Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (DEWASA)

DENGAN MASALAH MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA

Disusun oleh :

1. Intang Sulistiani Zen


2. Adis
3. Arya Jaya
4. Doni Satria Wirawan
5. Eva Sugiarti
6. Firdaus
7. Kadek Desi Susanti
8. Linda Yuliana
9. M. Novrizal Zaensyah
10. Neon Jawanta Sari
11. Yuni Setiawati
12. Elyn Mahesa Karunia
13. Ratna Naning Risky
14. Sari Ningsih
15. Herman Zubandi
16. Tran Utami Rizky
17. Widia Sukmawati

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga
(Dewasa) Dengan Masalah Masalah Kesehatan yang Lazim Di Indonesia.

dapat kami selesaikan sengan jadwal yang telah direncanakan. Terdorong oleh rasa
ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerjakeras, kami serahkan seluruh upaya demi mewujudkan
keinginan ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.

Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
baik cara penulisan ataupun penyusunanya. Oleh karena itu kami, mohon maaf dan sangat
mengharapkan masukan yang sifatnya membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari sukungan serta
bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait. Oleh kerena itu, dengan
segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen pembimbing dan
rekan mahasiswa yang memberikan masukan dan petunjuk serta saran-saran yang baik.

Mataram, April 2015


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu
suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan


keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan
struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit
dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu
penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan
keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.
Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah tangga mereka.

Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar
meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang
tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini
juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.

Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa, maka disini kelompok
tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah
Kesehatan yang Lazim di Indonesia , agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang
mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara
rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui pengertian dan konsep keluarga
b. Untuk mengetahui fase perkembangan masa dewasa
c. Untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia pada usia
dewasa
d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan
masalah kesehatan keluarga
e. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan keluarga pada usia dewasa
3. Tujuan umum
Agar mahasiswa dan mahasiswi mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia.

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Konsep Keluarga
A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 1969)

Keluarga adalah sekumpulan orang yang diubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggotanya (Duvall, 1976).

Beberapa pengertian keluarga yang dikutip Harmoko (2012) diantaranya: Bussard dan
Ball (1966) dikutip oleh Setiadi (2008). Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat
dekat hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,
berinteraksi satudengan yang lain, dibentuknya nila-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannyadan
berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.

Perkembangan keluarga dewasa merupakan masa yang sering disebut adult, masa dewasa, masa
dimana usia sudah berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode
yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimanamempersiapkan masa
depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran,
masa mempersiapkan punya keturunandan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan
prestasi kerja dimasyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal,masa
jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan
kemandirian.Menurut Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997)

B. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia

1. Suami sebagai pengambil keputusan

2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh

3. Berbentuk monogram

4. Bertanggung jawab

5. Pengambil keputusan

6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

7. Ikatan kekeluargaan sangat erat

8. Mempunyai semangat gotong-royong

C. Macam-Macam Struktur atau Tipe atau Bentuk Keluarga

1. TRADISIONAL :

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah

c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (week-end).

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. NON-TRADISIONAL :

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah

b. The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri

c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu

g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan
anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional
dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.

D. Fungsi Pokok keluarga

Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi afektif

Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi reproduksi

Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.

2. Fase Perkembangan Masa Dewasa

Masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:

1. Fase dewasa awal

Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya danmulai melepaskan
ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:

a. Mereka mendapat pengawasan dari orang tua


b. Mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab danhubungan yang intim di luar

c. Mereka membentuk seperangkat nilai pribadi

d. Mereka mengembangkan rasa identitas pribadi

e. Mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja

Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda

Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan orang
tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang yang memberikan
perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan kronis dan faktor-faktor
yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana
bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah menopause di kalangan wanita
umum terjadi. Efek-efek dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek
diet semakin jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan gaya hidup sehat menjadi
lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa (Friedman, 1998 hal. 129). Menurut Ali, 1999
hal. 48

a. Memberikan pendidikan konseling pada keluarga.

b. Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lainnya.

c. Mengkaji kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginnya.

2. Fase Dewasa tengah

Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan
membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk
menyesuaikan konsepdiri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan
pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap
perubahn fisiologis muncul jika orang dewasamengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur
yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.
Teori-teori tentang masa dewasa tengah:

1) Teori Erikson

Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembanganyang utama pada usia baya
adalah mencapai generatifitas(Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawatdan
membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapaigeneratifitas dengan anak-anaknya
melalui bimbingan dalaminteraksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengahgagal
mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal iniditunjukkan dengan perhatian yang
berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.

