuhan pokok dan kebutuhan masyarakat dngan
pola produksi dan konsumsi masyarakat, peningkatan daya saing, penerobosan
dan perluasan pasar baik dalam skala nasional maupun luar negeri, serta
mendorong pengusaha kecil dalam suasana kemitraan dengan pengusaha
menengahdanpengusahabesar;
6. meningkatkan kemampuan daya tangkal terhadap gangguan ketertiban
masyarakat yang didukung oleh aparat pelaksana yang profesional yang dijiwai
oleh kesadaran bela negara yang tinggi, pembinaan, peningkataan dan
mendorong peran serta masyarakat bekerjasama dengan aparat keamanan
dalampenciptaanstabilitaskeamananyangmantapdandinamis;
7. terwujudnyatatanankehidupanpolitikdidaerahyangdemokratisyangmampu
menjamin berfungsinya lembaga politik dan organisasi kemasyarakatan,
mantapnya komunikasi politik, serta mengembangkan suasana dan sikap
keterbukaanyangbertanggungjawab;Meningkatnyakualitaspendidikanpolitik,
keteladanan,kaderisasipolitik,peransertapolitikmasyarakat,mantapnyaetika
danmoralbudayapolitik;
8. meningkatnya pembangunan sistem informasi, komunikasi, dan media masa
untukmeningkatkankesadaranmasyarakatakanhakdankewajibannyasebagai
warga negara serta peran serta aktif dalam pembangunan daerah yang
merupakan bagian tak terpisahkan dengan pembangunan nasional;
Meningkatnya kualitas aparatur yang memiliki sikap dan perilaku yang
berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, keadilan, dan
kewibawaan.

Dalamrangkapelaksanaansecaraoperasionaluntukpencapaiansasaransesuaiyang
telah diarahkan, dirumuskan kebijakan terhadap masingmasing sasaran tersebut,
antaralain:
1. penataan dan peningkatan kapasitas kelembagaan di bidang penanaman modal;
perbaikan koordinasi dengan pemerintah pusat; menciptakan polapola
kemitraan usaha termasuk kemitraan dengan perusahaan penanaman modal
asing dengan berpedoman pada ketentuan mengenai bidangbidang usaha yang
terbuka bagi penanaman modal dengan titik berat perhatian pada kepentingan
pelakuekonomikerakyatan;
2. pembinaan iklim bagi perluasan lapangan kerja, peningkatan efisiensi dan
produktivitas, peningkatan kualitasn tenaga kerja, pendayagunaan tenaga kerja
produktif,danpengembangankesejahteraantenagakerja;

VI-10
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. pengembangan transmigrasi swakarsa mandiri (TSM) dan transmigrasi umum


(TU); penetapan lahan di kawasan atau wilayah tertentu sebagai pendukung
pengembanganwilayahdanmembantuupayapenanggulangankemiskinan;
4. peningkatan pariwisata sebagai sektor pendukung penerimaan pendapatan
daerah, pengembangan dan peningkatan daya saing kepariwisataan daerah,
peningkatan sumber daya manusia, serta peningkatan peran serta koperasi,
swastadanmasyarakat;
5. pemantapan dan perluasan pasar, peningkatan perlindungan terhadap
konsumen, penciptaan persaingan usaha yang sehat dengan melindungi
pengusaha dan pedagang menengah dan kecil, peningkatan peranan koperasi,
peningkatan daya saing komoditas ekspor, peningkatan struktur ekspor non
migas, peningkatan informasi usaha, pengembangan sarana dan prasarana
perdagangan, peningkatan fasilitas perkreditan, peningkatan kerjasama
perdagangan, peningkatan kemampuan dan peranan pengusaha dan pedagang
menengahdankecil;
6. pewujudan kemampuan dan ketahanan masyarakat dan lingkungan secara
swadaya, senantiasa aktif dalam mengantisipasi dan menanggulangi masalah
gangguan ketertiban dan keamanan; peningkatan kapasitas kelembagaan dan
pembinaan anggota SATPOL PP melalui pembinaan dan koordinasi dengan
kepolisiannegaradanunsurunsuraparatpenegakhukumlainnya;
7. pengembangan etika, moral dan budaya politik, peningkatan peran dan fungsi
suprastruktur dan infrastruktur poloitik daerah, peningkatan kualitas dan
kemandirianorganisasikekuatanpolitikdanorganisasikemasyarakatan.

Kebijakan tersebut di atas, dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai program dan
kegiatan.

Tabel6.3.Strategi,ArahdanKebijakanMisiIIIKabupatenBangkaSelatan
VISI :BANGKASELATANMAKMUR
MISI3 :MenciptakanIklimUsahayangKondusif
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
1) Peningkatannilai 1) Meningkatnya 1) Perwujudan 1) Penataan,perlindungan,pembinaan,
investasipara JumlahdanNilai penciptaanindustri bimbingandanpeningkatanpengelolaan
Investordalam Investasi. sesuaikondisi perusahaandaerahdanperusahaanswasta
menumbuhkan daerahdengan mikro,kecilmenengahdankoperasi;
iklimusahadan penguatanstruktur Penciptaaniklimusahayangkondusif,
mendorong industridaerah penciptaanbirokrasiyangefisien,kepastian
ekonomi melaluiketerkaitan hukumdankeamananberusaha;
kerakyatan industrihuludan 2) Penataandanpeningkatankapasitas
industrihilirbaik kelembagaandibidangpenanamanmodal;
industribesar, perbaikankoordinasidenganpemerintah
industrimenengah, pusat;menciptakanpolapolakemitraan
industrikecildan usahatermasukkemitraandenganperusa
industrirakyat, haanpenanamanmodalasingdengan
gunamemperluas berpedomanpadaketentuanmengenai
peluanginvestasi bidangbidangusahayangterbukabagipena
lokal. namanmodaldengantitikberatperhatian
padakepentinganpelakuekonomi
kerakyatan.
2) Meningkatnya 1) Peningkatan Ketenagakerjaan
kualitastenaga kualitastenaga 1) Peningkatankesadaranakanproduktivitas,
kerjadan kerjadan efisiensi,efektifitas,kewirausahaandanetos
transmigrasiyang transmigrasiyang kerjaproduktif,pengembanganperlindungan
sesuaidengan sesuaidengan tenagakerjasecaraterpadu,pemantapan

VI-11
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

VISI :BANGKASELATANMAKMUR
MISI3 :MenciptakanIklimUsahayangKondusif
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
kebutuhanpasar. kebutuhanpasar. sistempengupahanyangtidakmenimbulkan
kesenjangansosial;
2) Pembinaaniklimbagiperluasanlapangan
kerja,peningkatanefisiensidanproduktivitas,
peningkatankualitasnenagakerja,
pendayagunaantenagakerjaproduktif,dan
pengembangankesejahteraantenagakerja.
Transmigrasi
1) Penyediaanlahanyangmemadaidanlayak
bagiusahaproduktifdanbagikehidupan
transmigan,penerapansistemmanajemen
transmigrasiyangmenyeluruhdanterpadu,
pengembangandanmenganekaragamanpola
usaha,sertapeningkatanpenyuluhan,
penerangan,pelayanandanpengembangan
kawasandaerahpenerima;
2) Pengembangantransmigrasiswakarsa
mandiri(TSM)dantransmigrasiumum(TU);
penetapanlahandikawasanatauwilayah
tertenusebagaipendukungpengembangan
wilayahdanuntukmembantuupaya
penanggulangankemiskinan.
2) Mengembangkan 1) Meningkatnya 1) Peningkatan 1) Pemeliharaankepribadiandankearifan
aspek industripariwisata kegiatanpariwisata masyarakatlokalsertakelestarianfungsidan
kepariwisataan dengan sesuaidengan mutulingkunganhidup,pengembangan
yang memanfaatkan potensibudaya pariwisatadaeah,pemanfaatansecara
berlandaskan potensibudaya wilayahsetempat. optimalkerjasamakepariwisataannasional,
akarbudayalokal daerah. regionaldanglobal,sertapeningkatan
danmenciptakan kesadarandanperanaktifmasyarakat;
iklimyang 2) Peningkaanpariwisatasebagaisektor
kondusifbagi pendukungpenerimaanpendapatandaerah,
pengembangan pengembangandanpeningkatandayasaing
daninovasi kepariwisataandaeah,peningkatansumber
kebudayaan dayamanusia,sertapeningkatanperanserta
koperasi,swastadanmasyarakat.
3) Meningkatkan 1) Berkembangnya 1) Perkembangan 1) Penyesuaianpenyediaankebutuhanpokok
kemitraanantara perdagangan kegiatan dankebutuhanmasyarakatdenganpola
UMKMdengan daerah,koperasi perdagangan produksidankonsumsimasyarakat,
pengusahabesar. danUMKM. daerahmelalui peningkatandayasaing,penerobosandan
peningkatan perluaanpasarbaikdalamskalanasional
kegiatankoperasi, maupunluarnegeri,sertamendorong
UMKM,danindustri pengusahakecildalamsuasanakemitraan
besar. denganpengusahamenengahdanpengusaha
besar;
2) Pemantapandanperluasanpasar,
peningkatanperlindunganterhadap
konsumen,penciptaanpersainganusahayang
sehatdenganmelindungipengusahadan
pedagangmenengahdankecil,peningkatan
peranankoperasi,peningkatandayasaing
komoditasekspor,peningkatanstruktur
ekspornonmigas,peningkataninformasi
usaha,pengembangansaranadanprasarana
perdagangan,peningkatanfasilitas
perkreditan,peningkatankerjasama
perdagangan,peningkatankemampuandan
perananpengusahadanpedagangmenengah
dankecil.

VI-12
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

VISI :BANGKASELATANMAKMUR
MISI3 :MenciptakanIklimUsahayangKondusif
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
4) Mewujudkan 1) Meningkatnya 1) Peningkatan 1) Meningkatkankemampuandayatangkal
sistempolitik ketertibandan ketertibandan terhadapgangguanketertibanmasyarakat
dankeamanan keamanandaerah keamananwilayah yangdidukungolehaparatpelaksanayang
yangdinamis, yangditandai sehinggakehidupan profesionalyangdijiwaiolehkesadaranbela
pemerintahan suasanakehidupan dalammasyarakat negarayangtingi,pembinaan,peningkataan
yang yangkondusif kondusif. danmendorongperansertamasyarakat
bertanggung dalammasyarakat. bekerjasamadenganaparatkeamanandalam
jawab,lembaga penciptaanstabilitaskeamananyangmantap
penegakan dandinamis;
hukumyangadil, 2) Pewujudankemampuandanketahanan
lembaga masyarakatdanlingkungansecaraswadaya,
legislatifyang senantiasaaktifdalammengantisipasidan
efektifdanpartai menanggulangimasalahgangguanketertiban
politik,ormas dankeamanan;peningkatankapasitas
sertamedia kelembagaandanpembinaananggotaSATPOL
massasebagai PPmelaluipembinaandankoordinasidengan
lembagakontrol kepolisiannegaradanunsurunsuraparat
sosialatas penegakhukumlainnya.
pelaksanaan 2) Meningkatnyamutu 1) Peningkatan 1) Terwujudnyatatanankehidupanpolitikdi
pemerintahan. pembinaan kegiatan daerahyangdemokratisyangmampumen
terhadap pembinaanyang jaminberfungsinyalembagapolitikdanor
masyarakat, bermutukepada ganisasikemasyarakatan,mantapnyako
organisasidan masyarakatdalam munikasipolitik,sertamengembangkan
politikdaerah. halberorganisasi suasanadansikapketerbukaanyangber
danberpolitik. tanggungjawab;
2) Meningkatnyakualitaspendidikanpoitik,
keteladanan,kaderisasipolitik,peranserta
politikmasyarakat,mantapnyaetikadan
moralbudayapolitik;
3) Meningkatnyapembanguansisteminformasi,
komunikasi,danmediamasauntuk
meningkatkankesadaranmasyarakatakan
hakdankewajibannyasebagaiwarganegara
sertaperansertaaktifdalampembangunan
daerahyangmerupakanbagiantak
terpisahkandenganpembangunannasional;
4) Meningkatnyakualitasaparaturyang
memilikisikapdanperilakuyangberintikan
pengabdian,kejujuran,tanggungjawab,
disiplin,keadilan,dankewibawaan;
5) Pengembanganetika,moraldanbudaya
politik,peningkatanperandanfungsi
suprastrukturdaninfrastrukturpoloitik
daerah,peningkatankualitasdan
kemandirianorganisasikekuatanpolitikdan
organisasikemasyarakatan.


VI-13
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


6.4. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MISI KEEMPAT MENCIPTAKAN APARATUR YANG
BERSIHDANBEWIBAWA
Perwujudan Visi Bangka Selatan Makmur dijabaran melalui melalui misi keempat
Menciptakan Aparatur yang Bersih dan Berwibawa. Misi keempat ini ditetapkan
denganmaksudmencapaitigatujuanyaitu:PertamaMeningkatkankualitaspelayanan
publik dan kemampuan masyarakat dengan penguasaan hakhak dasar masyarakat
denganpengembangansisteminformasidanteknologi., keduaMeningkatkansistem
pengawasan internal melalui pembinaan kepegawaian yang profesional, dan ketiga
Meningkatkanpemberdayaanaparaturdengantingkatproduktivitasyangtinggi.

Dalamrangkapencapaiantujuantersebutdiatas,makaperluditetapkansasarandari
masingmasing tujuan tersebut yang merupakan penjabaran dari masingmasing
tujuantersebut,yaitu:

Sasarandaritujuanpertamaantaralain:
1. meningkatnya kualitas pelayanan/data dan informasi kepada masyarakat secara
bersihdanbaik(GoodGovernance);
2. meningkatnyapelayananKependudukandanCatatanSipil.

Sasaran dari tujuan kedua adalah, Terlaksananya Pengawasan Daerah yang efektif.
Sedangkan sasaran dari tujuan ketiga adalah Terciptanya sistem kelembagaan dan
ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, profesional dan
akuntabel.

Sehubungan dengan itu, untuk mencapai sasaran PJMD, dirumuskan arah masing
masingsasarantersebutantaralain:
1. penyelenggaraan dan pembangunan daerah yang makin efektif dan efisien, dan
tanggap terhadap aspirasi rakyat, peningkatan dan pengembangan pelaksanaan
fungsidanperanaparaturpemerintahandesadankelurahansertapengembangan
secaraterpadudanefisiensistemperencanaanpenyusunanprogamdananggaran;
2. pengendalian penduduk, peningkatan informasi pendidikan, dan penyuluhan
mengenai kependudukan, serta pemberian perhatian khusus dan desempatan
padapendudukusialanjut;
3. pemantapan sistem pengawasan keuangan dan pembangunan daerah, baik
pengawasanmelekatmaupunpengawasanfungsionaltermasukpengawasanoleh
masyarakatdilakukansecaraterpadudankonsistenagartercapaiefisiensidalam
penyelenggaraandanpembangunandaerah;
4. peningkatan kualitas, efisiensi dan efektivitas seluruh tatanan administrasi
pemerintahan daerah, termasuk peningkatan kemampuan dan disiplin,
pengabdian,keteladanandankesejahteraanaparaturpemerintahdaerah;
5. terwujudnya sarana pendukung sistem administrasi pemerintahan daerah yang
mampumenjaminkelancarandanketerpaduantugasdanfungsipenyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah untuk mewujudkan sistem administrasi
daerah yang makin andal, profesional, efisien, efektif, serta tanggap terhadap
aspirasirakyatdanterhadapdinamikaperubahanlingkunganstrategis.

Dalam rangka pelaksanaan secara operasional untuk pencapaian sasaran sesuai yang
telah diarahkan, dirumuskan kebijakan terhadap masingmasing sasaran tersebut,
antaralain:

VI-14
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

1. peningkatan disiplin aparatur pemerintahan daerah, pemantapan organisasi


pemerintahan daerah, pendayagunaan organisasi pemerinahan daerah,
penyempurnaan manajemen pembangunan, serta peningkatan kualitas sumber
dayamanusia;
2. peningkatan kualitas penduduk, pengendalian pertumbuhan dan kualitas
penduduk, pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, penyemprnaan
sistem informasi kependudukan, serta pendayagunaan dan kesejahteraan
pendudukusialanjut;
3. peningkatan penertiban aparatur pemerintah daerah dalam rangka penegakkan
disiplin serta pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan wewenang dan
bentuk penyelewengan lainnya yang merugikan dan menghambat pelaksanaan
pembangunan daerah serta merusak citra dan kewibawaan aparatur pemerintah
daerah,sepertikorupsi,kolusi,nepotisme,kebocoran,sertapemborosankekayaan
dankeuangandaerah;
4. pembinaan,peningkatan,pemantapandanpengembangankarirsecaraterencana,
berdasarkan prestasi kerja, kemampuan profesional, keahlian dan keterampilan,
sertakematapansikapmentalmelaluiupayapendidikandanpelatihan,penugasan,
bimbingan dan konsultasi, serta melalui pengembangan motivasi, kode etik dan
disiplin kedinasan yang sehat didukung sistem informasi kepegawaian yang
mantapsertadilengkapisistempemberianpenghargaanyangwajar;
5. peningkatan penataan organisasi, penyempurnaan ketatalaksaan, pematapan
sistem informasi, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas
sumberdayamanusiadankesejahteraannya.

Kebijakan tersebut di atas, dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai program dan
kegiatan.

Tabel6.4.Strategi,ArahdanKebijakanMisiIVKabupatenBangkaSelatan
VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI4 : MenciptakanAparaturyangBersihdanBerwibawa
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
1) Meningkatkan 1) Meningkatnyakualitas 1) Perwujudan 1) Penyelenggaraandanpembangunandaerah
kualitas pelayanan/datadan kegiatanpelayanan yangmakinefektifdanefisien,dantanggap
pelayanan informasikepada kepadamasyarakat terhadapaspirasirakyat,peningkatandan
publikdan masyarakatsecara secarabersihdan pengembanganpelaksanaanfungsidan
kemampuan bersihdanbaik(Good baik. peranaparaturpemerintahandesadan
masyarakat Governance). kelurahansertapengembangansecara
dengan terpadudanefisiensistemperencanaan
penguasaanhak penyusunanprogamdananggaran;
hakdasar 2) Peningkatandisiplinaparaturpemerintahan
masyarakat daerah,pemantapanorganisasi
melalui pemerintahandaerah,pendayagunaan
pengembangan organisasipemerintahandaerah,
sisteminformasi penyempurnaanmanajemenpembangunan,
danteknologi peningkatankualitassumberdayaaparatur
denganpendidikan,pelatihankompetensi
danbeasiswamelanjutkanpendidikan
(S1/S2/S3),sertapeningkatan
kesejahteraanaparatur.

2) Meningkatnya 1) Peningkatan Peningkataninformasitentangpertumbuhan
pelayanan pelayanan jumlahdankualitaspenduduk,pengarahan
kependudukandan kependudukandan sebarandanmobilitaspenduduk,serta
catatansipil. catatansipil. penyempurnaansisteminformasi

VI-15
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI4 : MenciptakanAparaturyangBersihdanBerwibawa
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
kependudukan.
2) Meningkatkan 1) Terlaksananya 1) Pelaksanaan 1) Pemantapansistempengawasankeuangan
sistem pengawasanaparatur kegiatan danpembangunandaerah,baikpengawasan
pengawasan daerahyangefektif. pengawasan melekatmaupunpengawasanfungsional
internalmelalui aparaturdaerah termasukpengawasanolehmasyarakat
pembinaan yangefektif. dilakukansecaraterpadudankonsisten
kepegawaian agartercapaiefisiensidalam
yangprofesional penyelenggaraandanpembangunandaerah;
2) Peningkatanpenertibanaparatur
pemerintahdaerahdalamrangka
penegakandisiplinsertapencegahandan
penanggulanganpenyalahgunaan
wewenangdanbentukpenyelewengan
lainnyayangmerugikandanmenghambat
pelaksanaanpembangunandaerahserta
merusakcitradankewibawaanaparatur
pemerintahdaerah,sepertikorupsi,kolusi,
nepotisme,kebocoran,sertapemborosan
kekayaandankeuangandaerah.
3) Meningkatkan 1) Terciptanyasistem 1) Penciptaansistem 1) Terwujudnyasaranapendukungsistem
pemberdayaan kelembagaandan kelembagaandan administrasipemerintahandaerahyang
aparaturdengan ketatalaksanaan ketatalaksanaan mampumenjaminkelancarandan
tingkat pemerintahanyang pemerintahanyang keterpaduantugasdanfungsi
produktivitas bersih,efektif, bersih,efektif, penyelenggaraanpemerintahandan
yangtinggi transparan,profesional transparan, pembangunandaerahuntukmewujudkan
danakuntabel. profesionaldan sistemadministrasidaerahyangmakin
akuntabel. andal,profesional,efisien,efektif,serta
tanggapterhadapaspirasirakyatdan
dinamikaperubahanlingkunganstrategis;
2) Peningkatanpenataanorganisasi,
penyempurnaanketatalaksaan,pemantapan
sisteminformasi,perbaikansaranadan
prasarana,sertapeningkatankualitas
sumberdayamanusiadan
kesejahteraannya.


6.5. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MISI KELIMA MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR
YANGHANDAL
Perwujudan Visi Bangka Selatan Makmur 2015 dijabarkan melalui misi kelima
MeningkatkanInfrastrukturyangHandal.Misikelimainiditetapkandenganmaksud
mencapai dua tujuan yaitu: Pertama Meningkatkan kualitas dan kuantitas
infrastruktur yang sesuai dengan pengembangan pembangunan daerah, kedua
MelaksanakanPerencanaanpembangunaninfrastrukturyangsesuaidenganRencana

TataRuangsehinggadayadukungdankelestarianalamdapatterjaga.,
Dalamrangkapencapaiantujuantersebutdiatas,makaperluditetapkansasarandari
masingmasing tujuan tersebut yang merupakan penjabaran dari masingmasing
tujuantersebut,yaitu:

Sasaran dari tujuan pertama adalah, meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan
prasaranaumumsertatransportasikesentrasentraekonomirakyatsesuaikebutuhan
daerah.

VI-16
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Sasarandaritujuankeduaantaralain:
1. terwujudnya Perencanaan Pembangunan yang efektif dan Infrastruktur yang
sesuaidengantataruang,
2. meningkatnya pelayanan transportasi darat, penyeberangan laut, dan udara
sesuaikebutuhandaerah.

Sehubungan dengan itu, untuk mencapai sasaran PJMD, dirumuskan arah masing
masingsasarantersebutantaralain:
1. penataan dan penyempurnaan sistem transportasi daerah, pengembangan
transporasi jalan raya, penyeberangan dan transportasi antar kota, antar daerah
danantarpulau;
2. penataan dan penyempurnaan lebih lanjut sistem transportasi daerah,
perencanaan pengembangan transporasi jalan raya, penyeberangan dan
transportasiantarkota,antardaerahdanantarpulau;
3. peningkatan,penyempurnaandanoptimalisasisistemtransportasidaerah;

Dalam rangka pelaksanaan secara operasional untuk pencapaian sasaran sesuai yang
telah diarahkan, dirumuskan kebijakan terhadap masingmasing sasaran tersebut,
antaralain:
1. pengembangan sistem transportasi daerah yang andal, berkemampuan tinggi,
terpadu dan efisien serta mengacu pada pola tata ruang, pengembangan
transportasi perkotaan, peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana
transportasi, peningkatan peran serta masyarakat, pengembangan sumberdaya
manusiadanteknologi;
2. pengembangan sistem transportasi daerah yang andal, berkemampuan tinggi,
terpadu dan efisien serta mengacu pada pola tata ruang, pengembangan
transportasi perkotaan, peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana
transportasipemabangunandanrehabilitasibandardanpelabuhan;
3. pengembangandanpeningkatanjenisdanjalurtransportasiperkotaan,antarkota,
antar daerah dan antar pulau, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana
transportasi melalui perluasan jalur dan trayek dan terminal angkutan darat,
pemabangunandanrehabilitasibandardanpelabuhan;
4. peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana transportasi melalui
perluasanjalurdantrayekdanterminalangkutandarat,peningkatanperanserta
masyarakat, penataan dan peningkatan manajemen transportasi, pengembangan
sumberdayamanusiadanpenguasaanteknologi.

Kebijakan tersebut di atas, dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai program dan
kegiatan.

Tabel65.Strategi,ArahdanKebijakanMisiVKabupatenBangkaSelatan
VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI5 : MeningkatkanInfrastrukturyangHandal
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
1) Meningkatkan 1) Meningkatnya 1) Peningkatan 1) Penataandanpenyempurnaansistemtransportasi
kualitasdan jaringan saranadan daerah,pengembangantransporasijalanraya,
kuantitas transportasi prasaranaumum, penyeberangandantransportasiantarkota,antar
infrastruktur kesentra sertatransportasi daerahdanantarpulau;
sesuaidengan sentra kesentrasentra 2) Pengembangansistemtransportasidaerahyang
pembangunan ekonomi ekonomirakyat andal,berkemampuantinggi,terpadudanefisien

VI-17
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

VISI : BANGKASELATANMAKMUR
MISI5 : MeningkatkanInfrastrukturyangHandal
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
daerah. rakyat; sesuaikebutuhan sertamengacupadapolatataruang,pengembangan
2) Meningkatnya daerah; transportasiperkotaan,peningkatankualitas
kualitasdan 2) Peningkatan pelayanansaranadanprasaranatransportasi,
kuantitas pelayanan peningkatanperansertamasyarakat,pengembangan
infrastruktur. transportasidarat, sumberdayamanusiadanteknologi;
penyebrangan 1) Peningkatan,penyempurnaandanoptimalisasi
laut,danudara sistemtransportasidaerah;
sesuaikebutuhan 3) Peningkatankualitasdankuantitaspelayanan,
daerah. saranadanprasaranatransportasimelaluiperluasan
jalurdantrayekdanterminalangkutandarat,
peningkatanperansertamasyarakat,penataandan
peningkatanmanajementransportasi,
pengembangansumberdayamanusiadan
penguasaanteknologi.
2) Melaksanakan 1) Terwujudnya 1) Perwujudan 1) Penataandanpenyempurnaanlebihlanjutsistem
perencanaan Perencanaan perencanaan transportasidaerah,perencanaanpengembangan
pembangunan Pembangun pembangunan transporasijalanraya,penyeberangandan
infrastruktur anyangefektif yangefektifdan transportasiantarkota,antardaerahdanantar
sesuaidengan dan infrastruktur pulau;
rencanatata Infrastruktur yangsesuai 2) Pengembangansistemtransportasidaerahyang
ruangsehingga yangsesuai dengantata andal,berkemampuantinggi,terpadudanefisien
dayadukung dengantata ruang; sertamengacupadapolatataruang;
dankelestarian ruang. 2) Penyediaanlahan 3) Pengembangantransportasiperkotaan,peningkatan
alamdapat untuk kualitaspelayanantransportasi,pembangunandan
terjaga. pembangunan rehabilitasipelabuhan;
infrastruktur. 4) Penyelesaiansengketatanahterkaitdengan
pembangunaninfrastruktur.

VI-18
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH

Otonomidaerahmemberikankewenanganyanglebihluaskepadapemerintahdaerahdalam
mengelolasumberdayadaerah,baikyangmenyangkutaspekadministrasi,institusimaupun
keuangan.Untukmewujudkanhaltersebutdisusunsuatubentukperencanaanprogramdan
kegiatan yang terintegrasi antar fungsi yang berkesinambungan dan berkelanjutan melalui
penyusunan program yang didasarkan atas fungsi pemerintahan yang diwujudkan dalam
bentuk program dan kegiatan yang bersifat indikatif. Hal tersebut dikarenakan banyaknya
variabel dan indikator yang tidak mampu diprediksikan sebelumnya mengingat begitu
cepatnyaperubahanlingkunganinternalmaupuneksternalyangterjadi.

Bupati Bangka Selatan yang telah terpilih pada Pemilu Kada pada tahun 2010 memiliki visi
untukmewujudkanBANGKASELATANMAKMUR

Misiyangditetapkanuntukmewujudkanvisitersebutdiatasadalah:
1. meningkatkankualitassumberdayamanusia;
2. pemberdayaanekonomirakyat;
3. menciptakaniklimusahayangkondusif;
4. menciptakanaparaturyangbersihdanberwibawa;
5. meningkatkaninfrastrukturyanghandal.

