DISUSUN OLEH :
Brema Perdana Simarmata (134160044)
Hanung Majis T S (134160045)
Putri Puji Astuti (134160046)
Zakka Hammad Gifari (134160047)
PAT B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Larutan garam dapur (natrium klorida) ketika diberikan arus listrik dapat
menyebabkan lampu menyala terang dan timbul gas di sekitar elektroda.
Larutan asam sulfat dan natrium hidroksida juga menunjukkan hal yang
sama. Larutan asam cuka dan amonium hidroksida ketika diberikan arus listrik
lampu tidak menyala, tetapi pada elektroda timbul gas. Sedangkan jika arus
listrik diberikan pada larutan gula dan larutan urea tidak mampu menyalakan
lampu dan juga tidak timbul gas pada elektroda. Perbedaan adanya nyala pada
lampu serta terbentukknya gelembung disekitar elektroda menunjukkan daya
hantar listrik dari tiap-tiap larutan berbeda beda. Ada larutan yang dapat
dengan baik menghantarkan arus listrik, ada yang lemah, bahkan ada larutan
yang sama sekali tidak dapat menghantarkan arus listrik
Setiap larutan juga memiliki kemampuan/kekuatan yang berbeda-beda
dalam menghantarkan listrik. Misalkan saja larutan garam dapur yang dapat
menghantarkan listrik. Antara larutan garam dapur pekat dengan larutan garam
dapur encer, kedua larutan tersebut tentu akan memberikan kekuatan hantran
listrik yang berbeda. Pengetahuan tentang daya hantar listrik ini berpengaruh
terhadap keberadaan garam pada tanah serta keberadaan garam ini berpengaruh
terhadap tanaman dan tanah.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik ?
C. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui tentang daya hantar listrik tanah
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kecepatan Ion pada Beda Potensial antara Kedua Elektroda yang Ada
Perpindahan muatan listrik dapat terjadi bila terdapat beda potensial
antara satu tempat terhadap yang lain, dan arus listrik akan mengalir dari
tempat yang meiliki potensial tinggi ke tempat potensial rendah. Didalam
suatu larutan, terjadinya arus listrik dikarenakan adanya ion yang bergerak.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:
1. Berat dan muatan ion
2. Adanya hidrasi
3. Orientasi atmosfer pelarut
4. Gaya tarik antar ion
5. Temperatur
6. Viskositas
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah -nya semakin
besar dan untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada
pengenceran tidak terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya
tergantung pada jenis ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar
ekivalent yang berbeda.
Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu
ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit
tahanannya berkurang bila temperatur naik.
3. Konsentrasi Larutan
Pada larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut mudah bergerak
sehingga daya hantarnya semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan
ion lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah. Daya hantar
ekuivalen didefenisikan sebagai daya hantar satu gram ekuivalen suatu zat
terlarut diantara 2 elektroda dengan jarak kedua elektroda 1 cm. Daya hantar
ekuivalen pada larutan encer diberi symbol 0 yang harganya tertentu untuk
setiap ion.
Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K
tepat sebanding dengan konsentrasi elektrolit. Walaupun demikian pada
praktiknya, konduktivitas molar bervariasi terhadap konsentrasi, salah satu
alasannya adalah jumlah ion dalam larutan mungkin tidak sebanding dengan
konsentrasi larutan elektrolit, misalnya konsentrasi ion dalam larutan asam
lemah tergantung pada konsentrasi asam secara rumit dan penduakalian
konsentrasi nominal asam itu tidak menduakalikan jumlah ion tersebut.
Kedua, karena ion saling berinteraksi dengan kuat, maka konduktivitas
larutan tidak tepat sebanding dengan jumlah ion yang ada.
4. Jenis Larutan
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua
yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non
elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan
mengalirkan arus listrik. Larutan elektrolit adalah suatu senyawa yang bila
dilarutkan dalam pelarut (misalnya air) akan menghasilkan larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Elektrolit diklasifikasikan berdasarkan
kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik yaitu elektrolit kuat dan
elektrolit lemah. Suatu elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam.
Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat
menghantarkan listrik jika berada dalam bentuk larutan atau lelehannya.
Dalam suatu larutan elektrolit bila diberi dua batang elektroda inert dan diberi
tegangan listrik diantaranya, maka anion-anion akan bergerak ke elektroda
negatif (katoda). Proses ini merupakan fenomena transport seperti halnya
yang terjadi dalam molekul gas adalah adanya pengaruh medan listrik dan
molekul pelarut. Analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar listrik
berhubungan dengan pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang mudah
bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Larutan non elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini ditandai
lampu tidak menyala pada alat uji elektrolit dan tidak terdapat gelembung gas
pada permukaan elektrodanya. Contohnya antara lain larutan gula, larutan
UREA, larutan alkohol dan sebagainya.
Zat elektrolit yang memiliki daya hantar listrik sangat baik di dalam
larutan encernya (dilarutkan dalam air dalam jumlah sedikit) disebut sebagai
elektrolit kuat, sedangkan lautannya disebut sebagai larutan elektrolit kuat.
Sedangkan zat elektrolit yang memiliki daya hantar listrik yang kurang baik
di dalam larutan encernya disebut sebagai elektrolit lemah, dan larutannya
disebut sebagai larutan elektrolit lemah.
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar
arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air),
seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi
adalah satu ( = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah Asam kuat, Basa
kuat, dan Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan
arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari
nol tetapi kurang dari satu (0 < < 1). Yang tergolong elektrolit lemah
adalah Asam lemah, Basa lemah, dan Garam-garam yang sukar larut.
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu
larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran
larutan atau cairan elektrolit. Penetapan nilai DHL tanah merupakan suatu
cara pendekatan untuk mengetahui taraf kejenuhan garam dalam tanah
(garam sebagai penghantar listrik). Besarnya DHL menunjukkan
kandungan garam-garam terlarut dalam tanah Semakin banyak kandungan
garam mineral, maka DHL semakin besar. Nilai DHL tanah Top soil lebih
rendah dari DHL Sub soil . (Hal ini bisa disebabkan karena pada lapisan top
soil merupakan daerah penimbunan( bisa dari mineral, garam, dsb) dari
hasil pencucian lapisan sub soil)
Penetapan DHL tanah dilaksanakan berdasarkan tahanan listrik antara
elektrode-elektrode paralel yang dicelupkan dalam suspensi dengan
perbandingan 1 : 1 pada sistem ini larutan yang terletak di elektrode
bertindak sebagai penghantar listrik, dan berhubungan dengan hambatan
dapat diterapkan
1. Terjadi tekanan osmose dalam sel yang tinggi, sehingga penyerapan air oleh
tanaman terhambat.
2. Tanaman mengalami plasmolisis, sehingga air dalam tanaman bergerak
keluar menuju larutan tanah.
3. Tanaman yang keracunan garam mengalami hambatan perpanjangan sel.
4. Mempengaruhi ketersediaan lengas tanah, struktur tanah, konsistensi tanah
DAFTAR PUSTAKA