PENDAHULUAN
dengan E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam padatan baik
dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron-bebas.
Gambar 1 Skema representasi dari kisi gelombang dalam kristal dari getaran atomic
Ini dapat dianggap sebagai gelombang elastis atau gelombang suara sederhana,
yang memiliki panjang gelombang pendek dan frekuensi sangat tinggi, yang merambat
melalui kristal dengan kecepatan suara. Energi getaran panas pada bahan terdiri dari
rangkaian gelombang elastis, yang memiliki jangkauan distribusi dan frekuensi tertentu.
Fonon dalam fisika adalah kuantum moda vibrasi pada kisi kristal tegar, seperti
kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat dibentuk dari larutan, uap, lelehan atau
gabungan dari ketiganya. Pembentukan kristal sangat dipengaruhi oleh laju nukleasi dan
pertumbuhan. Bila pertumbuhan lambat, kristal yang terbentuk akan cukup besar,
disertai dengan penataan atomatom atau molekul-molekul secara teratur dengan
berulang sehingga energi potensialnya minimum.
Hamburan termal elektron bebas selama konduksi elektronik adalah dengan
gelombang getaran itu sendiri, dan gelombang elastis juga berperan dalam perpindahan
energi selama proses konduksi termal.
Gambar 2 Grafik Hubungan Temperatur dengan Kapasitas Panas Pada Volume Konstan
dimana D adalah Temperatur Deybe
o
Nilai Cv adalah nol pada 0 K, tetapi meningkat pesat dengan kenaikan
temperature, hal ini sesuai untuk meningkatkan kemampuan dari gelombang kisi untuk
meningkatkan energi rata-ratanya dengan menaikan temperatur. Pada temperatur rendah
rendah hubungan antara Cv dan temperatur absolut T adalah
Cv = AT3
di mana A adalah konstanta suhu-independen. Diatas temperature yang disebut Debye
Temperatur D, tingkat Cv menjadi tidak tergantung pada temperatur dengan nilai kira
kira 3R, dimana R adalah konstanta gas. Jadi meskipun total energi pada bahan
meningkat seiring dengan kenaikan temperatur, jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menghasilkan perubahan temperatur satu derajat adalah konstan. Harga D pada
temperatur di bawah temperatur kamar pada kebanyakan bahan padat yaitu 25 J/ mol-K.
Koefisien muai volume, v, adalah tiga kali koefisien muai panjang, L.
Pengukuran L dilakukan pada tekanan konstan dengan hubungan
Berikut ini adalah analisis koefisien muai panjang dengan menggunakan model Debye,
yang melibatkan kapasitas panas molar cv, kompresibilitas , dan volume molar V.
dimana q menunjukkan fluks panas, atau aliran panas, per satuan waktu per satuan luas
(area yang diambil sebagai yang tegak lurus terhadap arah aliran), k adalah
konduktivitas termal, dan dT/dx adalah gradien temperatur melalui media konduksi.
Satuan q dan k adalah W/m2(Btu/ft2-h) dan W/m-K (Btu/ft-h), masing-masing.
persamaan diatas hanya berlaku untuk kondisi aliran panas steady-state, yaitu situasi
dimana fluks panas tidak mengalami perubahan terhadap waktu. Juga, tanda minus
dalam persamaan menunjukkan bahwa arah aliran panas dari panas ke dingin, atau
menuruni gradien temperatur.
Persamaan diatas memiliki kesamaan bentuk dengan hukum pertama Fick pada
keadaan difusi Steady-State. Pada persamaan ini, k analog dengan koefisien difusi D,
dan gradien suhu sejajar dengan gradien konsentrasi, dC/dx.