Dalam menjalankan rangkaian misi tersebut, program dan kegiatan indikatif pembangunan
daerahKabupatenBangkaSelatanyangakandilaksanakanadalahsebagaiberikut:

7.1. MeningkatkanKualitasSumberdayaManusia.
Ada lima tujuan dalam menjalankan misi meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, yaitu meningkatkan etos kerja dan kualitas pelayanan pendidikan,
meningkatkan derajat kesehatan jasmani dan rohani, meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat, meningkatkan pengendalian kerusakan dan pelestarian
lingkungan hidup, dan meningkatkan peran kepemudaan dan keolahragaan dalam
menunjangdanmeraihprestasiditingkatregional,nasionaldaninternasional.

7.1.1. MeningkatkanEtosKerjadanKualitasPelayananPendidikan
7.1.1.1KualitasLayananPendidikan
PenyelenggaraanPendidikandiKabupatenBangkaSelatanmempunyaiperananyang
sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia, melalui penyediaan
tenaga ahli dan terampil yang mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan dan
keterampilan baku, sehingga dapat melakukan adaptasi sesuai dengan tuntutan dan
kondisilapangankerjadanperkembanganilmupengetahuandanteknologi.

VII-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Angka Partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada masing
masing jenjang pendidikan, APK pada tahun 2009 untuk SD/MI sebesar 103,71%,
SLTP/MTs sebesar 91,29%, dan SMU/SMK/MA sebesar 49,91%. Sedangkan APM
untuktingkatSD/MIsebesar88,04%,SLTP/MTs.61,29%danSMU/SMK/MAsebesar
31,47%.

DalampenyelenggaranfasilitaspendidikandiKabupatenBangkaSelatanbaiksekolah
negerimaupunswastatercatatuntukjenjangpendidikandasar(SD/MI)sebanyak88
unit, SLTP sebanyak 28 unit, dan menengah umum/kejuruan 15 unit. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa fasilitas pendidikan masih sangat kurang terutama
pada jenjang sekolah menengah umum dan kejuruan. Disamping itu yang masih
sangatterbatasadalahpelayananpendidikanbagianakusiadini.Padahalrendahnya
pelayanan pendidikan dalam usia dini nantinya akan mempengaruhi dan
menghambatpengembangansumberdayamanusiasecarakeseluruhan.Olehkarena
itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk
mengatasimasalahketidakmerataantersebut.

Kualitaspendidikanyangrelatifmasihrendahsangatberkaitandenganinput,output
serta proses pembelajaran, hal ini terlihat pada rasio hasil ujian akhir, penerapan
kurikulumyangterlalupadat,terbatasnyasaranadanprasarana pendidikan,seperti
banyak gedung sekolah yang rusak, ruang kelas, rendahnya kesejahteraan guru dan
kekurangan tenaga kependidikan yang professional dan sesuai dengan bidang
tugasnya. Walaupun guru dan pengajar bukan satusatunya faktor penentu
keberhasilan pendidikan tetapi pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan
kualifikasimerupakancerminankualitas,sehinggatenagapengajarmemberikanandil
sangatbesarpadakualitaspendidikanyangmenjaditanggungjawabnya.

Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah rendahnya tingkat relevansi
pendidikandengankebutuhanpasarkerja.

a. PendidikanAnakUsiaDini
Pendidikan pra sekolah dibagi menjadi dua kategori yakni pendidikan non formal
(play group) dan pendidikan formal (Taman Kanakkanak). Jumlah lembaga
pendidikan pra sekolah di Bangka Selatan pada tahun 2010 sebanyak 20 buah
(sumber:BangkaSelatanDalamAngkaTahun2010).

Permasalahansubfungsipendidikanusiadiniadalah:
1. beragamnya model dan bentuk pembelajaran pendidikan usia dini yang
cenderungmembingungkanmasyarakat;
2. tingginyakesenjanganfasilitasyangditawarkan;
3. belumadanyastandarbakupengelolaanpendidikanusiadini;
4. belum tersedia dan terjangkaunya layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
yangberkualitas.

Sasaranpembangunansubfungsipendidikanusiadiniadalah:
1. terwujudnya penyeragaman model pembelajaran pendidikan pra sekolah
(PAUD) formal yang membangun karakter (kejujuran, kepedulian,
tanggungjawabdantoleransi)danmenyenangkanbagianaksebesar100%;
2. mewujudkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan Pendidikan Anak Usia
Dini(PAUD)yangberkualitas50%

VII-2
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Arahkebijakansubfungsiiniditujukanuntukmemberikankesempatanyangseluas
luasnya kepada penduduk Bangka Selatan usia di bawah enam tahun untuk
mengembangkanbakatdanpembinaanmental.

Programindikatifsubfungsipendidikanusiadiniadalah:
1. pendidikananakusiadini;
2. peningkatanmutupendidikdantenagakependidikan;
3. manajemenpelayananpendidikan.

b. Pendidikandasar
Pendidikan menengah terdiri dari SD/MI dan SMP/MTs. Jumlah SD/MI sampai
dengan tahun 2009 sebanyak 88 buah sedangkan jumlah SMP/MTs sampai dengan
tahun2009sebanyak28buah.

Permasalahansubfungsipendidikandasaradalah:
1. belumtersediadanterjangkaunyalayananpendidikandasar(wajardikdas)yang
berkualitas;
2. belumoptimalnyamanajemendankemandirianinstitusipendidikan;
3. kurangnya sarana dan prasarana pendidikan baik secara kuantitas maupun
kualitas.

SasaranPembangunansubfungsipendidikandasaradalah:
1. mewujudkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan dasar yang
berkualitas100%;
2. meningkatkanpengelolaandankemandirianinstitusipendidikan100%;
3. meningkatkan saranaprasarana sekolah sesuai Standar Pelayanan Minimal
(SPM)100%;

Arah kebijakan sub fungsi ini ditujukan pada pemberian hak dasar pelayanan
pendidikan yang bermutu, melalui pendidikan wajar sembilan tahun, peningkatan
kualitas pendidikan, dan peningkatan penyelenggaraan pendidikan melalui mana
jementerpadu.

ProgramIndikatifsubfungsipendidikandasaradalah:
1. wajibbelajarpendidikandasarsembilantahun;
2. pendidikanLuarBiasa;
3. peningkatanmutupendidikdantenagakependidikan;
4. pengembanganbudayabacadanpembinaanperpustakaan;
5. manajemenpelayananpendidikan.

c. PendidikanMenengah
Pendidikan menengah terdiri dari SMA/MA/SMK. Jumlah SMA/MA/SMK sampai
dengantahun2009sebanyak15buah.

Permasalahansubfungsipendidikanmenengahadalah:
1. belum tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang
berkualitas;
2. lemahnyapengelolaanpendidikanmenengah;
3. terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan baik secara kuantitas maupun
kualitas;

VII-3
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

4. kurangnyarelevansipendidikanformaldannonformaldenganpasarkerja.

SasaranPembangunansubfungsipendidikanmenengahadalah:
1. memperluas jangkauan dan kesempatan bagi anak usia sekolah untuk
melanjutkansekolahkejenjangpendidikanmenengahterutamabagimasyarakat
miskindanterpencil65%;
2. optimalnyamanajemenpengelolaanpendidikanmenengah90%;
3. meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal(SPM)90%;
4. terpenuhinya sarana prasarana sekolah yang sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal(SPM)90%;
5. meningkatnya kualitas pendidikan menengah kejuruan yang sesuai dengan
kebutuhanpasartenagakerja50%.

Arah kebijakan sub fungsi ini diarahkan pada upaya peningkatan kualitas sumber
dayamanusia,agarmampubersaingdalameraglobalisasi.

Programindikatifsubfungsipendidikanmenengahadalah:
1. Ppendidikanmenengah;
2. pendidikanluarbiasa;
3. peningkatanmutupendidikdantenagakependidikan;
4. pengembanganbudayabacadanpembinaanperpustakaan;
5. manajemenpelayananpendidikan.

d. PendidikanLuarSekolah
Pendidikan Luar Sekolah mempunyai peranan yang cukup strategis dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya kemampuan teknis dan
keterampilan, lembaga pendidikan non formal di Kabupaten Bangka Selatan terdiri
daripusatkegiatanbelajarmasyarakat(PKBM),dankursuskursus.

Permasalahansubfungsipendidikanluarsekolahadalah:
1. rendahnya perhatian dan keinginan masyarakat terhadap pendidikan luar
sekolah;
2. penyelenggaraan pendidikan luar sekolah masih belum sesuai dengan harapan
karenaterbatasnyasaranadanprasarana;
3. belum adanya standar kualitas yang sama dari masingmasing lembaga
penyelenggaraanpendidikanluarsekolah.

Sasaranpembangunansubfungsipendidikanluarsekolahadalah:
1. menyediakan pelayanan pendidikan alternatif bagi yang tidak tahu/belum
memperolehkesempatanmengikutipendidikanformal60%;
2. memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan berusaha secara profesional
60%.
3. meningkatkan kualitas pendidikan luar sekolah sesuai dengan kebutuhan
pengguna60%.

Arah kebijakan sub fungsi ini diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan dan
keterampilan tenaga kerja, melalui pengembangan modelmodel pendidikan luar
sekolahyangefektif.

VII-4
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Programindikatifsubfungsipendidikanluarsekolahadalah:
1. programPendidikanNonformal;
2. peningkatanmutupendidikdantenagakependidikan;
3. pengembanganBudayaBacadanPembinaanPerpustakaan;
4. manajemenpelayananpendidikan.

7.1.1.2. Meningkatnyaaksesdatadaninformasiolehmasyarakat
7.1.1.2.1. KepustakaandanKearsipan
Pembangunan bidang Perpustakaan dan Kearsipan merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional perlu dilakukan secara terencana dan terpadu agar
dapatdilakukansecaraoptimal,efektif,efisiensertatepatsasaran.

a. Kepustakaan
Sebagai urusan wajib, pembangunan bidang perpustakaan bertujuan mewujudkan
minat dan budaya baca masyarakat, sehingga masyarakat akan cerdas dibidangnya
masingmasinguntukdapatberkiprahdalampembangunan.

Permasalahansubfungsikepustakaanadalah:
1. kurangnyapetugasyangdapatmelaksanakanpengelolaanperpustakaan.
2. kurangnyasaranaprasarana
3. hargabukuyangcukupmahal

Sasaran:
1. bertambahnyajumlahpetugaspengelolaperpustakaansebanyak10%
2. meningkatnyajumlahsaranaprasaranasebesar20%
3. mendirikanperpustakaanelektronik,100%

Arah Kebijakan. Sub fungsi ini diarahkan pada upaya pemberdayaan kelembagaan,
antara lain meningkatkan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan, menciptakan
tenagafungsionalperpustakaan,meningkatkanperanandanfungsiperpustakaandan
meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang
perpustakaan dan arsip, guna meningkatnya akses data dan informasi oleh
masyarakat.

Programindikatifsubfungsikepustakaanadalah:
1. pengembanganbudayabacadanpembinaanperpustakaan;
2. peningkatansarana/prasaranaaparaturperpustakaan.

b. Kearsipan
Dalam bidang kearsipan bertujuan meningkatkan peran dan fungsi arsip sebagai
buktiautentikpelaksanapembangunan.

Permasalahansubfungsikearsipanadalah:
1. masihkurangnyatenagaarsiparis;
2. terbatasnyasaranadanprasarana;
3. rendahnyaminatmenjadipegawaiarsiparis.

Sasaran:
1. meningkatnyajumlahdankualitastenagaarsiparissebesar20%;
2. meningkatnyasaranadanprasaranasebesar30%;

VII-5
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. meningkatnyaminatmenjadipegawaiarsiparissebesar20%.

Arah Kebijakan. Sub fungsi ini diarahkan pada upaya pemberdayaan kelembagaan,
antara lain menciptakan tenaga fungsional kearsipan, meningkatkan peranan dan
fungsi arsip, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia (SDM)
dibidangkearsipan,gunameningkatnyaaksesdatadaninformasiolehmasyarakat.

Programindikatifsubfungsikepustakaanadalah:
1. perbaikansistemadministrasikearsipan;
2. penyelamatandanpelestariandokumen/arsipdaerah;
3. pemeliharaanrutin/berkalasaranadanprasaranakearsipan;
4. peningkatankualitaspelayananinformasi.

c. KomunikasidanInformasi
Dalam bidang komunikasi dan informasi bertujuan meningkatkan akses data dan
informasiuntukmasyarakatmelaluipenerapanteknologiinformasidalampelayanan
publik.

Permasalahansubfungsikomunikasidaninformasiadalah:
1. masih kurangnya tenaga ahli dalam pembangunan dan pengembangan sistem
informasi;
2. terbatasnyasaranadanprasaranakomunikasidaninformasi.

Sasaran:
1. meningkatnyajumlahmediainformasisebesar20%;
2. meningkatnyasaranadanprasaranasebesar30%;
3. meningkatnyajumlahtenagapelaksanadanoperatorsistemjaringanteknologi
komunikasidaninformasisebesar20%.

Arah Kebijakan sub fungsi ini diarahkan pada upaya peningkatan jumlah media
informasi,baikmediacetakmaupunelektronik,penyediaandatadaninformasiyang
up to date melalui website Pemkab Bangka Selatan, dan meningkatkan kualitas dan
kuantitassumberdayamanusia(SDM)dibidangteknologikomunikasidaninformasi.

Programindikatifsubfungsikomunikasidaninformasiadalah:
1. programPengembanganKomunikasi,InformasidanMediaMassa;
2. programPengkajiandanPenelitianBidangInformasidanKomunikasi;
3. PprogramFasilitasiPeningkatanSDMBidangKomunikasidanInformasi;
4. PprogramKerjasamaInformasidenganMassMedia.

7.1.2. MeningkatkanDerajatKesehatanJasmanidanRohani
7.1.2.1. PelayananKesehatanMasyarakat
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan dari paradigma sakit
ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2010. Penyakit menular
masihmenjadimasalahkesehatandiKabupatenBangkaSelatanhalinidisebabkan
masih ditemukannya beberapa kasus penyakit menular dan bahkan mengalami
peningkatan jumlahnya dari tahun ke tahun. Adapun beberapa penyakit menular
tersebut diantaranya jumlah penderita malaria, ISPA dan TBC. Beberapa jenis

VII-6
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

penyakit tidak menular, seperti Muntaber, DBD, Hipertensi dan Stroke mengalami
peningkatan.

Pemerintah mengadakan berbagai upaya penyuluhan, gerakan kebersihan dan
hidup sehat serta pemberian vaksin dalam rangka memperbaiki perilaku
masyarakatterkaitdenganpenyakitmenularmaupuntidakmenular,

Permasalahansubfungsipelayanankesehatanmasyarakatadalah:
1. terjadinyaperubahanpenyakitkarenatransisidemografidanepidemiologiserta
adanyanewemergingdisease;
2. belumoptimalnyamutukesehatan;
3. kurangnyapartisipasimasyarakatdalampembangunankesehatan
4. terbatasnyapembiayaankesehatan;
5. sumberdayakesehatandanpotensidaerahbelumoptimaldiberdayakan;
6. terbatasnyasaranadanprasaranakesehatan.

Sasaransubfungsipelayanankesehatanmasyarakatadalah:
1. menurunnyaangkakematianibusebesar10/100.000kelahiranhidup;
2. menurunnyaangkakematianbayi10/1000kelahiranhidup;
3. menurunnyastatusgiziburuksebesar15%;
4. mempertahankanumurharapanhidupdiatas70tahun;
5. meningkatnyajangkauanpelayanankesehatansebesar20%;
6. meningkatnyapengawasanobatdanmakanansebesar20%;
7. meningkatnyaketersediaanobatyangbermutu,amandanefektifsesuaidengan
kebutuhanmasyarakat20%.

Arah kebijakan sub fungsi ini diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya melengkapi sarana dan prasarana kesehatan,
mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, menambah
tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat dan analis kesehatan) serta terbinanya
sarana pengobatan tradisional sebagai warisan budaya yang secara medis dapat
dipertanggungjawabkan.

Programindikatifsubfungsipelayanankesehatanmasyarakatadalah:
1. obatdanperbekalankesehatan;
2. upayakesehatanmasyarakat;
3. pengawasanObatdanMakanan;
4. pengembanganObatAsliIndonesia;
5. promosikesehatandanpemberdayaanmasyarakat;
6. perbaikangizimasyarakat;
7. pengembanganlingkungansehat;
8. pencegahandanpenanggulanganpenyakitmenular;
9. standarisasiPelayananKesehatan;
10. pelayanankesehatanpendudukmiskin;
11. pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/
PuskesmasPembantudanjaringannya;
12. pengadaan,peningkatansaranadanprasaranarumahsakit/rumahsakitjiwa/
rumahsakitparuparu/rumahsakitmata;
13. kemitraanpeningkatanpelayanankesehatan;
14. peningkatanpelayanankesehatananakdanbalita;

VII-7
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

15. peningkatanpelayanankesehatanlansia;
16. pengawasandanpengendaliankesehatanmakanan;
17. peningkatankeselamatanibumelahirkandananak.

7.1.3. PeningkatanKesejahteraanSosial
7.1.3.1. KesejahteraanSosialMasyarakat
Kesejahteraan sosial merupakan halhal yang berkaitan dengan ketelantaran baik
anak maupun orang lanjut usia, penderita cacat, korban bencana alam dan
penyandang masalah sosial. Berbagai upaya penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial telah dilakukan akan tetapi belum menunjukkan hasil yang
signifikan,halinidipacudengansemakinsulitnyamasyarakatmemenuhikebutuhan
hidup.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsikesejahteraansosialadalah
1. meningkatnyajumlahpendudukmiskin;
2. belumoptimalnyapenangananpenyandangmasalahkesejahteraansosial;
3. belumefektifnyapenangananpascabencana.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi kesejahteraan sosial
adalah:
1. meningkatnyacakupanpenangananpendudukmiskinsebesar10%;
2. meningkatnya cakupan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
20%;
3. meningkatnya pemberdayaan potensi sosial masyarakat yang meliputi relawan
sosial,organisasisosial,LSM,lembagaperlindungansosialmasyarakatdandunia
usaha dalam rangka mencegah dan menanggulangi masalah sosial dari
keseluruhanmasalahsosial25%;
4. berkembangnya hubungan kerjasama antar lembaga sosial masyarakat dan
pemerintah50%;
5. peningkatan kecepatan upaya penanggulangan dampak bencana
(meminimalisasiresikoakibatbencana)100%.

Arah Kebijakan sub fungsi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dan bantuan dasar kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan
sosial serta mengembangkan kepedulian dan peran serta masyarakat;
mengembangkandanmenyerasikankebijakanuntukpenangananmasalahmasalah
strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan sosial; meningkatkan kualitas
manajemen pelayanan kesejahteraan sosial dalam mendayagunakan sumber
sumber kesejahteraan social; meningkatkan pelayanan bagi korban bencana alam
dan sosial; meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat termasuk
masyarakat mampu, dunia usaha dan orsos/LSM dalam penyelenggaraan
pembangunankesejahteraansosialsecaraterpadudanberkelanjutan.

Programindikatifbagifungsikesejahteraansosial:
1. pemberdayaankelembagaankesejahteraansosial;
2. pembinaanpantiasuhan/pantijompo;
3. pelayanandanrehabilitasikesejahteraansosial;
4. pembinaananakterlantar;
5. pembinaanparapenyandangcacatdantrauma;

VII-8
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

6. pembinaanekspenyandangpenyakitsosial(eksnarapidana,psk, narkobadan
penyakitsosiallainnya);
7. pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang
masalahkesejahteraansosial(PMKS)lainnya;
8. programBinaOrganisasi;
9. programPelayananSosial;
10. programUpayaPencegahanPenyalahgunaanNarkoba.

7.1.3.2. Pemberdayaanperempuandanperlindungananak
Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Selatan tahun 2009 sebanyak 163.200 jiwa,
yangterdiridaripenduduklakilaki84.536jiwa,pendudukperempuan78.664Jiwa.
Jumlah penduduk wanita tidak jauh dari pada jumlah penduduk lakilaki, namun
posisi perempuan dalam keluarga, masyarakat dan negara masih bersifat
diskriminatif. Hal ini jelas dapat dilihat dari keluarga miskin, dimana beban kerja
perempuan lebih berat karena mereka harus melakukan pekerjaan ganda, yaitu
melakukan pekerjaan reproduktif dan rumah tangga sekaligus dibebani beberapa
pekerjaanupahan.

Fenomena yang terjadi banyak kasus kekerasan dan eksploitasi terhadap
perempuan dan anak yang tidak dilaporkan, dengan anggapan bahwa masalah
tersebutadalahmasalahdomestikkeluargayangtidakperludiketahuioranglain.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsiiniadalah:
1. kurang dipahaminya konsep kesetaraan dan keadilan gender dikalangan
masyarakat;
2. rendahnyaperlindunganhakhakperempuandananak;
3. rendahnyakualitashidupdanperanperempuan;
4. terjadinyapeningkatantindakkekerasanterhadapperempuandananak;
5. lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak,
termasukketersediaandatadanrendahnyapartisipasimasyarakat.

Sasaran pembangunan yang hendak dicapai dalam rangka peningkatan kualitas
kehidupandanperansertaperempuan;sertakesejahteraandanperlindungananak
adalah:
1. meningkatkanpengarusutamaangendersebesarlimapersen;
2. meningkatnya upaya perlindungan terhadap tindak kekerasaan terhadap
perempuandananaksebesar20%.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak dititikberatkan untuk meningkatkan perlindungan perempuan
dananak,peningkatankualitasSDMperempuandankesetaraangender.

Program indikatif sub fungsi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
adalah:
1. keserasiankebijakanpeningkatankualitasanakdanperempuan;
2. penguatankelembagaanpengarusutamaangenderdananak;
3. peningkatankualitashidupdanperlindunganperempuan;
4. peningkatanperansertadankesetaraangenderdalampembangunan;
5. penguatankelembagaanpengarusutamaangenderatauanak.

VII-9
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

7.1.3.3. KeluargaBerencana
PenyerahankewenanganbidangKBkepadaPemerintahKabupatenBangkaSelatan
sesuaidenganKeppresNomor103/2001,yangkemudiandiubahmenjadiKeppres
nomor 9 Tahun 2004, menuntut adanya komitmen yang tinggi dari pemerintah
Kabupaten Bangka Selatan tentang arti penting pelaksanaan program KB bagi
keberhasilan pembangunan, ratarata kelahiran total selama tahun 2009 dibawah
angka 2 (total fertility rate), Indikator ini menunjukkan suatu ukuran dari
keberhasilandalamupayapengendaliankelahiran.
Permasalahansubfungsikeluargaberencanaadalah:
1. kurangnya pemerataan pelayanan KB dan ketersediaan alat kontrasepsi yang
diminatimasyarakat;
2. kurangnya pengetahuan dan kesadaran sebagian masyarakat dan remaja
tentanghakhakreproduksidankesehatanpenduduk;
3. masih tingginya jumlah keluarga pra sejahtera dan lemahnya ketahanan
keluarga;
4. masihlemahnyakualitasinstitusimasyarakatdanjejaringKBditingkatbasis.

Sasaransubfungsikeluargaberencanaadalah:
a. mempertahankanTFRdibawah2melaluipencapaianpesertaKBaktifminimal
daritotalPUS;
b. mempertahankanjumlahPUSmenurutumuristridibawahusia20tahun
c. terbinanyaKB(BinaKeluargaBerencana);
d. melembaganya IMP (Institusi Masyarakat Perkotaan) dan jejaring KB sampai
tingkatbasisyaituPOSPembantuKBDesaMandiridankelompokKBMandiri.

Arah Kebijakan sub fungsi keluarga berencana adalah pada upaya pengendalian
kelahiran melalui kesadaran masyarakat dalam berKB, meningkatkan kualitas
kesehatan reproduksi remaja serta pendewasaan usia perkawinan, meningkatkan
pemberdayaandanketahanankeluargadalamupayapeningkatankualitaskeluarga
dan memperkuat kelembagaan dan jaring KB dalam upaya pembudayaan keluarga
kecilberkualitas.

Programindikatifsubfungsikeluargaberencanaadalah:
1. keluargaberencana;
2. kesehatanreproduksiremaja;
3. pelayanankontrasepsi;
4. pembinaanperansertamasyarakatdalampelayananKB/KRyangmandiri;
5. promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di
masyarakat;
6. pengembanganpusatpelayananinformasidankonselingKRR;
7. peningkatanpenanggulangannarkoba,PMStermasukHIV/AIDS;
8. pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembanganak;
9. penyiapantenagapendampingkelompokbinakeluarga;
10. pengembanganmodeloperasionalBKBPosyanduPADU.

7.1.4. PeningkatanPengendalianKerusakanLingkunganHidup
7.1.4.1. PerlindunganLingkunganHidup
Paradigma pembangunan diarahkan pada pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan yang tidak memperhatikan daya lingkungan dapat mengakibatkan

VII-10
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

terganggunya keseimbangan ekosistem dan tata ruang kota. Dampak kerusakan


lingkungan yang terjadi di Kabupaten Bangka Selatan akibat pembangunan yang
tidak terkendali adalah terjadinya banjir dan ROB, pencemaran lingkungan
permukimanakibatpenambanganliar.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi perlindungan lingkungan hidup
adalah:
1. rusaknyalingkunganakibatpenggalian/penambanganliar;
2. meningkatnya polusi udara dan pencemaran air akibat limbah penambangan
liar,penebanganhutanliardanperkebunanyangberpindahpindah;
3. kuranglestarinyalingkunganpantai;
4. masihterjadinyadampaknegatifakibatpembangunanyangtidakteratur;
5. lemahnyapenegakanhukumterhadapkerusakanlingkungan;
6. lemahnyadatabasesysteminformasilingkungan.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunanfungsilingkunganhidupadalah:
1. meningkatnyakualitaslingkunganhidupkotasebesar10%;
2. terselenggaranya kegiatan pembangunan yang memperhatikan daya dukung
lahanyangserasidanberkelanjutansebesar100%.

Kebijakan pembangunan sub fungsi perlindungan lingkungan hidup diarahkan


bagi tercapainya kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui penegakan
hukumsecarakonsisten.

Programindikatifsubfungsilingkunganhidupadalah:
1. pengendalianpencemarandanperusakanlingkunganhidup;
2. perlindungandankonservasisumberdayaalam;
3. rehabilitasidanpemulihancadangansumberdayaalam;
4. programpeningkatankualitasdanaksesinformasiSDAdanLH.

7.1.5. PeningkatanPeranKepemudaandanKeolahragaandalamMenunjang
PrestasidanMeraihPrestasidiTingkatRegional,NasionaldanInternasional.
7.1.5.1. KepemudaandanKeolahragaan
Pembangunan pemuda merupakan suatu keniscayaan agar diperoleh penerus
bangsayangtangguh,cerdas,bermoral,dengankreativitastinggi.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsikepemudaandanolahragaadalah:
1. kurangnyapembinaanterhadaporganisasikepemudaan;
2. saranadanprasaranaolahragadankepemudaanyangterbatas;
3. regenerasiatlitolahragayangmasihkurang;
4. kurangnya minat pemuda terhadap aktivitas kepemudaan bidang pendidikan,
keolahragaandanaktivitaspositiflainnya.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunanfungsikepemudaandanolahraga
adalah:
1. meningkatnyaperankepemudaandanolahragadalammenunjangprestasidan
meraihprestasiditingkatregional,nasionaldaninternasional;
2. meningkatnyasaranadanprasaranaolahraga;
3. meningkatnya minat pemuda terhadap aktivitas kepemudaan bidang
pendidikan,keolahragaandanaktivitaspositiflainnya.

VII-11
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Kebijakan pembangunan sub fungsi kepemudaan dan olahraga diarahkan bagi
tercapainyakualitaspemudayangtangguh,cerdasdanbermoraldengankreativitas
tinggi.

Programindikatifsubfungsikepemudaandankeolahragaanadalah:
1. peningkatanperansertakepemudaan;
2. peningkatanupayapenumbuhankewirausahaandankecakapanhiduppemuda;
3. pengembangankebijakandanmanajemenolahraga;
4. pembinaandanpemasyarakatanolahraga;
5. peningkatansaranadanprasaranaolahraga.


7.2. PemberdayaanEkonomiRakyat
7.2.1. Pengelolaandanpemanfaatanpotensisumberdayaalamuntukpeningkatan
kesejahteraanmasyarakat.
MisikeduadalampenyelenggaraanpembangunanKabupatenBangkaSelatanadalah
pemberdayaan ekonomi rakyat yang bertujuan mengoptimalkan pengelolaan dan
pemanfaatan potensi sumber daya alam untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat, mendorong Pemberdayaan kemampuan keuangan daerah melalui
peningkatan penerimaan dan pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan daya
saingdaerah.

Pembangunan yang dilaksanakan di daerah secara umum ditujukan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh Produk
DomestikRegionalBruto(PDRB).

Selama 20052009, PDRB Kabupaten Bangka Selatan ADHB dan ADHK mengalami
trendpositif(cenderungmeningkat)setiaptahun.Haltersebutbisadilihatpadagam
bar7.1PDRBKabupatenBangkaSelatanTahun20052009dibawahini.

Gambar7.1.PDRBKabupatenBangkaSelatanTahun20052009

Dalam Triliun Rupiah

2,30 2,43
1,92
1,71
1,51
1,04 1,09 1,13
0,95 0,99

2005 2006 2007 2008 2009

PDRB ADHB PDRB ADHK



VII-12
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Tahun 2005, sembilan sektor di Kabupaten Bangka Selatan mampu menciptakan


PDRB ADHK sebesar 952,6 milyar rupiah dan terus meningkat hingga sebesar 1,13
triliunrupiahditahun2009.Halinimengindikasikanbahwaselama5tahunterakhir
telahterjadipeningkatanproduktivitas(output)agregatsektorekonomiyangadadi
KabupatenBangkaSelatan.

Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak pada peningkatan pendapatan
perkapita pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pendapatan daerah. Semakin
mampumenggalipotensiekonomiyangada,akansemakinbesarPDRBdanPADnya.

a. Ketahananpangan
BerdasarkandefinisiketahananpangandariFAO(1996)danUURINo.7Tahun1996,
yang mengadopsi definisi dari FAO, ada 4 komponen yang harus dipenuhi untuk
mencapaikondisiketahananpangan,yaitu:
1. kecukupanketersediaanpangan;
2. stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari
tahunketahun;
3. aksesibilitas/keterjangkauanterhadappangan;
4. kualitas/keamananpangan.
Keempat indikator ini merupakan indikator utama untuk mendapatkan indeks
ketahanan pangan. Ukuran ketahanan pangan dihitung bertahap dengan cara
menggabungkan keempat komponen indikator ketahanan pangan tersebut, untuk
mendapatkansatuindeksketahananpangan.
Ketahananpanganmerupakansuatusistemyangterdiridarisubsistemketersediaan,
distribusi, dan konsumsi. Sub sistem ketersediaan pangan berfungsi menjamin
pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik dari segi
kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Subsistem distribusi berfungsi
mewujudkansistemdistribusiyangefektifdanefisienuntukmenjaminagarseluruh
rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup
sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Sedangkan sub sistem konsumsi
berfungsi mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan secara nasional memenuhi
kaidah mutu, keragaman, kandungan gizi, kemananan dan kehalalannya. Situasi
ketahanan pangan suatu daerah ditunjukkan antara lain oleh: a. jumlah penduduk
rawanpangan(tingkatkonsumsi<90%darirekomendasi2.000kkal/kap/hari),dan
b.anakanakbalitakuranggizi.
Ketahanan pangan merupakan tantangan yang perlu mendapatkan prioritas untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat. Upaya mewujudkan ketahanan pangan suatu
daerahhendaknyabertumpupadasumberdayapanganlokalyangtersediadidaerah
tersebut.

Permasalahanpadasubfungsiketahananpanganadalah:
1. ketidaksesuaianantarajumlahkebutuhanpangansertajumlahpanganyang
dapatdisediakanolehinternalKabupatenBangkaSelatan;
2. ketergantunganakansuplaipangandariluarKabupatenBangkaSelatan;
3. rendahnyakemampuanmasyarakatdalamprosespengolahanhasilpertanian;
4. Keterbatasansaranadanprasaranaterkaitpenyediaanpanganmasyarakat.

Sasaranyangakandicapaipadatahun2015subfungsiiniadalah:
1. meningkatnyajumlahstoksembilanbahanpokokpangan50%;
2. meningkatnyaproduksipertaniantanamanpangandanpeternakan100%;

VII-13
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. meningkatnyajumlahSDMpenyuluhpertanian/peternakan50%;
4. meningkatnyapenerapanpertanianterpadu(tanamanpangandanternak);
5. meningkatnyapengembangandanpenerapanteknologipertanian.

Programindikatifuntukpencapaiansasarandiatasadalah:
1. peningkatankesejahteraanpetani;
2. peningkatanKetahananPangan;
3. programPembinaanKelompokTanidanNelayan.

b. PertaniandanPeternakan
Dalammelaksanakansubfungsipertaniandanpeternakandibagikedalambeberapa
bidang yaitu bidang pertanian tanaman pangan, bidang peternakan, dan bidang
perkebunan.
Dilihatdarisubsektorpendukungnya,kontribusisubsektortanamanbahanmakanan
(tabama), dan sub sektor peternakan merupakan tiga sub sektor yang memiliki
kontribusi yang besar (terbesar kedua, ketiga, dan kelima setelah sub sektor
pertambangantanpamigas)danmenjadimayoritaspekerjaanpendudukKabupaten
BangkaSelatan.
Di tahun 2009, sub sektor pendukung sektor pertanian tumbuh positif kecuali sub
sektor perkebunan. Perlambatan ekonomi (pertumbuhan negatif) yang terjadi pada
subsektorperkebunanmenunjukkanpenurunanproduktivitasoutputkomoditipada
sub sektor ini. Namun, karena kontribusi sub sektor ini yang relatif kecil
dibandingkan sub sektor pendukung lainnya pada sektor pertanian menyebabkan
sektorpertaniantetaptumbuhpositifsebesar4,54%(BSDA,BappedaBasel,2010).
Berdasarkanpertumbuhanriil,sourceofgrowth(sumberpertumbuhan)padasektor
pertanian adalah sub sektor tabama yang tumbuh positif sebesar 7,91%. Namun
pertumbuhan produktifitas sub sektor ini belum dapat mencukupi kebutuhan
(demand)panganpenduduknya.

Permasalahanpadasubfungsipertaniandanpeternakanadalah:
1. belumditetapkannyaRencanaTataRuangWilayah(RTRW);
2. rendahnyakemampuanmasyarakatdalamprosespengolahanhasilpertanian;
3. keterbatasansaranadanprasaranapendukungbidangpertaniandankehutanan;
4. keterbatasanSDMdalampenguasaanIPTEK;
5. tingginyakerusakanhutandanlahanmenyebabkanperubahantataair;
6. rendahnyaproduktifitasdanpemanfaatanproduksipertaniandankehutanan
7. rendahnyaaksespermodalanbagipetani;
8. kurangterpantaunyaperedaranprodukpertanian(peternakan)yangtidak
memenuhistandarkesehatandankaidahagama;
9. rendahnyaaksesdanjaminanpasarprodukpertanian.


Sasaranyangakandicapaipadatahun2015subfungsiiniadalah:
1. meningkatnyajumlahkelompokagribisnis25%;
2. meningkatnyaproduksipertaniantanamanpangandanpeternakan50%;
3. meningkatnyakeragamanproduksipertaniantanamanpangansebanyaklima
jenistanaman;
4. meningkatnyakualitasSDMpenyuluhpertanian/peternakan;
5. berkurangnyapenyakitternakyangmenyerangternakmasyarakatsebesar25%;
6. meningkatnyakualitasSDMpenyuluhpertanian/peternakan;

VII-14
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

7. meningkatnyapenerapanpertanianterpadu(tanamanpangandanternak)
100%;
8. meningkatnyapengawasanterhadapperedaranprodukpertanianyangsesuai
denganstandarkesehatandankaidahagama100%;
9. meningkatnyapengembangandanpenerapanteknologipeternakansebesar
25%;
10. meningkatnyapengembangandanpenerapanteknologipertaniansebesar50%.

Programindikatifuntukpencapaiansasarandiatasadalah:
1. peningkatanpemasaranhasilproduksipertanian;
2. peningkatanpenerapanteknologipertanian;
3. peningkatanproduksipertanian;
4. pemberdayaanpenyuluhlapangbidangpertaniandanpeternakan;
5. pencegahandanpenanggulanganpenyakitternak;
6. peningkatanproduksihasilpeternakan;
7. peningkatanpemasaranhasilproduksipeternakan;
8. peningkatanpenerapanteknologipeternakan;
9. pengembangankomoditihortikultura.

c. KehutanandanPerkebunan
Sub sektor kehutanan berperan penting dalam pembangunan di Kabupaten Bangka
Selatan, sebagai penyedia jasa lingkungan, yaitu penyimpan karbon, pengatur suhu,
tataair,danekosistem.Sedangkansubsektorperkebunanberkontribusirelatifkecil
berkisar0,5persenterhadappenciptaanPDRBkabupatenBangkaSelatan.
Luas kawasan hutan menurut fungsinya di Kabupaten Bangka Selatan seluas
154.128,28 Ha yang terdiri dari hutan produksi seluas 134.275 Ha, hutan lindung
seluas18.115Ha,hutankonservasiseluas1.712Ha,danhutankotaseluas26,28Ha.
Sedangkanluaslahankritisdiluarkawasanhutanseluas55.389Ha.
Komoditi perkebunan dominan yang disumbangkan oleh masyarakat terhadap
pembangunanadalahlada,karet,kelapa,dankelapasawit.Jeniskomoditilainseperti
aren,cengkeh,coklat,dankemirikurangberperankarenakurangnyaarealtanam.

Permasalahanpadasubfungsikehutanandanperkebunanadalah:
1. rendahnyakapasitaspengolahanhasilkehutanandanperkebunan;
2. rendahnyapenguasaanIPTEKkehutanandanperkebunan;
3. rendahnyaproduktivitaskehutanandanperkebunan;
4. tngginyakerusakanhutandanlahanyangmenyebabkanperubahantataair;
5. tendahnyakapasitasSDMkehutanandanperkebunan;
6. tendahnyakesadaranmasyarakatterhadapjasalingkunganhutan.

Sasaranyangakandicapaipadatahun2015subfungsiiniadalah:
1. meningkatnyaproduksiperkebunansebesar50%;
2. meningkatnyaproduktivitashasilperkebunansebesar25%;
3. meningkatnyapengembangandanpenerapanteknologiperkebunansebesar
50%;
4. meningkatnyakapasitasSDMpenyuluhlapangankehutanandanperkebunan;
5. meningkatnyapenangananreboisasi,rehabilitasilahankritis5%;
6. meningkatnyakesadaranmasyarakatterhadapjasalingkunganhutansebesar
100%;
7. termanfaatkannyakawasanhutansebesar100%;

VII-15
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

ProgramIndikatifuntukpencapaiansasarandiatasmencakup:
1. peningkatanpemasaranhasilproduksiperkebunan;
2. peningkatanpenerapanteknologiperkebunan;
3. peningkatanproduksiperkebunan;
4. pemberdayaanpenyuluhlapangbidangperkebunan;
5. pemanfaatanpotensisumberdayahutan;
6. rehabilitasihutandanlahan;
7. perlindungandankonservasisumberdayahutan;
8. pemanfaatankawasanhutanindustri;
9. pembinaandanpenertibanindustrihasilhutan;
10. perencanaandanpengembanganhutan
11. peningkatanProduksiKehutanan/Perkebunan
12. penyidikandanPerlindunganHutan.

d. KelautandanPerikanan
Padasubfungsikelautandanperikanan,produksihasilpenangkapanikanpadatahun
2010 tercatat 26.314 ton, ditargetkan kenaikan produksi sebesar 10% per tahun.
Luas areal tambak udang sampai dengan tahun 2010 seluas 80 ha dan ditargetkan
sebesar 5% per tahun. Luas areal kolam ikan air tawar 100 ha, ditargetkan sebesar
10%pertahun.JumlahunitusahabudidayalautsistimKJApadatahun2010tercatat
5unit,ditargetkanmeningkat20%pertahun.

Permasalahansubfungsikelautandanperikanan:
1. rendahnyahasiltangkapannelayan;
2. terbatasnyasaranadanprasaranapengawasandanpengendalianSDKP;
3. terbatasnyapenguasaanteknologipenangkapanikandanbudidaya;
4. terbatasnyaaksespenguatanmodalbaginelayan;
5. kerusakan fisik pantai dan laut akibat abrasi, sedimentasi dan penambangan
lepaspantai;
6. terbatasnya sarana dan prasarana serta infrastruktur penunjang penangkapan
ikan;
7. terbatasnyaanggaranpembangunankelautandanperikanan;
8. kurangnyaminatinvestasidibidangkelautandanperikanan.

Sasaranpembangunankelautandanperikananpadatahun2015adalah:
1. meningkatnya produksi hasil tangkapan nelayan sebesar 50%, perikanan
budidayasebesar100%;
2. meningkatnyaSaranadanPrasaranapenunjangIndustriperikanansebesar50%;
3. meningkatnya penguasaan teknologi penangkapan ikan dan budidaya sebesar
15%;
4. terpenuhinya sarana dan prasarana pengawasan dan pengendalian SDKP
sebesar100%;
5. tersedianyaaksespenguatanmodalbaginelayansebesar75%;
6. terciptanya kawasan konservasi ekosistem pesisir pulaupulau kecil sebesar
100%;
7. meningkatnyakegiataninvestasibidangindustrikelautandanperikanansebesar
100%.

Arah kebijakan kelautan dan perikanan adalah peningkatan pemanfaatan sumber


daya kelautan dan perikanan dengan menerapkan teknologi yang tepat guna dan

VII-16
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

ramah lingkungan melalui peningkatan kualitas SDM dan pengawasan serta


pengendaliansumberdaya.

Programindikatifpadasubfungsikelautandanperikananadalah:
1. pemberdayaanekonomimasyarakatpesisir;
2. pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya
kelautan;
3. peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumber
dayalaut;
4. peningkatanmitigasbencanaalamlautdanprakiraaniklimlaut;
5. peningkatan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada
masyarakat;
6. pengembanganbudidayaperikanan;
7. pengembanganperikanantangkap;
8. pengembangansistempenyuluhanperikanan;
9. optimalisasipengelolaandanpemasaranproduksiperikanan;
10. pengembangankawasanbudidayalaut/airpayaudanairtawar.

e. PertambangandanEnergi
Kabupaten Bangka Selatan memiliki potensi bahan galian yang cukup melimpah,
namun belum banyak diketahui secara pasti cadangannya seperti timah dengan
mineral asosiasinya berupa Monasit, Xenotim, Ilmenit/Titan, Rutil, Zirkon dan Bijih
Besi/Hematit, sedangkan bahan galian yang sudah diketahui cadangannya terutama
yang berada di Kecamatan Toboali yaitu bahan galian golongan C atau bahan galian
industri berupa pasir kuarsa 108 juta m3, Kaolin 154 ribu m3, pasir bangunan
154ribum3,bijihbesi56ributon,dangranit13milyarm3.

DiKabupatenBangkaSelatanterdapat23buahpulau,sedangkanyangberpenghuni7
pulau, sehingga tidak dapat dilalui jaringan PLN (grid PLN), salah satu cara
penyediannyadenganmenggunakanenergisurya(PLTS),genset,danrencanaenergi
angin (kincir angin) atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH). Di Kabupaten
BangkaSelatansudahdialirialiranlistrikPLNdengandayatampung4000KW,daya
mampu 2100 KW, sedangkan beban puncak pada malam hari mencapai 200KW,
sehingga penyediaan listrik di Bangka Selatan paspasan, sementara daftar tunggu
penerangan baru mencapai 3550 pelanggan atau dibutuhkan kirakira 4,315 KVA.
Dari53desa/kelurahan,32desasudahdialirilistrikPLNatau66,78%.
Penyediaan BBM minyak tanah di Kabupaten Bangka Selatan tersebar dengan tidak
merata dan ada 18 Desa yang belum memiliki pangkalan, Secara umum jumlah
penduduk kabupaten Bangka Selatan adalah 163.200 jiwa mempunyai kebutuhan
minyak tanah sebesar 697,791 KL sedangkan ketersediaan minyak tanah dari
Pertaminahanya355,5KL,jadikebutuhanminyaktanahyangbelumdapatterpenuhi
adalah 342,291 KL. Seperti pada kecamatan Simpang Rimba yang memiliki jumlah
penduduk sebesar 19.260 penduduk, kebutuhan minyak tanah pada kecamatan ini
adalah 61,670 KL per bulan sedangkan yang tersedia hanya sebesar 39 KL per
bulannya,sehinggakekurangannyasebesar22,670KLperbulan.

Permasalahansubfungsipertambangandanenergiadalah:
1. tingkatketersediaandatainformasiyangrendahmengenaipotensibahangalian
tambangdanairbawahtanah;
2. terbatasnyaperuntukanlahanuntukusahapertambangan;

VII-17
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. rendahnya kesadaran pelaku usaha pertambangan/masyarakat terhadap


pertambanganyangbaikdanbenar;
4. belum tersedianya produk hukum daerah yang terkait dengan sub fungsi
pertambangandanenergi;
5. lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggaran hukum di sub fungsi
pertambangandanenergi;
6. terbatasnyaketersediaanketenagalistrikan;
7. terbatasnyasaranadanprasaranaaparatur;
8. terbatasnyakualitasdankuantitasSDM;

Sasaransubfungsipertambangandanenergiadalah:
1. tersedianyadata/informasipotensibahangaliantambang100%;
2. tersedianyaperuntukanlahanuntukusahapertambangan100%;
3. meningkatnya kesadaran pelaku usaha pertambangan/masyarakat terhadap
pertambanganyangbaikdanbenar40%;
4. tersedianya produk hukum daerah yang mendukung pertambangan dan energi
100%;
5. meningkatnyapenegakanhukum50%;
6. tersedianyaketenagalistrikan75%;
7. tersedianyasaranadanprasaranaaparatur75%;
8. meningkatnyakualitasdankuantitasSDM75%.

Arah kebijakan sub fungsi pertambangan dan energi adalah pemanfaatan dan
pengembangan potensi pertambangan dan energi secara optimal dan berkelanjutan,
menciptakan manajemen pengelolaan sumber daya alam mineral dan energi serta
meningkatkansumberdayamanusiadibidangpertambangandanenergi.

ProgramIndikatifsubfungsipertambangandanenergiadalah:
1. pembinaandanpengawasanbidangpertambangan;
2. pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak
lingkungan;
3. pembinaandanpengembanganbidangketenagalistrikan
4. pengembangandanPengawasanBidangUsahaMigas.

7.2.2. Mendorongpemberdayaankemampuankeuangandaerahmelaluipeningkatan
penerimaan dan pengelolaan keuangan daerah serta meningkatkan
perekonomiandaerah

Mendorong pemberdayaan kemampuan keuangan daerah melalui peningkatan
penerimaan dan pengelolaan keuangan daerah diupayakan dengan pendapaian
sasaran terselenggaranya pengelolaan keuangan daerah yang efisien dan efektifitas
dengandukunganoptimalisasipenerimaandaerah.

Keuangan daerah adalah rangkaian dari keseluruhan tatanan, kelembagaan dan
kebijaksanaan penganggaran daerah yang meliputi pendapatan dan belanja daerah.
Sumbersumber pendapatan daerah dibedakan atas penerimaan dari daerah dan
penerimaan pembangunan, dan urusan kas dan perhitungan. Anggaran Belanja
Daerahterdiriataspengeluaranrutindanpengeluaranpembangunan.

VII-18
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bangka Selatan


untuk tahun anggaran 2009 sebesar Rp. 22.622.599.641, dari total seluruh
pendapatansebesarRp.366.692.998.467,atauhanyasebesar6,17%.

PermasalahanyangdihadapiPemerintahKabupatenBangkaSelatanpadasubfungsi
kapasitaskeuangandaerahadalah:
1. masihbesarnyaketergantunganpenerimaankeuangandaerahyangberasaldari
danaperimbangan;
2. belum seimbangnya proporsi pengeluaran daerah untuk biaya tidak langsung
dibandingdenganbiayalangsung;
3. belumoptimalnyapenggalianpotensipendapatandaerah.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi kapasitas keuangan
daerah:
1. meningkatnyaPAD100%;
2. meningkatnyapengelolaandaerahsecaratransparandanakuntabel100%;
3. mengembangkansumbersumberpendapatandaerah.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi kapasitas keuangan daerah di daerah


pada penggalian sumbersumber pendapatan untuk meningkatkan pendapatan
daerah serta terwujudnya pengelolaan keuangan daerah secara optimal, efektif,
efisien,sistematisdanakuntabeldalampelaksanaanpembangunandaerah.

Programindikatifsubfungsikapasitaskeuangandaerah:
1. peningkatandanpengembanganpengelolaankeuangandaerah;
2. pembinaandanfasilitasipengelolaankeuangankabupaten;
3. pembinaandanfasilitasipengelolaankeuangandesa.

7.3. MenumbuhkanIklimUsahayangKondusif
Penciptaan iklim usaha uang kondusif memiliki tiga tujuan. Tujuan pertama adalah
peningkatan nilai investasi para investor dalam menumbuhkan iklim usaha dan
mendorong ekonomi kerakyatan dengan menetapkan tiga sasaran yaitu
meningkatnya jumlah dan nilai investasi, meningkatnya kualitas tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan pasar, meningkatnya pariwisata dengan memanfaatkan
potensi budaya daerah. Tujuan kedua adalah meningkatkan kemitraan antara usaha
kecil dan menengah dengan pengusaha besar, dengan sasaran berkembangnya
perdagangandaerah,koperasidanusahakecilmenengah(UKM)sertaindustrirumah
tangga, kecil, dan menengah (IKM). Tujuan ketiga adalah Meningkatkan kemitraan
antara usaha kecil dan menengah dengan pengusaha besar, melalui sasaran
berkembangnyaperdagangandaerah,koperasidanUKMsertaIKM.

7.3.1. Peningkatan Nilai Investasi Para Investor dalam Menumbuhkan Iklim Usaha
danMendorongEkonomiKerakyatan

7.3.1.1. PenanamanModal
Salahsatudayatarikinvestasiwilayahadalahkemudahandankecepatanperijinan,
kebijakan daerah di bidang penanaman modal. Fungsi urusan penanaman modal
adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan daerah dibidang penanaman

VII-19
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

modaldanmelaksanakankoordinasidanmenyelenggarakanpelayananadministrasi
dibidangperijinansecaraterpadu.

Permasalahanyangdihadapidalampeningkatanjumlahdannilaiinvestasiadalah:
1. belumoptimalnyapemetaanpotensiekonomidaerah;
2. belumoptimalnyapelayananperijinan;
3. banyaknyapeluanginvestasiyangbelumterserap.

Sasaranyangingindicapaidalampeningkatanjumlahdannilaiinvestasiadalah:
1. meningkatnyajumlahinvestor/pengusahadaerah50%;
2. meningkatnyanilaiinvestasidaerah100%;
3. meningkatnyajumlahinvestor(PMDN/PMA)50%;
4. meningkatnyajumlahnilaiinvestasi(PMDN/PMA)50%;
5. meningkatnyajumlahPerdayangmendukungiklimusaha100%;
6. kenaikannilairealisasiPMDN/PMA(MilyarRupiah)50%;
7. lamaprosesperijinan.

Programindikatifsubfungsipenanamanmodaldaerah:
1. peningkatanikliminvestasidanrealisasiinvestasi;
2. penyiapanpotensisumberdaya,saranadanprasaranadaerah;
3. peningkatanPromosidanKerjasamaInvestasi.

7.3.1.2. KetenagakerjaandanTransmigrasi.
Pembangunan wilayah tidak dapat terlepas dari pembangunan ketenagakerjaan,
yangmerupakansalahsatudayatarikinvestasi.Peningkatansumberdayamanusia
diarahkan kepada pembentukan tenaga kerja yang profesional, mandiri, beretos
kerja tinggi, produktif dan disiplin. Kebijaksanaan pembangunan ketenagakerjaan
juga diarahkan kepada pembangunan bursa tenaga kerja yang terpadu, baik oleh
pemerintah maupun swasta serta memanfaatkan dan meningkatkan koordinasi
denganBalaiLatihanKerjaIndustri(BLKI),danLembagaLatihanSwasta(LLS)guna
memenuhi permintaan tenaga kerja terampil baik dalam maupun luar negeri, juga
perlindungantenagakerjadiletakkanpadakesadaranhukumdankewajibantenaga
kerja(hakdankewajibanpekerjamaupunpengusaha).
Disamping itu, guna memenuhi permintaan tenaga kerja di Kabupaten Bangka
Selatan, terutama tenaga kerja untuk menggarap lahan pertanian, perkebunan dan
kehutanan,makadiperlukanprogramketransmigrasian.

Permasalahanyangdihadapisubsistemtenagakerjadantransmigrasiadalah:
1. belum tersusunnya dokumen perencanaan program ketenagakerjaan dan yang
lengkapdanakurat;
2. rendahnyaketerampilantenagakerja;
3. hubunganindustrialyangbelumoptimal;
4. rendahnyatingkatperlindungantenagakerja;
5. belumoptimalnyapengembanganwilayahtransmigrasi.

Sasaran yang ingin dicapai dalam peningkatan jumlah kualitas sumberdaya
manusiaadalah:
1. tersusunnyadokumenperencanaanprogramketenagakerjaanyanglengkap;
2. meningkatnyaketerampilantenagakerjasebesar100%;
3. meningkatnyahubunganindustrialsebesar50%;

VII-20
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

4. meningkatnyatingkatperlindungantenagakerjasebesar100%;

Programindikatifsubfungsiketenagakerjaan:
1. peningkatankualitasdanproduktivitastenagakerja;
2. peningkatankesempatankerja;
3. perlindungandanpengembanganlembagaketenagakerjaan;
4. pelatihantenagakerjayangberorientasipasarkerja;
5. pembinaanHubunganIndustrial;
6. programPengembanganWilayahTransmigrasi;
7. programTransmigrasiLokal;
8. programTrasmigrasiRegional.

7.3.2. Kepariwisataanyangberlandaskanakarbudayalokaldanmenciptakaniklim
yangkondusifbagipengembangandaninovasikebudayaan

7.3.2.1. KepariwisataandanBudaya
Pariwisata dan budaya dapat menjadi salah satu sektor unggulan dalam
perekonomiandaerahKabupatenBangkaSelatan.

Permasalahanyangdihadapipadasubfungsipariwisataadalah:
1. belumadanyapengelolaanobyekwisata;
2. belumadanyasaranaprasaranapariwisata;
3. kurangnyaevenevenwisata;
4. terbatasnyapemasaranwisata;
5. kuranglengkapnyainventarisasikeseniandanbudaya;
6. kurangoptimalnyafasilitasiapresiasidanpengembanganbudayadankesenian
daerah.

Sasarankepariwisataandanbudayaadalah:
1. meningkatnyajumlahwisatawansebesar50%;
2. adanyakontribusisektorpariwisataterhadapPDRB;
3. adanyapengelolaanobyekpariwisata;
4. bertambahnyajumlahsaranaprasaranaobyekwisatasebesar50%;
5. terselenggaranyafestivalsenidanbudayasebanyak4kalipertahun.

Arah kebijakan sub fungsi pariwisata adalah pemanfaatan dan pengembangan


potensi wisata secara maksimal, menciptakan manajemen pengelolaan pariwisata
yangbaik,sertameningkatkansumberdayamanusiadibidangkepariwisataan.

Programindikatifsubfungsipariwisataadalah:
1. pengembanganpemasaranpariwisata;
2. pengembangandestinasipariwisata;
3. pengembangankemitraan;
4. pengembangannilaibudaya;
5. pengelolaankekayaanbudaya;
6. pengelolaankeragamanbudaya;
7. pengembangankerjasamapengelolaankekayaanbudaya.

VII-21
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

7.3.3. Kemitraanantarausahakecildanmenengahdenganpengusahabesar.

7.3.3.1 Berkembangnyaperdagangandaerah,koperasidanUKMsertaIndustrirumah
tangga,kecil,danmenengah

Berkembangnya perdagangan daerah, koperasi dan UKKM serta IKKM diharapkan


menjadi sasaran dalam upaya meningkatkan kemitraan antara usaha kecil dan
menengahdenganpengusahabesar,melaluipeningkatanjejaringusaha.

Perkembangan perdagangan, jasa, usaha kecil menengah dan koperasi memiliki
potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Banyak peranan
koperasi sebagai soko guru perekonomian dan pengembangan usaha mikro, kecil
dan menengah lebih mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi, ketika
banyak perusahaan skala besar banyak yang kolaps bahkan harus menutup
perusahaannya, usahausaha mikro kecil dan menengah masih mampu bertahan
ditengahbadaikrisisyangmelandaIndonesiatersebut.

Pada tahun 2005 jumlah koperasi yang ada mencapai 45 unit yang terdiri 32 unit
koperasi dan 13 unit koperasi unit desa dan tahun 2009 mencapai 62 unit yang
terdiridari48unitkoperasidan14unitkoperasitidakaktif.

a. Perdagangan
Permasalahanpadasubfungsiiniadalah:
1. lemahnya daya saing produkproduk lokal, akses pasar baik regional maupun
internasional;
2. terbatasnyajaringanpasar;
3. lemahnyaaksespermodalandansistemdistribusiyangterlalupanjang;
4. menurunnya kualitas sarana dan prasarana pendukung sistem distribusi
barang;
5. kurangnya informasi tentang sumber daya dan ekonomi yang bisa didapatkan
olehcaloninvestor;
6. terbatasnya kemampuan kesiapan pengusaha kecil dan menengah dalam
mengantisipasieraglobalisasi;
7. rendahnyaproduktivitaspengelolaankoperasi;
8. rendahnya akses KUMKM pada sumber daya produktif baik berupa akses
permodalan,informasidanpemasaran.

Sasaranyangingindicapaipadasubfungsiiniadalah:
1. meningkatkan arus distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat sebesar
limapersen;
2. membukapeluangeksporkomoditinonmigas;
3. memperkuatpermodalanusahakecildanmenengahsebesar10%;
4. memperpendek jalur distribusi barang kebutuhan pokok dari produsen lang
sungkepadapengecerdanataukonsumen;
5. pemantauanperdagangandanjasasatukaliperbulan;
6. meningkatkankualitaskelembagaanKoperasi;
7. meningkatkankualitasSDMpengelolakoperasi;
8. meningkatkannilaiassetdanvolumeusahaKUKMsebesar100%;
9. meningkatkankualitasSDMpengelolaUMKM.

VII-22
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Arah kebijakan pada sub fungsi koperasi dan UMKM adalah tersedianya barang
kebutuhanpokokdanjasayangterjangkaudayabelimasyarakat;penumbuhandan
pengembangkan potensi sumber daya perdagangan dan jasa; perluasan pasar;
efisiensi dan efektifitas sistem pelayanan dan perijinan; peningkatkan iklim usaha
yang kondusif; profesionalisme pengelolaan BUMD dan optimalisasi manajemen
aset daerah; penciptaan jaminan berusaha dalam rangka meningkatkan
efisiensi/penanamanmodal;peningkatkandanpengembangkanpromosi,informasi
pasar; serta mendorong dan memfasilitasi masyarakat dalam rangka mewujudkan
sistem ekonomi kerakyatan melalui Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(KUMKM).

Programindikatifpadasubfungsiiniadalah:
1. penciptaaniklimusahakecilmenengahyangkondusif;
2. pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil mene
ngah;
3. pengembangansistempendukungusahabagiusahamikrokecilmenengah;
4. peningkatankualitaskelembagaankoperasi;
5. perlindungankonsumendanpengamananperdagangan;
6. peningkatankerjasamaperdaganganinternasional;
7. peningkatandanpengembanganekspor;
8. peningkatanefisiensiperdagangandalamnegeri;
9. pembinaanpedagangkakilimadanasongan.

b. Industri
Jumlah unit usaha industri kecil dari pertama terbentuknya kabupaten Bangka
Selatan sampai dengan tahun 2009 ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan,
namunbelumterbentuksentraindustrikecilnya.

Permasalahansubfungsiindustriadalah:
1. lemahnyaperananIKMterhadapsumberdayayangproduktif;
2. rendahnyakualitaspengelolaanIKM;
3. terbatasnyaaksespasar;
4. terbatasnyaaksespermodalan;

Sasaransubfungsiindustriadalah:
1. terbentuknyasentraindustrikecil;
2. peningkatanproduktifitasIKM;
3. peningkatanaksespasardanpermodalan.

Arah kebijakan sub fungsi ini adalah mengembangkan industri terutama industri
kecil,mengembangkansistemekonomikerakyatanyangbertumpupadamekanisme
pasardenganmengembangkanekspordanpenguatanpasar.

Programindikatifsubfungsiindustripasaradalah:
1. peningkatankapasitasipteksistemproduksi;
2. pengembanganindustrikecildanmenengah;
3. peningkatankemampuanteknologiindustri;
4. penataanstrukturindustri;
5. pengembangansentraindustripotensial.

VII-23
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

7.3.4. Sistempolitikdankeamananyangdinamis,pemerintahanyangbertanggung
jawab, lembaga penegakan hukum yang adil, lembaga legislatif yang efektif
dan partai politik, ormas serta media massa sebagai lembaga kontrol sosial
ataspelaksanaanpemerintahan.

7.3.4.1. Ketertiban dan keamanan daerah, yang ditandai suasana kehidupan yang
kondusifdalammasyarakat
Berdasarkanletakgeografisnya,KabupatenBangkaSelatanberadapadaperlintasan
alur laut internasional. Oleh karenanya menyimpan berbagai potensi gangguan
keamanan, ketentraman dan ketertiban yang diakibatkan oleh mudahnya akses
transportasi dari luar daerah untuk menjangkau kawasan wilayah Kabupaten
Bangka Selatan. Memperhatikan fenomena seperti ini, maka pembangunan harus
mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bela negara dan berbagai
gangguan kamtibmas yang mungkin terjadi; mampu menumbuhkan kesadaran
masyarakat untuk mengetahui, memahami, mentaati berbagai peraturan
perundangundangan yang berlaku; dan mampu menjawab tantangan untuk dapat
meningkatkan stabilitas politik dan kesadaran politik masyarakat dalam kegiatan
pemerintahan maupun pembangunan sesuai dengan tuntutan demokrasi dan
transfaransi pemerintahan dalam mewujudkan good goverment dan good
governance,sehinggakegiatanpemerintahandanpembangunandapatberjalan.

a. KeamanandanKetertiban
Penyelenggaranpemerintahanmenggunakanketertibandankeamananmasyarakat
sebagaisalahsatuprasyaratutamauntukkeberhasilanpelaksanaanpembangunan.
Pada era reformasi cenderung terjadi peningkatan gangguan kriminalitas sebagai
akibattingginyaangkapengangguran,kemiskinandanfaktorekonomilainnya.

Adanyabencanakhususnyabencanakebakarandapatmenimbulkankerugiantidak
saja korban manusia, harta benda tetapi juga terganggunya arus lalu lintas, proses
produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan, pengangguran dan terganggunya
ketenanganmasyarakat.
Untuk menanggulangi kebakaran diperlukan sarana dan prasarana yang cukup
memadaisehinggadapatmengurangikorbanmanusiasertakerugianmaterial.

Permasalahanyangdihadapisubketertibandankeamananadalah:
1. kurangnyakepatuhanmasyarakatterhadapperaturanperundangan;
2. kurang optimalnya partisipasi masyarakat terhadap ketentraman dan
ketertibanlingkungan;
3. kurangnyaresponpenangananmasalahketentramandanketertiban;
4. kurangnyasaranadanprasaranapenunjangkegiatanpenanggulanganbencana;
5. potensitimbulnyatingkatkerawananakibatkondisiperekonomianyangtidak
stabil;
6. terbatasnyakuantitasdankuantitasSDMdalampenanggulanganbencana.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi ketertiban dan
keamananadalah:
1. meminimalisasi kejadian kerusuhan: kerusuhan antar kampung, kerusuhan
SARAdantawuranremaja;
2. terhapusnyamasalahketentramandanketertiban;

VII-24
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. mengurangi angka kerugian dan meningkatnya aset yang dapat diselamatkan


akibatkebakarandanbencanalainnyasebesar100%;
4. tewujudnyarasaamandannyamandilingkunganmasyarakat.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi ini diarahkan pada upaya menciptakan
lingkungan yang aman dan tertib serta antisipatif terhadap munculnya kerawanan
sosial,politik,danekonomiyangdapatmeresahkanmasyarakat.

Programindikatifsubdanfungsiketertibandankeamananadalah:
1. peningkatankeamanandankenyamananlingkungan;
2. pemeliharaankantrantibmasdanpencegahantindakkriminal;
3. pemberdayaanmasyarakatuntukmenjagaketertibandankeamanan;
4. peningkatanpemberantasanpenyakitmasyarakat(Pekat);
5. pencegahandinidanpenanggulangankorbanbencanaalam;

7.3.4.2 Pembinaanterhadapmasyarakat,organisasidanpolitikdaerah
a. Politik
Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Selatan yang terdaftar sebagai pemilih pada
Pemilu Tahun 2004 sebanyak 96.439 orang, yang menggunakan hak pilihnya pada
Pemilu Legislatif sebanyak 70.647 atau 73,25 %, pada Pemilu Presiden Putaran
pertama sebanyak 69.778 orang atau 72,35 % dan pada putaran kedua sebanyak
61.509 orang atau 63,78 %. Dari angkaangka tersebut nampak jelas adanya
penurunan angka partisipasi masyarakat dalam mengikuti pesta demokrasi Tahun
2004.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsipolitikadalah:
1. menurunnyapartisipasimasyarakatdalampemilu;
2. kurangefektifnyapelaksanaansistempolitikyangdemokratis;
3. penyelesaiantuntutanmasyarakatterhadapperanlembagalemah;
4. pendidikanpolitikmasyarakatbelumefektif.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunansubfungsipolitikadalah:
1. meningkatnyakesadaranpolitikmasyarakatterhadaphakdankewajibannya;
2. mewujudkanpelaksanaansistempolitikyangdemokratis;
3. meningkatnyaefektifitasperandanfungsilembagalegislatif;
4. meminimalisasi dampak negatif perbedaan pendapat dan pandangan antar
golongandanpartaipolitikyangmenjurustindakananarkisdimasyarakat;
5. mempertahankaniklimpolitikyangkondusif.

Arah Kebijakan politik diarahkan pada upaya meningkatkan iklim politik yang
kondusif dan stabilitas politik daerah guna mendukung terselenggaranya
pembangunandaerahsecaradinamis.

ProgramIndikatifpolitikadalah:
1. pengembanganwawasankebangsaan;
2. pemitraanpengembanganwawasankebangsaan;
3. pendidikanpolitikmasyarakat;
4. programPeningkatanPerda.

VII-25
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

b. Hukum
SejakberdirinyaKabupatenBangkaSelatantelahditetapkan491KeputusanBupati
dan125buahPeraturanDaerahbaru.Tuntutanmasyarakatuntukmembentuktata
peraturandaerahyangbaik,perludiikutidenganpenyusunandanpenyempurnaan
produkprodukhukumdaerahdalamrangkameningkatkanjaminan,kepastian,rasa
keadilandanperlindunganhukum.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsihukumadalah:
1. belum memadainya produk hukum yang dimiliki untuk mendukung implemen
tasipenyelenggaraanpemerintahan;
2. pemahaman terhadap peraturan perundangundangan oleh aparatur dan
masyarakatmasihkurang;
3. lemahnyapenegakanhukumdanHAMolehaparaturdanmasyarakat;
4. kurangnyapembelaandanpelayanandalamperlakuanhukumyangadil;
5. lemahnyamentalitasaparaturdalampenegakanhukumdanHAM.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunansubfungsihukumadalah:
1. meningkatnya produkproduk hukum Daerah dan peninjauan kembali perda
perdayangtidaksesuailagi;
2. meningkatnyakesadarandankepatuhanhukumbagiaparaturserta masyarakat
(menurunnyajumlahpelanggaranperda10%pertahun);
3. meningkatnya penegakan hukum dan HAM secara tegas berdasarkan azas
keadilan(meningkatnyajumlahkasusyangditangani).

Arahkebijakanpembangunanpadaupayamenciptakansistemhukumyangmampu
memberikanjaminanrasakeadilandanperlindunganhukumbagimasyarakat.

Programindikatifsubfungsihukumadalah:
1. penataanperaturanperundangundangan;
2. penataandaerahotonomidaerah.

c. PengembanganKelembagaanMasyarakat
Pembangunanpadadasarnyaditujukanuntukpeningkatankesejahteraanmasyarakat
oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada saat ini dipercaya sebagai suatu
pendekatanpembangunanyangtepatuntukmewujudkanpeningkatankesejahteraan
masyarakat. Pada tahun 2009 terdapat 53 LPM untuk menfasilitasi pemberdayaan
masyarakat,namunfungsinyabelumoptimal.

Permasalahan yang dihadapi sub fungsi pengembangan kelembagaan masyarakat
adalah:
1. lemahnya kemampuan lembaga masyarakat dalam mengelola informasi dan
komunikasi;
2. kurangnyaperansertapemudadalampembangunanfisikdannonfisik.

Sasaranfungsipembangunankelembagaanmasyarakat:
1. meningkatkanfungsidankemampuanlembagamasyarakat;
2. meningkatkan sikap dari perilaku pemuda yang beriman, bertaqwa, mandiri,
inovatifdankreatif.

VII-26
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Arah Kebijakan pembangunan kelembagaan masyarakat adalah mewujudkan


penguatan kelembagaan masyarakat sehingga mampu mengembangkan potensi dan
berperanaktifdalamsetiaptahapanpembangunan.

ProgramIndikatifpengembangankelembagaanmasyarakatadalah:
1. peningkatankeberdayaanmasyarakatperdesaan;
2. pengembanganlembagaekonomiperdesaan;
3. peningkatanpartisipasimasyarakatdalammembangundesa;
4. peningkatankapasitasaparaturpemerintahdesa;
5. peningkatanperanperempuandiperdesaan.

7.4. MenciptakanAparaturyangBersihdanBerwibawa
Misikeempat,menciptakanaparaturyangbersihdanberwibawaakandilaksanakan
melalui strategi peningkatan kualitas pelayanan publik dengan tiga tujuan, yaitu
1. meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kemampuan masyarakat dengan
penguasaanhakhakdasarmasyarakatdenganpengembangansisteminformasidan
teknologi; 2. Meningkatkan sistem pengawasan internal melalui pembinaan
kepegawaian yang professsional; dan 3. meningkatkan pemberdayaan aparatur
dengantingkatproduktivitasyangtinggi.

7.4.1 Meningkatkankualitaspelayananpublikdankemampuanmasyarakatdengan
penguasaan hakhak dasar masyarakat dengan pengembangan sistem
informasidanteknologi.

7.4.1.1 Peningkatan Kualitas Pelayanan/Data dan Informasi Kepada Masyarakat
SecaraBersihdanBaik(GoodGovernance)
Pengembangan komunikasi dua arah antara masyarakat dapat dilihat dari dialog
interaktif antara pemerintah dan masyarakat, jumlah informasi yang disampaikan
masyarakatpadapemerintahbaiksecaralangsungmaupunmelaluimassmedia.

Permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan kualitas pelayanan/data dan
informasiadalah:
1. kurang transparannya informasi serta pemberitaan yang lengkap, objektif dan
bertanggungjawab;
2. lemahnya mekanisme kontrol sosial masyarakat terhadap penyelengaraan
pemerintah;
3. masih lemahnya jalinan komunikasi antara pemerintah, media massa dan ma
syarakat;
4. kurangtersedianyadatabaseinformasi;
5. belum optimalnya pemanfaat teknologi infomasi dalam penyebaran infomasi
secaratepatguna;
6. masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan media peme
rintah;
7. kurangnya keseimbangan dalam mendukung perkembangan masyarakat yang
informatif,kritisdandemokratis.

Sasaran yang ingin dicapai dalam peningkatan kualitas pelayanan/data dan
informasiadalah:
1. meningkatnyatransparansiinformasipenyelenggaraanpemerintahankota;
2. meningkatnyapelayanankehumasandanjalinankemitraandenganmedia;

VII-27
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. meningkatnyapelaksanaandokumentasidanpublikasi;
4. meningkatnyaresponmasyarakatterhadapinformasikebijakanpemerintahan;
5. meningkatnya penyebaran informasi, penyaluran aspirasi, dialog interaktif dan
jaringankomunikasi;
6. tersedianyadatabaseinformasiyangmudahdiakses.
Arah Kebijakan pembangunan peningkatan proses komunikasi dua arah antara
pemerintah dan masyarakat secara optimal, sehingga terwujud tranparansi
informasidanmembentukmasyarakatyangresponsifterhadappembangunan.
Program indikatif peningkatan kualitas pelayanan/data dan informasi:
pengembangandata/informasi/statistikdaerah.

7.4.1.2 Meningkatnya Pelayanan Administrasi Pemerintahan, Pelayanan Kependu
dukandanCatatanSipil
Penyelenggaraan administrasi pemerintahan mencakup berbagai jenis pelayanan
yang di berikan, diantaranya adalah kegiatan pencatatan, pelayan surat menyurat
dan penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi maupun kegiatan tata usaha
lainnya. Kegiatan pelayanan administrasi pemerintahan menghasilkan beberapa
produk akhir yang berupa dokumen, seperti sertifikat, perijinan, rekomendasi,
keterangan tertulis dan lainlain. Produk admistrasi pemerintahan di antaranya
adalah: Pelayanan Sertifikat tanah, pelayanan IMB/HO, pelayanan Administrasi
kependudukan (KTP, Nikah Talak Cerai Rujuk (NTCR), Akte kelahiran/Kematian),
pelayananusahaperdagangan,pariwisata,kesehatandanlainlain.

a. AdministrasiPemerintahan.
Kondisi infrastruktur pemerintahan masih belum optimal dalam mendukung
pelayananpublikataueGovermentbelumdiimplementasikansecaraoptimal.

Permasalahan administrasi pemerintahan adalah belum memadainya sarana dan


prasarana penyelenggaraan pemerintahan di setiap unit kerja untuk dapat
memberikanpelayananyangprimakepadamasyarakat.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunaninfrastrukturpemerintahadalah:
1. meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penyelenggaraan
pemerintahan;
2. tersedianyadatayangdapatdiaksessecaracepat,murahdanakurat.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi infrastruktur pemerintah di arahkan
padapeningkatansaranadanprasaranapemerintahanyangmemadaidalamupaya
memberikanpelayanankepadamasyarakat.

Programindikatifsubfungsiinfrastrukturpemerintahadalah:
1. penataankelembagaandanketatalaksanaanpemerintahdaerah;
2. programPenataandanpenyempurnaankebijakansistemdanprosedur;
3. optimalisasipemanfaatanteknologiinformasi.

b. Kependudukan.
Kepadatanpenduduktertinggiberadadipusatkotakabupatendankecamatanyang
merupakan pusat aktifitas ekonomi meliputi lima kecamatan yaitu Kecamatan
Toboali sebagai pusat Pemerintahan Kabupaten Bangka Selatan, Kecamatan Air
Gegas, Kecamatan Payung, Kecamatan Simpang Rimba dan Kecamatan Lepar

VII-28
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Pongok dengan jumlah penduduk seluruhnya 163.200 jiwa, dengan kepadatan


pendudukratarata45jiwaperkilometerpersegi.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsikependudukanadalah:
1. persebaranpendudukdiKabupatenBangkaSelatantidakmerata;
2. tingginyalajupertumbuhanpendudukakibatmigrasidankelahiran;
3. belumoptimalnyapenataanadministrasikependudukan.

SasaranPembangunansubfungsikependudukanadalah:
1. meningkatkankeserasian kebijakanpembangunan dalamrangkamobilisasi dan
penyebaranpenduduk;
2. meningkatkanpengelolaanadministrasikependudukan.

Arah Kebijakan Pembangunan Fungsi Kependudukan adalah: Upaya pengelolaan
administrasi kependudukan dalam pelaksanaan kebijakan pengendalian laju
pertumbuhandanpersebaranpenduduk.

Program Indikatif sub fungsi kependudukan adalah : penataan administrasi
kependudukan

7.4.2. Meningkatkan sistem pengawasan internal melalui pembinaan kepegawaian


yangprofessional

Ada satu sasaran dalam tujuan meningkatkan sistem pengawasan internal melalui
kepegawaian yang profesional, yaitu terlaksananya pengawasan aparatur daerah
yangefektif.

7.4.2.1. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang
bersih,efektif,transparan,profesionaldanakuntabel.
Dengan berlakunya otonomi daerah terdapat pelimpahan pegawai dari instansi
vertikal sehingga sampai dengan tahun 2009 jumlah PNS sebanyak 2245 (tenaga
guru1131,tenagakesehatan379dantenagateknis735)sedangkanCPNSsejumlah
447pegawai(tenagaguru210,tenagakesehatan139dantenagateknis98orang)
Pada satu sisi jumlah pegawai yang besar tersebut merupakan asset, namun pada
sisi lain apabila tidak dapat di optimalkan akan menjadi beban bagi pemerintah
daerah.

Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan pada sub


fungsisumberdayaaparaturadalah;
1. masihrendahnyakinerjasumberdayaaparatur;
2. belumpastinyasistemkelembagaandanketatalaksanaanpemerintah;
3. belumditerapkannyaanalisisjabatan;
4. belumjelasnyastandarkemampuandanpengembanganpolakarierpegawai;
5. belumproporsionalnyabebankerjaaparaturpemerintah.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi sumberdaya aparatur
adalah:
1. meningkatnyakualitassumberdayaaparatur;
2. meningkatnya pengelolaan administrasi kepegawaian dan meningkatnya
responsifitasaparaturpemerintahterhadaptuntutanmasyarakat;

VII-29
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

3. meningkatnyakinerjapengawasandalampenyelenggaraanpemerintahan;
4. meningkatnyastandarkemampuanpegawaipadamasingmasingjenjang;
5. meningkatnyaproporsionalbebankerjaaparaturpemerintahsebesar60%.

Arah kebijakan pembangunan sumberdaya aparatur diarahkan pada peningkatan
aparaturpemerintahagarmampumengakomodasituntutanaspirasimasyarakat.

Programindifikatifpembangunansumberdayaaparaturadalah:
1. peningkatankapasitaslembagaperwakilanrakyat;
2. peningkatanpelayanankedinasankepaladaerah/wakilkepaladaerah;
3. mengintensifkanpenangananpengaduanmasyarakat;
4. peningkatankerjasamaantarpemerintahdaerah;
5. pendidikankedinasan;
6. peningkatankapasitassumberdayaaparatur;
7. pembinaan&pengembanganaparatur;
8. peningkatansistempengawasaninternaldanpengendaliankebijakanKDH

7.5. MeningkatkanInfrastrukturyangHandal
Misi meningkatkan infrastruktur yang handal dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkankualitasdankuantitasinfrastruktursesuaipengembangandaerahdan
melaksanakan perencanaan pembangunan infrastruktur sesuai Rencana Tata Ruang
sehinggadayadukungdankelestarianalamdapatterjaga.

7.5.1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang sesuai dengan


pembangunandaerah.
Tujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur sesuai dengan
pembangunandaerahakandicapaimelaluipenetapansasaranmeningkatnyakualitas
dan kuantitas sarana dan prasarana umum serta transportasi ke sentrasentra
ekonomirakyatsesuaikebutuhandaerah.

7.5.1.1. JaringanTransportasi.
a. Transportasidarat
Pelayanan jaringan transportasi, khususnya pelayanan angkutan umum terdiri 10
trayekdibagimenjadipelayanantrayekutama5trayekdenganjumlahangkutan74
buah dan trayek cabang 5 trayek dengan jumlah angkutan 6 buah. Trayek ini
difasilitasi oleh keberadaaan terminal dan sub terminal di Kabupaten Bangka
Selatan,yaituTerminalToboali.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsijaringantransportasiadalah:
1. belum optimalnya struktur pelayanan transportasi yang efisien sesuai hirarki
pelayanandanmodatransportasi;
2. masihkurangnyaprasaranadanfasilitaspelayanantransportasi;
3. kurangtertibnyapenggunajalandalammentaatiperaturanlalulintas.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan jaringan transportasi, lalulintas,
telekomunikasidaninformatikaadalah:
1. Meningkatnyasaranadanpelayananyangefektifdanefisiensebesar75%;
2. Tersedianyaprasaranadanfasilitaspelayanantransportasisebesar75%;
3. Terwujudnyabudayatertibberlalulintas,berkurangnyapelanggaran10%per
tahun.

VII-30
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

Arah Kebijakan pembangunan pelayanan transportasi diarahkan bagi


terwujudnya tertib dan disiplin berlalulintas, pemenuhan pelayanan transportasi
antarbagianwilayahdanantarlingkunganyangserasiantarahirarkipelayanandan
moda transportasi yang representatif peningkatan proses komunikasi dua arah
antara pemerintah dan masyarakat secara optimal, sehingga terwujud tranparansi
informasidanmembentukmasyarakatyangresponsifterhadappembangunan.

b. Transportasilaut
Jumlah kapal yang berlabuh di pelabuhan Sadai, Kabupaten Bangka Selatan pada
tahun 2009 sebanyak 137 kapal, menurun dibandingkan tahun 2005, 2006 dan
2007.Namunmeningkatsedikitdibandingkantahun2008.Frekuensimemuatlebih
besar dari membongkar, menunjukkan jumlah kapal di pelabuhan terkait erat
denganeksportimah.

Permasalahanyangdihadapidalamtransportasilautadalah:
1. kuantitas dan kualitas kapal yang layak untuk berlayar sangat minim, terutama
untukpengangkutankendaraanbermotor;
2. pelabuhan rakyat atau nasional yang ada masih sangat tergantung pada pasang
surutairlaut;
3. minimnyafasilitasrambulaut.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunanpelabuhanadalah:
1. perluasanareapelabuhan;
2. menambahkedalamanpelabuhan;
3. membukadanmeningkatkankuantitasaksesperhubungankeLeparPongok.

Arahkebijakanpenyeberanganlautditujukanuntukmembukadaerahpulauyang
terisolasi.SelainitudilakukanpersiapanpelabuhanSadaimenjadipelabuhantransit
atau penyimpanan barang sebelum ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Hal ini
dimungkinkan mengingat jarak yang relatif dekat dengan Jakarta serta letak
geografisyangtidakterpengaruholehiklim.

Programindikatifjaringantransportasi(transportasidaratdanlaut)adalah:
1. pemeliharaansaranadanprasaranaperhubungan;
2. rehabilitasidanpemeliharaanprasaranadanfasilitasLLAJ;
3. peningkatanpelayananangkutan;
4. pembangunansaranadanprasaranaperhubungan;
5. pengendaliandanpengamananlalulintas;
6. peningkatankelayakanpengoperasiankendaraanbermotor.

7.5.1.2. Kualitasdankuantitasinfrastruktur.
Kondisi infrastruktur di Bangka Selatan, seperti jaringan jalan, jaringan drainase,
persampahan, sumberdaya air dan pelayanan air bersih, serta sarana prasarana
lainnya masih belum dapat mengimbangi perkembangan dinamika masyarakat
terutama di wilayah pengembangan. Untuk itu perlu ditingkatkan pembangunan
kualitasdankuantitasinfrastrukturBangkaSelatan.


VII-31
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

a. Jaringanjalan
PanjangjalandiKabupatenBangkaSelatansampaitahun2009adalah804,970km,
sesuai dengan kewenangannya diklasifikasikan sebagai jalan negara sepanjang
102,02 km, jalan provinsi sepanjang 100,47 km, dan jalan kabupaten sepanjang
602,48km.
Kondisijalankotapadatahun2009sebagaiberikut250,859kmkondisibaik,171,00
kmkondisisedangdankondisirusaksepanjang383,111km.

