Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh model perawatan kontinu terhadap pola hidup pasien dengan infark

myocardial.

Absrak

Background : Infark Myocardial adalah pengobatan hidup terhadap penyakit yang


meliputi dimensi fisik, psikologi, dan sosial pada setiap individual. Pola hidup yang tidak
benar ( tidak sehat) merupakan salah satu penyebab dari penyakit ini. Penerapan model
keperawatan harus menjadi salah satu langkah penting dan mendasar dalam mengubah
faktor resiko yang berhubungan dengan MI. Penelitian ini difungsikan untuk mengevaluasi
pengaruh model perawatan kontinu terhadap pola hidup pasien dengan infark myocardial.

METODE : Metode Percobaan acak berbasis klinik telah membawa 70 pasien dengan MI
pada cardiac care unit (CCU) di Rumah sakit yang berkerjasama dengan Shiraz University
of Medical Sciences. Daftar pasien secara acak di tetapkan untuk menentukan grup
intervensi dan grup control menggunakan sistem randomisasi (Random permutasi dengan
jarak 4). Model perawatan kontinu telah menggunakan 35 pasien dalam grup intervensi
selama 3 bulan dan dalam grup control terdapat 35 pasien dengan perawatan umum. Data
terkumpul berdasarkan kuisioner mengenai pola hidup sebelum intervensi dan 3 bulan
sesudahnya. Data kemudian di analisa menggunakan metode chi-square, t-test independen,
dan t-test berpasangan.

HASIL : Pasien yang berada pada grup intervensi menunjukkan kemajuan yang signifikan
dalam pola hidupnya (125.6 15.4 Vs 180.1 19.9). Bagaimanapun, skor pola hidup pada
grup intervensi secara signifikan lebih baik dari pada Kelompok control (117.9 22.0 Vs
180.1 19.9; P<0.001) setelah 3 bulan.

KESIMPULAN : Penerapan model perawatan kontinu pada grup intervensi menunjukkan


efek positif terhadap pola hidup pasien MI. Tujuannya untuk mengurangi faktor resiko dan
meningkatkan pola hidup pasien dengan MI, perawat harus menggunakan model ini untuk
menciptakan perubahan yang efektif.

Keywords: Myocardial Infarction, Lifestyle, Continuous Care Model


Populasi : Pasien MI yang dirawat di CCU sebanyak 70 orang yang terbagi menjadi 2
kelompok. Kelompok pertama adalah Kelompok intervensi sebanyak 35 orang dan
Kelompok control sebanyak 30 orang.

Kriteria inklusi : Umur dibawah 70 tahun, mampu memahami intervensi, MI pertama kali,
tidak memiliki pengobatan dan keparahan penyakit (<30%), bisa menggunakan telpon,
aktif bertisipasi, memiliki asuransi, tidak memiliki DM, HT, dan Hiperlipidemia yang tidak
terkontrol, dan bukan merupakan anggota keluarga praktisi kesehatan. Semua pasien akan
dilakukan intervensi bila telah mengisi inform consent.

Kriteria Ekslusi : Pasien CABG

Intervensi :
pemberian kuisioner pada pasien di CCU sebelum intervensi dan 3 bulan setelahnya.
Kuisioner yang diberikan ada dua tipe, yaitu :
1 Kuisioner mengenai informasi demografi pasien yang terdiri dari : umur, jenis
kelamin, pendidikan, status nikah, dan pekerjaan.
2 Kuisioner model Walker dan Pender yang berisi 52 jenis pertanyaan mengenai pola
hidup.
Pada Kelompok konrol di lakukan perawata MI secara umumnya.
Pada Kelompok intervensi dengan model perawatan kontinu dilakukan 4 tahapan,
yaitu:
1 Orientasi : merupakan model pengenalan awal untuk membangun BHSP, mengajak
untuk aktif, dan member motivasi untuk mengikuti perawatan kontinu.
2 Sentisasi : dilakukan bersamaan dengan orientasi dan berfokus agar klien mau
merubah pola hidup sehatnya. Dalam hal ini, semua kebutuhan edukasi juga menjadi
evaluasi dan pentingnya penjelasan mengenai MI dan komplikasinya. Kegiatan
didlakukan 45-60 menit. Orientasi dan sentisasi juga berkolaborasi dengan anggota
keluarga untuk memberi dukungan kepada pasien terkait perubahan pola hidupnya.
Dua fase ini dijalankan selama 3 minggu dari total keseluruhan intervensi (12
minggu).
3 Kontrol : Pada fase ini, pengamatan dan perawatan kontinu dimulai. Dilakukan pula
konsultasi individu maupun Kelompok (1 kelompok 10 orang) selama 9 bulan.
Halyang di konsultasikan terkait dengan permasalahan dan kendala lain yang di
naungi oleh klinik Shiraz Imam Reza. Konsultasi dilakukan secara langsung di klinik
maupun via telpon.
4 Evaluasi : merupakan fase akhir intervensi. Tujuannya adalah mengevaluasi proses
perawatan dan control prilaku pasien MI yang di laporkan pasien itu sendiri.
Disediakan juga paduan latihan relaksasi dalam bentuk CD dan buku yang
berhubungan dengan penyakit pada grup intervensi.

Komparasi : hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasien yang berada pada grup
intervensi menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pola hidupnya (125.6 15.4 Vs
180.1 19.9). Bagaimanapun, skor pola hidup pada grup intervensi secara signifikan lebih
baik dari pada Kelompok control (117.9 22.0 Vs 180.1 19.9; P<0.001) setelah 3 bulan.
Konklusi : Berdasarkan hasil dari penelitian dan fakta yang ada, semua pasien di dampingi
oleh perawat melalui telepon dapat menjadi model praktis dan sukses dalam mengubah
pola prilaku pada psien dengan MI. Model perawatan kontinu ini dapat diterapkan oleh
perawat dan bersifat efektif untuk mengurangi faktor resiko serta meningkatkan pola
hidup pada pasien MI. Pusat rehabilitasi pasienpun juga dapat mengaplikasikan hal ini
untuk mengetahui perkembangan pasien setelah MI. Untuk kedepannya, penelitian sama
dengan sample lebih besar dan masa follow up yang lebih lama sangat direkomendasikan
untuk menginvestigasi pengaruh yang berkelanjutan terhadap intervensi ini.

Anda mungkin juga menyukai