Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN) .................................................................................................................... 2


BAB II (TINJAUAN PUSTAKA) .......................................................................................................... 4
BAB III (KERANGKA KONSEPTUAL&PENJELASAN) .................................................................. 7
BAB IV (PEMBAHASAN) .................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB I 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merauke merupakan salah satu landmark penting bagi Indonesia. Mengapa?


Hal ini dikarenakan luasan Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke.
Namun, sebagai salah satu sudut terpenting negeri ini, kondisi Merauke masih
cukup tertinggal dibandingkan dengan daerah kota / kabupaten lain di Indonesia.
Salah satunya dari sisi infrastruktur di bidang akomodasi transportasi. Dengan
kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa
dipungkiri akomodasi dari jalur laut merupakan tulang punggung bagi kemakmuran
rakyat. Salah satunya, sejak era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, beliau
mencanangkan program tol laut yang bertujuan untuk pemerataan pembangunan
nasional. Tentu saja, program ini adalah suatu proyek jangka panjang, mengingat
masih banyaknya wilayah di Indonesia dengan infrastruktur yang belum memadai,
termasuk di Merauke.
Keberadaan Merauke sebagai ujung paling timur Indonesia yang juga
berbatasan langsung dengan Papua Nugini, membuat daerah ini memiliki peran yang
sangat integral khususnya dalam hal kedaulatan nasional. Merauke juga merupakan
salah satu produsen beras terbesar di Wilayah Indonesia bagian Timur. Tentu saja,
kabupaten ini sangat berjasa dalam menyongsong program swasemba dan ketahanan
pangan nasional. Dengan kondisi geografis negara yang berbentuk kepulauan,
program tol laut bisa menjadi salah satu solusi strategis untuk menghubungkan
seluruh pulau di Indonesia. Dukungan dari pemerintah pusat pastinya akan semakin
memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki Merauke. Salah satunya bisa dengan
penyediaan infrastruktur yang memadai untuk menyukseskan program tol laut yang
telah dicanangkan.
Tak bisa dipungkiri, jurang ketimpangan pembangunan nasional antara pusat
(Pulau Jawa) dengan pulau pulau lain di Indonesia memang masih lebar menganga.
Apalagi dengan letak dan kondisi geografis Merauke yang sangat jauh dari pusat
peradaban. Memang, untuk mencapai Merauke, dibutuhkan suatu usaha keras dengan
segala hal yang serba terbatas. Namun tentu saja, kemajuan dan kesejahteraan
seluruh rakyat Indonesia harus tetap diupayakan dari Sabang sampai Merauke.
Keberadaan Merauke yang sangat integral sangatlah penting bagi kedaulatan
nasional Indonesia. Tentu untuk menjaganya, diperlukan suatu upaya yang
terintegrasi dan sistematis. Jarak bukanlah suatu penghadang dan kondisi geografis
bukanlah suatu hal yang ironis. Program tol laut akan menjadi salah satu langkah
penting dalam mewujudkan Indonesia yang lebih makmur dan sejahtera. Apalagi bila
ditunjang oleh segala infrastruktur penyokong yang memadai.

1.2. Rumusan Masalah


MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB I 2
1. Bagaimana pengaruh kondisi geografis terhadap kesuksesan program tol laut?
2. Bagaimana pengaruh ketimpangan infrastruktur antara pusat (Pulau Jawa)
dengan Papua?
3. Bagaimana upaya penyelesaian masalah tersebut?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum

Menjelaskan minimnya infrastruktur program tol laut yang ditemukan di


Merauke

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Menjelaskan pengaruh kondisi geografis yang kurang mendukung


terhadap kesuksesan program tol laut
2. Menjelaskan pengaruh ketimpangan infrastruktur pendukung di pusat
(Pulau Jawa) dengan di pulau lainnya, salah satunya yaitu Papua

1.4. Manfaat

Mengetahui pengaruh minimnya infrastruktur program tol laut di Merauke

MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB I 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Wilayah Merauke

2.1.3 Kondisi Geografi

Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten terluas sekaligus paling


timur Indonesia yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia. Ibu
kota kabupaten ini terletak di Merauke. Kabupaten Merauke merupakan salah
satu dari 29 Kabupaten / Kota yang ada di Provinsi Papua. .Wilayah ini
ditemukan pada tanggal 12 Februari 1902 yang pada saat itu masih disinggahi
suku asli yaitu Marind Anim dan Sohoers. Populasi penduduk berdasarkan
data Bappeda Kabupaten Merauke pada tahun 2012 adalah 246.852 jiwa
dengan total kepadatan penduduk di wilayah tersebut yaitu 5.476,96 jiwa/km2.
Secara geografis letak Kabupaten Merauke berada antara 137o - 141o BT
dan 6o00' - 9o00' LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Merauke adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi
Sebelah Timur : Negara Papua Nugini
Sebelah Selatan : Laut Arafura
Sebelah Barat : Laut Arafura

2.1.2 Topografi

Luas Kabupaten Merauke adalah seluas 45.071 Km2. Sebagian besar


wilayah Kabupaten Merauke terdiri dari daratan rendah yang umumnya
berdataran rendah dengan kemiringan 0-8 % dan berawa. Luas area rawa
sekitar 1.425.000 Ha. Pada, pesisir pantai berawa-rawa tergenang air, bagian
Utara dan Timur agak tinggi / bergelombang dengan sedikit berbukit. Tinggi
air pasang surut 5-7 m, air pasang laut masuk sampai sejauh 50-60 Km dan
beberapa tempat terintrusi air laut. Kondisi geografis Kabupaten Merauke
yang relatif masih alami, merupakan tantangan serta peluang pengembangan
bagi Kabupaten Merauke yang masih menyimpan banyak potensi ekonomi
untuk menunjang pembangunan.
Berikut di bawah ini adalah tabel kemiringan lereng di Kabupaten
Merauke :

Kelas Lereng Luas Persentase Sebelah Wilayah


(Km2)
03 % 5.598 12,42 Kimaam, Okaba,Kurik,
Semangga.
38 % 30.513 67,70 Merauke, Tanah Miring,
Jagebob, Sota.
812 % 18.960 19,88 Okaba, Kurik, Muting, Elikobel
dan Ulilin,

MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB II 4


Jumlah 45.071 100,00
(Sumber : Bappeda Kabupaten Merauke)

Berdasarkan peta dasar Kabupaten Merauke terlihat sebagian besar


daerah merupakan area dataran yang berada pada ketinggian antara 060
mdpl diatas permukaan laut. Wilayah tersebut berada sebagian besar pada
daerah selatan dan tengah. Daerah itu merupakan sentra penduduk yang
memulai usaha pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya serta
konsentrasi pemukiman penduduk.

2.1.3 Klimatologi
Kabupaten Merauke memiliki iklim antara musim penghujan dan
musim kemarau. Kabupaten Merauke berada pada zona yang memiliki masa
basah (Agroclimate Zone C) antara 5 6 bulan (Oldeman ,1975). Curah hujan
ini dipengaruhi oleh Angin Muson, baik Muson Barat-Barat Laut (Angin
Muson Basah) dan Muson Timur-Timur Tenggara (Angin Muson Kering).
Terdapat perbedaan jumlah curah hujan pertahun antara daerah Merauke
Selatan dan bagian utara,semakin ke Utara maka curah hujannya semakin
tinggi. Perbedaan tersebut juga berlaku pada jumlah bulan basah yaitu
semakin kebagian utara masa basah sangat panjang sedangkan pada bagian
selatan terdapat masa basah yang relatif pendek. Musim hujan yang terjadi
merupakan kendala terhadap kondisi jalan-jalan yang setiap tahun mengalami
kerusakan. Namun,musim kemarau yang panjang justru mengakibatkan
kekurangan air bersih bagi penduduk dan air irigasi sawah bagi petani.

2.1.4 Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Merauke terdiri atas


tanah organosol, alluvial dan hidromorf kelabu yang terdapat di daerah rawa
dan payau. Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk buatan sedimen yang
menyebar di wilayah distrik Okaba, Merauke dan Kimaam.

