Anda di halaman 1dari 20

1.

Pengantar
Hal yang penting dalam menganalisa suatu masalah untuk mengetahui
perilaku atau solusi dari suatu fenomena alam adalah membuat suatu model
matematika yang tepat untuknya, sebelum menyelesaikan masalah itu sendiri.
Hukum-hukum alam dan hipotesa-hipotesa dapat diterjemahkan ke dalam
persamaan yang mengandung turunan melalui bahasa matematika.
Hukum-hukum fisika sangat berperanan dalam membuat model yang
berkaitan dengan sifat-sifat alam. Sebagai contoh bahwa hukum Newton II
mengenai gerak, meliputi percepatan memegang peranan penting dalam
penurunan model matematisnya yang berbentuk persamaan diferensial linier.

Keadaan inilah yang merupakan persoalan pada banyak model-model


matematika sehingga untuk memperoleh suatu persamaan diferensial yang
melukiskan suatu persoalan kehidupan nyata, biasanya kita memisalkan
bahwa keadaan sebenarnya diatur oleh hukum-hukum yang sangat sederhana
dengan meng-idealkan keadaan sebenarnya. Sekali model matematika
tersusun dalam bentuk persamaan diferensial, langkah selanjutnya ialah
menyelesaikan persamaan diferensial itu dan menggunakan penyelesaiannya
untuk membuat perkiraan mengenai kelakuan masalah sebenarnya. Dalam hal
perkiraan itu tidak sesuai dengan kenyataan, kita harus mengubah pemisalan-
pemisalannya untuk mengarahkan dan mengusahakan membentuk suatu
model yang lebih mendekati kenyataan.

Dalam bab ini akan dibahas system pegas yang berosilasi secara bebas maupun
yang diberi gaya luar, analisa rangkaian RLC. Dan akan diberikan latihan soal
serta test formatif 4 beserta kunci jawabannya sebagai latihan agar
membantu mempermudah dalam mempelajari materi dalam bab ini.

2. Model Matematika Suatu Masalah


2.1 Penurunan Rumus Matematika dari Suatu Masalah
Seperti yang dijelaskan dalam pengantar dalan bab ini bahwa perumusan
matematis suatu permasalahan yang berbentuk sebuah model matematis
adalah hal yang sangat penting sebelum menyelesaikan masalah itu sendiri.

Sebagai contoh akan diberikan fenomena yang akan di buat model


matematikanya sebagai berikut:
Sebuah massa m kg diberikan pada pegas yang semula memiliki panjang
L0 meter, pada t=0. Massa berpindah dari jarak X0 meter dengan kecepatan
V0 meter/menit. Diasumsikan gerakan terjadi secara vertical dengan aturan
bahwa jarak diukur positif dengan arah menurun kebawah. Secara matematis
harus ditentukan gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan. Pertama
anggap bahwa pegas dalam posisi setimbang dimana massa menggantung
secara bebas dari pegas tanpa ada gerakan. Gaya yang menyebabkan massa
dalam posisi setimbang adalah :

1. gaya oleh grafitasi : Fg = m.g


2. Gaya pegas Fs , yang menyebabkan perpindahan pegas dari panjang
awalnya, lihat gambar 2.1.

Gaya yang terakhir ini (Fs ) diambil dari hukum HOOKE :

Ketika pegas direnggangkan atau dimampatkan dengan jarak L dari panjang


awalnya sama dengan gaya pegas : Fs = - k L

Dimana k adalah konstanta positip yang disebut konstanta pegas dengan


satuan meter/kg. Jika L0 menunjukkan regangan pegas dari posisi
kesetimbangan statisnya, maka : Fs = - k L0
Karena sistemnya dalam kesetimbangan statis, maka gaya pegas harus
diseimbangkan oleh gaya grafitasi : Fs + Fg = 0

Fg = - Fs

m.g = k L0 ....(2.1.1)

Anggap situasi ketika massa telah menimbulkan gerakan X(t) yang


menunjukkkan posisi massa pada waktu t dan missal X=0 bertepatan dengan
sistem pada posisi setimbang, maka persamaan gaya yang menyebabkan
massa bergerak sebagai berikut:

1.

