Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TEKNOLOGI JARINGAN SELULER 3G (UMTS/WCDMA)

3G: UMTS (Universal Mobile Telephone Standard). Sistem standar 3G yang


dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA (Wideband Code Division
Multiple Access), dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai
384Kbps.[1] Jaringan 3G dioptimalkan untuk komunikasi data memungkinkan layanan
mobile broadband dan berkembang lebih cepat dengan konektivitas yang lebih baik.[2]

Teknologi WCDMA adalah teknologi radio yang digunakan pada sistem


3G/UMTS. Pada jaringan 3G dibutuhkan kualitas suara yang lebih baik, kecepatan data
yang semakin tinggi (mencapai 2Mbps degan menggunakan release 99, dan mencapai
10Mbps dengan menggunakan HSDPA) oleh sebab itu bandwidth sebesar 5 MHz
dibutuhkan dalam sistem WCDMA. Kemungkinan setiap user untuk mendapatkan
bandwidth yang bervariasi sesuai permintaan layanan user adalah salah satu fitur
keunggulan jaringan UMTS. Teknik diversitas digunakan untuk meningkatkan kapasitas
downlink pengguna, dan karena hanya satu frekuensi yang digunakan, aktifitas
perencanaan frekwensi yang rumit seperti pada jaringan GSM tidak perlu dilakukan.

Arsitektur jaringan 3G terdiri dari bagian utama yaitu UE (User Equipment),


UTRAN (Universal Terrestrial Radio Access Network ) dan CN (Core Network). UTRAN
terdiri dari Node B dan Radio Network Controller (RNC). UTRAN berhubungan dengan
UE lain melalui Uu interface. Iub Interface menghubungkan antara RNC dan Node B.
Hubungan antar RNC disebut dengan Iur Interface. Bagian core network terdiri dari MSC
(Mobile Switching Center), VLR (Visitor Location Register), EIR (Equipment Identity
Register) dan OMC (Operations and Maintenance Center). UTRAN berhubungan
dengan core network melalui Iu Interface yang terdiri dari Interface Iu-CS yang
mendukung layanan circuit-switch dan Interface Iu-PS yang mendukung layanan packet-
switch. Komponen- komponen arsitektur jaringan 3G ditunjukan oleh Gambar 2.1.

4
Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan 3G

2.1.1 UE (User Equipment)


User Equipment merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat
memperoleh layanan komunikasi bergerak. UE dilengkapi dengan smart card yang
dikenal dengan nama USIM (UMTS Subscriber Identity Module) yang berisi nomor
identitas pelanggan dan juga algoritma security untuk keamanan seperti authentication
algorithm dan algoritma enkripsi. Selain terdapat USIM, UE juga dilengkapi dengan ME
(Mobile Equipment) yang berfungsi sebagai terminal radio yang digunakan untuk
komunikasi lewat radio.

2.1.2 UTRAN (Universal Terrestrial Radio Access Network)


Jaringan akses radio menyediakan koneksi antara terminal mobile dan Core
Network. Dalam UMTS, jaringan akses dinamakan UTRAN (Universal Terrestrial Radio
Access Network). UTRA mode UTRAN terdiri dari satu atau lebihdari RNS (Radio
Network Sub-System). Sebuah RNS merupakan suatu bagian jaringan dalam UTRAN dan
terdiri dari RNC (Radio Network Controller) dan satu atau lebih Node B. RNS
dihubungkan antar RNC melalui suatu Iur Interface dan Node B dihubungkan dengan
satu Iub Interface. Di dalam UTRAN terdapat beberapa elemen jaringan yang baru

5
dibandingkan dengan teknologi 2G yang ada saat ini, di antaranya adalah Node B dan
RNC

RNC (Radio Network Controller)


RNC bertanggung jawab mengontrol radio resources pada UTRAN yang
membawahi beberapa Node-B, menghubungkan CN (Core Network) dengan pengguna,
dan merupakan tempat berakhirnya protokol RRC (Radio Resource Control) yang
mendefinisikan pesan dan prosedur antara mobile user dengan UTRAN.

Node B
Node B sama dengan Base Station di dalam jaringan GSM. Node B merupakan
perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada UE. Fungsi
utama Node B adalah melakukan proses pada layer 1 antara lain: channel coding,
interleaving, spreading, de-spreading, modulasi, demodulasi dan lain-lain. Node B juga
melakukan beberapa operasi RRM (Radio Resouce Management), seperti handover dan
power control.

2.1.3 IRAT (Inter Radio Access Technology)


IRAT (Inter Radio Access Technology) merupakan hubungan antara dua atau lebih
dari RAT (Radio Access Technology) yang berbeda. Aktifitas IRAT didorong oleh
berbagai mekanisme seperti area cakupan RAT, prioritas RAT, preferensi layanan dan
load balancing. Hampir semua aktifitas IRAT melibatkan pengukuran kuat sinyal oleh
UE dari sisi source dan target RAT.

Gambar 2.2 Interface GSM dan WCDMA Interface yang Terlibat di prosedur Cell
Re-selection dan Handover
6
UE membandingkan satu atau beberapa hasil pengukuran terhadap nilai ambang
batas yang telah ditentukan untuk memutuskan apakah suatu event telah dipicu.
Tergantung pada event yang dipicu, beberapa tindakan diambil baik oleh RAN (Radio
Access Network) atau UE, yang mungkin menjadi pengukuran baru atau pengehentian
pengukuran yang sedang dilakukan atau eksekusi dari IRAT cell re-selection atau
prosedur handover.

Handover (HO) atau cell change (CC) diatur oleh jaringan berdasarkan laporan
pengukuran dari UE. Sedangkan cell re-selection diatur oleh UE, berdasarkan konfigurasi
parameter broadcast oleh jaringan. Adapun beberapa keadaan dan trasnsisi antar RAT
pada Gambar 2.3.

Cell re-selection berada pada kondisi idle pada RAT yang berbeda antar WCDMA
dan GSM dalam keadaan sebagai berikut:
WCDMA: Idle, URA_PCH dan CELL_FACH
GSM: Idle dan Packet transfer mode

Gambar 2.3 Kondisi UE dan Hubungan antara RAT

IRAT handover antar WCDMA dan GSM pada kondisi dedicated mencakup
pengguna dalam keadaan berikut:
WCDMA: CELL_DCH (CS and PS)
GSM: CS voice call users

7
2.2 IRAT CELL RE-SELECTION

Dalam kondisi idle, UE tidak memiliki koneksi ke jaringan radio atau juga koneksi
ke Radio Resource Control (RRC). Menjaga UE di kondisi idle meminimalkan
penggunaan sumber daya, baik untuk UE dan dalam jaringan. Namun, UE harus tetap
dapat mengakses sistem dan dicapai oleh sistem. Untuk ini, berikut prosedur yang perlu
dilakukan:

Pemilihan PLMN (Public Land Mobile Network)


Cell selection dan cell reselection
Memperbaharui Location Area (LA) and Routing Area (RA) updating
Paging
System information broadcast
Pemilihan PLMN melakukan registrasi pada Public Land Mobile Network
Network (PLMN) yang dipilih. Cell selection yaitu mencari sel yang cocok di PLMN
yang dipilih. Sedangkan cell re-selection memastikan bahwa UE berada pada cell yang
memberikan kemungkinan tertinggi untuk keberhasilan sistem.

Cell re-selection adalah proses perpindahan UE dari satu cell ke cell yang lain
pada saat kondisi idle atau UE sedang tidak melakukan panggilan. IRAT cell reselection
merupakan perpindahan antara satu cell ke cell yang berbeda RAT. Cell awal yang
ditinggalkan disebut source cell sedangkan cell tujuan disebut dengan target cell.

2.2.1 Cell Reselection Antara WCDMA


Pada cell re-selection UE akan mengurutkan cell WCDMA berdasarkan kriteria
berikut yang sering disebut sebagai S Criteria.
Squal > 0
dan
Srxlev > 0
Dimana :

Srxlev = CPICH_RSCP qRxLevmin Pcompensation (2.1)


Squal = CPICH_Ec/No qQualmin (2.2)
Pcompensation = max (maxTxpowerUl maximum UE power, 0) (2.3)

8
Cell-cell yang memenuhi S Criteria kemudian diurutkan menurut R Criteria
sebagai berikut

Rserving = CIPCH_Ec/No + qHyst (2.4)


Rneighbour = CPICH_Ec/No qOffset2sn (2.5)

Pada UE akan terjadi proses cell re-selection jika cell baru memenuhi kriteria cell
re-selection selama waktu interval treSelection. Parameter SintraSearch berfungsi untuk
meminimalkan ping-pong cell re-selection dengan memberikan batas nilai tertentu
dimana sebuah cell apabila CPICH Ec/No>SintraSearch maka tidak akan mengalami
proses cell re-selection. Dalam kondisi CPICH Ec/No<SintraSearch algoritma proses cell
re-selection akan kembali berjalan. SintraSearch juga berfungsi sebagai pemicu kapan
sebuah UE memulai suatu pengukuran neighbouring cells.

2.2.2 Cell Re-selection WCDMA ke GSM


UE melakukan cell re-selection di WCDMA ketika kondisi idle dan digunakan
untuk layanan packet-switched dalam kondisi dedicated. Dual mode UE melakukan cell
re-selection ke cell GSM ketika menjadi cell yang peringkatnya lebih tinggi dari source
cell WCDMA atau cell WCDMA lainnya. Cell WCDMA dan GSM diurutkan bersama-
sama sesuai dengan kekuatan sinyal.

Saat melakukan cell re-selection di WCDMA, UE baik mengukur cell GSM terus
menerus atau ketika kualitas source cell WCDMA turun di bawah ambang batas tertentu.
UE diperbolehkan untuk memilih cell WCDMA atau cell GSM yang baru ketika
menerima rata-rata kualitas dan kekuatan sinyal yang melebihi ambang batas minimum.
Ambang batas kualitas minimum Ec/No memastikan bahwa UE dapat menerima
informasi yang dikirimkan oleh target cell potensial. Batas minimum untuk kekuatan
sinyal memastikan bahwa jaringan dapat menerima informasi untuk cell re-selection
disampaikan oleh UE dalam target cell. Kriteria untuk melakukan cell re-selection ke cell
GSM juga memperhitungkan:

Daya pancar maksimum yang UE diperbolehkan untuk menggunakan ketika


mengakses sel
Daya output frekuensi radio maksimum (RF) bahwa UE dapat mengirimkan.

9
Cell re-selection yang sering terjadi dapat dihindari dengan mekanisme seperti
penalti dan offset sementara. Ketika UE secara aktif memberikan layanan data packet-
switched dalam cell WCDMA dan cell re-selection ke GSM cell, itu menetapkan koneksi
radio ke GSM Base Station Sub-system (BSS) dan kemudian memulai prosedur
pembaruan daerah routing yang selama prosedur ini, jaringan inti dapat mengambil
informasi dari UMTS pada UE, yang mencakup setiap paket data yang menunggu dalam
antrian downlink. Ketika selesai, sambungan ke UTRAN dilepaskan. Akhirnya, jaringan
inti menegaskan update wilayah routing Gambar 2.4 menunjukkan urutan pesan setelah
sel seleksi ulang dari WCDMA ke sel GSM dalam mode idle

Gambar 2.4 Proses Pensinyalan Cell Re-selection WCDMA ke GSM

UE akan mulai mengukur GSM neighbour dimana jika RSCP atau Ecno sudah
memenuhi kritetia ambang batas yang diberikan, jika qQualMin + sRatSearch dan
qRxLevMin + sHcsRat terlalu besar akan memulai pengukuran GSM terlalu awal.
Qqualmeas < qQualMin + sRatSearch . (dB)
atau
Qrxlevmeas < qRxLevMin + sHcsRat + Pcompensation (dBm)

Dimana:
10
Pcompensation = max (maxTxPowerUl - P, 0); (2.6)

Qqualmeas adalah nilai kualitas untuk sinyal yang diterima, dinyatakan dalam
CPICH Ec/No (dB) dan diukur oleh UE. Cell parameter qQualMin mengindikasikan
minumum nilai kualitas yang dibutuhkan di dalam cell. Parameter ini dikirimkan di SI
(System Informasi), dalam SIB3 (System Informations Block 3) untuk source cell dan di
SIB11 untuk target cell. Range: -24 to 0, Default=-18.
Pengambilan keputusan ketika pengukuran pada frekuensi GSM harus dilakukan
adalah dengan menggunakan parameter yang berkaitan dengan Squal menggunakan
paramete sRatSearch. sRatSearch berfungsi sebagai pemicu kapan sebuah UE melakukan
suatu pegukuran GSM neighbouring cells. Keputusan sRatSearch ini bergantung pada
Squal.
Squal>0
Dimana:
Squal = CPICH_Ec/No qQualmin .. (dB) (2.8)
Jika Squal > sRATSearch, UE tidak butuh melakukan pengukuran
pada cell GSM.Jika Squal <= sRATsearch, UE harus melakukan pengukuran pada
GSM Cell
Jika nilai negatife dikonfigurasi, UE mengartikan nilai negatif sebagai nilai 0

Gambar 2.5 Grafik Cell Re-selection WCDMA ke GSM

11
Qrxlevmeas adalah kuat sinyal yang diterima dan diukur oleh UE dinyatakan dalam
CPICH RSCP (dBm). Parameter ini dikirimkan dalam SIB3 (System Informations Blok
3) untuk source cell dan dalam SIB11 untuk target cell. Cell parameter qRxLevMin
mengindikasikan minimum kuat sinyal yang dibutuhkan dalam cell. Range: -119 to -25,
Default=-115.

Berikut adalah nilai-nilai yang harus diperhatikan dimana sebuah UE harus


melakukan pengukuran pada neighbor cells sebagai pemicu untuk dimulainya proses cell
re-selection.

Jika neighbour GSM didefinisikan dalam cell, parameter sRatSearch dan sHcsRat
memutuskan kapan UE mulai mengukur mereka. Parameter sRatSearch digunakan untuk
menghitung nilai ambang batas CPICH Ec /No yang berkaitan dengan qQualMin
sedangkan parameter sHcsRat menentukan nilai ambang batas CPICH RSCP yang sesuai
dan berkaitan dengan qRxLevMin. Nilai parameter yang direkomendasikan untuk
sRatSearch dan sHcsRat masing-masing adalah 4 dB dan 3dB. Dengan pengaturan ini
menetapkan UE di mode idle mulai mengukur neighbour GSM ketika salah satu diantara
kualitas sinyal atau kuat sinyal yang diukur dalam sel kurang dari atau sama dengan nilai
ambang batas.

Tabel 2.1 Parameter Cell Re-selection WCDMA ke GSM

12
Tabel 2.2 Parameter-parameter Umum Cell Re-selection WCDMA ke GSM
Pengaturan
Nama Parameter Range
Umum
qQualMin (UtranCell) -24..0 [Step 1dB] -20 dB

qRxLevMin (UtranCell) -115..-25 [dBm] -115 dBm


qHyst1 0..40 [dB] 4 dB
qOffset1sn (UtranRelation) -50..50 [dB] 0 dB

maxTxPowerUl (UtranCell) 24 dBm


treSelection 0..31 2 detik

2.2.3 Cell Re-selection GSM ke WCDMA

Untuk dapat melakukan intersystem cell re-selection dari 2G ke 3G, sebuah UE


mengukur daftar neighbour 3G yang didefinisikan. Proses cell re-selection dari GSM ke
UMTS dikontrol dengan parameter Qsaerch, FddQoffset dan FddQmin.

FDDQMIN adalah kualitas minimum dari URTAN cell untuk pemilihan ulang
cell. Parameter ini seharusnya digunakan untuk mengontrol pemilihan ulang cell, tetapi
menyediakan kualitas yang cukup dari kandidat Utrancell.

Tabel 2.3 Nilai Parameter FDDQMIN


FDDQMIN Threshold Value
0 -20 dB
1 -6 dB
2 -18 dB
3 -8 dB
4 -16 dB
5 -10 dB
6 -14 dB
7 -12 dB

FDDQOFF adalah parameter untuk mengontrol pengaturan inter system cell


reselection. Parameter ini mendefinisikan sebuah offset antara kualitas sinyal dari
UTRAN dan GSM cell. Nilai FDDQOFF yang rendah dapat digunakan untuk keluar dari
13
sistem GSM. Ini berarti UE akan memilih UTRAN cell yang memenuhi kriteria sebagai
target untuk melakuakn inter system cell reselection. Nilai FDDQOFF yang tinggi dapat
digunakan untuk membuta UE tetaap berada di GSM sistem.

Tabel 2.4 Nilai Parameter FDDQOFF


FDDQOFF Threshold Value
0 -Tak hingga, selalu memilih
UTRAN FFD Cell jika cocok
1 -28dB
2 -24 dB

15 +28 dB

Selama dalam keadaan mode idle di GSM, cell WCDMA akan diukur ketika RLA
dari source cell lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung pengaturan pada qsearch. Jika
pengukuran telah dilakukan, kriteria reselection dievaluasi dan UE melakukan cell
reslection ke cell WCDMA yang cocok. Jika kondisi berikut terpenuhi, MS akan
melakukan memilih UTRAN cell yang cocok:

CPICH Ec/No > FDDQMIN


dan
CPICH RSCP > RLA(s+n) + FDDQOFF
untuk periode waktu selama 5 detik. (s+n=source dan neighbouring GSM cell)
CPICH Ec/No adalah daya per chip yang diterima pada Common Pilot Channel
(CPICH) dibagi dengan daya noise total. Kuantitas ini mengukur kualitas dari
neoghbouring UTRAN cells. Untuk memenuhi kriteria diatas, nilai CPICH Ec/No harus
melebihi nilai ambang batas FDDQMIN yang di atur di BSC.
CPICH RSCP adalah pengukuran kuat sinyal dari UTRAN cell. Untuk memenuhi
persamaan 2.10, nilai CPICH RSCP harus lebih dari RLA (kuat sinyal yang diukur) baik
untuk serving cell dan 6 GSM cell non-serving dengan offset didefinisikan oleh parameter
FDDQOFF. Jika lebih dari satu UTRAN cell memenuhi kriteria ini, UE memilih cell
dengan nilai CPICH RSCP paling tinggi.

14
Gambar 2.6 Grafik Cell Re-selection GSM ke WCDMA

RLA (Received Level Average) adalah rata-rata dari kuat sinyal yang diterima
diukur dalam dBm untuk semua frekuensi GSM yang termonitor dalam List BA. Perata-
ratan ini berdasarkan dari pengukuran 5 contoh terkahir RF carrier lebih dari 3 sampai 5
detik.

2.3 HANDOVER

Handover adalah suatu peristiwa perpindahan kanal dari MS atau UE tanpa


terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa melalui campur tangan dari pemakai pada
kondisi dedicated. Peristiwa handover terjadi karena pergerakan MS atau UE keluar dari
cakupan cell baru. [3]

Pada sistem WCDMA menyediakan kemampuan untuk handover baik untuk CS


(Circuit/Voice) service maupun PS (Packet/Data) Service, dan juga service yang
ditangani oleh sistem GSM ke sistem WCDMA dan sebaliknya dari WCDMA ke sistem
GSM.

2.3.1 Soft Handover

Merupakan handover yang terjadi antar cell dengan frekuansi carrier yang sama,
dimana UE memulai komunikasi dan membentuk hubungan dengan Node B yang baru
terlebih dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan Node B asal. Hubungan akan

15
diputuskan jika proses penyambungan dengan Node B yang baru telah terkoneksi untuk
menghindari drop call.

Gambar 2.7 Ilustrasi Soft Handover

2.3.2 Softer Handover

Handover yang terjadi antarsektor dalam satu cell dengan frekwensi pembawa dan
Node B yang sama disebut dengan softer handover.

Gambar 2.8 Ilustrasi Softer Handover

Soft dan softer handover terjadi ketika UE berada pada daerah overlapping dari
dua adjacent cells. Pelanggan terhubung secara simultan pada bagian jaringan UTRAN
yang menggunakan kanal-kanal interface radio yang berbeda secara bersamaan.
16
Soft handover memiliki beberapa keunggulan yaitu mengeleminasi efek ping-
pong, pengalihan trafik yang lebih halus, tanpa penghentian sementara selama handover
dan dapat mengurangi probabilitas blocking dan dropping panggilan. Akan tetapi juga
memiliki kekurangan dalam hal kerumitan, konsumsi daya ekstra juga peningkatan
interferensi dikarenakan dengan adanya softhandover sebuah UE pada saat yang sama
dapt menggunakan resources power lebih dari satu node B dan berbagi resource dengan
UE lainnya.

2.3.3 IRAT Handover

Pada WCDMA hard handover terjadi pada sistem dual mode dimana sistem
WCDMA dioperasikan bersama-sama dengan sistem radio akses lainnya seperti GSM
atau sesama sistem FDD WCDMA tetapi dengan frequency carrier yang berbeda. Pada
kasus lain, hard handover disebut dengan inter-mode handover, yaitu perubahan antara
mode FDD dan TDD WCDMA. Tipe handover ini kadang-kadang jug diklasifikasikan
sebagai inter-sistem handover dengan metode pengukuran mirip pada handover WCDMA
ke GSM.

Pada IRAT handover atau handover dari sistem 3G ke sistem 2G beberapa kriteria
yang dapat menjadi trigger yaitu RSCP, Ecno, UE TX Power dan GSM Coverage yang
bagus.

Gambar 2.9 Proses IRAT Handover


17
2.3.4 Handover WCDMA ke GSM

Pada handover WCDMA ke GSM terdapat beberapa pengaturan untuk memicu


terjadinya handover tersebut. Ketika UE memiliki layanan circuit-switched dan kekuatan
sinyal turun di bawah ambang batas tertentu, jaringan WCDMA memerintahkan UE
untuk melakukan pengukuran GSM. Biasanya, UE diinstruksikan untuk mengirim
laporan pengukuran ketika kualitas sel GSM tetangga melebihi ambang batas yang
diberikan dan kualitas dari WCDMA tidak memuaskan.

Ketika UTRAN menerima pesan laporan pengukuran, ia memulai serah terima,


mengingat bahwa semua kriteria untuk serah terima telah terpenuhi-misalnya, disediakan
UE tidak terlibat dalam pelayanan yang membutuhkan WCDMA. UTRAN kemudian
meminta BSS target untuk cadangan sumber daya. Target BSS mempersiapkan pesan
perintah serah terima, yang mencakup rincian dari sumber daya yang dialokasikan. Pesan
GSM ini, yang dikirim ke UE melalui antarmuka radio WCDMA, ditransfer dalam wadah
yang transparan diteruskan oleh node jaringan yang berbeda.

Gambar 2.10 Proses Pensinyalan Handover WCDMA ke GSM.

Ketika UE menerima perintah serah terima, bergerak ke sel GSM target dan
menetapkan koneksi radio sesuai dengan parameter termasuk dalam pesan perintah serah
18
terima. UE menunjukkan berhasil menyelesaikan serah terima dengan mengirimkan serah
terima pesan lengkap dengan BSS, setelah jaringan GSM memulai pelepasan koneksi
radio WCDMA.

2.3.4.1 Event 2d Compressed Mode

Ketika panggilan sedang dilakukan, UE mendeteksi bahwa dia akan keluar dari
frekuensi WCDMA yang melayaninya sekarang ketika event 2d or. Event 2d terpicu
ketika salah satu kondisi berikut terpenuhi:

RSCP dari cell yang frekuesi saat ini berkurang di bawah treshold. Kondisi ini
harus bertahan untuk durasi timeToTrigger2dRscp.
Ec/No dari cell yang frekuesi saat ini berkurang di bawah treshold. Kondisi ini
harus bertahan untuk durasi ToTrigger2dEcno.

Event 6d dipicu ketika UE Daya pancar telah mencapai nilai maksimum yang
diizinkan untuk durasi waktu yang timeToTrigger6d.

2.3.4.2 Event 3a Trigger IRAT Handover

Dalam pengukuran GSM, UE mengukur baik kuat sinyal dari tetangga sel GSM
serta RSCP dan Ec / No sel Set Active WCDMA. Event 3a dipicu ketika UE mendeteksi
secara bersamaan kehadiran sel GSM yang cukup kuat dan semakin berkurangnya
kualitas WCDMA. Kehadiran sel GSM cukup kuat terdeteksi ketika:

Kuat sinyal yang diterima dari BCCH pembawa GSM cell diatas ambang
batas Gsm. Kondisi ini harus bertahan untuk durasi timeToTrigger3a.

Degradasi lebih lanjut dari kualitas WCDMA terdeteksi ketika salah satu dari
kondisi berikut terpenuhi:

Ec/No yang diterima di bawah ambang batas EcNo, jika event 2d dipicu oleh
Ec/No yang jelek. Kondisi ini harus bertahan untuk durasi timeToTrigger3a.
RSCP yang diterima di bawah ambang batasRSCP, jika event 2d dipicu oleh
Ec/No yang jelek RSCP. Kondisi ini harus bertahan untuk durasi
timeToTrigger3a

19
2.4 DRIVETEST

Drive test adalah pengukuran sinyal baik itu kualitas sinyal, level sinyal dan hal-hal
yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang berada di suatu jaringan
(dalam hal ini jaringan 3G ).[3] Sebelum melakukan pengaturan, terlebih dahulu teknisi
harus melakukan drive test agar dapat mengetahui gambaran bagaimana kondisi actual
yang dialami pesawat telepon pengguna. Adapun manfaat dari drive test adalah:

1. Untuk melihat level dan kualitas sinyal yang didapat pengguna baik dalam
keadaan idle maupun dedicated
2. Untuk melihat apakah terjadi interferensi
3. Untuk membandingkan kualitas sinyal operator satu dengan operator lain

Selain itu juga, drive test dilakukan untuk melihat apakah terjadi call drop,
handover, call succes dan mengetahui BTS mana yang meng-cover daerah itu.

Metode metode yang dilakukan di dalam drive test yaitu :

1. Metode Idle
Metode idle yaitu metode pengukuran sinyal dimana mobile station tidak
dikoneksikan kemana-mana hanya diaktifkan saja. Metode ini biasanya digunakan
untuk mengukur level sinyal pada saat mobile station idle mode dan kualitas kanal
BCCH yang digunakan.
2. Metode Dedicated
Metode dedicated yaitu mengukur sinyal dengan cara mobile station
berkoneksi dengan nomor telepon yang dituju (operator atau PLMN) tanpa henti
sampai pengukuran selesai. Metode ini biasanya digunakan untuk mengukur
kualitas sinyal ketika mobile station sedang tersambung atau pelanggan sedang
berbicara, kejernihan suara dan interferensi

RSCP atau Received Signal Code Power dapat digunakan untuk menganalisa
coverage. RSCP mempunyai satuan dBm dan mempunyai range tertentu. Range tersebut
merupakan standar operator seluler XL dengan perangkat Ericsson.

20
Tabel 2.5 Standar Range RSCP PT. XL Axiata
Simbol RSCP
-75 dBm <= RSCP < 0 dBm
-85 dBm <= RSCP < -75 dBm
-92 dBm <= RSCP < -85 dBm
-102 dBm <= RSCP < -92dBm
-120 dBm <= RSCP < -102dBm

EcNo atau Signal to- noise ratio digunakan untuk menganalisis quality. Nilainya
0-(-34) . Semakin besar nilai Ec/No semakin buruk kualitas sinyal yang pada daerah
tersebut.

Tabel 2.6 Standar Range Ec/No PT. XL Axiata


Simbol Ec/No
-6 <= Ec/No < 0
-9 <= Ec/No < -6
-14 <= Ec/No < -9
-15 <= Ec/No < -14
-34 <= Ec/No < -15

2.5 KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)

Key Performance Indicator (KPI) adalah suatu data statistik dari performansi suatu
jaringan selular. KPI tersebut merupakan pencerminan dari keadaan jaringan yang terjadi
di lapangan yang dirasakan oleh pelanggan. Menurut rekomendasi dari ITU (International
Telecommunication Union) terdapat 3 kategori pengklasifikasian Key Performnace
Indicator (KPI) untuk evaluasi sebuah jaringan yaitu :

1. Accessibility
Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh servis sesuai dengan
layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Contoh pada jaringan 3G yang
termasuk dalam kategori Accessibility adalah RRC Establishment Fail Rate, CSSR
(Call Setup Success Rate) CS Voice, CCSR CS Video, CCSR PS dan HSDPA
Accessibility Success Rate.

21
2. Retainability
Retainability adalah kemampuan user dan sistem jaringan untuk mempertahankan
layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai batas waktu layanan
tersebut dihentikan oleh user. Contoh pada jaringan 3G yang termasuk dalam kategori
Retainability adalah CCSR (Call Completion Success Rate) CS Voice, CCSR CS
Video, CCSR PS dan HSDPA Retainability Success Rate.
3. Integrity
Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user.
Kemampuan mobilitas mobile phone untuk melakukan handover termasuk dalam
rangka menjaga integritas jaringan agar layanan tidak terputus sehingga handover
dimasukkan ke dalam kategori Integrity

2.5.1 Throughput

Throughput adalah kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps.
Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati selama
interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Di dalam jaringan
telekomunikasi throughput adalah jumlah data persatuan waktu yang dikirim untuk suatu
terminal tertentu di dalam sebuah jaringan, dari suatu titik jaringan atau suatu titik ke titik
jaringan yang lain. Sistem throughput atau jumlah throughput adalah jumlah rata-rata data
yang dikirimkan untuk semua terminal pada sebuah jaringan. Untuk formula perhitungan
throughput per cell dapat menggunakan rumus sebagai berikut:


Throughput cell = (2.9)
SF

Dan rumus untuk menghitung rata-rata throughput setiap user adalah :


Throughput = (2.10)

Berikut adalah rumus pembanding throughput dengan bandwith:


Waktu download terbaik = (2.11)


Waktu download tipikal = (2.12)

22
Faktor-faktor yang menentukanthroughput adalah piranti jaringan, tipe data yang
ditransfer, topologi jaringan, banyaknya pengguna jarigan, dan beberapa faktor lainnya.

23

Anda mungkin juga menyukai