2.3.1 Mekanisme Perpindahan Panas Secara Konduksi
Panas dipindahakan dalam bahan padat oleh kedua gelombang getaran kisi (fonon)
dan elektron bebas. Sebuah konduktivitas termal dihubungkan dengan masing-masing
mekanisme ini, dan konduktivitas total adalah jumlah dari dua kontribusi, atau
k = kl + ke
di mana kl dan ke mewakili getaran kisi dan konduktivitas termal elektron. Energi termal
yang berhubungan dengan fonon atau gelombang kisi dipindahkan dalam arah gerakan
mereka. Harga ki dihasil dari perpindahan fonon dari daerah temperature tinggi ke
temperature rendah dimana terdapat perubahan gradient temperature.
Elektron bebas atau elektron konduksi terlibat dalam konduksi termal elektronik.
Elektron bebas di daerah panas mengalami kenaikan energy kinetic yang disebabkan
kenaikan temperatur. Kemudian elektron bebas itu ditransfer ke daerah dingin di mana
sebagian energi kinetik ini ditransfer untuk atom itu sendiri (sebagai energi getaran)
sebagai konsekuensi dari tabrakan dengan fonon atau ketidaksempurnaan lainnya dalam
kristal. Kontribusi relative pada ke untuk konduktivitas termal meningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi elektron bebas, karena lebih banyak elektron yang tersedia
untuk ikut serta dalam proses pemindahan panas ini.
2.3.2 Logam
Dalam logam dengan kemurnian tinggi, mekanisme perpindahan panas pada
elektron jauh lebih efisien dari kontribusi fonon karena elektron tidak mudah tersebar
sebagai fonon dan memiliki kecepatan yang lebih tinggi. Selanjutnya, logam adalah
konduktor panas yang sangat baik , karena terdapat banyak elektron bebas yang
berpartisipasi dalam proses konduksi termal. Konduktivitas termal beberapa logam
secara umum diberikan dalam tabel x; nilai-nilai umumnya berkisar antara sekitar 20
dan 400 W/m-K.
Karena elektron bebas bertanggung jawab untuk kedua konduksi listrik dan termal
dalam logam murni, perawatan teoritis menunjukkan bahwa dua konduktivitas harus
berhubungan menurut hukum Wiedemann-Franz:
di mana adalah konduktivitas listrik, T adalah temperatur absolut, dan L adalah
konstanta. Nilai teoritis L (2.44 x 10-8 -W/K2), harus tidak bergantung pada suhu dan
sama untuk semua logam jika energi panas yang dipindahkan seluruhnya oleh elektron
bebas. Didalam tabel x terdapat beberapa nilai L logam yang mana harga L
experimental tidak jauh berbeda dengan harga L teoritis.
Paduan logam yang terdapat pengotor akan mengurangi konduktivitas termal,
dengan alasan yang sama juga konduktivitas listrik akan berkurang. Pengotor yang
biasanya terdapat pada logam yaitu, atom pengotor, terutama dalam larutan padat,
bertindak sebagai pusat hamburan, menurunkan efisiensi gerak elektron. Berikut adalah
gambar grafik konduktivitas termal versus komposisi paduan tembaga-seng yang
menampilkan efek ini.
2.3.3 Keramik
Bahan bukan logam adalah isolator termal karena kerzmik tidak memiliki jumlah
elektron bebas yang banyak. Jadi fonon bertanggung jawab utama pada saat konduksi
termal: ke jauh lebih kecil dari kl .Sekali lagi, fonon tidak seefektif elektron bebas
dalam perpindahan energi panas sebagai akibat dari phonon yang berhamburan oleh
ketidaksempurnaan kisi. Nilai konduktivitas termal beberapa bahan keramik terdapat
pada tabel x; konduktivitas termal suhu rung berkisar antara sekitar 2 dan 50 W/m-K.
Kaca dan keramik amorf lainnya memiliki konduktivitas yang lebih rendah dari keramik
kristal, karena hamburan phonon jauh lebih efektif ketika struktur atom sangat tidak
teratur .
Hamburan getaran kisi menjadi lebih nyata dengan meningkatnya temperatur;
karenanya, konduktivitas termal pada kebanyakan bahan keramik biasanya berkurang
dengan meningkatnya temperatur, setidaknya pada temperatur yang relatif rendah.
2.3.5 Polimer
Seperti yang terdapat dalam Tabel x, harga konduktivitas termal untuk sebagian
polimer berkisaran pada angka 0,3 W/m-K. Pada bahan ini, perpindahan energi
dilakukan dengan getaran dan rotasi pada rantai molekul. Besarnya konduktivitas termal
tergantung pada derajat kristalinitas; polimer dengan kristalinitas dan susunan struktur
yang tinggi akan memiliki harga konduktivitas lebih besar daripada bahan amorf yang
lainnya. Hal ini disebabkan oleh koordinasi getaran yang lebih efektif pada rantai
molekul saat keadaan kristalinistas.
Polimer sering dimanfaatkan sebagai isolator termal karena polimer memiliki
harga konduktifitas termal yang rendah. Sebagaimana dengan keramik, sifat insulative
mereka dapat ditingkatkan dengan pemberian pori-pori kecil, yang biasanya terdapat
pada proses pembuihan selama proses polimerisasi. Foamed polystyrene (styrofoam)
umumnya digunakan cangkir dan lemari isolasi.
Keterangan :
L adalah pemuaian panjang/perubahan panjang (m)
Lo adalah panjang mula-mula (m)
Lt adalah panjang akhir (m)
To adalah suhu mula-mula (0C)
Tt adalah suhu akhir (0C)
adalah koefisien muai panjang zat (1/0C)
Konstanta yang menjelaskan sifat ekspansi termal dari bahan tertentu dapat
disebut dengan koefisien ekspansi linear(coeefisien of linear expansion).Satuan
adalah K-1 atau (C0)-1.
2. Ekspansi volume
Jika semua dimensi suatu benda padat berekspansi ketika mengalami kenaikan
suhu, maka volum benda padat itu juga berekspansi mengalami pertambahan
panjang dalam tiga arah, yaitu arah memanjang, arah melebar, dan arah meninggi.
Pertambahan tersebut dianamakan Ekspansi volume. Dengan rumus
Keterangan :
V adalah pemuaian volum/perubahan volum (m3)
Vo adalah volum mula-mula (m3)
Vt adalah volum akhir (m3)
To adalah suhu mula-mula (0C)
Tt adalah suhu akhir (0C)
adalah koefisien muai volum zat (1/0C)
Konstanta menggambarkan sifat ekspansi volume pada bahan tertentu dapat
disebut sebagai koefisien ekspansi volume, satuan adalah K-1 atau (C0)-1. Untuk
caiaran, pemuaian volume merupakan satu-satunya parameter pemuaian. untuk
pemuaian gas hal yang perlu diperhatikan pada gas yaitu volume, tekanan dan suhu.
2.4.1 Tegangan yang Dihasilkan dari Tehanan dan Kontraksi Ekspansi Termal
Mari kita perhatikan batang padat homogen dan isotropik yang dipanaskan atau
didinginkan secara merata; yaitu, tidak ada gradien suhu yang berlaku. Untuk ekspansi
bebas atau kontraksi, batang itu akan mengalami tegangan bebas. Namun, jika gerakan
aksial batang tertahan oleh kekerasan batang, maka tegangan termal akan terjadi.
Besarnya tegangan yang dihasilkan dari perubahan suhu dari Tf ke To adalah
Dimana E adalah modulus elastisitas dan koefisien linear tegangan termal. Ketika
dilakukan pemanasan (Tf > T0), tegangan akan mengalami tekanan ( < 0) , saat
ekspansi batang dibatasi. Tentu saja jika batang mengalami pendinginan (Tf < T0) maka
akan terjadi tegangan tensil ( < 0). Tegangan yang ditunjukkan pada persamaan x
adalah sama dengan tegangan yang dibutuhkan untuk terjadi tekanan elastic (elongasi)
pada batang untuk kembali ke kondisi awalnya setelah mengalami ekspansi termal
dengan perubahan temperatur T0 - Tf.
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA