NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
TIKET MASUK
BAB III
ASIDI ALKALIMETRI
A. PRELAB
1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?
Analisis volumetri merupakan teknik analisis kuantitatif yang mendasarkan pada volume
larutan standar, untuk menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan
mengukur banyaknya volume larutan standar yang dapar bereaksi secara kuantitatif dengan
zat yang akan ditentukan. Prosesnya disebut titrasi, yaitu penambahan larutan standar pada
larutan sampel. Dalam setiap metode analisis volumetri selalu terjadi reaksi kimia antara
komponen analit dengan zat pendeteksi yang disebut titran. Reaksi dasar antara komponen
analit dengan titran dinyatakan dengan persamaan umum Analit + Titran Hasil reaksi
(Suhanda, 2009).
2. Apa yang dimaksud dengan asidi-alkalimetri?
Asidimetri berarti pengukuran konsentrasi basa dengan larutan baku asam, sedangkan
alkalimetri berarti pengukuran konsentrasi asam dengan larutan baku basa. Titrasi asidimetri-
alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan asam-basa. Berdasarkan reaksinya
dengan pelarut, asam dan basa diklasifikasikan menjadi asam-basa kuat dan lemah sehingga
titrasi asam-basa meliputi titrasi asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah,
asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan garam dari asam lemah, dan basa kuat
dengan garam dari basa lemah (Padmaningrum, 2011).
3. Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer?
Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan standar bila memenuhi persyaratan antara
lain mempunyai kemurnian yang tinggi ,mempunyai rumus molekul yang pasti, tidak bersifat
higroskopis dan mudah ditimbang, larutannya harus bersifat stabil ,mempunyai berat ekivalen
(BE) yang tinggi Suatu larutan yang memenuhi persyaratan tersebut diatas disebut larutan
standar primer (Wiryawan, 2007).
4. Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?
Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang bila akan digunakan untuk
standarisasi harus distandarisasi lebih dahulu dengan larutan standar primer (Wiryawan,
2007).
5. Apa yang dimaksud dengan standarisasi/pembakuan larutan?
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan
konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Senyawa
yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa baku (Rohman, 2007).
6. Larutan apa yang digunakan untuk menstandarisasi larutan NaOH? Tuliskan
persamaan reaksinya!
Standarisasi larutan NaOH dapat menggunakan asam oksalat dan juga asam asetat
dengan reaksi sebagai berikut:
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
- Asam Oksalat
C2H4.2H2O(aq) + 2NaOH(aq) Na2C2O4(aq) + 4H2O(l)
- Asam Asetat
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COOH(aq) + H2O(aq)
(Sumardjo, 2009).
7. Larutan apa yang digunakan untuk menstandarisasi HCl? Tuliskan persamaan
reaksinya!
(Sumardjo, 2009).
8. Jenis asam apa yang dominan terdapat pada asam cuka perdagangan? Tuliskan
persamaan reaksinya dengan NaOH!
Asam etanoat (asam asetat) merupakan jenis asam yang paling dominan pada asam
cuka perdagangan. Asam asetat juga dikenal sebagai senyawa kimia asam organik pemberi
aroma dan rasa asam pada makanan. Adapun persamaan reaksinya dengan NaOH sebagai
berikut:
(Sumardjo, 2009).
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Prinsip Dasar Titrasi
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titran
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen yang artinya secara
stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi.. Dalam hal ini biasanya ditandai dengan
berubahnya warna indicator. Keadaan ini disebut sebagai titikekuivalen, yaitu titik dimana
konsentrasi asam sama dengan basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi
dihentikan dengan cara melihat perubahan warna akhir indicator disebut sebagai titik akhir
titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati
titik ekuivalen. Olehkarena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen
(Istiqomah, 2012).
diperlukan MgO yang dihitung kadarnya sebagai penguji dengan proses titrasi (Syamsuni,
2007).
C. DIAGRAM ALIR
HCl Pekat
Dihitung konsentrasinya
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
Na2B4O. 10H2O
Dilarutkan
Dihomogenisasi
Diambil 10 ml
Dilakukan Duplo
Dihitung M HCl
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
Hasil
NaOH
Dilarutkan
Dihomogenisasi
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
Dilakukan duplo
Dihitung M NaOH
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
5. Penggunaan Larutan Standar Asam dan Basa Untuk Menetapkan Kadar Asam
Asetat pada Cuka
Asam Cuka
Diambil sebanyak 10 ml
Dihomogenkan
Indikator PP
Ditambah 2 3 tetes
Dilakukan duplo
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
1,19 32 10
= 36,5
= 10,43 M
7. Pengenceran :
MHCl pekat . VHCl pekat = MHCl . VHCl
MA = 0,074 M MB = 0,082 M
MA + MB
9. M = 2
0,074 + 0,082
= 2
= 0,078 M
Mengapa asam boraks digunakan untuk menstandarisasi larutan HCl?
Dalam proses standarisasi larutan HCl dipilih menggunakan asam boraks karena
antara HCl dan boraks terjadi reaksi sempurna. HCl ( asam kuat ) akan bereaksi dengan
boraks (basa lemah ) sehingga akan membentuk garam yang bersifat asam. Adapun
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
Na2B4O7.10H2O + 2HCl ===> 2NaCl + 4H3BO3 +5H2O
Disisi lain, boraks juga merupakan sebuah basa lemah yang mudah larut dalam air, tidak
bersifat korosif serta mudah larut dalam air sehingga boraks digunakan untuk menetralisir
larutan HCl agar dapat netral dan stabil (Khopkar, 2008).
3. Pembuatan larutan standar NaOH
Berat NaOH : 0,4085 gram
Volume larutan NaOH : 100 ml
Molaritas larutan NaOH : 0,1 M
Perhitungan:
1000
MNaOH =
1000
0,1 = 40 100
0,1 . 40 . 100
gr = 1000
gr = 0,4 gram
Mengapa larutan NaOH harus distandarisasi?
Larutan NaOH harus disandarisasi dikarenakan Na merupakan logam yang sangat
reaktif sehingga apabila langsung terkena air dingin dapat mengakibatkan perubahan tekanan.
Di sisi lain, NaOh juga masih berbentuk padatan sehingga harus dilakukan standarisasi
terlebih dahulu. Sehingga, standarisasi larutan NaOH perlu diakukan untuk memastikan
keakuratan konsentrasi NaOH yang nantinya akan digunakan sebagai larutan standar
(Sukarti, 2008).
MA = 0,0813 M
12. M1 . V1 = M2 . V2 . 2
M1 . 11,6 = 0,05 . 10 . 2
1
M1 = 11,6
MB = 0,086 M
MA + MB
13. M = 2
0,0813 + 0,086
=
2
= 0,0836 M
Standarisasi larutan NaOH menggunakan Na-oksalat karena antara NaOH dan asam
oksalat terjadi reaksi sempurna yang disebabkan karena NaOH merupakan basa kuat
sehingga akan bereaksi dengan asam oksalat yang bersifat asam lemah untuk membentuk
garam yang bersifat basa. Adapun reaksi sebagai berikut :
2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O
Karena Na-oksalat dan NaOH dapat bereaksi sempurna, menyebabkan reaksi tersebut
akan lebih mudah untuk diamati titik akhirnya dan juga Na-oksalat merupakan unsur yang
stabil dan tidak mudah menguap (Tim Asisten, 2011).
Indikator yang digunakan adalah indikator pp, karena indikator pp memiliki jarak pH
antara 8,5-10, dimana pada kisaran pH tersebut mendekati range pH garam basa yang
dihasilkan, maka dengan indikator ini dapat menunjukkan titik akhir titrasi yang terbentuk
dengan perubahan warna (Tim Asisten, 2011).
15. M1 . V1 = M2 . V2 . Fp
M1 . 10 = 0,0836 . 1,5 . 100
M1 = 1, 254 M
+
16. M = 2
1,672+1,254
M = 2
M = 1,463 M
1000
17. M =
1000
1, 463 = 60 10
1,463 6
gr =
10
gr = 0,878 gram
18. % (b/v) = 0,01 x 100%
0,878
= 10 x 100%
= 8, 78 %
Apakah prinsip analisis kadar total asam bisa digunakan untuk menentukan keasaman produk
pangan yang lain? Jelaskan contoh aplikasinya!
Prinsip analisis kadar total asam dapat digunakan untuk menentukan keasaman suatu
produk pangan. Untuk aplikasinya dapat diambil contoh pada produk kefir. Kefir memiliki rasa
yang sangat asam. Dengan prinsip kadar total asam, kita dapat menentukan kadar asamnya
(Hong, 2016).
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
E. PEMBAHASAN
1. Analisa Prosedur
Untuk melakukan standarisasi larutan NaOH 0,1 M dengan asam oksalat terlebih
dahulu mengambil 10 ml asam oksalat 0,05 M dan memasukkannya ke dalam Erlenmeyer.
Kemudian menambahkan 1-2 tetes indicator pp. lalu menitrasi asam oksalat dengan NaOH.
Dilanjutkan dengan mengamati perubahan warna yang terjadi dari bening menjadi merah
muda. Lalu mencatat volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi asam oksalat. Melakukan
duplo, dilanjutkan menghitung M NaOH dan terakhir akan didapatkan hasil berupa larutan
NaOH yang telah terstandarisasi.
e. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan kadar asam asetat
pada cuka
Terlebih dahulu mengambil cuka sebanyak 10 ml menggunakan pipet ukur atau pipet
volume kemudian memasukannya ke dalam labu ukur 100 ml. Lalu menambahkan aquades
hingga tanda batas pada labu ukur kemudian menghomogenkan larutan cuka. Setelah larutan
cuka telah homogeny kemudian mengambil sebanyak 10 ml larutan cuka dan
memasukkannya ke dalam Erlenmeyer. Dilanjutkan menambahkan indicator pp sebanyak 2-3
tetes kemudian menitrasi larutan cuka dengan menggunakan larutan NaOH yang berada di
dalam buret. Mengamati perubahan warna yang terjadi dari jernih menjadi merah muda. Lalu
mencatat volume NaOH yang digunakan untuk melakukan titrasi dilanjutkan melakukan duplo.
Menghitung kadar asam asetat yang terkandung di dalam cuka.
2. Analisa Hasil
Dalam membuat larutan standar HCl 0,1 M yang pertama dilakukan mencari volume
HCl 32% yang akan diencerkan dalam pembuatan 100 ml larutan HCl 32% dengan rumus
molaritas dan rumus pengenceran sebagai berikut :
% 10
M=
32% 10 1,19
M= 36,5
M = 10,43 M
Setelah konsentrasi didapat kemudian mencari volume yang dibutuhkan menggunakan rumus
pengenceran sebagai berikut :
M1 . V1 = M2 . V2
10,43 . V1 = 0,1 . 100
0,1 . 100
V1 = = 0,96 ml
10,43
Maka diketahui volume HCl yang dibutuhkan sebesar 0,96 ml (Suhanda, 2009).
Persamaan reaksi :
Na2B4O7.10H2O + 2 HCl 2 NaCl + 4H3BO3 + 5H2
1 grammol HCl = 2 x grammol Na2B4O7.10H2O
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
Sehingga larutan HCl 0,1 M (0,1N) distandarisasi dengan larutan boraks 0,05 M (0,1N).
Titrasi dilakukan secara duplo. Pada percobaan pertama membutuhkan 13,4 ml HCl. Dan pada
percobaan ke dua dibutuhkan 12,2 ml HCl. Sebelum dilakukan standarisasi, perlu di tambahkan
indicator metil orange pada boraks. Perbedaan volume HCl yang di butuhkan untuk proses titrasi
dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Salah satunya adalah banyak nya tetesan indicator
dalam proses titrasi. Konsentrasi HCl didapat dari konsentrasi rata rata percobaan yang
dilakukan secara duplo, sehingga akan didapat hasil sebagai berikut:
19. M1 . V1 = M2 . V2 . 2
M1 . 13,4 = 0,05 . 10 . 2
M1 = 0,037 . 2
M = 0,074 M
20. M1 . V1 = M2 . V2 . 2
M1 . 12,2 = 0,05 . 10 . 2
M1 = 0,041 . 2
M = 0,082 M
M1 + M2
21. M = 2
0,074 + 0,082
= 2
= 0,078 M
Sehingga, konsentrasi larutan HCl hasil standarisasi adalah 0,078 M (Tim Pengampu Mata
Kuliah Kimia Dasar, 2017).
M = 0,0813 M
23. M1 . V1 = M2 . V2 . 2
M1 . 11,6 = 0,05 . 10 . 2
1
M1 = 11,6
M = 0,086 M
M1 + M2
24. M = 2
0,0813 + 0,086
= 2
= 0,0836 M
Sehingga, besar konsentrasi larutan NaOH setelah standarisasi adalah 0,0836 M(Khopkar,
2008).
26. M1 . V1 = M2 . V2 . Fp
M1 . 10 = 0,0836 . 1,5 . 100
M1 = 1, 254 M
Setelah konsentrasi dari masing-masing larutan hasil konsentrasi diketahui, kamudian dicari
molaritas rata-rata dengan cara sebagai berikut:
1+2
27. M = 2
1,672+1,254
M = 2
M = 1,463 M
Setelah besarnya molaritas diketahui, karena yang ditanyakan adalah kadar % (b/v) maka
perlu untuk mencari massa yang dapat dicari menggunakan rumus molaritas berikut :
1000
28. M =
1000
1, 463 = 60 10
1,463 6
gr = 10
gr = 0,878 gram
Jika besar massa telah diketahui, maka kadar %(b/v) dapat diketahui dengan menggunakan
rumus %(b/v)
29. % (b/v) = 0,01 x 100%
0,878
= 10 x 100%
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
= 8, 78 % (Khopkar, 2008).
F. KESIMPULAN
Pada praktikum materi aside alkalimetri dapat ditarik kesimpulan jika titrasi yaitu
memperoleh larutan baru dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan standar primer
yang diketahui konsentrasinya ke larutan standar sekunder dengan bantuan indicator untuk
mempermudah melihat hasilnya (Khopkar, 2008).
Tujuan dari praktikum aside alkalimetri adalah membuat larutan standar HCl 0,1 M,
membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M dan standar primer H2C2O4, melakukan
standarisasi larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menentukan kadar asam asetat cuka
perdagangan menggunakan larutan standar NaOH.
Berdasarkan hasil percobaan didapat larutan standar HCl 0,1 M dengan volume 0,96
ml. Besar konsentrasi boraks yang distandarisasi dengan HCl sebesar 0,078 M. Pembuatan
larutan standar NaOH diperoleh massa 0,4 gram. Standarisasi larutan NaOH diperoleh
konsentrasi 0,0836 M dan untuk kadar asam asetat pada cuka sebesar 8,78%.