Permasalahanyangdihadapidalamjaringanjalanadalah:
1. rendahnya umur konstruksi jalan dan jembatan di wilayah Kabupaten Bangka
Selatan;
2. masihadanyajalanyangtidakmemenuhikualitassesuaidengankapasitasdan
kelasjalan;
3. kurangnya jaringan jalan prasarana jalan dalam pemenuhan kebutuhan
pengembanganwilayah;
4. tidakseimbangnyapenambahanruasjalandenganpenggunajalan.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunansubfungsijaringanjalanadalah:
1. meningkatnya kualitas jalan serta terpenuhi spesifikasi jalan sesuai dengan
fungsidankelasjalanKabupatenBangkaSelatan;
2. terbangunnya jaringan jalan dan prasarana sesuai rencana pengembangan
wilayah.

Arahkebijakanpembangunansubfungsijaringanjalandiarahkanbagiperwujudan
keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan wilayah, pembentukan struktur
jaringanjalansesuaidenganhirarkidanpelayananjalan,interkoneksiantarbagian
wilayah pengembangan dan antar pusat pelayanan transportasi dan pusat
pelayananperkotaansertapeningkatankapasitasjalan.

Programindikatifjaringanjalanadalah:
1. pembangunanjalandanjembatan;
2. rehabilitasi/pemeliharaanjalandanjembatan;
3. inspeksikondisijalandanjembatan;
4. tanggapdaruratjalandanjembatan;
5. pembangunansisteminformasi/databasejalandanjembatan;
6. peningkatansaranadanprasaranakebinamargaan.

b. Sumberdayaairdanpelayananairbersih
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat dan fungsi
perkotaan. Permasalahan klasik yang dihadapi berkaitan dengan air bersih adalah
masih rendahnya kinerja pelayanan air bersih, yaitu belum meratanya sistem
jaringanairbersihdanmasihminimnyakapsitasairbersih.Sertatingkatkebocoran
mencapai41%.

PermasalahanyangdihadapidalamsubfungsiSumberdayaairdanpelayananair
bersihadalah:
1. belumoptimalnyatingkatcakupanpelayananairbersih;
2. terbatasnyakualitasdankuantitassumberairbakuuntukpelayananairbersih;
3. tingginyatingkateksploitasisumberdayaairbawahtanah;
4. tingginyatingkatpencemaransumberairbersih;

VII-32
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

5. berkurangnyatingkatpengisian(recharge)airtanah.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi sumber daya air dan
pelayananairbersihadalah:
1. terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat dengan cakupan pelayanan
100%;
2. terpenuhinyakebutuhanairbakudenganpembangunanwaduk;
3. terkendalinyaeksploitasiairdibawahtanah.

Arah Kebijakan Pembangunan Sumberdaya air dan pelayanan air bersih
diarahkanbagipemenuhankebutuhanairbersihmasyarakatsertamenjagakualitas
dankuantitassumberdayaair.

ProgramindikatifkegiatanpengelolaanSumberDayaAirdanPelayananairBersih
adalah:
1. Penyediaandanpengelolaanairbaku;
2. Pengembangan,pengelolaan,dankonservasisungai,danaudansumberdayaair
lainnya;
3. Pengembangankinerjapengelolaanairminumdanairlimbah.

c. Jaringandrainase.
DaerahgenanganbanjirdiKotaToboaliadalahdikawasanbawah/pantai kelurahan
ToboaliKotayaitudidaerahRawabangun.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsidrainaseadalah:
1. terjadinyabanjirdanROB;
2. belumoptimalnyasistempengendalianbanjirdanROB;
3. kapasitas saluran kurang mampu menampung debit air akibat hujan di daerah
hulu;
4. menurunnyakapasitassaluranyangdiakibatkanolehsedimantasidansampah;
5. maraknya penyalahgunaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga kurang
mendukungfungsibantaransungaidancatchmentarea.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunansubfungsidrainaseadalah:
1. mengurangiareadanlamanyagenanganbanjirdanROB;
2. meningkatnyakapasitassalurandrainase;
3. teraturnya debit limpasan sesuai dengan kapasitas saluran, pengelolaan dan
konservasicacthmentareadanbadansungai.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi drainase diarahkan bagi pengendalian


banjirdanpenanggulanganROBdenganpembangunansystemdrainasewilayahdan
kawasan.

Programindikatifsubfungsidrainaseadalah:
1. pembangunansalurandrainase/goronggorong;
2. pembangunanturap/talud/bronjong;
3. rehabilitasi/pemeliharaantalud/bronjong;
4. pengendalianbanjir.

VII-33
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt



d. JaringanIrigasi
Fungsiutamairigasimerupakansuplaikebutuhanlahanpertanian,walaupunjumlah
luaslahanpertaniandiKabupatenBangkaselatancenderungmengalamipenurunan,
namunfungsiirigasisangatdiperlukanuntukmenunjangpenyediaanbahanpangan.
Luaslahanpertaniandenganirigasiteknis2.562ha,setengahteknis5.903ha,irigasi
sederhana2.080ha.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsijaringanirigasiadalah:menurunnya
fungsibendungdansaluranirigasi.

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi jaringan irigasi diarahkan untuk


pemenuhan kebutuhan air bagi kegiatan pertanian dengan optimalisasi pengelolaan
jaringanirigasi.

Programindikatifsubfungsijaringanirigasiadalah:pengembagandanpengelolaan
jaringanirigasi,rawa&jaringanpengairanlainnya.

e. JaringanPersampahan
Sampahmerupakanmasalahperkotaanyangjikadikeloladenganbenarakanmenjadi
asset dan dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, namun apabila tidak
dikelolasecarabenarakanmenjadibebandanberdampaknegatifbagimasyarakat.
Volume sampah pada saat ini kenaikannya belum terlalu signifikan, akan tetapi
dengan semakin bertambahnya penduduk maka volume sampah akan bertambah
sejalan dengan dinamika perubahan yang terjadi. Oleh karena itu perlu antisipasi
penangananmelaluiperencanaanpengelolaansampahyangbenar.

PermasalahanyangdihadapidalamJaringanPersampahanadalah:
1. Meningkatnyavolumesampahsetiaptahun;
2. kapasitaspengangkutansampahbelumterprogramdenganbaik;
3. belumadanyapengelolaanTPAyangmemenuhisyaratteknis.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi jaringan persampahan
adalah:
1. terangkutnya100%volumesampahyangdihasilkan;
2. terwujudnyaTPAyangmemenuhipersyaratanteknis100%;
3. peningkatanKebersihandanKesehatanLingkungan100%.

Arah Kebijakan pembangunan Jaringan Persampahan diarahkan bagi optimalisasi


pelayananpengelolaansampah.


Program indikatif sub fungsi jaringan persampahan adalah : pengembangan
kinerjapengelolaanpersampahan.

f. Pertamanan,RuangHijaudanDekorasiKota
Fungsi pertamanan, ruang hijau dan dekorasi Kota disamping merupakan fungsi
keindahan juga berfungsi sebagai ruang interaksi masyarakat, sarana olahraga,

VII-34
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

kenyamanandansebagaiparuparukota.Kualitasmaupunkuantitasruanghijausaat
inidinilaimasihsangatkurang,tidaksebandingdenganaktivitrasmasyarakat.

Permasalahan yang dihadapi dalam sub fungsi pertamanan, ruang hijau dan
dekorasikotaadalah:
1. kurangnya fasilitas ruang publik yang dapat digunakan sebagai interaksi
masyarakat;
2. menurunnya keindahan dan kenyamanan kota akibat kurang mencukupinya
fasilitasdekorasidantamankota;
3. meningkatnya polusi udara yang diakibatkan kurang mencukupinya fasilitas
ruanghijau.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunansubfungsipertamanan,ruanghijau
dandekorasikotaadalah:
1. terpenuhinyakebutuhantamandanruanghijaukota100%;
2. terciptanyakeindahandankenyamanankota;
3. tercapainya baku mutu lingkungan (berkurangnya dampak polusi udara akibat
aktivitasperkotaansebesar40%pertahun).

Arah kebijakan pembangunan sub fungsi pertamanan, ruang hijau dan dekorasi
kota diarahkan bagi tercapainya keindahan, kenyamanan dan kesehatan lingkungan
perkotaan.

Programindikatifsubfungsipertamanan,ruanghijaudandekorasikotaadalah:
1. pengelolaanruangterbukahijau(RTH);
2. pelayanankebersihanpertamanandankebakaran.

g. PerumahandanPemukiman
Pertambahan jumlah penduduk membawa konsekuensi akan peningkatan akan
kebutuhanperumahanbagimasyarakat.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsiperumahandanpemukimanadalah:
1. terbatasnyakemampuanpenyediaanprasaranadansaranaperumahan;
2. masih terdapatnya kawasan kumuh dan menurunnya kualitas lingkungan
pemukiman;
3. keterbatasankemampuanmasyarakatdalampemenuhankebutuhanrumah;
4. meningkatnya jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah dan
banyaknyapemukimanliar.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sub fungsi perumahan dan
pemukiman:
1. terpenuhinya 50% kebutuhan perumahan masyarakat khususnya masyarakat
berpenghasilanrendah;
2. peningkatankualitaslingkunganpemukimansebesar20%.

Arah kebijakan pembangunan adalah terpenuhinya kebutuhan rumah yang layak
hunidanterjangkau.

Programindikatifsubfungsiperumahandanpemukimanadalah:
1. pengembanganperumahan;

VII-35
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

2. lingkungansehatperumahan;
3. pemberdayaankomunitasperumahan;
4. perbaikanperumahanakibatbencanaalam/sosial;
5. peningkatankesiagaandanpencegahanbahayakebakaran;
6. programPengembanganWilayahStrategis&CepatTumbuh;
7. programPembangunanInfrastrukturPerdesaan.

h. ArealPemakaman
Pertambahan jumlah penduduk disisi lain juga membawa konsekuensi meningkat
pula jumlah penduduk yang meninggal dunia. Oleh karena itu diperlukan areal
pemakamanyangmemadai.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsipenyediaanarealpemakamanadalah:
1. Terbatasnyalahanyangdapatdipergunakansebagaiarealpemakaman;
2. Masih terdapatnya areal pemakaman di daerah pemukiman yang tidak sesuai
denganperuntukanlahan.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunansubfungsiarealpemakamanadalah:
tersedianya lahan sebagai areal pemakaman umum yang sesuai dengan kelompok
agamayangdianutmasyarakatKabupatenBangkaSelatan.

Arah kebijakan pembangunan adalah penyediaan areal pemakaman yang cukup
luasberdasarkankelompokmasingmasingagamamasyarakatBangkaSelatan.

Program indikatif sub fungsi perumahan dan pemukiman adalah: program
pengelolaanarealpemakaman.

7.5.2. Melaksanakan perencanaan pembangunan infrastruktur sesuai dengan
rencanatataruangsehinggadayadukungdankelestarianalamdapatterjaga.

Untuk misi ke lima, tujuan melaksanakan perencanaan pembangunan infrastruktur
sesuaidenganrencanatataruangsehinggadayadukungdankelestarianalamdapat
terjaga adalah suatu keniscayaan. Berdasarkan Undang Undang Nomor 32 Tahun
2009 mewajibkan setiap program pembangunan didasarkan pada sebuah Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunansuatuwilayahdan/ataukebijakan,rencana,dan/atauprogram.Tujuan
iniakandicapaidenganpenetapansasaranterwujudnyaperencanaanpembangunan
yang efektif dan infrastruktur yang sesuai dengan tata ruang. Dengan sasaran ini,
makapenyusunanKLHSharusselalumenjadibagiandariperencanaan.

Terkait dengan fungsi tata ruang, pemahaman masyarakat terhadap rencana tata
ruangperluditingkatkan,terutamadalamrangkapenguasaandanstatuskepemilikan
tanah, pemanfaatan, serta pengendalian tata ruang melalui penyebaran informasi,
penyebaran leaflet mekanisme perijinan, dan pemberian penjelasan kepada
masyarakat.

DokumenrencanatataruangyanglebihdetaildalambentukRTRWbelummencakup
seluruhkawasan,sehinggabeberapakawasanstrategislainnyaperludisusunRTRW.

VII-36
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt


Dalamrangkaefisiensidanefektifitaspenyelenggaraankegiatanpenataanruangtelah
dikembangkan sistem informasi tata ruang (UDMIS) yang masih membutuhkan
usahausaha peningkatan kualitas. Rencana RTRW tiaptiap wilayah dengan periode
tahun 2006 sampai dengan 2010 sehingga pada tahun 2011 2015 perlu diadakan
kegiatan review terhadap RTRW dalam rangka mempersiapkan dokumen RTRW
untukperiodetahun20112015.

Permasalahanyangdihadapidalamsubfungsitataruangadalah:
1. masih terjadinya perbedaan pemahaman, penafsiran dan sikap antar berbagai
pemangku kepentingan pembangunan terhadap permasalahan penataan dan
pengembanganruangwilayahkabupaten;
2. rendahnya kualitas basis data serta kurang efisiennya pengembangan system
informasipenataanruangwilayah;
3. kurang konsistennya rumusan rencana dengan kegiatan pemanfaatan dan
pengendaliantataruang;
4. perkembangankawasantidaksesuaidenganpotensidannilaistrategiskawasan;
5. terjadinyapenurunankualitaslingkunganpadabeberapakawasan;
6. kurangtertibnyaadministrasipertanahan;
7. kurangnya koordinasi antara pemangku kepentingan pembangunan dalam
penataanruang.

Sasaranyangingindicapaidalampembangunanfungsitataruangadalah:
1. tersedianyadokumenperencanaantataruangsebesar100%;
2. meningkatnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang secara konsisten
sebesar90%;
3. tersedianya jaringan basis data dalam rangka perencanaan tata ruang dan
pembangunansebesar100%;
4. optimalisasi dan revitalisasi kawasan sesuai dengan potensi dan strategis
kawasan90%;
5. tersedianyasisteminformasipertanahan100%;
6. terselesaikannyakonflikpertanahansebesar100%;
7. meningkatnyakualitasSDMperencanaan100%.

Arah Kebijakan pembangunan fungsi ini diarahkan bagi terselenggaranya kegiatan


penataanruangyangberkualitas,konsistensertapartisipatifdalammengarahkandan
mengoptimalkanpertumbuhandanperkembangankota.

Programindikatifsubfungsipenataanruangadalah:
1. penyusunanrencanatataruang;
2. pengelolaandanpengendaliantataruang;
3. pengembangansysteminformasipenataanruang;
4. pengembanganData/Informasi;
5. kerjasamapembangunan;
6. pengembanganwilayahperbatasan;
7. perencanaanpengembanganwilayahstrategisdancepattumbuh;
8. perencanaanpengembangankotakotamenengahdanbesar;
9. peningkatankapasitaskelembagaanperencanaanpembangunandaerah;
10. perencanaanpembangunandaerah;
11. perencanaanpembangunanekonomi;

VII-37
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

12. perencanaansosialdanbudaya;
13. perencanaanprasaranawilayahdansumberdayaalam;
14. perencanaanpembangunandaerahrawanbencana;
15. penataanpenguasaan,pemilihan,penggunaandanpemanfaatantanah;
16. pengembangansisteminformasipertanahan;
17. penyelesaiankonflikkonflikpertanahan;
18. pembangunansistempendaftarantanah.

VII-38
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BAB VIII
INDIKASI RENCANA
PROGRAM PRIORITAS
PEMBANGUNAN YANG
DISERTAI KEBUTUHAN
PENDANAAN

Pada bagian ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait, beserta
program yang menjadi tanggung jawab SKPD. Pada bagian ini, disajikan pula pencapaian
target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan
pencapaianindikatorkinerjapadaawalperiodeperencanaan.

Penyajianindikasirencanaprogramprioritasyangdisertaikebutuhanpendanaan,sekurang
kurangnyaterdiridari:

1. Kolom(1).
Kolomkodeterdiridari5digitangkadenganpembagianmasingmasingsebagaiberikut:
DigitpertamamenunjukankodeUrusanPemerintahDaerah;
DuadigitberikutnyamenunjukankodeBidangUrusanPemerintahDaerah;
DuadigitterakhirmenunjukankodeProgram.

2. Kolom(2).
Kolom untuk nama Urusan Pemerintah, Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
PrioritasPembangunan.
UraiannamaurusanpemerintahdaerahsesuaidenganPeraturanPemerintahnomor38
tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antara Pemerintah Pusat,
PemerintahProvinsidanPemerintahKabupaten/Kota.

3. Kolom(3).
Kolom untuk uraian indikator kinerja program (outcome). Untuk Urusan Wajib
Pemerintah yang berbasis pada pelayanan dasar diwajibkan menggunakan indikator
StandarPelayananMinimal(SPM)

4. Kolom(4).
KolominidiisidengankondisikinerjapadaawalRPJMD.

5. Kolom(5).
Kolom ini diisi dengan jumlah/besaran target kinerja program (outcome) yang akan
dicapaipadatahunpertamaperiodeRPJMDuntuksetiapprogramkerja.

VIII-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

6. Kolom(6).
Kolom ini diisi dengan jumlah pendanaan pada tahun pertama periode RPJMD yang
dibutuhkanuntukmendanaiprogramberkenaangunamencapaitargetkinerjaprogram
(outcome)yangditetapkan.

7. Carapengisiankolom(7)sampaidengankolom(14)dilakukandengancarayangsama
dengan cara pengisian kolom (5) dan kolom (6) pada tahun 2011 (tahun pertama
periodeRPJMD).

8. Kolom(15)
Kolom ini diisi dengan jumlah/besaran target kinerja program (outcome) yang akan
dicapaipadaakhirperiodeRPJMDuntuksetiapprogram.

9. Kolom(16)
Kolom ini diisi dengan jumlah pendanaan selama periode RPJMD mulai dari tahun1
(2011)sampaidengantahun5(2015)yangdibutuhkanuntukmendanaiprogramkerja
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, guna mencapai target akhir kinerja program
(outcome)yangditetapkanpadaakhirperiodeRPJMD.

10. Kolom(17)
Kolom ini diisi dengan nama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang akan
bertanggungjawab dan melaksanakan program yang direncanakan sesuai dengan tugas
danfungsiSKPD.

Tabel indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan dapat dilihat
padatabel8.1padalembarberikutini:

VIII-2
Tabel8.1.INDIKASIRENCANAPROGRAMPRIORITASPEMBANGUNANYANGDISERTAIKEBUTUHANPENDANAAN
RENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAHDAERAHKABUPATENBANGKASELATANTAHUN20102015

capaiankinerjaprogramdankerangkapendanaan
Kondisi
Indikator
Kinerja
BidangUrusanPemerintahan Kinerja KondisiKinerjapadaakhir SKPD
Kode Awal 2011 2012 2013 2014 2015
danProgramPrioritasPembangunan Program periodeRPJMD Penanggungjawab
RPJMD
(outcome)
(tahun) target target target target target target
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

TOTAL 100 153.442.575.591 100 204.592.068.369 100 204.613.717.436 100 238.374.331.775 100 198.186.971.025 100 996.147.664.196

%KenaikanAnggaran 33,33 0,01 16,50 (16,86)


8,25
1 URUSANWAJIB
1 01 PENDIDIKAN 25,39 38.953.229.832 19,42 39.732.294.429 19,81 40.526.940.317 17,34 41.337.479.124 21,27 42.164.228.706 20,35 202.714.172.407
1 01 01 ProgramPendidikanAnakUsiaDini 842.049.832 858.890.829 876.068.645 893.590.018 911.461.818 4.382.061.142
1 01 02 ProgramWajibBelajarPendidikanDasarSembilanTahun 30.392.700.000 31.000.554.000 31.620.565.080 32.252.976.382 32.898.035.909 158.164.831.371
1 01 03 ProgramPendidikanMenengah 5.546.480.000 5.657.409.600 5.770.557.792 5.885.968.948 6.003.688.327 28.864.104.667
1 01 04 ProgramPendidikanNonformal 452.000.000 461.040.000 470.260.800 479.666.016 489.259.336 2.352.226.152 DinasPendidikan
1 01 05 ProgramPendidikanLuarBiasa

1 01 06 ProgramPeningkatanMutuPendidikdanTenagaKependidikan 870.000.000
887.400.000 905.148.000 923.250.960 941.715.979 4.527.514.939
1 01 07 ProgramPengembanganBudayaBacadanPembinaanPerpustakaan

1 01 08 ProgramManajemenPelayananPendidikan 850.000.000 867.000.000 884.340.000 902.026.800 920.067.336 4.423.434.136

1 02 KESEHATAN 6,93 10.631.430.116 5,30 10.844.058.718 5,41 11.060.939.893 4,73 11.282.158.691 5,81 11.507.801.864 5,55 55.326.389.282
1 02 01 ProgramObatdanPerbekalanKesehatan 1.418.619.816 1.446.992.212 1.475.932.057 1.505.450.698 1.535.559.712 7.382.554.494
1 02 02 ProgramUpayaKesehatanMasyarakat 150.635.000 153.647.700 156.720.654 159.855.067 163.052.168 783.910.590
1 02 03 ProgramPengawasanObatdanMakanan

1 02 04 ProgramPengembanganObatAsliIndonesia

1 02 05 ProgramPromosiKesehatandanPemberdayaanMasyarakat 4.542.187.000 4.633.030.740 4.725.691.355 4.820.205.182 4.916.609.286 23.637.723.562
1 02 06 ProgramPerbaikanGiziMasyarakat 119.085.000 121.466.700 123.896.034 126.373.955 128.901.434 619.723.122
1 02 07 ProgramPengembanganLingkunganSehat 51.830.000 52.866.600 53.923.932
55.002.411 56.102.459 269.725.401
1 02 08 ProgramPencegahandanPenanggulanganPenyakitMenular 395.622.500
403.534.950 411.605.649 419.837.762 428.234.517 2.058.835.378
1 02 09 ProgramStandarisasiPelayananKesehatan

1 02 10 ProgramPelayananKesehatanPendudukMiskin

ProgramPengadaan,PeningkatandanPerbaikanSaranadanPrasarana DinasKesehatan
1 02 11 3.670.210.000 3.743.614.200 3.818.486.484 3.894.856.214 3.972.753.338 19.099.920.236
Puskesmas/PuskesmasPembantudanJaringannya
ProgramPengadaan,PeningkatanSaranadanPrasaranaRumahSakit/RumahSakit
1 02 12 100.000.000 102.000.000 104.040.000 106.120.800 108.243.216 520.404.016
Jiwa/RumahSakitParuParu/RumahSakitMata
ProgramPemeliharaanSaranadanPrasaranaRumahSakit/RumahSakitJiwa/Rumah
1 02 13

SakitParuParu/RumahSakitMata
1 02 14 ProgramKemitraanPeningkatanPelayananKesehatan 20.535.000 20.945.700 21.364.614
21.791.906 22.227.744 106.864.965
1 02 15 ProgramPeningkatanPelayananKesehatanAnakdanBalita 34.635.000 35.327.700 36.034.254
36.754.939 37.490.038 180.241.931
1 02 16 ProgramPeningkatanPelayananKesehatanLansia

1 02 17 ProgramPengawasandanPengendalianKesehatanMakanan 13.610.800 13.883.016 14.160.676
14.443.890 14.732.768 70.831.150
1 02 18 ProgramPeningkatanKeselamatanIbuMelahirkandanAnak 114.460.000
116.749.200 119.084.184 121.465.868 123.895.185 595.654.437

1 03 PEKERJAANUMUM 31,53 48.374.951.700 34,11 69.777.500.000 33,96 69.477.600.000 43,61 103.954.947.805 36,15 71.653.046.761 36,46 363.238.046.267
1 03 01 ProgramPembangunanJalandanJembatan 25.125.000.000 25.627.500.000 26.500.000.000 27.030.000.000 27.570.600.000 131.853.100.000
1 03 02 ProgramPembangunanSaluranDrainase/Goronggorong 2.040.000.000 20.800.000 2.122.416.000 2.164.864.320 6.348.080.320
1 03 03 ProgramPembangunanTurap/Talud/Bronjong 2.000.000.000 2.040.000.000 2.080.800.000 2.120.000.000 2.160.000.000 10.400.800.000
1 03 04 ProgramRehabilitasi/PemeliharaanJalandanJembatan 2.100.000.000 2.200.000.000 2.300.000.000 2.400.000.000 9.000.000.000
1 03 05 ProgramRehabilitasi/PemeliharaanTalud/Bronjong 1.100.000.000 1.200.000.000 1.300.000.000 1.400.000.000 5.000.000.000
1 03 06 ProgramInspeksiKondisiJalandanJembatan 120.000.000 150.000.000 180.000.000 200.000.000 650.000.000
1 03 07 ProgramTanggapDaruratJalandanJembatan 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 8.000.000.000
1 03 08 ProgramPembangunanSistemInformasi/DatabaseJalandanJembatan 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 800.000.000
1 03 09 ProgramPeningkatanSaranadanPrasaranaKebinamargaan 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 8.000.000.000
ProgramPengembagandanPengelolaanJaringanIrigasi,Rawa&JaringanPengairan DinasPU
1 03 10 10.347.050.850 12.500.000.000 15.000.000.000 15.300.000.000 12.500.000.000 65.647.050.850
Lainnya
1 03 11 ProgramPenyediaandanPengelolaanAirBaku 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 12.000.000.000
ProgramPengembangan,Pengelolaan,danKonservasiSungai,DanaudanSumberDaya
1 03 12 3.000.000.000 3.100.000.000 31.400.000.000 3.169.254.041 40.669.254.041
AirLainnya.
1 03 13 ProgramPengembanganKinerjaPengelolaanAirMinumdanAirLimbah 3.000.000.000 305.000.000 3.107.111.805 315.000.000 6.727.111.805
1 03 14 ProgramPengendalianBanjir 2.927.900.850 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 14.927.900.850
1 03 15 ProgramPembangunanInfrastrukturPerdesaan 5.475.000.000 6.000.000.000 6.120.000.000 6.242.400.000 6.367.248.000 30.204.648.000
1 03 16 ProgramPelayananKebersihanPertamanandanKebakaran 2.500.000.000 2.550.000.000 2.601.000.000 2.653.020.000 2.706.080.400 13.010.100.400

1 04 PERUMAHAN 0,13 200.000.000 2,30 4.704.000.000 2,79 5.708.080.000 2,48 5.912.241.600 3,39 6.716.486.432 2,33 23.240.808.032
1 04 01 ProgramPengembanganPerumahan 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000
1 04 02 ProgramLingkunganSehatPerumahan 1.000.000.000 1.500.000.000 1.700.000.000 2.000.000.000 6.200.000.000
1 04 03 ProgramPemberdayaanKomunitasPerumahan 200.000.000 204.000.000 208.080.000 212.241.600 216.486.432 1.040.808.032 DinasPU
1 04 04 ProgramPerbaikanPerumahanAkibatBencanaAlam/Sosial 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 6.000.000.000
1 04 05 ProgramPeningkatanKesiagaandanPencegahanBahayaKebakaran 1.500.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 5.000.000.000

VIII-3
capaiankinerjaprogramdankerangkapendanaan
Kondisi
Indikator
Kinerja
BidangUrusanPemerintahan Kinerja KondisiKinerjapadaakhir SKPD
Kode Awal 2011 2012 2013 2014 2015
danProgramPrioritasPembangunan Program periodeRPJMD Penanggungjawab
RPJMD
(outcome)
(tahun) target target target target target target
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 05 PENATAANRUANG 0,16 250.000.000 0,86 1.755.000.000 0,62 1.260.100.000 0,53 1.265.302.000 0,64 1.270.608.040 0,58 5.801.010.040
1 05 01 ProgramPerencanaanTataRuang 250.000.000 1.255.000.000 260.100.000 265.302.000 270.608.040 2.301.010.040
1 05 02 ProgramPemanfaatanRuang 250.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 1.750.000.000 DinasPU
1 05 03 ProgramPengendalianPemanfaatanRuang 250.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 1.750.000.000

1 06 PERENCANAANPEMBANGUNAN 1,42 2.178.932.300 1,15 2.347.510.946 1,17 2.391.961.165 1,11 2.646.739.988 1,36 2.699.674.788 1,23 12.264.819.187
1 06 01 ProgramPengembanganData/Informasi 196.000.000 199.920.000 203.918.400 207.996.768 212.156.703 1.019.991.871
1 06 02 ProgramKerjasamaPembangunan 447.000.000 455.940.000 465.058.800 474.359.976 483.847.176 2.326.205.952
1 06 03 ProgramPengembanganWilayahPerbatasan

1 06 04 ProgramPerencanaanPengembanganWilayahStrategisdanCepatTumbuh

1 06 05 ProgramPerencanaanPengembanganKotaKotaMenengahdanBesar

1 06 06 ProgramPeningkatanKapasitasKelembagaanPerencanaanPembangunanDaerah 278.000.000
283.560.000 289.231.200 295.015.824 300.916.140 1.446.723.164 BP3MD
1 06 07 ProgramPerencanaanPembangunanDaerah 1.207.932.300 1.232.090.946 1.256.732.765 1.281.867.420 1.307.504.769 6.286.128.200
1 06 08 ProgramPerencanaanPembangunanEkonomi 125.000.000 125.000.000 127.500.000 130.050.000 507.550.000
1 06 09 ProgramPerencanaanSosialdanBudaya 50.000.000 51.000.000 52.020.000
260.000.000 265.200.000 678.220.000
1 06 10 ProgramPerencanaanPrasaranaWilayahdanSumberDayaAlam

1 06 11 ProgramPerencanaanPembangunanDaerahRawanBencana

1 07 PERHUBUNGAN 0,89 1.372.600.000 1,34 2.739.652.000 1,48 3.029.445.040 1,50 3.570.033.941 1,84 3.641.434.620 1,44 14.353.165.600
1 07 01 ProgramPembangunanPrasaranadanFasilitasPerhubungan 1.118.510.000 1.140.880.200 1.163.697.804 1.186.971.760 1.210.711.195 5.820.770.959
1 07 02 ProgramRehabilitasidanPemeliharaanPrasaranadanFasilitasLLAJ 150.000.000 153.000.000 156.060.000 159.181.200 618.241.200
1 07 03 ProgramPeningkatanPelayananAngkutan 400.000.000 408.000.000 416.160.000 424.483.200 1.648.643.200 DinasPerhubungan,
1 07 04 ProgramPembangunanSaranadanPrasaranaPerhubungan 750.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 1.530.000.000 4.780.000.000 Komunikasidan
1 07 05 ProgramPengendaliandanPengamananLaluLintas 234.090.000 238.771.800 243.547.236 248.418.181 253.386.544 1.218.213.761 Informatika
1 07 06 ProgramPeningkatanKelayakanPengoperasianKendaraanBermotor 20.000.000 60.000.000 61.200.000
62.424.000 63.672.480 267.296.480

1 08 LINGKUNGANHIDUP 0,74 1.141.470.000 0,57 1.164.299.400 0,58 1.187.585.388 0,51 1.211.337.096 0,62 1.235.563.838 0,60 5.940.255.721
1 08 01 ProgramPengembanganKinerjaPengelolaanPersampahan 848.160.000
865.123.200 882.425.664 900.074.177 918.075.661 4.413.858.702 DinasPU
1 08 02 ProgramPengendalianPencemarandanPerusakanLingkunganHidup 174.685.000 178.178.700 181.742.274 185.377.119 189.084.662 909.067.755
1 08 03 ProgramPerlindungandanKonservasiSumberDayaAlam 50.000.000 51.000.000 52.020.000
53.060.400 54.121.608 260.202.008
1 08 04 ProgramRehabilitasidanPemulihanCadanganSumberDayaAlam
BadanLingkungan
1 08 05 ProgramPengelolaanRuangTerbukaHijau(RTH)
Hidup
1 08 06 ProgrampeningkatankualitasdanaksesinformasiSDAdanLH 68.625.000 69.997.500 71.397.450
72.825.399 74.281.907 357.127.256

1 09 PERTANAHAN 0,72 1.100.000.000 4,01 8.200.000.000 2,63 5.375.000.000 0,89 2.125.000.000 1,07 2.125.000.000 1,90 18.925.000.000
1 09 01 ProgramPembangunanSistemPendaftaranTanah 150.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 375.000.000
1 09 02 ProgramPenataanPenguasaan,Pemilihan,PenggunaandanPemanfaatanTanah 1.100.000.000 8.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 18.100.000.000 Bagian
1 09 03 ProgramPenyelesaianKonflikKonflikPertanahan 50.000.000 50.000.000
50.000.000 50.000.000 200.000.000 Pemerintahan
1 09 04 ProgramPengembanganSistemInformasiPertanahan 250.000.000 250.000.000 Umum,Setda

1 10 KEPENDUDUKANDANPENCATATANSIPIL 1,49 2.280.000.000 1,14 2.325.600.000 1,26 2.572.112.000 1,10 2.623.554.240 1,35 2.676.025.325 1,25 12.477.291.565
1 10 01 ProgramPenataanAdministrasiKependudukan 2.280.000.000 2.325.600.000 2.572.112.000 2.623.554.240 2.676.025.325 12.477.291.565 Disdukcapil
1 11 PEMBERDAYAANPEREMPUAN 0,08 120.000.000 0,06 122.400.000 0,06 124.848.000 0,05 127.344.960 0,07 129.891.859 0,06 624.484.819
1 11 01 ProgramKeserasianKebijakanPeningkatanKualitasAnakdanPerempuan 100.000.000
102.000.000 104.040.000 106.120.800 108.243.216 520.404.016
1 11 02 ProgramPenguatanKelembagaanPengarusutamaanGenderdanAnak 20.000.000 20.400.000 20.808.000
21.224.160 21.648.643 104.080.803
Kantor
1 11 03 ProgramPeningkatanKualitasHidupdanPerlindunganPerempuan
Pemberdayaan
1 11 04 ProgramPeningkatanPeranSertadanKesetaraanJenderdalamPembangunan
PerempuandanKB
1 11 05 ProgramPenguatanKelembagaanPengarusutamaanGenderatauAnak

1 12 KELUARGABERENCANADANKELUARGASEJAHTERA 0,10 150.000.000 0,07 153.000.000 0,13 256.060.000 0,10 249.181.200 0,12 242.364.824 0,09 850.606.024
1 12 01 ProgramKeluargaBerencana 120.000.000 122.400.000 124.848.000 127.344.960 129.891.859 624.484.819
1 12 02 ProgramKesehatanReproduksiRemaja 30.000.000 30.600.000 31.212.000
31.836.240 32.472.965 156.121.205
1 12 03 ProgramPelayananKontrasepsi
Kantor
Pemberdayaan
1 12 04 ProgramPembinaanPeranSertaMasyarakatdalamPelayananKB/KRyangMandiri

PerempuandanKB
ProgramPromosiKesehatanIbu,BayidanAnakmelaluiKelompokKegiatandi banBNK
1 12 05

Masyarakat
1 12 06 ProgramPengembanganPusatPelayananInformasidanKonselingKRR

1 13 07 ProgramPeningkatanPenanggulanganNarkoba,PMStermasukHIV/AIDS 100.000.000 90.000.000 80.000.000 70.000.000 BNK
ProgramPengembanganBahanInformasitentangPengasuhandanPembinaan
1 14 08

TumbuhKembangAnak Kantor
1 14 09 ProgramPenyiapanTenagaPendampingKelompokBinaKeluarga
Pemberdayaan
1 14 10 ProgramPengembanganModelOperasionalBKBPosyanduPADU
PerempuandanKB

VIII-4
capaiankinerjaprogramdankerangkapendanaan
Kondisi
Indikator
Kinerja
BidangUrusanPemerintahan Kinerja KondisiKinerjapadaakhir SKPD
Kode Awal 2011 2012 2013 2014 2015
danProgramPrioritasPembangunan Program periodeRPJMD Penanggungjawab
RPJMD
(outcome)
(tahun) target target target target target target
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 13 SOSIAL 0,13 196.000.000 0,10 199.920.000 0,10 203.918.400 0,09 207.996.768 0,11 212.156.703 0,10 1.019.991.871
ProgramPemberdayaanFakirMiskin,KomunikasiAdatTerpencil(KAT)&
1 13 01 15.000.000 15.300.000 15.606.000
15.918.120 16.236.482 78.060.602
PenyandangMasalahKesejahteraanSosial(PMKS)Lainnya
1 13 02 ProgramPelayanandanRehabilitasiKesejahteraanSosial 55.400.000 56.508.000 57.638.160
58.790.923 59.966.742 288.303.825
1 13 03 ProgramPembinaanAnakTerlantar

1 13 04 ProgramPembinaanparaPenyandangCacatdanTrauman
DinasSosial,Tenaga
Kerjadan
1 13 05 ProgramPembinaanPantiAsuhan/PantiJompo

Transmigrasi
ProgramPembinaanEksPenyandangPenyakitSosial(eksNarapidana,PSK,Narkoba
1 13 06 35.600.000 36.312.000 37.038.240
37.779.005 38.534.585 185.263.830
danPenyakitSosialLainnya)
1 13 07 ProgramPemberdayaanKelembagaanKesejahteraanSosial

1 13 08 ProgramBinaOrganisasi 20.000.000 20.400.000 20.808.000
21.224.160 21.648.643 104.080.803
1 13 09 ProgramPelayananSosial 70.000.000 71.400.000 72.828.000
74.284.560 75.770.251 364.282.811 SekretarisDaerah
BagianKesra
1 14 TENAGAKERJA 0,27 421.000.000 0,22 442.050.000 0,22 450.891.000 0,19 459.908.820 0,24 469.106.996 0,23 2.242.956.816
1 14 01 ProgramPeningkatanKualitasdanProduktivitasTenagaKerja

1 14 02 ProgramPeningkatanKesempatanKerja

DinasSosial,Tenaga
1 14 03 ProgramPerlindungandanPengembanganLembagaKetenagakerjaan 71.000.000 74.550.000 76.041.000
77.561.820 79.113.056 378.265.876 Kerjadan
1 14 04 Programpelatihantenagakerjayangberorientasipasarkerja 200.000.000 210.000.000 214.200.000 218.484.000 222.853.680 1.065.537.680 Transmigrasi
1 14 05 ProgramPembinaanHubunganIndustrial 150.000.000 157.500.000 160.650.000 163.863.000 167.140.260 799.153.260

1 15 KOPERASIDANUSAHAKECILMENENGAH 0,08 120.000.000 0,11 222.400.000 0,11 226.848.000 0,10 231.384.960 0,12 236.012.659 0,10 1.036.645.619
1 15 01 ProgramPenciptaanIklimUsahaKecilMenengahyangKondusif

ProgramPengembanganKewirausahaandanKeunggulanKompetitifUsahaKecil
1 15 02 70.000.000 71.400.000 72.828.000
74.284.560 75.770.251 364.282.811
Menengah

1 15 03 ProgramPengembanganSistemPendukungUsahaBagiUsahaMikroKecilMenengah 100.000.000 102.000.000 104.040.000 106.120.800 412.160.800 DinasPerindustrian,


Perdagangandan
1 15 04 ProgramPeningkatanKualitasKelembagaanKoperasi 50.000.000 51.000.000 52.020.000
53.060.400 54.121.608 260.202.008 Koperasi
1 15 05 ProgramPembinaanPedagangKakiLimadanAsongan 300.000.000 306.000.000 312.120.000 318.362.400 1.236.482.400
1 15 06 ProgramPeningkatanKapasitasIPTEKSistemProduksi 500.000.000 500.000.000
1 15 07 ProgramPeningkatanKemampuanTeknologiIndustri 300.000.000 306.000.000 312.120.000 318.362.400 1.236.482.400

1 16 PENANAMANMODAL 0,43 653.000.000 1,17 2.385.650.000 1,19 2.433.363.000 1,04 2.482.030.260 1,28 2.531.670.865 1,05 10.485.714.125
1 16 01 ProgramPeningkatanPromosidanKerjasamaInvestasi 653.000.000 1.535.650.000 1.566.363.000 1.597.690.260 1.629.644.065 6.982.347.325
1 16 02 ProgramPeningkatanIklimInvestasidanRealisasiInvestasi
BP3MD
1 16 03 ProgramPenyiapanPotensiSumberdaya,SaranadanPrasaranaDaerah

1 16 04 ProgramPembinaandanPengawasanPelayananPerizinanTerpadu 240.000.000 244.800.000 249.696.000 254.689.920 989.185.920
1 16 05 ProgramOptimalisasiPemanfaatanTeknologiInformasi 210.000.000 214.200.000 218.484.000 222.853.680 865.537.680
1 16 06 ProgramMengintensifkanPengaduanMasyarakat 50.000.000 51.000.000
52.020.000 53.060.400 206.080.400
KP2T
1 16 07 ProgramPeningkatanEfisiensiPerizinandanNonperizinan 200.000.000 204.000.000 208.080.000 212.241.600 824.321.600
1 16 08 ProgramPenataanKelembagaandanKetatalaksanaan 50.000.000 51.000.000
52.020.000 53.060.400 206.080.400
1 16 09 ProgramPeningkatanKualitasPelayananPublik 100.000.000 102.000.000 104.040.000 106.120.800 412.160.800

1 17 KEBUDAYAAN 0,30 464.400.000 0,23 473.688.000 0,24 483.161.760 0,21 492.824.995 0,25 502.681.495 0,24 2.416.756.250
1 17 01 ProgramPengembanganNlaiBudaya 120.000.000 122.400.000 124.848.000 127.344.960 129.891.859 624.484.819
DinasPariwisata,
1 17 02 ProgramPengelolaanKekayaanBudaya 310.000.000 316.200.000 322.524.000 328.974.480 335.553.970 1.613.252.450
Kebudayaan,
1 17 03 ProgramPengelolaanKeragamanBudaya 34.400.000 35.088.000 35.789.760
36.505.555 37.235.666 179.018.982 Pemudadan
1 17 04 ProgramPengembanganKerjasamaPengelolaanKekayaanBudaya
Olahraga

1 18 PEMUDADANOLAHRAGA 0,49 750.000.000 0,84 1.727.000.000 0,85 1.730.300.000 0,72 1.720.906.000 0,86 1.711.824.120 0,48 4.778.030.120
1 18 01 ProgramPengembangandanKeserasianKebijakanPemda

1 18 02 ProgramPeningkatanPeranSertaKepemudaan 420.000.000 428.400.000 436.968.000 445.707.360 454.621.507 2.185.696.867
ProgramPeningkatanUpayaPenumbuhanKewirausahaandanKecakapanHidup DKP2OR
1 18 03

Pemuda
1 18 04 ProgramUpayaPencegahanPenyalahgunaanNarkoba 962.000.000 950.000.000 925.000.000 900.000.000 875.000.000 BNK
1 18 05 ProgramPengembanganKebijakandanManajemenOlahraga

1 18 06 ProgramPembinaandanPemasyarakatanOlahraga 330.000.000 336.600.000 343.332.000 350.198.640 357.202.613 1.717.333.253 DKP2OR
1 18 07 ProgramPeningkatanSaranadanPrasaranaOlahraga

1 19 KESATUANBANGSADANPOLITIKDALAMNEGERI 0,21 329.885.146 0,18 366.482.849 0,18 373.812.506 0,16 381.288.756 0,20 388.914.531 0,18 1.840.383.788
1 19 01 ProgramPeningkatanKeamanandanKenyamananLingkungan 124.885.146
127.382.849 129.930.506 132.529.116 135.179.698 649.907.315
SatpolPP
1 19 02 ProgramPemeliharaanKantrantibmasdanPencegahanTindakKriminal

1 19 03 ProgramPengembanganWawasanKebangsaan 30.000.000 30.600.000
31.212.000 31.836.240 123.648.240
KantorKesbangpol
1 19 04 ProgramKemitraanPengembanganWawasanKebangsaan 30.000.000 30.600.000 31.212.000
31.836.240 32.472.965 156.121.205
1 19 05 ProgramPemberdayaanMasyarakatuntukMenjagaKetertibandanKeamanan 60.000.000 61.200.000 62.424.000
63.672.480 64.945.930 312.242.410
SatpolPP
1 19 06 ProgramPeningkatanPemberantasanPenyakitMasyarakat(Pekat)

1 19 07 ProgramPendidikanPolitikMasyarakat 15.000.000 15.300.000 15.606.000
15.918.120 16.236.482 78.060.602 KantorKesbangpol
1 19 08 ProgramPencegahanDinidanPenanggulanganKorbanBencanaAlam
SatpolPP
1 19 09 ProgramPeningkatanPerda 100.000.000 102.000.000 104.040.000 106.120.800 108.243.216 520.404.016

VIII-5
capaiankinerjaprogramdankerangkapendanaan
Kondisi
Indikator
Kinerja
BidangUrusanPemerintahan Kinerja KondisiKinerjapadaakhir SKPD
Kode Awal 2011 2012 2013 2014 2015
danProgramPrioritasPembangunan Program periodeRPJMD Penanggungjawab
RPJMD
(outcome)
(tahun) target target target target target target
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

OTONOMIDAERAH,PEMERINTAHANUMUM,ADMINISTRASIKEUANGANDAERAH,
1 20 11,70 17.956.125.050 8,97 18.354.447.551 9,15 18.721.536.502 8,01 19.095.967.232 9,83 19.477.886.577 9,40 93.605.962.912
PERANGKATDAERAH,KEPEGAWAIANDANPERSANDIAN

1 20 01 ProgramPeningkatanKapasitasLembagaPerwakilanRakyat 9.304.025.000 9.490.105.500 9.679.907.610 9.873.505.762 10.070.975.877 48.418.519.750


1 20 02 ProgramPeningkatanPelayananKedinasanKepalaDaerah/WakilKepalaDaerah 744.473.000
759.362.460 774.549.709 790.040.703 805.841.517 3.874.267.390
1 20 03 ProgramOptimalisasiPemanfaatanTeknologiInformasi

BadanKepegawaian
1 20 04 ProgramMengintensifkanPenangananPengaduanMasyarakat

Daerah/Bagian
1 20 05 ProgramPeningkatanKerjasamaAntarPemerintahDaerah

OrganisasiSetda
1 20 06 ProgramPenataanPeraturanPerundangUndangan 914.475.150 932.764.653 951.419.946 970.448.345 989.857.312 4.758.965.406
1 20 07 ProgramPenataanDaerahOtonomiDaerah 237.551.900 242.302.938 247.148.997 252.091.977 257.133.816 1.236.229.628
1 20 08 ProgramPenataanKelembagaandanKetatalaksanaanPemerintahDaerah 102.000.000
104.040.000 106.120.800 108.243.216 110.408.080 530.812.096
1 20 09 ProgramPeningkatandanPengembanganPengelolaanKeuanganDaerah 2.583.000.000 2.634.660.000 2.687.353.200 2.741.100.264 2.795.922.269 13.442.035.733 DinasPendapatan,
Pengelolaan
1 20 10 ProgramPembinaandanFasilitasiPengelolaanKeuanganKabupaten/Kota

KeuangandanAset
1 20 11 ProgramPembinaandanFasilitasiPengelolaanKeuanganDesa
Daerah
ProgramPeningkatanSistemPengawasanInternal&PengendalianPelaksanaan
1 20 12 514.200.000 524.484.000 534.973.680 545.673.154 556.586.617 2.675.917.450
KebijakanKDH
InspektoratDaerah
1 20 13 ProgramPeningkatanProfesionalismeTenagaPemeriksadanAparaturPengawasan 40.000.000 80.000.000 81.600.000
83.232.000 84.896.640 369.728.640
1 20 14 ProgramPenataandanPenyempurnaanKebijakanSistemdanProsedurPengawasan

1 20 15 ProgramPendidikanKedinasan

BadanKepegawaian
1 20 16 ProgramPeningkatanKapasitasSumberDayaAparatur 1.604.000.000 1.636.080.000 1.668.801.600 1.702.177.632 1.736.221.185 8.347.280.417 Daerah/Bagian
1 20 17 ProgramPembinaan&PengembanganAparatur 1.912.400.000 1.950.648.000 1.989.660.960 2.029.454.179 2.070.043.263 9.952.206.402 OrganisasiSetda

1 21 KETAHANANPANGAN 0,92 1.404.900.000 0,91 1.869.590.000 0,97 1.984.319.500 0,88 2.106.910.475 1,13 2.237.968.499 0,96 9.603.688.474
1 21 01 ProgramPeningkatanKesejahteraanPetani 150.000.000 165.000.000 181.500.000 199.650.000 696.150.000
BadanPenyuluh
1 21 02 ProgramPeningkatanKetahananPangan(pertanian/perkebunan) 29.100.000 275.000.000 302.500.000 332.750.000 366.025.000 1.305.375.000 danKetahanan
1 21 03 ProgramPembinaanKelompokTanidannelayan 1.375.800.000 1.444.590.000 1.516.819.500 1.592.660.475 1.672.293.499 7.602.163.474 Pangan

1 22 PEMBERDAYAANMASYARAKATDANDESA 0,64 987.215.197 0,49 1.006.959.501 0,50 1.027.098.691 0,44 1.047.640.665 0,54 1.068.593.478 0,52 5.137.507.532
1 22 01 ProgramPeningkatanKeberdayaanMasyarakatPerdesaan 457.215.197
466.359.501 475.686.691 485.200.425 494.904.433 2.379.366.247 SekretariatDaerah,
1 22 02 ProgramPengembanganLembagaEkonomiPerdesaan 30.000.000 30.600.000 31.212.000
31.836.240 32.472.965 156.121.205 BagianHukumdan
HAM/Dinas
1 22 03 ProgramPeningkatanPartisipasiMasyarakatdalamMembangunDesa 175.000.000 178.500.000 182.070.000 185.711.400 189.425.628 910.707.028 PekerjaanUmum/
1 22 04 ProgramPeningkatanKapasitasAparaturPemerintahDesa 325.000.000
331.500.000 338.130.000 344.892.600 351.790.452 1.691.313.052 Badan
Pemberdayaan
1 22 05 ProgramPeningkatanPeranPerempuandiPerdesaan
Masyarakatdan
PemerintahanDesa
1 23 STATISTIK 0,22 343.000.000 0,17 349.860.000 0,17 356.857.200 0,15 363.994.344 0,19 371.274.231 0,18 1.784.985.775
1 23 01 ProgramPengembanganData/Informasi/StatistikDaerah 343.000.000
349.860.000 356.857.200 363.994.344 371.274.231 1.784.985.775 BP3MD

1 24 KEARSIPAN 0,22 338.486.500 0,26 525.256.230 0,26 535.761.355 0,23 546.476.582 0,28 557.406.113 0,25 2.503.386.780
1 24 01 ProgramPerbaikanSistemAdministrasiKearsipan 288.486.500 294.256.230 300.141.355 306.144.182 312.267.065 1.501.295.332
1 24 02 ProgramPenyelamatandanPelestarianDokumen/ArsipDaerah
SekretarisDaerah,
1 24 03 ProgramPemeliharaanRutin/BerkalaSaranadanPrasaranaKearsipan 180.000.000 183.600.000 187.272.000 191.017.440 741.889.440 KantorKearsipan
1 24 04 ProgramPeningkatanKualitasPelayananInformasi 50.000.000 51.000.000 52.020.000
53.060.400 54.121.608 260.202.008 danPustaka

1 25 KOMUNIKASIDANINFORMATIKA 0,83 1.277.000.000 0,69 1.402.540.000 0,70 1.430.590.800 0,61 1.459.202.616 0,75 1.488.386.668 0,71 7.057.720.084
1 25 01 ProgramPengembanganKomunikasi,InformasidanMediaMassa 902.000.000 920.040.000 938.440.800 957.209.616 976.353.808 4.694.044.224
1 25 02 ProgramPengkajiandanPenelitianBidangInformasidanKomunikasi
DinasPerhubungan,
1 25 03 ProgramFasilitasiPeningkatanSDMBidangKomunikasidanInformasi 100.000.000 102.000.000 104.040.000 106.120.800 412.160.800 Komunikasidan
1 25 04 ProgramKerjasamaInformasidenganMassMedia 375.000.000 382.500.000 390.150.000 397.953.000 405.912.060 1.951.515.060 Informatika

1 26 PERPUSTAKAAN 0,04 57.729.750 0,13 258.884.345 0,13 264.062.032 0,11 269.343.273 0,14 274.730.138 0,11 1.124.749.537
1 26 01 ProgramPengembanganBudayaBacadanPembinaanPerpustakaan 200.000.000 204.000.000 208.080.000 212.241.600 824.321.600 SekretarisDaerah,
1 26 02 ProgramPeningkatansarana/prasaranaaparaturperpustakaan 57.729.750 58.884.345 60.062.032
61.263.273 62.488.538 300.427.937 KantorKearsipan
danPustaka
URUSANPILIHAN
2 01 PERTANIAN 5,53 8.487.000.000 8,41 17.200.000.000 9,04 18.488.000.000 8,12 19.354.760.000 4,77 9.461.208.000 7,33 72.990.968.000
2 01 01 Programpeningkatanpemasaranhasilproduksipertanian/perkebunan 500.000.000 510.000.000 520.200.000 500.000.000 2.030.200.000
2 01 02 Programpeningkatanpenerapanteknologipertanian/perkebunan 3.000.000.000 3.500.000.000 3.570.000.000 1.000.000.000 11.070.000.000
2 01 03 Programpeningkatanproduksipertanian/perkebunan 10.000.000.000 10.200.000.000 10.404.000.000 5.000.000.000 35.604.000.000
2 01 04 ProgramPemberdayaanPenyuluhLapangPertanian/Perkebunan 100.000.000 150.000.000 200.000.000 100.000.000 550.000.000
2 01 05 Programpencegahandanpenanggulanganpenyakitternak 100.000.000
200.000.000 200.000.000 204.000.000 150.000.000 854.000.000 DinasPertaniandan
2 01 06 Programpeningkatanproduksihasilpeternakan 1.155.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 1.500.000.000 10.155.000.000 Peternakan
2 01 07 Programpeningkatanpemasaranhasilproduksipeternakan 150.000.000 153.000.000 156.060.000 459.060.000
2 01 08 Programpeningkatanpenerapanteknologipetemakan 250.000.000 255.000.000 260.100.000 150.000.000 915.100.000
2 01 09 ProgramPengembanganKomoditiHortikultura 7.232.000.000 1.000.000.000 1.020.000.000 1.040.400.000 1.061.208.000 11.353.608.000

VIII-6
capaiankinerjaprogramdankerangkapendanaan
Kondisi
Indikator
Kinerja
BidangUrusanPemerintahan Kinerja KondisiKinerjapadaakhir SKPD
Kode Awal 2011 2012 2013 2014 2015
danProgramPrioritasPembangunan Program periodeRPJMD Penanggungjawab
RPJMD
(outcome)
(tahun) target target target target target target
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
2 02 KEHUTANAN 5,64 8.659.000.000 1,49 3.050.000.000 1,65 3.381.000.000 1,54 3.668.620.000 1,38 2.744.872.400 2,16 21.503.492.400
2 02 01 ProgramPemanfaatanPotensiSumberDayaHutan

2 02 02 ProgramRehabilitasiHutandanLahan 1.000.000.000 1.500.000.000 1.750.000.000 1.000.000.000 5.250.000.000
2 02 03 ProgramKonservasiSumberDayaHutandanLahan 500.000.000 300.000.000 306.000.000 100.000.000 1.206.000.000
2 02 04 ProgramPemanfaatanKawasanHutan 600.000.000 612.000.000 624.240.000 636.724.800 2.472.964.800
DinasKehutanan
2 02 05 ProgramPembinaan&PenertibanIndustriHasilHutan 600.000.000 612.000.000 624.240.000 636.724.800 2.472.964.800 danPerkebunan
2 02 06 ProgramPerencanaandanPengembanganHutan 100.000.000 102.000.000 104.040.000 106.120.800 412.160.800
2 02 07 Programpeningkatanproduksikehutanan 6.900.000.000 6.900.000.000
2 02 08 ProgramPerlindungandanPengamananHutandanLahan 1.759.000.000 250.000.000 255.000.000 260.100.000 265.302.000 2.789.402.000

2 03 ENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL 0,39 600.000.000 1,23 2.517.000.000 1,07 2.189.000.000 0,95 2.270.980.000 1,19 2.363.199.600 1,00 9.940.179.600
2 03 01 ProgramPembinaandanPengawasanBidangPertambangan 110.000.000
515.000.000 599.000.000 610.980.000 623.199.600 2.458.179.600
ProgramPengawasandanPenertibanKegiatanRakyatyangBerpotensiMerusak
2 03 02 330.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000 570.000.000 Dinas
Lingkungan
Pertambangandan
2 03 03 ProgramPembinaandanPengembanganBidangKetenagalistrikan 470.000.000 1.622.000.000 1.460.000.000 1.530.000.000 1.610.000.000 6.692.000.000 Energi
2 03 04 ProgramPengembangandanPengawasanBidangUsahaMigas 20.000.000 50.000.000 50.000.000
50.000.000 50.000.000 220.000.000

2 04 PARIWISATA 0,08 117.000.000 0,06 119.340.000 0,06 121.726.800 0,05 124.161.336 0,06 126.644.563 0,06 608.872.699
2 04 01 ProgramPengembanganPemasaranPariwisata 50.000.000 51.000.000 52.020.000
53.060.400 54.121.608 260.202.008 DinasPariwisata,
2 04 02 ProgramPengembanganDestinasiPariwisata 67.000.000 68.340.000 69.706.800
71.100.936 72.522.955 348.670.691 Kebudayaan,
2 04 03 ProgramPengembanganKemitraan
Pemudadan
Olahraga
2 05 KELAUTANDANPERIKANAN 1,29 1.980.000.000 3,26 6.676.500.000 2,75 5.630.030.000 1,74 4.141.630.600 2,13 4.224.463.212 2,27 22.652.623.812
2 05 01 ProgramPemberdayaanEkonomiMasyarakatPesisir 75.000.000 76.500.000 78.030.000
79.590.600 81.182.412 390.303.012
ProgramPemberdayaanMasyarakatdalamPengawasandanPengendalian
2 05 02 100.000.000 102.000.000 104.040.000 106.120.800 412.160.800
SumberdayaKelautan
ProgramPeningkatanKesadarandanPenegakanHukumdalamPendayagunaan
2 05 03 1.500.000.000 150.000.000 153.000.000 156.060.000 1.959.060.000
SumberDayaLaut
2 05 04 ProgramPeningkatanMitigasBencanaAlamLautdanPrakiraanIklimLaut

ProgramPeningkatanKegiatanBudayaKelautandanWawasanMaritimkepada DinasKelautandan
2 05 05
Perikanan
Masyarakat
2 05 06 ProgramPengembanganBudidayaPerikanan 925.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 2.550.000.000 2.601.000.000 10.576.000.000
2 05 07 ProgramPengembanganPerikananTangkap 950.000.000 2.500.000.000 2.550.000.000 1.000.000.000 1.020.000.000 8.020.000.000
2 05 08 ProgramPengembanganSistemPenyuluhanPerikanan

2 05 09 ProgramOptimalisasiPengelolaandanPemasaranProduksiPerikanan 30.000.000 500.000.000 250.000.000 255.000.000 260.100.000 1.295.100.000
2 05 10 ProgramPengembanganKawasanBudidayaLaut/AirPayaudanAirTawar

2 06 PERDAGANGAN 0,88 1.346.220.000 0,67 1.373.144.400 0,68 1.400.607.288 0,60 1.428.619.434 0,74 1.457.191.822 0,70 7.005.782.944
2 06 01 ProgramPerlindunganKonsumendanPengamananPerdagangan 1.248.220.000 1.273.184.400 1.298.648.088 1.324.621.050 1.351.113.471 6.495.787.009
2 06 02 ProgramPeningkatanKerjasamaPerdaganganInternasional

DinasPerindustrian,
2 06 03 ProgramPeningkatandanPengembanganEkspor
Perdagangandan
2 06 04 ProgramPeningkatanEfisiensiPerdaganganDalamNegeri 98.000.000 99.960.000 101.959.200 103.998.384 106.078.352 509.995.936 Koperasi
2 06 05 ProgramPembinaanPedagangKakiLimadanAsongan

2 07 PERINDUSTRIAN 0,10 152.000.000 0,08 155.040.000 0,08 158.140.800 0,07 161.303.616 0,08 164.529.688 0,08 791.014.104
2 07 01 ProgramPeningkatanKapasitasIPTEKSistemProduksi

2 07 02 ProgramPengembanganIndustriKecildanMenengah 152.000.000 155.040.000 158.140.800 161.303.616 164.529.688 791.014.104
DinasPerindustrian,
2 07 03 ProgramPeningkatanKemampuanTeknologiIndustri
Perdagangandan
2 07 04 ProgramPenataanStrukturIndustri
Koperasi
2 07 05 ProgramPengembanganSentraSentraIndustriPotensial

2 08 TRANSMIGRASI 0,03 50.000.000 0,02 51.000.000 0,03 52.020.000 0,02 53.060.400 0,03 54.121.608 0,03 260.202.008
2 08 01 ProgramPengembanganWilayahTransmigrasi 50.000.000 51.000.000 52.020.000
53.060.400 54.121.608 260.202.008 DinasSosial,Tenaga
2 08 02 ProgramTransmigrasiLokal
Kerjadan
2 08 03 ProgramTrasmigrasiRegional
Transmigrasi

VIII-7
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
PenetapanIndikatorKinerjaDaerahbertujuanuntukmemberigambarantentangukurankeberhasilanpencapaianvisidanmisiKepalaDaerahdanWakilKepalaDaerahpadaakhirperiodemasajabatan.Halini
ditunjukkandariakumulasipencapaianindikatoroutcome programpembangunandaerahsetiaptahunatauindikatorcapaianyangbersifatmandirisetiaptahun,sehiggakondisikinerjayangdiinginkanpadaakhir
periodeRPJMDdapatdicapai.
Suatuindikatorkinerjadaerahdapatdirumuskanberdasarkanhasilanalisispengaruhdarisatuataulebihindikatorcapaiankinerjaprogram(
outcome) terhadaptingkatcapaianindikatorkinerjadaerah.Penetapan
IndikatorKinerjaDaerahselanjutnyadisajikandalamTabel9.1berikutini:

KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
ASPEKKESEJAHTERAANMASYARAKAT
FokusKesejahteraandanPemerataanEkonomi
1 OtonomiDaerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuanganUmum,PerangkatDaerah,KepegawaiandanPersandian
1.1 PertumbuhanPDRBADHB 5,53% 6% 6,25% 6,75% 7,25% 7,50% 7,50%
1.2 PertumbuhanPDRBADHK 3,90% 4,00% 4,20% 4,50% 4,80% 5,00% 5%
1.3 LajuInflasi 1,57% 1,50% 1,40% 1,30% 1,20% 1% 1%
1.4 PDRBPerKapita 15.593.917,00 16.529.552,02 17.521.325,14 18.572.604,65 19.686.960,93 20.868.178.59 20.868.178.59
1.5 IndeksGini N/A
1.6 PemerataanPendapatanversiBankDunia N/A

1.7 IndeksKetimpanganWilliamson(IndeksKetimpanganRegional) N/A

1.8 Persentasependudukdiatasgariskemiskinan N/A


1.9 Kecukupananggaranpembangunan 430milyar 454,3milyar 478,6milyar 502,9milyar 527,2milyar 551,5milyar 551,5milyar
1.10 Angkakriminalitasyangtertangani 1,65 1,92 2,19 2,46 2,73 3,00 3,00
1.11 PeningkatanPAD 14.110.846.139,69 19.288.676.911,75 24.466.507.683,81 29.644.338.455,88 34.822.169.227,94 40.000.000.000 40.000.000.000

FokusKesejahteraanMasyarakat
1 Pendidikan
1.1 AngkaMelekHuruf(AMH) 99,25% 99,30% 99,40% 99,55% 99,70% 99,80% 99,80%
1.2 AngkaRatarataLamaSekolah(RLS) 8,37tahun 8,5tahun 8,9tahun 9,3tahun 9,7tahun 10tahun 10tahun
1.3 AngkaPartisipasiMurni(APM):
a.SD/MI/SDLB/PaketA 88,04% 89,00% 91,00% 92,00% 93,00% 94,00% 94,00%
b.SLTP/MTs/PaketB 61,29% 64,00% 67,00% 70,00% 73,00% 76,00% 76,00%
c.SLTA/SMK/MA/PaketC 31,47% 31,70% 34,00% 38,00% 42,00% 45,00% 45,00%
1.4 AngkaPartisipasiKasar(APK):
a.TK 17,42% 25,00% 32,50% 40,00% 45,00% 50,00% 50,00%
b.SD/MI/SDLB/PaketA 103,71% 106,00% 110,00% 113,00% 116,00% 119,00% 119,00%
c.SLTP/MTs/PaketB 91,29% 91,75% 92,50% 93,00% 93,50% 94,00% 94,00%

IX-1
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
d.SLTA/SMK/MA/PaketC 49,91% 53,00% 56,00% 59,00% 62,00% 65,00% 65,00%
1.5 AngkaPendidikanyangditamatkan(APT):
a.SD/MI/SDLB/PaketA 31,53% 32,00% 32,75% 33,50% 34,25% 35,00% 35,00%
b.SLTP/MTs/PaketB 12,44% 13,00% 13,50% 14,00% 14,50% 15,00% 15,00%
c.SLTA/SMK/MA/PaketC 8,68% 9,00% 9,50% 10,00% 10,50% 11,00% 11,00%
d.Perguruantinggi 3,24% 3,50% 3,75% 4,25% 4,75% 5,00% 5,00%
1.6 AngkaMelanjutkan(AM):
a.SD/MI/PaketAKeSMP/MTs/PaketB 84,51% 87,00% 90,00% 93,00% 95,00% 97,00% 97,00%
b.SMP/MTs/PaketBKeSMA/SMK/MA/PaketC 78,95% 80,00% 84,00% 87,00% 90,00% 93,00% 93,00%
1.7 AngkaPutusSekolah(APS):
a.SD/MI/SDLB/PaketA 0,75% 0,60% 0,50% 0,40% 0,30% 0,20% 0,20%
b.SMP/MTs/PaketB 0,93% 0,90% 0,80% 0,70% 0,60% 0,50% 0,50%
c.SLTA/SMK/MA 0,55% 0,50% 0,40% 0,30% 0,25% 0,20% 0,20%
1.8 Persentasekelulusan:
a.SD/MI/SDLB/PaketA 95,09% 96,00% 97,00% 98,00% 99,00% 100,00% 100,00%
b.SMP/MTs/PaketB 94,70% 95,00% 96,50% 98,00% 99,00% 100,00% 100,00%
c.SLTA/SMK/MA/PaketC 92,39% 94,00% 96,00% 98,00% 99,00% 100,00% 100,00%

2 Kesehatan
2.1 AngkaKelangsunganHidupBayi(AKHB) 985,00 986,00 987,00 988,00 989,00 990,00 990,00
2.2 UmurHarapanHidup 67,3tahun 67,5tahun 68tahun 68,5tahun 68,75tahun 69tahun 69tahun
2.3 PresentaseBalitaGiziBuruk 0,030% 0,030% 0,028% 0,025% 0,023% 0,021% 0,021%
2.4 Konsumsiikanperkapitapertahun 101,00 101,00 101,00 101,00 101,00 101,00 101,00

3 Pertanahan
3.1 Persentasependudukyangmemilikilahan 19,29% 20,00% 21,50% 23,00% 24,00% 25,00% 25,00%

4 Ketenagakerjaan
4.1 Rasiopendudukyangbekerja 66,00% 67,50% 70,00% 72,57% 72,50% 75,00% 75,00%

FokusSeniBudayadanOlahraga
1 Kebudayaan
1,1 Jumlahgrupkesenian 16 16 17 17 18 18 18
1,2 Jumlahgedungkesenian 0 0 0 1 1 1 1

2 PemudadanOlahraga
7.3 Jumlahklubolahraga 16 16 17 17 18 18 18
7.4 Jumlahgedungolahraga 0 0 0 1 1 1 1

IX-2
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
ASPEKPELAYANANUMUM
FokusLayananUrusanWajib
1 Pendidikan
1.1 AngkaPartisipasiSekolah(APS):
a.APSSD/MI 92,85% 93%94 95,00% 95,50% 96,00% 96,00%
b.APSSMP/MTs 71,50% 73,00% 75,00% 77,00% 79,00% 80,00% 80,00%
1.2 Rasioketersediaansekolah/pendudukusiasekolah:
a.SD/MI 39,02 39,20 39,40 39,60 39,80 40,00 40,00
b.SMP/MTs 38,16 38,20 38,40 38,60 38,80 39,00 39,00
c.SMA/MA/SMK 20,69 20,75 20,90 21,10 21,30 21,50 21,50
1.3 Dayatampungmuridperkelas
a.SD/MI 39,02% 45,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 90,00%
b.SMP/MTs 30,26% 40,00% 55,00% 70,00% 80,00% 90,00% 90,00%
c.SMA/MA/SMK 30,98% 40,00% 55,00% 70,00% 80,00% 90,00% 90,00%
1.4 Rasiomuridpersekolah:
a.SD/MI 270 273 276 280 285 290 290
b.SMP/MTs 248 250 252 255 257 260 260
c.SMA/MA/SMK 181 185 190 195 197 200 200
1.5 Rasiomuridperkelas:
a.SD/MI/SDLB/PaketA 27org/kls 27org/kls 27org/kls 28org/kls 28org/kls 28org/kls 28org/kls
b.SMP/MTs/PaketB 32org/kls 32org/kls 32org/kls 32org/kls 32org/kls 32org/kls 32org/kls
c.SLTA/SMK/MA 30org/kls 30org/kls 31org/kls 31org/kls 32org/kls 32org/kls 32org/kls
1.6 RasioGuru/Murid
a.SD/MI 20,97 21,00 23,00 25,00 27,00 28 28
b.SMP/MTs 18,42 20,00 22,50 25,00 27,50 30 30
c.SMA/MA/SMK 14,96 16,00 20,00 24,00 28,00 30 30
1.7 Persentaseguruyangberkualifikasisesuaikompetensidan
memenuhikualifikasiS1/DIV
a.SD/MI 76,87% 77,00% 78,00% 79,00% 79,50% 80,00% 80,00%
b.SMP/MTs 73,78% 75,00% 77,00% 78,00% 79,00% 80,00% 80,00%
c.SMA/MA/SMK 74,65% 75,50% 77,00% 78,00% 79,00% 80,00% 80,00%
1.8 Persentaseguruyangbersertifikat
a.SD/MI/SDLB/PaketA 7,16% 10,00% 15,00% 20,00% 22,50% 25,00% 25,00%
b.SMP/MTs/PaketB 17,77% 22,50% 30,00% 37,50% 45,00% 50,00% 50,00%
c.SLTA/SMK/MA 16,30% 22,50% 30,00% 37,50% 45,00% 50,00% 50,00%
1.9 Jumlahperpustakaan 8unit 13unit 20unit 25unit 30unit 34unit 34unit
Jumlahpengunjungperpustakaanpertahun 8.000 13.000 20.000 25.000 30.000 34.000 34.000
Koleksibukuyangtersediadiperpustakaandaerah 568 1.000 1.500 2.000 2.500 3.068 3.068
JumlahSDMpengelolakearsipan 0 1 2 3 4 4 4
Sistempengelolaanarsipsecarabaku 0 2 4 6 8 10,26 10,26

2 Kesehatan

IX-3
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
2.1 Rasiopospelayananterpadu(posyandu)persatuanbalita 176,45 170 165 160 155 150 150
2.2
RasioPuskesmas,PoliklinikdanPuskesmasPembantu(Pustu):

a.Puskesmas 23.314 23.000 22.000 21.000 20.500 20.000 20.000


b.Poliklinik 0,006 0,008 0,010 0,012 0,014 0,016 0,016
c.Pustu 5.828 5.750 5.500 5.300 5.200 5.100 5.000
2.3 Rasiorumahsakitpersatuanpenduduk 0,06 0,07 0,08 0,09 0,95 0,10 0,10
2.4 Rasiodokterpersatuanpenduduk:
a.DokterUmum 7.499 7.250 6.750 6.500 6.250 6.000 6.000
b.DokterGigi 43.119 43.000 42.000 41.000 40.500 40.000 40.000
2.5 Rasiotenagakeperawatanpersatuanpenduduk:
a.RasioPerawat 653 650 640 630 628 625 625
b.RasioPerawatGigi 6.634 6.600 6.580 6.570 6.560 6.500 6.500
c.RasioBidan 1.855 1.830 1.800 1.750 1.725 1.700 1.700
2.6 Rasiotenagakefarmasianpersatuanpenduduk
a.RasioApoteker 28.746 28.500 28.000 27.500 27.250 27.000 27.000
b.RasioAsistenApoteker 7.840 7.800 7.700 7.600 7.550 7.500 7.500
2.7 Rasiotenagakesehatanmasyarakatpersatuanpenduduk:
a.Rasioahlikesehatan 5.390 5.375 5.325 5.275 5.225 5.200 5.200
b.Rasiosanitarian 10.780 10.750 10.650 10.600 10.550 10.500 10.500
2.8 Rasiotenagagizipersatuanpenduduk 9.078 9.000 8.750 8.500 8.250 8.000 8.000
2.9 Rasioketerapianfisikpersatuanpenduduk 172.476 172.250 171.500 171.000 170.500 170.000 170.000
2.10 Rasioketeknisanmedispersatuanpenduduk 4.791 4.700 4.650 4.600 4.550 4.500 4.500

3 PekerjaanUmum
3.1 Panjangjaringanjalanberdasarkankondisi(km):
a.Kondisibaik 250,86 252,00 260,00 265,00 267,50 270,00 270,00
b.Kondisirusaksedang 171 171 160,00 150,00 140,00 130,00 130,00
c.Kondisirusak 229,04 229,04 200,00 190,00 180,00 170,00 170,00
d.Kondisirusakberat 154,07 154,00 140,00 130,00 120,00 110,00 110,00
3,2 Panjangjalankabupatendalamkondisibaik(%) 31,16 35,93 40,70 45,46 50,23 55,00 55,00
3,3 Rasiopenanganandaruratjalandanjembatan 1 1 1 1 1 1 1
JalanPenghubungdariibukotakecamatankekawasanpemukiman
3,4 0 0 0 0 0 0 0
penduduk(mimaldilaluiroda4)
Irigasi
3,5 Rasiojaringanirigasi 33,99 34,00 34,20 34,50 34,80 35,00 35,00
Drainasedalamkondisibaik/pembuanganaliranairtidaktersumbat
3,6 100 100 100 100 100 100 100
(%)
Pembangunanturapdiwilayahjalanpenghubungdanaliransungai
3,7 0 0 0 0 0 0 0
rawanlongsorlingkupkewenangankota
3,8 RasioPanjangtaluddalamkondisibaik 0,85 0,88 0,91 0,94 0,97 1,00 1,00
3,9 Sempadansungaiyangdipakaibangunanliar 0 0 0 0 0 0 0

IX-4
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sempadanjalanyangdipakaipedagangkakilimaataubangunan
3.10 6,2 6,0 5,8 5,6 5,4 5,2 5,2
rumahliar(%)
3,11 Ruangpublikyangberubahperuntukannya 0 0 0 0 0 0 0
Tingkatkecukupanpenyediaantanahbagipenyelenggaraan
3,12 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pemerintahandanpelayanan
3,13 Rasiotempatpembuangansampah(TPS)persatuanpenduduk 0,007 0,01 0,05 0,07 0,08 0,09 1
3,14 Rasiotempatibadahpersatuanpenduduk
a.Mesjid 563,34 560,00 545,00 530,00 515,00 500,00 500,00
b.Gerja 175,54 175,00 174,00 173,00 172,50 172,00 172,00
c.Pura 197,25 196,50 194,00 192,00 191,00 190,00 190,00
d.Vihara 86,79 86,50 86,00 85,50 85,25 85,00 85,00

4 Perumahan
4,1 Rasiorumahlayakhuni N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
4,2 Rasiopermukimanlayakhuni N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
4,3 Persentaserumahtinggalbersanitasi 47,91% 48,00% 48,50% 49,00% 49,50% 50,00% 50,00%
4,4 PersentasePendudukberaksesairminum 10,7 12,6 14,4 16,3 18,1 20,0 20,0

5 PenataanRuang

5.1 RasioRuangTerbukaHijauperSatuanLuasWilayahberHPL/HGB N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A

5.1 RasioBangunanberIMBperSatuanBangunan 0,024 0,05 0,10 0,50 1,00 1,50 1,50

6 PerencanaanPembangunan
TersedianyadokumenperencanaanRPJPDygtelahditetapkandgn
6.1 belumada ada ada ada ada ada ada
PERDA
TersedianyaDokumenPerencanaan:RPJMDygtelahditetapkandgn
6.2 ada ada ada ada ada ada ada
PERDA/PERKADA
TersedianyaDokumenPerencanaan:RKPDygtelahditetapkandgn
6.3 ada ada ada ada ada ada ada
PERKADA
6.4 PenjabaranProgramRPJMDkedalamRKPD 31,46 35,00 40,00 47,50 55,00 60,00 60,00

7 Perhubungan
7.1 Jumlaharuspenumpangangkutanumum: 958.932 966.000 1.026.200 1.086.300 1.146.400 1.201.500 1.201.500
a.Bis 164.524 165.000 175.000 185.000 195.000 200.000 200.000
b.Keretapi 0
c.Kapallaut 733 1.000 1.200 1.300 1.400 1.500 1.500
d.PesawatUdara 793.675 800.000 850.000 900.000 950.000 1.000.000 1.000.000
7.2 Rasioijintrayek 14.836,36 14.836,36 14.850,00 14.850,00 14.850,00 14.850,00 14.850,00
7.3 Jumlahujikirangkutanumum 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7.4 Lamapengujiankelayakanangkutanumum(KIR) 1menit 1menit 1menit 1menit 1menit 1menit 1menit
7.5 Biayapengujiankelayakanangkutanumum 60.000 60.000 65.000 70.000 75.000 75.000 75.000

IX-5
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
7.6 PemasanganRamburambu 24 40 55 70 85 100 100
7.7 JumlahPelabuhanLaut/Udara/TerminalBis 2 3 3 3 3 3 3

8 LingkunganHidup
8.1 Luaslahan:
a.Luaslahankritis(Ha) 55.389 55.389 53.500 52.000 51.000 50.000 50.000
b.Luasarealhutan(Ha):
HutanLindung 18.115 18.500 19.000 19.500 19.750 20.000 20.000
HutanProduksi 134.275 134.500 135.000 135.500 135.750 136.000 136.000
HutanKonversi 1.712 1.725 1.750 1.770 1.790 1.800 1.800
HutanKota 26 26 26 27 27 27 27
8.2 Laut,PesisirdanPantai
8.3 AMDAL:
a.RekomendasiAMDAL/UPL/UKL 7 7 8 8 9 9 9
b.PengawasandanPemantauanPelaksanaanUPL/UKL 6 6 7 7 8 8 8
c.PenyuluhanLingkungan 3 3 4 4 5 5 5
d.Jumlahprogramkeanekaragamanhayatidanekosistem 6 6 7 7 8 8 8
e.Jumlahprogrampembangunanyangberwawasanlingkungan 16 18 20 22 24 26 26
8.4 Persentasepenanganansampah 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
8.5 Persentasependudukberaksesairminum 10,68% 12,00% 14,00% 16,00% 18,00% 20,00% 20,00%
8.6 Persentaseluaspemukimanyangtertata 3,07% 3,25% 4,00% 4,50% 4,75% 5,00% 5,00%
8.7 Rehabilitasihutandanlahankritis 0,06 0,080 0,100 0,012 0,014 0,16 0,16
8.8 KerusakanKawasanHutan 63,08 63,08 63,08 63,08 63,08 63,08 63,08

9 Pertanahan
9.1 PenyelesaiankasustanahNegara 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
9.2 Penyelesaianizinlokasi 66,67 67,67 68,67 69,67 70,67 71,67 71,67
9.3 Persentaseluaslahanbersertifikat 0,0072 0,0085 0,0099 0,0112 0,0125 0,0139 0,0139

10 Kependudukan
10.1 PertumbuhanPenduduk
a.Angkakelahirankasar(CBR) 9,17 9,17 9,17 9,17 9,17 9,17 9,17
b.Angkakematiankasar(CDR) 2,87 2,87 2,87 2,87 2,87 2,87 2,87
c.Angkakematianbayi(IMR) 79,95 79,95 79,95 79,95 79,95 79,95 79,95
10.2 Rasiojeniskelaminpenduduk 107,46 107,46 107,00 106,00 106,00 105,00 105,00
10.3 Kepadatanpenduduk 45,24 45,24 45,50 46,00 46,25 46,50 46,50
10.4 PengelompokanPendudukBerdasartingkatpendidikan
a.Tidaksekolah 77.058 79.153 83.110 87.183 91.368 95.662 95.662
b.SD/MI 51.452 52.851 55.493 58.212 61.007 63.874 63.874
c.SMP 20.303 20.855 21.898 22.971 24.073 25.205 25.205
d.SMA 14.158 14.543 15.270 16.018 16.787 17.576 17.576
e.PerguruanTinggi 5.285 5.429 5.700 5.979 6.266 6.561 6.561

IX-6
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
10.5 JumlahpendudukyangmemilikiKTP 51.434 61.720 72.006 82.292 92.578 102.864 102.864
10.6 RasiopendudukberKTPpersatuanpenduduk(%) 57,82 66 75 83 92 100 100
10.7 Rasiobayiberaktekelahiran 0,29 0,33 0,37 0,41 0,46 0,50 0,50
10.8 Rasiopasanganberaktenikah 0,93 0,94 0,95 0,96 0,97 0,98 0.98
10.9 Kepemilikanaktakelahiranper1.000penduduk 21,18 23,61 26,03 28,46 30,88 33,31 33,31
10.10 PenerapanKTPNasionalberbasisNIK belum sudah sudah sudah sudah sudah sudah

11 PemberdayaanPerempuanDanPerlindunganAnak
11.1 Persentasepartisipasiperempuandilembagapemerintah 30% 30% 32% 34% 35% 35% 35%
11.2 Partisipasiperempuandilembagaswasta NA NA NA NA NA NA NA
11.3 RasioKekerasanDalamRumahTangga(KDRT) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
11.4 Persentasejumlahtenagakerjadibawahumur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
11.5 LPMBerprestasi 0 1 2 3 4 5 5
11.6 PKKAktif 100 100 100 100 100 100 100
11.7 PosyanduAktif 95,41 96,00 97,00 98,00 99,00 100,00 100,00

11.8 Pelatihanpeningkatansumberdayaaparaturpemerintahandesa 100 100 100 100 100 100 100

12 KeluargaBerencana(KB)DanKeluargaSejahtera(KS)
12.1 Rataratajumlahanakperkeluarga 1,43 1,40 1,40 1,40 1,40 1,40 1,40
12.2 RasioakseptorKB 724,11 750,00 800,00 850,00 900,00 1.000,00 1.000,00
12.3 CakupanpesertaKBAktif
12.4 KeluargaPrasejahteradanKeluargaSejahteraI

13 Sosial
13.1 Saranasosialsepertipantiasuhan,pantijompo,danpantirehabilitasi
6 6 7 8 9 9 9
13.2 PMKSyangmemperolehbantuansosial
13.3 Penangananpenyandangmasalahkesejahteraansosial

14 Ketenagakerjaan
14.1 TPAK(tingkatpartisipasiangkatankerja) 114.862org 114.862org 118.000org 120.000org 122.500org 125.000org 125.000org
14.2 TPT(tingkatpengangguranterbuka) 39.619org 39.619org 39.000org 38.500org 38.000org 37.500org 37.500org
14.3 ProduktivitasKerja NA NA NA NA NA NA NA
14.4 Kesempatankerja 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66
14.5 Angkasengketaketenagakerjaanpertahun 0 0 0 0 0 0 0

IX-7
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
15 KoperasidanUsahaKecilMenengah(KUKM)
15.1 Persentasekoperasiaktif 54,83% 55,00% 58,00% 60,00% 62,00% 65,00% 65,00%
15.2 JumlahUKMnonBPR/LKMUKM 28 30 31 31 32 32 32
15.3 JumlahBPR/LKM 1 2 2 2 3 3 3

16 PenanamanModal
16.1 Jumlahinvestorberskalanasional(PMDN/PMA) 5 7 9 11 13 15 15
16.2 Jumlahnilaiinvestasiberskalanasional(PMDN/PMA) Rp114.365.038.939 Rp125.000.000.000 Rp140.000.000.000 Rp150.000.000.000 Rp170.000.000.000 Rp175.000.000.000 Rp175.000.000.000
16.3 Rasiodayaseraptenagakerja 28 30 40 50 70 75 75

17 Kebudayaan
17.1 Penyelenggaraanfestivalsenidanbudaya 1 1 2 2 3 3 3
17.2 Benda,SitusdanKawasanCagarBudayayangdilestarikan 25 30 35 40 45 50 50

18 KepemudaandanOlahraga
18.1 Jumlahorganisasipemuda 14 14 15 16 17 18 18
18.2 Jumlahkegiatankepemudaan 4 5 6 7 8 9 9
18.3 jumlahorganisasiolahraga 16 16 17 18 19 20 20
18.4 Jumlahklubolahraga 20 21 22 23 24 25 25
18.5 Jumlahkegiatanolahraga 8 9 11 13 15 16 16
18.6 GelanggangOlahraga/balairemaja(selainmilikswasta) 0 0 1 1 1 1 1
18.7 JumlahSosialisasiPenyalahgunaanNarkobadanKenakalanRemaja 0 1 1 1 1 1 1

19 KesatuanBangsadanPolitikDalamNegeri
19.1 KegiatanpembinaanterhadapLSM,OrmasdanOKP 1kali 1kali 1kali 2kali 2kali 3kali 3kali
19.2 Kegiatanpembinaanpolitikdaerah 6kali 7kali 8kali 9kali 10kali 11kali 11kali

20 OtonomiDaerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuanganDaerah,PerangkatDaerah,KepegawaiandanPersandian
20.1 RasioJumlahPolisiPamongPrajaper10.000penduduk 5,32 6,26 7,19 8,13 9,06 10,00 10,00
20.2 JumlahLinmasperJumlah10.000Penduduk 62,73 65,81 68,89 71,97 75,05 78,13 78,13
20.3 RasioPosSiskamlingperjumlahdesa/kelurahan 3,08 3,69 4,31 4,92 5,54 6,15 6,15
20.4 PetugasPerlindunganMasyarakat(Linmas)diKabupaten 0,63 0,66 0,69 0,72 0,75 0,78 0,78
20.5 Pertumbuhanekonomi 6,12 6,12 6,15 6,15 6,20 6,20 6,20
20.6 Persentasependudukmiskin 6,04% 6,00% 5,75% 5,50% 5,25% 5,00% 5,00%
20.7 JumlahKKmiskin 4.497 4.450 4.400 4.300 4.250 4.200 4.200

20.8 SisteminformasiPelayananPerijinandanadiministrasipemerintah 2 3 4 5 6 7 7

20.9 PenegakanPERDA 84,62 85,62 86,62 87,62 89,62 91,00 91,00


20.10 CakupanpatrolipetugasSatpolPP 92 112 142 162 182 192 192
20.11 SistemInformasiManajemenPemda 6 6 7 8 9 10 10
20.12 Kualitaspelayanankepadapublikdanaparatur 60 65 70 80 90 100 100

IX-8
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
20.13 IndeksKepuasanLayananMasyarakat tidakada tidakada ada ada ada ada ada

20.14 Cakupansaranaprasaranaperkantoranpemerintahandesayangbaik 70 75 80 90 95 100 100

20.15 KecukupanPerangkatDaerahdanSaranaAparatur 75 80 85 90 95 100 100


20.16 Cakupanpelayananbencanakebakarankabupaten(%) 0,00058 0,00120 0,00183 0,00245 0,00308 0,0037 0,0037
Tingkatwaktutanggap(responsetimerate)daerahlayananWilayah
20.17 100 100 100 100 100 100 100
ManajemenKebakaran(WMK)
20.18 RasioPerbaikanRumahakibatbencana 0 0 1 1 1 1 1
20.19 Jumlahobjekpemeriksaanyangdiperiksa(obrik) 128 128 128 128 128 128 128
20.20 Temuanyangditindaklanjuti 320 320 320 320 320 320 320
20.21 EvaluasiLAKIPSKPD(LHE)/SKPD 39 39 39 39 39 39 39
20.22 EvaluasiLaporanKeuanganDaerah(temuan) 3 3 3 2 2 2 2

21 KetahananPangan
21.1 Regulasiketahananpangan(ada/tidakada) ada ada ada ada ada ada ada
21.2 Ketersediaanpanganutama(dalamton) 63,66 65,00 68,00 72,00 76,00 80,00 80,00

22 PemberdayaanMasyarakatdanDesa
22.1 LPMBerprestasi 0 0 1 2 3 5 5
22.2 PKKAktif 100 100 100 100 100 100 100
22.3 PosyanduAktif 95,41 95,41 96,41 97,41 98,41 100,00 100,00

22.4 Pelatihanpeningkatansumberdayaaparaturpemerintahandesa 100 100 100 100 100 100 100

StatusDesa(Persentasedesaberstatusswasembadaterhadaptotal
22.5
desa)
DesaTerbelakangatauDesaSwadaya 24 20 18 16 14 12 12
DesaSedangBerkembangatauDesaSwakarsa 16 18 20 22 22 23 23
DesaMajuatauDesaSwasembada 10 11 12 13 14 15 15

23 Statistik
23.1 Buku"KabupatenDalamAngka" ada ada ada ada ada ada ada
23.2 Buku"PDRBKabupaten" ada ada ada ada ada ada ada

24 Kearsipan
24.1 JumlahSDMpengelolakearsipan 0 0 1 2 3 4 4
24.2 Sistempengelolaanarsipsecarabaku 0 2,26 4,26 6,26 8,26 10,26 10,26

25 KomunikasidanInformasi
25.1 Jumlahjaringantelepongenggam 5 5 5 5 5 5 5
25.2 Jumlahjaringanteleponstasioner 1 1 1 1 1 1 1
25.3 Rasiowartelterhadappenduduk 0,03064 0,03064 0,03064 0,03064 0,03064 0,03064 0,03064
25.4 Rasiowarnetterhadappenduduk 0,01225 0,03064 0,03676 0,04902 0,05515 0,06127 0,06127
25.5 Jumlahsuratkabarnasional/lokal 13 13 13 13 13 13 13

IX-9
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
25.6 Jumlahpenyiaranradio/TVlokal 7 7 7 7 7 7 7

26 Perpustakaan
26.1 Jumlahperpustakaan 8unit 10 15 20 25 34unit 34unit
26.2 Jumlahpengunjungperpustakaanpertahun 8.000 13000 18.000 23.000 28.000 34.000 34.000
26.3 Koleksibukuyangtersediadiperpustakaandaerah 568 1068 1.568 2.068 2.568 3.068 3.068

FokusLayananUrusanPilihan
1 Pertanian
1.1 Produktivitastanamanpangan(dalamMilyarRp.) 450.047 470.047 490.047 510.047 530.047 540.000 540.000
1.2 Kontribusisektorpertanian(tanamanpangan)terhadapPDRB 18,55% 18,55% 19,55% 20,55% 21,55% 22,50% 22,50%
1.3 Perluasanlahanpertanian 16000ha 16000 18000 20000 23000 25.000 25.000
1.4 Produktivitaspeternakan(dalamMilyarRp.) 12.247 12.900 13.400 14.210 14.750 15.000 15.000
1.5 KontribusisektorpeternakanterhadapPDRB 0,50% 0,55% 0,58% 0,60% 0,61% 0,63% 0,63%
1.6 Cakupanbinakelompokpetani(jumlahkelompoktani) 75,06 77,57 80,09 82,60 85,11 87,63 87,63
1.7 Produktivitasperkebunan(dalamMilyarRp.) 430.504,00 452.029,20 474.630,66 498.362,19 523.280,30 525.000 525.000
1.8 KontribusisektorperkebunanterhadapPDRB 17,75% 18,50% 0,19 20,00% 20,75% 21,50% 21,50%

2 Kehutanan
2.1 Rehabilitasihutandanlahankritis(%) 0,06 0,16 0,16
2.2 KerusakanKawasanHutan 63,08 63,08 63,08
2.3 Produktivitaskehutanan(dalamMilyarRp.) 11.858 14.000 14.000
2.4 KontribusisektorkehutananterhadapPDRB 0,49% 0,60% 0,60%

3 EnergidanSumberDayaMineral
3.1 Jumlahpenambangantanpaijin 63,85 64,85 65,85 66,85 67,85 67,85 67,85
3.2 Produktivitaspertambangan(dalamMilyarRp.) 585.987,00 600.987,00 615.987,00 630.987,00 640.987,00 650.000,00 650.000,00
3.3 KontribusisektorpertambanganterhadapPDRB 24,15% 25,15% 26,16% 27,16% 28,15% 29,00% 29,00%

4 Pariwisata
4.1 Kunjunganwisata(orang) 12.445 12.956 13.467 13.978 14.489 15.000 15.000
4.2 kontribusisektorpariwisataterhadapPDRB
4.3 ObjekPariwisatayangterkelola 17,65 22 27 32 36 41,18 41,18

5 KelautandanPerikanan
5.1 Cakupanbinakelompoknelayan(jumlahkelompoknelayan) 65,52 66,56 67,60 68,65 69,69 70,73 70,73

5.2 Produktivitasperikanandanhasillautlainnya(dalamMilyarRp.) 159.240 195.000 195.000

5.3 KontribusisektorPerikananterhadapPDRB 6,56% 8,00% 8,00%


5.4 Konsumsiikanperkapitapertahun 101,00 101,00 101,00

6 Perdagangan

IX-10
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
6.1 ProduktivitassektorPerdaganganterhadapPDRB(MilyarRp.) 287.805 350.000 350.000
6.2 KontribusisektorPerdaganganterhadapPDRB 11,86% 12,46% 0,00%
6.3 Cakupanbinakelompokpedagang/usahainformal 100 100 100

7 Perindustrian
7.1 KontribusisektorIndustriterhadapPDRB 2,55% 2,65% 2,75% 2,85% 2,95% 3,00% 3%
7.2 PertumbuhanIndustri(%) 6,25 7,25 8,25 9,25 10,25 11,25 11,25
7.3 Cakupanbinakelompokpengrajin 100 100 100,00 100,00 100,00 100 100
7.4 ProduktivitassektorIndustriterhadapPDRB(dalamMilyarRp) 61.929 64929 67.929,00 70.929,00 73.929,00 75.000 75.000

8 Ketransmigrasian
8.1 TransmigrasiSwakarsa 25,71 25,80 25,90 25,95 26,00 26,00 26,00

ASPEKDAYASAINGDAERAH
FokusKemampuanEkonomiDaerah
1 OtonomiDaerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuanganDaerah,PerangkatDaerah,KepegawaiandanPersandian
1.1 Pengeluarankonsumsirumahtanggaperkapita Rp591.807 Rp600.000 Rp650.000 Rp700.000 Rp750.000 Rp750.000 Rp750.000
1.2 Pengeluarankonsumsinonpanganperkapita 42,83% 42,50% 42,00% 42,00% 41,00% 40,00% 40,00%
1.3 ProduktivitasTotalDaerah(PDRBADHB) Rp2.425.960 Rp2.500.000 Rp2.750.000 Rp3.000.000 Rp3.100.000 Rp3.250.000 Rp3.250.000

2 Pertanian
2.1 Nilaitukarpetani 0,95 0,96 0,97 0,98 0,99 1,00 1,00

FokusFasilitasWilayah/Infrastruktur
1 Perhubungan
a.Rasiopanjangjalanperjumlahkendaraan 0,027 0,030 0,035 0,035 0,035 0,040 0,040
b.Jumlahorang/barangyangterangkutangkutanumum
JumlahOrang 86.699 87.000 87.500 88.000 88.500 89.000 89.000
JumlahBarang 195ton 195ton 200ton 225ton 235ton 250ton 250ton
c.Jumlahorang/barangmelaluidermaga/bandara/terminalper
tahun
Dermaga 535 550 575 600 625 650 650
Bandara
Terminal 173.399 175.000 176.000 176.500 177.000 177.500 177.500

2 PenataanRuang
a.KetaatanterhadapRencanaTataRuangWilayah(RTRW) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
b.LuasWilayahProduktif 0,249 0,250 0,300 0,350 0,400 0,500 0,500
c.LuasWilayahIndustri 0,188 0,200 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250
d.LuasWilayahKebanjiran 0,112 0,100 0,100 0,100 0,100 0,100 0,100
e.LuasWilayahKekeringan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

IX-11
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
f.LuasWilayahPerkotaan 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38

3 OtonomiDaerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuanganDaerah,PerangkatDaerah,KepegawaiandanPersandian
3.1 Fasilitasbankdannonbank
a.Fasilitasbankdannonbank
BankUmum 5 5 5 5 5 5 5
Konvensional 5 5 5 5 5 5 5
Syariah 0 0 0 0 0 0 0
b.BPR
Konvensional 0 0 1 1 1 1 1
Syariah 1 1 1 1 1 1 1
c.JenisdanJumlahPerusahaanAsuransidanCabangnya
PerusahaanAsuransiKerugian 0 1 1 1 1 1 1
Konvensional 0 0 0 0 0 0 0
Syariah 0 0 0 0 0 0 0
d.PerusahaanAsuransiJiwa
Konvensional 2 2 2 2 2 2 2
Syariah 0 0 1 1 1 1 1
3.2 KetersediaanRestoran
a.Jumlahusaha 17 17 18 18 18 18 18
b.Jumlahkursi 340 340 350 350 350 350 350
3.3 KetersediaanPenginapan
a.JumlahHotel 4 4 4 5 5 5 5
b.Jumlahkamar 102 102 102 130 130 130 130
c.Jumlahtempattidur 104 104 104 160 160 160 160

4 LingkunganHidup
4.1 Ketersediaanairbersih
a.JumlahRumahTanggayangmenggunakanairbersih 43.736 45923 48219 50630 53161 55819 55819
b.JumlahRumahTangga 44.102 46307,10 48622,46 51053,58 53606,26 56286,57 59100,90
c.Persentaserumahtanggayangmenggunakanairbersih 99,17 99,17 99,17 99,17 99,17 99,17 99,17
4.2 KetersediaanRumah
a.Jumlahrumahsemipermanen+temporer 16121 16927 17773 18662 19595 20575 20575
b.JumlahKebutuhanrumah(unit) 32402 34022 35723 37509 39385 41354 41354
5 KomunikasidanInformatika
4.2 FasilitasListrikdanTelepon
a.RasioKetersediaanDayaListrik 74,56 NA NA NA NA NA 91,81
b.PersentaseRumahTanggayangMenggunakanListrik 23,52% 24,70% 25,93% 27,23% 28,59% 30,02% 91,81%

FokusIklimBerinvestasi
1 OtonomiDaerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuanganDaerah,PerangkatDaerah,KepegawaiandanPersandian

IX-12
KONDISIKINERJA
PADAAWAL TARGETCAPAIANSETIAPTAHUN KONDISIKINERJA
ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATORKINERJA
NO PERIODERPJMD PADAAKHIR
PEMBANGUNANDAERAH
PERIODERPJMD
2009/2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9
TingkatpenyelesaianpelanggaranK3(ketertiban,ketentraman,
1.2 70,00 72,00 74,00 76,00 78,00 80,00 80,00
keindahan)diKabupaten
1.3 KeamanandanKetertiban
a.AngkaKriminalitas 5,76 5 4 3 2 1 1
b.Jumlahdemonstrasi 3 2 2 2 2 2 2
c.Kemudahanperijinan(Lamaprosespengurusanperijinan) 14hari 12hari 10hari 9hari 7hari 5hari 5hari
d.PengenaanPajakDaerah(Jumlahdanmacampajakdanretribusi
daerah)
JumlahPajakyangdikeluarkan 0 1 1 1 1 1 1
JumlahInsentifPajakyangmendukungikliminvestasi 0 1 1 1 1 1 1
JumlahRetribusiyangdikeluarkan 315 317 320 322 325 325 325
JumlahRetribusiyangmendukungikliminvestasi 2 2 2 2 2 2 2
e.PeraturanDaerah(Perda)yangmendukungiklimusaha
JumlahPerdaterkaitperijinan 2 3 3 3 3 3 3

JumlahPerdaterkaitlalulintasbarangdanjasa 0 1 1 1 1 1 1

JumlahPerdaterkaitketenagakerjaan 1 2 2 2 2 2 2
f.StatusDesa(Persentasedesaberstatusswasembadaterhadaptotal
desa)
DesaTerbelakangatauDesaSwadaya 24 21 20 18 15 12 12
DesaSedangBerkembangatauDesaSwakarsa 16 18 18 19 21 23 23
DesaMajuatauDesaSwasembada 10 11 12 13 14 15 15

FokusSumberDayaManusia
1 Ketenagakerjaan
1.1 KualitasTenagaKerja(RasiolulusanS1/S2/S3)
JumlahlulusanS1 733 750 800 850 900 1000 1000
JumlahlulusanS2 6 10 15 20 25 30 30
JumlahlulusanS3 0 1 2 4 4 5 5
JumlahlulusanS1/S2/S3 739 761 817 874 929 1035 1035
Jumlahpenduduk 163.200 172.830 181.472 190.364 199.501 208.878 208.878
RasioPNSlulusanS1/S2/S3(4/5) 0,45% 0,45% 0,45% 0,46% 0,47% 0,50% 0,50%
4.2 TingkatKetergantungan 48,07% 48,00% 45,00% 43,00% 42,00% 40,00% 40,00%

IX-13
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

BABX
PEDOMANTRANSISIDANKAIDAH
PELAKSANAAN



10.1. PEDOMANTRANSISI
RencanaPembangunanJangkaMenengahDaerah(RPJMD)KabupatenBangkaSelatan
Tahun 20102015 merupakan penjabaran dari Visi, Misi, program Bupati/Wakil
Bupati Kabupaten Bangka Selatan untuk 5 (lima) tahun mendatang sampai
berakhirnya masa jabatan Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Bangka Selatan serta
mengacu RPJM Daerah Provinsi Bangka Belitung Tahun 2007 2012. Pada saat
berakhirnya jabatan Bupati akan terjadi kekosongan dokumen perencanaan akibat
dilantiknyakepaladaerahperiodeberikutnya.Didalamperiodetransisiini,program
program/kegiatankegiatan pembangunan harus tetap diimplementasikan. Dalam
rangka menjembatani kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada
akhirjabatanBupati/WakilBupatiKabupatenBangkaSelatanuntukmasabakti2010
2015, maka dapat dimuat rancangan program indikatif satu tahun ke depan bila
diperlukan.

Keseluruhan program ini dilaksanakan oleh masingmasing SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah) menurut tupoksinya, dan dibiayai melalui APBD Kabupaten
KabupatenBangkaSelatan.Alokasianggaran(biaya)tetapdenganmengacukepada
prinsipprinsippengelolaanAPBDyangtelahdiaturdalamUndangUndangRepublik
IndonesiaNomor17Tahun2003tentangKeuanganNegaradanPermendagriNomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubahdenganPeraturanMenteriDalamNegeriNomor21Tahun2011.

10.2. KAIDAHPELAKSANAAN
Sesuai dengan arahan undangundang, setiap SKPD diwajibkan memiliki dokumen
perencanaan taktis operasionalnya berdasarkan tupoksi yang diembannya. Rencana
Strategis (Renstra) SKPD tersebut disusun dengan mengacu kepada strategi,
kebijakan, dan programprogram yang dimuat dalam RPJM Kabupaten Bangka
Selatan. Renstra SKPD memuat program dan kegiatan pembangunan yang selaras
denganprogramprogramprioritaskepaladaerahterpilih.

Selanjutnya, RKPD yang merupakan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah dan
menjadi rujukan utama dalam penyusunan Rencana Anggaran Pembangunan dan
Belanja Daerah (RAPBD), juga disusun berdasarkan prioritas pembangunan daerah
sebagaimana yang dimuat dalam RPJM daerah, termasuk pagu indikatif
pendanaannya.

Implementasi seluruh program dan kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan
dalam RPJM Kabupaten Bangka Selatan ini harus didukung implementasinya oleh
seluruh unsur masyarakat. Setiap proses implementasi program/kegiatan

X-1
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

pembangunannyatetapmenjunjungtinggiprinsipprinsiptransparansi,akuntabilitas,
partisipatif,dansinergis.Anggaranbiayayangdigunakan,termasuksumbernyaharus
diketahui oleh semua unsur masyarakat. Kecuali itu, setiap anggaran pembangunan
(danapublik)yangdikelolaharusdapatdipertanggungjawabkankepadapublik.

Seluruh proses pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
pengawasan dan evaluasi, tetap melibatkan peran stakeholders (pemangku
kepentingan).Halyangtidakkalahpentingnya,diperlukanketerpaduanyangsinergis
antar dinas/instansi terkait dalam proses implementasi program/kegiatan
pembangunanagarupayamewujudkankesejahteraanmasyarakatBangkaSelatanke
arahyanglebihbaik,dapatdicapaisesuaiharapan.

10.2.1.RPJMDaerahmerupakanpedomanbagiSKPDdalammenyusunRenstraSKPD
RPJMD merupakan pedoman dalam penyusunan rencana strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) bagi instansi atau unit kerja perangkat daerah di
lingkungan Pemerintah Bangka Selatan. Sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD harus
menyusun Rencana Strategis (Renstra SKPD). Dalam penyusunan Renstra SKPD
tersebut harus mempedomani dan mengacu pada programprogram yang telah
digariskan dan tertuang pada dokumen RPJM Daerah. Jika RPJMD memuat program
kerja pemerintah daerah seluruh sektor dan bidang kewenangan selama 5 tahun ke
depan maka Renstra SKPD memuat program kerja perangkat daerah sesuai bidang
atau sektor kewenangannya. Renstra SKPD merupakan rencana kerja dan target
yangingindicapaiolehmasingmasingSKPDsesuaibidangkerjamasingmasingdan
dengan memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki. Renstra SKPD disusun
untukprogramkerjalimatahunan,secarasistematisjugamemuatindikasiprogram
setiaptahunnya.

10.2.2.RPJMDaerahakandigunakandalammenyusunRKPDTUP
Sesuaidengansistemperencanaanpembangunannasional,RPJMDaerahmerupakan
salahsatudokumenperencanaanpembangunanpadatingkatdaerahataukota.Pada
tingkatdaerahacuanutamaperencanaanpembangunantertuangdalamRPJPDaerah.
RPJPDaerahmerupakanprogrampembangunansecaramakropadatingkatregional.
RPJP Daerah dibuat untuk rentang waktu 20 tahun. Selanjutnya RPJP Daerah
dijabarkandalamRPJMDuntukrentangwaktu5tahunan.BaikRPJPdanRPJMDaerah
harus mengacu dan berpedoman pada RPJP dan RPJM Nasional. RPJM Daerah
selanjutnyadijabarkandalamRencanaKerjaPemerintahDaerah(RKPD),yangsecara
operasional anggaran tercermin dalam APBD Daerah. RKPD disusun untuk jangka
satutahunanggaran.

10.2.3.PenguatanPeranParaPelaku(Stakeholders)dalampelaksanaanRPJMD
Keberhasilan pelaksanaan RPJMD akan sangat bergantung pada peran dari setiap
pemangku kepentingan atau stakeholders yang terlibat. Pada dasarnya dalam
pelaksanaan RPJMD akan melibatkan banyak pihak sebagai pemangku kepentingan
antara lain pemerintah itu sendiri, DPRD, dunia usaha dan tentunya masyarakat,
walaupun dalam implementasinya tentu masingmasing memiliki peran dan porsi
yang tertentu, berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu optimalisasi peran ini sangat
terkait dengan prinsipprinsip atau komitmen yang disepakati bersama, dimana
komitmentersebutmengawaldanmembimbingsetiappelakuuntukbergeraksinergi
dibawah koridor RPJM Daerah. Prinsipprinsip yang perlu dipedomani dalam

X-2
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

penguatan peran para pelaku dalam pelaksanaan RPJMD antara lain adalah
kemitraan, transparansi, akuntabilitas, peningkatan profesionalisme, partisipasi,
keberpihakan terhadap kepentingan publik, dan komitmen moral yang tinggi dalam
segala proses pembangunan. Kemitraan berarti setiap pelaku haruslah dipandang
sejajar,tidakadapihakyangdipandanglebihtinggiataulebihrendah.Transparansi
berarti ada keterbukaan, secara lebih kongkrit adanya akses untuk mendapatkan
informasi yang benar mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Akuntabilitas berarti dapat dipertanggungjawabkan. Lebih jelasnya akuntabilitas
adalah prinsip yang menunjukkan setiap kegiatan penyelenggaraan negara harus
dapat dipertangguangjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang
kedaulatantertingginegarasesuaidenganketentuanperaturanperundangundangan
yang berlaku. Profesionalisme berasal dari kata profesi, maka dalam konteks ini
setiap pelaku harus tahu persis peran mereka sendiri dan menempatkannya secara
proporsional.

MasyarakatperludiberikanruanguntukberperandalamprosespelaksanaanRPJMD.
Pelibatan tersebut merupakan penguatan peran masyarakat dalam pembangunan.
Penguatan peran masyarakat bukanlah sekedar melibatkan masyarakat tapi
menempatkan masyarakat secara bertahap dalam posisi menjadi tuan dan terlibat
pada proses pengambilan keputusan dalam pembangunan. Selama ini yang terjadi
adalah rendahnya semangat untuk melibatkan dan bekerja bersama dengan
masyarakat.

Hal ini menyebabkan tidak terfahaminya masalah yang sebenarnya terjadi dan
berkembang di masyarakat. Dampak lebih jauh tidak semua program pembangunan
khususnyaprogramRPJMDaerahdapatditerimaolehmasyarakatsetempatsehingga
akhirnya tidak menjamin pembangunan yang berkelanjutan. Halhal yang harus
diubah antara lain adalah nuansa pendekatan yang top down dimana pemerintah
provinsimendominasipelaksanaanpembangunan,akibatnyaimplementasiprogram
pembangunantidaksesuaidenganharapandanaspirasimasyarakat,bahkankadang
pelaksanaanpembangunandilapangancenderungmenimbulkankonflik.

Selama ini juga pemerintah kota dalam proses penyelenggaraan pembangunan
cenderung memperlakukan masyarakat hanya sekedar objek pembangunan yang
harus memenuhi keinginan pemerintah atau dengan kata lain masyarakat belum
ditempatkanpadaposisiinisiator(sumberbertindak).Kedepanpemerintahharuslah
adaptif terhadap perubahan dan mampu mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologidalampelaksanaanpembangunan.

10.2.4. RPJMD merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan kinerja lima
tahunandantahunan.
Terselenggaranya good government merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan
untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta citacita bangsa
danbernegara.Dalamrangkaitudiperlukanpengembangandanpenerapansistem
evaluasi dan laporan pelaksanaan kinerja yang tepat, jelas, terukur dan terlegimasi.
Sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat dipertanggung
jawaban.

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator
kinerja berdasarkan program kebijakan dan sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD

X-3
exvtt cxutzt ]tz~t `xxzt{ Wtxt{ ECDC ECDH
^tutx Utz~t fxtt

maupun RKPD. Pelaksanaan evaluasi kinerja berdasarkan Peraturan Pemerintah


Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah
DaerahdanPeraturanPemerintahNomor8Tahun2008tentangTahapan,TataCara
Penyusunan,PengendaliandanEvaluasiPelaksanaanRencanaPembangunanDaerah.

Kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran
ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi misi dan stratejik
instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatankegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang di
tetapkan.Kesenjanganantarakinerjadanperencanaaanpadaumumnyaterjadipada
fase penganggaran dan pelaksanaan kegiatan. Penganggaran merupakan
kewenangan DPRD, oleh karena itu diperlukan kejelasan mekanisme dan kejelasan
tanggungjawabdalamsetiaptahappenganggaran.



X-4

Anda mungkin juga menyukai