Anda di halaman 1dari 3

LONG CASE ILMU

Recovery Room
Masuk jam : 13.40 WIB
Pulang jam : 14.00 WIB
Keadaan Umum : Baik
Respon Kesadaran : Terjaga
Status mental : Sadar penuh
Jalan nafas : Nasal
Pernafasan : Teratur
Terapi Oksigen : Nasal Canul
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
SaO2 : 100 %

Instruksi Post Operasi Dengan Anestesi Spinal


1. Tidur dengan bantal tinggi selama 24 jam
2. Infus : RL 20 tpm
3. Inj. Ketolorac 30 mg iv / 8 jam dimulai pukul 17.00 WIB
4. Boleh langsung minum, atau makan sedikit - sedikit jika tidak mual
muntah. Bila muntah berikan inj. Ondansetron 4 mg iv
5. Bila TD 100 mmHg (systole), beri :
Loading cairan RL 250 cc iv
Inj. Ephedrine HCL 10 mg iv (diencerkan)

FOLLOW UP PASCA OPERASI


Hari Pertama 24 Jam Post-Operasi (14 Agustus 2015)
Pasien dirawat di ruang Bougenvile kelas II
Pasien tidak puasa, diit DM tipe II
Pasien diberikan cairan infus asering 20 tetes/menit
Analgetik Ketorolac 60 mg per 8 jam intravena

1
LONG CASE ILMU

Nyeri VAS 2-3


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign :
Tekanan darah = 120/80
Nadi = 77 x/menit
Respirasi = 19 x/menit
Nadi = 36,9oC
Hemoglobin Post Operasi 9,6mg/dL tidak dilakukan tindakan tambahan

I. PROGNOSIS
Dubia ad bonam

2
LONG CASE ILMU

BAB IV
KESIMPULAN

Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit ko-morbid pada pasien pasien yang akan
menjalani prosedur anestesi. Adanya penyakit penyerta ini pada seseorang pasien akan
membuat resiko anestesi semakin meningkat sesuai dengan stratifikasi ASA (American Society
of Anesthesiology). Sehingga diperlukan penatalaksanaan yang terencana dengan baik sebelum
dilakukan prosedur anestesi dan juga diperlukannya komunikasi mengenai kondisi penyakit
kepada pasien atau keluarganya.
Manajemen anestesi pada gagal ginjal dimulai pada saat kunjungan awal pre-anestesi di
ruangan untuk menentukan kelayakan pasien yang akan menjalani prosedur pembiusan.
Persiapan yang penting dilakukan adalah pemeriksaan rutin laboratorium seperti
ureum/kreatinine, elektrolit, darah perifer, faal hemostasis, penentuan perlunya tindakan
hemodialisa sebelum dan sesudah prosedur operasi, persiapan teknik operasi dan pembiusan,
status hidrasi pasien dan manajemen cairan yang ketat serta menentukan agen obat anestesi
yang akan digunakan.
Teknik anestesi yang akan digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi klinis
pasien, bila terdapat kontraindikasi untuk tindakan regional seperti spinal ataupun epidural,
maka yang menjadi pilihan adalah anestesi umum. Prinsip penggunaan obat-obatan anestesi
pada gagal ginjal adalah menggunakan obat yang tidak diekskresikan di ginjal dan bersifat
durasi pendek, adapun obat-obatan yang aman digunakan adalah Propofol, etomidate,
thiopenthal, N20, isofluran, desfluran, analgetik seperti fentanyl, sulfentanyl, alfentanyl,
remifentanyl, pelemas otot seperti atrakurium, mivacurium, rocuronium, vecuronium, dan
succinylcholin.
Kunci keberhasilan pada tindakan anestesi dengan ko-morbid gagal ginjal adalah
evaluasi awal kondisi pasien di ruangan, manajemen cairan dan penanganan hemodialisa yang
tepat, pemilihan teknik anestesi serta obat-obatan anestesi yang aman bagi pasien, dan juga
komunikasi serta penjelasan mengenai resiko anestesi dan operasi kepada pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai