Anda di halaman 1dari 15

10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan

Menjaga Daerah Aliran

Now, You Know me,,,, BERANDA

Burung akan akan selalu melentangkan sayapnya agar dapat terbang di langit biru. Semua harapannya ada pada Sayapnya. Untuk ku harapan dan
mimpiku adalah sayapku, ku ingin terus lentangkan sayap ini dan menjadi bagian dari mimpi dan harapanku. ( My name is Saya )

Muhammad ASary ( Devin )


Memberikan yang terbaik untuk Bangsa, daerah dan kelurga ku. " Where Is a Will, tHERE iS A wAY

Posting Lama

" PENGENALAN ORGANISME BENTOS SEBAGAI No Comments

INDIKATOR PELESTARIAN SUMBER MATA AIR


DENGAN MENJAGA DAERAH ALIRAN SUNGAI (
undefined DAS ) "
undefined.
undefined

BAB I

PENDAHULUAN
Search...
1.1 Latar Belakang
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
Read more: daratan. Pengelolaan wilayah pesisir mencakup tidak saja mencakup wilayah laut
http://designerlistic.net/buktikan-
bahwa-aku-blogger-indonesia-sejati- dan daratan sekitar pantai, tetapi juga harus memperhatikan daerah aliran sungai
dengan-copy-paste-code-
badgebanner-ini-di-blog-
sebagai masukan materi baik berupa aliran air tawar, sedimen, dan berbagai
mu/#ixzz1L54rAuBY limbah dari berbagai akitivitas di sekitar DAS yang akhirnya masuk ke
http://designerlistic.net Under
Creative Commons License: lingkungan laut. Sungai sangat penting dalam pengelolaan wilayah pesisir, karena
Attribution Non-Commercial Share
Alike fungsi-fungsinya untuk transportasi, sumber air bagi masyarakat, perikanan,
pemeliharaan hidrologi, rawa dan lahan basah.
MY NAME IS SAYA. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi
kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari
ekonomi (1)
kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses
kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi
MY STORY ( DEVIN ) tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana
Hidup adalah tantangan dan hidup itu tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun
resiko. Berbuatlah sebelum kita yang kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik
diperbuat.
untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
MUHAMMAD ASARY
sebagainya.
Kajian global kondisi air di dunia yang disampaikan pada World Water
Forum II di denhaag tahun 2000, memproyeksikan bahwa tahun 2025 akan terjadi

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 1/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

krisis air di beberapa negara. Meskipun Indonesia termasuk 10 negara kaya air
namun krisis air diperkirakan akan terjadi juga, sebagai akibat dari kesalahan
pengelolaan air.
Ekosistem air yang terdapat di daratan (inland water) secara umum dapat
dibagi menjadi 2 yaitu perairan lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai
periran tenang, misalnya danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya, dan
Korea's Picture periran lotik (lotic water), disebut juga sebagai periran yang berarus deras,
misalnya sungai, kali, kanal, perit dan sebagainya. Aktivitas manusia baik secara
LABEL langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan kualitas lingkungan.
ekonomi (1)
Kondisi organisme akuatik sangat ditentukan oleh kualitas periran tempat
hidupnya. Bentos sebagai biota dasar periran yang relatif tidak mudah bermigrasi
BERANDA merupakan kelompok biota yang paling menderita akibat pencemaran perairan
(Barus,2005).
Odum (1994), menjelasakan bahwa komponen biotik dapat memberikan
gambaran mengenai kodisi fisik, kimia, dan biologi suatu periran. Salah satu biota
Diberdayakan oleh Blogger.
yang dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu
ARSIP BLOG perairan adalah makrobentos. Makrobentos digunakan sebagai bioindikator
disuatu periran karena habitatnya yang relatif tetap.
2012 (6)
Bentos adalah organisme air yang mendiami dasar perairan dan tinggal di
Desember (2)
dalam atau pada sedimen dasar periran yang berperan penting dalam proses
" Pengenalan Organisme
dekomposisi dan ineralisasi material organik yang memasuki periran (Cole,
Bentos Sebagai Indikator
1983). Berdasarkan sifat hidupnya bentos dibedakan antara Fitobentos yaitu
Pe...
organisme bentos yang bersifat tumbuhan dan zoobentos yaitu organisme bentos
Lomba Blog airpureit
Juli (4)
yang bersifat hewan (Barsu, 2004).
2011 (7) Maka dari itu air sangat baku dimana dijelaskan dalam Peraturan
2010 (14) Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum pasal 1 ayat 1 dan 2 yaitu Air baku untuk air
PENGIKUT minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat
berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Air minum
adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Berdasarkan latar belakang tersebut pula, penulis tertarik untuk
mengangkat karya tulis dengan judul Bentos Development Training : Upaya
Mendukung Pemerintah dalam Konservasi Sumberdaya Air di Daerah
Aliran Sungai dengan Pemberdayaan Dokter Air di Indonesia . Upaya ini
ABOUT ME
kiranya mampu membantu menyelesaikan permasalahan pengelolaan perairan
Blognya AMPUN DEVIN khususnya di daerah aliran sungai ( DAS ) di Indonesia dengan memberdayakan
Kumai ( S.KAPITAN ),
Pangkalan Bun/ Kalimantan masyarakat menjadi Dokter Air di Indonesia yaitu salah satu cara yang sederhana,
Tengah, Indonesia
dengan mensinergikan pengetahuan tentang pengaruh bentos sebagai bioindikator
Lahir di daerah yang
terpencil di kalimantan pada perairan.
Tengah, tepatnya di Kota Kumai. Anak
pertama dari 3 bersaudara.Aku
Bangga menjadi salah satu putra 1.2 Tujuan Penulisan
daerah KOTAWARINGIN BARAT.
Memberikan yang terbaik bagi Secara umum program karya tulis ini dibuat yaitu :
bangsa, daerah dan keluarga adalah
impian ku. menjadikan hidup berarti
Untuk mengetahui cara pengelolaan sungai melalui self purification dan
bagi sesama adalah visi ku. selalu pengenalan tentang bentos sebagai bioindikator disuatu perairan khususnya di
berbuat untuk sesama itulah jalanku. "
WHERE IS A WILL, THERE IS A WAY ". daerah aliran sungai ( DAS ).
Lihat profil lengkapku Untuk mengetahui dasar teori dalam membuat model kualitas perairan yang dapat
dimanfaatkan untuk simulasi memprediksi perubahan kualitas air sebelum
terjadinya pencemaran.
Mampu memberikan solusi tentang konservasi sumberdaya air khususnya di
daerah aliran sungai ( DAS ).

