1. Nitrogen
Aminisasi: proteins + H2O > asam amino + amina + urea + CO2 + energi. pemecahan
protein menjadi unit lebih kecil, yang mengandung gugus NH2
Ammonifikasi:
R NH2 + H2O > NH3 + R OH + energi
NH3 + H2O > NH4+ + OH-
Immobilisasi (assimilasi)
Berkebalikan dengan proses mineralisasi. Pengambilan bentuk N anorganik dari tanah
kemudian menyatukan bahan tersebut menjadi bentuk N organik oleh mikrobia, dapat berupa
NH4+ atau NO3-. Kesetimbangan antara mineralisasi dan immobilisasi ditentukan oleh nisbah
C:N .
Nitrifikasi
Perubahan NH4+ menjadi NO3-, sumber NH4+ dapat berupa bahan organik atau pupuk.
Oksidasi biologis: bilangan oksidasi N meningkat dari -3 menjadi + 5, melalui 2 tahapan
proses:
2NH4+ + 3O2 > 2NO2- (nitrit) + 2H2O + 4H+ (Nitrosomonas bacteria) dan
2NO2- + O2 > 2NO3- ( Nitrobacter bacteria)
Nitrit bersifat meracun, umumnya tidak sampai mengumpul, karena reaksi nitrit menjadi
nitrat jauh lebih besar dibanding perubahan ammonium menjadi nitrit. Ada dua jenis bakteri
ototrof yang menonjol, mereka mendapatkan energi dari oksidasi N, sedangkan C diambil dari
CO2
Proses nitrifikasi
Meningkatkan potensi pelindian N. Senyawa NO3- sangat mobil, sangat larut air, tidak dapat
dipegang oleh koloid tanah. Senyawa NH4+ merupakan kation tertukar, dapat dipegang oleh
koloid tanah, bersifat mobil dalam tanah pasiran tanah yang memiliki KPK rendah. Untuk
berlangsungnya proses nitrifikasi diperlukan suasana aerasi yang baik, karena yang aktif
bakteri aerobik, oksigen diperlukan sebagai reaktan dalam kedua reaksi yang terlibat. Proses
ini bersifat mengasamkan tanah, 2 mol H+ dihasilkan per mol NH4+ yag dinitrifikasi, ini dapat
berasal dari pupuk ammonium atau mengandung pembentuk ammonium (urea). Sangat cepat
pada pH tinggi, optimum pada pH 8.5, bakteri memerlukan cukup Ca dan P, keseimbangan
reaksi lebih cocok pada pH tinggi tersebut. Reaksi cepat pada temperatur hangat dan tanah
yang lembab. Penghambat nitrifikasi: digunakan untuk membatasi pelindian nitrat, N-Serve
(nitrapyrin) karena bersifat meracun bagi Nitrosomonas.
Denitrifikasi
Kehilangan N dalam bentuk gas, reaksi NO3- menjadi N2 dan N2O. Bakteri
anaerob:Pseudomonas, Bacillus, menggunakan N sebagai sumber O2 dalam respirasi, terjadi
pada tanah tergenang atau terbatasnya oksigen, sekitar akar atau seresah yang sedang
terombak. Bakteri memerlukan bahan organik, bahan orgaik yang siap dirombak sebagai
sumber energi
4(CH2O) + 4NO3- + 4H+ > 4CO2 + 2N2O + 6H2O
5(CH2O) + 4NO3- + 4H+ > 5CO2 + 2N2O + 7H2O
Kehilangan N dari pupuk umumnya 10-30%, pada kondisi: penambahan bahan orgaik dan
kurangnya aerasi, temperatur hangat : antara 50 80 F, pH >5.5, cukup sediaan nitrat,
pertumbuhan tanaman, dapat menyumbang C dan kurangnya oksigen, tanaman dapat juga
membatasi denitrifikasi dengan mengurangi kadar air dalam tanah dan nitrat karena diserap
Volatilisasi
Kehilangan berupa gas NH3, terutama dari pupuk N di permukaan, juga rabuk di permukaan
tanah, kehilangan rabuk juga terjadi saat penanganan dan penyimpanan, dengan reaksi
NH4+ > H+ + NH3 . Kehilangan NH3 terutama pada pH tinggi, pH larutan >7 , pada
kesetimbangan reaksi bergerak ke kanan, kehilangan tersebut dapat ditekan dengan cara
pemberian pupuk dibenamkan, atau dengan penyiraman air irigasi, urea bersifat sangat larut.
Pada tanah masam dan netral: kehilangan urea lebih besar dibanding pupuk NH 4+ , reaksi
awal NH4+ bersifat asam. Hidrolisis Urea meningkatkan pH sekitar butiran:
CO(NH2) 2 (urea) + H+ + 2H2O > 2NH4+ + HCO3-
ini memerlukan H+ dan menaikkan pH, dapat mencapai > 7
mendorong reaksi : NH4+ + HCO3- > NH3 + H2O + CO2
Pada tanah kapuran (calcareous soils), kehilangan Urea secara potensial tetap tinggi. Pupuk
NH4+ lebih mudah menguap dibanding dalam suasana asam, karena bereaksi dengan
karbonat, NH4+ + HCO3- NH3 + H2O + CO2 , kehilangan ammonium fosfat and sulfat lebih
tinggi dibanding garam ammonium yang terlarut seperti klorida dan nitrat.
Faktor lain yang mendorong volatilisasi antara lain: bentuknya cairan vs. padatan. Aplikasi
permukaan disebar (broadcast surface applications), dibandingkan setempat atau
dicampurkan. Temperatur yang tinggi. Permukaan tanah yang lembab dan evaporasi yang
cepat. KPK yang rendah: retensi NH4+ dan penyanggaan pH. residu tanaman di permukaan,
penggembalaan dan gumpal tanah, menjaga lengas tanah permukaan, mengurangi kontak
tanah dan gerakan ke dalam tanah
Inhibitor Urease merupakan alat untuk menghambat perombakan urea dan mengurangi
volatilisasi N, contoh: Agrotrain. umumnya kurang efektif dibandingkan dengan perbaikan
cara pemupukan, misalnya concentrated banding. Urease adalah ensim yang memecah urea,
berasal dari tanaman atau tanah (mikrobia). Usaha yang lain dengan membuat Slow release,
urea-based fertilizers Contoh: Ureaform: Urea-formaldehyde, SCU (Sulfur-coated urea),
manfaatnya: pemberian cukup satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu, misalnya 3 6
atau 9 bulan, hemat pada tempat yang memiliki potensi pelindian atau penguapan yang tinggi,
Sering digunakan untuk tanaman hias atau tanaman tahunan.
Ammonia anhidrat, karena bentuknya mudah menguap, maka disuntikkan di bawah
permukaan tanah, standar 15 cm untuk tanah kasar lebih dalam lagi. Kondisi yang cocok
untuk kehilangan: tanah yang kering: lubang bekas injeksi tidak menutup rapat, NH3tidak
berubah menjadi NH4+, tanah lempung basah: lubang bekas injeksi tidak menutup rapat,
tekstur kasar: difusi NH3 , tanah berbongkah: difusi NH3 , bahan organik rendah: bahan
organik memegang NH3,
Tujuan penggunaan Inhibitor nitrifikasi untuk menghambat nitrifikasi, dan mengurangi
pelindian N. Umumnya digunakan pada musim gugur, atau di tanah pasiran. Contoh: bahan
N-Serve, DCD yang berfungsi menghambat perubahan ammonium menjadi nitrit dalam
proses nitrifikasi.
Fiksasi N
Meskipun kadar N udara 78%, tetapi ketersediaan N dalam tanah sering menjadi faktor
penghambat. Terdapat 70 juta kg N setiap hektar tanah. N2 harus diubah menjadi bentuk yang
tersedia bagi tanaman. Fiksasi industri: N2 direduksi dengan energi yang besar (high energy
inputs), pada temperatur tinggi 1.200 0C dan tekanan tinggi 500 atm. dengan reaksi: 3H2 +
N2 > 2NH3. NH3 (amonia anhidrat) digunakan langsung sebagai pupuk atau sebagai bahan
baku pupuk N yang lain.
Berbagai mikrobia dapat menyemat N2: Simbiotik atau hidup bebas. Rhizobia dan legum. Hal
ini penting bagi dunia pertanian. Bakteri simbiotik membentuk bintil akar, tanaman inang
menerima N yang tersemat sedangkan bakteri menerima fotosintat.
Rhizobia dan legum memiliki hubungan yang bersifat spesifik, legum yang yang berbeda
membutuhkan spesies Rhizobia tertentu yang sesuai. Umumnya dilakukan inokulasi pada biji
yang akan ditanam. Hal ini diperlukan terutama jika lahan baru untuk pertama kali ditanami
legum tersebut atau untuk introduksi suatu strain baru. Strain memiliki kemampuan
menyemat N yang berbeda-beda.
Faktor yang mempengaruhi penyematan N antar alain: Keadaan pH tanah : pH yang rendah
membahayakan Rhizobia dan akar tanaman, adanya keracunan Al dan Mn , serta kekahatan
Ca, Mo dan P. Spesies dan strain memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda. R.
meliloti (alfalfa, sweet clover) sangat peka terhadap pH yang rendah, strain lain lebih toleran.
Kadar Nitrogen tersedia tanah: jika kandungan N tanah tinggi, maka penyematan akan
rendah. Pertumbuhan tanaman dan manajemen: laju fotosintesis tinggi akan meningkatkan
penyematan N, sebaliknya hal yang menurunkan batang atau hasil juga menurunkan
penyematan N misalnya frekuensi dan waktu pemangkasan pada HMT. Kemampuan
penyematan N pada legum tahunan (perennial) : 100-200 kg/ha/th, sedangkan legum
semusim (annual) : 50-100 kg/ha/th
Penyematan N lainnya
Azolla Anabaena : paku air dan ganggang hijau biru (cyanobacteria), jumlah N yang tersemat
cukup untuk padi sawah. Cyanobacteria (blue-green algae), hidup bebas, pada tanah
tergenang, permukaan tanah yang lembab. Azospirillum: bakteria yang hidup bebas, atau
bersekutu dengan akar serealia atau rerumputan. Azotobacter: bakteria hidup bebas, di tanah,
air , risosfer, atau permukaan daun. Bentuk hubungan yang lain kurang berhubungan dengan
pertanian, tetapi bermanfaat bagi ekosistem alam atau agroforestry. Pohon legum: Black
locust, mimosa, akasia. Frankia: aktinomisetes simbiotik, Alder.
2.FOSFOR
Bentuk dan fungsi P di dalam jaringan tanaman
1. P dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar, sedikit lebih kecil dibawah N
dan K, setara dengan S, Ca dan Mg
2. Fosfat: unsur P sangat reaktif, di alam ditemukan dalam bentuk gugus fosfat
3. ATP : transfer energi
4. NADP : fotosintesis
5. Asam nukleat: bahan DNA, RNA
6. Lemak fosfat (phospholipids): membran sel dan organ dalam sel
Mobilitas P
Unsur fosfor (P) sifatnya mobil dalam tanaman, mudah dipindahkan dari bagian daun yang
tuda ke titik tumbuh. Gejala kekahatan: tanaman kerdil, pertumbuhan akar buruk,
kedewasaan terlambat, warna daun hijau kelam, muncul warna keunguan misalnya pada
jagung. Jika P berlebihan meskipun tidak secara langsung meracuni tanaman, akan
menyebabkan merangsang pertumbuhan organisme perairan, mempercepat eutrofikasi, P
tanah yang berlebih meningkatkan pengangkutan P dalam sedimen, air limpasan.
Sumber P
3. Kalium
Bentuk dan fungsi K dalam tanaman
Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah
hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan N. K tidak
menjadi komponen struktur dalam senyawa organik, tetapi bentuknya semata ionik,
K+ berada dalam larutan atau terikat oleh muatan negatif dari permukaan jaringan
misalnya: R-COO-K+. Fungsi utama K adalah mengaktifkan ensim-ensim dan menjaga air sel.
Ensim yang diaktifkan antara lain: sintesis pati, pembuatan ATP, fotosintesis, reduksi nitrat,
translokasi gula ke biji, buah, umbi atau akar. Pengaturan air sel: K+ mengatur potensial air
sel dan osmosis, Na+ dapat menggantikan fungsi K+ pada sebagian spesies. Turgor sel:
ketegaran tanaman, pembukaan dan penutupan stomata. Pengambilan air oleh akar: tarikan
osmotik. K dan ketahanan terhadap cekaman: ketahanan terhadap kekeringan: mengatur
transpirasi dan penyerapan air oleh akar, musim dingin atau beku, ketahanan terhadap
serangan penyakit jamur, ketahanan terhadap serangan serangga, mengurangi kerebahan :
batang lebih kuat.
Mobilitas K
Unsur K sangat lincah dalam tubuh tanaman, mudah dipindahkan dari daun tua ke bagian
titik tumbuh. Gejala kekahatan: klorosis/nekrosis ujung dan tepi daun, dimulai dari daun tua
atau bagian bawah tanaman (jika disebabkan kegaraman, maka gejala tepi terbakar dimulai
pada daun muda), pada legum: muncul becak putih atau nekrosis pada tepi daun, sering
jumbuh dengan bekas gigitan serangga, tanaman rebah, tidak tahan kekeringan, rentan
terhadap serangan penyakit dan serangga.
Jika K berlebihan tidak secara langsung meracuni tanaman. Kadar K dalam tanah yang tinggi
dapat menghambat penyerapan kation yang lain (antagonis) dapat mengakibatkan kekahatan
Mg dan Ca. K dapat mengatasi gangguan karena kelebihan N yang merangsang pertumbuhan
vegetatif, tanaman menjadi sukulen (basah), mudah rebah dan rentan terhadap serangan
penyakit/serangga, sedangkan K memiliki pengaruh yang sebaliknya.
Sumber K
1. Pertukaran kation: jerapan dan pelepasan dari permukaan lempung atau bahan
organik tanah.
2. Penyematan: K berada di antara kisi lempung, yaitu pada mineral lempung
sekunder, pelepasan K ini sangat lambat karena sukar ditukar kation lain
3. Pelapukan mineral primer: feldspar, mika
Ketersediaan K
1. Segera tersedia: K labil, K dalam larutan tanah atau komplek pertukaran,
meliputi 1-2% dari total K dalam tanah.
2. Tersedia lambat : K tidak tertukar, K tersemat, meliputi 1-10% K total dalam
tanah.
3. Tidak tersedia: K dalam struktur mineral primer, dengan lambat akan mengisi
pangkalan K tersedia, meliputi 90-98% total K dalam tanah.
Pertukaran kation
Reaksi pertukaran kation dirajai oleh kelakuan K dalam tanah. Terjadi keseimbangan yang
cepat antara K tertukar dengan K larutan tanah, K tertukar menjadi penyangga yang akan
mengisi K dalam larutan, perlu diingat kembali konsep faktor kuantitas dan intensitas (BC =
Q/ I ). K dalam larutan tanah dan K tertukar dipengaruhi oleh jenis dan jumlah kation
yang lain serta watak tapak pertukaran tanah. K+ dipegang lebih lemah dibandingkan kation
polivalen lainnya dengan deret kekuatan ikatan : Al3+ > Ca2+> Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+ ,
(ingat Lyotropic series) . Kejenuhan basa dan pH tanah: jerapan K lebih tinggi jika kejenuhan
basa lebih tinggi, K+ segera menggantikan Ca2+ dan Mg2+ lebih cepat dibandingkan Al3+ .
Pengapuran meningkatkan jerapan K+, pengapuran meningkatkan kejenuhan basa (Ca2+ dan
Mg2+), peningkatan jerapan K+tersebut sejalan dengan adanya peningkatan KPK yang
disebabkan bertambahkanya muatan karena kenaikan pH (ingat variable charge).
Tipe tapak pertukaran K+ : (1).posisi p (planar): permukaan luar dari mineral lempung,
nonspesifik, (2). posisi e (edge): tepian mineral lempung, spesifik untuk K, (3). posisi I (inner):
permukaan dalam mineral lempung, sangat spesifik bagi K. K dalam larutan tanah disangga
oleh K+ pada posisi p .
K tidak tertukar
K dalam posisi ini tidak segera tersedia, tetapi dalam keseimbangan dengan pangkalan K
labil: K tidak tertukar > lambat > K tertukar > cepat > K larutan tanah. Penyematan
dan pelepasan K: mineral primer mika membentuk mineral sekunder: lempung 2:1, yaitu Illit
dan vermikulit. Fixed K: K+ terikat pada posisi antar kisi, merekatkan kedua kisi,
menghilangkan sifat kembang kerut lempung tersebut. proses dapat balik dengan lambat :
pelepasan K: Mika > illit > vermikulit, penyematan K: K pupuk bergerak menuju tapak
antar kisi pada lempung 2:1, Vermikulit illit. Penyematan Ammonium (NH 4+) dapat juga
terjadi untuk mengisi posisi antar kisi tersbut
Faktor yang mempengaruhi penyematan dan pelepasan K: (1). jumlah dan jenis lempung, (2).
kehadiran NH4+ dan (3). daur lengas tanah: basah/kering, beku/cair, pengaruhnya bervariasi
tergantung kadar K tertukar dan jenis lempung
Pelapukan mineral K
Unsur K terlepas dari pelapukan mika: Mika memiliki kisi silikat 2:1 (pada mineral primer),
akan membentuk mineral lempung sekunder 2:1. K-feldspar: pelapukan lebih lambat
dibanding mika, pelepasan K akan terjadi setelah adanya pelarutan mika, pada tanah dengan
tingkat pelapukan sedang (moderately weathered soils) maka kandungan K akan tertinggi
sedangkan pada tanah yang sudah mengalami pelapukan lanjut (highly weathered soils) kadar
K akan rendah.
Alih tempat K
Kehilangan K dari tanah setiap tahunnya, lebih besar dibanding N atau P. Erosi:
kehilangannya besar pada tanah yang kaya K. Pelindian: K lebih mudah terlindi dibanding P,
sedikit pelindian jika KPK tanah tinggi. pelindian dominan pada tanah dengan KPK rendah,
yaitu tanah pasiran masam yang memiliki KPK berasal dari muatan terubahkan dari bahan
organik, atau wilayah tersebut memiliki curah hujan yang tinggi, atau menggunakan irigasi
yang baik
K tersedia bagi tanaman
Faktor kuantitas dan intensitas, BC = Q/ I . Faktor intensitas (I): kadar hara larutan tanah,
yaitu hara yang segera tersedia bagi tanaman. Faktor kuantitas (Q): K tertukar, K ini berada
dalam keseimbangan dengan K yang berada dalam larutan, artinya jika K dalam larutan
diserap oleh akar, maka akan segar diisi kembali. BC sebanding dengan KPK: uji tanah
mengukur K tertukar, sejumlah K yang tidak tertukar (nonexchangeable atau fixed) dapat
juga dilepaskan menjadi tersedia selama musim tanam
K pupuk: sangat larut dalam air, meningkatkan kadar K dalam larutan tanah. Tambakan K
tersebut segera akan mengisi tapak pertukaran atau mengalami penyematan. Pada tanah
dengan BC yang tinggi padatan tanah akan mengambil K yang berada dalam larutan tanah,
menyebabkan kadar (intensitas) K dalam larutan mungkin lebih rendah dibandingkan tanah
yang memiliki KPK yang lebih rendah. Meskipun demikian kemampuannya untuk menjaga
stabilitas kadar K dalam larutan jelas lebih lama.
Penyerapan K oleh tanaman dipengaruhi adanya kation lain dalam tanah. Nisbah aktivitas
larutan (solution activity ratios) dapat digunakan untuk menaksir ketersediaan K: Aktivitas
K+ / (aktivitas Ca2+ + aktivitas Mg2+), perlu mempertimbangkan Al3+ di tanah masam dan
Na+ di tanah garaman
Manajemen K pupuk
Aplikasi pupuk K: berikan pupuk dalam jumlah yang sedikit tetapi lebih sering (use smaller
but more frequent) pada tanah dengan daya penyematan yang tinggi atau untuk membatasi
konsumsi yang berlebihan dan hilang karena pelindian.
Penempatan pupuk: (1). aplikasi permukaan K memiliki keterbatasan mobilitas dalam tanah,
K yang diberikan di permukaan tanah akan bergerak menuju akar dengan sangat lambat, (2).
disebarkan dan dibenamkan, menempatkan K pada zona perakaran, penyematan K akan
maksimum pada tanah dengan tektsur halus dan memiliki daya semat yang tinggi, (3).
lingkaran, kontak antara tanah dengan pupuk terbatas, dapat mengurangi penyematan K,
sangat bermanfaat pada tanah yang memiliki kadar K rendah tetapi punya daya semat yang
tinggi.
K yang berada dalam mineral jika mengalami pelapukan akan menyediakan sejumlah K yang
cukup berarti pada beberapa tanah, perlu diperhatikan dalam pemupukan. Pengapuran dapat
meningkatkan kejenuhan basa dan KPK tanah karena sumbangan muatan terubahkan, dapat
meningkatkan K tersedia dan mengurangi pelindian K.
4.Ca (Kalsium)
Bentuk dan fungsi Ca dalam tanaman
1. Hara makro sekunder, dibutuhkan dalam jumlah cukup besar, lebih sedikit
dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S, dan Mg.
2. Kebanyakan Ca berada dalam dinding sel dan dinding membran: hara
apoplastik, fungsi utama berada di luar sitoplasma, perannya dalam metabolisme
sedikit, menjadi jembatan divalen yang mengubungkan antar molekul dan bersifat
reversible.
3. Komponen struktural membran sel, menjaga stabilitas membran dan integritas
sel: mengatur selektivitas serapan ion, mengatur permeabilitas membran dan
mencegah kebocoran larutan dalam sel.
4. Komponen struktural dinding sel, berupa Ca-pektat di lamela tengah diantara
dinding sel yang saling berdekatan berfungsi menguatkan dinding sel dan ketahanan
terhadap infeksi jamur, atau berada di antara dinding sel dengan membran plasma,
fungsi membran.
5. Diperlukan dalam pemanjangan dan pembelahan sel: membentuk dinding sel
dan membran sel yang baru, ini merupakan fungsi pengaturan sebagaimana fungsi
struktur, dan ikatan yang reversible di dalam membran dan dinding sel
memungkinkan sel untuk tumbuh dan berkembang.
Mobilitas Ca
Unsur Ca sangat tidak mobil dalam tanaman, alih tempat terbatas dari daun tua ke bagian
yang sedang tumbuh, dapat menyebabkan kekurangan Ca dalam buah, umbi dan titik tumbuh
akar dan batang, kekahatan Ca dapat saja terjadi pada tanah yang memiliki kadar Ca yang
tinggi, terutama jika laju transpirasinya rendah. Gejala kekahatan pertumbuhan titik tumbuh
batang dan akar terhambat, daun pada jagung lengket (sticky), daun yang baru terbentuk
tergulung, gangguan fisiologis pada organ penyimpanan: blossom end rot pada tomat dan
lombok, bitter pit pada apel atau terbakar pada tepi daun serta, cupping pada daun muda,
ujung daun terbakar pada sawi. Keturahan Ca tidak secara langsung meracuni tanaman atau
organisme lain, tanah yang memiliki Ca tinggi dapat menghambat serapan hara yag lain,
dapat juga menyebabkan kekahatan K atau Mg
Sumber Ca
1. Bahan organik: sebagian besar Ca dapat dengan cepat terlindi dari seresah
tanaman, sebagian yang lain mengalami mineralisasi pada awal tahapan perombakan
bahan tersebut.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: sebagian besar Ca adalah larut dalam air, bentuk
yang segera tersedia, dapat dengan mudah hilang sebelum bahan tersebut diberikan di
lapangan.
3. Ca tertukar: Ca2+ merupakan kation yang dapat dipertukarkan, pertukaran
kation merupakan reaksi paling penting bagi unsur Ca dalam tanah.
4. Pelarutan mineral Ca: kehadiran mineral Ca di dalam tanah sangat bervariasi.
Pada tanah yang kasar kadar Ca lebih rendah dibanding tanah yang halus teksturnya,
kadar Ca juga rendah pada tanah yang sudah terlapuk lanjut, kadarnya cukup banyak
pada tanah humida, atau wilayah beriklim temperate, tanah permukaan mungkin
memiliki kadar Ca yang lebih rendah karena sifatnya asam. Kadar Ca rendah pada
tanah kapuran, terbentuk senyawa Ca karbonat, terbentuk Gipsum (CaSO 4) pada
tanah kering.
5. Kapur dan pupuk: kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah
senyawa untuk menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan CaMgCO3.
Gipsum digunakan untuk memasok Ca tanpa mempengaruhi pH tanah, Ca
juga terkandung dalam pupuk superfosfat
Pengelolaan Ca
Umumnya dilakuakan pengapuran, jika pH suatu tanah pada level baik umumnya Ca
mencukup kebutuhan tanaman. Kekahatan: tanah pasiran dengan KPK rendah yang terlindi
hebat, tanaman yang memerlukan pH rendah untuk tumbuhnya, misalnya kentang untuk
mengatasi scab, tanaman yang memerlukan Ca tinggi . Gangguan fisilogis seringkali bukan
karena masalah kesuburan tanah, tetapi: masalah distribusi atau alihtempat, atau pasokan
untuk jaringan tidak mencukupi karena laju transpirasi rendah, untuk : buah atau daun
muda, sehingga menimbulkan gejala blossom end rotatau tipburn. Managemen air: dipacu
(aggravated) oleh kondisi selang-seling basah dan kering, diperlukan pengambilan Ca secara
sinambung, manajemen irigasi yang lebih baik. Penyemprotan Ca dalam beberapa hal sangat
membantu, harus mencapai jaringan yang terkena gejala, penyemprotan dapat meningkatkan
masa penyimpanan buah yang dipetik.
5. Magnesium
Bentuk dan fungsi Mg dalam tanaman
Merupakan hara makro sekunder, diperlukan tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebih
sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya Mg
<Ca. Esensial untuk fotosintesis: menjadi atom pusat dari molekul klorofil, jumlahnya 15-
20% total Mg dalam tanaman. Komponen struktural pada ribosom: sintesis protein. Aktivasi
ensim: transfer fosfat dan gugus karboksil, yaitu reaksi ATP dan transfer energi, fiksasi
CO2 oleh RuBP carboxylase.
Mobilitas Mg
Mg bersifat mobil dalam tanaman: dialihtempatkan dari daun tua ke titik tumbuh. Gejala
kekahatan yang muncul: dimulai pada daun tua dibagian bawah tanaman; kenampakan
utama berupa klorosis kekuningan diantara tulang daun (interveinal chlorosis), sedangkan
tulang daun tetap hijau, hal ini mirip dengan gejala kekahatan Fe; pada beberapa tanaman
daun di bagian bawah membentuk a reddish-purple cast; jika lanjut daun mengalami
nekrosis. Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme, kelebihan
Mg dapat disimpan di vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah menghambat penyerapan
kation yang lainnya, misalnya menmgakibatkan kekahatan K atau Ca.
Sumber Mg
6.Sulfur
Bentuk dan fungsi S dalam tubuh tanaman
Unsur S diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebhi sedikit dibanding N atau
K, serupa dengan P, Ca dan Mg.; sebagai penyusun asam amino essensial: sistin, sistein dan
metionin, 90% S dalam tanaman berupa protein, ikatan disulfida, susunan protein dan
aktivitas ensim, pembentukan klorofil; Ferredoksin: protein Fe-S, reaksi redoks: fotosintesis,
penyematan nitrogen, reduksi nitrat dan sulfat; koensim: koensim A dan vitamin, biotin,
thiamine, B1; senyawa volatil: tanaman keluarga Onion dan crucifer (cabbage).
Mobilitas S
Unsur S relatif tidak mobil dalam tanaman: tidak segera dapat dialihtempatkan dari daun
yang tuda ke bagian titik tumbuh, gejala kekahatan muncul pertama pada bbagian atas yaitu
daun muda. Gejala kekahatan: kerdil (stunted), pertumbuhan spiral (spindly growth),
seringkali seluruh tanaman menjadi klorosis seragam (uniformly chlorotic), tanaman Crucifer
membentuk warna kemarahan dan ungu, kadar protein rendah, pengumpulan N bukan
protein. Jika kadar S berlebihan tidak secara langsung mempengaruhi tanaman tersebut atau
organisme yang memakannya, tetapi dapat menyebabkan masalah kegaraman karena S
merupakan anion yang dominan pada tanah salin, pelindian yang hebat
dari SO4= meningkatkan kehilangan kation.
Sumber S
1. Perombakan bahan orgaik tanah, karena 90% S dalam tanah berada dalam
bentuk organik tersebut
2. Rabuk, kompos dan biosolid.
3. Sulfat yang terjerap pada tapak pertukaran anion dari oksida Al dan Fe.
4. Mineral S: pada musim kering sulfida dalam bentuk anaerob.
5. Pengendapan atmosfer dari inudstri, hujan asam.
6. Pupuk S.
Bentuk S yang diserap tanaman
1. Penyerapan langsung SO2 oelh daun: jumlahnya kecil, jika kadar S dalam
udara tinggi akan meracuni tanaman.
2. Penyerapan akar etrutama dalam bentuk: sulfat (SO4=).
Gerakan S menuju akar
Di dalam tanah sulfat bergerak karena aliran masa dan difusi. Terutama beregrak karena
aliran masa (mass flow), difusi memiliki arti penting pada tanah dengan kadar S yang rendah.
Kadar dalam larutan tanah 5-20 ppm. Aras yang mencukupi kebutuhan tanaman 3-5 ppm
dalam tanah
Transformasi S dalam tanah
Proses alih rupa antara lain: Mineralisasi immobilisasi, Adsorpsi desorpsi, Presipitasi
dissolusi, Oksidasi reduksi, Volatilisasi.
Mineralization imobilisasi
http://soilfertilityandfertilizer.blogspot.co.id/2014/09/modul-ilmu-kesuburan-tanah.html