Anda di halaman 1dari 34

PROSEDUR KLINIS MENGGUNAKAN

ACUAN YANG JELAS


SOP
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Berbah
drg. Dwi Prastowo S
19630326 200003 1 002
Terbitan :01
No. Revisi : 0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1- 2
1.Pengertian Posedur ini mencakup Semua prosedur klinis yang dibuat dipuskesmas.
2.Tujuan Untuk menjamin mutu pelayanan klinis perlu dilakukan pembakuan stadart
dan prosedur layanan klinis berdasarkan acuan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan dengan tetap mempertimbangkan kemampuan
puskesmas.
3.Kebijakan SPO Pelayanan klinis meliputi:
1. Pelayanan pendaftaran
2. Pelayanan Kesehatan Umum
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Pelayanan Kefarmasian
6. Pelayanan Laboratorium
7. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
8. Pelayanan Gizi
4.Referensi
UU RI No.36 th 2009 ps. 5 tentang pelayanan, monitoring, dan evaluasi
pelayanan kesehatan di puskesmas
5.Prosedur 1. Setiap unit pelayanan mengajukan bahan refferensi yang akan
dipergunakan dalam penyusunan SPO
2. Kepala puskesmas dan tim mutu pelayanan klinis membahas criteria
refferensi yang dapat dipergunakan sebagai acuan
3. Selanjutnya memilih bahan refferensi yang telah diajukan
4. Tim mutu pelayanan klinis menyusun SPO berdasarkan acuan yang telah
dipilih.
6.Distribusi Kepala Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis, dokter, perawat, bidan,
analis, sanitarian, nutrisionis
7.Dokumen
Terkai
engertian Prosedur ini meliputi segala upaya yang dipakai sebagai dasar untuk
menyusun pelayanan klinis.
2.Tujuan Pelayanan klinis yang diselenggarakan berdasarkan prosedur standart
diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3.Kebijakan SPO Pelayanan klinis meliputi:
1. Pelayanan pendaftaran
2. Pelayanan Kesehatan Umum
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Pelayanan Kefarmasian
6. Pelayanan Laboratorium
7. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
8. Pelayanan Gizi
4.Referensi
UU RI No.36 th 2009 ps. 5 tentang pelayanan, monitoring, dan evaluasi
pelayanan kesehatan di puskesmas
Permenkes 75 th 2014 tentang puskesmas
Permenkes 1483 th 2010 tentang standart pelayanan kedokteran
5.Prosedur Kepala puskesmas dan tim peningkatan mutu pelayanan klinis mengadakan
pertemuan membahas:
1. Prioritas prosedur layanan klinis yang harus disusun dengan
mempertimbangkan: visi misi puskesmas, tingkat kegawatan penyakit,
kondisi 10 besar penyakit yang ditemui di puskesmas, kemampuan
puskesmas
2. Data literatur yang diperlukan dalam penyusunan
3. Tim mutu pelayanan klinis membuat SPO layanan klinis
4. Pertimbangan masing-masing unit dalam penyusunan SPO
5. Pelaksanaan SPO.
6.Distribusi Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis
7.Dokumen
Terkai
PROSEDUR KLINIS MENGGUNAKAN
ACUAN YANG JELAS
SOP
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Berbah
drg. Dwi Prastowo S
19630326 200003 1 002
Terbitan :01
No. Revisi : 0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1- 2
1.Pengertian Posedur ini mencakup Semua prosedur klinis yang dibuat dipuskesmas.
2.Tujuan Untuk menjamin mutu pelayanan klinis perlu dilakukan pembakuan stadart
dan prosedur layanan klinis berdasarkan acuan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan dengan tetap mempertimbangkan kemampuan
puskesmas.
3.Kebijakan SPO Pelayanan klinis meliputi:
1. Pelayanan pendaftaran
2. Pelayanan Kesehatan Umum
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Pelayanan Kefarmasian
6. Pelayanan Laboratorium
7. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
8. Pelayanan Gizi
4.Referensi
UU RI No.36 th 2009 ps. 5 tentang pelayanan, monitoring, dan evaluasi
pelayanan kesehatan di puskesmas
5.Prosedur 1. Setiap unit pelayanan mengajukan bahan refferensi yang akan
dipergunakan dalam penyusunan SPO
2. Kepala puskesmas dan tim mutu pelayanan klinis membahas criteria
refferensi yang dapat dipergunakan sebagai acuan
3. Selanjutnya memilih bahan refferensi yang telah diajukan
4. Tim mutu pelayanan klinis menyusun SPO berdasarkan acuan yang telah
dipilih.
6.Distribusi Kepala Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis, dokter, perawat, bidan,
analis, sanitarian, nutrisionis
7.Dokumen
Terkait
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RESUSITASI JATUNG PARU (RJP)
PROSEDUR
TETAP
Tanggal Terbit

Disetujui oleh,
Pengertian
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi henti nafas dan henti
jantung.
Tujuan
a) Mencegah berhentinya respirasi dan sirkulasi
b) Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi
dari korban yang mengalami henti jantung / henti nafas melalui
resusitasi jantung paru.
Kebijakan
Prosedur A. Anamnesa
Tanda-tanda kegawatdaruratan :
a) Adanya sumbatan jalan nafas
b) Adanya henti nafas
c) Adanya henti jantung
d) Adanya perdarahan
B. Langkah langkah pertolongan
Sebelum memulai resusitasi, tindakan pertama adalah menentukan
ketidak sadaran pasien, dengan menilai respon pasien secara cepat
dengan metode AVPU.
A alert ( sadar penuh )
V menjawab rangsang verbal ( bicara )
P bereaksi atas rangsang nyeri ( pain )
U tidak memberi reaksi ( unresponsive )
PRIMARY SURVEY
Segera lakukan primary survey yaitu deteksi cepat dan koreksi
segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
Cara pelaksanaan adalah dengan memeriksa :
a. ( Airway ) / JALAN NAFAS
1. Lihat, Dengar, Raba ( Look, Listen, Feel )
b. ( Breathing ) / PERNAFASAN
c. ( Circulation ) / SIRKULASI
C.Tahap Kerja
1.Prinsip pertolongsn pada pasien resusitasi adalah DRCAB.
2.Penolong harus memperhatikan keselamatan dirinya terlebih
dahulu, kemudian orang disekitarnya dan terakhir adalah korban.
3.Kaji kesadaran korban dengan memanggil korban dan menepuk
bahu pasien
4.Apabila pasien tidak merespon, berikan rangsangan nyeri pada dada
atau lengan atas pasien
5.Cek nadi pasien
6.Apabila tidak ada nadi, minta langsung orang terdekat untuk
membantu
7.Siapkan pasien dengan posisi terlentang diatas dasar yang rata dan
keras
8.Bila terdapat cidera kepala leher dipertahankan dalam garis
kesatuan
9.Lakukan pijatan jantung luar (RJP) dengan perbandingan 30:2, 30
kali pijatan dan 2 kali nafas bantuan.
10.Pijatan dilakukan dengan mengambil posisi tengah-tengah tulang
dada dan posisi tangan penolong tegak lurus dengan berat badan
sebagai penumpu pijatan
11 Setelah 30 kali pijatan, buka jalan nafas airway dengan cara :
- Bersihkan jalan nafas
- Bebaskan jalan nafas
- Head thin chin lift atau jaw trust bila ada cidera leher
12.Apabila jalan nafas sudah baik, berikan nafas buatan 2 kali,
kemudian lakukan RJP dengan perbandingan 30:2 sampai 5 siklus.
Satu siklus terdiri atas 30:2. Lakukan RJP dengan berpegang pada
prinsip RJP yaitu DRCAB.
D : Danger
R : Response
C : Circulation
A : Airway
B : Breathing
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Akhiri kegiatan dengan memposisikan pasien dalam posisi
recovery setelah nadi dan nafas stabil
3. Cek pasien setiap 2 menit untuk mengetahui kondisi pasien
E. Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Unit terkait
Unit Gawat Darurat / UGD.
Rawat Inap
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DDST (Definisi Denver Development Stress Test)
PROSEDUR
TETAP
Tanggal Terbit

Disetujui oleh,
Pengertian
salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ
Tujuan
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3.Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala
kemungkinan adanya kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan
perkembangan
5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan
perkembangan
Kebijakan
Prosedur 1. PERSIAPAN ALAT
a. Alat peraga :
Benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,
peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku
gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas
warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
b. Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya.
2. CARA KERJA
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia:
3-6 bulan
9-12 bulan
18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
Cara pengukuran :
a Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan
b Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengtanumur yang telah
ditentukan
c Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan
garis yang ada milai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus,
dan personal social
d Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal
e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang
akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12
bulan untuk satu tahun.
f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke
bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P
dan berapa yang F.
i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Kegiatan pengkajian fisik yang dilakukan oleh perawat terhadap
bayi baru lahir
Tujuan
1. Untuk memastikan keadaan fisik bayi baru lahir dalam
keadaan normal atau abnormal
2. Untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari normal atau
abnormal
Kebijakan
Semua perawat yang melakukan pengkajian terhadap pemeriksaan
fisik pada bayi baru lahir harus sesuai dengan standar prosedur kerja
yang berlaku
Prosedur A.Persiapan alat
1. Tempat yang datar, rata, kering dan hangat
2. Temometer
3. Stetoskop
4. Jam tangan atau alat petunjuk detik
5. Timbangan bayi
6. Metlin
7. Sarung tangan (handscoon)
B. Persiapan.
1. Memberitahukan pada klien bahwa bayinya akan dilakukan
pemeriksaan.
2. Mengambil bayi dari ibu
3. Meletakan bayi ditempat yang sudah disediakan dan tetep
menjaga kehangatan tubuh bayi.
C. Pelaksanaan.
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan air bersih. Dan kenakan sarung tangan yang bersih.
2. Amati bayi dan ibu sebelum menyentuh bayi.jelaskan pada ibu
bahwa sebaiknya ibu melakukan kontak mata dengan bayinya,
dan membelai bayinya dengan seluruh bagian tangan ibu (bukan
hanya jari-jarinya saja. Mintalah ibu untuk membuka baju bayi
dan tidak menyelimutinya. Periksa bayi didalam pelukan ibu atau
tempatkan ditempat yang telah disediakan dan tetep menjaga
kehangatan bayi.
3. Lihat postur normal bayi, tonus,dan aktivitas. Bayi sehat akan
bergerak aktif.
4. Lihat pada kulit bayi. Jelaskan pada ibunya bahwa wajah, bibir,
dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa
adanya bintik-bintik kemerahan atau bisul.
5. Hitung pernafasanketika bayi sedang tidak menangis. Jelaskan
pada ibunya bahwa frekuensi napas normal harus 60-60 kali per
menit. Lihat pernafasan gerakan di dada dan perut: jelaskan
bahwa harus tidak ada retraksi dinding dada bawah (dada tertarik
kedalam).
6. Stetoskop diletakan pada dada kiri bayi setinggi apeks.
7. Hitung detak jantung dengan stetoskop. Frekuensi denyut jantung
normal adalah 120-160 kali per menit.
8. Raba kehangatan bayi: jelaskan bahwa punggung atau dada tidak
teraba lebih panas atau dingin dibandingkan dengan orang sehat.
Lakukan pengukuran suhu ketiak. Suhu normal adalah 36,5-
37,5
0
c.
9. Lihat dan raba bagian kepala apakah ada pembengkakan atau
abnormalitas.
10 Lihat pada mata: Jelaskan bahwa harus tidak ada cairan.
11 Lihat bagian dalam mulut (lidah, selaput lendir). Jika bayi
menangis, masukan satu jari yang menggunakan sarung tangan
ke dalam dan raba langit-langit, apakah ada bagian yang terbuka
dan nilai kekuatan hisap bayi.
12 Lihat dan raba pada bagian perut untuk memastikan bahwa
perutnya terasa lemas.
13 Lihat pada tali pusat. Jelaskan ke ibu bahwa seharusnya tidak ada
perdarahan,cairan, pembengkakan, bau yang tidak enak, atau
kemerahan pada kulit sekitar.
14 Lihat pada punggung dan raba pada tulang belakang.
15 Lihat pada lubang anus dan alat kelamin. Hindari untuk
memasukan alat atau jari dalam melakukan pemeriksaan anus.
16 Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah BAB atau BAK. Pastikan
dalam 24 jam pertama bayi sudah BAB dan BAK.
17 Mengukur lingkar kepala bayi, normal: 31-35cm.
18. Mengukur lingkar dada bayi, normal: 30,5-33cm.
19. Mengukur panjang badan bayi, normal: 48-52cm.
20. Timbang berat badan bayi, normal: 2500-4000gram. Jelaskan
kepada ibu tentang perubahan berat badan bayi, bahwa BB bayi
akan turun pada umur 7-10 hari,selanjutnya BB bayi akan naik.
21. Mintalah ibu untuk memakaikan pakaian bayi kembali/
menyelimutinya.
22. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain yang
bersih dan kering.
23. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir, seperti:
a. Kejang
b. Hipoterrmi
c. Mata bernanah
d. Tidak mau menyusu dan memuntahkanya
e. Merintih
f. Ikterus atau sianosis
g. Nafas cepat lebih dari 60 kali per menit.
h. Ada tarikan dinding dada yang dalam.
i. Pusar kemerahan.
j. Diare.
k. Tidak BAB dalam 24 jam.
24. Melengkapi catatan medis atau mendokumentasikan hasil
asuhan.
D. Hal-Hal yang harus diperhatikan.
1. Sebelum memegang bayi harus cuci tangan terlebih dahulu.
2. Setelah memegang bayi pun harus cuci tangan kembali.
3. Segera lakukan rujukan apabila terdapat keabnormalan atau
tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
Unit terkait
Ruang Neonatus
Ruang OK
UGD/ PONED
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROMOSI KESEHATAN
PENYULUHAN DALAM GEDUNG
PRUSE
DUR
TETAP
NO.
REVISI :
HALAMAN :
Pengerti
an
Kegiatan penyuluhan yang ditampilkan di Institusi bersangkutan
Tujuan
Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari
Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan
Alat &
Bahan
ALAT :
1. Leaflet
2. Poster
3. Lembar balik
4. Komputer
5. LCD Proyektor
BAHAN :
- ATK
Persiapan
Prosedu
r
Menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
Menentukan sasaran pendengar
Mempersiapkan materi
Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan
kelompok sasaran
Mempersiapkan alat peraga
Absensi peserta
Mempersiapkan tempat dan waktu yang tepat
Mempersiapkan bahan bacaan ( jika diperlukan )
Pelaksanaan
Perkenalan diri
Mengemukakan maksud dan tujuan
Menjelaskan point-point isi penyuluhan
Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak
membosankan
Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di
tempat
Selingi dengan humor segar
Pergunakan bahasa sederhana
Ciptakan suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar turut
berpartisipasi
Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan
Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
Tutuplah penyuluhan anda dengan mengucapkan terima kasih
Bila ada bahan bacaan sebaiknya dibagikan setelah penyuluhan selesai
Unit
terkait
Rawat jalan
Rawat inap
UGD
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENYULUHAN KESEHATAN DILUAR GEDUNG
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di luar lingkungan institusi
Tujuan
Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari
Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan
Alat & Bahan
ALAT :
1. Leaflet
2. Poster
3. Lembar balik
4. Computer
5. LCD Proyektor
Prosedur 1. Persiapan
Petugas promkes berkoordinasi dengan Kepala Desa dan Bidan
Desa tentang Penyuluhan yang akan dilaksanakan
Menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
Menentukan sasaran pendengar
Mempersiapkan materi yang akan diberikan sesuai tren masalah
Mempersiapkan alat peraga/penyuluhan
Menyiapkan absensi peserta
perawat melakukan penyuluhan
2. Pelaksanaan
Perkenalan diri
Mengemukakan maksud dan tujuan
Menjelaskan point-point isi penyuluhan
Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang
tidak membosankan
Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap
duduk di tempat
Selingi dengan humor segar
Pergunakan bahasa sederhana
Ciptakan suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar
turut berpartisipasi
Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan
Sediakan waktu untuk tanya jawab
Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
Tutuplah penyuluhan anda dengan mengucapkan terima kasih
Unit terkait
1. Lintas sector
2. Lintas Program
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PROSEDUR
TETAP
Tanggal Terbit

Disetujui oleh,
Pengertian
terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien
yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan keperawatan
Tujuan
1. meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan
umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi,
meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan
tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi
untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
2. meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara
konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal
atau social.
3. meningkatkan ketrampilan ekspresi diri, social, meningkatkan
kepercayaan diri, empati, meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan pemecahan masalah.
Kebijakan
Prosedur
a. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Ventilasi baik
2. Penerangan cukup
3. Suasana tenang
4. Pengaturan posisi tempat duduk (setting)
b. TERAPIS
1. Leader
2. Co Leader
3. Fasilitator
4. Observer
5. Operator
c. Tahap pelaksanaan
1. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat SAP meliputi tujuan, merencanakan,
siapa yang menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan
kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota
dan kelompok, menjelaskan sumber sumber yang diperlukan
kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan
keuangan.
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah
dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan
realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan
tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota
kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses
atau sukses.
d. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2. Sebagai leader dan co leader
3. Sebagai fasilitator
4. Sebagai observer
5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
Memasang slang / pipa khusus melalui saluran pencernakan atas
secara langsung yang berakhir di lambung
TUJUAN
1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan
melalui mulut
2. Mencegah distensi gaster
3. Melakukan bilas lambung
4. Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa di
laboratorium
KEBIJAKAN
1. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
2. Pasien yang Illeus atau Peritonitis trauma abdoment (untuk
dekompresi
3. Pasien perdarahan lambung/bilas lambung
PETUGAS Perawat
PERALATAN
1. Slang NGT
2. Klem
3. Spuit 10 cc
4. Stetoskop atau gelas berisi air matang
5. Plester & gunting
6. Kain kassa
7. Pelumas (jelly)
8. Perlak atau pengalas
9. Bengkok
10. Sarung tangan
PROSEDUR
A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler
atau fowler (jika tidak ada kontra indikasi
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan lubang hidung pasien
5. Memasang pengalas diatas dada
6. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari
prosessus xipoideus ke hidung dan belok ke daun
telinga)
7. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang
NGT yang akan di pasang
8. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan
masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila
pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan
ludah berulang-ulang)
9. Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan
cara: menginspirasi NGT dengan spuit atau
memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di
region lambung atau memasukkan kedalam gelas
berisi air)
10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau
disesuaikan dengan tujuan pemasangan
11. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN OKSIGEN
Pengertian
Memberikan oksigen pada pasien
Tujuan
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
Kebijakan
Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
1. Tabung O
2
lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O
2
5. Plester
6. kapas alkohol
PELAKSANAAN :
1. Atur posisi semifoler
2. Slang dihubungkan
3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang
dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup
kembali
5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis
dokte
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan
instruksi? Lihat angka pada manometer
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal
kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk
maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki
3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis lapor dokter
4. memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada
petugas bila tabung oksigen / air steril habis.
Unit terkait
Ruang inap, UGD, ICU, OK
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENGHISAP LENDIR / SUCTION
Pengertian
Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut
Tujuan
Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir,
mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas
Kebijakan
Dibawah tangungjawab dokter.
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
Perangkat penghisap lendir meliputi :
1. Mesin penghisap lendir
2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan
3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)
4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
5. Pinset anatomi untuk memegang slang
6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa
7. Sarung tangan
8. Bak instrumen
9. Kasa
10. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN :
1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk
2. Bila pasien tidak sadar ;
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
PELAKSANAAN :
1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern
2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan
3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir
5. Mesin penghisap lendir dihidupkan
6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu
untuk air bersih yang tersedia
7. tekan lidah dengan spatel
8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan
9. Bersihkan mulut pasien kasa
10. membersihakan slang dengan air dalam kom
11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia
12. Perawat cuci tangan
Unit terkait
Ruang inap
UGD
ICU
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NABULAIZER
Pengertian
Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan
dahak dan melonggarkan jalan nafas
Tujuan
Sebagai acuan tindakan nebulaizer
Kebijakan
Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Peralatan nebulizer standar
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
1. tabung O
2
2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin,
dexamethasone
3. Masker oksigen
4. Nebulaizer
PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
2. Pasien diatur sesuai kebutuhan
PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan
2. Mengisi ventolin pada nebulezer
3. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator
misalnya : ventolin (sabutamol) atau kadang diberi dexamethasone
pada status asmatikus.
4. Memasang masker pada pasien
5. Nebulaizer dinyalakan
6. Observasi pasien
7. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
9. Perawat cuci tangan
Unit terkait
Rawat inap
UGD
ICU
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN INFUS
Pengertian
Pemasangan infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien
yang memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set
Tujuan
Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan atau pengobatan melalui
infus
Sebagai cara untuk memasukan cairan
Kebijakan
Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur
Peralatan
1 Infus set
2 Abocath sesuai dengan kebutuhan
3 Tourniquet
4 Safety Box
5 Kapas alcohol
6 Standar infuse
7 Plester
8 Cairan antiseptic (Bethadine)
9 Kasa steril
10 Sarung tangan steril.
11 Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan 10%,
Ringer Lactat RL dll. )
Instruksi Kerja
1 Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan
medis ( untuk perawat ) di ruang tindakan dan pelayanan 24 jam.
2 Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3 Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk
menandatanganinya untuk RB.
4 Siapkan alat dan bahan
5 Cuci tangan
6 Pakai sarung tangan.
7 Tentukan daerah vena yang akan digunakan.
8 Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada.
9 Pasang torniquet.
10Disinfeksi daerah penusukan.
11tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45 derajat lubang jarum
menghadap ke atas dan setelah tampak darah pada pangkal abocath
masukan kanule perlahan lahan dan secara bersamaan jarum
dikeluarkan dengan cara mendorongnya sambil tangan yang lain
menahan kanule tepat ditempatnya.
12 Lepas torniquet.
13 Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule
abocath dengan membalut kain kasa steril.
14 sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai
indikasi atau sesuai instruksi dokter.
15Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl.
16 Rapihkan alat-alat.
17 Lepas sarung tangan dan buang dalam sampah infeksius.
18 Cuci tangan petugas
19 Catat pada buku status dan buku register.
Dokumen Terkait
1 Buku atau kartu status pasien.
2 Buku register Unit Pelayanan Umum
3 Lembaran resep
4 Formulir Persetujuan Tindakan Medis
Unit terkait
Rawat inap
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DALAM PELAYANAN PASIEN DARURAT, GAWAT DAN GAWAT DARURAT
Prosedur
1. Pasien dijemput dari teras depan Unit Gawat Darurat (UGD) oleh
petugas/perawat.
2. Pasien ditempatkan diruang pelayanan sesuai dengan kasus
penyakit dan tingkat kegawatan.
3. Bila ada keluarga pasien, maka keluarga pasien dianjurkan untuk
mendaftar kebagian pendaftaran.
4. Dokter dan perawat segera melakukan pemeriksaan dan
penaanganan terhadap pasien sesuai dengan enyakit pasien.
5. Dokter melakukan tindakan medis dan memberikan intruksi
pengobatan yang ditulis dalam intruksi pengobatan.
6. Perawat mencatat semua tindakan dan pengobatan serta perubahan
kondisi pasien.
7. Setelah dilakukan tindakan pengobatan dan perawatan di UGD
Puskesmas Rawat Inap Banjar Agung untuk selanjutnya :
a) Pasien dipulangkan
b) Pasien rawat inap
c) Pasien dirujuk
d) Pasien meninggal.
8. Setelah selesai, semua hasil kegiatan dicatat dalam buku registrasi
pasien UGD/Rawat Inap
Unit terkait
Rawat inap
UGD
ICU
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DALAM MELAKUKAN OBSERVASI PASIEN RAWAT INAP
Prosedur
1. Perawat Rawat Inap mengobservasi pasien setiap 15 menit atau
dalam kasus tertentu perawat harus mendampingi secara terus
menerus sampai keadaan betul-betul stabil atau ada tindakan lain
yang dilakukan.
2. Observasi dapat mencakup :
a) Nafas dan fungsi pernafasan, oksigenisasi, tekanan darah, nadi
dan suhu.
b) Fungsi sirkulasi dan jantung, tanda perdarahan, perfusi perifer,
dan hasil laboratorium.
c) Monitor infus, produksi urine, muntahan,
d) Kesadaran, obat-obatan dan makanan yang diberikan.
3. Hasil observasi dicatat dan dilaporkan kedokter jaga guna
diputuskan tindakan selanjutnya.
Unit terkait
Rawat inap
UGD
ICU
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN INFUS
Pengertian
Menerima pasien yang baru masuk Puskesmas untuk dirawat sesuai
yang berlaku.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan
Tujuan
Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru.
Kebijakan
- Ada petugas yang terampil
Prosedur
Persiapan :
- Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
- Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum
penderita dibaringkan.
- Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese
dan pemeriksaan fisik.
- Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib
yang berlaku di Rumah Sakit serta orientasi keadaan
ruangan/fasilitas yang ada.
- Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik
dan catatan perawatan pasien.
- Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang
segera dilakukan.
Unit terkait
Poliklinik, Ruang Perawatan
Download
of 24

All materials on our website are shared by users. If you have any questions about copyright issues, please report us
to resolve them. We are always happy to assist you.

SOP Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


by rio-fernando

on Dec 15, 2015

Report

Category:

Documents

Download: 2

Comment: 0

85

views
Share

Comments

Description

SOP Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


Download SOP Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Transcript

DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR


AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RESUSITASI JATUNG PARU (RJP) PROSEDUR
TETAP Tanggal Terbit Disetujui oleh, Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi henti nafas dan henti jantung. Tujuan a) Mencegah berhentinya respirasi dan
sirkulasi b) Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung / henti nafas melalui resusitasi jantung paru. Kebijakan Prosedur A.
Anamnesa Tanda-tanda kegawatdaruratan : a) Adanya sumbatan jalan nafas b) Adanya henti
nafas c) Adanya henti jantung d) Adanya perdarahan B. Langkah langkah pertolongan
Sebelum memulai resusitasi, tindakan pertama adalah menentukan ketidak sadaran pasien,
dengan menilai respon pasien secara cepat dengan metode AVPU. A alert ( sadar penuh ) V
menjawab rangsang verbal ( bicara ) P bereaksi atas rangsang nyeri ( pain ) U tidak memberi
reaksi ( unresponsive ) PRIMARY SURVEY Segera lakukan primary survey yaitu deteksi cepat
dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa. Cara pelaksanaan adalah dengan
memeriksa : a. ( Airway ) / JALAN NAFAS 1. Lihat, Dengar, Raba ( Look, Listen, Feel ) b. (
Breathing ) / PERNAFASAN c. ( Circulation ) / SIRKULASI C.Tahap Kerja 1.Prinsip
pertolongsn pada pasien resusitasi adalah DRCAB. 2.Penolong harus memperhatikan
keselamatan dirinya terlebih dahulu, kemudian orang disekitarnya dan terakhir adalah korban.
3.Kaji kesadaran korban dengan memanggil korban dan menepuk bahu pasien 4.Apabila pasien
tidak merespon, berikan rangsangan nyeri pada dada atau lengan atas pasien 5.Cek nadi pasien
6.Apabila tidak ada nadi, minta langsung orang terdekat untuk membantu 7.Siapkan pasien
dengan posisi terlentang diatas dasar yang rata dan keras 8.Bila terdapat cidera kepala leher
dipertahankan dalam garis kesatuan 9.Lakukan pijatan jantung luar (RJP) dengan perbandingan
30:2, 30 kali pijatan dan 2 kali nafas bantuan. 10.Pijatan dilakukan dengan mengambil posisi
tengah-tengah tulang dada dan posisi tangan penolong tegak lurus dengan berat badan sebagai
penumpu pijatan 11 Setelah 30 kali pijatan, buka jalan nafas airway dengan cara : -
Bersihkan jalan nafas - Bebaskan jalan nafas - Head thin chin lift atau jaw trust bila
ada cidera leher 12.Apabila jalan nafas sudah baik, berikan nafas buatan 2 kali, kemudian
lakukan RJP dengan perbandingan 30:2 sampai 5 siklus. Satu siklus terdiri atas 30:2. Lakukan
RJP dengan berpegang pada prinsip RJP yaitu DRCAB. D : Danger R : Response C : Circulation
A : Airway B : Breathing D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi hasil tindakan 2. Akhiri kegiatan
dengan memposisikan pasien dalam posisi recovery setelah nadi dan nafas stabil 3. Cek pasien
setiap 2 menit untuk mengetahui kondisi pasien E. Dokumentasi 1. Catat hasil tindakan dalam
catatan keperawatan Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD. Rawat Inap DINAS KESEHATAN
LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan
Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR DDST (Definisi Denver Development Stress Test) PROSEDUR TETAP Tanggal
Terbit Disetujui oleh, Pengertian salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ Tujuan 1. Menilai tingkat
perkembangan anak sesuai dengan usianya 2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak
sehat 3.Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala kemungkinan adanya
kelainan perkembangan 4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan 5.
Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan Kebijakan Prosedur 1.
PERSIAPAN ALAT a. Alat peraga : Benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,
peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus
warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa). b.
Lembar formulir DDST II Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya. 2. CARA KERJA Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap,
yaitu: a) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: 3-6 bulan
9-12 bulan 18-24 bulan 3 tahun 4 tahun 5 tahun b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka
yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan
dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. Cara pengukuran : a Tentukan umur anak pada saat
pemeriksaan b Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengtanumur yang telah ditentukan c
Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada milai dari motorik
kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social d Tentuka hasil penilaian apakah normal,
meragukan dan abnormal e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang
akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. f. Jika
dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih
dari 15 hari dibulatkan ke atas. g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. h. Setelah itu dihitung pada masing-masing
sektor, berapa yang P dan berapa yang F. i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan
dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites. Dokumentasi 1. Catat hasil
tindakan dalam catatan keperawatan DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT
PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec.
Jati Agung Lampung Selatan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN
BAYI BARU LAHIR PROSEDUR TETAP Pengertian Kegiatan pengkajian fisik yang
dilakukan oleh perawat terhadap bayi baru lahir Tujuan 1. Untuk memastikan keadaan fisik
bayi baru lahir dalam keadaan normal atau abnormal 2. Untuk mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal atau abnormal Kebijakan Semua perawat yang melakukan pengkajian
terhadap pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir harus sesuai dengan standar prosedur kerja yang
berlaku Prosedur A.Persiapan alat 1. Tempat yang datar, rata, kering dan hangat 2.
Temometer 3. Stetoskop 4. Jam tangan atau alat petunjuk detik 5. Timbangan bayi 6.
Metlin 7. Sarung tangan (handscoon) B. Persiapan. 1. Memberitahukan pada klien bahwa
bayinya akan dilakukan pemeriksaan. 2. Mengambil bayi dari ibu 3. Meletakan bayi ditempat
yang sudah disediakan dan tetep menjaga kehangatan tubuh bayi. C. Pelaksanaan. 1. Mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan air bersih. Dan kenakan sarung tangan
yang bersih. 2. Amati bayi dan ibu sebelum menyentuh bayi.jelaskan pada ibu bahwa sebaiknya
ibu melakukan kontak mata dengan bayinya, dan membelai bayinya dengan seluruh bagian
tangan ibu (bukan hanya jari-jarinya saja. Mintalah ibu untuk membuka baju bayi dan tidak
menyelimutinya. Periksa bayi didalam pelukan ibu atau tempatkan ditempat yang telah
disediakan dan tetep menjaga kehangatan bayi. 3. Lihat postur normal bayi, tonus,dan aktivitas.
Bayi sehat akan bergerak aktif. 4. Lihat pada kulit bayi. Jelaskan pada ibunya bahwa wajah,
bibir, dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa adanya bintik-bintik
kemerahan atau bisul. 5. Hitung pernafasanketika bayi sedang tidak menangis. Jelaskan pada
ibunya bahwa frekuensi napas normal harus 60-60 kali per menit. Lihat pernafasan gerakan di
dada dan perut: jelaskan bahwa harus tidak ada retraksi dinding dada bawah (dada tertarik
kedalam). 6. Stetoskop diletakan pada dada kiri bayi setinggi apeks. 7. Hitung detak jantung
dengan stetoskop. Frekuensi denyut jantung normal adalah 120-160 kali per menit. 8. Raba
kehangatan bayi: jelaskan bahwa punggung atau dada tidak teraba lebih panas atau dingin
dibandingkan dengan orang sehat. Lakukan pengukuran suhu ketiak. Suhu normal adalah 36,5-
37,50c. 9. Lihat dan raba bagian kepala apakah ada pembengkakan atau abnormalitas. 10 Lihat
pada mata: Jelaskan bahwa harus tidak ada cairan. 11 Lihat bagian dalam mulut (lidah, selaput
lendir). Jika bayi menangis, masukan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam dan
raba langit-langit, apakah ada bagian yang terbuka dan nilai kekuatan hisap bayi. 12 Lihat dan
raba pada bagian perut untuk memastikan bahwa perutnya terasa lemas. 13 Lihat pada tali pusat.
Jelaskan ke ibu bahwa seharusnya tidak ada perdarahan,cairan, pembengkakan, bau yang tidak
enak, atau kemerahan pada kulit sekitar. 14 Lihat pada punggung dan raba pada tulang belakang.
15 Lihat pada lubang anus dan alat kelamin. Hindari untuk memasukan alat atau jari dalam
melakukan pemeriksaan anus. 16 Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah BAB atau BAK.
Pastikan dalam 24 jam pertama bayi sudah BAB dan BAK. 17 Mengukur lingkar kepala bayi,
normal: 31-35cm. 18. Mengukur lingkar dada bayi, normal: 30,5-33cm. 19. Mengukur panjang
badan bayi, normal: 48-52cm. 20. Timbang berat badan bayi, normal: 2500-4000gram. Jelaskan
kepada ibu tentang perubahan berat badan bayi, bahwa BB bayi akan turun pada umur 7-10
hari,selanjutnya BB bayi akan naik. 21. Mintalah ibu untuk memakaikan pakaian bayi kembali/
menyelimutinya. 22. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain yang bersih dan
kering. 23. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, seperti: a.
Kejang b. Hipoterrmi c. Mata bernanah d. Tidak mau menyusu dan memuntahkanya
e. Merintih f. Ikterus atau sianosis g. Nafas cepat lebih dari 60 kali per menit. h.
Ada tarikan dinding dada yang dalam. i. Pusar kemerahan. j. Diare. k. Tidak BAB
dalam 24 jam. 24. Melengkapi catatan medis atau mendokumentasikan hasil asuhan. D. Hal-Hal
yang harus diperhatikan. 1. Sebelum memegang bayi harus cuci tangan terlebih dahulu. 2.
Setelah memegang bayi pun harus cuci tangan kembali. 3. Segera lakukan rujukan apabila
terdapat keabnormalan atau tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. Unit terkait 1. Ruang
Neonatus 2. Ruang OK 3. UGD/ PONED DINAS KESEHATAN LAMPUNG
SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa
Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROMOSI KESEHATAN PENYULUHAN DALAM GEDUNG PRUSEDUR TETAP NO.
REVISI : HALAMAN : Pengertian Kegiatan penyuluhan yang ditampilkan di Institusi
bersangkutan Tujuan Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari
Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan Alat & Bahan ALAT : 1. Leaflet 2. Poster
3. Lembar balik 4. Komputer 5. LCD Proyektor BAHAN : - ATK Prosedur 1.
Persiapan Menentukan maksud dan tujuan penyuluhan Menentukan sasaran
pendengar Mempersiapkan materi Topik yang dikemukakan hanya satu masalah
sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran Mempersiapkan alat peraga Absensi
peserta Mempersiapkan tempat dan waktu yang tepat Mempersiapkan bahan bacaan
( jika diperlukan ) 2. Pelaksanaan Perkenalan diri Mengemukakan maksud dan
tujuan Menjelaskan point-point isi penyuluhan Menyampaikan penyuluhan dengan
suara jelas dan irama yang tidak membosankan Tujukan tatapan mata pada setiap
pendengar dan tidak tetap duduk di tempat Selingi dengan humor segar Pergunakan
bahasa sederhana Ciptakan suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar turut
berpartisipasi Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan Menyimpulkan
penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan Tutuplah penyuluhan anda dengan
mengucapkan terima kasih Bila ada bahan bacaan sebaiknya dibagikan setelah penyuluhan
selesai Unit terkait 1. Rawat jalan 2. Rawat inap 3. UGD DINAS KESEHATAN
LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan
Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PENYULUHAN KESEHATAN DILUAR GEDUNG PROSEDUR TETAP
Pengertian Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di luar lingkungan institusi Tujuan
Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari Individu/Masyarakat dalam
bidang kesehatan Alat & Bahan ALAT : 1. Leaflet 2. Poster 3. Lembar balik 4. Computer 5.
LCD Proyektor Prosedur 1. Persiapan Petugas promkes berkoordinasi dengan Kepala Desa
dan Bidan Desa tentang Penyuluhan yang akan dilaksanakan Menentukan maksud dan
tujuan penyuluhan Menentukan sasaran pendengar Mempersiapkan materi yang
akan diberikan sesuai tren masalah Mempersiapkan alat peraga/penyuluhan
Menyiapkan absensi peserta perawat melakukan penyuluhan 2. Pelaksanaan
Perkenalan diri Mengemukakan maksud dan tujuan Menjelaskan point-point isi
penyuluhan Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak
membosankan Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di
tempat Selingi dengan humor segar Pergunakan bahasa sederhana Ciptakan
suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar turut berpartisipasi Jawab setiap
pertanyaan secara jujur dan meyakinkan Sediakan waktu untuk tanya jawab
Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan Tutuplah penyuluhan anda
dengan mengucapkan terima kasih Unit terkait 1. Lintas sector 2. Lintas Program DINAS
KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG
Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PROSEDUR
TETAP Tanggal Terbit Disetujui oleh, Pengertian terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas
yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan keperawatan
Tujuan 1. meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan
atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi
emosi dengan tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan
fungsi kognitif dan afektif. 2. meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif,
meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social. 3. meningkatkan ketrampilan
ekspresi diri, social, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan pemecahan masalah. Kebijakan Prosedur a. PERSIAPAN LINGKUNGAN 1.
Ventilasi baik 2. Penerangan cukup 3. Suasana tenang 4. Pengaturan posisi tempat duduk
(setting) b. TERAPIS 1. Leader 2. Co Leader 3. Fasilitator 4. Observer 5.
Operator c. Tahap pelaksanaan 1. Pre kelompok Dimulai dengan membuat SAP meliputi tujuan,
merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber sumber yang
diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan. 2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau
kebersamaan. 3. Fase kerja Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian
masalah yang kreatif. 4. Fase terminasi Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota
kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses. d. Peran Perawat
dalam terapi aktivitas kelompok. 1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok. 2.
Sebagai leader dan co leader 3. Sebagai fasilitator 4. Sebagai observer 5. Mengatasi masalah
yang timbul pada saat pelaksanaan DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT
PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec.
Jati Agung Lampung Selatan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN
NASO GASTRIC TUBE (NGT) STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR PENGERTIAN
Memasang slang / pipa khusus melalui saluran pencernakan atas secara langsung yang berakhir
di lambung TUJUAN 1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui
mulut 2. Mencegah distensi gaster 3. Melakukan bilas lambung 4. Mengambil spesimen asam
lambung untuk diperiksa di laboratorium KEBIJAKAN 1. Pasien yang tidak dapat makan
melalui mulut 2. Pasien yang Illeus atau Peritonitis trauma abdoment (untuk dekompresi 3.
Pasien perdarahan lambung/bilas lambung PETUGAS Perawat PERALATAN 1. Slang NGT 2.
Klem 3. Spuit 10 cc 4. Stetoskop atau gelas berisi air matang 5. Plester & gunting 6. Kain kassa
7. Pelumas (jelly) 8. Perlak atau pengalas 9. Bengkok 10. Sarung tangan PROSEDUR A. Tahap
PraInteraksi 1. Melakukan pengecekan program terapi 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat
di dekat pasien B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien 2.
Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien C.
Tahap Kerja 1. Menjaga privacy 2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler
(jika tidak ada kontra indikasi 3. Memakai sarung tangan 4. Membersihkan lubang hidung pasien
5. Memasang pengalas diatas dada 6. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari
prosessus xipoideus ke hidung dan belok ke daun telinga) 7. Mengolesi ujung NGT dengan jelly
sesuai panjang NGT yang akan di pasang 8. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan
masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk
menelan ludah berulang-ulang) 9. Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara:
menginspirasi NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di region
lambung atau memasukkan kedalam gelas berisi air) 10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem
atau disesuaikan dengan tujuan pemasangan 11. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan
pipi D. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan klien 3.
Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR
AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN OKSIGEN Pengertian
Memberikan oksigen pada pasien Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Prosedur PERSIAPAN ALAT : 1.
Tabung O2 lengkap dengan manometer 2. Mengukur aliran (flowmeter) 3. Botol pelembab
berisi air steril / aquadest 4. Selang O2 5. Plester 6. kapas alkohol PELAKSANAAN : 1.
Atur posisi semifoler 2. Slang dihubungkan 3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien
slang dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol 4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung
tangan lalu ditutup kembali 5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester) 6. Membuka
flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokte Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1.
Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada
manometer 2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila
ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki 3. Bila memakai
oksigen, tetap/masih sianosis lapor dokter 4. memberitahukan pada keluarga pasien untuk
melapor kepada petugas bila tabung oksigen / air steril habis. Unit terkait Ruang inap, UGD,
ICU, OK DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MENGHISAP LENDIR / SUCTION Pengertian
Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut Tujuan Sebagai acuan
penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas
Kebijakan Dibawah tangungjawab dokter. Prosedur PERSIAPAN ALAT : Perangkat penghisap
lendir meliputi : 1. Mesin penghisap lendir 2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan 3. Air
matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom) 4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk
merendam slang 5. Pinset anatomi untuk memegang slang 6. Spatel / sundip lidah yang
dibungkus dengan kain kasa 7. Sarung tangan 8. Bak instrumen 9. Kasa 10. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN : 1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk 2. Bila
pasien tidak sadar ; a. Posisi miring b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
PELAKSANAAN : 1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern 2. Alat didekatkan
pada pasien dan perawat cuci tangan 3. Perawat memakai sarung tangan 3. Pasien disiapkan
sesuai dengan kondisi 4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir 5. Mesin penghisap
lendir dihidupkan 6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air
bersih yang tersedia 7. tekan lidah dengan spatel 8. Hisap lendir pasien sampai selesai.
Mesin/pesawat dimatikan 9. Bersihkan mulut pasien kasa 10. membersihakan slang dengan air
dalam kom 11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia 12. Perawat cuci tangan
Unit terkait Ruang inap UGD ICU DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT
PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec.
Jati Agung Lampung Selatan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NABULAIZER
Pengertian Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan nafas Tujuan Sebagai acuan tindakan nebulaizer Kebijakan Dibawah
tanggung jawab dan pengawasan dokter Peralatan nebulizer standar Prosedur PERSIAPAN
ALAT : 1. tabung O2 2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone
3. Masker oksigen 4. Nebulaizer PERSIAPAN PASIEN : 1. Pasien/keluarga diberi
penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 2. Pasien diatur sesuai kebutuhan
PELAKSANAAN : 1. Perawat cuci tangan 2. Mengisi ventolin pada nebulezer 3.
Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator misalnya : ventolin (sabutamol) atau
kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus. 4. Memasang masker pada pasien 5.
Nebulaizer dinyalakan 6. Observasi pasien 7. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan 9. Perawat cuci tangan Unit terkait Rawat inap
UGD ICU DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS Pengertian Pemasangan
infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan atau
obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan atau pengobatan
melalui infus Sebagai cara untuk memasukan cairan Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan
pengawasan dokter Prosedur Peralatan 1 Infus set 2 Abocath sesuai dengan kebutuhan 3
Tourniquet 4 Safety Box 5 Kapas alcohol 6 Standar infuse 7 Plester 8 Cairan antiseptic
(Bethadine) 9 Kasa steril 10 Sarung tangan steril. 11 Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%,
Dextrose 5% dan 10%, Ringer Lactat RL dll. ) Instruksi Kerja 1 Baca instruksi dokter dan
minta formulir persetujuan tindakan medis ( untuk perawat ) di ruang tindakan dan pelayanan 24
jam. 2 Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan. 3 Isi form
persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk menandatanganinya untuk RB. 4 Siapkan
alat dan bahan 5 Cuci tangan 6 Pakai sarung tangan. 7 Tentukan daerah vena yang akan
digunakan. 8 Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada. 9 Pasang torniquet. 10Disinfeksi daerah
penusukan. 11tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45 derajat lubang jarum menghadap ke atas
dan setelah tampak darah pada pangkal abocath masukan kanule perlahan lahan dan secara
bersamaan jarum dikeluarkan dengan cara mendorongnya sambil tangan yang lain menahan
kanule tepat ditempatnya. 12 Lepas torniquet. 13 Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan
fiksasi kanule abocath dengan membalut kain kasa steril. 14 sesuaikan kecepatan aliran
pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai indikasi atau sesuai instruksi dokter. 15Buang jarum
abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl. 16 Rapihkan alat-alat. 17 Lepas sarung
tangan dan buang dalam sampah infeksius. 18 Cuci tangan petugas 19 Catat pada buku status
dan buku register. Dokumen Terkait 1 Buku atau kartu status pasien. 2 Buku register Unit
Pelayanan Umum 3 Lembaran resep 4 Formulir Persetujuan Tindakan Medis Unit terkait
Rawat inap DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DALAM PELAYANAN PASIEN DARURAT,
GAWAT DAN GAWAT DARURAT Prosedur 1. Pasien dijemput dari teras depan Unit Gawat
Darurat (UGD) oleh petugas/perawat. 2. Pasien ditempatkan diruang pelayanan sesuai dengan
kasus penyakit dan tingkat kegawatan. 3. Bila ada keluarga pasien, maka keluarga pasien
dianjurkan untuk mendaftar kebagian pendaftaran. 4. Dokter dan perawat segera melakukan
pemeriksaan dan penaanganan terhadap pasien sesuai dengan enyakit pasien. 5. Dokter
melakukan tindakan medis dan memberikan intruksi pengobatan yang ditulis dalam intruksi
pengobatan. 6. Perawat mencatat semua tindakan dan pengobatan serta perubahan kondisi
pasien. 7. Setelah dilakukan tindakan pengobatan dan perawatan di UGD Puskesmas Rawat Inap
Banjar Agung untuk selanjutnya : a) Pasien dipulangkan b) Pasien rawat inap c) Pasien dirujuk
d) Pasien meninggal. 8. Setelah selesai, semua hasil kegiatan dicatat dalam buku registrasi pasien
UGD/Rawat Inap Unit terkait Rawat inap UGD ICU DINAS KESEHATAN LAMPUNG
SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa
Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DALAM MELAKUKAN OBSERVASI PASIEN RAWAT INAP Prosedur 1. Perawat Rawat
Inap mengobservasi pasien setiap 15 menit atau dalam kasus tertentu perawat harus
mendampingi secara terus menerus sampai keadaan betul-betul stabil atau ada tindakan lain yang
dilakukan. 2. Observasi dapat mencakup : a) Nafas dan fungsi pernafasan, oksigenisasi, tekanan
darah, nadi dan suhu. b) Fungsi sirkulasi dan jantung, tanda perdarahan, perfusi perifer, dan hasil
laboratorium. c) Monitor infus, produksi urine, muntahan, d) Kesadaran, obat-obatan dan
makanan yang diberikan. 3. Hasil observasi dicatat dan dilaporkan kedokter jaga guna
diputuskan tindakan selanjutnya. Unit terkait Rawat inap UGD ICU DINAS KESEHATAN
LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan
Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PEMASANGAN INFUS Pengertian Menerima pasien yang baru masuk Puskesmas
untuk dirawat sesuai yang berlaku. Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan Tujuan Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru. Kebijakan Ada
petugas yang terampil Prosedur Persiapan : Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan. Selanjutnya lakukan
pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik. Laporan pasien pada penanggung
jawab ruangan. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Rumah
Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada. Mencatat data dari hasil pengkajian
pada catatan medik dan catatan perawatan pasien. Memberitahukan prosedur
perawatan/tindakan yang segera dilakukan. Unit terkait Poliklinik, Ruang Perawatan

Recommended

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang
dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh
bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


BAB II PEMBAHASAN PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR A. Pengertian Kegiatan
ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan yang bertujuan untuk memastikan normalitas
&

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir

1. Eka SaktiW, S.Kep.Ns PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR 2. Kegiatan ini
merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh perawat yang bertujuan untuk memastikan
normalitas

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan (Fisik Bayi Baru Lahir (Ina Lisnawati)

tugas
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir New

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR PEMERIKSAAN FISIK 1. pemeriksaan fisis


yang baik diawali dengan anamnesis yg sistematis untuk mengetahui riwayat penyakit
pasienpemeriksaan

Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir A. Pengertian Pemeriksaan Fisik atau Pemeriksaan
Klinis Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang

Cara Pemeriksaan Fisik Bayi Yang Baru Lahir

KDM

Pemeriksaan Fisik Dan Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir

ppt
Bka 122 Slide Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

pemeriksaan fisik pada anak

Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

anak

Pemeriksaan Refleks Bayi Baru Lahir

pemeriksaan refleks bbl

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir.docx

PEMERIKSAAN FISIK BAYI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan
Dasar Kebidanan Disusun Oleh: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir

PENGKAJIAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR PENGKAJIAN FISIK PADA BAYI
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengkajian secara
setelah lahir.

Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir - Copy

PENAMPILAN, REFLEKS, PERILAKU DAN PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIR


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus Disusun
oleh : Ayu Insyafi

Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir Normal

BBLN, Pengkajian Fisik Bayi

Adaptasi Fisik Ekstrauterin Pada Bayi Baru Lahir

ADAPTASI FISIK EKSTRAUTERIN PADA BAYI BARU LAHIR Oleh : Ns. NUR FALAH
SETYAWATI, S.Kep Adaptasi fisiologis 1. Adaptasi respiratorik Adaptasi berupa kemampuan
bernafas yang
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir

Pemeriksaan Neurologisreflek Primitif Pada Bayi Baru Lahir

bayi baru lahir memiliki refleks primitif..


jbsjgdjadjgsajdghskahfisafsayfahljflhjflkshalfhsfhfiuourlaufsldjfksdfnkdshfjhsdjhfdhfkdjkfjds

Penampilan Refleks, Perilaku Dan Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

Bayi baru Lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan berat badan lahir 2500 4000 gran
dengan masa kehamilan 37 42 minggu. Bayi baru lahir usia 0 7 hari disebut

View more

Anda mungkin juga menyukai