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 2/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diperoleh dari karya ilmiah ini adalah :
1. Bagi pemerintah, upaya mendukung tentang penyediaan mendukung
keberlanjutan sumberdaya air di Indonesia.
2. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi tentang bagaimana mengenal
tentang bentos sebagai bioindikator pada suatu perairan dan juga membantu
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya air bagi kehidupan.
3. Bagi mahasiswa, sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam pengelolaan
sumberdaya air dan memaksimalkan fungsi mahasiswa sebagai agent of
change dengan melakukan respon intelektual dalam bentuk karya tulis yang
bertujuan memberikan kontribusi untuk perubahan yang lebih baik pada
masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daerah Aliran Sungai ( DAS )


Secara umum Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai
hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh topografi (punggung bukit) yang
menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik/outlet (
Marwah, 2000) . Menurut UU RI no. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
disebutkan bahwa Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan.
DAS merupakan suatu ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan
biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat
keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi (Marwah, 2000).
Ekosistem DAS merupakan suatu satuan wilayah pembangunan yang perlu ditata
agar pemanfaatannya dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Kegiatan di
bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan, industri,
pertambangan, pariwisata dan pemukiman membutuhkan air, lahan dan mineral
yang berada dalam suatu wilayah DAS (Bappedal, 2002).

2.2 Pencemaran Badan Air Pada Daerah Aliran Sungai


Kegoncangan dan keseimbangan lingkungan hidup sangat dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi yang berhasil diwujudkan akal dan otak manusia
dan adanya ledakan penduduk. Temuan teknologi, di satu sisi akan
menguntungkan manusia karena lebih efisien dalam pemanfaatan waktu dan biaya
operasional, tetapi di sisi lain menyebabkan pemanfaatan sumberdaya alam
melampaui daya pulih alami sumberdaya alam sehingga menimbulkan
ketidakstabilan kualitas lingkungan (Salim dalam Nurmayanti, 2002).
Penyebab pencemaran air berdasarkan sumbernya secara umum dapat
dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber
langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA (Tempat Pembuangan
Akhir Sampah), dan sebagainya. Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang
memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan
air tanah mengandung mengandung sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan
http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 3/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu
pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam. 1) Penyebab pencemaran air
dapat juga digolongkan berdasarkan aktivitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, yaitu limbah yang berasal dari industri, rumah tangga, dan
pertanian (Suriawiria, 1996).
Kualitas air sungai menurut Alaerts dan Santika (1987) sangat tergantung
pada komponen penyusunnya dan banyak dipengaruhi oleh masukan komponen
yang berasal dari pemukiman. Perairan yang melintasi daerah pemukiman dapat
menerima masukan bahan organik yang berasal dari aktivitas penduduk. Dengan
demikian ekosistem sungai keberadaannya terkait integral dengan lingkungan
sosial dan lingkungan fisik disekitarnya.
Menurut Riyadi (1984) parameter-parameter yang digunakan untuk
mengukur kualitas air meliputi sifat fisik, kimia, dan biologis. Parameter-
parameter tersebut adalah :
1. Sifat fisik
Parameter fisik air yang sangat menentukan kualitas air adalah kekeruhan
(turbiditas), suhu, warna, bau, rasa, jumlah padatan tersuspensi, padatan
terlarut dan daya hantar listrik (DHL).
2. Sifat kimia
Sifat kimia yang dapat dijadikan indikator yang menentukan kualitas air
adalah pH, konsentrasi dari zat-zat kalium, magnesium, mangan, besi, sulfida,
sulfat, amoniak, nitrit, nitrat, posphat, oksigen terlarut, BOD, COD, minyak,
lemak serta logam berat.
3. Sifat biologis
Organisme dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator pencemaran suatu
lingkungan perairan, misalnya bakteri, ganggang, benthos, plankton, dan ikan
tertentu.
Banyak limbah-limbah yang ditemukan di daerah aliran sungai adalah
limbah-limbah yang berasal dari limbah rumah tangga, seperti limbah cair.
Limbah ini sangat merugikan bagi perairan khususnya di daerah aliran sungai.
Menurut Sumarno (2002) komposisi limbah cair rumah tangga rata-rata
mengandung bahan organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan,
urin dan sabun. Sebagian limbah berbentuk bahan tersuspensi, lainnya dalam
bentuk terlarut. Karakteristik fisik dan kimia limbah rumah tangga dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga
Konsentrasi (mg/l)
Cemaran
Kisaran Rata-rata
Padatan:
terlarut 250-850 500
tersuspensi 100-350 220
Minyak dan Lemak 50-150 100
BOD 110-400 220
COD 250-1000 500
TOC 80-290 160
Nitrogen :
Organik 8-35 15
NH3 12-50 25
Phospor
Organik 1-5 3
Anorganik 3-10 5
Klorida 30-100 50
Alkalinitas 50-200 100

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 4/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

Sumber : Sumarno (2002)

2.3 Pengertian Bentos


Bentos adalah organisme air yang mendiami dasar perairan dan tinggal di
dalam atau pada sedimen dasar periran yang berperan penting dalam proses
dekomposisi dan ineralisasi material organik yang memasuki periran (Cole,
1983). Berdasarkan sifat hidupnya bentos dibedakan antara Fitobentos yaitu
organisme bentos yang bersifat tumbuhan dan zoobentos yaitu organisme bentos
yang bersifat hewan (Barus, 2004).
Berdasarkan letakanya bentos dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu
infauna dan epifauna. Infauna adalah bentos yang hidupnya terpendam didalam
substrat perairan dengan cara menggali lubang, sebagian hidup tersebut sesil dan
tinggal di suatu tempat. Epifauna adalah bentos yang hidup di permukaan dasar
perairan yang bergerak dengan lambat diatas permukaan dari sedimen yang lunak
atau menempel dengan kuat pada substrat padat yang terdapat pada substrat dasar
perairan ( Barnes and Mann, 1994 ).
Bentos sering digunakan untuk menduga ketidak keseimbangan
lingkungan fisik, kimia dan biologi suatu periaran. Perairan yang tercemar akan
mempengaruhi kelangsungan hidup organisme suatu perairan, diantaranya adalah
makrozoobentos, karena makrozoobentos merupakan organism air yang mudah
terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik fisik ataupun kimia (Odum, 1994).
Menurut Wilhm (1975) , biota akuatik yang dapat digunakan sebagai tolak
ukur kualitas lingkungan atas dasar kualitas hayati dan keanekaragaman hayati
hendaknya memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Harus memiliki kepekaan terhadap perubahan lingkungan perairan dan
responnya cepat.
2. Memiliki daur hidup yang kompleks sepanjang tahun atau lebih dan
apabila kondisi lingkungan melebihi batas toleransinya biota tersebut
akan mati.
3. Hidup sesil ( bentik ) dan tidak mudah atau cepat bermigrasi.
Berdasarkan batas-batasan tersebut diatas, kelompok biota akuatik yang
baik digunakan sebagai indikator yaitu salah satunya adalah bentos. Bentos
memiliki tingkat kerentangan, kepekaan dan keterbatasan gerak sehingga dapat
digunakan sebagai bioindikator pencemaran perairan.

2.4 Jenis Bentos Diperairan


Pada umumnya bentos hidup sebagai suspension feeder, pemakan detritus,
karnivor atau sebagai pemakan plankton.
Berdasarkan cara makannya, makrobentos dikelompokkan menjadi 2.
Filter feeder, yaitu hewan bentos yang mengambil makanan dengan
menyaring air.
Deposit feeder, yaitu hewan bentos yang mengambil makanan dalam
substrat dasar.
Kelompok pemakan bahan tersuspensi (filter feeder) umumnya tedapat
dominan disubstrat berpasir misalnya moluska-bivalva, beberapa jenis
echinodermata dan crustacea. Sedangkan pemakan deposit banyak tedapat pada
substrat berlumpur seperti jenis polychaeta.
Berdasarkan keberadaannya di perairan, makrobentos digolongkan
menjadi kelompok epifauna, yaitu hewan bentos yang hidup melekat pada
permukaan dasar perairan, sedangkan hewan bentos yang hidup didalam dasar
perairan disebut infauna. Tidak semua hewan dasar hidup selamanya sebagai
bentos pada stadia lanjut dalam siklus hidupnya. Hewan bentos yang mendiami
daerah dasar misalnya, kelas polychaeta, echinodermata dan moluska mempunyai

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 5/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

stadium larva yang seringkali ikut terambil pada saat melakukan pengambilan
contoh plankton.
Komunitas bentos dapat juga dibedakan berdasarkan pergerakannya, yaitu
kelompok hewan bentos yang hidupnya menetap (bentos sesile), dan hewan
bentos yang hidupnya berpindah-pindah (motile). Hewan bentos yang hidup sesile
seringkali digunakan sebagai indikator kondisi perairan (Setyobudiandi, 1997).
Distribusi bentos dalam ekonomi perairan alam mempunyai peranan
penting dari segi aspek kualitatif dan kuantitatif. Oleh karena itu banyak jenis dari
bentos di perairan dapat ditemukan. Untuk jenis-jenis bentos tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2. dibawah ini.

Tabel 2. Jenis-jenis bentos dalam perairan


No. Kelas Ordo Species
Daptotzemcr duhium, B
Doryluinzus stagnalis, B, R
1. NEMATODA -
Liniiiorner.mis hostrychorles. R
Tohrilus sp. (T. gracilis), B, R
Der.o n'igitata, B, R,
Aulodr.ilus plitriseta, R
A14lodi.il~rsp igueti, B, R
Branchi~o-as owerhyi. B, R.
Limnodri1u.s c~lupuredriunusB, , R
L. hcd'nzeistei.i, B, R,
Lin7nodi.ilir.s pi.ofirtidicola, R
OLIGOCHAE
2. - L. udekernianus, R
TA
Porumothri.~-b avarici4s, B, R
P. hammoniensis. B, R,
P. heltsc'heri, B. R
Tithifefes tuhife.~, R
Psunirnoryctides hui.hc~tilB~,, R
R. h l ~ h h o l z iR, ,
B. appetidic~irlatc~

MACROTRICI
3. CRUSTACEA 1l.yoc.1.ypt~t.s~ o r d i d ~ lBs,. R,
DAE

Alona affiinis, B
Alona q~radrangltIai.isB,
CHIDORIDAE Scccpho1ehei.i~ sp., B,
Leydigia acanthoceiv,oides, B
Leydigia leydigii, B
Cyc,lops .SI.>B., , R,
Diac,yc,lops hicuspidarlrs, B
COPEPODA Eucyclops srt.r-ularus, B
Mac rocyc 1ops albidirs. B
Paracyc'lops fimhriatus, B
OSTRACODA Candona neglecta, B
-'c,loc,ypris oi3Ltnz. B
Cyprideis toi.osa, B

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 6/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran
1Iyocypr.i~h radyi, B
Cypria Ircit.sti.is, B
Darn3itzula stei3erisoni
I1yoc.ypi.i.s gihha, B
I.rocypcrs heuut harnpi
GAMMARID
Echinogammarus pitngeris. B
AE
Ar.renurus sirz~taror.B,

HYDRACARI Nel, B
NA Neunzrrrzia imitara, B
Uriionic.ola crassipc.~, B

4. EPHEMEROP
INSECTA Ephemera glaucops. B
TERA

DIPTERA
CHAOBORID
Chuohor~~s,flavic.rrnBs., R.
AE
Tanypus punctiperrrris, B, R,
Ahlahesmyiu sp., B, R
Cricotopus ( I . ) sylvestris, B, R,
Cricotopus gr. hicinctus, B, R,
Cricotopus gr. ,festivell~tsB,
Chironomu.~p lumosus, B. R,
Ch. nuditarsis, B, R,
Ch. herrze/zsis, B, R,
Cludopelma virescens, B, R,
Cryptochironomus sp., B, R,
Cryptotendipes sp., B, ,
Harnischia sp., B. R,
Microchironomus tener, B, R
Microtendipes sp., B, R,
CHIRONOMI Purucludopelma sp. B,
DAE
Paratendipes sp., B
Polypedilum spp., B, R,
Stictochironomus maculipennis, B,
R,
Cladotanytarsus atridorsum, B, R,
Micropsectra sp., R, S
Stempellina sp., B, R,
Tanyrarsus gr. lestagei, B.
A. longistyla, R
Prodiamesa ol i~uc eaR,
Parakiejferiella hutophila, R
Ch. halophilus, R.
S. hisrrio,
S. hisrrio, R
C. mctncus, R

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 7/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

Sumber : Setyobudiandi, 1997.

2.5 Hubungan Bentos Pada Suatu Perairan


Kualitas air juga dapat dinilai dengan ketentuan sebagai berikut
(Triahadiningrum dan Tjodronegoro, 1998):
1. Air akan tergolong tidak tercemar, jika dan hanya terdapat Trichoptera
(Sericosmetidae, lepidosmatidae, glossosomatidae) dan planaria, tanpa kehadiran
jenis indikator yang terdapat pada kelas 2-6.
2. Air tergolong agak tercemar, tercemar ringan, tercemar, tercemar agak berat dan
sangat tercemar, bila terdapat salah satu atau campuran jenis makro invertebrata
indikator yang terdapat dalam kelompok kelas masing-masing.
3. Apabila makroinvertebrata terdiri atas campuran antara indikator dari kelas yang
berlainan, maka berlaku ketentuan berikut:
a. Air dikategorikan sebagai agak tercemar apabila terdapat campuran
organisme indikator dari kelas 1 dan 2, atau dari kela 1, 2 dan 3.
b. Air dikategorikan tercemar ringan apabila terdapat xampuran
organisme indikator dari kelas 3 dan 4 atau dari kelas 2, 3 dan 4.
c. Air dikategorikan sebagai tercemar apabila terdapat campuran
organisme indikator dari kelas 3 dan 4, atau dari kelas 3, 4 dan 5.
d. Air dikategorikan sebagai sangat tercemar apabila terdapat campuran
organisme indikator dari kelas 4 dan 5.
Dari perbandingan tingkat tercemarnya suatu perairan maka dapat dilihat
pada Tabel 3. Menunjukkan bahwa tingkat keragaman makrozobentos di perairan
dengan tingkat kecemarannya .

Tabel 3. Hubungan tingkat cemaran air dan makrozobentos


Tingkat Cemaran Makrozoobentos Indikator
1. Tidak tercemar Trichoptera (Sericosmotide, Lepidosmatide,
Glossosomatide); Planaria
2. Tercemar Ringan Plecoptera (Perlidae, Peleodidae); Ephemeroptera
(Laptophlebiidae, Pseudocloeon, ecdyonuridae,
Caebidae); Trichoptera (hydrpschydae,
Psychomyidae); Odonanta (Gomphidae,
Plarycnematidae, Agriidae, Aeshnidae);
Coleoptera (Elminthidae).
3. Tercemar Sedang Mollusca (pulmonata, Bivalvia); Crustacea
(Gammaridae); Odonanta (Libellulidae,
Cordulidae)
4. Tercemar Hirudinae (Glossiphonidae, Hirudidae); Hemiptera
5. Tercemar agak berat Oligochaeta (Ubificidae); Diptera (Chironomus
thummi-plumosus); syrphidae
6. Sangat tercemar Tidak terdapat makrozoobentos. Besar
kemungkinan dijumpai lapisan bakteri yang sangat
toleran terhadap limbah organik (Sphaerotilus) di
permukaan.

Sumber : Triahadiningrum dan Tjodronegoro, 1998.

2.6 Perkembangan Bentos di Perairan


Bentos sering digunakan untuk menduga ketidakseimbangan lingkungan
fisik, kimia dan biologi suatu perairan. Perairan yang tercemar akan
mempengaruhi kelangsungan hidup organisme perairan, diantaranya adalah
makrozoobentos, karena makrozoobentos merupakan organisme air yang sudah
terpengaruh olehaanya bahan pencemar, baik bahan pencemar kimia maupun fisik
(Odum, 1994), selanjutnya dijelaskan bahwa bentos dapat dijadikan sebagia
indicator biologis, berdasarkan pada:

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 8/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

Mobilitas terbatas sehingga memudahkan dalam pengambilan sampel :


a) Ukuran tubuh relatif besar sehingga memudahkan untuk identifikasi.
b) Hidup di dasar perairan, relatif diam sehinggasecar terus-menerus
terdedah (exposed) oleh air sekitarnya.
c) Pendedahan yang terus menerus mengakibatkan makrozoobentos
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
d) Perubahan lingkungan mempengaruhi keanekaragaman
makrozoobentos.
Perubahan beberapa parameter kualitas air, cepat atau lambat akan diikuti
oleh perubahan struktur komunitas organisme di perairan tersebut. Wilhm (1975)
mengemukakan bahwa, ada beberapa anggota komunitas makrozoobentos yang
mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan yang sangat ekstrim
sekaligus. Organisme-organisme ini dapat digolongkan sebagai indikator biologi
perairan.
Indikator biologi merupakan atau komunitas organisme yang kehadiranya
atau prilakunya di alam berkorelasi dengan kondisi lingkungan, sehingga dapat
digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan (Wiley, 1990 dalam Suriani,
2000). Abel (1989) menetapkan beberapa persyaratan organisme air yang
digunakan sebagai indikator biologi untuk menduga tingkat pencemaran perairan,
yaitu hidpnya relaif menetap, jangka hidupnya panjang, dan mempunyai toleransi
yang spesifik terhadap lingkungan.

2.7 Metode Sosialisasi Persuatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat Menjadi


Dokter Air
Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) adalah upaya manusia dalam
mengendalikan hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia
di dalam daerah aliran sungain (DAS) dan segala aktifitasnya, dengan tujuan
membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan
sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan.
Istilah pemberdayaan kelembagaan dengan demikian bisa dilihat dari segi
sampai sejauh mana kegiatan pengelolaan sumberdaya air masih sebatas menarik
peran serta masyarakat petani dan pelaku ekonomi pada kegiatan ditingkat hilir
(pemanfaatan lahan dan air), namun relatif sangat lemah dalam kegiatan tengah
(pemeliharaan) dan hulu (perbaikan dan pembangunan jaringan hidrologi dan
lahan).
Pranarka dan Moeljarto (1996) menyebutkan bahwa istilah pemberdayaan
adalah terjemahan dari kata empowerment. Kata empowerment berasal dari kata
dasar power dan selanjutnya bisa diartikan sebagai an empowering atau being.
Singkatnya, masyarakat yang berpenghasilan rendah atau berada disekitar garis
kemiskinan dapat digolongkan sebagai masyarakat yang powerless (tidak
berdaya).
Metode Bentos Development Training ini menerapkan sistem pelatihan
kepada masyarakat dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
pengaruh bentos dalam perairan. Karena kehadiran bentos dalam suatu perairan
khususnya di daerah aliran sungai ( DAS ) berarti memberikan sebuah informasi
baru tentang kaualitas kehidupan di perairan tersebut. Dalam tahap ini pula bentos
mempunyai peranan penting dalam menentukan keberlanjutan sumberdaya air di
daerah aliran sungai ( DAS ). Karena bentos sering digunakan untuk menduga
ketidak keseimbangan lingkungan fisik, kimia dan biologi suatu periaran. Perairan
yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme suatu perairan,
diantaranya adalah makrozoobentos, karena makrozoobentos merupakan organism
air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik fisik ataupun
kimia (Odum, 1994).

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 9/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

Metode Bentos Development Training dalam memberdayakan Dokter Air


di Indonesia adalah sebuah kelembagaan untuk mengenalkan tentang pengelolaan
konservasi sumberdaya air yang harus memperhatikan aspek penguatan
masyarakat madani (civil society) di setiap jenjang masyarakat, dari masyarakat
tingkat (berskala) kompleks atau (tingkat) nasional, masyarakat lintas sub-DAS
atau provinsi, kabupaten (terkait dengan otonomi pemerintahan), desa dan
komunal. Ada tiga alasan pokok mengapa strategi pemberdayaan kelembagaan
ini dipilih, yaitu: Pertama, kondisi keuangan pemerintah saat ini tidak lagi dapat
dengan mudah berperan sebagai pemain tunggal atau big boss dalam
pengelolaan lahan dan air untuk pemantapan ketahanan pangan secara nasional.
Kedua, rentang kendali pengelolaan sumberdaya lahan dan air secara terpusat
(sentralistik) selama ini terbukti tidak selamanya efektif dan efisien. Ketiga,
sebagai sumberdaya milik bersama (common property), pengelolaan lahan dan air
perlu diintegrasikan dalam penguatan civil society dan modal sosial, sehingga
pengelolaan lahan dan air dapat dijadikan bagian utama pemberdayaan dan
transformasi masyarakat di pedesaan.
Pada pengenalan tentang Bentos Development Training pula diharapkan
seluruh komponen masyarakat khususnya masyarakat yang berada di daerah aliran
sungai (DAS) mampu mendapatkan sebuah pengetahuan baru tentang bagaimana
konservasi sumberdaya air dan pengelolaannya. Dalam mekanisme kerja tentang
Bentos Development Training dapat dilihat di lampiran 1.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sifat Penulisan


Penulisan karya tulis ini dilakukan melalui studi literatur yang bersifat
deskriptif dan paparan, yakni dengan menjelaskan kaitan antara bentos dan
konservasi sumberdaya air untuk pemberdayaan masyarakat menjadi Dokter Air.
3.2 Metode Pengambilan Data
Data diambil dan dikumpulkan dari jurnal-jurnal Ilmiah, Pustaka
penunjang, dan Informasi dari internet.
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data pada karya tulis studi literatur ini dilakukan dengan
mengelompokkan data-data yang sesuai dengan variable dan tujuannya, kemudian
dilanjutkan dengan melakukan analisis data dan informasi dengan memberikan
argumen melalui kerangka berfikir logis yang dilakukan dengan dua metode,
yaitu:
1. Metode deskriptif, dilakukan dengan menganalisis data atau informasi
dengan memberikan prediksi gambaran mengenai masalah yang akan

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 10/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

dibahas.
2. Metode deduktif, yaitu melalui proses analisis data atau informasi dengan
memberikan argumentasi logis yang bertitik tolak dari pernyataan yang
bersifat khusus berdasarkan teori dan konsep.

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Mekanisme Perubahan Kualitas Air dan Pengaruhnya Pada Bentos

Penyebaran bentos di suatu periran umum terkait dengan keadaan


lingkungan yang mempengaruhinya, diantaranya adalah kualitas air di perairan
tesebut. Penyebaran dan munculnya bentos memiliki karakteristiknya sendiri
tergantung pada kondisi lingkungannya. Keanekaragaman bentos ini berbeda
setiap jenis atau spesiesnya tergantung kondisi lingkungannya.

Kondisi lingkungan perairan, seperti substrat dasar perairan yang berpasir


dan berbatu, kandungan oksigen terlarut dalam air yang cukup tinggi (6,48-7,46
mg/l), kandungan organik substrat sebagai sumber nutrisi (0,04-6,07 %), pH air
(7,35-7,56), dan suhu yang tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi.
Arthropoda menyukai habitat berbatu yang dan berpasir, kandungan oksigen
terlarut dalam air yang tinggi, serta pH air yang normal. Menurut McCafferty
(1983), beberapa mollusca dapat hidup atau berkembang dengan baik pada
berbagai jenis substrat yang memiliki ketersediaan nutrisi yang berlimpah,
kandungan oksigen terlarut dalam air tinggi dan pH air normal.

Filum plathyhelminthes yang didapatkan kerena kondisi perairan yang


kurang mendukung bagi kehidupan hewan ini, seperti kecepatan arus yang tinggi
dan kandungan oksigen yang cukup besar. Plathyhelmintes dapat berkembang
baik pada perairan yang memiliki kecepatan arus yang rendah. Sedangkan
annelida, terutama dari jenis Tibifex lebih menyukai lingkungan perairan dengan
kadar oksigen yang rendah, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Sastrawijaya
(1991), Tubifex banyak ditemukan pada perairan dengan kadar oksigen yang
rendah dan BOD yang cukup tinggi.

Tingginya tingkat kepadatan dari genus Heptagenia disebabkan kondisi


lingkungan perairan yang mendukung kelangsungan hidup genus Heptagenia
tersebut, seperti kondisi substrat berbatu, kandungan oksigen dalam air tinggi dan
kecepata arus yang cukup besar. Menurut McCafferty (1983), Heptagenia
merupakan salah satu insekta yang mempunya habitat di permukaan batu. Selain
itu merupakan jenis yang mampu hidup dan beradaptasi pada arus yang deras, dan
kandungan oksigen terlarut yang tinggi.

4.2 Jenis Jenis Permasalahannya Pada Perubahan Kualitas Air

Perubahan kualitas air di sungai menyebabkan perubahan komposisi


komunitas makrozoobentos. Untuk itu diperlukan suatu upaya pemantauan
mengenai status kualitas air ini. Berkembangnya kegiatan penduduk di Daerah
Aliran Sungai (DAS), seperti bertambahnya pemukiman penduduk, kegiatan
industri rumah tangga, dan kegiatan pertanian, dapat berpengaruh terhadap
kualitas airnya, karena limbah yang dihasilkan dari kegiatan penduduk tersebut
dibuang langsung ke sungai. Perkembangan industri yang semakin cepat, dan
intensifikasi air irigasi akan menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan.
http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 11/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

Adanya masukan bahan-bahan terlarut yang dihasilkan oleh kegiatan


penduduk di sekitar DAS sampai pada batas-batas tertentu tidak akan menurunkan
kualitas air sungai. Namun demikian apabila beban masukan bahan-bahan terlarut
tersebut melebihi kemampuan sungai untuk membersihkan diri sendiri (self
purification), maka timbul permasalahan yang serius yaitu pencemaran perairan,
sehingga berpengaruh negatif terhadap kehidupan biota perairan dan kesehatan
penduduk yang memanfaatkan air sungai tersebut. Odum (1993) menjelaskan
bahwa komponen biotik dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisika,
kimia, dan biologi dari suatu perairan. Salah satu biota yang dapat digunakan
sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah hewan
makrobentos. Sebagai organisme yang hidup di perairan, hewan makrobentos
sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya sehingga akan
berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya. Hal ini tergantung pada
toleransinya terhadap perubahan lingkungan, sehingga organisme ini sering
dipakai sebagai indicator tingkat pencemaran suatu perairan.

4.3 Hubungan Antara Menurunnya Kualitas Perairan dengan Bentos

Salah satu permasalahan yang ada saat ini adalah semakin menurunnya
kualitas air sejalan dengan makin meningkatnya berbagai kegiatan penduduk di
sepanjang DAS. Penurunan kualitas air Sungai Brantas ini selain diakibatkan oleh
pencemaran alami seperti terjadinya erosi dan limbah pertanian juga dikarenakan
oleh adanya bahan-bahan organik berupa limbah dari penduduk sepanjang DAS
serta aliran masuk lainnya yang turut mempengaruhi kualitas air. Penambahan
bahan organik maupun anorganik berupa limbah ke dalam perairan selain akan
mengubah susunan kimia air, juga akan mempengaruhi sifat-sifat biologi dari
perairan tersebut. Banyaknya bahan organik di dalam perairan akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen terlarut di dalam perairan dan jika keadaan ini
berlangsung lama akan menyebabkan perairan menjadi anaerob, sehingga
organisme aerob akan mati. Selain itu diketahui juga bahwa banyak senyawa
organic yang bersifat toksik seperti fenol, pestisida, surfaktan, dan lain-lain dapat
menimbulkan kematian organisme seperti plankton, bentos dan ikan.

Makrozoobentos terdapat diseluruh badan sungai mulai dari hulu sampai


ke hilir. Dengan keberadaan makrobentos yang hidupnya menetap dengan waktu
yang relative lama, maka makrobentos ini dapat digunakan untuk menduga status
suatu perairan. Penggunaan makrobentos sebagai penduga kualitas air dapat
digunakan untuk kepentingan pendugaan pencemaran baik yang berasal dari point
source pollution maupun diffuse source pollution. Bertitik tolak dari pemikiran
tersebut, maka penelitian ini perlu untuk dilakukan. Melalui serangkaian
pengamatan, pengukuran sifat fisika-kimia air dan keanekaragaman jenis hewan
makrozoobentos, dapat ditentukan status kualitas perairan. Data yang diperoleh
diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah dalam
perencanaan pembangunan dan pengendalian pencemaran

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 12/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
Bentos adalah organisme air yang mendiami dasar perairan dan tinggal di
dalam atau pada sedimen dasar periran yang berperan penting dalam proses
dekomposisi dan ineralisasi material organik yang memasuki periran (Cole,
1983).
Perubahan beberapa parameter kualitas air, cepat atau lambat akan diikuti
oleh perubahan struktur komunitas organisme di perairan tersebut. Wilhm
(1975) mengemukakan bahwa, ada beberapa anggota komunitas
makrozoobentos yang mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan
lingkungan yang sangat ekstrim sekaligus. Organisme-organisme ini dapat
digolongkan sebagai indikator biologi perairan.
Pranarka dan Moeljarto (1996) menyebutkan bahwa istilah pemberdayaan
adalah terjemahan dari kata empowerment. Kata empowerment berasal dari
kata dasar power dan selanjutnya bisa diartikan sebagai an empowering atau
being. Singkatnya, masyarakat yang berpenghasilan rendah atau berada
disekitar garis kemiskinan dapat digolongkan sebagai masyarakat yang
powerless (tidak berdaya).
Metode Bentos Development Training yaitu menerapkan sistem pelatihan
kepada masyarakat dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang pengaruh bentos dalam perairan.
Metode Bentos Development Training dalam memberdayakan Dokter Air di
Indonesia adalah sebuah kelembagaan untuk mengenalkan tentang
pengelolaan konservasi sumberdaya air yang harus memperhatikan aspek
penguatan masyarakat madani (civil society) di setiap jenjang masyarakat
5.2 Saran
Saran dari penulisan ini, setelah menganalisa dari data yang di
peroleh, untuk memberdayakan masyarakat menjadi Dokter Air, maka
perlu kiranya sebuah penguatan masyarakat madani (civil society) di
setiap jenjang masyarakat, dari masyarakat tingkat (berskala) kompleks
atau (tingkat) nasional. Selain itu, pemerintah diharapkan tidak lagi jadi
pemain tunggal atau big boss dalam pengelolaan lahan dan air untuk
pemantapan ketahanan pangan secara nasional. Tapi pemerintah
diharapkan menjadi satu dan bersama dalam membangun sumberdaya air
di Indonesia dalam mencapai cita-cita bersama yang di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abel. P.D 1989. Water pollution biology. John Wiley and Soons. New York. 231.

Alaerts, G. dan Santika, S.S. 1987. Metode Penelitian Air. Penerbit Usaha
Nasional. Surabaya.

Bappedal Jateng. 2002. Laporan Akhir, Penyusunan Profil Lingkungan DAS


Babon di Jawa Tengah. Semarang.

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 13/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan.


Program Studi Biologi USU FMIPA. Medan.

Barus, T. A. 2004. Faktor-Faktor Lingkungan Abiotik Dan Keanekaragaman


Plankton Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba. Journal
Mahasiswa Dan Lingkungan XI: 61-70.

Barus, T. A. 2005. Peranan Kelembagaan Dan Pendidikan Lingkungan Dalam


Pengelolaan Ekosistem Danau Toba. Nur Edukasi. Jurnal Ilmuah
Pendidikan II:6.

Barnes, R,S.K & K. H. Mann. 1994. Fundamental of aquatic ecology. Backwell


Scientific Publication. Oxford. Hlm 13, 14.

Cole, G.A. 1983. Buku Teks Limnologi. Dewan Bahasa Dan Pustaka Kementrian
Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur. Hlm 73-78.

Hutchison, G. E. 1993. A. Treatise on limnology (Zoobenthons). Vol IV. New


York: Jhon Wiley And Sons Inc. P. 153.

Mccafferty, W. P. 1983. Aquatic Entomology. Boston: Jones & Bartlett Publishers,


Inc. Pp. 98-102.

Nurmayanti. 2002. Kontribusi Limbah domestik terhadap Kualitas Air Kaligarang


Semarang. Program Pasca Sarjana Universitas Gajahmada.
Yogyakarta.

Pranarka, A.M.W. dan V. Moeljarto. 1996. Pemberdayaan (Empowerment) dalam


Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi ( Penyunting
O.S Prijono dan A.M.W Pranarka ) Centre For Strategic For
International Studies . Jakarta

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Alih Bahasa : Samingan, T.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Odum, E.P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Universitas Gadjah Mada
Press, Yogyakarta (Penerjemah Tjahjono Samingar). Hlm. 370,
374-375, 386.

Riyadi, S. 1984. Pencemaran Air. Karya Anda, Surabaya.

Sumarno. 2000. Degradasi Lingkungan. Hand Out Kuliah. Magister Ilmu


Lingkungan, UNDIP. Semarang

Suriawiria, Unus. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat.
Penerbit Alumni. Bandung.

Suriani, N.L. 2000. Tingkat Pencemaran Air Sungai Bandung Bagian Hilir
Ditinjau Dari Sifat Fisika-Kimia Dan Jenis Hewan
Makrozobentosdi Denpasar Selatan, Bali. Program, Pascaserjana
Institute Pertanian Bogor. Bogor. 60 H

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 14/15
10/25/2017 Muhammad ASary ( Devin ): " Pengenalan Organisme Bentos Sebagai Indikator Pelestarian Sumber Mata Air Dengan Menjaga Daerah Aliran
Sastrawijaya. 1991. Pencemaran Lingkungan. PT. Rineka Cipta; Jakarta.

Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Trihadiningrum, Y. & I. Tjondronegoro. 1998. Makroinvertebrata Sebagai


Bioindikator Pencernaan Badan Air Tawar Di Indonesia :
Lingkungan & Pembangunan 18 (1): 45 60.

UUD RI. 2004. Sumberdaya Air. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air. Negara Republik Indonesia Nomor 4377.
Jakarta.

Wilhm, J.L. 1975. Biological indicators of pollution. P: 375-402. In. B.A. Whitton
(ed) River Ecology Blackweel scientific Publication. Oxpord. 725 h

This entry was posted on Rabu, 26 Desember 2012 . You can follow any responses to this entry through

the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.

Your Reply

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Sastro Wijaya ( Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Copyright (c) 2010 Muhammad ASary ( Devin ). Design by WP Themes Expert


Blogger Templates by Why You Need Loan.

http://muhammadasarydevin.blogspot.co.id/2012/12/pengenalan-organisme-bentos-sebagai.html 15/15

Anda mungkin juga menyukai