Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Gufron Alifi (160342606296)
2. Ratri Arum Apsari (160342606243)
3. Rima Girinita Sari (160342606230)
1.2 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian dan fungsi umum sistem respirasi.
2. Menjelaskan sistem respirasi pada kelas vertebrata (Pisces, Amphibia, Reptilia,
Aves, dan Mammalia) dan manusi
BAB II
2. Pembahasan
Pada ikan berangka tulang (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang
(operkulum), sedangkan pada ikan berangka tulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang.
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas tersimpan
dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum).
Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan
berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang
melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas
jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai banyak
pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah
pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.
Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh.
Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju
insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan
berulang-ulang.
Gambar: Ingsang pada ikan berangka tulang. (A) ingsang dalam ruangan ingsang,
operculum di hilangkan. (B) bagian ingsang, meperlihatkan rigi-rigi ingsang dan
filamen ingsang, dengan arah aliran darah; gelap, pembuluh afferen; tentang
pembuluh afferen. (C) bagian dari satu filamen dengan lamela-lamela transversal
yang mengandung kapiler-kapiler darah (sumber: Storer, 1979).
Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel
pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar,sebaliknya celah belakang
insang tertutup. Akibatnya tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada
tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga
mulut
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang
kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut
mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada
tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air
dan mengikat O2 dari air.
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh
kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada
fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang,
dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
Fungsi utama gelembung renang adalah sebagai alat hidrolisis, yaitu untuk dapat
naik-turun di dalam air. Selain itu struktur sel ini juga berfungsi untuk menghasilkan
suara serta untuk menerima suara dan tekanan. Gelembung renang itu sendiri bukan
organ pernafasan. Tetapi pada beberapa jenis ikan, terutama yang dapat hidup di
tempat-tempat dengan sedikit air, gelembung renang dapat berfungsi sebagai organ
pernafasan, karena dalam kondisi kekurangan oksigen insang tidak dapat berfungsi
dengan baik.
3. Paru-paru
Paru-paru hewan amphibi memuliki fungsi yang sama dengan fungsi paru-paru
manusia namun memiliki bagian-bangian yang berbeda dengan bagian-bagian
paru-paru manusia. Paru-paru amphibi masih dapat dibilang sederhana dan terdiri dari
sepasang kantung tipis menyerupai balon dan elastis. Paru-paru amphibi berwarna
kemerahan karena banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Paru-paru terhubung
dengan rongga mulut hewan amphibi melalui saluran bronkus yang pendek yang
meiliki celah atau lubang pada rongga mulut yang disebut glotis. Pada glotis inilah juga
terdapat larynx atau kotak suara. Fungsi bronkus pada hewan amphibi tidak jauh
berbeda dengan fungsi bronkus manusia dan sistem paru-parunya sama dengan sistem
pernapasan pada mamalia.
Mekanisme pernafasan katak juga tidak jauh berbeda dengan sistem pernapasan
manusia. Amphibi dapat mengambil oksigen diudara melalui lubang nostril pada
hidungnya dan selanjutnya dibawa ke paru-paru. Namun, berbeda dengan manusia,
katak tidak memiliki diafragma sehingga rongga dadanya tidak bisa membesar dan
mengecil.
Mekanisme pernapasan hewan amphibi juga diatur oleh beberapa jenis otot yaitu otot
rahang bawah (musculus submandibularis), otot sternohyodeus (musculus
sternohyoideus), otot geniohyoideus (musculus geniohyoideus), dan otot perut. Berikut
adalah mekanisme fase inspirasi dan ekspirasi pada hewan amphibi dan biasanya fase
tersebut terjadi saat rongga mulut menutup.
4. Fase Inspirasi
Otot sternohioideus berkontraksi > rongga mulut membesar > Oksigen masuk
melalui koane (celah hidung) > koane menutup > otot submandibularis dan otot
geniohioideus berkontraksi > rongga mulut mengecil > O2 terdorong ke paru-paru
melalui celah-celah > pertukaran gas di paru-paru (Oksigen diikat oleh darah di
kapiler dinding paru-paru, karbondioksida dilepaskan ke lingkungan).
5. Fase Ekspirasi
Terjadi pertukaran gas di paru-paru > otot submandibularis berelaksasi > otot perut
dan sternohioideus berkontraksi > paru-paru mengecil > udara tertekan keluar dan
masuk ke rongga mulut > koane membuka > celah tekak menutup > otot
submandibularis dan geniohioideus berkontraksi > rongga mulur mengecil >
karbondioksida terdorong keluar melalui koane.
3. Sistem Pernapasan Reptil.
Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari amphibia. Dinding laring
dibentuk oleh tulang rawan aritenoidea dan tulang rawan krikoidea. Trakhea dan
bronkus lebih panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan. Tempat
percabangan trakhea menjadi bronkus disebut bifurkatio trakhea. Bronkus masuk ke
dalam paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi.
Fase Inspirasi Otot tulang rusuk berkontraksi > rongga dada membesar >
paru-paru mengembang > O2 masuk melalui lubang hidung > rongga mulut
> anak tekak > trakea yang panjang > bronkiolus dalam paru-paru > O2
diangkut darah menuju seluruh tubuh.
Fase Ekspirasi Otot tulang rusuk berelaksasi > rongga dada mengecil >
paru-paru mengecil > CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung melalui darah
> paru-paru > bronkiolus > trakea yang panjang > anak tekak > rongga
mulut > lubang hidung.
Alur faring dan celah faring sesekali muncul selama perkembangan embrio
awal reptil, tetapi mereka tidak pernah menjadi berfungsi setelah lahir. Dalam
beberapa kelompok, tambahan respirasi kulit itu penting, tetapi untuk sebagian besar
bagian, sepasang paru memenuhi kebutuhan pernapasan mereka.
Paru-paru ular dan kadal biasanya mencakup ruang udara sentral tunggal yang
menjadi faveoli terbuka. Tali otot polos mengelilingi pembukaan pada setiap faveolus.
Dinding tipis dari masing-masing membawa tempat kapiler dan dapat dibagi oleh
septa internal yang lebih kecil. Kadang-kadang faveoli berkurang di bagian posterior
dari paru-paru. Dalam kadal, penyu, dan buaya, ruang udara pusat tunggal itu sendiri
dibagi menjadi banyak ruang internal yang menerima udara dari trakea. Ruang
internal berventilasi dengan gerakan pernafasan, sedangkan pertukaran gas antara
faveoli dan ruang ini tampaknya terjadi secara difusi.
Rusuk dan otot terkait menjalankan seluruh panjang thorax sehingga menekan
secara regional dan pengembangan dinding tubuh mengembang atau mengempis
paru-paru. Pembukaan dan penutupan glotis disinkronkan dengan gerakan-gerakan ini.
Pertukaran gas terjadi di bagian pernafasan dari paru-paru. Bagian sakular dari
paru-paru bertindak sebagai menolak ketika tubuh anterior ditempati oleh fungsi yang
berbeda dan tidak ada persedia untuk menekan atau
mengembangkan paru-paru. Misalnya, ketika ular menelan mangsa, tubuh menjadi
buncit yang merupakan makanan yang melewati perlahan melalui esofagus,
sedangkan ventilasi paru-paru harus terus berlanjut. Meskipun trakea diperkuat
dengan cincin berbentuk setengah lingkaran dari tulang rawan, tetap terbuka, tubuh
anterior tidak dapat bertindak sebagai pompa aspirasi. Sebaliknya, posterior tubuh
belakang mangsa mengembang dan mengalami kontraksi, menyebabkan paru-paru
sakular untuk mengisi dan mengosongkan paru-paru.
Dalam Caiman dan buaya lainnya, hati membantu dalam aspirasi pompa
dengan bertindak seperti "piston" sebagai ventilasi paru-paru. Selama inhalasi, tulang
rusuk memutar ke depan dan ke luar, memperluas rongga sekitar paru-paru. Selain itu,
hati, yang terletak tepat di belakang paru-paru, ditarik posterior dari aksi otot
diafragma . Otot ini berasal dari otot perut internal. Otot tersebut memperpanjang ke
depan dari panggul dan gastralia ke septum posthepatik , lembaran tipis yang
terhubung ke sisi posterior hati. Kontraksi otot diafragma menarik hati untuk kembali,
meningkatkan volume rongga paru-paru dan menurunkan tekanan dalam paru-paru.
Pernafasan membalikkan gerakan-gerakan ini. Tulang rusuk melipat kembali ke posisi
awal, dan hati bergerak maju melawan paru-paru sebagai akibat dari kontraksi otot
perut. Karena tekanan pada dinding paru-paru meningkat, udara dipaksa keluar
(gambar 11.28).
Paru-paru penyu dan organ lainnya berada dalam rongga tunggal tetap, sehingga
setiap perubahan volume mengubah tekanan pada paru-paru. Sebuah ekstremitas
diperpanjang dari atau ditarik ke kulit mempengaruhi tekanan di rongga ini dan
membantu pompa aspirasi (gambar 11.29b).
Selain itu, posterior rongga viskeral ditutup oleh membran yang membatasi, jaringan
ikat dimana otot transversus abdominis dan otot obliquus abdominis berdempetan.
Kontraksi atau relaksasi otot mengubah volume rongga dalam kulit dan memberikan
kontribusi untuk inhalasi atau pernafasan udara (gambar 11.29c).
Otot diafragma, meskipun tidak terdapat di kura-kura, namun terdapat di sebagian
besar penyu lainnya. Diafragma bersama-sama dengan transversus abdominis
menekan rongga visceral
untuk bertindak sebagai otot pernafasan. Glotis terbuka dan abdominis obliquus
mengembangkan rongga visceral untuk bertindak sebagai otot inhalasi.
A. Pengertian
Bangsa burung mempunyai sistem pernafasan yang unik, yaitu bernafas dengan
paru-paru yang dilengkapi dengan sistem kantong udara. Sepasang paru-parunya
relatif kecil, hanya dapat mengembang sedikit, dan dibungkus oleh selaput yang
disebut pleura dan terletak di rongga dada yang di lindungi oleh tulang rusuk.
Sistem kantong udara pada aves memiliki 4 pasang perluasan yang menyebar
sampai perut, leher dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher
(saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara
tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan
di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara
berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara
pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi
efisien.
Di dalam rongga dada terdapat jantung. Rongga dada dipisahkan dengan rongga
perut oleh diafragma. Selama inspirasi (masuknya udara), otot-otot toraks akan
mengalami relaksasi dan abdomen memperluas rongga toraks dan abdomen. Pada saat
ekspirasi (mengeluarkan udara) otot-otot akan kontraksi.
1. Hidung
Merupakan tempat awal proses respirasi aves. Pada aves terdapat dua hidung,
yaitu :
1. Hidung luar
2. Hiding dalam
Berfungsi sebagai tempat menuju faring.
2. Faring
Setelah udara masuk melalui hidung luar, maka udara akan menuju ke faring
melalui lubang hidung dalam.
3. Laring
Setelah melewati laring, udara akan melewati glotis, yaitu suatu ruangan sempit
yang dibatasi oleh laring. Laring merupakan penghubung antara rongga mulut dengan
trakea.
4. Trakea
Trakea merupakan suatu pipa yang tersusun dari cincin-cincin tulang rawan.
5. Bronkus
Pada saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2 berdifusi ke dalam
darah kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke kantong-kantong udara.
Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab
itu, pada saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong
hawa. Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa
antar tulang korakoid (bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
A. Fase inspirasi : pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid
(bahu) terjepit, sedangkan pundi hawa bawah ketiak mengembang, akibatnya udara
masuk ke pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadi lah fase inspirasi. Saat
melewati paru-paru akan terjadi pertukaan gas CO2 dan O2.
B. Fase ekspirasi : sebaliknya, pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak
terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara
mengalir keluar dari kantong hawa melalui paru-paru, sehingga terjadilah fase
ekspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas CO2 dan O2.
Dengan cara inilah fase inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat
terbang. Jadi pertukaran gas pada burung pada saat terbang juga berlangsung saat
inspirasi dan ekspirasi.
Mamalia
Sistem pernafasan Mammalia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian
pernafasan.Bagian saluran udara sendiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus. Serta bagian pernafasan (tempat terjadinya pengambilan O2 oleh
darah dan pelepasan CO2 oleh darah) yaitu pada bagian alveolus.
Dalam proses memasukkan oksigen mengalami dua fase, yaitu fase saat
memasukkan oksigen atau disebut inspirasi dan fase mengeluarkan karbondioksida
atau disebut ekspirasi. memasukkan oksigen atau inspirasi adalah proses aktif yang
terjadi disebabkan adanya kontraksi pada otot inspiratori. Otot inspiratori adalah otot
diantara tulang-tulang iga dan tlang-tulang yang ada pada bagian diafragma. Kontraksi
inilah yang menyebabkan peningkatan volume rongga pada dada.
Ventilasi mamalia bersifat dua arah serta melibatkan tulang rusuk dan
diafragma. Ketika menghirup, otot interkostal eksternal berkontraksi untuk memutar
tulang rusuk yang berdekatan dan sternum medial ke depan. Karena tulang rusuk yang
membungkuk , rotasi ini termasuk luar serta mengarah ke depan masing-masing
mengelilingi tulang rusuk. Hasilnya adalah untuk memperluas ruang pada tulang
rusuk yang membungkus di sekitar paru-paru. Kontraksi diafragma berbentuk kubah
menyebabkannya menjadi lurus, selanjutnya memperbesar rongga dada. Paru-paru
elastis mengembang untuk memenuhi rongga dada , dan udara ditarik.
Selama pernafasan aktif, otot-otot interkostal internal yang miring ke arah
yang berlawanan dari pengenduran intercostals eksternal dan menarik tulang rusuk
kembali. Relaksasi diafragma menyebabkan ia mundur dan melanjutkan lengkungan
bentuk kubah. Penarikan kembali tulang rusuk dan relaksasi diafragma mengurangi
volume dada, memaksa udara dari paru-paru. Energi elastis yang tersimpan dalam
paru-paru dan gerakan gravitasi yang melipat atau meruntuhkan rongga tulang rusuk
dan dapat membantu pernafasan.
Pertukaran gas
Sebagaimana telah kita lihat dalam reptil, faveoli sepanjang dinding interior paru-paru
membentuk permukaan pertukaran pernafasan. Udara ditarik ke pusat inti dari
paru-paru dan berdifusi ke luar ke faveoli tersebut. Namun, pada mamalia, situs
pertukaran pernafasan dicapai melalui rute yang berbeda. Lorong pernapasan
(termasuk trakea, bronkus, bronkiolus) berulang kali membagi, memproduksi cabang
yang lebih kecil dan lebih kecil sampai mereka akhirnya berhenti dalam kompartemen
buta-berakhir, alveoli, yang mencirikan bronkiolus dan kantung udara (gambar
11.34a-c).
Trakea, bronkus, dan bronkiolus terminal yang mengangkut gas dari dan ke alveoli
disebut pohon pernafasan pengakuan dari pola percabangan mereka. Tidak ada
pertukaran gas terjadi di sepanjang lorong budidaya pohon pernafasan hingga udara
mencapai bronkiolus dan alveoli. Pada mamalia, daerah alveolar total luas, mungkin
lebih dari sepuluh kali dari amfibi massa yang sama. Seperti area pertukaran besar
sangat penting dalam mamalia untuk mempertahankan tingkat tinggi penyerapan
oksigen yang dibutuhkan oleh endotherm aktif. Bagian hidung tidak hanya merupakan
bagian dari sistem konduksi ini, tetapi berfungsi untuk menghangatkan dan
melembabkan udara yang masuk.
A. Pengertian
Sistem respirasi atau pernapasan pada manusia adalah merupakan pertukaran gas,
yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida
(CO2) yang di hasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui
paru-paru. Fungsi sistem respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah dan
membuang CO2.
1. Hidung.
Merupakan struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (civum nasalis)
yang berfungsi sebagai awal masuknya udara. Pada hidung terdapat rambut pendek
dan tebal yang berfungsi untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang masuk
bersama udara.
2. Faring.
3. Laring.
Laring atau tekak terdapat di bagian belakang faring (posterior). organ ini terdiri
atas 9 susunan tulang rawan (kartilago) yang berbentuk kotak. Laring merupakan
bagian yang menghubungkan faring dengan trakea.
4. Trakea.
Trakea merupakan tabung berdinding tipis yang terletak dari basis larynx (rawan
krikoid) ke tempat dimana trakea bercabang menjadi 2 bronkus pimer. Trakea di
batasi oleh mukosa respirasi. Dalam lamina propria terdapat 16-20 rawan hialin
berbentuk seperti huruf C yang berperan mempertahankan lumen trakea agar tetap
terbuka. Ligamentum fibroelastin dan berkas-berkas otot polos melekat pada
perikondrium dan menghubungkan ujung-ujung bebas rawan yang berbentuk huruf C
tersebut. Ligamentum mencegah peregangan lumen yang berlebihan, sementara itu
otot memungkinkan rawan semakin berdekatan. Kontraksi otot disertai dengan
penyempitan lumen trakea dan digunakan untuk respon batuk. Setelah kontraksi,
akibat penyempitan lumen trakea akan menambah kecepatan udara ekspirasi, yang
membantu membersihkan jalan udara.
5. Bronkus
Trakea membelah menjadi 2 bronkus utama yang masuk kedalam paru-paru,
yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Setelah masuk paru-paru, bronkus primer
berjalan kebawah dan keluar, membentuk tiga bronkus pada paru-paru kanan dan 2
bronkus pada paru-paru kiri.
6. Bronkiolus.
Merupakan percabangan bronkus yang mengandung otot polos. Bronkiolus tidak
memiliki tulang dan kelenjar pada mukosanya. Lamina propria mengandung otot
polos dan serat elastin. Pada segmen awal hanya terdapat sebaran sel goblet dalam
epitel. Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya adalah epitel bertingkat silindris
bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana menjadi epitel selapis silindris
bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminalis, yaitu sel bersilia yang
memiliki granul sketori dan mensekresikan protein yang bersifat protektif. Terdapat
juga badan neuroepitel yang kemungkinan berfungsi sebagai komoreseptor
7. Alveolus
A. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Otot
antartulang rusak berkontraksi atau mengkerut, tulang rusuk terangat keatas, rongga
dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil, sehingga udara
masuk kedalam badan. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Fase inspirasi.
Fase ini merupakan berkontraksinya otot antartulang rusuk, sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar, sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam tubuh.
2. Fase ekspresi.
Fase ini merupakan fase relaksasinya otot antartulang rusuk ke posisi semula
yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk, sehingga rongga dada menjadi kecil.
Akibatnya, didalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbondioksida keluar dari tubuh.
B. Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot
diafragma pada perut mengalami kontraksi, diafragma datar, volume rongga dada
menjadi besaryang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara
masuk ke paru-paru. Mekanismenya dapat dibedakan sama halnya dengan pernapasan
dada, yaitu :
1. Fase inspirasi.
Fase ini berupa kontraksinya otot diafragma, sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar,
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk kedalam tubuh.
2. Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase dimana otot diafragma berelaksasi yang diikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Akibatnya, tekanan
didalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan di luar, sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya karbondioksida keluar dari tubuh.
Pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara yang terjadi di alveolus.
3. Penutup
3.1 Simpulan.
Daftar Pustaka
Tenzer, Amy., Lestari, Umie., Gofur, Abdul., Rahayu, S.E., Masjhudi., Handayani, N.,
Wulandari, N., Maslikah, S.I., 2014. Struktur Perkembangan Hewan Bagian I.
Malang: UM Press.
Brotowidjoyo, M. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga
Vertebrates__Comparative_Anatomy__Function__Evolution___2008_publication
Junquiera, L.C. dan Carneiro, J. 1980. Histologi Dasar Terjemahan oleh Aji Dharma.
1982. Jakarta: P.T. EGC
Goenarso, Darmadi. 2005. Fisiologi Hewan. UT.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Kastawi, Yusuf. Zoologi Avertebrata. Malang: FMIPA UM.