MANAJEMEN KEPERAWATAN
oleh:
Kelompok 2
Auliya Hidayati NIM 132310101001
Ropikchotus salamah NIM 132310101002
Jamilatul Komari NIM 132310101004
Indah Dwi Haryati NIM 132310101005
Ria Agustina NIM 132310101009
Mashila Refani Putri NIM 132310101013
Chrisdianita Fitria R NIM 132310101016
Larasmiat Rasman NIM 132310101018
Karina Diana Safitri NIM 132310101019
Nur Winingsih NIM 132310101020
Indra Kurniawan NIM 132310101021
Anis Fitri Nurul A NIM 132310101023
Lutfiasih Rahmawati NIM 132310101024
Nurwahidah NIM 132310101026
Yulia Martha F. NIM 132310101029
Nailul Aizza Rizqiyah NIM 132310101032
Windi Noviani NIM 132310101036
Insiyah Noryza A.S NIM 132310101037
Rizka Agustine W. NIM 132310101041
Rizka Inna Safitri NIM 132310101047
Nuzulul Kholifatul F. NIM 132310101048
Janna Nima I. NIM 132310101051
Ratih Dwi A. NIM 132310101052
Tri Buana Ratna Sari NIM 132310101053
Talitha Zhafirah NIM 132310101055
Yeheskiel Febria N NIM 132310101061
4. Masa Kerja
Berdasarkan pengkajian masa kerja perawat di
ruang mawar di dapatkan sebanyak 3 orang memiliki
masa kerja 1-5 tahun, 1 orang memiliki masa kerja 6-
10 tahun, 3 orang memiliki masa kerja 11-15 tahun, 4
orang masa kerjanya 16-20 tahun, dan 1 orang
memiliki masa kerja > 20 tahun. Menurut undang-
undang Keperawatan nomer 38 tahun 2014 berisikan
lama masa kerja yaitu >5 tahun. Kesimpulannya, rata
rata perawat di ruang mawar memiliki masa kerja
>10 tahun menunjukan bahwa kompetensi yang
dimiliki cukup baik.
Sarana Prasarana 1. Analisis Lingkungan Kerja
4. Timbang terima
Metode timbang terima ruang mawar adalah
dilakukan 3 kali setiap pergantian shift dengan
menyebutkan nomer ruangan, nomer bed, dokter
penanggungjawab, keluhan pasien, terapi obat yang
diberikan, terapi yang akan dijalani, pemeriksaan
yang direncanakan untuk pasien hari ini, keluhan
pasien saat ini, dan tanda vital pasien. Nursalam
(2008) menyatakan timbang terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien yang bertujuan
untuk memberikan informasi yang akurat tentang
rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru,
dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa timbang terima
di Ruang Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada
sudah sangat baik karena laporan yang diberikan
antar perawatanya sangat detail untuk mengurangi
kesalahan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
5. Supervisi Keperawatan
Pelaksanaan supervisi keperawatan di Ruang Rawat
Inap Mawar Baladhika Husada Jember menurut
Kepala Ruangan tidak pernah dilakukan
dikarenakan dalam ruangan tersebut pada saat shift
hanya terdiri dari 2 perawat yang berjaga, yaitu
kepala ruangan yang merangkap sebagai perawat
pelaksana dan perawat pelaksana itu sendiri.
Supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana
seorang manajer melalui aktifitas bimbingan,
pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada
stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas
sehari-hari (Arwani, 2006). Supervisi keperawatan
bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas kerja
dan lebih meningkatkan efesiensi kerja (Suarli &
Bachtiar, 2009). Supervisi harus dilakukan dengan
frekuensi yang berkala. Menurut Bactiar dan
Suarly, (2009) yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan supervisi adalah atasan yang
memiliki kelebihan dalam organisasi, dalam hal ini
adalah kepala ruangan. Menurut saya Ruang Rawat
Inap Mawar Baladhika Husada tersebut butuh
untuk melakukan perekrutan tenaga keperawatan
agar peran dan fungsi kepala ruang dapat kembali
seperti yang sudah ditentukan agar supaya kepala
ruang tidak mengalami double job yang
mengakibatkan tugasnya sebagai kepala ruang tidak
dilaksanakan sebagaiman mestinya supaya
efektifitas dan efisiensi kerja dapat tewujudkan
sehingga tujuan organisasi pun dapat dicapai.
