Dosen Pengampu:
Oleh:
Fabianus Widyarto N
(15/383638/PS/06981)
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2017
LAPORAN TES
I. Sejarah
Dasar terbentuknya tes EPPS dimulai dari teori milik Henry A. Murray.
Kepribadian didefinisikan Muray sebagai abstraksi yang dirumuskan oleh teoretikus
dan bukan merupakan gambaran tentang tingkah laku individu belaka. Kepribadian
itu adalah agen yang mengatur dan memerintah dalam diri individu. Dari gagasan
tersebut, Murray mengemukakan sebuah konsep kepribadian terletak di otak No
brain, no personality (Alwisol, 2007, dalam Afifah, 2014).
Allen L. Edward pada tahun 1954 (dalam Afifah, 2014), menyederhanakan
dengan hanya mengambil 15 kebutuhan saja dari teori kebutuhan Murray yang
terdapat 20 kebutuhan yang kemudian menjadi dasasr metode tes kepribadian EPPS.
Adapun need yang diukur dalam EPPS antara lain:
1. Achievement (Ach)
Kecenderungan individu untuk berprestasi, menghadapi tantangan,
menyelesaikan tugas yang sulit dan berat.
Positif menunjukkan adanya suatu prestasi dalam studi, karier,
kehidupan sosial, dan status. Terutama prestasi dalam fungsi dan
pekerjaan.
Negatif ambisius yaitu merugikan dalam arti tertentu, kurang
adanya kehangatan dalam kehidupan sosial.
2. Deference (Def)
Kecenderungan individu untuk berbuat sesuai dengan apa yang
dipikirkan/diharapkan orang lain, mengikuti perintah, mudah dipengaruhi (patuh,
menghindari perbedaan).
Positif kemauan untuk menyesuaikan diri, mengikuti konvensional
(norma, tata cara, adat).
Negatif kecenderungan suggestible, kurang kritis.
3. Order (Ord)
Kecenderungan individu untuk teratur dalam berbagai hal, ada
perencanaan, pengorganisasian kerja (rapi, teratur, teliti, tertib, dsb).
Positif adanya kebutuhan keteraturan dalam hubungan dengan manusia,
ide-ide, dalam hal barang-barang, memberi efek baik dalam tugas.
Negatif mengurangi kelincahan, banyak peraturan yang dipegang teguh,
takut menyimpang.
4. Exhibition (Exh)
Kecenderungan individu untuk menjadi pusat perhatian, menonjolkan
sesuatu prestasi atau untuk menyatakan keberhasilannya.
Positif mampu menunjukkan diri, riang, ekstraversi, percaya diri, rasa
bangga diri, optimisme.
Negatif mengurangi pengendalian diri (kontrol), kurang disiplin,
menonjolkan diri/memamerkan diri.
5. Autonomy (Aut)
Kecenderungan untuk tidak tergantung, mandiri dalam membuat
keputusan, menghindari campur tangan orang lain.
Positif keinginan untuk berdikari, tidak tergantung pada
pendapat/pendirian, menolak sugesti dalam pendirian, original,
progresif (bila radikal selalu mengharapkan perubahan).
Negatif bila kebutuhan ini terlalu besar akan menyebabkan
kurang mampu dalam menyesuaikan diri, uncooperative (tidak bisa
bekerjasama dengan orang lain), keras kepala, radikal.
6. Affiliation (Aff)
Kecenderungan individu untuk setia pada teman, berpartisipasi dalam
kehidupan kelompok, bekerja sama, berbuat sesuatu dengan orang lain.
Positif perhatian pada sesama manusia, perhatian dalam pergaulan
(harmonis), adanya kehangatan, toleran.
Negatif cenderung kurang tegas, kurang dapat mempertahankan
pendiriannya, kurang berani.
7. Intraception (int)
Kecenderungan menganalisa motif-motif dan perasaan orang lain,
menempatkan diri pada posisi orang lain, mempertimbangkan
sebelum berbicara.
Positif : kebutuhan minat pada problem manusia untuk diketahui dan
dianalisa, keinginan untuk mengembangkan diri, dan perkembangan orang
lain.
Negatif mudah terbawa perasaan orang lain, kurang dapat
mempertahankan jarak.
8. Succorance (Suc)
Kecenderungan individu untuk menerima bantuan atau afeksi dari orang
lain, untuk supaya orang lain bersimpati dan mengerti tentang dirinya.
Negatif succorance lebih bersifat negatif, yaitu kebutuhan
pemanjaan diri, pasif dalam hubungan sosial, diwarnai meminta
bantuan, bersifat egosentris, dependen, mencari rasa aman, tidak
dewasa, labil secara emosi, kurang tegas.
