Anda di halaman 1dari 35

8

Fasilitas rawat inap dengan masing-masing kapasitas tempat tidur


yang ada di RSUD. Dr. H. Andi Abdurahman Noor sampai tahun 2017
tersedia 296 tempat tidur yang terdistribusi di beberapa kelas yaitu: VIP,
kelas I, kelas II, kelas III, isolasi dan tempat tidur khusus, sehingga tempat
tidur yang tersedia telah memenuhi batas minimal untuk rumah sakit tipe
B adalah sebesar 200 tempat tidur.

2.2 Gambaran Ruang Bedah


Ruang Bedah merupakan bagian dari ruang rawat inap yang ada di
RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor, yang digunakan mahasiswa sebagai
tempat pembelajaran praktik manajemen keperawatan dengan luas bangunan
38,4 m x 14,7 m = 564,48 m2. Ruang ini terletak di bagian timur areal RSUD
dr. H. Andi Abdurrahman Noor dan di batasi oleh :
a. Sebelah utara : Sawah Warga
b. Sebelah Timur : Kantor DPRD
c. Sebelah Selatan : Ruang Bangsal Interna
d. Sebelah Barat : Ruang Bangsal Umum
Ruang Rawat Inap terdiri dari 1 Nurse Station (mencakup meja
perawat, meja kepala ruangan, meja dokter, dan meja administrasi), 1 ruang
untuk kelas 1 yang terdiri dari 1.1, dan 1.2 dan 1 WC , 5 ruang untuk kelas 3
yang terdiri dari 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.6 dengan masing-masing 1 WC
dalam 1 ruangan, 1 Ruang Isolasi, Ruang Tindakan.

2.3 VISI dan MISI


2.3.1 Visi Rumah Sakit
Visi dari RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor adalah Rumah
sakit handal dan kebanggaan masyarakat Tanah Bumbu.
2.3.2 Visi Ruangan
Pelayanan keperawatan yang profesional
2.3.3 Misi Rumah Sakit
Adapun misi dari RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor adalah
Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas.
9

2.3.4 Misi Ruangan


1. Menyelenggarakan asuhan keperawatan yang profesional
2. Pencegahan, pengobatan, rehabilitasi dan rujukan kesehatan
3. Merumuskan diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan sesuai
standar asuhan keperawatan
4. Melaksanakan implementasi dan evaluasi dengan baik
5. Melaksanakan pendidikan keperawatan
6. Meningkatkan sumber daya manusia dan kesejahteraan staf ruangan
bedah
2.3.5 Moto
BEDAH yang berarti :
B : Bersih
E : Empati
D : Disiplin
A : Aman dan Nyaman
H : Humane ( ramah)
10

2.4 PENGUMPULAN DATA (INPUT, PROSES dan OUTPUT)


2.2.1 Tenaga dan Pasien ( M1-MAN)
Meliputi analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, struktur
organisasi, kebutuhan tenaga perawat beradasarkan tingkat ketergantungan
klien, serta jumlah klien, serta jumlah klien, jumlah penyakit terbanyak, data
demografi.
Struktur Organisasi Ruang Bedah
RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor

Direktur RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor

Kepala Instalasi Rawat Inap Kepala Bidang Keperawatan

Kepala Ruang Bedah


Muhammad Andry,S.Kep, Ns.

Ketua TIM I Ketua TIM II Ketua TIM III


Irma Hayati, S.Kep Khairunnisa, S.Kep,Ns Rahmadi, AMK

1. Wida Rahmawati, AMK 1. Siti Arbiah, Skep,Ns 1. Asminda Riani, Skep,Ns


2. Yuliana, Skep, Ns 2. M. Ichsan F, Skep,Ns 2. Deby Marlianti, Skep,Ns
3. Yun Khairiyah, Skep,Ns 3. Eva Nopitasari, AMK 3. Suriadi, SKep
4. Donna Ermina S, AMK 4. Hendra Hadinata, Skep,Ns 4. Ayub I.B.T, AMK
5. Hasmiansyah, AMK 5. Taka Purnawagata, AMK 5. Oktavia Ansyari, AMK
6. Noor Laila A, Skep,NS 6. M Zain, Skep,Ns

Administrasi :
1. Siti Nuraini
2. Faridah

Cleaning Servis :
1. Nurul Hasanah Loper :
2. Nuraini 1. Ismail

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Ruang Beda


11

Ruangan ruang bedah dipimpin oleh kepala ruangan dan terbagi


atas 3 tim. Setiap tim di bagi atas 1 katim dan 5-6 staf perawat. Tiap
tim mempunyai kapasitas 10 tempat tidur. Jadi jumlah kapasitas di
ruang Bedah 30 tempat tidur.
Tenaga perawat di ruang Bedah seluruhnya berjum RSUD dr.
H.Andi Abdurrahman Noor 21 orang, sudah termasuk kepala
ruangan, jumlah ketenagaan perawat yang berada diruang Bedah
berdasarkan tingkat pendidikan meliputi :
1. Sarjana Keperawatan Ners : 11 orang (52,3 %)
2. Sarjana Keperawatan : 2 orang (9,5%)
3. D III Keperawatan : 8 orang (38,09%)
( Sumber : data sekunder 2017)

Ketenagakerjaan Ruang Bedah

12

10

6
Series 1
4

0
Sarjana Sarjana D III
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
Ners

Gambar 2.2 Ketenaga kerjaan Ruang Bedah 2017


Jumlah perawat Ruang Bedah berdasarkan status kepegawaian
meliputi PNS dan Non PNS.
12

Tabel 2.1 Tenaga kerja diruang Bedah RSUD dr. H.Andi Abdurrahman Noor
PNS /
No Nama Non Jabatan Pendidika Masa Pelatihan
PNS n Kerja
1 Muhamad Andry, PNS Karu S1 6 Tahun ATCN
S. Kep.Ners Rawat luka
2 Irma Hayati, PNS Katim 1 SI 9 Tahun BTCLS
S.Kep
3 Wida Rahmawati. PNS PP D3 5 Tahun BTCLS
AMK
4 Eva Novitasari, PNS PP D3 4 Tahun BTCLS
AMK
5 Yun Khairiyah, S, NON PP SI 3 Tahun PPGD
Kep. Ns PNS
6 Dona Ermi. S, NON PP D3 3 Tahun BTCLS
AMK PNS
7 Hasmiyansyah NON PP D3 3 Tahun PPGD
AMK PNS
8 Noor Laila, S. NON PP SI 1 Tahun BTCLS
Kep. Ns PNS
9 Khairunnisa, NON Katim 2 SI 4 Tahun BTCLS
S.Kep.Ners PNS
10 Siti Arbiyah, S. NON PP S1 4 Tahun BTCLS
Kep, Ners PNS
11 M. Ichsan. F, S. NON PP S1 4 Tahun PPGD
Kep, Ners PNS
12 Yuliana, S. Kep, NON PP SI 4 Tahun BTCLS
Ns PNS ACLS
13 Hendra Hadinata, NON PP S1 3Tahun PPGD
S. Kep, Ners PNS
14 Taka NON PP D3 3 Tahun BTCLS
Purnawagata. PNS
AMK
15 Rahmadi, AMK NON Katim 3 D3 6 Tahun ATCN
PNS
16 Asminda Riani B, NON PP SI 4 Tahun BTCLS
S Kep Ners. PNS
17 Deby Marlianti. NON PP SI 6 Tahun BTCLS
S. Kep, Ns PNS
18 Suriadi. S, Kep NON PP S1 6 Tahun BTCLS
PNS
19 Ayub I B NON PP D3 2 Tahun BTCLS
Tapangan. AMK PNS
Perawatan luka
20 Oktavia anyari. NON PP D3 3 Tahun BTCLS
AMK PNS
ACLS
21 M Zain, S.Kep, NON PP S1 1 Bulan BTCLS
Ns PNS
Sumber : Laporan Tahunan R.Bedah 2017
13

2.2.2 Ketenagaan Non-perawat


Tenaga non perawat diruang Bedah RSUD Dr. H. Andi
Abdurrahman Noor Tanah Bumbu seluruhnya berjumlah 5 orang, jumlah
tenaga non perawat yang berada di ruang Bedah berdasarkan tingkat
pendidikan meliputi :
1. SMA : 2 Orang : Administrasi
2. SMA : 2 Orang : CS
3. SMA :1 : Loper
(sumber : data sekunder 2017)

Tabel 2.2 Tenaga Non-Perawat di ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi


Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
No Nama Status Pendidikan Masa Jabatan
Kepegawaian kerja
1 Siti Nuraini NON PNS SMA 4 Tahun Administrasi
2 Faridah NON PNS SMA 4 Tahun Administrasi
3 Ismail NON PNS SMA 1 Tahun Loper
4 Nurul Hasanah NON PNS SMA 1 Tahun CS
5 Nuraini NON PNS SMA 1 Tahun CS
Sumber : Data sekunder, 2017

2.2.3 Jumlah tenaga medis


Tenaga medis di ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor
Tanah Bumbu seluruhnya berjumlah 5 orang.
1. Dokter Bedah : 2 Orang
2. Dokter Bedah Tulang : 1 Orang
3. Dokter Anastesi : 2 Orang

Tabel 2.3 Tenaga medis di ruang perawatan Bedah RSUD Dr. H. Andi
Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 2016
No Nama Keterangan
1 Dr. Lisa kristina Halim, Sp.B Spesialis Bedah
2 Dr.Daldy Ariyanda, Sp.B Spesialis Bedah
3 Dr.Romy Dharmawansa, Sp.OT Spesialis Orthopaedi
4 Dr. Datu Abdul Rahman Hakim, Spesialis Anastesi
SP.An
5 Dr. Yehezkiel, SP.An Spesialis Anastesi
Sumber : Data sekunder, 2017
14

2.2.4 Mahasiswa Praktik


Mahasiswa yang berpraktik di Ruang Bedah adalah sebagai berikut.
Tabel 2.4 Mahasiswa Praktik di Ruang Bedah RSUD dr. Andi. H.
Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
No Mahasiswa Praktik
1 Ners STIKES Darul Azhar
2 SMK Muhamadiyah
Sumber : Data sekunder,2017

2.2.5 Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tabel 2.5 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan dengan
metode Douglas

Klasifikasi Dan Kriteria


. Minimal Care (1-2 Jam)
Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum
Tabel Pengawasan dalam ambulasi
Observasi TTV setiap shift
2 Pengobatan Minimal, status psikologis stabil
Persiapan prosedur pengobatan
. Parsial Care (3-4 Jam)
Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi
6 Observasi TTV tiap 4 jam
Pengobatan lebih dari 1 kali
Memakai folley kateter
T Pasang Infus, Intake Output di catat
Pengobatan perlu prosedur
i Total Care (5-6 Jam)
Di bantu segala sesuatunya
n Posisi di atur
Observasi TTV tiap 2 jam
g Memakai NGT
k Terapi IV, pakai suction
Kondisi gelisah /disorientasi/tidak sadar
a
Ketergangungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
pada pasien kelolaan di Ruang Bedah.
Klasifika Kebutuhan Tenaga Keperawatan
si Pagi Jumlah Sore Jumlah Malam Jumlah
Pasien Pasien Pasien Pasien
Minimal 0x0,17 0 0x0,14=0 0 0x0,07=0 0
care =0
Partial 421x0, 421 421x0,15 421 421x0,10 421
Care 2= =63,15 =42,1
84,2
Total 54x0,3 54 54x0,3= 54 54x0,20 54
Care 6= 16,2 = 10,8
19,44
15

Jumlah 103,64 475 79,35 475 52,9 475


Jumlah secara keseluruhan kebutuhan perawat/ hari adalah 12 orang

Dari hasil pengkajian pada tanggal 26 mei 2017 di Ruang


Bedah didapatkan kebutuhan tenaga perawat yang bertugas yaitu:
a) Dinas pagi : 5 orang
b) Dinas siang : 4 orang
c) Dinas malam : 3 orang
86 x 12
Jumlah tenaga lepas per hari = = 3,47 = 3.
297

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan menurut douglas (1984):


12 orang/ hari + 1 orang kepala ruangan + 3 Ka-TIM + 3 orang libur/
orang lepas dinas = 19 orang.
Kebutuhan jam perawatan
a) Jam perawatan langsung
Minimal : 1 jam x 0 orang = 0 jam
Parsial : 3 jam x 421 orang = 1263 jam
Total : 5 jam x 54 orang = 270 jam
Total rata-rata jam perawat = 3,277
b) Jam perawatan tak langsung
Minimal : 60 menit x 0 orang = 0 :60 = 0 jam
Parsial : 60 menit x 421 orang = 25260: 60 = 421 jam
Total : 60 menit x 54 orang = 3240 : 60 = 54 jam
Total rata-rata jam perawat = 475 : 475 = 1 Jam.
c) Jam penyuluhan
Minimal : 15 menit x 0 orang = 0 : 60 = 0 jam
Parsial : 15 menit x 421 orang = 6315 : 60 = 105,52 jam
Total : 15 menit x 54 orang = 810 : 60 = 13,5 jam
Total rata- rata jam perawat = 0,25 Jam.
Jadi total jam perawatan yang dibutuhkan dalam 1 bulan
untuk 475 pasien dengan kebutuhan minimal 0 pasien adalah
0 jam, dengan kebutuhan parsial untuk 421 pasien adalah
1.789,52 jam, sedangkan kebutuhan perawatan total untuk 54
pasien adalah 337,5 Jam.
16

1. Menurut Gilies
Kebutuhan tenaga perawat adalah secara kuantitatif dapat
dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:

A x B x CF
(CD)x E
= =
G

= 4,52 x 15 x 365
(365 73)x 7
= 24.747
2.044
= 12,10 = 12
Untuk cadangan = 12 x 20 %
= 2,4
=2
Jadi jumlah perwat yang dibutuhkan di Ruang Bedah RSUD Dr.
H. Andi Abdurrahman adalah 12+2= 14 orang

Keterangan :
A : Rata- rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : Rata- rata jumlah pasien/hari
C : jumlah hari/ tahun
D : Jumlah hari libur masing- masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing- masing perawat
F : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/ tahun
G : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/ tahun
H : Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