6. Ronde keperawatan
Pelaksanaan Ronde Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Mawar Baladhika Husada Jember tidak pernah
dilaksanakan bersama dengan petugas kesehatan di
bidang yang lainnya. Menurut Swansburg (2001)
menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan
prosedur dimana dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi
yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan dan memberikan
kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan
masalah keperawatannya serta mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Berdasarkan teori tersebut ronde keperawatan yang
dilakukan di Ruang Rawat Inap Mawar Baladhika
Husada Jember adalah benar dikarenakan ronde
keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
perawat dengan perawat bukan perawat dengan
bidang kesehatan lain seperti dokter atau fisioterapi
yang bertujuan agar pasien mendapatkan informasi
mengenai penyakitnya, pemeriksaan lanjutan dan
proses keperawatan yang akan dijalaninya serta
untuk memodifikasi asuhan keperawatan yang
diberikan.
7. Discharge planning
Discharge planning di Ruang Rawat Inap Mawar
Baladhika Husada Jember dilakukan pada saat
perawatan. Pasien diajarkan untuk perawatan saat
di rumah seperti perawatan luka, minum obat
sehingga saat pasien KRS dapat menerapkan terapi
yang telah diajarkan pada pasien di rumah secara
mandiri. Format untuk discharge planning sudah
ada dan diisi oleh perawat yang saat itu
melaksanakan shif. Pelaksanaannya dilakukan
kembali saat pasien akan pulang/KRS mengenai
perawatan selama di rumah yang telah diajarkan
sebelumnya. Perencanaan pulang merupakan proses
perencanaan sistematis yang dipersiapkan bagi
pasien untuk menilai, menyiapkan, dan melakukan
koordinasi dengan fasilitas kesehatan yang ada atau
yang telah ditentukan serta bekerjasama dengan
pelayanan sosial yang ada di komunitas, sebelum
dan sesudah pasien pindah/pulang (Carpenito, 2002
dalam Hariyati dkk, 2008:54). Menurut Kozier
(2004), discharge planning didefenisikan sebagai
proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan
satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam
atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Berdasarkan teori diatas jelas bahwa discharge
planning diberikan sejak pasien masih dirawat
sampai pasien akan dipulangkan. Jadi menurut saya
kegiatan discharge planning yang dilakukan di RS
tersebut adalah sesuai dengan teori yang ada.
8. Sentralisasi obat
Obat yang digunakan untuk perawatan pasien
diambil di apotek pusat rumah sakit yang
selanjutnya akan diletakkan di laci obat di ruangan
perawat sesuai nomer bed pasien. Obat selanjutnya
dihantarkan oleh petugas farmasi sesuai dengan
resep atau bisa diambil secara langsung di apotek
rumah sakit. Pemberian obat juga diberikan tulisan
nama obat, nama pasien dan rute pemberiannya
pada spuit atau pembungkus spuit, pemberian obat
juga disesuaikan dengan waktu pemberiannya. Obat
yang dibutuhkan masing-masing pasien
didokumentasikan pada buku obat, dalam buku
obat terdapat nama pasien, nama obat, dosis
pemberian, rute pemberian dan waktu
pemberiannya. Ruangan sudah melaksanakan
prinsip benar obat, benar waktu, benar nama, benar
dosis, dan benar rute. Menurut Nursalam (2008),
Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan
strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana
yang dibutuhkan dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat serta
pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi
obat. Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan
hal tersebut yaitu pelaksanaan sentralisasi obat
telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
ada.
9. Dokumentasi keperawatan
Asuhan keperawatan di ruang mawar menggunakan
model PIE (Problem, Intervention, Evaluation)
sedangkan evaluasi asuhan keperawatan yang
digunakan di ruang mawar yaitu SOAP (Subjektif
Obyektif Analisis Planning). Menurut Hutahaean
(2010) Model dokumentasi PIE (problem-
intervension-evaluation) merupakan suatu
pendekatan orientasi proses pada dokumentasi
keperawatan dengan penekanan pada masalah
keperawatan, intervensi dan evaluasi keperawatan.
