Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang banyak
dideritaoleh kalangan lanjut usia, terutama wanita. Hal ini dikarenakan pada
umur 50tahun keatas wanita mengalami masa menopause. Pada masa tersebut,
hormone estrogen yang berfungsi melindungi tulang dalam tubuh berkurang
jumlahnya sehingga mengakibatkan osteoporosis. Terjadinya osteoporosis
dikarenakan keadaan tulang yang kekurangan kalsium sehingga kepadatan
tulang berkurang dan menjadi keropos dan akhirnya mudah patah. Banyak
faktor yang menyebabkan orang tersebut terkena osteoporosis, diantaranya
usia diatas 50 tahun, keturunan, kebiasaan merokok, pengaruh obat-obatan
tertentu, dll (Ulfah Nurrahmani, 2012).
Osteoporosis termasuk penyakit silence desease yang tanda tandanya
kadang tidak diketahui penderita sehingga banyak pasien didiagnosa terkena
osteoporosis setelah mengalami patah tulang. Jika sudah demikian, maka
proses pemulihan tulang menjadi sulit, karena kondisi tulang sudah rapuh.
Jika tidak ditangani dengan benar, dapat memperparah kondisi penderita.
Karena itu,osteoporosis perlu diwaspadai. Pengecekan dini secara berkala
kondisi tulangpada saat usia dewasa hingga lansia dapat menjadi solusi untuk
menjaga kondisitulang agar tetap sehat dan kuat.Peralatan medis yang
digunakan untuk mengukur kepadatan tulang yaitu dual energy X-ray
absorptiometry (DXA). Dari alat tersebut dapat diketahui tingkat kepadatan
tulang pasien. Namun pemeriksaan kepadatan tulang menggunakan DXA ini
mempunyai banyak kendala, yaitu karena biayanya mahal, tidak semua rumah
sakit mempunyai alat ini, dan penggunaan DXA memerlukan tenaga ahli yang
mempunyai lisensi atau sertifikat dari American Registry of Radiologic
Technologists (ARRT) atau Nuclear Medicine Technology Certification
Board (NMTCB). Hal itulah yang menjadi penyebab tidak semua kalangan
dapat melakukan pemeriksaan kepadatan tulangnya. Maka dari itu, banyak
penelitian yang dilakukan untuk mengatasi haltersebut. Salah satunya
menggunakan citra radiograf gigi untuk mendeteksi osteoporosis. Alasannya,
pada saat tubuh memerlukan kalsium, tulang rahangbawah merupakan tulang
yang akan diambil terlebih dahulu kalsiumnya. Hal ini mengakibatkan tulang
rahang bawah mengalami kerapuhan terlebih dahulu dibandingkan tulang
bagian lain (Horner dan Devlin, 1998 dari penelitian EnnyItje Sela, dkk
2014).
Sehingga dari alasan tersebut, dapat digunakan sebagai acuan untuk
dilakukannya identifikasi osteoporosis melalui citra gigi. Salah satu teknik
yang digunakan untuk mengidentifikasi osteoporosis ini dapat dilakukan
dengan teknik data mining. Teknik pengolahan data pada data mining
menyediakan sejumlah algoritma yang dapat digunakan untuk menggali
informasi tersembunyi dari dataset citra gigi. Salah satu metode data mining
yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode K-Means. Metode ini
merupakan metode klastering non hierarki yang mempartisi data menjadi
beberapa kelompok berdasarkan karakteristik yang sama. Dalam penelitian
ini, metode K-Means digunakan untuk mengidentifikasi osteoporosis dengan
cara mengelompokan dataset citra gigi berdasarkan kemiripan karakteristik
data tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
2. Apa pengertian osteoporosis?
3. Apa faktor yang mempengaruhi adanya penyakit osteoporosis?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit osteoporosis?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mencegah osteoporosis pada keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengetahuan tentang gizi pada keluarga yang
terkena osteoporosis.
b. Untuk meningkatkan status gizi keluarga yang terkena osteoporosis.

D. Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan, bab ini mencakup latar belakang masalah
pentingyadilakukan identifikasi osteoporosis, rumusan masalah dan ruang
lingkup dalam mengidentifikasi osteoporosis, tujuan dalam penelitian
identifikasi osteoporosis,dan sitematika penulisan dari hasil penelitian
identifikasi osteoporosis, dan sistematika penulisan pada penelitian
identifikasi osteoporosis.
Bab 2 tinjauan teoritis terdiri dari konsep keperawatan keluarga :
pengertian, tipe keluarga, tahap perkembangan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, tugas keluarga, keluarga sebagai system
Konsep Dasa Medik: definisi, klasifikasi, anatomi fisiologi, Etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksaan
medik, komplikasi.
Asuhan keperawatan keluarga.
Bab 3 Pembahasan tentang kasus.
Bab 4 Format pengkajian pada keluarga.
Bab 5 Pembahasan kasus .
Bab 6 Kesimpulan dan Saran, bab ini berisi kesimpulan jawaban dari
perumusan masalah yang sudah dinyatakan dalam mengidentifikasi
osteoporosis, dan saran yang berisikan simpulan yang perlu dilanjutkan atau
direalisasikandalam mengidentifikasi osteoporosis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Suprajitno, 2012)

2. Tipe Keluarga
Menurut, (Suprajitno, 2012)
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokan
menjadi dua, yaitu :
a. Keluarga inti ( nuclear Family ) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya
b. Keluarga besar ( extended family ) adalah keluarga inti tambahan
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (
kakek-nenek, paman-bibi )
Selain kedua diatas berkembang menjadi :
a. Keluarga bentukan kembali ( dyadic family ) adalah keluarga baru
yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya.
b. Orang tua tunggal ( single parent family ) adalah keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya.
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan ( the unmarried teenage mother ).
d. Orang dewasa ( laki-laki atau perempuan ) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah ( the single adult living alone ).
e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya ( the non-marital
heteroseksual cobabiting family )
f. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (
gay and lesbian family )

3. Tahap Perkembangan
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan,
kelurga pun memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas
perkembangan yang harus di selesaikan pada tahapnya. Menurut
Berubahnya tahap perkembangan keluarga diikuti dengan perubahan
tugas perkembangan keluarga dengan berpedoman pada fungsi yang
dimiliki keluarga. Gambaran tugas perkembangan keluarga dapat dlihat
sesuai tahap perkembangannya. (Suprajitno, 2012)

4. Struktur Keluarga
Menurut, (Suprajitno, 2012)
Struktur keluarga keluarga dapat digambarkan keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyrakat sekitarnya. Ada empat elemen struktur
keluarga :
a. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam
keluarga sendiri dan perannya didalam lingkungan masyrakat dan
peran formal dan informal.
b. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai atau norma yang dipelajari dan diyakini oleh
keluarga khususnya yang berhubungan dengan kesehatan
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (
orang tua ), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota
keluarga lain ( pada keluarga besar ) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk memengaruhi
dan mengendalikan orang lain untuk mengubah prilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.

5. Fungsi keluarga
Menurut, (Suprajitno, 2012)
Fungsi keluarga :
a. Fungsi afektif ( the affective function ) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi ( socialization and social
placement function ) adalah fungsi menggembangkan dan melatih
anak untuk berkehidupan social sebelum meningalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi ( the reproductive function ) adalah fungsi untuk
mepertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi ( the economic function ), yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan ( the health care function
), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini
dikembangkan tugas keluarga dibidang kesehatan.
Namun, dengan perubahannya pola hidup agraris menjadi industrialisasi,
fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
a. Fungsi ekonomi
Yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang
mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memfaatkan
sumber daya keluarga.
b. Fungsi mendapatkan status sosial
Yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya
oleh keluarga lain yang berada disekitarnya.
c. Fungsi pendidikan
Yaitu keluarga yang mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar
terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan
dewasanya.
d. Fungsi sosialisasi bagi anaknya
Yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu mencipta kehidupan
sosial yang mirip dengan luar rumah.
e. Fungsi pemenuhan kesehatan
Yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan yang
primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit
yang mungkin dialami keluarga.
f. Fungsi relegius
Yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran keagamaan.
g. Fungsi rekreasi
Yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang
dapat mengurangi ketenangan akibat berada di luar rumah.
h. Fungsi reproduksi
Bukan hanya mengembangkan keturunan, tetapi juga merupakan
tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal (
menyeluruh ), diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas
pendidikan seks bagi anak, dan yang lain.
i. Fungsi afeksi
Yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada diluar rumah.

6. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
dibidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan, meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh sumber kekuatan daya dan dana keluarga habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan
untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali
keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh kelaurga
sendiri. Jika kemudian, anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
e. Manfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar bagi keluarga.
7. Keluarga Sebagai Sistem
Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mempunya subsistem: anggota, fungsi, peran, aturan,
budaya, dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam
kehidupan keluarga.
b. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem.
c. Merupakan unit ( bagian ) terkecil dari masyrakat yang dapat
memengaruhi supra-sistemnya.
Keluarga merupakan sistem sosial karean terdiri dari kumpulan dua orang
atau lebih mempunyai peran sosial yang berbeda dengan cirri saling
berhubungan dan tergantung antar individu. Seperti pada umumnya suatu
sistem, keluarga juga mempunyai komponen-komponen sistem.

Lingkungan

Masukan
Proses Luaran

Umpan Balik

Gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut :


a. Masukan ( input ), terdiri dari : anggota keluarga, struktur keluarga,
fungsi keluarga, aturan dari lingkungan ( masyrakat ) sekitar ( luas ),
budaya, agama, dan sebagainya.
b. Proses ( tbrougbput ) merupakan proses yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keluarga.
c. Luaran ( output ) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk prilaku
keluarga : prilaku sosial, prilaku kesehatan, prilaku keagamaan,
prilaku sebagai warga Negara, dan yang lain.
d. Umpan balik ( feedback ) adalah sebagai pengontrol dalam masukan
dan peruses yang berasal dari perilaku keluarga yang ditampakan pada
lingkungan / masyarakat disekitarnya.

Keluarga sebagai sistem mempunyai kataristik dasar yang dapat


dikelompokan sebagai berikut:
a. Keluarga sebagai sistem terbuka. Sustu sistem yang mempunyai
kesempatan dan mau menerima atau memperhatikan lingkungan
( masyarakat) sekitarnya
b. Keluarga sebagai sistem tertutup. Suatu sistem yang kurang
mempunyai kesempatan, kurang mau menerima dan member
perhatian kepada lingkungan ( masyarakat ) sekitarnya.
B. Konsep Dasar Medik
1. Definisi
Osteoporisis adalah kelainan dimana terjadi penurunan massa tulang
total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostatis normal,
kecepatan resobsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang,
mengakibatkan penurunan massa tulang total. (Ode, 2012)
Osteoporisis merupakan penyakit skeletal siskemik yang di tandai
dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan
tulang, yang mengakibatkan meningkatnya fragilitas tulang sehingga
cenderung tulang mengalami fraktur spontan atau akibat trauma minimal.
(Ode, 2012)
Osteoporosis adalah kelainan metabolic tulang dimana terdapat
penurunan massa tulang tanpa disertai pada matriks tulang. (Huda &
Kusuma, 2016)
Jadi, osteoporosis adalah penurunan massa tulang total, ditandai
dengan massa tulang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan
tulang.

2. Klasifikasi
a. Osteoporosis primer adalah kehilangan massa tulang yang terjadi
sesuai proses penuan, sedangkan osteoporosis sekunder di definisikan
sebagai kehilangan massa tulang akibat hal-hal tertentu. Sampai saat
ini osteoporosis primer masih menduduki tempat utama karena lebih
banyak ditemukan dibandingkan dengan osteoporosis sekunder. Proses
ketuaan pada wanita monoupose dan usia lanjut merupakan contoh
dari osteoporosis primer.
b. Osteoporosis sekunder mungkin berhubungan dengan kelainan
patologis tertentu termasuk kelainan endokrin, efek samping obat-
obatan, immobilisasi, pada osteoporosis sekunder, terjadi penurunan
densitas tulang yang cukup berat untuk menimbulkan traumtik akibat
faktor ekstinsik seperti kelebihan steroid, arthritis rheumatoid,
kelainan hati/ginjal kronis, sindrom malabsobrsi, mastositosis
sistemik, hiperparatiroidisisme, hipertiroidsisme, varian status
hipogonade.

3. Anatomi dan Fisiologi

Sumber:
https://www.google.co.id/search?q=anatomi+osteoporosis&dcr=0&source
=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjwssD_7I_XAhVHwI8KHWZU
DMIQ_AUICigB&biw=1207&bih=570#imgrc=6EM37o11126EtM:
Hari/tanggal:jumat, 27/10/2017. Pukul:11:20

Tulang belakang berjalan dari bawah kepala sampai dengan pelvis (


panggul ) tulang belakang terdiri dari beberapa ruas yang tiap-tiap
dipisahkan oleh jaringan serat tulang rawan disebut discus intervertebralis.
Columna Vertebralis ( CV ) ini melindungi medulla spinalis yang berjalan
pada lorong/ruang yang akibat susunan tulang belakang ini ( canalis
vertebralis ). Penamaan tulang belakang ini disesuaikan dengan lokasi nya
yaitu :
a. 7 ruas vertebra cervicalis
b. 12 ruas vertebra thoracalis
c. 5 ruas vertebra lumbalis
d. 5 ruas vertebra sacralis, yang bersatu membentuk sacrum
e. 3 5 vertebra coccygeus, juga menempel jadi satu.
Jika dilihat dari samping. Columna Vertebralis mempunyai 4
lekuk/lengkung normal. Lengkung servikal dan lumbal kearah depan (
convek anterior ), sedang lengkung thoracalis dan sacralis kearah belakang
( concave anterior ). Pada saat bayi masih dalam kandungan ( fetus ) hanya
mempunyai satu lengkungan (concave anterior ). Lengkung cervical
terbentuk 3 4 bulan setelah lahir saat bayi mulai tengkurap dan
mengangkat kepalanya. Lengkung lumbal terbentuk saat bayi mulai berdiri
dan jalan, sekitar umur 1 tahun. Dengan adanya lengkungan ini
memungkinkan tulang belakang tegak dan juga lengkung ini di perlukan
untuk keseimbangan agar dapat berjalan dengan tegak.
Vertebra dibagi dalam 2 bagian, did epan dosebut corpus, dibagian
belakanga arcus vertebra. Arcus vertebra membentuk dinding melingkar,
lubang ditengahnya disebut foramen vertebralis, susunan lubang pada tiap-
tiap Columna Vertebralis membentuk saluran ( canalis vertebralis ) tempat
jalannya medulla spinalis. Tonjolan-tonjolan dibagian belakang disebut
processus spinosus, proc, tranversus, dan proc.arcticularis, tempat
meletaknya otot dan ligament serta bagian yang membentuk sendi antar
vertebra ( processus articularis ). Menurut, (Sarpini, 2015).
4. Etiologi
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan
massa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, pilahan gaya
hidup dan aktivitas fisik mempengaruhi puncang massa tulang
menghilangnya esterogen pada saat menopause dan pada ooforektomi
mengakibatkan percepatan resorsi tulang dan berlangsung terus menerus
selama bertahun-tahun pascamonopause. Pria mempunyai massa tulang
yang lebih besar dan tidak mengalami perubahan hormonal mendadak.
Akibatnya, isidensi osteoporosis lebih rendah pada pria. Faktor nutrisi
mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting untuk
absobrsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet mengandung
kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan
remodeling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang
tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan
massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis. Asupan harian yang di
anjurkan ( RDA = Recomment Daily allowance ) kalsium meningkat pada
adoleasens dan deawasa muda ( 11- 24 tahun ) sampai 1200 mg untuk
memaksimalkan pucnak massa tulang. RDA untuk orang deawasa tetap
800 mg, tetapi 1000-1500 mg/hari untuk wanita pascamenopause dan
lansia perlu perlui mengkonsumsi kalsium dalam jumlah talk terbatas.
Bahan katabolic endogen (diproduksi oleh tubuh) dan eksogen (dari
sumber luar) dapat menyebabkan osteoporosis. Kartikosteroid berlebih,
syndrome chusing, hipertiroidsme dan hiperparatiroidsme menyebabkan
kehilangan tulang. Derajat osteoporosis berhubungan dengan durasi terapi
kortikosteroid. Ketika terapi dihentikan atau masalah metabolism telah
diatasi, perkembangan osteoporosis akan berhenti namun restorasi
kehilangan massa tulang biasanya tidak terjadi. Keadaan medis
menyerta(misalnya sindrom malabsorpsi intoleransi laktosa,
penyalahgunaan alcohol,gagal ginjal, gagal hepar dan gangguan endokrin)
mempengaruhi perkembangan osteoporosis. Obat-obatan misalnya
isoniasit, heparin, tetrasiklin, antasida yang mengandung alumunium,
kortikostiroid) mempengaruhi tubuh dan metabolisme kalsium.
Imobilitas menyumbang perkembangan osteoporosis. Pembentukan tulang
dipercepatdengan adanya stress berat dan aktivitas otot. Ketika
diimobilisasi dengan gips, paralisis atau inalktifitas umum, tulang akan
diresorpsi lebih cepat dari pembentukannya dan terjadinya osteoporosis.

5. Patofisiologi
Osteoporosis merupakan silent disease. Penderita osteoporosis
umumnya tidak mempunyai keluhan sama sekali sampai orang tersebut
mengalami fraktur. Osteoporosis mengenai tulang seluruh tubuh, tetapi
paling sering menimbulkan gejala pada daerah-daerah yang menyanggah
berat badan atau pada daerah yang mendapat tekanan (tulang vertebra dan
kolumna femoris). Korpus vertebra menunjukkan adanya perubahan
bentuk, pemendekan dan fraktur kompresi, hal ini mengakibatkan berat
badan pasien menurun dan terdapat lekung vertebra abnormal (kiposis).
Osteoporosis pada kolumna femoralis sering merupakan predisposisi
terjadinya fraktur patologik (yaitu fraktur akibat trauma ringan), yang
sering terjadi pada pasien usia lanjut.
Masa total tulang yang terkena mengalami penurunan dan menunjukan
penipisan korteks serta trabekula, pada kasus ringan, diagnosis sulit
ditegakkan karena adanya variasi ketebalan trabekular pada individu
normal yang berbeda.
Diagnosis mungkin dapat ditegakkan dengan radiologis maupun
histologist jika osteoporosis dalam keadaan berat. Struktur tulang, serta
yang ditentukan secara analisis kimia dari abu tulang tidak menunjukan
adanya kelainan. Pasien osteoporosis mempunyai kalsium, fosfat, dan
alkali fosfatase yang normal dalam serum.
Osteoporosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun anatara factor
genetic dan factor lingkungan.
Faktor genetic meliputi: Usia jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh,
tidak pernah melahirkan.
Faktor lingkungan meliputi: Merokok, alkohol, kopi, defisiensi vitamin,
dan gizi, gaya hidup, mobilitas, anoreksia nervosa, dan pemakaian obat-
obatan. Kedua faktor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap
kalsium bersama sel terhadap kalsium dari darah ketulang, peningkatan
pengeluaran kalsium bersama urin, tidak tercapainya masa tulang yang
maksimal dengan resobsi tulang menjadi lebih cepat yang selanjutnya
menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan
tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang yang disebut
osteoporosis