9. Dominance (Dom)
Kecenderungan individu untuk memimpin, dihormati, membuat
keputusan-keputusan kelompok, mempertahankan pendapat,
menyerang orang lain.
Positif keinginan untuk memimpin, mempengaruhi, membimbing,
mengawasi, membina, mengarahkan, mengorganisir, mengatur, adanya
kepercayaan diri, mampu dalam berhubungan sosial.
Negatif Keinginan untuk menjajah, mengharuskan, mewajibkan yang
semuanya berbau otoriter, tidak mengakui hak dan kewajiban orang lain,
mempertentangkan dirinya dan orang lain.
10. Abasement (Aba)
Kecenderungan individu untuk mengalami rasa bersalah, lebih
mengalah daripada berdebat, merasa kurang mampu, merasa takut, dan rendah
diri.
Positif kecederungan untuk merendahkan diri, kompromi, dapat
menyesuaikan diri, toleran, adanya keberanian mengakui kesalahan,
adanya usaha mengoreksi diri, tidak sombong dalam tatakrama,
rendah hati.
Negatif labil dalam emosi, kurang adanya kepercayaan diri yang pada
umumnya berkaitan dengan rasa bersalah dan dosa.
11. Nurturance (Nur)
Kecenderungan untuk menolong orang lain, membantu orang yang
mengalami kesulitan, mudah memaafkan orang lain, dermawan,
ramah.
Positif adanya kehangatan perasaan, dalam pergaulan disertai
pelayanan, pemberian perawatan terhadap manusia juga benda,
mencerminkan adanya perasaan sosial terhadap sekelilingnya,
bersedia memberi pertolongan.
Negatif percerminan emosi yang berlebihan, kurang lugas, kurang
rasional baik dalam cara berpikir maupun hubungan sosial, melupakan diri
sendiri sehingga terlantar dan menjadi korban.
12. Change (Chg)
Kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu yang
baru/berbeda, tidak suka pada rutinitas/ keteraturan, senang bergaul,
ingin mengikuti perubahan-perubahan keadaan dan kebudayaan.
Positif mampu berhubungan sosial secara baik, ingin melakukan
eksperimen, mencoba hal-hal baru, variasi dalam rangka penyegaran diri.
Negatif sering kurang introspeksi diri, tidak tetap pendirian, tidak
mantap dalam melaksanakan sesuatu.
13. Endurance (End)
Kecenderungan individu tekun dalam tugas-tugas yang dihadapinya,
fokus pada tugas bila bekerja, tidak ingin diganggu.
Positif adanya keuletan, ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Negatif kaku, rigid, asal betah, tidak didasari pertimbangan.
14. Heterosexuality (Het)
Kecenderungan individu untuk bergaul bebas dengan lawan jenisnya,
tertarik mengikuti kegiatan kelompok lawan jenis, suka membicarakan hal-hal
yang berbau seks.
Positif Kehidupan seksual sehari-hari dalam batas normal.
Negatif kehidupan seksual yang berlebihan atau sebaliknya, tidak mau
sama sekali.
15. Aggression (Agg)
Kecenderungan individu untuk menyerang orang lain secara fisik atau
verbal, mudah marah, mempermainkan orang lain.
Positif agresi yang diperhitungkan, berani, energik, progresif,
mendorong sesuatu dengan tujuan hasil yang lebih baik.
Negatif nekad, melakukan perbuatan yang destruktif dalam segala
bentuk, tidak ada hasil progresif, asal dan merusak.
IV. Administrasi
Material dan interuksi tes:
Tes terdiri dari 225 pasangan pernyataan. Subjek diminta memilih satu
pernyataan yang paling sesuai untuk dirinya, dan bukan dianggap umum ideal atau
wajar oleh masyarakat. Jawaban yang ditulis pada kertas jawaban dengan melingkari
huruf A atau B. Buku tidak diperkenankan untuk dicoret-coret atau ditulis apapun.
Tes dapat dilakukan secara individual atau kelompok. Secara individual, subjek dapat
memebaca buku petunjuk pelaksanaan terlebih dahulu, setelah jelas subjek diminta
menyelesaikan tes tersebut, dan jangan ada yang terlewatkan, harus terisi
semuanya! Bila diberikan secara klasikal tester membacakan terlebih dahulu
petunjuk-petunjuk, instruksi, dan contoh pelaksanaan tes terlebih dahulu dan
menerangkannya. Waktunya 40 60 menit, pembatasan waktu tidak mutlak, hanya
untuk keperluan teknis, yang terpenting dikerjakan secara teliti, jangan sampai
terlewatkan.
V. Skoring
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan skoring hasil tes kepribadian
EPPS:
1. Buatlah garis merah melalui:
No : 1, 7, 13, 19, 25
No : 101, 107, 113, 119, 125
No : 201, 207, 213, 219, 225
2. Buatlah garis (bebas warna asal jangan merah) melalui:
No : 26, 32, 38, 44, 50
No : 51, 57, 63, 69, 75
No : 151, 157, 163, 169, 175
3. Disebelah kanan, ada kolom bertuliskan :
a. n (need)
b. r (raw)
Menghitung secara horizontal
Menghitung A yang dilingkari, kecuali A yang terkena garis merah tidak
dihitung
c. c (column)
Menghitung secara vertical
Menghitung B yang dilingkari, kecuali yang terkena garis merah tidak
dihitung
d. s (sum)
Jumlah r + c
4. Menghitung Konsistensi
a. Membandingkan secara vertikal dan sejajar jawaban A/B yang terkena garis
merah dengan jawaban A/B yang terkena garis biru.
b. Bila sama (Sama memilih A atau sama memilih B), dalam kotak dibawah
diberi tanda (), bila berbeda tidak diberi apa-apa.
c. Jumlahkan kotak yang diberi tanda ().
d. Tulis Jumlah tanda () pada kolom CONS (consistency)
e. Jumlah tertinggi adalah 15, sedangkan konsistensi dibawah 9 adalah
meragukan dan tidak perlu di interpretasi.
5. Membuat profil
a. Mengubah skor sum (s) menjadi persentil sesuai table persentil yang sudah
baku.
b. Interpretasikan pada skor persentil setiap variable/needs.
c. Gambarkan titik persentil setiap variable/needs pada table grafis persentil.
VI. Interpretasi
Menginterpretasikan skor dengan mengubah skor mentah (s) menurut
persentil yang telah ditentukan.
Persentil Keterangan
85 96 Tinggi
17 84 Sedang
4 16 Rendah
VII. Kritik
Terdapat beberapa kekurangan/kelemahan dalam alat tes ini diantaranya
adalah :
1. Cara pengskoringnya butuh ketelitian serta kejelian.
2. Ada kemungkinan individu akan bosan mengerjakan tes karena jumlah item soal
yang tidak sedikit.
3. Ada beberapa pernyataan yang kadang tidak dapat menggambarkan apa yang
dirasakan testee sebenarnya.
4. Lembar jawaban yang membingungkan karena letak pernomor jawaban yang
berbeda urutannya.
5. Pada orang yang mengalami anxiety akan mengalami keterlambatan dalam
mengerjakan.
X. Profil
(Terlampir)
I. Sejarah
Tes Study of Value (SOV) merupakan inventori nilai yang paling popular,
dirancang oleh Allport, Vernon dan Lindzey. Diilhami dari tulisan Types of Men
oleh Spranger tahun 1928. Tes ini didesain untuk mengukur kekuatan relatif dari
6 minat dasar, motif, atau sikap evaluatif yaitu teoritis ekonomi estetik, sosial,
politik dan religius.
SOV telah diuji cobakan kepada 8000 mahasiswa (laki-laki dan
perempuan) dengan berbagai pilihan jurusan maupun pilihan pekerjaan. Dari uji
oba itu, diperoleh reliabilitas sebesar 0,8, dengan dilakukan tes re-test setelah dua
bulan dilakukan tes. Tes ini juga sesuai dengan hasil minat kerja dari tes Holland
dan Kuder yang merupakan aspek validitas eksternal tes SOV dengan skor
reliabilitas r= 0,75. SOV digunakan bagi siswa SMA dan mahasiswa atau dengan
pendidikan yang setara.
Pada bagian ke dua, terdiri dari 15 item. Pada bagian ke dua ini diberikan
pertanyaan atau pernyataan dengan 4 (empat) alternative jawaban. Subjek
diminta untuk menyusun jawaban sesuai dengan pendapat dari subjek. Pilihan
jawaban diberikan dengan menuliskan urutan angka sebagai berikut:
a. Tuliskan angka 4 bila jawaban itu paling disukai; menandakan jawaban itu
menempati urutan pertama.
b. Tuliskan angka 3 bila jawaban itu dianggap menempati urutan kedua.
c. Tuliskan angka 2 bila jawaban itu dianggap menempati urutan ketiga.
d. Tuliskan angka 1 bila jawban itu dianggap menempati urutan keempat.
Meskipun subjek memiliki jawaban lain yang lebih menarik, subjek tetap diminta
untuk menuliskan angka-angka dengan cara seperti di atas.
Setelah selesai, tester mengumpulkan buku dan lembaran jawaban dan
menghitungnya, kemudian testi di izinkan meninggalkan ruangan.
V. Skoring
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan skoring hasil tes
kepribadian SOV:
1. Menjumlahkan skor pada kotak R S T X Y Z di setiap halaman lembar tes,
bagian 1 dan juga bagian 2.
2. Masukkan jumlah skor R S T X Y Z pada kolom skoring yang disediakan,
pastikan memasukkan pada kolom yang sesuai pada bagian dan halaman tes,
serta sesuaikan dengan kode R S T X Y Z nya yang ada yang teracak.
3. Pastikan jumlah skor R S T X Y Z pada setiap halaman sesuai dengan Jumlah
Skor yang Harus Cocok pada table paling kanan.
4. Jumlahkan skor total pada tiap aspek.
5. Jumlahkan juga skor total keseluruhan aspek. Pastikan juga jumlah total skor
tiap aspek harus sesuai atau sama dengan jumlah skor total pada table Jumlah
Skor yang Harus Cocok.
6. Setelah itu, sesuaikan jumlah skor pada setiap aspek dengan ketentuan:
a. Teori : ditambahkan 2
b. Ekonomi : dikurangkan 1
c. Aestetis : ditambahkan 4
d. Sosial : dikurangkan 2
e. Politik : ditambahkan 2
f. Agama : dikurangkan 5
Cek kembali jumlah total jumlah skor tiap aspek harus sesuai atau sama
dengan jumlah skor total pada table Jumlah Skor yang Harus Cocok.
VI. Interpretasi
Skor mentah yang didapat pada setiap nilai langsung dimasukkan ke
dalam profil, SOV lebih menekankan pada hasil yang ipsatif. Serta disesuaikan
dengan norma yang berlaku di Indonesia, yaitu Teori : ditambahkan 2; Ekonomi
: dikurangkan 1; Aestetis : ditambahkan 4; Sosial : dikurangkan 2; Politik :
ditambahkan 2; Agama : dikurangkan 5.
VII. Kritik
Secara umum tes inventori kepribadian memiliki beberapa kelemahan,
seperti:
1. Tes tidak dapat bersifat culture free, karena memerlukan pemyesuaian
terlebih dahulu terhadap daerah mana tes ini digunakan, sebagai contoh saat
di Indonesia musti di sesuaikan hasil akhirnya dengan ketentuan tertentu
terlebih dahulu.
2. Subjek ingin menunjukkan kesan-kesan tertentu kepada penguji.
3. Karena banyaknya jumlah tes yang dikerjakan maka dapat menyebabkan
testee malas dalam mengerjakannya.
4. Kesukaran semantik, penafsiran yang berbeda.
5. Faking atau tidak jujur.
6. Acquiscence; bila aitem yang dibuat lebih mengarah ke jawaban-jawaban
tertentu. untuk mengurangi kelemahan-kelemahan ini, tester perlu memahami
tes yang hendak digunakan dengan baik sehingga menyajikan tes dengan
baik.
Jumlah
skor
harus
Bagian cocok
Teori Ekonomi Aestetis Sosial Politik Agama
Halaman dengan
di bawah
ini
Bagian I 4 6 5 4 1 4 24
Halaman 2 (R) (S) (T) (X) (Y) (Z)
3 1 9 4 2 5 24
Halaman 3
(Z) (Y) (X) (T) (S) (R)
2 4 1 5 4 5 21
Halaman 4
(X) (R) (Z) (S) (T) (Y)
4 1 2 4 5 5 21
Halaman 5
(S) (X) (Y) (R) (Z) (T)
Jumlah
skor
harus
Bagian cocok
Teori Ekonomi Aestetis Sosial Politik Agama
Halaman dengan
di bawah
ini
Bagian II 10 7 7 9 6 11 50
Halaman 7 (Y) (T) (S) (Z) (R) (X)
7 8 7 8 7 13 50
Halaman 8
(T) (Z) (R) (Y) (X) (S)
4 6 10 9 10 11 50
Halaman 9
(R) (S) (T) (X) (Y) (Z)
Jumlah 34 33 41 43 35 54 240
X. Profil
(terlampir)
I. Sejarah
Beck Depression Inventory (BDI) merupakan self-report inventory yang
mengukur karakteristik sikap dan gejala depresi (Beck, et al., 1961). Dibuat oleh
Aaron T Beck pada tahun 1967 berdasarkan observasi dan catatannya mengenai
sikap dan simptom pasien depresi selama proses psikoterapi yang mengungkap
21 simptom depresi yang mengambarkan kategori sikap dan gejala depresi.
Manifestasi depresi pada emosi selain timbulnya perasaan sedih adalah perasaan
bersalah, kosong, malu, rasa tidak berharga, tidak berguna, kehilangan afeksi,
keterlekatan emosional, dan mudah menangis dan keinginan bunuhdiri.
BDI telah dikembangkan dalam bentuk yang berbeda, termasuk beberapa
bentuk komputerisasi, dan bentuk kartu (Mei, Urquhart, Tarran, 1969, dikutip
dalam Groth-Marnat, 1990), bentuk pendek 13-item dan lebih baru BDI-II oleh
Beck, Steer & Brown, 1996. (Lihat Steer, Rissmiller & Beck, 2000 untuk
informasi tentang kegunaan klinis dari BDI-II.) Biasanya membutuhkan waktu
sekitar 10 menit untuk menyelesaikan BDI, meskipun klien memerlukan tingkat
membaca kelas lima sampai enam untuk cukup memahami pertanyaannya
(Groth-Marnat, 1990).
Konsistensi internal untuk BDI berkisar antara 0,73 sampai 0,92 dengan
rata-rata 0,86 (Beck, Steer, & Garbin, 1988). Reliabilitas serupa telah ditemukan
untuk bentuk pendek 13 item (Groth-Marnat, 1990). BDI menunjukkan
konsistensi internal yang tinggi, dengan koefisienal fase besar 0,86 dan 0,81
untuk populasi psikiatri dan non-psikiatri (Beck et al., 1988).
V. Skoring
Skor diberikan sesuai dengan kunci pada masing-masing pernyataan. Jika
subjek memilih dua 2 pernyataan atau lebih, maka skor yang digunakan adalah
skor yang paling tinggi. Nilai perolehan akhir atau nilai total dihitung dengan
cara menjumlahkan seluruh nilai yang diperoleh untuk masing-masing kategori.
Nilai ini bergerak dari 0 sampai dengan 63. Setelah itu, jumlah total skor menurut
diklasifikasikan menurut klasifikasi kategori skor yang ada.
VI. Interpretasi
Kategori skor BDI-I menurut Bumberry (1978):
Nilai Total Interpretasi
Skor total yang diperoleh dari menjumlahkan total jumlah skor masing-
masing kategori. Skornya dimulai dari angka 0 sampai dengan 63. Dari hasil skor
itu, sesuaikan dengan norma kategori rentang skor pada tabel di atas, apakah
masuk dalam kategori depresi ringan, sedang atau berat, atau bahkan tidak
mengalami gangguan depresi.
VII. Kritik
Dalam tes BDI-I ini terdapat kekurangan, yakni terdapat item yang
ambigu, pada item kehilangan nafsu makan dan susah tidur (insomnia). Pada item
ini, diketahui bahwa individu yang mengalami depresi mengalami penurunan
nafsu makan dan sukar/sulit untuk tidur, padahal tidak semua individu yang
depresi menunjukan gejala depresi mereka dengan hilangnya nafsu makan dan
sulit tidur, tetapi bisa terjadi individu tersebut melampiaskan depresinya dengan
banyak makan dan tidur terus.
Dalam hal pengisian tes, testee dapat melakukan faking dalam menjawab.
Testee bisa mengalami bias karena faktor lingkungan saat mengisi tes itu atau
testee menyembunyikan, enggan atau menyangkal bahwa dirinya mengalami
depresi atau bahkan agar terlihat bagus bahwa drinya merupakan individu yang
sehat mental.
Menyalahkan diri 3
8 1, 2, 3
sendiri
9 Keinginan bunuh diri 1, 2a 2
10 Menangis 0 0
11 Mudah tersinggung 2 2
17 Kelelahan 1, 2 2
Kehilangan selera 1
18 1
makan
19 Penurunan berat badan 0 0
20 Preokupasi somatisasi 1, 3 3
21 Kehilangan libido 0 0
Jumlah Total 41
1 Perasaan sedih 1 1
2 Perasaan pesimis 1, 2 2
6 Perasaan dihukum 1, 2, 3a 3
Jumlah tersebut masuk ke dalam kategori depresi berat, menandakan bahwa
subjek berada dalam kondisi depresi berat.
X. Profil
(terlampir)