Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN
Herbarium merupakan material tumbuhan yang telah diawetkan
(disebut juga specimen herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat
dimana material-material tumbuhan yang telah diawetkan disimpan.
Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun botani
yang dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah
herbarium lebih dikenal untuk pengawetan.
Tumbuhan bandotan mengandung berbagai senyawa kimia seperti
alkaloid pirolizidin, flavonoid, kromen, benzofuran, kumarin, monoterpen,
sesquiterpen, triterpen, sterol dan senyawa lainnya. Senyawa alkaloid
pada daun bandotan sering kali beracun bagi manusia seperti alkaloid
pirozidin bersifat racun terutama terhadap hepar (hepatotoxic), tetapi
banyak juga yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol sehingga
digunakan dalam pengobatan seperti alkaloid kafein sebagai stimulant
sistem saraf pusat.
Pada percobaan herbarium dilakukan herbarium kering yaitu
dengan cara memilih bahan (tanaman) herbarium yang akan diawetkan
dengan sampel yang segar. Sampel herbarium yang akan digunakan
dicuci terlebih dahulu agar tidak ada kotoran yang masih melekat pada
tanaman dan didaptkan hasil yang bagus. Setelah herbarium dicuci,
tanaman diletakkan di kertas Koran. Tanaman yang sudah kering tadi di
cuci kembali dengan alcohol agar tanaman terhindar dari jamur lalu
tanaman didiamkan hingga kering. Setelah itu tanaman ditempel di atas
sasak yang sudah dibaluti Koran. Tangkup dengan tripleks pada kedua
sisi lalu ikat dengan kencang sehingga tanaman terpres dengan kuat agar
tanaman menjadi lebih cepat kering.
Pada tanaman yang digunakan dalam hal ini yaitu bandotan
merupakan tanaman jenis tingkat tinggi. Sampel herbarium selanjutnya
ditunggu minimal 2 minggu atau hinga sampel herbarium benar-benar
kering dan terasa kering bila di sentuh. Setelah 2 minggu didaptkan hasil
herbarium kering dimana setelah herbarium kering dikemas di dalam
bingkai lalu dilengkapi keterangan.
Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan gulma terna semusim,
tumbuh berbaring dipermukaan tanah dan ada pula yang tegak, tingginya
kurang lebih 30-90 cm, dan bercabang. Batang tumbuhan bandotan
berbentuk bulat dan berambut panjang, jika batang menyentuh tanah akan
mengeluarkan akar. Daun berwarna hijau, bertangkai, letaknya saling
berhadapan dan ada pula yang bersilang, bentuk daun bulat telur dengan
pangkal membulat dan ujung meruncing, tepi daun bergerigi, panjang
daun kurang lebih 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, terdapat rambut pada
permukaan daun dan kelenjar yang berada di permukaan bawah daun.
Bunga pada tumbuhan bandotan tergolong ke dalam bunga majemuk
berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung
tangkai, berwarna putih, panjang bonggol bunga kurang lebih 6-8 mm,
tangkai bunga terdapat rambut-rambut pendek. Buah berwarna hitam,
bentuknya kecil dan mengandung banyak biji.
Bandotan (Melayu), babadotan, babadotan leutik, jukut bau,
babadotan hejo, babadotan beurem, ki bau (sunda), bandotan, berokan,
dus bedusan, dus wedusan, tempuyak, wedusan, (jawa), dus-bedusan
(Madura), siangit, rumput tahi ayam, daun tombak, tombak jantan, siangik
kahwa (sumatera), rukut manooe, sopi, dawet, lawet, rukut weru
(Sulawesi).
Herba tanaman mengandung asam organik, ageratochromene,
kumarin, -sitosterol, friedelin, minyak atsiri, stigmasterol. Daun banyak
mengandung a-siatosterol , potassium chlorida, sulfur, dan tanin. Terdapat
juga flavonoid, polifenol dan saponin yang banyak terdapat pada bagian
daun dan bunga.
Kandungan kimia yang terkandung dalam herba tanaman,
memberikan sejumlah efek farmakologis, diantaranya: Antitoksin, pelruh
haid, peluruh kencing, menurunkan panas, peluruh kentut, menghentikan
pendarahan, tonik, stimulant, menghilangkan bengkak. Memiliki rasa
sedikit pahit, pedas, dan bersifat menetralkan. Daun bandotan bisa diolah
menjadi ramuan obat tradisional yang cukup berkhasiat. Seluruh bagian
tanaman bisa dimanfaatkan sebagai bahan ramuan obat, mulai dari daun,
batang muda,bunga, dan akar.
Bandotan memiliki beberapa manfaat diantaranya mengatasi
bengkak, bisul, dan borok. Herba tanaman segar, cuci bersih dan buang
bagian akarnya. Haluskan dengan cara ditumbuk bersama nasi basi dan
garam secukupnya. gunakan sebagai obat luar dengan cara
menempelkannya pada bagian tubuh yang bermasalah. Mengobati eksim
dan luka berdarah. Lumatkan 1 pohon bandotan tanpa akar yang telah
dicuci bersih. Balurkan pada bagian kulit yang sakit, lalu balut dengan
perban atau kain bersih. Ganti balutan secara rutin 2 kali sehari. sebelum
menempelkan ramuan, bersihkan terlebih dahulu luka / eksim yang anda
derita dengan air panas dan alkohol.
Obat radang telinga siapkan herba tanaman secukupnya (tanpa
akar), cuci bersih, lalu tumbuk sampai halus. Langkah selanjutnya, peras
untuk diambil airnya. Gunakan air perasan tersebut sebagai obat tetes
untuk telinga. Gunakan 1-2 tetes dan lakukan secara rutin 4 kali sehari.
Mengatasi masalah pada tenggorokan ( sakit tenggorokan dan diphteri).
30-60 gram daun bandotan segar dicuci bersih, lalu haluskan dengan cara
ditumbuk. Lalu peras untuk diambul airnya. Tambahkan larutan gula batu
secukupnya kedalam air perasan bandotan. Minum sekaligus sampai
habis. Lakukan secara rutin 3 kali sehari.
Menghentikan pendarahan rahim. Cuci bersih 10-15 gram herba
bandotan, lalu rebus dengan ar 2 gelas sampai tersisa setengahnya.
Angkat dan dinginkan. Saring air rebusan lalu minum sekaligus. Lakukan
2-3 kali sehari secara rutin.
Obat tumor rahim 30-60 gram herban bandotan segar atau 15-30
gram herba kering, direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu
gelas. Minum air rebusan diminum sekaligus. Selain manfaat yang telah
disebutkan diatas, manfaat bandotan lainnya yaitu bisa digunakan untuk
mengobati: rematik, perut kembung, mulas, muntah, influenza, malaria,
sariawan, keseleo, pegal linu, susah buang air kecil, mimisan, dan bisa
untuk merawat kesehatan dan kecantikan rambut.
Mengapa dilakukan percobaan herbarium kering karena herbarium
bandotan merupakan tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar dan
bunga yang mengandung zat air lebih sedikit dibandingkan buah sehingga
dilakukan herbarium kering untuk melihat morfologi dari tumbuhan
bandotan.

Anda mungkin juga menyukai