2. Menurut lokakarya PPNI


Penentuan kebutuhan perawat menurut lokakarya PPNI dengan
mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari
kera efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan
17

jumlah kerja per hari selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha
menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:
Rawat Inap:
Bangsal A medical : 3,4 jam
Bangsal B Perawatan Bedah : 4 jam
Bangsal C Nifas : 3 jam
Bangsal D Bayi : 2,5 jam
Bangsal E anak : 4 jam

Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya


PPNI
(A x 52 (mg)x 7 (hr)(TT x BOR%) + 25%
TP =
41 (mg)x 40 (jam)
Keterangan:
TP : Tenaga Perawat
A : Jumlah Jam Perawatan / 24 jam
41 (mg) : 365-52 (hr-ming) 12 hr lbr 12 hr cuti = 229/7
Pendidikan perawat : 75% TP x 125%
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang Bedah yaitu:
15
(4,52x 52 x 7) (30 x 100) + 25%
TP = 30
41 x 40
1645,28 1500 + 25 %
=
1640
24679,45
=
1640
= 15 orang
Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat
menurut lokarya PPNI, jumlah tenaga perawat di ruang bedah
yang ada saat ini sebanyak : 21 orang sedangkan perhitungan
kebutuhan tenaga sesuai BOR tahun 2017 selama 3 bulan terakhir
di ruang bedah sebanyak 15 orang perawat.
Dapat disimpulkan bahwa di ruang bedah sesuai hasil
observasi, perhitungan tenaga yang kami dapatkan sudah
18

mencukupi jumlah standar ketenaga kerjaan menurut perhitungan


lokarya PPNI yaitu sebanyak 15 orang. Hal ini juga dibantu oleh
mahasiswa yang berpraktik di ruang bedah. Namun perlu juga
diperhatikan, bahwa tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab
perawatan langsung tentunya tidak dapat seluruhnya dibebankan
kepada mahasiswa.

Tabel 2.7 Kebutuhan tenaga perawat Standar ketenagaan


keperawatan (perawat dan bidan) di Rumah Sakit sesuai
Depkes RI
No Jenis/ Kategori Rata-rata Jam
Perawatan/Hr/Klien
1 Penyakit Dalam 3.5
2 Bedah 4
3 Gawat 10
4 Anak 4.5
5 Kebidanan 2.5
Sumber : Data sekunder, 2017

2.2.6 Survey Kepuasan Perawat


Survey kepuasan perawat di ruang bedah RSUD Dr. Andi. H. Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu
Berdasarkan data angket yang disebarkan kepada 21 orang perawat Ruang
bedah pada tanggal 26 Mei 2017, di dapatkan hasil:
Tabel 2.8 Tingkat kepuasan perawat
N TIDAK
PERTANYAAN PUAS
O PUAS
1 Kemampuan perawat dibidangnya 85,71% 14,28%
berdasarkan struktur organisasi yang
telah berjalan di ruangan
2 Pembagian tugas yang dilakukan 95,23% 4,76%
diruangan
3 Kepala ruangan sudah optimal dalam 95,23% 4,76%
melaksanakan tugas-tugasnya
4 Kinerja ketua tim/PP 100%
5 Kesempatan untuk meningkatkan 100%
kemampuan kerja melalui
pelatihan/pendidikan tambahan
6 Kebijaksanaan rumah sakit mengenai 71,42% 28,57%
pemberian beasiswa atau pelatihan
pendidikan keperawatan
19

7 Jumlah pendapatan yang diterima 66,66% 33,33%


sesuai dengan latar belakang
pendidikan perawat
8 Jumlah jam kerja dalam 1 hari 100%
9 Kesempatan untuk mengambil cuti 66,66% 33,33%
dalam 1 tahun
10 Beban kerja diruangan sesuai dengan 100%
tingkat ketergantungan pasien yang
ada diruangan
11 Peran pos/pembantu perawat 38,09%
diruangan untuk membantu 61,90%
meringankan pekerjaan perawat
12 Perbandingan jumlah perawat dan 57,14% 42,85%
pasien diruangan
13 Pembagian tugas diruangan sudah 85,71% 14,28%
jelas
Sumber : Data Primer, 2017
Dari tabel 2.8 diatas, hasil kuisioner kepuasan perawat didapatkan
data bahwa responden yang mengatakan puas tertinggi pada item soal 4, 5,
8, dan 10 yaitu masing-masing 21 orang (100%). Responden mengatakan
tidak puas terbanyak pada item pertanyaan 12 yaitu (perbandingan jumlah
perawat dan pasien di ruangan )yaitu sebanyak 42,85 %.

2.2.7 Karakteristik Pasien


Tabel 2.9 Karakteristik jenis kelamin pasien yang dirawat di ruangan
perawat bedah RSUD dr. Andi. H. Abdurrahman Noor Tanah
Bumbu bulan Febuari- April 2017
No Tahun Bulan Laki-laki Perempuan Total
1 2017 Febuari 85 53 138
2 Maret 73 58 131
3 April 81 49 130
Total 399
Sumber : Data sekunder, 2017
2.2.8 Jumlah Penyakit Terbanyak
Tabel 2.10 Karakteristik penyakit pasien yang dirawat di ruangan
perawatan di ruang bedah bulan Febuari 2017
No Penyakit Febuari
1 Tumor 36
2 Abses 18
3 Close fraktur 10
4 Cidera kepala ringan 9
5 Hernia Ingunalis 9
6 Union Fraktur 6
7 Open fraktur 6
20

8 Ulkus 3
9 Ruptur 3
10 Gangren 3
11 Appendiksitis 2
12 Retensio Urin 2
13 Vulnus 2
14 Ganglion 2
15 Diabetik Foot 2
16 Ateroma 2
17 Trauma Thorax 2
18 Hematuria 2
19 CKS 1
20 Korpus Alienum 1
21 Kista Ganglion 1
22 Abdominal Pain 1
23 Hemoroid 1
24 Osteomelitis 1
25 Trauma Amputasi 1
26 Kanker 1
27 LBP 1
28 Dislokasi 1
29 BPH 1
30 Remove Implant 1
31 Combutio 1
32 Finger flip injury 1
33 Selulitis 1
34 Kolik Renal 1
35 Dekuirvaindissease 1
36 Urolitiasis 1
37 Non Union Fraktur 1
Sumber : Data sekunder, 2017

2.3 M2 (MATHERIAL)
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Secara kualitatif
fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dipenuhi
melalui standar resmi yang telah ditetapkan oleh masing-masing Rumah Sakit
yang disesuaikan dengan jenis kapasitas unit pelayanan.
a. Denah Ruangan
Ruang Bedah adalah ruang perawatan Bedah, dengan kapasitas
tempat tidur 30 bed, di pimpin oleh kepala ruangan dan terbagi atas 3
Tim, tiap Tim dibagi 5-6 perawat.
21

Adapun lokasi dan denah di Ruang perawatan bedah (Penyakit


Dalam) RSUD Dr. H. Andi Abdurrhman terletak dengan uraian
sebagai berikut :

2.3.3 Denah Ruang bedah

Ruang Tindakan

Isolasi Bedah Bedah Wanita B.W II


Anak
Security

Kelas I Ruang Bedah B.L II


Perawat pria

Tandon
air
B

Keterangan :
a. Sebelah barat: Bangsal umum S U
b. Sebelah timur: Kantor DPR
c. Sebelah Utara: Sawah
d. Sebelah Selatan : Bangsal interna
T
Gambar 2. 3 Lokasi dan Denah Ruangan Bedah RSUD,dr.H.Andi Abdurrahman Noor
b. Fasilitas / Alat (material)
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Secara kualitatif
fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dipenuhi
melalui standar resmi yang telah ditetapkan oleh masing-masing Rumah
Sakit yang disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit pelayanan. Adapun
yang menjadi syarat/standar sebuah ruangan perawatan yang baik antara
lain:
22

1) Tenang
2) Terjaga kebersihannya
3) Sirkulasi udara dan cahaya baik
4) Luas ruangan cukup nyaman
5) Privasi klien terjaga
6) Memenuhi standar keamanan klien

c. Sarana Prasarana

Tabel 2.11 Daftar Sarana/Prasarana Ruang Perawatan Bedah Tahun 2017

KONDISI
No NAMA BARANG MERK/TIPE/TAHUN JUMLAH
Baik Rusak

ALAT MEDIK/KEPERAWATAN
1Bed Side Cabinet 2015 50 48 2
2 Bed tidur 2015 42 42
3 Sterilisator 1 1
4 Standar Infus 2015 42 42
5 Standar Infus roda 2016 2 2
6 X Ray Viewer 2013 1 1
Tempat sampah
7 medis 6 6
8 Pulse Oxymetri 1 1
9 Nebulizer 1 1
10 Suction
11 Spigmomanometer 3 2 1
12 Stetoskop 3 3
13 Pharmacy trolly 2015 1 1
14 Timbangan 1 1
15 Humidifier 5 5
16 EKG 2 2
17 Kursi roda 4 4
18 Standar Infuse 30 30
19 Dressing set 3 3
Ambu Bag
20 Resusitasi 1 1
21 Timbangan Badan 1 1
22 Brankard 2 2

ALAT RUMAH TANGGA


23

23 AC 2 pk DAIKIN, 2017 1 1
24 Remote AC DAIKIN, 2017 1 1
25 Jam dinding 2 1 1
26 Kulkas 2014 1 1
27 Kursi plastik 7 7
28 Kursi kayu coklat 1 1
29 Lemari instrument 1 1
Kursi + meja
30 dokter 1 1
Lemari linen
31 (kaca) 1 1
Rak sepatu
32 aluminium 1 1
Rak obat ( stainlles
33 ) 1 1
Tempat sampah
34 non medis 4 4
Tempat sampah
35 medis 4 4
Tempat sampah
36 infeksius 1 1
Bak sampah medis
37 injek 1 1
Bak sampah untuk
38 di WC 6 6
39 Trolley EKG 1 1
40 Tv 21inch + rak 1 1
41 Meja kerja 3 3
Kipas angin 3
42 temple 36 6
43 Apar 1 1
44 Komputer 1
45 Saturasi oksigen 1 1
46 Gorden tirai 30 30
Sarung bantal baru
47 & lama 50 50
seprai pasien baru
48 & lama 50 50
49 Bantal 30 30
Sumber :Data Sekunder2017

Fasilitas Ruang Bedah


a. A. 1. Nurse Station
b. Terdiri dari :
c. 3 Meja perawat.
d. 1 Meja Kepala Ruang
e. 1 Meja Administrasi
24

f. 1 Ruang Istirahat Perawat


g. B. Ruang pasien
h. Terdiri dari :
i. 1 Ruang kelas I dan WC
j. 5 Ruang kelas III dan WC
k. 1 Ruang Isolasi dan WC
l.
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Bedah dari tanggal 25-26 Mei
2017 ditemukan:
a) Kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia seperti :
- Ruang kepala Ruangan.
- Ruang Administrasi.
- Ruang Dokter Jaga.
- Ruang Rapat
- Pantri di ruang perawat
- Ruang Linen
b) Kurangnya kulkas untuk obat
Tabel 2.12 sarana dan prasarana
NO PERTANYAAN YA TIDAK

1. Lokasi dan denah ruangan sudah baik 47,62% 52,30%

2 Rencana untuk merenovasi ruangan 42,62% 57,14%

3. Peralatan diruangan untuk perawatan pasien sudah 85,71% 14,28%


lengkap
4. Menambah peralatan perawatan 85,71% 14,28%

5. Jumlah alat disesuaikan dengan rasio pasien 28,57% 71,42%

6. Fasilitas diruangan sudah lengkap untuk perawatan 33,33% 66,66%


pasien
7. Perawat mengerti cara mengunakan semua alat-alat 76,19% 23,80%
perawatan
8. Administrasi penunjang yang dimiliki sudah 90,47% 9,58%
memadai
25

2.4 M3 (METODE)
2.4.1 Penerapan MAKP
Secara struktur ruang Bedah RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor
menerapkan metode TIM, pelaksanaann dan tanggung jawab masing-
masing perawat sudah optimal, sesuai standar yang ditetapkan RS.
Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Bedah
RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor adalah model MAKP dengan metode
TIM. Metode Tim yaitu suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profsional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sekelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Metode TIM didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi, sehingga diharapkan
mutu asuhan keperawatan meningkat.
Ruang bedah menggunakan 3 tim dipimpin oleh ketua tim yang
membawahi 5-6 orang perawat pelaksana.

2.4.2 Timbang Terima


Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan
informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan
informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan
sehari- hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu,
tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah
keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif, dan
perkembangan klien saat itu. Timbang terima dilakukan di nurse station
yang diikuti oleh perawat dari kedua shiff dinas, kemudian dilanjutkan
dengan kunjungan langsung ke pasien untuk validasi data dan memantau
kondisi pasien secara langsung.
Dari hasil observasi timbang terima di ruang Bedah RSUD dr.H.
andi Abdurrahman Noor dilakukan rutin setiap shiff. Timbang terima
26

dilakukan agar kondisi klien dapat diketahui oleh petugas yang dinas di
shiff berikutnya serta jika ada permasalahan atau perencanaan yang akan
dilakukan berkaitan dengan tindakan medis klien, intervensi atau
pemeriksaan lain yang belum dilakukan dapat diketahui oleh petugas jaga
pada shiff berikutnya. Timbang terima dilakukan tiga kali dalam sehari,
yaitu pada pergantian shift malam ke pagi (08.00), pagi ke sore (14.00), dan
dari sore ke malam (20.00) pada shiff pagi dipimpin oleh kepala ruangan
dan Ketua Tim , sore dipimpin oleh Perawat Pelaksana, kemudian rencana
terapi pasien selanjutnya terkadang tidak disampaikan di dalam timbang
terima. Timbang terima dilakukan di nurse station dan juga divalidasi ke
ruang pasien dan berinteraksi langsung dengan pasien. Dalam timbang
terima perawat membawa buku catatan perkembangan pasien.
2.4.3 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien
dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi,
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota TIM dan hasil pengkajian, wawancara dan observasi
dengan kepala ruangan dan perawat diruangan untuk ronde keperawatan di
ruang Bedah RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor belum dilaksanakan
secara berkala dan terakhir dilakukan ronde keperawatan pada bulan
Oktober 2016.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan 100% -
2 Perawat mengerti adanya ronde keperawatan 61,90% 38,09%
3 Pelaksanaan ronde keperawatan telah optimal 19,04% 80,95%
4 Ronde dilaksanakan setiap bulan 19,04% 80,95%
5 Keluarga pasien mengerti tentang ronde keperawatan 23,80% 76,19%
27

6 Tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan telah dibentuk 71,42% 28,57%

7 Tim yang dibentuk telah melaksanakan ronde dengan 38,9% 61,90%


optimal

2.4.4 Pengelolaan Logistik dan Obat


Dari pengkajian yang kami dapatkan pada pengelolaan
sentralisasi obat di Ruang Bedah RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor,
obat-obatan pasien disimpan dalam lemari khusus, dan obat-obatan pasien
dimasukkan dalam loker/box yang sudah dipisahkan sesuai kamar. Obat-
obatan emergency disimpan dalam trolley emergency yang ada. Adapun
alur pengelolaan obat di Ruang Bedah RSUD dr.H. Andi Abdurrahman
Noor adalah sebagai berikut, yaitu obat diresepkan oleh dokter di dalam
status pasien dan di lembar resep setelah pemeriksaan, kemudian resep
obat didalam status pasien ditulis dalam buku pelaporan setelah itu lembar
resep diserahkan ke keluarga kemudian diambil ke apotik setelah itu
diserahkan ke perawat dan obat dimasukkan ke lemari khusus obat-obatan
pasien.
Alur Pengelolaan Obat Ruang Bedah
Dokter meresepkan obat

Perawat mencatat ke dalam buku pelaporan

Resep diserahkan ke keluarga pasien

Keluarga pasien mengambil obat ke apotik & serahkan ke perawat

Perawat memasukkan obat ke loker obat pasien

Perawat memberikan obat kepada pasien

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Diruangan terdapat sentralisasi obat 76,19% 23,80%
28

2 Perawat diberi wewenang dalam urusan 57,14% 42,85%


sentralisasi obat
3 Format persetujuan sentralisasi obat dari - 100%
pasien/ keluarga pasien
4 Di ruangan terdapat ruangan khusus untuk 66,66% 33,33%
sentralisasi obat
5 Sudah ada kelengkapan sarana dan prasarana 28,57% 71,42%
pendukung sentralisasi obat
6 Selama ini perawat memisahkan 90,47% 9,52%
kepemilikan antar obat pasien
7 Pemberian etiket dan no.kamar pada obat- 85,71% 14,28%
obatan pasien
8 Menginformasikan tentang kepemilikan obat 42,85% 57,14%
yang telah digunakan

2.4.5 Penerimaan Pasien Baru


Dari hasil pengkajian yang kami dapatkan di Ruang Bedah RSUD
dr.H. Andi Abdurrahman Noor dalam penerimaan pasien baru diruangan
sudah berjalan dengan baik berdasarkan status pasien yang telah dikaji di
ruangan lain seperti IGD beserta laporan dan terapi yang sudah dikaji di
ruangan lain, namun perawat belum melakukan orientasi ruangan
dikarenakan banyak pasien maupun keluarga yang masih bingung dengan
ruang perawatan.

2.4.6 Discharge Planning


Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatan sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya. Discharge planning menunjukkan beberapa
proses formal yang melibatkan TIM atau memiliki tanggung jawab untuk
29

mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya. RCP


(2001)
Dari hasil observasi yang dilakukan, discharge planning sudah
dilaksanakan, ditandai dengan adanya formulir discharge planning di
lembar status pasien yang dilengkapi dengan tanda tangan DPJP, bahwa
kegiatan itu telah dilaksanakan, akan tetapi hanya dilaksanakan oleh
sebagian perawat dan hanya dilaksanakan saat pasien akan pulang dan
isinya hanya penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien dan
menganjurkan untuk perawatan luka selanjutnya ke rumah sakit dan
minum obat teratur sesuai anjuran dokter . Dalam melakukan discharge
planning perawat memberikan brosur maupun leaflet pada pasien,
sehingga pasien ingat tentang penjelasan yang sudah diberikan oleh
perawat.
Perencanaan Pulang YA TIDAK
1 Perawat mengerti tentang perencanaan pulang 85,71% 14,28%
Adakah yang ada berikan saat melakukan perencanaan
2 pulang pasien 76,19% 23,80%
3 Apakah anda bersedia melakukan perencanaan pulang 80,95% 19,04%
Apakah sudah ada pembagian tugas tentang perencanaan
4 pulang 57,14% 42,85%
Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet saat melakukan
5 perencanaan pulang 80,95% 19,04%
Apakah bahasa yang anda gunakan dalam melakukan
perencanaan pulang mengalami kesulitan untuk dipahami
6 pasien 33,33% 66,66%
Apakah setiap selesai melakukan perencanaan pulang,anda
7 melakukan pendokumentasian 76,19% 23,80

2.4.7 Supervisi Keperawatan


Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian
tugas-tugas keperawatan. Supervisi adalah upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Tujuan dilaksanakannya supervisi dalam memberikan
bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga bawahan memiliki
bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan
hasil yang baik, dan salah satu manfaatnya adalah meningkatkan efektifitas
dan efesiensi kerja itu sendiri.
30

Pengkajian yang kami dapatkan, di Ruang Bedah RSUD dr.H.


Andi Abdurrahman Noor, supervisi sudah diterapkan dan dilaksanakan
dengan baik, diantaranya 1 orang kepala ruangan, 3 orang ka-TIM dan 17
orang perawat pelaksana. Sistem perencanaan kinerja tim di ruangan sudah
direncanakan dan dilakukan sebagaimana mestinya oleh setiap ka-TIM
yang mengatur devisi mereka masing- masing.
Jawaban
NO Pertanyaan
ya tidak
Supervisi
1 Mengerti tentang supervisi 57,14% 42,85%
2 Supervisi telah dilakukan diruangan 85,71% 14,28%
3 Adakah yang melakukan supervisi 80,95% 19,04%
4 Format baku yang untuk supervisi setiap tindakan 57,14% 42,85%
5 Format untuk supervisi sudah sesuai dengan standar keperawatan 66,66% 33,33%
6 Alat ( instrumen )untuk supervisi tersedia secara lengkap 42,85% 57,14%
7 Hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat 66,66% 33,33%
8 Selalu ada umpan balik dari supervisor untuk setiap tindakan 66,66% 33,33%
9 Puas dengan hasil dari umpan balik tersebut 76,19% 23,80%
10 Adakah tindak lanjut untuk setiap hasil supervisi 66,66% 33,33%
Apakah anda menginginkan perubahan untuk setiap tindakan
11 sesuai dengan hasil perbaikan dari hasil supervisi 71,42% 28,57%
12 Mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi 47,61% 52,38%

2.4.8 Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi keperawatan yang dilakukan keperawatan meliputi
pengkajian review of system (ROS), serta diagnosa keperawatan sampai
dengan evaluasi menggunakan SOAP.
Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat
dalam pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian masih
dilakukan secara manual (belum menggunakan komputerisasi).
Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap nasihat dokter dan
tindakan mandiri perawat, tetapi belum semua tindakan didokumentasikan.
Dokumentasi asuhan keperawatan langsung dilaksanakan segera setelah
pasien masuk dan terjadi masalah keperawatan.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah sudah ada format pendokumentasian yang 61,90% 38,9%
baku di ruang bedah ini
31

2 Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format 61,90% 38,09%


dokumentasi tersebut dengan benar tepat
3 format yang digunakan ini bisa membantu ( 61,90% 38,09%
memudahkan ) perawat dalam melakukan
pengkajian pada pasien
4 menjelaskan pendokumentasian dengan tepat waktu 61,90% 38,09%
( segera setelah melakukan tindakan
5 model dokumentasi yang digunakan ini menambah 61,90% 38,09%
beban kerja perawat
6 model dokumentasi yang digunakan ini menyita 61,90% 38,09%
banyak waktu perawat

Tabel 2.12 Hasil evaluasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan


(Instrumen A) di ruang Bedah RSUD dr.H. Andi
Abdurrahman Noor
SEBELUM MAKP
No ASPEK YANG DINILAI Tgl 10-11 Mei 2016

YA TIDAK
I PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji sesuai 12 (100%)
dengan pedoman pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio psiko - 12 (100%)
sosial spiritual)
3 Data dikaji sejak pasien masuk 12 (100%)
sampai pasien pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan 12 (100%)
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
JUMLAH 75% 25%
II DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan 12 (100%)
masalah yang telah dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan 12(100%)
mencerminkan PE/PES
3 Merumuskan diagnosa keperawatan 12(100%)
aktual/potensial
JUMLAH 100%
III RENCANA DAN TUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
1 Merumuskan perencanaan sesuai 12 (100%)
dengan diagnosa yang didapat
saat pengkajian
2 Menetapkan rencana keperawatan 12 (100%)
sesuai dengan prioritas masalah
JUMLAH 100%
IV TINDAKAN
1 Tindakan keperawatan sesuai dengan 12 (100%)
32

diagnosa dan masalah yang didapat


saat pengkajian
2 Tindakan keperawatan sesuai dengan 12 (100%)
prioritas masalah
3 Pendokumentasian tindakan 12 (100%)
keperawatan
JUMLAH 100%
V EVALUASI
1 Evaluasi mengacu pada tujuan 12 (100%)
2 Hasil evaluasi dicatat 12 (100%)
VI CATATAN ASUHAN 100%
KEPERAWATAN
1 Menulis pada format yang baku 12 (100%)
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan 12 (100%)
tindakan yang dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis dengan jelas, 12 (100%)
ringkas, istilah yang baku dan benar
4 Setiap melakukan tindakan/kegiatan, 12 (100%)
perawat mencantumkan paraf/nama
jelas dan tanggal jam
5 Berkas catatan keperawatan 12 (100%)
disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
JUMLAH 80% 20%
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari semua aspek
yang dinilai yaitu pada pengkajian dilakukan 75% , diagnosa
100%, rencana dan tujuan asuhan keperawatan 100%, tindakan
100%, dan evaluasi 100%, catatan asuhan keperawatan 80%.
2.4.9 Prosedur tetap (SOP dan SAK)
a. Standar Operasional Prosedur
1) SOP Memasang Infus
2) SOP Mengukur TTV
3) SOP Memberikan Obat melalui Rectal, Vagina, Hidung
4) SOP mengambil darah dari pembuluh darah vena, Arteri
5) SOP pemberian terapi Oksigen
6) SOP Memberikan Obat Melalui Mulut
7) SOP Memberikan Obat melalui Suntikan
8) SOP persiapan Pemasangan CVP
9) SOP Pengukuran CVP
10) SOP Perawatan CVP
11) SOP Cuci Tangan
12) SOP Perawatan Luka
33

13) SOP Perekaman EKG


14) SOP Pemberian Nebulisasi
15) SOP Persiapan dan Pemasangan Endotracheal Tube
16) SOP Perawatan Dekubitus
17) SOP Perawatan Tracheostomi
18) SOP Pemasangan Pipa Nasofaring
19) SOP Pemasangan Orofaring
20) SOP Pemasangan & Perawatan DC
21) SOP Persiapan & Pemasangan Drainase Thoraks
22) SOP Fisioterapi Nafas
23) SOP Pemberian Amiodarone /epineprine /dobutamin /dopamine
/sulfate atropine /MgSo4 dan Syringe pump
24) SOP Pemasangan Sarung Tangan Steril
25) SOP Pemasangan Monitor Pasien
26) SOP RJP
27) SOP Pernafasan Buatan dengan BVM
28) SOP Melakukan Tindakan DC Shock
29) SOP Memasang Monitor ECG
30) SOP Pemasangan Collar Brace
31) SOP Pemasangan Skin Traksi
32) SOP Skeletal Traksi
33) SOP Gastric Cooling
34) SOP Memandikan Pasien Ditempat tidur
35) SOP memasang lingkar abdomen
36) SOP Memasang Masker
37) SOP Membantu pasien BAB & BAK
38) SOP Pemberian enema
39) SOP Perawatan luka kotor/ gangren/ gastrostomy
40) SOP Perawatan pasien Kolostomy
41) SOP Perawatan pasien dengan WSD
42) SOP Perawatan pasien menghadapi sakaratul maut
43) SOP Perawatan Pasien Meninggal
34

44) SOP Tekhnik Sterilisasi Autoklaf


45) SOP Prosedur Pencucian Alat Instrument
46) SOP Prosedur Mencuci Rambut/ Menyisir Rambut
47) SOP Prosedur Mencukur Daerah Operasi
48) SOP Prosedur Menilai Derajat Kesadaran dengan GCS
49) SOP Penerimaan Klien
50) SOP Pemasangan Sonde (NGT)
51) SOP Prosedur Persiapan Operasi Cyto
52) SOP Prosedur Persiapan Sebelum Operasi
53) SOP Prosedur Observasi Pasien Koma
54) SOP Prosedur Memberi Obat Luar (tetes telinga) / Salep Mata
55) SOP Memberikan Makanan Melalui NGT
56) SOP Memberikan Kirbat Es
57) SOP Mengukur Cairan Yang Masuk dan Keluar
58) SOP Observasi Cairan Infus
59) SOP Prosedur Merawat Luka Setelah Pembedahan
60) SOP Prosedur Pemasangan Ransel Verban
61) SOP Pemberian Huknah
62) SOP Prosedur Penanganan FLAIL CHEST
63) SOP Prosedur Penanganan Pasien Kejang Demam
64) SOP Prosedur Pengambilan Kultur Sputum Melalui ETT
65) SOP Pemberian Transfusi
66) SOP Prosedur Melakukan Suction
67) SOP Prosedur Melakukan Bidai
68) SOP prosedur Persiapan Tindakan NEEDLE CIRCO
TIROIDOTOMY
69) SOP Pemasangan Needle Torachosintesis
70) SOP Suctioning Endotracheal (Bronkial Toilet)
71) SOP Pemberian Oksigen dengan Masker
72) SOP Pemasangan Kondom Kateter
73) SOP Persiapan Menjahit Luka
b. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
35

1) SAK gangren DM
2) SAK Cidera Kepala
3) SAK Tahanan Peningkatan TIK
4) SAK Infeksi Saluran Perkemihan
5) SAK Urolithiasis
6) SAK Batu Buli-Buli
7) SAK Fraktur
8) SAK Amputasi
9) SAK Pre Operasi
10) SAK Post Operasi
11) SAK Katarak
12) SAK Hiactal Hernia
13) SAK Appendiksitis Akut
14) SAK Haemmoroid
15) SAK Luka Tusuk
16) SAK Fibroadenoma Mammae

2.4.10 M4 (Money)
Berdasarkan informasi yang didapatkan anggaran dana untuk ruang
Bedah biasanya diberikan anggaran pertahun oleh APBD. Dimana
sebelumnya membuat proposal yang kemudian diajukan kepada bagian
perencanaan anggaran RS Dr. H. Andi Abdurrahman Noor. Dalam
pengajuan proposal tersebut dicantumkan perincian dana yang diperlukan
baik itu dari dana untuk perbaikan fasilitas ruangan atau fasilitas alat.
Apabila proposal tersebut disetujui maka anggaran dana yang diperlukan
akan diberikan dan dipergunakan oleh ruangan seefisien dan efektif
mungkin.

Tabel 2.13 Distribusi Tarif Pelayanan Rawat Inap Ruang Bedah Tahun 2017.
Kelas Tarif Ruangan Dokter Visite Dokter perawat Jumlah
DR Spesialis Umum
Kelas I 200.000,-/malam 75.000,- 40.000,- Disesuaikan
36

Kelas II - - - Disesuaikan

Kelas III 100.000,-/malam 35.000,- 30.000,- Disesuaikan

Isolasi 100.000,-/malam 35.000,- 30.000,- Disesuaikan

Sumber : Data Sekunder 2017

Prosedur pengadaan barang diruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman


Noor Tanah Bumbu

Permohonan barang domestik ruangan Nilam

Kepala Ruangan

Ka. Instalasi Rawat Inap

Masuk kebagian proyek pengadaan sarana ( Kasi Sarana dan Prasarana)

Nota dinas dan Kasisarana dan Prasarana

Disposisi Pejabat Pengadaan

Pelaksanaan pengadaan

Panitian pengadaan

Gambar 2.6 prosedur pengadaan barang diruang Bedah RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
Tabel 2.17 Cara Pembayaran Pasien Rawat Inap Ruang Bedah Bulan
Februari-April 2017
N Masuk Keluar Jumlah
o Kegiatan Februari Maret April Februari Maret April Hari
Rawat
L P L P L P L P L P L P
1 BAYAR/UMUM 15 3 0 0 1 2 21 10 5 0 0 1 2 18 78
2 BPJS 20 20 33 20 10 17 120 20 18 32 20 10 17 117 484
3 JAMKESDA 50 30 40 38 70 30 258 53 30 40 38 70 30 261 370
JUMLAH 85 53 73 58 81 49 399 83 53 72 58 81 49 396 240
Sumber : Data Sekunder
37

2.5 M5 (MUTU)
Proses pemberian pelayanan diruangan Bedah dilakukan melalui tahap
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pendokumentasian, yang beracu pada SOP (Standard Operating Prosedur)
dan SAK (Standar Asuhan Keperawatan).
Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan
memberikan perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan di ruangan
layak untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari
pelanggan, sehingga diperlukan adanya upaya- upaya penjaminan mutu
pelayanan keperawatan.

2.5.1 Indikator Pelayanan


Tabel 2.18 Indikator Pelayanan Ruang Bedah pada bulan Februari- April
Di RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
TT 33 BOR BTO LOS (Hari) TOI (Hari)
BULAN (%) (Kali)
Februari 50,64 4,3 3,4 3,5
Maret 51,42 4.43 3,1 3,06
April 51,42 4,43 3,1 3,06
Jumlah /3 bulan 51,6% 4,8% 3,2% 3,20%
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 2.1 Diketahui Indikator pelayanan selama 3 bulan pada
bulan februari, maret, april Ruang Bedah RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor BOR 51,6%%, BTO 4,8% kali, LOS 3,2% hari, TOI
3,20% hari. Dari data diatas dapat disimpulkan indikator ruang Bedah
RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor relatif stabil.
Dari survey kepuasan pasien pada tanggal 26 Mei 2017
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.19 Survey kepuasan pasien di Ruang Bedah RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor Tanah Bumbu.
No. KARAKTERISTIK STP TP P SP
1. KEANDALAN
A. Perawat mampu menangani 0 70 2
masalah perawatan anda dengan (0%) 0(0%) (83,33%) (16,6%)
tepat dan profesional.
B. Perawat memberikan informasi 0 2 10 2
tentang fasilitas yang tersedia, (0%) (7,69%) (83,33%) (16,6%)
cara penggunaannya dan tata
38

tertib yang berlaku di RS.


C. Perawat memberitahu dengan 0 1 8 3
jelas hal hal yang dilarang dalam (0%) (8,333%) (66,66%) (25%)
perawatan anda.
D. Perawat memberitahu dengan 0 4 11 6
jelas hal hal yang harus dipatuhi (0%) (8,33%) (91,66%) (23,08%)
dalam peraewatan anda.
E. Ketepatan waktu perawat tiba
diruangan ketika anda 0 3 7 2
membutuhkan perawat. (0%) (25%) (58,33%) (16,6%)
2. JAMINAN
A. Perawat memberi perhatian 0 1 10 1
terhadap keluhan yang anda (0%) (8,33%) (83,33%) (8,33%)
rasakan.
B. Perawat dapat menjawab 10 1
pertanyaan tentang tindakan 0 1 (83,33%) (8,33%)
perawatan yang diberikan (0%) (8,33%)
kepada anda.
C. Perawat jujur dalam 0 0 9 3
memberikan informasi tentang (0%) (0%) (75%) (25%)
keadaan anda.
D. Perawat selalu memberi salam 0 3 8 1
dan senyum ketika bertemu (0%) (25%) (66,66%) (8,33%)
dengan anda.
E. Perawat teliti dan terampil 0 1 10 4
dalam melaksanakan tindakan (0%) (8,33%) (83,33%) (8,33%)
keperawatan kepada klien.
3. KPERNYATAAN
A. Perawat memberi informasi 0 2 7 3
tentang administrasi yang (0%) (16,66%) (58,33%) (25%)
berlaku bagi pasien rawat inap
di RS.
B. Perawat selalu menjaga 0 4 5 3
kebersihan dan kerapian ruangan (0%) (33,33%) (41,66%) (25%)
yang anda tempati.
C. Perawat selalu menjaga 0 10 18 2
kebersihan dan kesiapan alat- (0%) (83,33%) (69,23%) (16,6%)
alat kesehatan yang digunakan.
D. Perawat menjaga kebersihan dan 1 7 3 1
kelengkapan fasilitas kamar (8,33%) (58,33%) (25%) (8,33%)
mandi dan toilet.
E. Perawat selalu menjaga kerapian 0 0 11 1
dan penampilannya. (0%) (0%) (91,66%) (8,33%)
4. A. Perawat memberikan informasi 0 1 21 4
kepada anda tentang segala (0%) (3,85%) (80,77%) (15,38%)
tindakan keperawatan yang
dilakukan.
B. Perawat mudah ditemui dan 0 2 19 5
dihubungi bila anda (0%) (7,69%) (73,08%) (19,23%)
membutuhkan.
A. Perawat sering menengok dan 0 2 19 5
memeriksa anda seperti (0%) (7,69%) (73,08&) (19,23%)
mengukur tensi, suhu, nadi,
pernapasan, dan cairan infus.
B. Pelayanan yang diberikan 0 1 22 3
perawat tidak memandang (0%) (3,85%) (84,61%) (11,54%)
pangkat atau status tapi
39

berdasarkan kondisi anda


C. Perawat perhatian dan memberi 0 2 23 1
dukungan moril terhadap (0%) (7,69%) (88,46%) (3,85%)
keadaan anda (menanyakan dan
berbincang-bincang keadaan
anda)
5. TANGGUNG JAWAB 0
A. Perawat bersedia menawarkan (0%) 1 19 6
bantuan kepada anda ketika (3,85%) (73,08&) (23,08%)
mengalami kesulitan walau
tanpa diminta.
B. Perawat segera menangani anda 0 12 14 0
ketika sampai di ruangan rawat (0%) (46,15%) (53,85%) (0%)
inap.
C. Perawat menyediakan waktu 0 1 21 4
khusus untuk membantu anda (0%) (3,85%) (80,77%) (15,38%)
berjalan, BAK, BAB, Ganti
posisi tidur, dll.
D. Perawat membantu anda untuk 0 0 23 3
memperoleh obat. (0%) (0%) (88,46%) (11,54%)
E. Perawat membantu anda untuk 0 0
melaksanakan pelayanan foto (0%) ( 0%) 23 3
dan laboratorium di RS ini. (88,46%) (11,54%)
JUMLAH 0% 8,15% 76,62% 15,23%
Sumber:Data Primer 2016
Dari tabel Tabel 2.19 Survey kepuasan pasien di Ruang Bedah RSUD
dr.H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu didapatkan data yang
menyatakan sangat tidak puas 0%, tidak puas 81,5%, puas 76,62%, sangat
puas 15,23%.
2.5.2 Indikator Pencegahan Infeksi Nosokomial
1. Angka Flebitis
Adapun angka kejadian Flebitis selama bulan, Februari-April di
Ruang Bedah didapatkan sebanyak kasus.
Tabel 2.20 Angka Kejadian Flebitis
No. Bulan Kejadian Flebitis Yang Terpasang Presentase
Infus
1 Februari 1 400 0,25%
2 Maret 1 432 3,10%
3 April 0 475 0,00%
JUMLAH 2 1307 3,35%
Sumber: Komite PPI RSAS
Dari hasil observasi komite PPI RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor angka kejadian Flebitis selama bulan Februari 0,25
% Maret 2017 sebanyak 3,10%, April sebanyak 0,00 %, jumlah
kejadian Flebitis selama 3 bulan yaitu 2 (3,35%)
40

2. Data Pasien Safety (Keselamatan Pasien)


Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang
dikeluarkan oleh Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes,
2011), dan JCI Acreditation, maka sasaran tersebut meliputi 6 sasaran,
Yaitu:
a. Data tentang kejadian jatuh
Hasil pengkajian yang didapatkan melalui data dari PPI yaitu
didapatkan keterangan tentang kejadian jatuh yang terjadi di Ruang
Bedah tidak ada kejadian pada bulan Februari, Maret, dan April.
b. Ketepatan Identifikasi
Hasil Observasi yang dilakukan pada tanggal 26 Mei 2017
didapatkan data kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dengan
menanyakan nama lengkap, tanggal lahir, dan melihat gelang pasien
5 orang dari 6 perawat, sedangkan yang tidak mengidentifikasi
pasien dengan menanyakan nama lengkap, tanggal lahir, dan melihat
gelang pasien sebanyak 1 orang dari 6 perawat di Ruang Bedah.
Hasil observasi yang dilakukan tanggal 27 Mei 2017,
didapatkan data kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dengan
menanyakan nama lengkap, tanggal lahir dan melihat gelang pasien
5 perawat saat akan memberikan obat,sedangkan yang tidak
mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap, tanggal
lahir, dan melihat gelang pasien sebanyak 1 orang dari 6 perawat,
sebagian hanya menanyakan nama saja.
1. Gelang identifikasi yang digunakan di RS
- Biru muda : Pasien Laki-Laki
- Merah muda : Pasien Perempuan

c. Kepastian 6 B Pemberian Obat


Hasil observasi yang dilakukan tanggal 26 Mei 2017,
didapatkan data kepatuhan perawat tentang 6 B Pemberian obat yang
41

dilakukan perawat kepada klien sudah dilakukan dengan benar,


benar pasien, dosis, obat, waktu, cara, dan dokumentasi.
d. Pengurangan Resiko Infeksi Nosokomial (INOS)
Pengurangan Resiko Infeksi Nosokomial (INOS) yaitu cara
yang dilakukan agar Resiko Infeksi dapat dikurangi.
Tabel 2.21 Pengurangan Resiko Infeksi
Sebelum MAKP
No 5 Moment
Dilakukan Tdk Dilakukan

1 Sebelum kontak dengan pasien 2 (33,33%) 4 (66,66%)


2 Sebelum melakukan tindakan 3 (50%) 3 (50%)
3 Setelah melakukan tindakan 6 (100%) -
4 Setelah terpapar cairan 6 (100%) -
beresiko ( urin, darah)
5 Setelah kontak dengan 3 (50%) 3 (50%)
lingkungan pasien

Dari observasi yang dilakukan pada tanggal 26 Mei 2017


kepatuhan cuci tangan perawat di Ruang Bedah didapatkan perawat
yang mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien sebanyak 2
(33,33%) perawat yang bertugas di Ruang Bedah, sedangkan yang
melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan 3 (50%),
setelah melakukan tindakan 6 (100%), setelah terpapar cairan
beresiko sebanyak 6 (100%), dan yang cuci tangan setelah kontak
dengan lingkungan pasien 3 (50%).

e. Pengurangan Resiko Jatuh


Penilaian risiko jatuh dilakukan pada saat pengkajian awal
dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah
ditetapkan oleh RSUD. Dr.H. Andi Abdurrahman Noor Tanah
Bumbu. Dengan Penilaian resiko jatuh pada dewasa menggunakan
scooring morse. Didapatkan data dari 12 pasien : 2 resiko tinggi, 2
resiko sedang, dan 8 resiko rendah. Resiko jatuh dikaji setiap hari
oleh perawat jaga ataupun ada perubahan kondisi pasien saat itu juga
dengan catatan bila dari hasil pengkajian angka lebih dari 45 (resiko
42

tinggi) 25-44 resiko sedang, 0-24 resiko rendah. Sedangkan untuk


pasien berusia lebih dari 65 tahun menggunakan skala Ontario.

Anda mungkin juga menyukai