6. Tanda Dan Gejala


Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala kinis sampai terjadi patah
tulang, nyeri dan deformitas biasanya menyertai patah tulang.Dengan
melemah dan kolapsnya korpus vertebra, tinggi seseorang dapat berkurang
atau timbul kifosis dan individu menjadi bungkuk (kadang-kadang disebut
dowagers hamp). Adanya osteopenia gigi ditandai dengan gejala gigi
mudah tanggal yang disertai reabsorpsi gusi atau banyak gusi yang goyah,
dapat digunakan sebagai patokan kemungkinan adanya osteoporosis
tulang.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Gejala radiologis yang khas adalah densitas atau masa tulang yang
menurun yang dapat dilihat pada vertebra spinalis. Dinding dekat
korpus vertebra biasanya merupakan lokasi yang paling berat. Penipisa
korteks dan hilangnya trabekula transfersat merupakan kelaianan yang
sring ditemukan. Lemahnya korpus vertebra yang menyebabkan
penonjolan yang menggelembung dari nucleus pulposus kedalam
ruang intervertebral yang menyebabkan deformitas bikonkaf.
b. CT-Scan
CT-Scan dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang
mempunyai nilai penting dalam diagnostic dan terapi follow up.
Mineral vertebra di atas 110mg/Cm biasanya tidak menimbulkan
fraktur vertebra aau penonjolan, sedangkan mineral vertebra di bawah
65mg/cm ada pada semua klien yang mengalami fraktur.
c. Pemeriksaan Laboratorium
1) kadar Ca, P, Fosfatase alkali tidak menunjukan kelainan nyata.
2) kadar HPT (pada masamenopause kadar HPT meningkat) dan Ct
(Terapi Eksrogen Merangsang Pembentukan Ct)
3) kadar 1,25-(OH) D3 absorbsi Ca menurun.
4) Eksresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat
kadarnya.

8. Penatalaksanaan Medik
a. Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang
sepanjang hidup, dengan peningkatan kalsium pada permulaan umur
pertengahan dapat melindungi terhadap demineralisasi skeletal.
Terjadi dari 3 gelas vitamin D susu skim atau susu penuh atau
makanan lain yang tinggi kalsium missal: keju swiss, brokoli kukus,
salmon kaleng dengan tulangnya. Setiap hari. Untuk meyakinkan
asupan kalsium yang mencukupi perlu diresepkan preparat kalsium
(kalsium karbonat).
b. Pada menopause, terapi pengantian hormone (HRT = Hormone
replacemenet therapy) dengan estrogen dan progesteron dapat
diresepkan untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah
terjadinya patah tulang yang diakibatkannya. Wanita yang telah
mengalami pengakatan ovarium atau telah telah menjalani menopause
premature dapat mengalami osteoporosis pada usia yang cukup muda;
pengantian hormon perlu dipikirkan pada pasien ini estrogen
menurunkan resorpsi tulang tidak meninggkatkan massa tulang.
Penggunaan hormon dalam jangka panjang masih dievaluasi. Estrogen
tidak akan menggurangi kecepatan kehilangan tulang dengan pasti.
Terapi estrogen sering dihubungkan dengan sedikit peningkatan
insidensi kanker payudara dan endometrial. Maka selama HRT pasien
harus diperiksa payudaranya setiap bulan dan diperiksa panggulnya
termasuk masukan papanicolaou dan biopsy endometrial (bila ada
indikasi), sekali atau dua kali setahun.
c. Obat-obat lain yang dapat diresepkan untuk menangani osteoporosis
termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etidronat.
Kalsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan diberikan
secara injeksi subkutan atau intra muscular. Efek samping (missal
gangguan Ganstrointestinal, aliran panas, frekuensi urin) biasanya
ringan dan kadang-kadang dialami. Natrium flourida memperbaiki
aktifitas Osteoblastik dan pembentukan tulang; namun, kualitas tulang
yang baru masih dalam pengkajian. Natrium etidronat, yang
menghalangi resorpsi tulang osteoklasrik, sedang daalam penelitian
untuk efisiensi penggunaannya sebagai terapi osteoporosis.

9. Komplikasi
Menurut, (Ode, 2012)
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas,
rapuh dan mudah patah, Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa
terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah
kolum femoris dan daerah trokhanter dan fraktur collespada pergelangan
tangan.
C. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Penjajakan 1
a. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga
2) Alamat
3) Komposisi keluarga
4) Tipe keluarga
5) Suku
6) Agama
7) Status Sosial Ekonomi Keluarga
8) Aktivitas Rekreasi Keluarga
b. Riwayat Dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1) Tahapan Perkembangan Keluarga Saat Ini
2) Tahapan Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur Peran
4) Nilai dan norma budaya
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pada saat kunjungan keluarga perawat S melakukan pengkajian di dapatkan data


sebagai berikut sebuah keluarga yang terdiri dari bapak R ( 36 tahun ) tinggal
bersama keluarga yang terdiri dari istrinya Ny. W ( 33 tahun ) dan anak nya Sdr.A (
16 tahun ) dan anak Nn.L ( 13 tahun ), dan Tn.RR ( 54 tahun ) ibu W adalah ibu
rumah tangga dirumah. Bapak R seorang pekerja sebagai pedagang.
Berdasarkan Tn.RR mengalami menopause sejak beberapa tahun yang lalu
dan ada menderita Varises di kaki sudah 2 tahun. Menurut pasien dirinya tidak suka
minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut, dan suka makan yang
asam-asam. Pasien beranggapan bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya
yang bertambah tua. Pola aktivitas paisen sering duduk karena jaga warung dulunya
dan tidak suka berolahraga karena tidak sempat. Pemeriksaan TB 168 cm, BB 57 kg.
Tanda-tanda vital :
N : 75
RR : 23
S : 36
TD : 140/80
BAB IV
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama : Tn. RR
b. TTL/umur : Pontianak, 5 mei 1963
c. Pendidikan terakhir : SD
d. Agama : Khatolik
e. Status perkawinan : Duda
f. TB/BB : 168/57
g. Penampilan : Rapi, bersih
h. Alamat : Jalan.dr. Frop Hamka ,RT 07 RW 05
Pontianak
i. Orang yg dekat dihubungi : Riki
j. Hub.dgn lansia : Anak
k. Alamat : Jalan.dr. Frop Hamka ,RT 07 RW 05
Pontianak
2. Riwayat Keluarga
a. Susunan Anggota Keluarga
No Nama L/P Hubungan Keluarga Pendidikan Pekerjaan
1. rudi riyanto L Lansia SD Dagang
2. Riki L Anak SD Swasta
3. Wulan P Menantu SMP Dagang
4. Faris L Cucu SMA Pelajar
5. Luna P Cucu SMP Pelajar
b. Genogram

Ketereangan:

: Lak i laki Garis satu rumah : Laki laki


meninggal

: Perempuan : Perempuan Meninggal

: Garis Keturunan : Garis satu rumah

: Garis Perkawinan : Klien

c. Tipe Keluarga : Tipe keluarga pada kasus diatas merupakan keluarga


besar(extended family)
d. Suku Bangsa : Indonesia Keturunan dayak
Berdasarkan pengkajian dalam keluarga ini, ternyata terdapat budaya
yang berkaitan dengan masalah kesehatan yaitu kegemaran
mengkonsumsi makanan asam
e. Agama
Kegiatan keagamaan Tn. RR Yaitu menjalankan perintah agama
seperti ibadah di gereja setiap hari minggu, dan merayakan hari besar
seperti natal dan paskah.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.RR sebagai kepala keluarga berpenghasilan Rp.1.500.000/bulan.
Dari hasil pengkajian Tn.RR mengatakan bahwa hasil berjualannya
hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.. Barang-barang yang
dimiliki keluarga tersebut antara lain TV, Radio, sepeda dan motor
g. Aktivitas-Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga jarang melakukan rekreasi karena tidak memiliki biaya.
Waktu senggang digunakan untuk istirahat, bersantai, nonton TV dan
bersosialisasi dengan tetangganya.
3. Riwayat dan tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap Perkembangan keluarga Tn. RR untuk saat ini berada
pada tahap perkenbangan keluarga usia tua, Tahap perkembangan
keluarga saat ini adalah keluarga usia lanjut (lansia), yaitu
mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, adaptasi dengan
perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan, mempertahankan keakraban suami istri dan saling
merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat, dan melakukan life review (merenungkan hidupnya).
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah membantu anak
untuk mandiri di masyarakat dan menata kembali peran dan kegiatan
rumah tangga.
b. Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga pada usia tua yang belum
terpenuhi adalah belum dapat memodifikasi lingkungan kesehatan. Ini
dapat diketahui dari pernyataan Tn.RR bahwa dia masih suka
merokok.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
1) Riwayat penyakit keturunan
Bapak.RR sedang menderita osteoporosis sejak beberapa tahun
yang lalu, dan juga mengalami penyakit varises sejak 2 tahun
yang lalu. Tn.RR saat ini dalam keadaan sehat. Tidak ada anggota
keluarga yang memiliki pengalaman gangguan mental, namun istri
Tn.RR sudah meninggal 5 tahun lalu
Riwayat Kesehatan Sebelumnya:
Tn.RR mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit
keturunan dan tidak ada yang menderita penyakit menular.
2) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini
a) Bapak RR : mengalami pembungkukan, pegal dan mudah
capek
b) An. R : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
c) Ny.W: hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
d) AN. F: hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
e) Nn.L : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
3) Perhatian terhadap pencegahan penyakit
Sanitasi lingkungan dijaga dengan baik, seperti rutin
membersihkan lingkungan di sekitar rumah mereka, memakan
makanan yang sehat, bersih, dan bergizi. Tetapi ada juga pola
makan keluarga yang kurang sehat bagi kondisi Tn.RR masih
merokok.
4) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Tn.RR pernah dirawat karena jatuh naik motor mengalami fraktur
4. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Jenis bangunan rumah Tn.RR bersifat permanent dengan ukuran 7 x
14 m2, dengan status kepemilikan rumah pribadi, dengan lantai
keramik bagian depan dan bagian belakang berlantai tanah yang terdiri
dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi/WC (beserta
septictank), ruang dapur. Ventilasi rumah baik dengan 1 jendela tiap
ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah
bersih dan tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah
dikubur dan di bakar, kondisi air bening tetapi terdapat jentik. Tendon
air dikuras 1-2 minggu sekali. Jarak sumber air dengan pembuangan
air limbah > 10m.

R.Tamu Kamar Kamar Dapur


Kamar

Pi J J K.M + WC

b. Karakteristik lingkungan
Lingkungan rumah Tn.RR mayoritas sebagai Pedagang tiap pagi
berangkat kerja dengan jalan kaki membawa gerobak, dan juga
wiraswasta, Tn.RR sangat akrab dengan tetangga sekitar.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.RR belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota
keluarga yang sakit biasanya diantar menggunakan transportasi sepeda
motor atau angkutan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.RR sering dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini
digunakan oleh keluarga untuk saling bercerita dan bersenda gurau.
Hubungan keluarga Tn.RR dengan tetangga tampak baik dan harmonis
Tn.RR kurang aktif dalam kegiatan di tempat tinggalnya.
e. System Pendukung Keluarga
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang
lain memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk
berobat ke pelayanan kesehatan (puskesmas). Jarak antara rumah
Tn.RR dengan tempat pelayanan kesehatan 3 KM.
5. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi antar anggota keluarga adalah komunikasi terbuka,
dimana setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn.RR saling menghargai satu sama lain, saling membantu
dalam mengatasi masalah keluarga. Apabila ada masalah, bapak selalu
mendiskusikan dengan keluarganya, adik dan sanak saudara keluarga
Tn.RR saling mengunjungi atau bersilaturahmi, terutama jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit.
c. Struktur peran
1) Peran formal :
a) Tn.RR : sebagai kepala rumah tangga, suami, pencari nafkah,
membesarkan anak-anaknya mencapai sosialisasi dan
kemandirian.
b) Tn.R: anak Pertama Tn.Z, sudah menikah, berperan dalam
mencari nafkah, suami dan ikut bertangguang jawab pada
keluarga.
c) Ny.W : istri dari Tn.R dan menantu dalam keluarga Tn.RR,
berperan dalam mempertahankan komunikasi, memfasilitasi
kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta memonitor
hubungan dengan keluarga besarnya.
d) Tn.F: anak Tn.R dan belum menikah, berperan sebagai anak
usia dewasa yang ikut mempertahankan kekuatan struktur
keluarga.
e) Nn.L anak Tn.R dan belum menikah masih sekolah sebagai
anak usia dewasa yang mempertahankan kekuatan struktur
keluarga
2) Peran informal :
a) Tn.RR : berperan sebagai motivator bagi keluarga.
b) Tn.R : anak pertama Tn.RR yang berperan dalam kompromi
dalam keperluan keluarga.
c) Ny.W : istri dan pengikut dari suaminya, Tn.R
d) Tn.F : Anak sulung yang aktif, berani dan pengikut setia dalam
keluarga.
e) Nn.L: Anak bungsu yang pemalu, pengikut setia dalam
keluarga
6. Nilai atau Norma Keluarga :
Keluarga Tn.RR menerapkan aturan dan ketentuan-ketentuan sesuai
dengan ajaran agama islam dan mengharapkan semua anaknya menjadi
anak yang taat dalam menjalankan agama. Dalam keluarga masih kurang
memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti Tn. RR yang suka
merokok dan budaya cuci tangan sebelum makan masih kurang, serta
keluarga Tn.RR masih belum memperhatikan kebutuhan gizi anggota
keluarganya.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Perasaan memiliki dan dimiliki, kehangatan, menghargai antar anggota
keluarga Tn.RR sangat kuat. Dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain sangat baik. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka
saling membantu, atau jika kesulitan dana maka anggota keluarga lain
saling membantu sesuai dengan kemampuannya.
b. Fungsi Sosialisasi
Interaksi atau hubungan dalam keluarga Tn.RR baik, begitupun dengan
tetangga baik tapi jarang ikut dalam kegiatan kegiatan
kemasyarakatan karena siibuk dengan pekerjaan dan jarangnya
kegiatan kemasyarakatan di kampung tersebut
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn.RR menyadari bahwa kesehatan itu penting, tetapi kurang
mengetahui konsep sehat dan sakit dalam keluarga. Keluarga tidak
melakukan check up kesehatan secara rutin, masih ada pola perilaku
konsumsi makanan yang tidak sehat dan melakukan gaya hidup tidak
sehat
8. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek dan Panjang serta Kekuatan Keluarga
Keluarga RR menyatakan bahwa dia sering khawatir terhadap
penyakitnya dan juga biaya sekolah cucunya yang semakin mahal
b. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Situasi/Stresor
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama
Tn.RR termasuk masalah yang bersumber dari menantu Tn.RR yang
tinggal serumah.
c. Strategi Koping yang digunakan
Jika ada masalah dengan anak-anaknya, Tn.RR selalu mencari
informasi yang lengkap, terbuka, Tn.RR tegas dan bijaksana dalam
menyelesaikan masalah
9. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
Tn. RR Tn. O Ny. w An. F Nn. L
Fisik
Kepala Rambut Rambut Rambut Rambut Rambut
besih, mulai besih, ada bersih, bersih, bersih,
beruban dan ketombe hitam hitam hitam
rontok
Tanda Vital N : 75 N : 78 N : 80 N : 85 N : 80
RR : 23 RR : 20 RR : 20 RR : 22 RR : 20
S : 36 S : 37 S : 37 S : 37,2 S : 36,4
TD : 140/80 TD : TD : TD : TD :
130/90 130/80 110/70 120/80
BB dan TB BB : 57 Kg BB : 70 BB : 50 BB : 56 BB : 45
TB : 168 cm Kg Kg Kg Kg
TB : 170 TB : 160 TB : 165 TB : 155
cm cm cm cm
Mata Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
anemis anemis anemis anemis, anemis
agak
sembab.
Hidung Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
bersekret bersekret bersekret bersekret bersekret
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
lembab, lembab, lembab, lembab, lembab,
menelan menelan menelan menelan menelan
tidak sulit tidak sulit tidak sulit tidak sulit tidak sulit
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
dan kelenjar dan dan dan dan
limfe tidak kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
membesar limfe limfe limfe limfe
tidak tidak tidak tidak
membesar membesar membesar membesar
Dada Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi
jantung dan jantung jantung jantung jantung
paru normal dan paru dan paru dan paru dan paru
normal normal normal normal
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kembung kembung kembung kembung kembung
Genital Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
Kaki Agak Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
bengkak, keluhan keluhan keluhan keluhan
nyeri. Lelah,
kesemutan,
kraam, nyeri
pada sendi,
serta
terdapat
varises
Punggung Terasa sakit, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri,apalagi keluhan keluhan keluhan keluhan
saat
melakukan
aktivitas,
mudah
capek dan
pegal

10. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan Tn.RR terhadap
petugas kesehatan atau sarana kesehatan yang ada. Keluarga Tn.RR
menyatakan sangat senang dengan kehadiran perawat puskesmas ke
rumahnya, dan sangat berharap perawat dapat membantu keluarganya
dalam mencegah penyakit dan mengatasi masalah kesehatan.
BAB V
PEMBAHASAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama : Tn. RR
b. TTL/umur : Pontianak, 5 mei 1963
c. Pendidikan terakhir : SD
d. Agama : Khatolik
e. Status perkawinan : Duda
f. TB/BB : 168/57
g. Penampilan : Rapi, bersih
h. Alamat : Jalan.dr. Frop Hamka ,RT 07 RW 05
Pontianak
i. Orang yg dekat dihubungi : Tn.R
j. Hub.dgn lansia : Anak
k. Alamat : Jalan.dr. Frop Hamka ,RT 07 RW 05
Pontianak
2. Riwayat Keluarga
a. Susunan Anggota Keluarga
No Nama L/P Hubungan Keluarga Pendidikan Pekerjaan
1. rudi riyanto L Lansia SD Dagang
2. Riki L Anak SD Swasta
3. Wulan P Menantu SMP Dagang
4. Faris L Cucu SMA Pelajar
5. Luna P Cucu SMP Pelajar
b. Genogram

Ketereangan:

: Lak i laki Garis satu rumah : Laki laki


meninggal

: Perempuan : Perempuan Meninggal

: Garis Keturunan : Garis satu rumah

: Garis Perkawinan : Klien


a. Tipe Keluarga : Tipe keluarga pada kasus diatas merupakan keluarga
besar(extended family)
b. Suku Bangsa : Indonesia Keturunan dayak
Berdasarkan pengkajian dalam keluarga ini, ternyata terdapat budaya
yang berkaitan dengan masalah kesehatan yaitu kegemaran
mengkonsumsi makanan asam
c. Agama : islam
Kegiatan keagamaan Tn. RR Yaitu menjalankan perintah agama
seperti ibadah di gereja setiap hari minggu, dan merayakan hari besar
seperti natal dan paskah.
d. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.RR sebagai kepala keluarga berpenghasilan Rp.1.500.000/bulan.
Dari hasil pengkajian Tn.RR mengatakan bahwa hasil berjualannya
hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.. Barang-barang yang
dimiliki keluarga tersebut antara lain TV, Radio, sepeda dan motor
e. Aktivitas-Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga jarang melakukan rekreasi karena tidak memiliki biaya.
Waktu senggang digunakan untuk istirahat, bersantai, nonton TV dan
bersosialisasi dengan tetangganya.
3. Riwayat dan tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap Perkembangan keluarga Tn. RR untuk saat ini berada pada
tahap perkenbangan keluarga usia tua, Tahap perkembangan keluarga
saat ini adalah keluarga usia lanjut (lansia), yaitu mempertahankan
suasana rumah yang menyenangkan, adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan,
mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat,
mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat, dan
melakukan life review (merenungkan hidupnya). Tahap
perkembangan yang belum terpenuhi adalah membantu anak untuk
mandiri di masyarakat dan menata kembali peran dan kegiatan rumah
tangga.
b. Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga pada usia tua yang belum terpenuhi
adalah belum dapat memodifikasi lingkungan kesehatan. Ini dapat
diketahui dari pernyataan Tn.RR bahwa dia masih suka merokok.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
1) Riwayat penyakit keturunan
Bapak.RR sedang menderita osteoporosis sejak beberapa tahun
yang lalu, dan juga mengalami penyakit varises sejak 2 tahun
yang lalu. Tn.RR saat ini dalam keadaan sehat. Tidak ada anggota
keluarga yang memiliki pengalaman gangguan mental, namun istri
Tn.RR sudah meninggal 5 tahun lalu
Riwayat Kesehatan Sebelumnya:
Tn.RR mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit
keturunan dan tidak ada yang menderita penyakit menular.
2) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini
a) Bapak RR : mengalami pembungkukan, pegal dan mudah
capek
b) An. R : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
c) Ny.W: hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
d) AN. F: hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
e) Nn.L : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
3) Perhatian terhadap pencegahan penyakit
Sanitasi lingkungan dijaga dengan baik, seperti rutin
membersihkan lingkungan di sekitar rumah mereka, memakan
makanan yang sehat, bersih, dan bergizi. Tetapi ada juga pola
makan keluarga yang kurang sehat bagi kondisi Tn.RR masih
merokok.
4) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Tn.RR pernah dirawat karena jatuh naik motor mengalami fraktur
4. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Jenis bangunan rumah Tn.RR bersifat permanent dengan ukuran 7 x
14 m2, dengan status kepemilikan rumah pribadi, dengan lantai
keramik bagian depan dan bagian belakang berlantai tanah yang terdiri
dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi/WC (beserta
septictank), ruang dapur. Ventilasi rumah baik dengan 1 jendela tiap
ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah
bersih dan tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah
dikubur dan di bakar, kondisi air bening tetapi terdapat jentik. Tendon
air dikuras 1-2 minggu sekali. Jarak sumber air dengan pembuangan
air limbah > 10m.

R.Tamu Kamar Kamar Dapur


Kamar

Pi J J K.M + WC

b. Karakteristik lingkungan
Lingkungan rumah Tn.RR mayoritas sebagai Pedagang tiap pagi
berangkat kerja dengan jalan kaki membawa gerobak, dan juga
wiraswasta, Tn.RR sangat akrab dengan tetangga sekitar.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.RR belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota
keluarga yang sakit biasanya diantar menggunakan transportasi sepeda
motor atau angkutan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.RR sering dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini
digunakan oleh keluarga untuk saling bercerita dan bersenda gurau.
Hubungan keluarga Tn.RR dengan tetangga tampak baik dan harmonis
Tn.RR kurang aktif dalam kegiatan di tempat tinggalnya.
e. System Pendukung Keluarga
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang
lain memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk
berobat ke pelayanan kesehatan (puskesmas). Jarak antara rumah
Tn.RR dengan tempat pelayanan kesehatan 3 KM.
5. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi antar anggota keluarga adalah komunikasi terbuka,
dimana setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn.RR saling menghargai satu sama lain, saling membantu
dalam mengatasi masalah keluarga. Apabila ada masalah, bapak selalu
mendiskusikan dengan keluarganya, adik dan sanak saudara keluarga
Tn.RR saling mengunjungi atau bersilaturahmi, terutama jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit.
c. Struktur peran
1) Peran formal :
a) Tn.RR : sebagai kepala rumah tangga, suami, pencari nafkah,
membesarkan anak-anaknya mencapai sosialisasi dan
kemandirian.
b) Tn.R: anak Pertama Tn.Z, sudah menikah, berperan dalam
mencari nafkah, suami dan ikut bertangguang jawab pada
keluarga.
c) Ny.W : istri dari Tn.R dan menantu dalam keluarga Tn.RR,
berperan dalam mempertahankan komunikasi, memfasilitasi
kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta memonitor
hubungan dengan keluarga besarnya.
d) Tn.F: anak Tn.R dan belum menikah, berperan sebagai anak
usia dewasa yang ikut mempertahankan kekuatan struktur
keluarga.
e) Nn.L anak Tn.R dan belum menikah masih sekolah sebagai
anak usia dewasa yang mempertahankan kekuatan struktur
keluarga
2) Peran informal :
a) Tn.RR : berperan sebagai motivator bagi keluarga.
b) Tn.R : anak pertama Tn.RR yang berperan dalam kompromi
dalam keperluan keluarga.
c) Ny.W : istri dan pengikut dari suaminya, Tn.R
d) Tn.F : Anak sulung yang aktif, berani dan pengikut setia
dalam keluarga.
e) Nn.L: Anak bungsu yang pemalu, pengikut setia dalam
keluarga
6. Nilai atau Norma Keluarga :
Keluarga Tn.RR menerapkan aturan dan ketentuan-ketentuan sesuai
dengan ajaran agama islam dan mengharapkan semua anaknya menjadi
anak yang taat dalam menjalankan agama. Dalam keluarga masih kurang
memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti Tn. RR yang suka
merokok dan budaya cuci tangan sebelum makan masih kurang, serta
keluarga Tn.RR masih belum memperhatikan kebutuhan gizi anggota
keluarganya.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Perasaan memiliki dan dimiliki, kehangatan, menghargai antar anggota
keluarga Tn.RR sangat kuat. Dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain sangat baik. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka
saling membantu, atau jika kesulitan dana maka anggota keluarga lain
saling membantu sesuai dengan kemampuannya.
b. Fungsi Sosialisasi
Interaksi atau hubungan dalam keluarga Tn.RR baik, begitupun dengan
tetangga baik tapi jarang ikut dalam kegiatan kegiatan
kemasyarakatan karena siibuk dengan pekerjaan dan jarangnya
kegiatan kemasyarakatan di kampung tersebut.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn.RR menyadari bahwa kesehatan itu penting, tetapi kurang
mengetahui konsep sehat dan sakit dalam keluarga. Keluarga tidak
melakukan check up kesehatan secara rutin, masih ada pola perilaku
konsumsi makanan yang tidak sehat dan melakukan gaya hidup tidak
sehat.
d. Stress dan Koping Keluarga
e. Stressor Jangka Pendek dan Panjang serta Kekuatan Keluarga
Keluarga RR menyatakan bahwa dia sering khawatir terhadap
penyakitnya dan juga biaya sekolah cucunya yang semakin mahal
f. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Situasi/Stresor
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama
Tn.RR termasuk masalah yang bersumber dari menantu Tn.RR yang
tinggal serumah.
g. Strategi Koping yang digunakan
Jika ada masalah dengan anak-anaknya, Tn.RR selalu mencari
informasi yang lengkap, terbuka, Tn.RR tegas dan bijaksana dalam
menyelesaikan masalah
10. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Tn. RR Tn. O Ny. w An. F Nn. L
Fisik
Kepala Rambut Rambut Rambut Rambut Rambut
besih, mulai besih, ada bersih, bersih, bersih,
beruban dan ketombe hitam hitam hitam
rontok
Tanda Vital N : 75 N : 78 N : 80 N : 85 N : 80
RR : 23 RR : 20 RR : 20 RR : 22 RR : 20
S : 36 S : 37 S : 37 S : 37,2 S : 36,4
TD : 140/80 TD : TD : TD : TD :
130/90 130/80 110/70 120/80
BB dan TB BB : 57 Kg BB : 70 BB : 50 BB : 56 BB : 45
TB : 168 cm Kg Kg Kg Kg
TB : 170 TB : 160 TB : 165 TB : 155
cm cm cm cm
Mata Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
anemis anemis anemis anemis, anemis
agak
sembab.
Hidung Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
bersekret bersekret bersekret bersekret bersekret
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
lembab, lembab, lembab, lembab, lembab,
menelan menelan menelan menelan menelan
tidak sulit tidak sulit tidak sulit tidak sulit tidak sulit
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
dan kelenjar dan dan dan dan
limfe tidak kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
membesar limfe limfe limfe limfe
tidak tidak tidak tidak
membesar membesar membesar membesar
Dada Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi
jantung dan jantung jantung jantung jantung
paru normal dan paru dan paru dan paru dan paru
normal normal normal normal
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kembung kembung kembung kembung kembung
Genital Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
Kaki Agak Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
bengkak, keluhan keluhan keluhan keluhan
nyeri. Lelah,
kesemutan,
kraam, nyeri
pada sendi,
serta
terdapat
varises
Punggung Terasa sakit, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri,apalagi keluhan keluhan keluhan keluhan
saat
melakukan
aktivitas,
mudah
capek dan
pegal

11. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan Tn.RR terhadap
petugas kesehatan atau sarana kesehatan yang ada. Keluarga Tn.RR
menyatakan sangat senang dengan kehadiran perawat puskesmas ke
rumahnya, dan sangat berharap perawat dapat membantu keluarganya
dalam mencegah penyakit dan mengatasi masalah kesehatan.

B. Penentuan Masalah Kesehatan Keluarga


NO MASALAH KESEHATAN TIPOLOGI MASALAH

1. Anggota keluarga ( Tn.RR ) dengan AKTUAL


masalah kesehatan sistem
musculoskeletal.
C. Diagnosa keperawatan keluarga
1. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 Data Subjektif : Ketidakmampuan Nyeri akut pada


-Tn.RR mengatakan keluarga Tn.RR
mengalami nyeri disekitar mengenal
tumit dan betis, biasanya masalah
timbul setelah beraktivitas kesehatan
dengan skala nyeri 4 Tn.RR penyakit
mengatakan nyeri seperti Osteoporosis
ditusuk-tusuk disekitar betis.

-Tn.RR mengatakan
mengatakan bahwa varises
adalah pembuluh darah vena
yang membengkak

-Tn.RR mengatakan tanda dan


gejala varises adalah kaki
mudah capek, pembuluh darah
melebar, terasa bengkak dan
nyeri.
- Tn.RR mengatakan penyebab
dari varises adalah duduk atau
berdiri terlalu lama, kelebihan
berat badan, keturunan,
hormon dan kurang makan
makanan berserat. Keluarga
menganggap penyakit yang
diderita Tn.RR bukan masalah
dan tidak harus segera
ditangani.

Objektif:
- Tn.RR tampak meringis saat
nyeri dikaki muncul
- Terdapat varises disekitar
betis kaki sebelah kanan.

- Vena bengkak dan warna


kebiruan di kaki sebelah
kanan.
2 Data subjektif: Ketidakmampuan Keterbatasan
-Tn.RR mengatakan sering keluarga Aktivitas
mengalami nyeri pada mengenal kepada Tn.RR
punggung, mudah merasakan masalah
capek dan pegal, sakit pada kesehatan
tulang tangan (bahu) sebelah penyakit
kiri, nyeri pada tulang, Osteoporosis
sehingga menyebabkan
aktivitas bpk RR terbatas dan
terganggu.

-Tn.RR juga mengatakan


beberapa tahun yang lalu
sudah mengalami pengapuran
tulang, khususnya pada kaki
bagian sebelah kanan.

-Tn.RR mengatakan waktu


pemeriksaan penyakit sekitar 1
tahun yang lalu, dokter
mengatakan bahwa dia
mengalami osteoporosis,
namun saat ditanyakan hasil
pemeriksaan foto rontegn tidak
menyimpan hasil foto rontegn
tersebut.
-Tn.RR juga mengatakan
pernah mengikuti pemeriksaan
osteoporosis yang dilakukan
oleh pihak Anlene ( Bone
Mass)
Objektif:
-Tn.RR aktifitas sehari
harinya tampak terbatas karena
penyakit yang dideritanya
-Hasil pemeriksaan densitas
massa tulang tulang -2,5 (hasil
pemeriksaan Tim Anlene)
-Tulang punggung
membungkuk
D. Skoring Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut pada Tn.RR dikeluarga Tn.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Osteoporosis

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Sifat masalah Tn.RR mengatakan
- Tidak/kurang sehat nyeri setelah
- Ancaman kesehatan melakukan aktifitas
- Keadaan sejahtera nyeri yang dirasakan
mengganggu aktifitas
3 dari Tn.RR sendiri.
1. 2 1 3 Keluarga memandang
1 ini adalah masalah
yang tidak terlalu
perlu diatasi, hanya
memerlukan
informasi untuk
perawatan
Kemungkinan masalah dapat diubah Keluarga memiliki
- Mudah harapan yang tinggi
- Sebagian untuk sembuh
- Tidak dapat Tn.RR. Namun
untuk masalah
2 pengobatan terhalang
2 2 1
1 oleh masalah biaya,
0 dan keluarga
membutuhkan
pengarahan dari
perawat untuk
penanganan varises
kemauan keras untuk
merubah masalah
yang ada

Potensial masalah untuk dicegah Karena penyakit yang


- Tinggi diderita Tn.RR sudah
- Cukup merupakan gangguan,
- Rendah Tn.RR mengatakan
sering merasakan
nyeri di kaki,
keluarga tidak
3
3 1 2 mengetahui cara
2
perawatan terhadap
1
Tn.RR , sehingga
perlu informasi cara
perawatan terhadap
Tn.RR yang
mengalami nyeri
(varises)
Menonjolnya masalah Keluarga
- Masalah berat harus segera ditangani menganggap nyeri
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera dikaki yang dialami
2
4 ditangani 1 0 Tn.RR merupakan hal
1
- Masalah tidak dirasakan yang biasa dan bukan
0
masalah

Total skor
b. Keterbatasan Aktivitas kepada Tn.RR di keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
Osteoporosis
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Sifat masalah Tn.RR sering
- Tidak/kurang sehat mengalami nyeri
- Ancaman kesehatan pada
- Keadaan sejahtera punggung,mudah
3 merasakan capek dan
1. 2 1 3 pegal,sakit pada
1 tangan tulang
kanan(bahu) sebelah
kiri, nyeri pada tulang
sehingga aktivitas
Tn.RR terganggu
Kemungkinan masalah dapat diubah Keluarga mempunyai
- Mudah harapan tinggi untuk
- Sebagian kesembuhan Tn.RR
- Tidak dapat dengan pekerjaan dan
segi ekonomi
keluarga Tn.RR
2 sendiri, sangat sulit
2 2 1
1 untuk mengatasi
0 masalah saat ini,
namun dari Tn.RR
sendiri mempunyai
kemauan keras untuk
merubah masalah
yang ada
Potensial masalah untuk dicegah Berhubungan dengan
- Tinggi faktor penyebab
- Cukup terjadinya penyakit,
- Rendah 1faktor usia
merupakan salah satu
3 penyebab terjadinya
3 1 2
2 osteoporosis,
1 keluarga tidak
mengetahui cara
perawatan bpk RR
yang mengalami
osteoporosis
Menonjolnya masalah Keluarga
- Masalah berat harus segera ditangani menganggap penyakit
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera yang dialami Tn.RR
ditangani ini merupakan hal
2
4 - Masalah tidak dirasakan 1 2 yang harus segera di
1
tangani, karena
0
dapat mengganggu
aktivitas sehari hari

Total skor
Nilai Total
1. 1 + 1 + 2/3 + 0 = 4/3 ( untuk DP. 1)
2. 1 + 1 + 2/3 + 1 = 5/3 ( untuk DP. 2 )

( DP 2 Prioritas masalah )

E. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA


NO Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Evaluasi Rencana Tindakan
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Keterbatasan Setelah 6 Setelah 6 x Verbal/ Pengertian
Aktivitas Pada x 45 menit, Kogniti osteoporosis 1.a. 1 Dengan menggunakan
Tn.RR pertemuan keluarga f adalah lembar balik,
berhubungan , keluarga berkurangnya
TN RR mendiskusikan
dengan TN.RR kepadatan
ketidakmampua mengenal dapat tulang yang mengenai definisi
n keluarga osteoporos mencapai 5 progresif, osteoporosis
merawat is dan tugas sehingga tulang 1.a. 2 Tanyakan kembali
anggota keterbatas kesehatan menjadi rapuh tentang definisi
keluarga dengan an keluarga dan mudah osteoporosis
Osteoporosis aktivitas terkait patah. 1.a. 3 Beri motivasi untuk
teratasi
dengan menyebutkan kembali
Osteoporosi definisi osteoporosis
s:
a. Setelah
2 x 45
menit
pertemu
an,
keluarga
Tn. RR
dapat
mengen
al
masalah
Osteopo
rosis
b. Menyeb
utkan
pengerti
an
osteopor
osis
c. Menyeb Verbal/ Menyebutkan 3 1.b. 1 Diskusikan dgn
utkan Kogniti dari 7 penyebab keluarga tentang
penyeba f osteoporosis: penyebab osteoporosis
b dari
Faktor usia 1.b. 2 Motivasi keluarga
osteopor
osis genetik untuk menyebutkan
defisiensi kembali penyebab
kalsium osteoporosis
aktivitas 1.b. 3 Berikan reinforcement
fisik positif atas usaha
berkurang keluarga.
merokok/alk
ohol

d. Menyeb Verbal/ Menyebutkan 1.c. 1 Dorong keluarga untuk


utkan Kogniti tanda dan gejala menyebutkan tanda dan
tanda f osteoporosis: gejala osteoporosis
dan
Patah tulang 1.c. 2 Berikan reinforcement
gejala
osteopor Punggung positif atas usaha
osi yang keluarga
semakin mengidentifikasi tanda
membungku dan gejala
k
Hilangnya
tinggi badan
Nyeri
punggung
Pengapuran
tulang
Nyeri pada
tulang
2. Setelah Menyebutkan
2 x 45 Verbal/ cara 4.a. 1 Jelaskan faktor
menit Kogniti memodifikasi lingkungan yang dapat
pertemu mempengaruhi
f lingkungan:
an, kehidupan dalam
keluarga Lingkungan
keluarga besar.
Tn.RR yang bersih
4.a. 2 Motivasi keluarga
mampu Lantai untuk memahami,
memodif rumah tidak mengevaluasi dan
ikasi licin, mengaplikasikan dari
lingkung pencahayaan faktor lingkungan yang
an dapat terang dijelaskan
mencega Suasanan 4.a. 3 Berikan reinforcement
h nyaman positif atas jawaban
osteopor Tidak keluarga
osis terdapat
a. Menye kondisi yang
butkan dapat
menyebabka
cara
n pasien
memod terjatuh
ifikasi
lingkun
gan
b. Memutu Afeksi/ Keluarga 2.b. 1 Diskusikan dgn
skan Sikap membantu dan keluarga mengenai
untuk mendukung agar merawat anggota
merawat
bpk RR bisa keluarga
anggota
keluarga mandiri dalam 2.b. 2 Berikan pujian pada
dengan mengatasi keluarga yang sudah
osteopor osteoporosis memahami masalah.
orosis
c. Dapat Afeksi/ Keluarga 2.c. 1 Diskusikan dengan
menduk Sikap berusaha keluarga dukuangan
ung memberi yang akan diberikan
upaya
dukungan pada pada anak dewasa
untuk
mengata anak Tn.RR 2.c. 2 Berikan pujian pada
si untuk hidup keluarga atas dukungan
masalah mandiri, dengan yang tepat.
stresor memberikan
dari bantuan dana,
Tn.RR suport sikis, dll.

3. Setelah
3 x 60 Verbal/ Memperagak 3.a. 1 Diskusikan dengan
menit psikom an cara keluarga tatang cara
pertemu otor perawatan perawatan osteoporosis
an, pada 3.a. 2 Motivasi keluarga
osteoporosis
kelurga untuk menyebutkan
(agar tidak
Tn.RR terjadi cara perwatan
Mampu kekakuan osteoporosis
merawat pada 3.a. 3 Berikan pujian pada
anggota persendian) keluarga.
keluarga yaitu dengan
ROM
dengan
(Range Of
osteopor Motion):
osis:
1.
a.Menye menggerakk
butkan an bagian
cara lengan
perawata (bahu)
n secara
osteopor bergantian
osis dan
berlawanan
arah ( kanan
7 kali dan
kiri 7 kali )

2.
menggerakk
an lipatan
lengan ke
atas dan ke
bawah
secara
bergantian,
meregangka
n jari jari
tangan
kearah
dalam dan
keluar (
kanan 7 kali
dan kiri 7
kali )

3. mengger
akkan
bagian lutut
dari atas ke
bawah
secara
bergantian (
kanan 7 kali
dan kiri 7
kali )
4. Memutar
kan
pergelangan
kaki secara
bergantian (
kanan 7 kali
dan kiri 7
kali )
5. Menyara
nkan pasien
bila masalah
berlanjut
periksakan
diri ke
Puskesmas
atau Rumah
Sakit

b.Mendemo Psikom Keluarga dapat 3.b. 1 Demonstrasikan pada


nstrasikan otor mendemonstrasi keluarga contoh teknik
ROM kan teknik ROM
ROM 3.b. 2 Berikan kesempatan
pada keluarga untuk
mendemonstrasikan
kembali teknik ROM
3.b. 3 Berikan pujian pada
keluarga
c.Menunjuk Afeksi/ Memahami dan 4.b. 1 Mendiskusikan dgn klg
kan sikap Sikap menghargai bagaimana sikap
positif pada keinginan keluarga terhadap
Tn.RR Tn.RR terkait masalah Tn.RR
mengenai penanganan 4.b. 2 Tanyakan kembali
perwatan masalah bagaimana sikap/
masalah osteoporosis perasaan keluarga
osteoporosi terhadap masalah
s Tn.RR

4. Setelah Menyebutkan
2 x 45 Verbal/ cara 4.a. 4 Jelaskan faktor
menit Kogniti memodifikasi lingkungan yang dapat
pertemu f lingkungan: mempengaruhi
kehidupan dalam
an, Lingkungan
keluarga besar.
keluarga yang bersih
4.a. 5 Motivasi keluarga
Tn.RR Lantai untuk memahami,
mampu rumah tidak mengevaluasi dan
licin, mengaplikasikan dari
memodif
pencahayaan faktor lingkungan yang
ikasi terang
lingkung dijelaskan
Suasanan 4.a. 6 Berikan reinforcement
an dapat nyaman positif atas jawaban
mencega Tidak keluarga
h terdapat
osteopor kondisi yang
osis a. dapat
menyebabka
a. Menyeb
n pasien
utkan
terjatuh
cara
memodi
fikasi
lingkun
gan
b. Menunj Psikom Dalam 4.b. 1 Observasi sumber
ukkan otor kunjungan lingkungan keluarga
cara lanjutan terkait osteoporosis
mening 4.b. 2 Diskusikan dengan
melakukan
katan keluarga hal positif
dan modifikasi yang sudah dilakukan
memeli terhadap sumber keluarga
haraan 4.b. 3 Berikan reinforcement
lingkun lingkungan yang positif atas usaha yang
gan menjadi penguat dilakukan keluarga
keluarga penyelesaian
yg dpt
masalah
menduk
ung osteoporosis
penyele
saian
masalah
osteopor
osis
3. Setelah Keluarga dapat
1 x 45 Verbal/ menyebutkan 5.a. 1 Dorong keluarga
menit Kogniti fasilitas yang untukmenyebutkan
pertem jenis fasilitas kesehatan
f dapat
uan, yang dikunjungi
keluarg dikunjungi: 5.a. 2 Motivasi keluarga
a Tn. klinik, dokter untuk menyebutkan
RR praktek, jenis fasilitas kesehatan
mampu puskesmas dan yang dikunjungi
mengg rumah sakit. 5.a. 3 Berikan reinforcement
unakan positif atas hasil
fasilita kemampuan keluarga
s menyebutkan fasilitas
kesehat kesehatan yang
an dikunjungi.
yang manfaat pelayanan
ada kesehatan.
a. menye
butkan
jenis
fasilita
s
kesehat
an
yang
dikunju
ngi
2. a. Nyeri akut Setelah 4 Setelah 4 x Varises adalah 2.a.1 Dengan menggunakan
pada Tn.RR x 45 menit, Verbal/ vena normal lembar balik, mendiskusikan
dikeluarga pertemuan keluarga Kogniti yang mengalami mengenai definisi varises
TN.R
, keluarga Tn.RR f dilatasi akibat
berhubungan 2.a.2 Tanyakan kembali
dengan Tn.RR dapat pengaruh tentang definisi varises
ketidakmampu mengenal mencapai 5 peningkatanan
an keluarga tentang tugas tekanan vena. 2.a.3 Beri motivasi untuk
mengenal varises kesehatan menyebutkan kembali
masalah keluarga definisi varises.
Osteoporosis terkait
dengan
varises:
1 .Setelah
2 x 45
menit
pertemua
n,
keluarga
Tn.RR
dapat
mengena
l
masalah
varises:
a. Menyeb
utkan
pengerti
an
varises
Verbal/ Menyebutkan 3 2.b.1 Diskusikan dgn
Kogniti dari 7 tanda dan keluarga tentang tanda dan
b. Menyeb f gejala varises: gejala
utkan
tanda 2.b.2 Motivasi keluarga untuk
dan kram otot, menyebutkan kembali tanda
gejala sampai dan gejala
varises
kelelahan 2.b.3 Berikan reinforcement
otot tungkai positif atas usaha keluarga.
bawah.
Edema tumit
dan rasa
berat tungkai
dapat pula
terjadi,
sering terjadi
kram di
malam hari.
Terjadi
peningkatan
kepekaan
terhadap
cedera dan
infeksi.

c.Menyebut Verbal/ Menyebutkan 2.c.1 Dorong keluarga untuk


kan pemicu Kogniti penyebab menyebutkan penyebab
varises f varises: varises
Faktor
2.c.2 Berikan reinforcement
keturunan
positif atas usaha keluarga
Merokok mengeidentifikasi penyebab
Kehamilan
Kurang gerak
Terlalu
banyak
berdiri
Menderita
koloesterol
tinggi dan
diabetes.

2.
2. Setelah Menyebutkan 2.a.1Jelaskan pada keluarga
3 x 45 Afeksi/ akibat varises akibat lanjut dari masalah
menit Sikap kaki bengkak, varises
pertemu
kram dan
an, 2.a.2 Motivasi keluarga
keluarga panas. Keputusa supaya dapat memahami
Tn.RR n untuk akibat lanjut dari masalah
dapat mencegah varises
mengam varises agar
bil tidak bertambah
keputusa parah
n untuk
menyele
saikan
masalah
terkait
varises:
a.Menye
butka
n
akibat
lanjut
tidak
diatasi
varise
s

b.Mem Afeksi/ Keluarga b.Memutuskan untuk


utuskan Sikap membantu dan merawat anggota
untuk mendukung agar keluarga dengan varises
merawa
Tn.RR bisa
t
anggota mandiri dalam
keluarg mengatasi
a varises
dengan
varises
c.Mende Psikom Keluarga dapat 3.b.1 Demonstrasikan pada
monstras otor mendemonstrasi keluarga ttg pengobatan
ikan kan herbal
penanga penanaganan
3.b.2 Berikan kesempatan
nan obat obat herbal pada keluarga untuk
herbal mendemonstrasikan ttg
pengobatan obat herbal

3.b.3 Berikan pujian pada


keluarga
d..Menu Afeksi/ Memahami dan 3.c.1 Mendiskusikan dgn klg
njukkan Sikap menghargai bagaimana sikap klg terhadap
sikap keinginan masalah Tn.RR
positif Tn.RR terkait
3.c.2 Tanyakan kembali
pada penanganan bagaimana sikap/ perasaan
Tn.RR masalah varises keluarga terhadap masalah
mengena Tn.RR
i
perwatan
masalah
varises
3. Setelah Menyebutkan
2 x 45 Verbal/ cara 4.a.1 Jelaskan faktor
menit Kogniti memodifikasi lingkungan yang dapat
pertemu f lingkungan: mempengaruhi kehidupan
dalam keluarga besar.
an, Lingkungan
4.a.2Motivasi keluarga untuk
keluarga yang bersih
memahami, mengevaluasi
Tn.RR dan lantai
dan mengaplikasikan dari
mampu yang teratur,
faktor lingkungan yang
tingginya
memodif dijelaskan
rata.
ikasi Terdapat
lingkung 4.a.3 Berikan reinforcement
kursi tamu positif atas jawaban keluarga
an dapat untuk
mencega bersantai
h Menyediaka
varises: n buah-
buahan
diatas meja
a.Menye tamu
butkan Menghindar
cara kan garam
memodif dari dapur.
ikasi Menyediank
lingkung an kursi
an panjang
b.Menunj Psikom Dalam 4.b.1Observasi sumber
ukkan otor kunjungan lingkungan keluarga terkait
cara lanjutan osteoporosis
4.b.2Diskusikan dengan
meningkat melakukan
keluarga hal positif yang
an dan modifikasi sudah dilakukan keluarga
memeliha terhadap sumber 4.b.3Berikan reinforcement
raan lingkungan yang positif atas usaha yang
lingkunga menjadi penguat dilakukan keluarga
n keluarga penyelesaian
yg dpt masalah varises
mendukun
g
penyelesai
an
masalah
varises
4. Setelah Keluarga dapat Dorong keluarga
1 x 45 Verbal/ menyebutkan untukmenyebutkan jenis
menit Kogniti fasilitas yang fasilitas kesehatan yang
dikunjungi:
pertemu f dapat
5.a.1 Motivasi keluarga untuk
an, dikunjungi: menyebutkan jenis fasilitas
keluarga klinik, dokter kesehatan yang dikunjungi
Tn. RR praktek,
mampu puskesmas dan 5.a.2 Berikan reinforcement
menggu rumah sakit. positif atas hasil kemampuan
nakan keluarga menyebutkan
fasilitas kesehatan yang
fasilitas
dikunjungi.
kesehata manfaat pelayanan kesehatan.
n yang
ada:
a.menyeb
utkan
jenis
fasilitas
kesehatan
yang
dikunjung
i
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tang No Implementasi Evaluasi Paraf


gal DP
03/11 1 Tanggal 03 November 2017 Jam S: Kelomp
/2017 - Keluarga menjawab ok
08:00-10:00
salam
- Mengucapkan salam
- Keluarga mengatakan
- Memvalidasi keadaan
Tn.RR tidak dapat
keluarga
beraktivitas dan ada
- Mengingatkan kontrak
nyeri di kaki
- Anak Tn.RR menyetujui
TUK 1
1.1.1 mendiskusikan bersama pertemuan saat ini 60
keluarga tentang pengertian menit tentang
Osteoporosis : kelainan Osteoporosis.
dimana terjadi penurunan - Keluarga Tn.RR
massa tulang total menyebutkan pengertian
1.1.2 Menanyakan kembali kepada Osteoporosis: kelainan
keluarga tentang pengertian dimana terjadi penurunan
Osteoporosis massa tulang total
- Keluarga Tn.RR
1.2.1 Mendiskusikan dengan menjawab penyebab
keluarga tentang penyebab Osteoporosis yaitu faktor
Osteoporosis yaitu faktor genetik, faktor
genetik, faktor lingkungan, lingkungan.
1.2.2 Memotivasi keluarga untuk - Keluarga Tn.RR
menyebutkan kembali mengatakan bahwa
penyebab Osteoporosis tanda-tanda Osteoporosis
1.3.1 Mendorong keluarga untuk adalah tinggi seseorang
mengidentifikasi penyebab dapat berkurang atau
Osteoporosis pada Tn.RR. timbul kifosis dan
1.41 Mendiskusikan bersama individu menjadi
keluarga mengenai tanda- bungkuk.
tanda Osteoporosis yaitu - Keluarga Tn.RR
tinggi seseorang dapat mengatakan setelah
berkurang atau timbul kifosis diberi penjelasan jadi
dan individu menjadi menambah ilmu tentang
bungkuk. penyakit Osteoporosis
1.5.1 Mendorong keluarga untuk yang terjadi pada Tn,RR
mengidentifikasi tanda-tanda O:
- Keluarga kooperatif dan
Osteoporosis.
aktif saat dijelaskan
1.6.1 Membantu keluarga
A:
membandingkan apa yang
- Keluarga Tn.RR dapat
telah dijelaskan dengan
menyebutkan pengertian
kondisi Tn.RR.
Osteoporosis, penyebab
1.6.2 Motivas keluarga untuk
Osteoporosis dan tanda-
mengidentifikasi masalah
tanda Osteoporosis.
yang timbul pada Tn.RR
- Keluarga Tn.RRdapat
1.6.3 Bersama keluarga
mengidentifikasi
menyimpulkan masalah yang
penyebab dan tanda-
dihadapi oleh keluarga
tanda Osteoporosis yang
terjadi pada Tn.RR
- Keluarga Tn.RR dapat
menyimpulkan Tn.RR
menderita Oteoporosis
P:
- Lanjutkan ke TUK 2
S:
TUK 2 - Keluarga Tn.RR
2.1.1 Menjelaskan kepada keluarga
mengatakan akibat bila
akibat lanjut apabila
tidak diobati dapat
Osteoporosis tidak diobati
menyebabkan terjadinya
yaitu, progresif menjadi panas,
komplikasi penyakit
rapuh dan mudah patah dan
terkait.
fraktur/patah tulang.
- Keluarga Tn.RR
2.1.1 Memotivasi keluarga untuk
mengatakan akan
menyebutkan kembali akibat
merawat Tn.RR sesuai
lanjut Osteoporosis.
dengan anjuran dan
2.2.1 Mendiskusikan kembali
merasa kasihan apabila
dengan keluarga tentang
Tn.RR tidak dapat
keinginan keluarga untuk
beraktivitas.
merawat anggota keluarga
O:
dengan Osteoporosis. - Keluarga mendengar
2.2.2 Memberikan reinforcement penjelasan yang
positif atas jawaban keluarga diberikan
dan keputusan untuk merawat - Keluarga Tn.RR
anggota keluarga dan kooperatif dan aktif saat
keputusan untuk merawat diskusi
anggota keluarga dengan - Keluarga Tn.RR dapat
Oteoporosis. menyebutkan akibat
lanjutan
A:
- Keluarga Tn.RR
memutuskan untuk
merawat Tn.RR
bersama-sama.
P:
- Lanjut ke TUK 3

TUK 3
3.1.1 Mendiskusikan dengan
keluarga tentang pencegahan
Osteoporosis: Berolahraga
dengan teratur, minum susu,
dan makan-makan banyak
kalsium. - Keluarga Tn.RR
3.1.2 Memotivasi keluarga untuk mengatkan akan
menyebutkan kembali mencoba merubah pola
pencegahan Osteoporosis. aktivatas Tn.RR dan
makan-makanan yang
banyak mengandung
kalsium
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa
tulang, peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi
disertai dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang yang
mengakibatkan penurunan kekokohan tulang sehingga tulang menjadi mudah
patah (buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan system
musculoskeletal). Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan
tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang
menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan
mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh,
sehingga terjadilah osteoporosis.

B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan dan perawat dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan berperaan dalam upaya pendidikan dengan memberikan
penyuluhan tentang pengertian osteoporosis, penyebab dan gejala
osteoporosis serta pengelolaan osteoporosis. Berperan juga dalam
peninggkatan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan serta peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam melaksanakan
pengobatan osteoporosis. Peran teakhir yang adalah peningkatan kerja sama
dan system rujukan antar berbagai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, hal
ini akan memberi nilai posistif dalam upaya peningkatan dejarat kesehatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Huda, A., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Nanda, NIC, NOC.
jogjakarta: Mediaction .
Ode, S. L. (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogjakarta: Nuha Medika.
Sarpini, d. R. (2015). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bogor: IN MEDIA.
Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. jakarta: Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai