Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Perkuliahan 9

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN TRAUMA THORAX,


TRAUMA ABDOMEN DAN SISTEM KARDIOVASKULER

Nama : Rima Oktapia


NIM : 34403515110
Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat
Dosen : Ajat Sudarajat, S.Kep., Ners.
Tanggal : 16 Maret 2017

Isi Rangkuman

A. TRAUMA THORAX
1. Pengertian
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland,
2002). Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan
tamponade jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks, hematom
pneumothoraks (FKUI, 1995).
2. Penyebab
a) Trauma Tembus
b) Trauma Tumpul
3. Manifestasi Klinis
a. Ada jejas pada thorak
b. Nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi
c. Pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi
d. Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek
e. Dispnea, hemoptisis, batuk dan emfisema subkutan
f. Penurunan tekanan darah
g. Peningkatan tekanan vena sentral yang ditunjukkan oleh distensi vena leher
h. Bunyi muffle pada jantung
i. Perfusi jaringan tidak adekuat
j. Pulsus paradoksus (tekanan darah sistolik turun dan berfluktuasi dengan pernapasan)
dapat terjadi dini pada tamponade jantung
e. Pengkajian Trauma Thorax
a) Primary Survey
1) Airway
Batuk dengan sputum kental atau darah, terkadang disertai dengan muntah darah,
krekels (+), jalan nafas tidak paten.
2) Breathing
Adanya napas spontan, dengan gerakan dada asimetris (pada pasien tension
pneumotoraks), napas cepat, dipsnea, takipnea, suara napas kusmaul, napas
pendek, napas dangkal.
3) Circulation
Terjadi hipotensi, nadi lemah, pucat, terjadi perdarahan, sianosis, takikardi
4) Disability
Penurunan kesadaran (apabila terjadi penanganan yang terlambat)
5) Eksposure
Adanya kontusio atau jejas pada bagian dada. Adanya penetrasi penyebab trauma
pada dinding dada

b) Secondary survey
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan Tanda vital dan Head To Toe

B. TRAUMA ABDOMEN
a. Pengertian
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
b. Etiologi
1) Paksaan /benda tumpul
2) Trauma tembus
c. Manifestasi Klinis
1) Nyeri
2) penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium
3) Cairan atau udara dibawah diafragma
4) Mual dan muntah
d. Konsep Kegawatan Trauma Abdomen
1) Primery Survei
a) Airway
Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin lift atau
menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing
yang mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Muntahan, makanan, darah atau
benda asing lainnya.
b) Breathing
Memeriksa pernapasan dengan caralihat, dengar, rasakan, selanjutnya
pemeriksaan status respirasi klien.Kontrol jalan nafas pada penderita trauma
abdomen yang airway terganggu karena faktor mekanik, ada gangguan
ventilasi atau ada gangguan kesadaran, dicapai dengan intubasi
endotrakeal.Setiap penderita trauma diberikan oksigen.Bila tanpa intubasi,
sebaiknya diberikan dengan face mask.Pemakaian pulse oximeter baik untuk
menilai saturasi O2 yang adekuat.
c) Circulation
Jika pernafasan pasien cepat dan tidak adekuat, maka berikan bantuan
pernafasan.Resusitasi pasien dengan trauma abdomen penetrasi dimulai segera
setelah tiba. Cairan harus diberikan dengan cepat. NaCl atau Ringer Laktat
dapat digunakan untuk resusitasikristaloid.Rute akses intravena adalah
penting, pasang kateter intravena perifer berukuran besar (minimal 2) di
ekstremitas atas untuk resusitasi cairan.
2) Secondary Survei
a) Identitas dan Riwayat Kesehatan Pasien
b) Pemeriksaan fisik

C. ARITMIA DAN TERAPI LISTRIK


1) Pengertian
Aritmia adalah gangguan detak jantung atau irama jantung.
2) Jenis Aritmia yang mengancam
a. Ventrikel Fibrilasi (VF)
Irama : Tidak teratur
Frekwensi HR : < 350 x/menit shg tdk dpt dihitung
Gel. P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gel. QRS : Lebar dan tidak teratur
@ VF kasar (Coarse VF)
@ VF halus (Fine VF)
b. Ventrikel Tracikardi Tanpa Nadi
Irama : Teratur
Frekwensi HR : 100 250 x/menit
Gel. P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gel. QRS : Lebar lebih dari 0,12 detik
c. Pulsles Elektric Activite ( PEA )
Pada monitor terlihat adanya gambaran aktivitas listrik jantung tetapi pada saat di
palpasi denyut nadi tidak teraba.
d. Asistol
Pada monitor tidak terekam gambaran aktifitas listrik jantung dan nadi tidak teraba.
3) Defibrilasi
Defibrilasi dalah suatu tindakan pengobatan menggunakan aliran listrik secara
asinkron. Alat defibrilasi disebut defibrilator yang berfungsi :
a. Memantau irama jantung
b. Defibrilasi
c. Kardioversi
d. Pacu jantung transkutan ( TCP )

4) Prosedur Defibrilasi
a. Hidupkan defibrilasi
b. Pilih paddles atau ( lead I, II, III ) tombol lead select.
c. Oleskan jeli pada paddle.
d. Pilih energi yang diperlukan.
e. Letakan paddle pada apex dan sternum.
f. Nilai irama pada monitor, VF/VT tanpa nadi.
g. Tekan tombol pengisian energi (charge) pada peddle apex / pada unit defibrilator.
h. Setelah energi tercapai, berikan abaaba yang jelas.
@ Energi siapSaya siap.Area siap
i. Berikan tekanan 10 Kg pada paddle.
j. Nilai kembali irama EKG, bila masih VF/VT tanpa nadi tekan tombol discharge
pada kedua paddle.
k. Apabila masih VF/VT tanpa nadi lakukan tahap ACLS berikutnya.
5) Penatalksanaan Pada Kasus Henti Jantung
a. BHD
b. Pasang monitor /Defibrilator
c. Cek irama
d. Adakah indikasi defibrilasi
VF/VT (-) : defibrilasi, RJP, obat ( Adrenalin : Amiodaron)
Asistol / PEA : RJP, obat (Adrenalin / Vasopresin)

Anda mungkin juga menyukai