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hal
tersebut yaitu model asuhan keperawatan yang
digunakan telah sesuai dengan standar model
dokumentasi PIE menurut Hutahaean.
Rata-rata Pasien
Berdasarkan data rata-rata pasien diruang mawar
RS DKT Jember dari bulan Januari 2014 sampai
Mei 2015 ditemukan penurunan rata-rata pasien
yang terjadi pada bulan April 2014 ke Mei 2014
sebesar 6,24%, Juni 2014 ke Juli 2014 sebesar
16,8%, Januari 2015 ke Februari 2015 sebesar
3,32%, Februari 2015 ke Maret 2015 sebesar 5,1%,
Maret 2015 ke April 2015 sebesar 22,5%, dan April
2015 ke Mei 2015 sebesar 8,12. Walaupun terjadi
penurunan yang drastis pada bulan Januari 2015 ke
Mei 2015, akan tetapi perbandingan jumlah rata-
rata pasien pada tahun 2014 ke 2015 mengalami
pengingkatan yang baik. Hal ini menunjukkan
strategi pemasaran diruang mawar RS DKT Jember
berjalan baik.
2. BOR
Berdasarkan data BOR di Ruang Mawar RS DKT
Jember tahun 2014, yaitu 50%, tahun 2015 bulan
Januari 70,4%, Februari 71,6%, Maret 61,7%, April
70,4%, dan bulan Mei 42,8%. Menurut Depkes,
rentang standart BOR yaitu 60-85%. Dari data hasil
pengkajian, didapatkan penurunan angka BOR
tahun 2015 bulan Februari ke Maret sebanyak
9,9%, tetapi angka BOR pada bulan Maret masih
sesuai dengan rentang standart BOR menurut
Depkes. Sedaangkan pada bulan April ke Mei juga
terjadi penurunan angka BOR sebanyak 27,6%, hal
ini dapat disebabkan karena strategi pemasaran
tidak berjalan dengan baik sehingga minat untuk
melakukan kunjungan ulang rendah. Seharusnya
strategi pemasaran bisa berjalan dengan lancar
untuk menarik minat melakukan kunjungan yang
akan menyebabkan angka BOR tetap sesuai dengan
rentang standart menurut Depkes.
3. BTO
Data BTO di Ruang Mawar RS DKT Jember tahun
2014, yaitu sebesar 182 kali. artinya 1 bed
ditempati oleh minimal 182 pasien. Dan pada tahun
2015 masih belum bisa dinilai karena standart yang
ditetapkan Depkes pada perhitungan dalam satu
tahun. Menurut Depkes RI, idealnya satu tempat
tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Hal ni
menunjukkan bahwa BTO Ruanga Mawar tahn
2014 terlalu berlebih dari standar ideal Depkes
sehingga berdampak pada resiko tinggi infeksi
nosokomial
4. ALOS
Berdasarkan nilai ALOS akhir tahun 2014 di Ruang
Mawar RS DKT Jember yaitu 4 hari dan pada bulan
Januari sampai Mei 2015 dengan rata-rata 4 hari.
Menurut Depkes yaitu nilai ideal 6-9 hari apabila
dihitung dalam 1 tahun. Nilai ALOS dibawah
standar Depkes menunjukkan bahwa hari rawat
pendek. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ALOS di
Ruang Mawar pendek dengan rata-rata 4 hari
sehingga berimplikasi pada cost effective dan
kepuasan pasien.
5. TOI
Berdasarkan nilai TOI di Ruang Mawar RS DKT
Jember pada akhir tahun 2014 dan bulan Desember
2014 yaitu 4 hari dan pada bulan Januari sampai
Mei 2015 di Ruang Mawar berturut-turut yaitu 4
hari, 2 hari, 2 hari, 2 hari, 4 hari sehingga nilai TOI
terpanjang yaitu pada bulan Januari dan Mei.
Menurut teori nilai ideal TOI adalah 1-3 hari.
Semakin kecil angka TOI maka semakin singkat
saat tempat tidur menunggu pasien berikutnya. Hal
ini menunjukkan bahwa angka tempat tidur tidak
produktif selama 4 hari.