SKENARIO 2
TEKNIK SAMPLING
BLOK 9EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIKA
KELOMPOK TUTORIAL 12
Dosen pembimbing : drg. Agustin Wulan Suci D.,M.DSc
NAMA ANGGOTA :
1. Faridah Risnawati (161610101091)
2. Saraswita Gabrillah Saetikho (161610101092)
3. Favinas Octa Nuri Tsalats (161610101093)
4. Nur Fitriyana (161610101094)
5. Syifa Qurratu'ain (161610101096)
6. Yenny Afiv (161610101097)
7. Salsabila Reza (161610101098)
8. Nadiah Pujiati (161610101099)
Drg. Liana adalah dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Majujaya. Wilayah
kerja Puskesmas Majujaya terdiri dari dataran tinggi dan tebing-tebing yang
curam, bahkan ada beberapa daerah yang sulit ditempuh dengan kendaraan
mobil / sepeda dan hanya bisa dengan berjalan kaki. Sebagian besar masyarakat
disana terisolasi dengan lingkungan luar, mereka hanya bisa memanfaatkan
sarana hiburan pada hari minggu di alun-alun kota yaitu musik, ketoprak ludruk
dan lain-lain, sehingga setiap hari minggu alun-alun sangat ramai dikunjungi
baik dari masyarakat kota maupun pelosok desa. Kebiasaan merokok dan
minum kopi pada laki-laki adalah merupakan kebiasaan yang sangat mendarah
daging, bahkan sering diteukan stain pada laki-laki remaja yang berkunjung ke
poli gigi puskesmas. Drg liana akan melakukan survei tentang kesehatan gigi
dan mulut di wilayah kerjanya, beliau ingin melihat hubungan kebiasaan
merokok dan minum kopi terhadap stain gigi remaja di wilayah tersebut. Drg
liana akan melakukan sampling pada hari minggu di alun-alun dengan cara
memberikan kuesioner dan pemeriksaan gigi pada orang yang ditemui.
Masyarakat di alun-alun dianggap sudah bisa mewakili masyarakat wilayah
kerja Puskesmas Majujaya. Diskusikan teknik sampling pada kasus diatas!
STEP 1
1. Sampling : Teknik yang digunakan untuk mencari sample untuk penelitian.
2. Stain : Perubahan warna pada gigi, misal warna gigi berubah menjadi coklat.
3. Terisolasi : Sekelompok mahluk hidup yang ada di lingkungannya saja.
4. Mendarah daging: Sudah menjadi kebiasaan.
5. Kuisioner : Teknik pengambilan informasi dimana menilai dari sikap-sikap
responden. Kuesioner dibuat sesuai tujuan peneliti misalnya pertanyaan kepada
responden.
6. Survei : Pengamatan yang dilakukan pleh peneliti, proses pengambilan data
yang hasil datanya berupa data primer. Survei merupakan bagian dari penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
STEP 2
1. Mengapa digunakan teknik sampling?
2. Klasifikasi dari teknik sampling?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi teknik sampling?
4. Teknik sampling apa yang tepat untuk skenario ini?
STEP 3
1. a. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya
b. Dapat diperoleh informasi yang lebih banyak dan mendalam
c. Lebih akurat dan lebih terfokus
d. Untuk mempermudah peneliti sendiri
e. Sample dianggap mewakili suatu populasi
2. a. Random Sampling
Berdasarkan peluang, setiap orang memiliki peluang yang sama untuk diambil
menjadi sample.
Teknik Random Sampling dibagi menjadi:
i. Simple Random Sampling
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Bisa
digunakan pengundian atau dengan spss.
ii. Stratified Random Sampling
Proporsional Stratified Random Sampling : Mempertimbangkan jumlah
Disporposional Stratified Random Sampling : Tidak mempertimbangkan
jumlah
iii. Cluster Sampling
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sample.
iv. Systematic Random Sampling
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke-K dari titik awal yang dipilih
secara random, dimana:
K = N (Jumlah anggota populasi) : n (jumlah anggota sam pel)
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit,
diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
v. Multi Stage Sampling
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua
maupun lebih.
Misalnya: Provinsi-Kabupaten-Kecamatan-Desa-Lingkungan-KK.
STEP 4
TEKNIK SAMPLING
STEP 5
1. Definisi dan tujuan teknik sampling
2. Jenis teknik sampling random
3. Jenis teknik sampling non random
4. Jenis teknik sampling pada skenario
STEP 7
1. Definisi dan tujuan teknik sampling
Definisi Sampling
Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang
berukuran N (Lohr, 1999).
Dalam melakukan sampling, terdapat teori dasar yang disebut teori sampling. Teori
sampling mencoba mengembangkan metode/rancangan pemilihan sampel, sehingga dengan
biaya sekecil mungkin dapat menghasilkan pendugaan parameter yang mendekati parameter
populasinya. Teori sampling bertujuan untuk membuat sampling menjadi lebih efisien.
Pengertian efisien dalam teori dasar sampling adalah rancangan sampling yang
menghasilkan dugaan yang paling mendekati parameter populasi, membutuhkan biaya
pengumpulan data yang sekecil-kecilnya (Cochran, 1991).
Rancangan sampling yang efisien adalah rancangan sampling yang dapat menghemat
waktu, tenaga dan biaya tanpa mengurangi keakuratan data, dan informasi yang diperoleh
benarbenar menggambarkan karakteristik populasi dengan baik.
Eriyanto (2007) mengemukakan bahwa pemakaian sampel akan berguna jika dapat
digunakan sebagai alat pendugaan (inferensia). Nilai populasi disebut sebagai parameter,
sementara nilai sampel disebut statistik.
Definisi Teknik Sampling
Teknik sampling (teknik penarikan sampel) merupakan upaya penelitian untuk
mendapatkan sampel yang representatif atau mewakili, yang dapat menggambarkan
populasinya.
Definisi Sampel.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri
secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut
"statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku.
Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti.
Tujuan Pengambilan Sampel
Agar sampel yang diambil dari populasinya "representatif" (mewakili), sehingga dapat
diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya.
2. Jenis teknik sampling random
Teknik Sampling
a. Cluster Random Sampling
Teknik digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu Negara, propinsi, kabupaten. Dalam
cluster, populasi target pertama dibagi kedalam sub kelompok atau cluster yang ekslusif.
Kemudian sampel acak dari cluster tersebut dipilih berdasarkan teknik probability sampling,
misalnya dengan menggunakan random sampling.
Teknik ini digunakan bila kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka
sampel (daftar nama seluruh populasi), namun kita memiliki data yang lengkap tentang
kelompok. (Amiyati, 2016)
Setiap anggota populasi penelitian dibagi menjadi kelompok atau cluster, kemudian
cluster dipilih secara acak dan semua anggota cluster yang terpilih akan dijadikan sampel
(Henry, 1990). Teknik sampling ini digunakan ketika elemen-elemen populasi tersebar di
wilayah geografis yang luas (Alvi, 2016).
Cluster sampling sangat mirip dengan stratified sampling yaitu populasi dibagi
menjadi kelompok khas dan tidak tumpang tindih sebelum dilakukan pengambilan sampel.
Kelompok-kelompok ini disebut sebagai cluster bukan strata karena mereka adalah
pengelompokan yang terjadi secara alami seperti sekolah, rumah tangga, atau unit geografis.
Dimana stratified sampling melibatkan pemilihan beberapa elemen dari setiap strata,
sedangkan cluster sampling melibatkan pemilihan beberapa cluster dan data dikumpulkan
dari semua anggota cluster(Henry, 1990).
Keuntungan(Alvi, 2016):
o Dalam kasus dimana populasi tersebar di wilayah geografis yang luas, sampling
cluster digunakan untuk mengurangi biaya dibandingkan dengan random sampling
acak sederhana atau sistematik.
o Menghabiskanlebih sedikit waktu dan usaha dibandingkan dengan random
sampling acak sederhana atau sistematik.
o Daftar elemen-elemen populasi tidak diperlukan.
o Selain itu, alih-alih pergi ke tempat yang luas untuk memilih elemen secara acak,
Anda mendapatkan sekelompok elemen di satu wilayah geografis.
Kekurangan(Alvi, 2016):
o Kadang-kadang bisa menyebabkan bias sampling dan kesalahan
sistematis.Misalnya, dalam pemilihan pasar hanya pasar besar yang mungkin
dipilih, meski secara acak. Jadi seleksi ini cenderung mempengaruhi hasilnya.
Hasilnya mungkin berbeda jika ada pasar kecil yang di seleksi juga.
o Jika cluster tidak homogen di antara mereka, sampel terakhir mungkin tidak
mewakili populasi
Contoh 1.1
Sebuah tim peneliti berusaha mewawancarai sekitar 200 orang penderita AIDS yang tinggal
di suatu wilayah. Tidak ada daftar orang yang mengidap AIDS di wilayah ini. Daftar seperti
itu akan sangat mahal untuk dicoba dan juga proses mendapatkannya mungkin akan
menimbulkan masalah etika dan kerahasiaan. Wilayah ini dilayani oleh 25 klinik kesehatan,
tersebar di wilayah yang luas denganjalan-jalan yang buruk. Para peneliti tahu bahwa
kebanyakan klinik melayani sekitar 50 pasien AIDS. Oleh karena itu, mereka secara acak
mengambil sampel 4 dari 25 klinik dan mempelajari semua pasien AIDS di klinik tersebut,
menghasilkan sampel sekitar 200 pasien (Morra-Imas, 2009).
Teknik digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional (sampel tidak sebanding dengan jumlah populasi). Contoh:
Peneliti akan menarik 20 siswa dari suatu populasi di sekolah Z dengan karakteristik:
Prestasi rendah : 15 siswa
Prestasi sedang : 30 siswa
Prestasi tinggi : 72 siswa
Prestasi sangat tinggi : 3 siswa
Total populasi : 120 siswa
Jika kita menggunakan cara proporsional akan diperoleh sampel sebgai berikut:
Sampel prestasi rendah: (15/120) x 20 = 2,5 dibulatkan menjadi 3
Sampel prestasi sedang: (30/120) x 20 = 5
Sampel prestasi tinggi : (72/120) x 20 = 12
Sampel prestasi sangat tinggi : (3/120) x 20 = 0,33 dibulatkan menjadi 0
Dengan cara proporsional kita tidak akan memperoleh sampel dari prestasi sangat
tinggi sehingga kita dapat menggunakan cara nonproporsional agar semua kelompok dapat
terwakili, dengan mengubah komposisi sebagai berikut:
Prestasi rendah : 3 siswa
Prestasi sedang : 5 siswa
Prestasi tinggi : 11 siswa
Prestasi sangat tinggi : 1 siswa
Setelah ditentukan jumlah sampel dari setiap strata tentukan anggota sampel tersebut
berdasarkan acak sederhana (undian/table angka acak) atau sistematis.
Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya
Medan ( 4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda
(heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman
Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk
Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang
ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan
besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari
masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Jenis teknik sampling yang susuai dengan skenario ini yaitu teknik sampling aksidental.
Teknik ini tergolong dalam non-random sampling. Pada skenario dikatakan bahwa drg. Liana
sebagai peneliti, ingin mengetahui hubungan kebiasaan merokok dan minum kopi terhadap
stain gigi remaja dengan pengambilan sampel orang yang ditemui saja. Hal ini sesuai dengan
teknik sampling aksidental, karena teknik sampling aksidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2005).
Selain itu, drg. Liana juga memberikan kuisioner dengan tema pengaruh rokok terhadap
stain gigi, dimana kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang sudah mendarah daging, dengan
kata lain setiap orang yang ditemui pasti sudah mengetahui hal yang sudah umum ini. Teknik
ini digunakan, antara lain jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden karena hal
tertentu atau kerena topik yang diriset adalah persoalan umum dimana semua orang
mengetahuinya (Sugiyono, 2005).
Menurut Margono (2004: 127) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel
tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang
ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan
mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti
mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah
yang diharapkan terpenuhi (Margono, 2004). Selain itu, teknik sampling aksidental ini juga
didasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan mendapatkannya (sampel terpilih
karena ada pada tempat dan waktu yang tepat) (Nur, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Morra-Imas, Linda G, dan Ray C. Rist. 2009. The Road to Results: Designing and
Conducting Effective Development Evaluations. Washington: The World Bank
Nur Aisyah Jamil. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Indonesia. Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
Nurdiani, Nina. 2014. Teknik Sampling Snowball dalam Penelitian Lapangan. ComTech.
5(2): 1110-1118.
Nurhayati. Studi Perbandingan Metode Sampling antara Simple Random dengan Stratified
Random. Jurnal Basis Data, ICT Research Center UNASVol.3 No.1 Mei 2008 ISSN
1978-9483
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Amiyani, Rofi. 2016. Teknik Sampling. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.