Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan yang perlu pembuktian eksperimen yang
mempunyai dua hal yang sangat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, yaitu ilmu kimia
sebagai produk (pengetahuan kimia berupa fakta, konsep, teori, dan prinsip) dan proses
(kerja ilmiah). Kedua hal tersebut dapat dicapai peserta didik salah satunya melalui
kegiatan praktikum. Zainuddin (2001) menyatakan bahwa kemampuan psikomotorik
(keterampilan), pengertian (pengetahuan), dan afektif (sikap) secara simultan dapat
diperoleh dengan menerapkan strategi pembelajaran ekperimen menggunakan sarana
laboratorium.
Pembelajaran eksperimen di sekolah yang berada dipelosok daerah mendapat
kesulitan terkait permasalahan kelengkapan alat dan bahan laboratorium. Permasalahan
tersebut antara lain kesulitan dalam pengadaan bahan dan alat kimia karena harga yang
sangat mahal.
Sebagai guru yang professional tentunya dituntut harus memiliki kreatifitas dalam
menciptakan alat-alat praktikum sederhana yang mendukung pembelajaran di sekolah. Alat
tersebut dinamakan alat praktikum sederhana karena dapat menggunakan bahan murah,
mudah didapat dari lingkungan sekitar dan dapat pula dibuat sendiri. Agar proses
pembelajaran berlangsung efektif dan efisien, guru sebagai desainer pembelajaran dituntut
untuk dapat merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan
sumber belajar yang sesuai.
Sebagai salah satu solusi alternatif untuk mendukung pembelajaran eksperimen
maka dipandang perlu untuk menggunakan media pembelajaran praktikum kimia
sederhana tanpa mengurangi tujuan praktikum itu sendiri. Untuk itu, dikembangkan media
praktikum kimia sederhana untuk menunjang pembelajaran eksperimen di sekolah.
Oleh karena itu, dipandang perlu untuk menggunakan alat dan bahan kimia yang
mudah dirangkai dari bahan-bahan sederhana dan mudah didapatkan dalam praktikum

1
kimia tanpa mengurangi tujuan praktikum itu sendiri. Untuk itu, dikembangkan media
praktikum pengujian kepolaran senyawa dari material sederhana. Media praktikum
tersebut dikembangkan dan diimplementasikan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan
dan kepraktisannya serta mengetahui respon siswa terhadap pengimplentasian media
praktikum kimia tersebut.
Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan perhatian dan
pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaaan media yang sesuai akan
mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan mendengarkan setiap hal yang dikatakan
oleh guru, setidaknya proses mendengarkan perlu dijadikan perhatian khusus bagi setiap
guru dalam menyajikan bahan ajar agar informasi yang disampaikan memiliki manfaat
tersendiri bagi siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran ?
2. Apakah yang dimaksud dengan barang bekas ?
3. Apakah yang dimaksud dengan kepolaran senyawa ?
4. Bagaimanakah cara memanfaatkan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi
sebuah media ?
5. Bagaimana barang bekas bisa dijadikan media pembelajaran dalam praktikum
kepolaran senyawa ?
6. Apakah manfaat praktikum kepolaran senyawa dengan menggunakan media
sederhana dari barang bekas terhadap siswa ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
2. Untuk mengetahui pengertian barang bekas
3. Untuk mengetahui pengertian kepolaran senyawa
4. Untuk mengetahui cara memanfaatkan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi
sebuah media
5. Untuk mengetahui barang bekas yang bisa dijadikan media pembelajaran dalam
praktikum kepolaran senyawa

2
6. Untuk mengetahui manfaat praktikum kepolaran senyawa dengan menggunakan media
sederhana dari barang bekas terhadap siswa

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kata media berasal dari Bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Dalam Bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar dan mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan danminat baru,


meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara
psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa
manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan pengajaran akan
menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta
pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan
aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati,
mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.

Barang bekas dan barang sederhana merupakan solusi mengatasi kendala biaya dalam
pengadaan media pembelajaran. Disini guru dituntut untuk kreatif untuk membuat dan
mengembangkan sendiri media pembelajaran yang berasal dari barang bekas dan barang
sederhana, dengan berpedoman kepada rambu-rambu berikut :

1. Gunakan barang bekas atau barang sederhana yang murah dan mudah didapat,
2. Media yang dibuat hendaklah yang bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa,
3. Bahan yang dikembangkan hendaklah yang bisa menciptakan siswa berpikir kritis,
mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu dan ingin mencari kebenaran.
4
4. Bahan yang digunakan hendaklah yang bisa merujuk kepada upaya mendorong kemampuan
siswa untuk memahami dan mengingat secara tegas dan jelas materi pembelajaran yang
disajikan,
5. Media yang dibuat harus mampu memberikan kebersamaan bagi siswa dengan kondisi yang
menyenangkan dalam mengikuti pelajaran,
6. Siswa mencatat atau menulis segala hal yang ia dengar dan mengamati selama guru
mempergunakan media ciptaannya guna meningkatkan daya ingat siswa.

Barang bekas atau sampah merupakan barang yang dianggap tidak dapat dipakai lagi &
dibuang oleh pemakai sebelumnya, akan tetapi masih akan mungkin dapat dipakai atau diolah
kembali.Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali sekolah yang berada dipelosok daerah
mendapat kesulitan terkait permasalahan media pembelajaran yang digunakan terutama pada
kelengkapan alat dan bahan laboratorium yang disebabkan karena harganya yang sangat mahal.
Untuk itu sebagai guru yang professional tentunya dituntut harus memiliki kreatifitas dalam
menciptakan alat-alat praktikum sederhana yang mendukung pembelajaran di sekolah. Salah satu
yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan barang bekas yang ada dilingkungan sekitar.
Adapun praktikum sederhana yang dapat dilakukan dengan mengunakan barang bekas
adalah Menguji Kepolaran Suatu Senyawa. Pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan
tergolong bahan murah, mudah didapat dari lingkungan sekitar dan dapat pula dibuat sendiri.
Praktikum kimia sederhana ini juga untuk menunjang pembelajaran eksperimen di sekolah.
Cara pembuatan alatnya pun sangat praktis. Yang dibutuhkan hanyalah bahan bekas seperti
botol, sedotan, dan penggaris. Adapun cara pembuatannya :

1. Menyiapkan 2 buah botol air mineral berukuran 1 liter sebagai penyangga pengganti buret.
2. Melubangi setiap botol air dengan ukuran 5cm dari atas tutup botol.
3. Memotong bagian bawah hanger kemudian mengaitkannya dengan kedua botol yang sudah
dilubangi.
4. Untuk pengganti buret: menyiapkan botol air mineral tanggung kemudian memotong
bagian bawah botol kira-kira 2cm.
5. Melubangi botol dari permukaan depan sejajar dengan permukaan belakang dengan jarak
kira-kira 2cm dari permukaan botol yang telah dipotong.

5
6. Menggantungkan botol buret dengan memasukkan potongan hanger kedalam 1 botol
penyangga kemudian diikuti dengan memasukkan kedalam botol buret dan lanjut ke botol
penyangga kedua.
7. Selanjutnya bagian tutup botol buret dilubangi dengan diameter sama dengan sedotan yang
digunakan.
8. Menutup botol buret.
9. Meletakkan gelas mineral kosong teat dibawah botol buret
10. Mengisi botol buret dengan air, air sabun, dan minyak goring secara bergantian.
11. Menggosokkan penggaris mika dengan rambut
12. Mengalirkan zat cair dari botol buret kedalam gelas mineral dan mendekatkan penggaris
mika bermuatan pada aliran zat cair.
13. Mengamati apa yang terjadi pada aliran zat cair tersebut.

Percobaan ini akan menyelidiki kepolaran beberapa senyawa kovalen. Percobaan


dilakukan dengan mengucurkan larutan senyawa kovalen dari gelas. Pada kucuran didekatkan
dengan garis plastik. Karena senyawa kovalen polar memiliki kutub-kutub, maka akan
menunjukkan reaksi positif terhadap penggaris plastik. Kucuran akan membelok mendekati atau
menjauhi penggaris plastik.

Pada hakikatnya ilmu kimia merupakan produk dan proses. Kimia sebagai produk meliputi
sekumpulan pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum. Kimia sebagai
proses meliputi keterampilan-keterampilan yang disebut keterampilan proses dan sikap-sikap yang
dimiliki oleh para ilmuan yang disebut sikap ilmiah. Salah satu bentuk proses pembelajaran kimia
yang dapat mengakomodasi kedua hakikat ilmu kimia yaitu pembelajaran melalui kegiatan
praktikum. Firman (dalam Siahaan) mengungkapkan bahwa kegiatan praktikum dapat dipakai
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses, membangkitkan minat belajar, dan
memberikan bukti-bukti bagi kebenaran teori serta memudahkan siswa mempelajari konsep kimia
yang abstrak.

Tujuan dari penggunaan media dari bahan bekas ini juga adalah mendeskripsikan
kelayakan instrumen penilaian kinerja siswa untuk mengases keterampilan proses dalam
praktikum senyawa polar dan non polar.

6
BAB 3

PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
medium, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education and
Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan
saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National Education Association (NEA)
mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar,
dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
Sedangkan Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai the term refer to
anything that carries information between a source and a receiver.
Perlu dikemukakan pula bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi.
Dengan kata lain, kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antar
penerima pesan (P) dengan sumber (S) lewat media (M) tersebut. Namun proses
komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada reaksi balik (feedback). Berdasarkan uraian
di atas maka secara singkat dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran itu merupakan
wahana penyalur pesan atau informasi belajar.

B. Barang bekas
Barang bekas atau sampah merupakan barang yang dianggap tidak dapat dipakai
lagi & dibuang oleh pemakai sebelumnya, akan tetapi masih akan mungkin dapat dipakai
atau diolah kembali.Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali sekolah yang berada
dipelosok daerah mendapat kesulitan terkait permasalahan media pembelajaran yang
digunakan terutama pada kelengkapan alat dan bahan laboratorium yang disebabkan
karena harganya yang sangat mahal.

Untuk itu sebagai guru yang professional tentunya dituntut harus memiliki kreatifitas
dalam menciptakan alat-alat praktikum sederhana yang mendukung pembelajaran di
sekolah. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan barang bekas yang
ada dilingkungan sekitar.

7
C. Kepolaran Senyawa
Kepolaran suatu senyawa sebenarnya ialah pemahaman dasar yang harus
dimengerti ketika kita telah mempelajari kimia lebih dalam.
Polar sendiri berasal dari kata pole yakni kutub. jadi maksudnya senyawa polar ialah yang
memiliki 2 kutub.
Kutub pertama kutub negatif dan yang kedua ialah kutub positif. Hal ini terjadi
akibat adanya unsur unsur dengan keelektronegatifan yang tinggi dan keelektronegatifan
yang rendah dalam 1 senyawa. Kelektronegatif ialah sifat suatu unsur yang suka/cenderung
menarik elektron dari atom lain. semakin tinggi sifat elektronegatifnya maka akan semakin
kuat tarikannya terhadap elektron lain. Pada tabel periodik, semakin ke kanan maka
keelektronegatifan lebih tinggi. Namun gas mulia tidak termasuk yang elektronegatif
karena gas mulia telah stabil. Misalnya saja atom H dan atom Cl. tentu saja Cl lebih
elektronegatif daripada H.
Selanjutnya, Jika atom atom seperti H dan O tersebut membentuk senyawa dengan
pola tertentu maka akan terbentuklah senyawa yang polar. misalnya saja H-O-H (senyawa
ini memiliki bentuk /\ , namun karena keterbatasan input maka saya gambarkan secara
lurus)
HOH tarikan elektronnya bergerak ke dari H ke O maka O menjadi kutub negatif
karena memiliki banyak elektron, H akan menjadi kutub positifnya.
Sebaliknya Senyawa non polar terdiri dari beberapa aton yang memiliki
keelektronegatifan yang hampir sama, misalnya saja H dan C. Oleh karena itulah minyak
yang kebanyakan penyusunnya ialah C dan H merupakan senyawa non-Polar. namun
sebagian juga memiliki atom O yang elektronegatif, hal ini tidak merubah minyak menjadi
senyawa polar. Karena rantainya yang panjang, 1 atom O tak akan mempengaruhinya.
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH=O
Begitu pula senyawa yang memiliki simetri tertentu, walaupun memliki penyusun yang
elektronegatif dan tidak akan menjadi polar. Misalnya CCl4 Karena sudut antara Cl semetri
maka tarikan antar Cl akan meniadakan satu sama lainnya.

Perbedaan senyawa polar dan non polar :


1. Senyawa polar

8
Dapat larut dalam air
Memiliki pasangan elekton bebas ( bentuk tidak simetris)
Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5
Contoh : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr

2. Senyawa non polar


Tidak dapat larut dalam air
Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bentuk simetris )
Berakhir genap
Contoh : F2, BR2, O2, H

D. Cara Memanfaatkan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi sebuah media.
1. Cara Mengembangkan dan Memunculkan kreativitas Guna Mengembangkan Barang
Bekas menjadi Media
Jika kita memperhatikan sekeliling kita, maka kita dapat menemukan begitu banyak
sumber belajar yang bias dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bisa
mengembangkan menjadi suatu media yang menarik, kreatif dan mempermudah proses
belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan sumber belajar. Guru yang
kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang tidak terhingga.
Untuk mengembangkan atau memunculkan kreativitas guna mengembangkan barang
bekas yang ada, berikut disajikan beberapa cara yang harus dilakukan.
a. Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas
maka rencanakannlah terlebih dulu program pengembangan yang akan dilakukan
berdasarkan garis-garis besar program pengajaran.
b. Analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti
pelajaran.
c. Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas
yang bisa digunakan.
d. Membeli atau meminjam media sederhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru
jika lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.

9
2. Beberapa pedoman yang harus diperhatikan ketika akan mengembangkan media dari
barang bekas dan peralatan sederhana.
a. Gunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar lingkungan sekolah, tempat
tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bias diperoleh ditoko atau pasar
terdekat.
b. Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bias meningkatkan perhatian dan
pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaan media yang sesuai akan
mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan mendengarkan serta
memperhatikan setiap hal yang dikatakan guru.
c. Kembangkan bahan-bahan yang bias menciptakan siswa berpikir kritis,
mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran.
Media yang tercipta diharapkan akan mendorong siswa untuk melakukan penilaian
dan analisis terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.
d. Buatlah media yang mampu memberikan kebersamaanbagi siswa dengan kondisi
yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran.
e. Tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang di dengar, amati
selama guru memanfaatkan media sederhana ciptaannya. Hal ini dilakukan agar
daya ingat siswa dapat digunakan lebih baik. Mendengar atau mengamati sambil
mencatat adalah lebih baik ketimbang siswa hanya mendengar tanpa adanya
aktivitas komunikasi tertulis.
3. Kompetensi yang harus dimiliki guru terkait dengan keterlibatannya dalam
memanfaatkan media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana, yaitu:
a. Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telah tersedia
secara tepat dan relevan dengan program pelajaran.
b. Kemampuan untuk menyususun sendiri dan menggunakannya secara baik dan
benar.

Lima hal yang terkait dengan pemilihan media yang dibuat dari barang bekas dan
peralatan sederhana adalah;

1) Memiliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran.

10
2) Materi yang tersaji dalam media tersebut menyenangkan, memiliki daya tarik dan
minat untuk dipelajari, dicoba dan dipraktekkan.
3) Keterkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran yang sedang
dilaksanakan.
4) Bahasa yang digunakan didalam media dan komunikasi lisan mudah
dipahami,sederhana jelas, tegas dan terarah.
5) Terjangkau oleh intelektual siswa.

E. Barang Bekas Dijadikan Media Pembelajaran Praktikum Kepolaran Senyawa


Barang bekas yang dapat dijadikan media pembelajaran praktikum kepolaran
senyawa karena alat dan bahan yang digunakan tergolong bahan murah, mudah didapat
dari lingkungan sekitar dan dapat dibuat sendiri.
Untuk menguji kepolaran suatu senyawa tidak harus membutuhkan alat-alat
laboratorium, karena pada uji ini juga digolongkan uji yang sangat sederhana karena untuk
membuktikan suatu senyawa apakah polar atau non polar cukup dengan menggunakan alat
seperti botol, gelas mineral dan potongan-potongan kayu ataupun hanger.
Pada percobaan dilakukan dengan mengucurkan larutan senyawa kovalen dari
gelas. Pada kucuran didekatkan dengan garis plastik. Karena senyawa kovalen polar
memiliki kutub-kutub, maka akan menunjukkan reaksi positif terhadap penggaris plastik.
Kucuran akan membelok mendekati atau menjauhi penggaris plastik.

F. Manfaat praktikum kepolaran senyawa dengan menggunakan media sederhana dari


barang bekas terhadap siswa
Tujuan praktikum kepolaran senyawa ini tentunya untuk menyelidiki kepolaran
beberapa senyawa yang akan diuji. Alat yang digunakan dalam praktikum ini sangat
bermanfaat bagi siswa karena dapat menambah kreatifitas dari siswa tersebut. Disamping
itu juga dapat mengurangi sampah yang ada pada lingkungan sekitar. Siswa tidak perlu
repot-repot mengeluarkan alat ataupun bahan yang akan digunakan dalam praktikum, tetapi
dengan bisa memanfaatkan barang-barang yang tidak dipakai lagi menjadikannya
berfungsi kembali. Juga barang bekas yang digunakan membantu dalam menghemat
banyak biaya. Siswa tidak akan mudan bosan dengan media pembelajaran ini, karena disini

11
diajarkan bagaimana kreativitas siswa dalam menciptakan sebuah media yang akan ia
gunakan dalam proses pembelajaran.

12
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan yang perlu pembuktian eksperimen yang
mempunyai dua hal yang sangat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, yaitu ilmu kimia
Pembelajaran eksperimen di sekolah yang berada dipelosok daerah mendapat kesulitan
terkait permasalahan kelengkapan alat dan bahan laboratorium. Permasalahan tersebut
antara lain kesulitan dalam pengadaan bahan dan alat kimia karena harga yang sangat
mahal. Untuk itu guru dan siswanya dapat menciptakan alat praktikum sederhana karena
dapat menggunakan bahan murah, mudah didapat dari lingkungan sekitar dan dapat pula
dibuat sendiri.
Dalam praktikum kepolaran senyawa alat yang digunakan yaitu dari bahan-bahan
bekas dalam praktikum ini sangat bermanfaat bagi siswa karena dapat menambah
kreatifitas dari siswa tersebut. Disamping itu juga dapat mengurangi sampah yang ada pada
lingkungan sekitar. Siswa tidak akan mudan bosan dengan media pembelajaran ini, karena
disini diajarkan bagaimana kreativitas siswa dalam menciptakan sebuah media yang akan
ia gunakan dalam proses pembelajaran.

B. Saran
Di dalam proposal ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan proposal yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun. Terimakasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Zidny, Robby .dkk.2017. Uji Kelayakan Kit Praktikum Pengujian Kepolaran Senyawa Dari
Material Sederhana.Banten: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 1.
Nurseto, Tejo. 2011.Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik.Yogyakarta: Jurnal Ekonomi
& Pendidikan, Volume 8 Nomor 1.
Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A.2016. Media Pembelajaran Edisi Revisi.Jakarta: Rajawali Pers.
https://www.ilmukimia.org/2014/06/polar-dan-nonpolar.html.Diakses:30 September 2017.
Dwi, Krisna.2013.https://bisakimia.com/2013/03/26/memahami-tentang-kepolaran-suatu-
senyawa/.Diakses: 30 September 2017

Susanto.2011.https://susantotutor.wordpress.com/2011/01/02/barang-bekas-dan-barang-
sederhana-sebagai-media-pembelajaran/.Diakses: 30 September 2017.

Santosa, Boedi.2015.http://wacana.siap.web.id/2015/12/pemanfaatan-barang-bekas-sebagai-
media-pembelajaran.html#.WdHNcTXNSOQ.Diakses: 30 September 2017.

14

Anda mungkin juga menyukai