Pengaturan Dan Pelaksanaan Wakaf Tunai
Pengaturan Dan Pelaksanaan Wakaf Tunai
Dipersembahkan kepada
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
Untuk memenuhi syarat pendaftaran mahasiswa baru
Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Oleh :
Andika Taftiyanur Rofi
Id Pendaftaran : 171800037
PENGATURAN DAN PELAKSANAAN WAKAF TUNAI
(STUDI KASUS PADA BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT)
AL-RIFAIE)
A. LATAR BELAKANG
Salah satu institusi dalam Islam yang memiliki kontribusi cukup besar
terhadap umat adalah perwakafan. Praktik perwakafan ini telah lama dilakukan
oleh umat Islam sejak zaman Nabi. Bahkan masyarakat sebelum Islam telah
mempraktikkan sejenis wakaf, tapi dengan nama lain, bukan wakaf. Jadi praktik
sejenis wakaf ini sebenarnya telah ada di masyarakat sebelum Islam. Sedangkan
untuk wakaf tunai, hal ini mulai dikenal pada masa Dinasti Ayyubiyah di Mesir.1
Hingga sekarang telah begitu banyak terkumpul harta wakaf yang dikelola oleh
berbagai lembaga pengelola wakaf. Namun ironisnya, harta wakaf tersebut masih
banyak yang terbengkalai dan tidak diberdayakan.
Ada banyak faktor yang menyebabkan harta wakaf tersebut tidak terurus,
atau bahkan terhenti pemanfaatannya. Diantaranya adalah faktor ketidakcakapan
nadzir dalam mengelola harta wakaf yang diamanatkan kepadanya. Selain itu juga
1
Tim Penyusun, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, (Jakarta: Dirjen Bimas Islam .
2013),p. 4.
bisa jadi karena buruknya sistem pengelolaan dan juga masalah yang terkait
dengan dana sehingga dana yang terhimpun tidak efisien. Diantara beberapa
faktor tersebut, yang banyak menjadi kendala adalah tentang masalah dana yang
sangat minim.
2
Keputusan fatwa Majelis Ulama Indinesia ini dikeluarkan pada tanggal 28 Shafar 1423
H bertepatan dengan tanggal 11 Mei 2002 M. Departemen Agama RI, Himpunan Fatwa Majelis
Ulama Indonesia (Jakarta: tnp, 2003), hal. 80-86.
dikelola sendiri. Kedua, lembaga tersebut berdiri dan dikelola di komplek Pondok
Pesantren yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dalam segala
aspek termasuk dalam mengelola BMT.
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Manfaat akademi
Penelitian ini erat hubungannya dengan Ilmu Ekonomi Islam yang
saat ini sangat dibutuhkan untuk membangun sistem ekonomi yang baik,
sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua
pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.
2. Manfaat dalam implementasi atau praktik.
Penelitian ini memfokuskan kepada BMT Al-Rifaie Malang
sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan para pengambil kebijakan
dalam BMT Al-Rifaie Malang maupun pihak pihak lain yang
berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
E. TELAAH PUSTAKA
Kajian-kajian terhadap wakaf tunai pada saat ini memang telah mulai
berkembang. Buku-buku yang membahas permasalahan tersebut juga semakin
banyak ditemukan.
3
Muhtar Fanani. Pengelolaan Wakaf Tunai dalam Jurnal Walisongo.(Volume 19,
Nomor 1, Mei 2011)
4
Ahmad Furqon. Wakaf Sebagai Solusi Permasalahan Dunia Pendidikan di Indonesia
dalam Jurnal At-Taqaddum.(Volume 4, Nomor 2, November 2012)
2012) membahas tentang manajemen BWI diantaranya manajemen kenadziran,
pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf secara efektif dan efisien agar
produktif.5
Eko Nur Cahyo dalam Jurnalnya yang berjudul Wakaf Uang dalam
Perspektif Fiqh dan Pengembangan Perekonomian Umat membahas
pengembangan wakaf uang memiliki nilai ekonomi yang strategis, dan diharapkan
kontribusinya dalam mengatasi problem kemiskinan dan kebodohan yang
mendera bangsa kita menjadi akan lebih signifikan.6
5
Aliyatus Sadiyah. Manajemen Investasi Wakaf Tunai: Studi lapangan di Badan Wakaf
Indonesia Jakarta 2011-2012. Sripsi tidak diterbitkan. 2013
6
Eko Nur Cahyo. Wakaf Uang dalam Perspektif Fiqh dan Pengembangan Perekenomian
Umat dalam Jurnal Ijtihad. (Volume 7, Nomor 2, 2 Muyharram-Rabiu Tsani 1434-2012)
7
Syafrudin Arif. Wakaf Tunai Sebagai Alternatif Mekanisme Retribusi Keuangan Islam
dalam Jurnal La Riba. (Volume 4, nomor 1, Juli 2010)
8
Mufti Afif, Analisis Pengaruh Karekteristik Mauquf Alaihi Terhadap Pelunasan
Qordul Hasan dan Analisis Kualitas Pelayanan BWU-T DIY Terhadap Masyarakat Binaannya,
(Yogyakarta: Tesis Pasca Sarjana Prodi Agama dan Lintas Budaya Minat Ekonomi Islam
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2011).
Tesis yang berjudul Pemberdayaan Wakaf Tunai (Studi Implementasi
Badan Wakaf Uang/Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta),9 mendapatkan hasil bahwa BWUT MUI DIY lebih mengedepankan
sosialisasi dan pengelolaan secara profesional. Hal itu karena wakaf uang/tunai
termasuk sedekah sunnah yang pelaksanaannya tidak berdasarkan paksaan tetapi
semata-mata hanya atas dasar suka rela dan keikhlasan. Dalam menghimpun harta
wakaf uang/tunai, BWUT MUI DIY menggunakan akad mudharabah, bukannya
akad wadiah sebagaimana ketentuan peraturan perundangan. BWUT MUI DIY
menjadikan BPD DIY Syariah sebagai Lembaga Keuangan Sariah Penerima
Wakaf Uang (LKS-PWU) sekaligus sebagai satu-satunya tempat investasi.
Mengenai penyaluran manfaatnya, untuk sementara ini hanya
mendistribusikannya ke satu bidang, yaitu bidang pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah dalam bentuk PROTAB (Pinjaman Produktif Tanpa Agunan dan
Biaya). Ternyata, peranan wakaf uang/tunai sebagai multipleyer ekonomi umat
begitu signifikan.
F. KERANGKA TEORI
1. Wakaf
a. Definisi Wakaf
Wakaf adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Arab, yaitu waqf yang
berarti menahan, menghentikan atau mengekang. Kata waqf diucapkan dalam
bahasa Indonesia dengan wakaf. Ucapan inilah yang dipakai dalam perundang-
undangan Indonesia. Menurut istilah syara wakaf berarti menahan harta dan
memberikan manfaatnya di jalan Allah. Benda wakaf adalah segala benda baik
benda bergerak atau tidak bergerak yang memiliki daya tahan yang tidak hanya
sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam.
9
Eko Mardiono, S.Ag., Pemberdayaan Wakaf Tunai (Studi Implementasi Badan Wakaf
Uang/Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), (Yogyakarta, Tesis
Pasca sarjana Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2010).
mendapat pahala dari Allah SWT. Dimensi sosial ekonomi karena syariat wakaf
mengandung unsur ekonomi dan sosial, dimana kegiatan wakaf melalui uluran
tangan sang dermawan dapat membantu sesamanya untuk saling tenggang rasa.
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia berfatwa pada 28 Safar 1423 H/1
Mei 2002 M, bahwa:
Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu
cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesunguhnya Allah
mengetahuinya. (Qs. Al-Imran: 92)
Adapun aturan teknis yang menyangkut wakaf uang adalah (1) wakif
wajib hadir dilembaga keuangan syariah sebagai penerima wakaf uang (LKS-
PWU) untuk menyatakan kehendak wakaf uangnya. (2) Wakif wajib menjelaskan
kepemilikan dan asal-usul uang yang diwakafkan. (3) Wakif wajib menyerahkan
secara tunai sejumlah uang ke LKS-PWU. (4) Wakif wajib mengisi formulir
pernyataan kehendaknya yang berfungsi sebagai AIW.
Wakaf uang pada dasarnya mendorong bank syariah untuk menjadi nazhir
yang profesional. Pihak bank sebagai penerima titipan harta wakaf dasar
menginvestasikan uang tersebut pada sektor-sektor usaha halal yang
menghasilkan manfaat. Pihak bank sendiri sebagai nazhir berhak mendapat
imbalan maksimumkan 10% dari keuntungan yang diperoleh.
G. DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, Eko Nur. Wakaf Uang dalam Perspektif Fiqh dan Pengembangan
Perekenomian Umat. (Jurnal Ijtihad Volume 7, Nomor 2, 2 Muyharram-
Rabiu Tsani 1434-2012)
Hamzah, Pengembangan Makna Objek Wakaf Dalam Fiqih Islam Dan Hukum Di
Indonesia.
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.
Jakarta: Garamat Publishing.
Tim Penyusun, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, (Jakarta: Dirjen Bimas Islam.
2013)
Usman, Rianse and Abdi. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori
dan Aplikasi), Frist edition. Bandung: Alfabeta
Yustisia, Nuzula. 2008. Studi Tentang Pengelolaan Wakaf Tunai Pada Lembaga
Amil Zakat Di Kota Yokyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas
syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.