2) Teori Havighurst

Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalamtujuh perkembangan untuk orang


dewasa tengah (Havighurst,1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:

a. Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa

b. Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan

c. Membantu anak-anak usia dewasa tanggung jawab dan bahagia

d. Mengembangkan aktivitas luang

e. Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu

f. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan

g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

3. Fase dewasa akhir

Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif,sukses-sukses berprestasi


dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan
dan sosial seseorangsudah mantap.

Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:

a. Menurunnya keadaan jasmaniah


b. Perubahan susunan keluarga

c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan atau


perbaikan kesehatan yang lalu

d. Penurunan fungsi tubuh Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi
bagi pegawai menghadapi sepi dan masa masa memasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post
Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabatkemudian tidak, rasanya ada perasaan down
sindrom.

Faktor - faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini, individu


mengalami PPS. Misalnya penghalangnyaadalah:

a. Tingkat perkembangan yang mundur

b. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan

c. Tidak ada motivasi

d. Kesehatan yang buruk

e. Cacat tubuh

f. Tingkat kecerdasan yang rendah

g. Tingkat adaptasi yang jelek

h. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai menghadapi sepi dan
masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS (Post Power Sindrom) misalnya biasa
seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom, adanya penyakit
kronis. Tingkat ketidakmampuan dan persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan
menentukansampai mana perubahan gaya hidup akan terjadi.

i. Tingkat kesejahteraan

Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasatengah. Pengkajian tersebut


memberi arah untuk merencanakanasuhan keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi
keefektifanintervensi keperawatan.
3. Masalah Kesehatan Yang Lazim Terjadi Di Indonesia Pada Usia Dewasa

Lebih dari 1,8 juta orang muda berusia 15 sampai 24 meninggal setiap tahun. Sebuah
jumlah yang jauh lebih besar dari orang-orang muda menderita penyakit yang menghalangi
kemampuan mereka untuk tumbuh dan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Sejumlah
besar masih terlibat dalam perilaku yang tidak hanya membahayakan kondisi saat mereka
kesehatan, tapi seringkali kesehatan mereka selama bertahun-tahun yang akan datang. Hampir
dua pertiga kematian dini dan sepertiga dari total beban penyakit pada orang dewasa yang
berhubungan dengan kondisi atau perilaku yang dimulai di masa muda mereka, termasuk:
penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik, hubungan seks tanpa kondom atau terkena
kekerasan.

a. Lebih dari 1,8 juta orang muda berusia 15 sampai 24 meninggal setiap tahun, terutama
karena menyebabkan dicegah.
b. Sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15 sampai 19 melahirkan setiap tahun.
c. Orang muda, 15 hingga 24 tahun, menyumbang 40% dari semua infeksi HIV baru di
kalangan orang dewasa di tahun 2008.
d. Dalam setiap tahun tertentu, sekitar 20% dari usia dewasa akan mengalami masalah
kesehatan mental, yang paling sering depresi atau kecemasan.
e. Sekitar 150 juta orang muda penggunaan tembakau.
f. Sekitar 565 orang muda berusia 10-29 mati setiap hari melalui kekerasan interpersonal.
g. luka lalu lintas Jalan menyebabkan 1 000 orang diperkirakan muda untuk mati setiap hari.

Dibawah ini adalah masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada usia dewasa yaitu :

1. HIV

Lima belas sampai 24 usia tahun menyumbang 40% perkiraan dari semua infeksi HIV
baru di kalangan orang dewasa di seluruh dunia pada tahun 2008. Setiap hari, 2 500 lebih orang-
orang muda terinfeksi dan global ada lebih dari 5,7 juta orang muda yang hidup dengan HIV /
AIDS. Orang-orang muda perlu tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri dan memiliki
sarana untuk melakukannya. Ini termasuk kondom untuk mencegah penularan seksual dan
membersihkan virus dan jarum suntik bagi mereka yang menyuntikkan narkoba. Saat ini, hanya
30% laki-laki muda dan 19% wanita muda memiliki pengetahuan yang komprehensif dan benar
mereka butuhkan untuk melindungi diri dari tertular virus. Akses yang lebih baik untuk
konseling dan tes HIV akan menginformasikan kaum muda tentang status mereka, membantu
mereka untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, dan menghindari penyebaran
lebih lanjut virus. Budaya dan kondisi sosial ekonomi meningkatkan kerentanan orang-orang
muda untuk infeksi HIV, strategi pencegahan HIV yang efektif harus bertujuan untuk mengatasi
faktor ini juga.

2. Kesehatan Mental

Dalam setiap tahun tertentu, sekitar 20% dari usia dewasa akan mengalami masalah
kesehatan mental, yang paling sering depresi atau kecemasan. Risiko meningkat oleh
pengalaman kekerasan,, devaluasi penghinaan dan kemiskinan, dan bunuh diri merupakan salah
satu penyebab utama kematian pada orang muda. Bangunan keterampilan hidup pada anak-anak
dan usia dewasa, dan menyediakan mereka dengan dukungan psikososial di sekolah-sekolah dan
pengaturan masyarakat lainnya dapat membantu meningkatkan kesehatan mental. Jika masalah
muncul, mereka harus terdeteksi dan dikelola oleh peduli kesehatan pekerja dan kompeten.

3. Penggunaan tembakau dan Rokok

Sebagian besar pengguna tembakau di seluruh dunia dimulai ketika mereka usia dewasa.
Hari ini merupakan 150 juta orang muda penggunaan tembakau. Jumlah ini meningkat secara
global, khususnya di kalangan wanita muda. Setengah dari para pengguna akan mati prematur
sebagai akibat dari penggunaan tembakau. Larangan iklan tembakau, menaikkan harga produk
tembakau dan undang-undang yang melarang merokok di tempat umum mengurangi jumlah
orang yang mulai menggunakan produk tembakau. Mereka juga menurunkan jumlah tembakau
yang dikonsumsi oleh perokok dan meningkatkan jumlah orang muda yang berhenti merokok.

4. Penggunaan alkohol

Bahaya alkohol di kalangan kaum muda adalah kekhawatiran meningkat di banyak


negara. It reduces self-control and increases risky behaviours. Hal ini mengurangi kontrol diri
dan meningkatkan perilaku berisiko. Ini merupakan penyebab utama dari cedera (termasuk yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas jalan) kekerasan, (terutama kekerasan domestik) dan
kematian prematur. Larangan iklan minuman alkohol dan akses mengatur untuk itu adalah
strategi yang efektif untuk mengurangi penggunaan alkohol oleh orang-orang muda. Intervensi
singkat, nasihat dan konseling bila menggunakan alkohol terdeteksi dapat berkontribusi untuk
mengurangi penggunaan berbahaya.

5. Kekerasan

Kekerasan adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak muda, terutama
laki-laki: 565 diperkirakan merupakan orang-orang muda berusia 10 hingga 29 tahun meninggal
setiap hari melalui kekerasan interpersonal. Untuk setiap kematian, sebuah 40 diperkirakan 20
untuk pemuda membutuhkan perawatan rumah sakit untuk cedera yang berhubungan dengan
kekerasan. Mempromosikan membina hubungan antara orang tua dan anak-anak sejak awal
kehidupan, memberikan pelatihan keterampilan hidup, dan mengurangi akses ke alkohol dan
berarti mematikan seperti senjata api membantu mencegah kekerasan. Perawatan dan empati
Efektif bagi usia dewasa korban kekerasan dan dukungan yang berkelanjutan dapat membantu
menangani dengan baik fisik dan psikologis akibat kekerasan.

6. Trauma

Trauma tidak disengaja adalah penyebab utama kematian dan cacat di antara orang-orang
muda. Trauma luka lalu lintas di Jalan mengambil nyawa muda sekitar 1 orang 000 setiap hari.
Naehat bagi orang-orang muda pada mengemudi dengan aman, keras dalam menegakkan hukum
yang melarang mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan obat-obatan dan meningkatkan akses
transportasi umum yang aman dan andal dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas jalan pada
orang muda.Jika jalankecelakaan lalu lintas terjadi, akses cepat untuk perawatan trauma secara
efektif dapat menyelamatkan kehidupan.

4. Hambatan-Hambatan Yang Sering Dihadapi Dalam Memecahkan Masalah


Kesehatan Keluarga

Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan perawatan
kesehatan keluarga adalah:

1. Hambatan dari keluarga


a. pendidikan keluarga yang rendah
b. keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana)
c. kebiasaan-kebiasaan yang melekat
d. sosial budaya yang menunjang

2. Hambatan dari perawat

a. sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti: PHN Kit, transportasi

b. kondisi alam (geografi yang sulit)

c. kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)

d. keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga

L. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga

Ada beberapa prinsip penting yangperlu diperhatikan dalam memberikan asuhan


keperawatan kesehatan keluarga, adalah:

Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.

Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga.

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif
seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam menghadapi
masalah kesehatan.

Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prefentif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan prefentif.

Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya


keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.

Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga keseluruhan.

Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga adalah


pendekatan pemecahan masalah dalam menggunakan proses keperawatan.

Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah


penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.

Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

M. Implikasi dari Pelayanan Kesehatan Dipusatkan kepada Keluarga


Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada
keluarga, diantaranya:

Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam
meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan
keluarga.

Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena banyak anggota keluarga
yang dapat dicakup, dan sumber-sumber keluarga yang anda dapat diarahkan untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.

Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga sebagai satu kesatuan
yang utuh.

Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktu-waktu rawan


didalam kehidupan dan keluarga-keluarganya dengan resiko tinggi.

Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan keluarga diperlukan
kontinyuitas pelayanan pada keluarga-keluarga rawan terhadap masalah kesehatan dan
keperawatan.

Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang mempunyai


kemampuan yang tujuan ganda dalam memberikan pelayanan.

Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat untuk
kepentingan asuhan pelayanan keperawatan kesehatan keluarga.

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.Sumber informasi dan tahapan
pengkajian dapat menggunakan metode:
1. Wawancara keluarga

2. Observasi fasislitas rumah

3. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dari ujung rambut ke ujungkaki.

4. Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan sebagainya.

Hal hal yang perlu dikaji dalam keluarga meliputi :

a. Data umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga.

6) Genogram

7) Tipe bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan

8) Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaanyang dapat
mempengaruhi kesehatan.

9) Status sosial ekonomi keluarga. Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepela keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga
serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentunamun denganmenonton TV dan
mendengarkan radio jugamerupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga ditenrukan dengan
anak tertuadari keluarga inti. Contoh : keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama
berumur 7 tahun dan anak ke dua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahapan
perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhiMenjelaskan mengenai tugas


perkembngan yang belumterpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga intiMenjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,yang


meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatanmasing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanankesehatanyang
biasa digunakan keluarga serta pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnyaDijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga


dari pihak suami istri.

c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumahKarakteristik rumah diidentiikasi dengan melihat luas rumah,tipe


rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela pemanfaatanruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septik tank, jarak septik tank dengan sumber air, air minum yang digunakanserta denah
rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW. Menjelaskan mengenai karakteristik dari


tetangga dankomunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkunagan fisik,aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yangmempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluargaMobilitas geigrafis keluarga ditentukan dengan


kebiasaankeluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatMennjelaskan mengenai waktu
yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan
sejauhmana keluarga interkasinya dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalh
jumlahanggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluargauntuk menunjang kesehatan.
Fasilitas mencakup fasilitas fisik,fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota


keluarga.

2) Struktur kekuatan keluargaKemampuan anggota keluarga mengendalikan


danmemepengaruhi otang lain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peranMenjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.

e. Fungsi keluarga

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.

f. Fungsi sosialisasiHal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungandalamkeluarga,


sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

g. Fungsi perawatan kesehatanMenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan


makanaa, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluargayangsakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.Kesanggupa keluarga didalam melaksanakan
perawatakesehatan dapat dilihat dari kemampuankeluaraga melaksanakan5 tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluaraga mampu mengenalmaslah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukantindakan, melkaukan perawatan terhadap anggota keluarga yangsakit, menciptakan
lingkungan yang dpat meningkatkankesehatan, danmkeluarga mampu memanfaatkan
fasilitaskesehatan yang terdapa dilingkungan setempat.

h. Fungsi reproduksi. Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

1) Berapa jumlah anak

2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.

i. Fungsi ekonomi. Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluargaadalah:

1) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan

2) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya


peningkatan status kesehatan keluarga.

j. Fungsi pendidikan. Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam pendidikan selain
upaya yang diperoleh dari sekolah ataumasyarakat sekitar.

k. Fungsi religius. Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajaridan dijalankan


oleh keluarga yang berhubungan dengankesehatan.

l. Stress dan koping keluarga

1) Stessor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluargayang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kuran lebih 2 bulan

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluargayang memerlukan


penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Hal yang perlu dikaji adalah
sejauhmana keluarga beresponterhadap situasi/stressor.

3) Strategi koping yang digunakanStrategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.

4) Strategi adaptasi disfungsional


Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yangdigunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.

m. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metodeyang
digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

n. Harapan keluargaPada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluargaterhadap


petugas kesehatan yang ada.

B. Diagnosa Keperwatan

Perumusan diagnosa keperawatan. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat


diarahkan pada sasaran idividu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatanmeliputi
masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda(sign). Dibawah ini diagnosa keperawatan
yang berhubungan dengan keperawatan keluarga dewasa dengan masalah-masalah kesehatan :

1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan merokok dan kurang


pemahaman.
2. Konflik peran orang tua berhubungan dengan perubahan pada status perkawinan.

C. Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang menyangkut tujuan
umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah ini :

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan


kesehatan dengan cara :

o Memberikan informasi
o Mengidentifikasikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

o Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:

o Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.

o Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.

o Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :

o Mendemonstrasikan cara perawatan.

o Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.

o Mengawasi keluarga melakukan perawatan.

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi


sehat, dengan cara :

o Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.

o Melakukan perubahan lingkyngan keluarga seoptimal mungkin.

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :

o Mengenakan fasilitas kesehatan yabg ada dilingkungan keluarga.

o Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

1. Diagnosa keperawatan I : perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan


merokok dan kurang pemahaman

Intervensi :

Berikan pendidikan kesehatan terkait perilaku yang menimbulkan masalah kesehatan


contohnya : merokok
Rasional : Agar klien lebih memahami tentang bahaya merokok dan berencana untuk berhenti
merokok.

Berikan motivasi pada klien untuk berhenti merokok.

Rasional : Menumbuhkan motivasi dalam diri klien agar benar-benar dapat berhenti merokok.

Berikan terapi anti merokok seperti mengganti rokok dengan permen.

Rasional : Mengganti rokok dengan permen mengurangi kecanduan klien dengan rokok

2. Diagnosa II : Konflik peran orang tua berhubungan dengan perubahan pada status
perkawinan

Intervensi :

Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang pentingnya memandirikan anak.

Rasional : Agar keluarga dapat memahami bahwa anak dewasa awal sudah harus mampu untuk
hidup mandiri.

Berikan penyuluhan tentang kecemasan dan ketakutan yang dapat di atasi.

Rasional : Menjelaskan kepada keluarga bahwa kecemasan mereka dapat diatasi dengan
informasi yang cukup.

Ajarkan kepada keluarga untuk dapat melepaskan anaknya keluar namun masih dapat untuk
dipantau, seperti mengizinkan anak dewasa awal untuk pergi bersama teman-temannya.

Rasional : Memberi kesempatan keluarga untuk dapat mengizinkan anaknya bepergian tanpa
mereka, sebagai bentuk awal untuk mengurangi ketakutan keluarga yang berlebihan.

4. Diagnosa III : Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan hubungan keluarga


yang sangat ambivalen.

Intervensi :

Berikan dorongan pada klien dan keluarga untuk mengatakan pikiran, persepsi, dan perasaan.
Tunjukkan area yang tidak disetujui oleh klien dan anggota keluarga.Tentukan persepsi setiap
anggota keluarga tentang apa yang telah dikatakan orang lain untuk memberikan penekanan
keterampilan mendengar.Tekankan pada klien dan anggota keluarga tentang pentingnya
menggunakan kata Saya dan menerima tanggung jawab untuk diri dengan kehadiran anggota
keluarga, penasehat bagi klien dan berupaya menjadi pendukung pada penentuan diri.

Arahkan kembali pada kontrol konflik antara klien dan arang tua/orang terdekat terhadap
makanan dan terhadap isu-isu yang berhubungan dengan jam malam, aktivitas sekolah, kepuasan
kerja, dan, seterusnya.

Rujuk keluarga pada perawatan psikiatri yang berkelanjutan

D. Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.
Untuk itu dapat dilksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

S adalah hal-hal yang dikemukakan keluarga secara subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan, misalnya : Keluarga menyatakan nyerinya berkurang.

O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan jangka pendek yang
terkait dengan diagnosis.

P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan
evaluasi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga mempunyai
tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa pertengahan. Kondisi keluarga
usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah
meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia
ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan
hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-
anak, memperkokoh hubungan perkawinan.

Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa p adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat serta
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu
peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas
kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus, modifikasi lingkungan.

B. Saran

1. Perawat

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus dilakukan adalah
membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat empati bukan simpati, dan
mengetahu tugas perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan anak usia
dewasa pertengahan.

2. Keluarga

Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga dengan usia


dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya terhadap keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA\

Bonggaupa Junaedy. 2014. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA


DENGAN MASALAH MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.
Http://Junaedybonggaupa.Blogspot.Com/2014/02/Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dewasa.Html
(Diakses Pada Hari Jumat Tanggal 17 Maret 2015 Pukul 10.00 Wita)
T. Hether Herdman, Phd, Rn. 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai