Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Pembimbing:
Pendamping:
PROVINSI JAMBI
2017
BAB 2
LAPORAN KASUS
Nama : An. MK
Umur : 2 tahun
3.2 ANAMNESIS
Keluhan utama :
- Kejang 2 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang terjadi 2 kali, jarak kejang
pertama dan kedua 2 jam. Kejang kedua terjadi di RS. Kejang terjadi pada
seluruh tubuh, kedua mata melihat keatas saat kejang. Lama kejang pertama
- Demam tinggi 1hari kejang, saat kejang anak masih demam, demam tetap
- Penurunan nafsu makan ada sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat persalinan
Anak lahir spontan ditolong bidan, cukup bulan. Berat badan lahir 3100 gram, panjang
Bayi : tidak mendapatkan ASI ekslusif, bayi mendapat ASI dari lahir hingga usia 3 bulan,
dilanjutkkan ASI, Susu formula dan MPASI. Sekarang makan makanan keluarga.
Riwayat imunisasi
Status generalis
- Suhu : 39,7 C
- Berat badan : 12 kg
- Panjang badan : 75 cm
- Status gizi
BB/U : 83,78%
TB/U : 102,7%
BB/TB : 79,5%
- Kepala : normocephal
cahaya +/+
- Thorax
kulit baik
perkusi : timpani
Hb : 12,5 g/dl
Ht : 37,4 %
Leukosit : 8.550/mm3
Trombosit : 193.000/mm3
3.7 PENATALAKSANAAN
3.8 FOLLOW UP
15 september 2017
S/ Kejang (-)
Demam (-)
Batuk (+)
HR : 112x/menit RR : 28x/menit
T : 37,0 C BB : 12 kg
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 380C,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
2.2. Epidemiologi
Puncak umur mulainya adalah sekitar 14-6 bulan.7 Studi populasi di Eropa dan
Amerika melaporkan insiden kejang demam sebesar 2-5% dari anak10. Insiden di
2.3. Klasifikasi 1
Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang
parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Berlangsung singkat, kurang dari 15 menit , berbentuk umum tonik dan atau
2.4. Etiologi7,8,11
infeksi saluran kemih. Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak
kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang
disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat, misalnya infeksi virus,
Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. Faktor
abnormal yaitu pada kromosam 8q13-q21 (FEB1), 19p (FEB2) dan 5q14-q15 (FEB4).
Kejang demam plus adalah kejang demam dengan riwayat epilepsi pada keluarga.
Pada bayi atau anak dengan kejang demam plus ini mempunyai resiko paling
besar untuk terjadinya kejang demam, kemudian diikuti kejang selanjutnya tanpa
demam.12
Kejadian kejang demam pada anak laki-laki lebih tinggi daripada anak
perempuan dengan rasio 1,5 : 1. Jumlah episode serangan pada anak dengan
riwayat epilepsi pada keluarga 6 kali lebih tinggi daripada tanpa riwayat epilepsi.
Dari penjelasan diatas, faktor resiko untuk terjadi kejang demam yaitu: 12
- Umur
2.6. Patofisiologi13
kelangsungan hidup sebuah sel atau organ otak diperlukan suatu energi yang
didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting
adalah glukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi dimana oksigen disediakan
kardiovaskular. Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari
oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit
lainnya, kecuali klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi
dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat konsentrasi K+
rendah dan konsentrasi Na+ tinggi. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di
dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial
membran dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini
permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat dapat dirubah oleh
adanya :
Pada seorang anak 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh
tubuh, sehingga pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan
keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi
difusi ion Kalium dan Natrium melalui membran sel neuron sehingga terjadi lepas
muatan listrik. Lepas muatan listrik yang besar dapat meluas ke seluruh sel
Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada
suhu 38oC sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru
dapat terjadi pada suhu 40oC atau lebih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada anak dengan ambang kejang
yang rendah.
Kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak
meninggalkan sequel. Tetapi kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit)
dapat menimbulkan kerusakan neuron otak karena pada kejang lama disertai
yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat disebabkan akibat aktivitas
dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi
diluar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkitis,
berbentuk tonikklonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Postur tonik (kontraksi
dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik),
gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya
berlangsung selama 1-2 menit), lidah atau pipinya tergigit, gigi atau rahangnya
terkatup rapat, inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar
memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi beberapa detik/menit kemudian anak
akan terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf. Kejang demam yang
sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (>15 menit) sangat berbahaya dan
2.8. Diagnosis11,12,13
susunan saraf pusat, perubahan akut pada keseimbangan homeostasis, air dan
elektrolit dan adanya lesi structural pada sistem saraf, misalnya epilepsi.
a) Anamnesis
meningoensefalitis)
GE)
Trauma kepala
b) Pemeriksaan fisik
Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau mulase kepala berlebihan
yang lahir dengan kesadaran menurun, perlu dicari luka atau bekas tusukan
meningoensefalitis)
c) Pemeriksaan laboratorium
Elektrolit, glukosa darah menyingkirkan diare, muntah, hal lain yang dapat
Kadar TNF alfa, IL-1 alfa & IL-6 pada CSS meningkat pada ensefalitis
akut/ensefalopati.
Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal
bayi > 6 bulan : tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis
pertama kali dengan umur dibawah 6 bulan karena tidak tampaknya tanda
meningeal pada umur dibawah 6 bulan, sehingga sulit mendeteksi adanya
pungsi. Namun, jika yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu lumbal
pungsi.
pada KDK. Oleh sebab itu tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang
demam yang tidak khas (misalnya pada kejang demam komplikata pada
- CT-scan atau MRI tidak dilakukan pada KDS yang terjadi pertama kali,
Diagnosis banding kejang demam antara lain penyakit infeksi pada sistem
simpleks purulenta
umum fokal
Lama
somnolen -sopor
kesadaran
rangsangan
meningeal
limfo segmen
SSP
Penyakit
dasar
2.10. Tatalaksana1
waktu pasien datang, kejang sudah berhenti. Apabila saat pasien datang dalam
keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah
lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12
diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila
setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah
sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena. Jika kejang masih
berlanjut, lihat algoritme tatalaksana status epileptikus. Bila kejang telah berhenti,
profilaksis.
a) Antipiretik
10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-
4 kali sehari.
b) Antikonvulsan
Pemberian obat antikonvulsan intermiten : obat antikonvulsan yang diberikan
hanya pada saat demam. Profilaksis intermiten diberikan pada kejang demam
dengan cepat.
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau
rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat
badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5
diinformasikan pada orangtua bahwa dosis tersebut cukup tinggi dan dapat
2.11. Prognosis1
kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus dan kelainan ini biasanya terjadi
pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.
Kematian karena kejang tidak pernah dilaporkan. Kejang demam akan
berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko berulangnya kejang demam
adalah:
tahun pertama.
Lamanya demam
DISKUSI
Seorang pasien anak laki-laki, usia 2 tahun dibawa dengan keluhan utama
kejang 2 jam sebelum masuk rumah sakit. kejang terjadi 2 kali, jarak kejang
pertama dan kedua 2 jam. Kejang kedua terjadi di RS. Kejang terjadi pada
seluruh tubuh, kedua mata melihat keatas saat kejang. Lama kejang pertama < 1
mg. Anak sadar sebelum dan sesudah kejang. Sebelum kejang, pasien mengalami
demam selama 16 jam sebelum masuk rumah sakit. Pola gambaran kejang sesuai
dengan gambaran kejang demam kompleks yaitu kejang pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 380C,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
keluhan batuk sejak 2 hari yang lalu dan hal ini kemungkinan merupakan salah
kembali. Hasil pemeriksaan fisik pasien menunjukkan tidak ada kelainan selain
peningkatan suhu tubuh. Tidak ditemukan adanya ronkhi pada pasien dan
perubahan pola nafas pada pasien kecuali batuk yang mungkin menunjukkan
Pasien dirawat dengan tujuan untuk observasi apakah terdapat kejang ulangan
yang mungkin dapat merubah diagnosis serta prognostik penyakit pasien. Seperti
yang dijelaskan ibu pasien demam pasien tidak turun meski telah diberikan
paracetamol oral di rumah dengan dosis yang tepat. Pada pasien ini,diberikan
dengan cepat.