Gaya grafitasi : Fg = m.g (2.1.2)

2.
3. Gaya pegas Fs pada waktu t perpindahan total pegas dari panjang
awalnya adalah L0 + X(t), menurut hukum Hooke :

F = - k
s (2.1.3)
( L + X(t))
0

4.
5. Gaya yang disebabkan oleh tekanan pada luasan tertentu (Fd).
Secara umum gerakan disebabkan karena gas, misalnya tekanan
udara, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 , merupakan
sistem gas luar, misalkan dashphot . Diasumsikan bahwa gaya yang
disebabkan oleh tekanan gas secara langsung sebanding dengan

kecepatan massa Fd = - c ...(2.1.4)


Dimana c adalah konstanta positip yang disebut konstanta gas.
Tanda negatip dikarenakan Fd selalu menyebabkan arah berlwanan
dengan gerakan.
Gambar 2.1 Model sederhana dari sistem pegas dengan
redaman

6.
2. Gaya pendorong luar F(t) yang ditimbulkan. Sebagai contoh
bagian puncak pegas dari massa itu sendiri, boleh disebut gaya luar.

Jumlah gaya yang menyebabkan sistem beraksi akan dijumlahkan dengan


menggunakan hukum Newton II, diperoleh persamaan diferensial yang
menyebabkan gerakan adalah :

atau:

(2.1.5)

dengan kondisi nilai awal yang harus diberikan adalah : X(0) = x0 , = v0


Oleh karena itu untuk menentukan gerakan dari sistem harus mengatasi
MNA :
(2.1.6)

Selanjutnya akan kita bahas lebih dahulu untuk kasus F(t) = 0 dan untuk
kasus F(t) 0 kita bahas pada bagian berukutnya.

2.2. OSILASI BEBAS DARI SEBUAH SISTEM MEKANIS


Pada bagian ini, kita akan mempelajari gerak dari sistem pegas bermassa
dengan asumsi bahwa tidak ada gaya luar yang mempengaruhi sistem tersebut.
Dengan demikian, kita asumsikan bahwa sistem diatur sedemikian rupa
sehingga interaksi luar tidak diperhitungkan. Dalam rumus umum dari
pembahasan sebelumnya, ditetapkan fungsi F(t)=0, jadi nilai awal untuk
masalah (2.1.5) diturunkan menjadi

(2.2.1)

Selanjutnya kita akan lebih banyak membahas tentang persamaan diferensial


itu sendiri, selama kondisi awal tidak mempengaruhi sifat dari rumus di atas.
Pandang PD :

(2.2.2)

yaitu persamaan diferensial linear dengan koefisien konstan homogen , dapat


diselesaikan dengan menggunakan teknik penyelesaian dari pembahasan
sebelumnya. Kami membagi pembahasan dari rumus (2.2.2) ke dalam
beberapa kasus/kejadian.

Kejadian 1 : TANPA REDAMAN (DAMPING). Pertama kita membahas kasus


dimana tidak terdapat redaman (c = 0). Ini merupakan kasus paling
sederhana yang dapat muncul dan akan sangat penting untuk memahami
kasus yang lebih umum seperti ini. Persamaan diferensial (2.2.2) kita menjadi :

(2.2.3)

Dimana (2.2.4)

Persamaan diferensial dengan koefisien konstan (2.2.3) memiliki penyelesaian


umum :

(2.2.5)

Dalam kasus ini diperkenalkan dua konstanta baru A0 dan yang


didefinisikan dalam c1 dan c2.

(2.2.6)

dengan (2.2.7)

Tugas: Dengan subtitusi (2.2.7) tunjukkan bahwa

.....(2.28)

Jelasnya, gerakan yang dinyatakan oleh (2.2.8) adalah gerak periodik. Kita
mengacu kepada gerakan seperti gerak harmonik sederhana. Gambar (2.2.2)

menggambarkan gerakan ini untuk tipe nilai konstanta dan .


gambar 2.2.2
Gerak Harmonik sederhana
Massa berosilasi kontinu dengan amplitude konstan

Adapun penamaan untuk ketiga konstanta diatas adalah :

: ampiltudo gerakan

: frekuensi sudut sistem

: fase gerakan
Periode osilasi (waktu yang diperlukan untuk melakukan satu putaran), T,
adalah

(2.2.9)

sehingga frekuensi osilasi, f adalah


Kejadian 2 : DENGAN GAYA REDAMAN.
Sekarang kita membahas gerak dari sistem pegas jika gaya redam konstan.
Untuk kasus ini, Persamaan karakteristik untuk (2.2.2)

adalah :

Dengan akar-akar :
Karakter sstem tergantung pada akar-akar karakteristiknya : real berbeda,
real kembar dan komplek. Ketiga situasi ini akan muncul pada besarnya
c2 -4km . Umtuk pegas bermassa tertentu hanya dampingnya yang dapat
diubah, hal ini akan memunculkan terminology berikut :

Kita katakana sistem dalam kondisi :

a) Underdamped (redaman yg c2 < 4km akar komplek


kecil/terkontrol )

b) Critically damped ( redaman yang c2 = 4km akar real kembar


kritis)

c) overdamped ( redaman yang c2 > 4km akar real berbeda


berlebihan)

Penyelesaian DP (2.2.2) untuk kondisi :

a)X(t) = (2.2.10)

b)X(t) = (2.2.11)

c)X(t) = (2.2.12)

dalam ketiga kasus ini kita memiliki definisi :


yang menyatakan bahwa tidak ada gerakan untuk t bernilai tak hingga. Atau
berasimtotis ke 0 untuk t .

Kejadian 2a : Underdamped.
Dalam kasus ini posisi massa pada waktu t dinyatakan dalam (2.2.10), gerak
harmonik sederhana juga berlaku dalam hal ini, yaitu ketika c=0.
Misalkan dua konstanta yang didefinisikan oleh :

Penyelesaian (2.2.10) dapat ditulis:

(2.2.13)

Dapat dilihat bahwa massa berosilasi sekitar . Fungsi gerak ini


digambarkan pada gambar (2.2.3) untuk kasus ketika X(0)>0 dan
(dx/dt)(0)>0
Pada umumnya, gerak ini adalah bersifat osilasi, tetapi tidak periodik.
Amplitudo gerakan mencapai npl bersaman dengan waktu yang cukup lama,
dan T waktu antara dua posisi maksimum ( atau minimum) dari X(t) memiliki
nilai konstan :

Kejadian 2b : Criticaldamped.
Kasus ini muncul ketika c2 = 4 km, masukkan pada persamaan (2.2.10)
diperoleh PD yang menerangkan gerak tersebut adalah :

Dengan penyelesaian umum :

X(t)= (2.2.14)

Sekarang redaman sangat keras/kritis, sehingga sistem dapat mencapai titik


kesetimbangan sekali. Jadi tidak ditemukan sifat osilasi. Jika ditetapkan posisi
awal :

sehingga dengan mudah terlihat bahwa (10.2.14) dapat ditulis dalam bentuk :

Akibatnya, sistem akan melewati posisi setimbang yang diberikan oleh


X0 dan yang memiliki tanda berlawanan. Sketsa dari gerak
tersebut digambarkan pada (2.2.4)

Kejadian 2c : Overdamped.

Dalam kasus ini kita memiliki c2 -4km atau Akar-akar dari

persamaan karakteristik :

Misalkan , penyelesaian umu PD (2.2.2)

adalah
Selama c, k, m bernilai positip, maka akar-akar dari persamaan karakteristik
adalah negatip, yang menyatakan bahwa kedua faktor di X(t) saling
meniadakan menurut fungsi waktu. Tidak ada osilasi. Gerakan mirip dengan
gerak pada kasus critical damped. Sistem dapat mencapai posisi setimbang
hanya sekali. Hal ini diilustrasikan dalam gambar (2.2.5).

2.3 OSILASI OLEH GAYA LUAR .


Sekarang kita pertimbangkan situasi ketika sistem massa pegas ditarik keatas
dengan gaya luar. Sebagai contoh, Puncak dari gaya pegas yang saling tarik
menarik tiba-tiba bergetar, misalnya seseorang yang berjalan melintas
diatasnya. Sebagaimana yang ditunjuk pada bagian sebelumnya, PD yang
tepat untuk mendiskripsikan perubahan sIstem adalah :

Situasi penting akan muncul ketika gaya yang diaplikasikan secara periodik
dalam waktu tertentu, dan pembahasan kita batasi pada gaya gerak dalam
bentuk:

dimana F0 dan adalah konstan. Oleh karena itu PD dasar menjadi :

(2.3.1)

Akan kita bagi menjadi beberapa bagian pembahasan :


Bagian 1 : Tanpa redaman.
Anggap c = 0 pada ( 2.3.1), menjadi :

(2.3.2)

dimana dinotasikan sebagai frekwensi sudut dari sistem dan

bernilai
Fungsi komplemen untuk (2.3.2)

adalah :
yang dapat ditulis dalam bentuk :

(2.3.3)

dimana adalah konstan. Penyelesaian partikulir bergantung pada

keadaan atau .

Untuk , penyelesaian partikulir dengan operator D diperoleh :


(2.3.4)

sehingga penyelesaian umum (2.3.2) :

(2.3.5)

Hasil pergerakan ini terdiri dari super posisi dua model geteran harmonic

sederhana. Salah satu darinya mempunyai frekwensi sudut dari system.


Dan model lainnya memiliki frekwensi gaya gerak. Maka pergerakannya
berupa gelombang dan dibatasi untuk semua waktu, tetapi tidak periodic pada
umumnya. Tentu saja, ini bisa ditunjukkan (lihat gambar (2.3.1)) bahwa

gerakan secara periodik hanya terjadi bila perbandingan merupakan


bilangan real. Dapat dikatakan bahwa

(2.3.6)

dimana p dan q merupakan bilangan bulat positip. Dalam kasus ini , periode
untuk gerakan ini adalah

dimana p dan q merupakan bilangan bulat terkecil yang diberikan olen (2.3.6).
Type gerakan (nonperiodik) dari pers(2.3.5) diberikan oleh gambar (2.3.1).
Untuk Resonansi, Ketika frekwensi gaya gerak bertepatan (sama)
dengan frekwensi system , penyelesaian partikulir dengan operator D dari PD :

(2.3.7)

adalah :

(2.3.8)

Maka penyelesaian umum dari (2.3.7) adalah

(2.3.9)

Kita ketahui bahwa gerakan merupakan sebuah gelombang tetapi


amplitudonya meningkat tanpa batas t . Fenomena ini terjadi ketika
frekwensi gerak dan frekwensi system sama besarnya disebut
dengan Resonansi. Dan ini tidak bisa diberikan gaya/tekanan berlebih . Sebagai
contoh , kejadian resonansi pada waktu tertentu kadang disebabkan elastisitas
pegas mendekati batas ambang, dan karena itu system akan rusak. Situasi
seperti ini digambarkan pada gambar (2.3.2) dibawah ini.

Bagian 2 : Dengan Redaman.


Perhatikan persamaan berikut :

(2.3.9)

comana . Penyelesaian partikulir dengan komputasi secara langsung


diperoleh :

(2.3.10)

dan dapat ditulis sebagai :

(2.3.11)

dimana , dan
dan . Dan penyelesaian umum dari (2.3.9) adalah :

(2.3.12)

Untuk nilai t yang sangat besar maka xc dominant, untuk alas an ini fungsi
komplemen merupakan bagian Transien dari penyelesaian ,
dan xpdikatakan bagian Steady state
Dari penyelesaian. Kita tinjau (2.3.12) kembali sebagai superposisi dua getaran
harmonic satu dengan resonansi dan lainnya tanp resonansi. Getaran
harmonik sederhana ini kadang berfrekwensi sama dengan frekwensi gaya
gerak benda.
Bagian untuk resonansi kritis maupun over resonansi adalah sama, karena
kedua bagian fungsi complement menghasilkan penyelesaian eksponensial dan
penyelesaian steady state. Macam macam gerakan dari system gaya mekanik
dengan resonansi ditunjukkan gambar (2.3.3)

2.4 Rangkaian Listrik RLC


Pada bab 3 yang telah kita bahas sebelumnya. Telah diungkapkan Hukum
Kirchof II untuk menentukan arus listrik dari model PD :

(2.2.1)

dimana q adalah kapasitas dari kapasitor pada waktu t, konstanta RLC adalah
resistansi, induktansi dan kapasitas dari elemen circuit dan E(t) menunjukkan
EMF (Electromotive force). Gambar rangkaian RLC terlihat pada gambar
(2.2.1). Arus dalam circuit berhubungan dengan perubahan kapasitas yang
berada dalam kapasitor melalui:

(2.2.2)

Sehingga persamaan (2.2.1) dapat ditulis sebagai PD tingkat 2 dengan


koefisien konstan :

(2.2.3)

persamaan (2.2.3) ekivalent dengan persamaan diferensial untuk pergerakan

pegas-massa pada:

T
Walaupun permasalahan berbeda secara fisik, akan tetapi
dari matematika murni identik yang berkorespondensi U
antara variable-variabel dan parameter di RLC circuit dan
system pegas-massa , sehingga hasil / penyelesaiannya dari G
circuit RLC mengikuti system pegas-massa . Buat beberapa
pengamatan dan satu contoh ilustrasi, lalu buat tabel
kesetaran antara circuit RLC dengan system pegas-massa
A
S
Perhatika PD (2.2.4)
homogen :

ini mempunyai persamaan karakteristik:

Dan akar-akar karakteristik :


Tiga hal yang akan menjadi kemungkinan dari rangkaian ini :

1. Underdamped (redaman kecil) jika

2. Critically damped (redaman kritis) jika

3. Overdamped Jika

Solusi yang terkait untuk (2.2.4) bagi a, b dan c adalah :

a) (2.2.5-a)

b) (2.2.5-b)

c) (2.2.5-c)

dalam ketiga kasus dengan maka :


sebanding dengan menyatakan bahwa fungsi complement dari (2.2.3) q =

qc dan memenuhi
qc merupakan bagian treansien dari solusi (2.2.4) karena berkaitan dengan
waktu sebagai eksponensial . Sebagai contoh , perhatikan kasus aliran periodik
EMF pada rangkaian Underdampet .

Tugas

Walaupun permasalahan berbeda secara fisik, akan tetapi dari matematika


murni identik yang berkorespondensi antara variable-variabel dan
parameter di RLC circuit dan system pegas-massa , sehingga hasil /
penyelesaiannya dari circuit RLC mengikuti system pegas-massa .
buat beberapa pengamatan dan satu contoh ilustrasi, lalu buat tabel
kesetaran antara circuit RLC dengan system pegas-massa

Diskusikan perilaku arus pada rangkaian RLC :

dimana E0 dan adalah konstanta positip dan


Berapa kapasitas kapasitor pada waktu t, Arus tetap dan sementara pada
rangkaian, Amplitudo osilasi , tentukan harga yang memaksimalkan
amplitudo dan sket kurva A sebagai fungsi dari

Suatu system pegas-massa yang mana gerakannya diberikan dalam

bentuk MNA :
Dapatkan Frekuensi sudut system, Amplitudo, Fase gerakan dan Periode
dari system untuk berosilasi.

Dapatkan arus steady state dalam rangkaian RLC yang mempunyai


, L=0,05 H , C= 100x10-6 F dan E = 100 cos 200 t volt.
Tunjukkan bahwa gerakan adalah periodik dengan

periode .
Berapa kapasitas kapasitor pada waktu t, Arus tetap dan sementara pada
rangkaian, Amplitudo osilasi , tentukan harga yang memaksimalkan
amplitudo dan sket kurva A sebagai fungsi dari

Contoh Soal :

1. Suatu system pegas-massa yang mana gerakannya diberikan dalam


bentuk MNA :

dimana , x0 ,v0 adalah konstanta. Dapatkan Frekuensi sudut system,


Amplitudo, Fase gerakan dan Periode dari system untuk berosilasi.
Jawab.
Misalkan ekx adalah penyelesaian , diperoleh :

PK :
Akar-akar karakteristik :

PUPD:
X(0) = x0 maka

maka

PPPD :
Karena pegas berosilasi bebas tanpa redaman maka bentuk PD :

Maka diperoleh :

Frekuensi sudut system :

Amplitudo:

Fase gerakan:

Periode dari system untuk berosilasi :


2. Perhatikan suatu sistem pegas-massa tanpa gaya redam yang mana
gerakannya diberikan oleh :

Dapatkan penyelesaiannya jika :


Jawab :
Dari soal no 2 diatas diperoleh :

PUPR :

Untuk Untuk
PUPD:

Untuk

PUPD:
3. Suatu system pegas-massa yang mana gerakannya diberikan oleh :

Ekspresikan jawaban anda dalam bentuk untuk suatu

konstanta A0 dan
Jawab.
Penyelesaian Steady state :

. . . . . . . . (*)

Sedangkan

Jika , maka (*)


dapat diekspresikan sebagai :

Anda mungkin juga menyukai