Anda di halaman 1dari 3

3.

Prinsip Amdal

3.1 AMDAL bagian integral dari Studi Kelayakan Kegiatan pembagunan

Amdal sebagai keseluruhan berupa perkirakan pembagunan yang


menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup dalam prinsip ini
terkandung pengertian bahwa dampak lingkungan yang harus
dipertimbangkan mencakup semua aspek lingkungan, baik biofisik, sosial
ekonomi maupun sosial budaya yang relevan dengan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan dan apakah pembagunan itu membawa dampak positif
atau negatif. Contohnya pembagunan pusat perbelanjaan dengan
memperhitungkan kelayakannya

3.2 Dengan amdal, pemrakarsa dapat menjamin bawah proyeknya bermanfaat


bagi masyarakat, aman terhadap lingkungan

Amdal sebagai skala pengukuran pemrakarsa untuk menjamin proyek usaha


tidak dapat sembarangan di bangun jika belum bisa memenuhi syarat dan
juga sebagai tinjuan apakah pembagunan sudah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat . Contohnya Pembagunan tempat ibadah sesuai jumlah
penduduk suatu daerah.

3.3 Amdal befokus pada analisis : Potensi Masalah, Potensi Konflik, Kendala SDA,
Pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek.

Amdal itu fokus menganalisis pembagunan terhadap potensi terjadinya


masalah, konflik, kendala SDA, dan pengaruh sekitar terhadap proyek, jadi
pada prinsip ketiga ini dalam melakukan pembagunan harus menganalisis
apa masalah dan konflik yang akan terjadi jika pembagunan berlangsung atau
apa kendalanya terhadap sumber` daya alam dan kegiatan sekitar .
Contohnya Jika membagun pabrik industri apa potensi masalah yang
kemungkinan akan terjadi bila pabrik itu di bangun dan apa dampaknya bagi
alam sekita rdan masyarakat yang tinggal di sekitar tempat perencanaan
pembagunan pabrik tersebut.
3.4 . AMDAL menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar
dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan

Amdal menjaga keserasian yaitu bila membagun suatu bagunan atau


melakukan suatu kegiatan apa dampaknya bagi masyarakat sekitar semua di
perkiraan agar pembagunan tsb tidak menggangu aktifitas masyarakat yang
ada di sekitar. Contohnya Pembagunan prmbagunan pasar sesuai kebutuhan
masyarakat dan apa yang bisa di hasilkan masyarakat.

4. Pihak terlibat penyusunan amdal

4.1 Pemrakarsa: Pemrakarsa yaitu orang/ badan hukum yang bertanggung jawab
atas suatu rencana kegiatan atau usaha yang dilakukan. Pemarkasa inilah yang
berkewajiban melaksanakan kajian AMDAL. Meskipun pemarkasa dapat
menunjuk pihak lain (seperti konsultan lingkungan hidup) untuk membantu
melaksanakan kajian AMDAL, namun tanggung jawab terhadap hasil kajian
dan pelaksanaan ketentuan-ketentauan AMDAL tetap di tangan Pemrakarsa
kegiatan.

4.2 Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat
Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup
Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi
pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang
berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan
terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan
Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup, sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan
kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.

4.3 Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas


segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan
antara lain sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha
dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya,
perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau
norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL
dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat
pemerhati

Anda mungkin juga menyukai