Sumber : Bappeda Kabupaten Merauke

2.2 Program Kerja Tol Laut

Tol Laut merupakan konsep pengangkutan logistik kelautan yang


dicetuskan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Gagasan mengenai tol
laut telah dicetuskannya pada tahun 2014, tetapi baru mulai berjalan pada tahun
2015. Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar
yang ada di nusantara karena dengan adanya hubungan antara pelabuhan-
pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke
pelosok. Membangun konektivitas tidak terbatas urusan transportasi, tapi alur
perjalanan logistik dan distribusi multimoda. Penduduk di daerah tersebut
membayar dengan harga yang berpuluh kali lipat lebih mahal dengan yang ada di
MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB II 5
Jawa dan sering kesulitan dalam mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok.
Selain itu,Presiden Joko Widodo membangun tol laut bertujuan untuk mengurangi
biaya logistik Indonesia yang terbilang tinggi dibanding negara lain yaitu sebes ar
14,9%. Contoh nyata di Jepang biaya logistik berkisar 4,7%. Presiden Joko
Widodo mengharapkan dengan adanya tol laut, ongkos logistik bisa ditekan
sampai 7%.
Perkiraan dana yang dibutuhkan untuk program tol laut untuk 5 tahun ke
depan (dihitung sejak taun 2015) sekitar Rp 700 triliun yang diperoleh melalui
kegiatan investasi asing maupun domestik. Seluruh kapal yang berfungsi dalam
program ini dioperasikan oleh PT Pelni (Persero), sedangkan untuk operator
pelabuhan dioperasikan oleh PT Pelindo IV Sementara ini dalam pembelian kapal
sebanyak 188 buah,Kementerian Perhubungan telah menyiapkan dana total Rp 11,8
triliun dengan pola penganggaran multi years hingga tahun 2017.Untuk tahun 2015
telah dianggarkan Rp 3,3 triliun dimana alokasinya untuk pembayaran Down
Payment(DP) dan konstruksi kapal yang diperkirakan pada akhir tahun baru
mencapai 15 persen. Sementara tahun 2016 telah dianggarkan sebanyak Rp 4,4
triliun dan tahun 2017 sebesar Rp 4,1 triliun. Semua kapal tersebut akan dikerjakan
oleh perusahaan galangan kapal di Indonesia yang diperkirakan berjumlah lebih dari
100 perusahaan yang terdiri dari BUMN dan swasta.
Sepanjang tahun 2016, program tol laut telah memberikan hasil positif di
beberapa wilayah terutama menurunkan perbedaan harga komoditas di wilayah
Barat dan Timur Indonesia. Sebagai contoh Kecamatan Tahuna, Sulawesi Utara,
harga beras, terigu dan semen turun 5%. Hal serupa juga terjadi di Kecamatan
Namlea, Maluku. Harga beras dan semen turun 22%, bawang merah turun 20 %, gula
turun 28 %, minyak goreng turun 15 %, tepung terigu turun 29%, daging ayam ras
turun 49 %,dan triplek turun 17%. Pada survey Balitbang Kemenhub, harga barang
mulai dari pangan hingga semen di Papua telah turun 20-30% sejak adanya tol laut.
Namun, penurunan tersebut hanya terjadi di wilayah pinggiran. Sementara harga di
pedalaman Papua masih relatif lebih tinggi.
Enam trayek telah beroperasi melalui tol laut sepanjang 2016,yang terdiri dari
lima trayek ke Indonesia Timur dan satu trayek ke Natuna. Beberapa kendala muncul
salah satunya pada rute Tanjung Perak-Merauke (PP). Akibatnya program yang
sempat berjalan beberapa kali hingga akhir tahun 2016 ini terhenti dan belum
beroperasi kembali.
Untuk mengatasi kendala program tol laut yang terjadi di wilayah Papua
khususnya Merauke, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengalokasikan 10
persen anggarannya untuk pembangunan infrastruktur. Selain memberikan subsidi
untuk masyarakat bepergian, Kemenhub juga menyubsidi angkutan barang. Pihak PT
Pelindo IV Merauke juga akan mengembangkan pelabuhan setempat. Salah satunya,
penambahan panjang dermaga hingga mencapai 7530 meter untuk mengimbangi
adanya peningkatan produktifitas dan sirkulasi barang yang masuk dari luar daerah.
Sehingga dengan perluasan pelabuhan ini, diharapkan dapat meningkatkan
produktifitas layanan dan menunjang efesiensi di pelabuhan.

MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB II 6


BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENJELASAN

MERAUKE

Kondisi geografis yang Ketimpangan


kurang mendukung infrastruktur pendukung

INFRASTRUKTUR
PROGRAM TOL
LAUT MINIM

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Menurut Direktur


Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Bryahmantya Satyamurti Poerwadi, berdasarkan hasil survey pada tahun 2016, jumlah
pulau di Indonesia sebanyak 14.572 pulau. Jumlah yang sangat banyak, bukan?
Sebagai penghubung, terbentang hamparan perairan yang sangat luas dari Sabang
sampai Merauke. Tentu untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dibutuhkan
suatu sistem yang terintegrasi dengan ditunjang sarana infrastruktur pendukung yang
memadai. Program tol laut diharapkan dapat semakin merekatkan hubungan Pulau
Jawa sebagai pusat administratif dengan daerah daerah lain dari Sabang sampai
Merauke. Kondisi geografis bukanlah suatu hal yang ironis dan ketimpangan
infrastruktur pendukung bukan untuk dirundung. Dibutuhkan suatu upaya yang

MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB III 7


sinergis dari seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menyukseskan program tol
laut demi tercapainya Indonesia yang berdikari, maju dan sejahtera.

MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB III 8


BAB IV
PEMBAHASAN

Pelaksanaan program tol laut khususnya di Merauke yang masih minim tidak
terlepas dari kondisi geografis wilayah Merauke itu sendiri. Pengaruh kondisi
geografis tersebut di antaranya adalah letak kota Merauke yang jauh dari pusat
negara atau kota-kota besar yang ada di Indonesia dan jumlah komoditas ekspor
Merauke yang masih sangat sedikit jumlahnya.
Letak kota Merauke yang berada di daerah perbatasan negara dan jauh dari
ibukota membuat waktu pengiriman barang pada program tol laut menjadi lebih
lama. Lamanya waktu pengiriman tentu membuat pihak perusahaan menjadi enggan
berpartisipasi dalam program tol laut ini. Waktu pengiriman yang panjang dapat
meningkatkan risiko penurunan kualitas barang dan perlu manajemen waktu yang
baik dari pihak perusahaan untuk bisa mengirim barang hingga sampai tepat waktu.
Kondisi geografis lain yang menghambat kesuksesan program tol laut di
Merauke adalah jumlah komoditas ekspor kota Merauke yang masih sangat terbatas.
Hal ini terbukti dengan jumlah muatan masuk dan keluar tidak seimbang, muatan
barang yang masuk selalu jauh lebih tinggi dari muatan yang dikirim dari kota
Merauke ke luar daerah. Minimnya timbal balik dari Merauke membuat program tol
laut masih kurang efektif yang menyebabkan program ini terhenti dengan tidak
adanya kapal yang berlabuh di Merauke hingga saat ini (Sunarjo, 2017).

Program tol laut yang merupakan kebijakan pemerintah pusat dengan tujuan
menjaga kesenjangan harga antara Pulau Jawa dan Papua, sempat berjalan beberapa
kali pada tahun 2016 namun kini terhenti dan belum beroperasi kembali. Hal tersebut
dikarenakan kekhawatiran bahwa infrastruktur di Papua belum memadai sehingga
program tol laut yang fungsinya untuk distribusi barang (hasil produksi) tidak efisien.
Contohnya saat 10 kontainer dari pulau Jawa membawa barang (hasil produksi) ke
pulau Papua namun saat kembali ke pulau Jawa hanya 3-5 kontainer yang terisi dan
sisanya kosong. Selain itu minimnya infrastruktur pelabuhan juga menjadi kendala
program tol laut dimana pelabuhan-pelabuhan di Papua tidak memiliki lahan untuk
menumpuk kontainer dan kendaraan angkut yang besar juga tidak dapat masuk.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan geografis yang


menghambat program tol laut di Merauke diantaranya adalah pengadaan subsidi
tambahan program tol laut khusus Merauke dan meningkatkan jumlah komoditas
ekspor Merauke. Pengadaan subsidi tambahan dimaksudkan agar pihak perusahaan
lebih tertarik untuk berpartisipasi dalam program tol laut di Merauke. Upaya lain
yaitu peningkatan jumlah komoditas dapat dilakukan dengan menggerakkan
pengusaha dan pekerja Merauke untuk meningkatkan produk mereka dengan target
tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Peningkatan produk tentunya juga harus
disertai dengan upaya peningkatan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang
kinerja mereka. Dengan meningkatnya jumlah komoditas ini diharapkan jumlah
MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB IV 9
muatan yang masuk dan keluar Merauke dapat seimbang sehingga program tol laut
Merauke dapat berjalan dengan lebih efektif.
Untuk menyelesaikan minimnya infrastruktur program tol laut di Papua
tentunya harus lebih difokuskan pembangunan di Papua untuk saat ini, bukan
memfokuskan pembangunan di kota-kota besar yang infrastrukturnya telah memadai.
Pembangunan di kota lain tetap berjalan namun pembangunan di Papua harus lebih
diperhatikan. Salah satunya tentu infrastruktur pelabuhan di Papua perlu dibenahi
sehingga menunjang dilaksanakannya program tol laut.

MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | BAB IV 10


DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Fiki (2015). Luhut: Tol Laut Jokowi Bisa Tekan Ongkos Logistik RI Jadi 7%
[online]. Available at: http://bisnis.liputan6.com/read/2318650/luhut-tol-laut-jokowi-
bisa-tekan-ongkos-logistik-ri-jadi-7 [accessed: 13 Juli 2017]
Ariyanti, Fiki (2015). Proyek Tol Laut Jokowi Butuh Duit Rp 700 Triliun, Ini Rinciannya
[online]. Available at: http://bisnis.liputan6.com/read/2197452/proyek-tol-laut-jokowi-
butuh-duit-rp-700-triliun-ini-rinciannya [accessed: 12 Juli 2017]
Arjuna & Nuryani (2017). Dukung Tol Laut, Pelindo IV akan Benahi Dermaga Merauke
[online]. Available at: https://metromerauke.com/2017/04/21/dukung-tol-laut-pelindo-
iv-akan-benahi-dermaga-merauke/ [accessed: 12 Juli 2017]
Asrianto, Nugroho (2015). Geografis [online]. Available at:
http://www.merauke.go.id/portal/news/view/7/geografis.html [accessed: 12 Juli 2017]
Emanuel & Nuryani (2017). Sunarjo: Butuh Terobosan Untuk Memaksimalkan Program Tol
laut [online]. Available at: https://metromerauke.com/2017/02/27/sunarjo-butuh-
terobosan-untuk-memaksimalkan-program-tol-laut/ [accessed: 12 Juli 2017]

Praditya, Ilyas Istanur (2016). Infrastruktur Pelabuhan Minim Jadi Kendala Tol Laut.
Available at: http://m.liputan6.com/bisnis/read/2654676/infrastruktur-pelabuhan-
minim-jadi-kendala-tol-laut [accessed: 13 Juli 2017]

Praditya, Ilyas Istanur (2017). Kemenhub Alokasikan 10 Persen Anggaran untuk Bangun
Papua [online]. Available at: http://m.liputan6.com/bisnis/read/2877048/kemenhub-
alokasikan-10-persen-anggaran-untuk-bangun-papua [accessed: 13 Juli 2017]

MINIMNYA INFRASTRUKTUR PROGRAM TOL LAUT DI MERAUKE | DAFTAR PUSTAKA 11

Anda mungkin juga menyukai