OLEH:
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nya penulisan laporan Kerja Profesi
Laporan KPM ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi syarat yang
diperlukan agar dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di Fakultas
Penulisan Laporan KPM ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini
1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana,SE, M.S. selaku Dekan Fakultas
Udayana.
iii
6. Ibu Dr. Dra. Gayatri, M.Si, Ak.,CA selaku Dosen Pembimbing yang telah
Harijanto & Rekan yang juga ikut membantu penulis dalam penyelesaian
laporan ini.
9. Kedua orang tua saya, kakak-kakak serta keponakan saya yang tidak pernah
10. Untuk Kevin Reno Reynard Olii yang selalu memberikan doa, semangat
11. Untuk teman-teman saya yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan laporan ini dapat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN KPM ................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan ................................................................... 5
1.2.1 Tujuan Penelitian ........................................................... 5
1.2.2 Kegunaan Penelitian ....................................................... 6
1.3 Metode Penelitian ......................................................................... 6
1.3.1 Lokasi Kerja Profesi Mahasiswa .................................... 6
1.3.2 Objek Penelitian ............................................................. 7
1.3.3 Identifikasi Variabel Penelitian ....................................... 7
1.3.4 Definisi Operasional Variabel ......................................... 7
1.3.5 Jenis Data ........................................................................ 7
1.3.6 Metode pengumpulan data ............................................. 8
1.3.7 Teknik analisis data ........................................................ 9
1.3.8 Waktu Pelaksaan KPM ................................................... 9
1.4 Sistematika Penyajian .................................................................. 10
v
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Audit............................................... 17
2.1.5 Jenis-jenis pengujian dalam Audit................................... 19
2.2 Kantor Akuntan Publik (KAP) ..................................................... 24
2.3 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) ..................................... 26
2.4 Fee Audit ...................................................................................... 27
2.4.1 Pengertian Fee Audit ..................................................... 27
2.4.2 Tahap-tahap Audit........................... 29
2.4.3 Cara atau Dasar Penetapan Fee Audit............................. 30
2.4.4 Faktor-faktor Penentu Besarnya Fee Audit .................... 31
2.4.5 Prinsip Dasar dalam Menetapkan Fee Audit .................. 32
2.4.6 Penetapan Tarif Imbal Jasa ............................................. 34
2.4.7 Pencatatan Waktu ............................................................ 35
2.4.8 Penagihan Bertahap......................................................... 36
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Tempat KPM .................................................. 37
3.1.1 Sejarah singkat KAP Sodikin,Harijanto &Rekan ...... 37
3.1.2 Struktur organisasi ......................................................... 39
3.2 Deskripsi Pekerjaan Selama Melaksanakan Kerja Profesi
Mahasiswa (KPM) di KAP Sodikin, Harijanto & Rekan ........... 48
3.3 Analisis Masalah .......................................................................... . 47
3.3.1 Cara atau Dasar Penetapan Fee Audit pada ................... 47
3.3.2 Faktor-faktor Penentu Besarnya Fee Audit Pada
KAP Sodikin, Hrijanto & Rekan ..................................... 48
3.3.3 Prinsip Dasar dalam Menetapkan Fee Audit pada
KAP Sodikin, Harijanto & Rekan .................................. 48
3.3.4 Penetapan Tarif Imbal Jasa pada KAP Sodikin,
Harijanto & Rekan .......................................................... 51
3.3.5 Pencatatan Waktu pada KAP Sodikin, Harijanto
& Rekan . ................................................................ 52
3.3.6 Penagihan Bertahap pada KAP Sodikin, Harijanto
vi
& Rekan.. ............................................................ 53
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan ....................................................................................... 55
4.2 Saran ............................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
pemisahan tanggung jawab antara principal dan agen. Principal adalah pihak yang
memberikan otoritasnya pada agen. Agen adalah pihak manajemen atau pihak
bentuk dividen, sedangkan imbalan yang diperoleh agen dalam bentuk gaji.
akan timbul konflik antara principal dan agen. Salah satu konflik yang timbul
antara principal dan agen adalah adanya asimetri informasi. Asimetri informasi
timbul karena informasi yang diperoleh principal tidak sebanyak informasi yang
diperoleh agen. Agen lebih banyak mengetahui informasi yang ada dalam
perusahaan karena agen yang turun langsung di lapangan dalam artian bahwa agen
tiap periode tertentu. Oleh karena hal tersebut, timbul rasa keraguan pada
principal terhadap hasil operasi perusahaan atau dengan kata lain laba perusahaan.
Bisa saja pihak agen memperkecil laba perusahaan agar dividen yang diterim oleh
1
2
pihak principal menjadi lebih sedikit. Sebagai solusi untuk memecahkan konflik
tersebut maka diperlukan jasa akuntan publik untuk menyatakan kewajaran atas
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
keputusan.
dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar audit yang
ditetapkan oleh IAPI yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit.
dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama
melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas
audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur
3
sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etik yang terdapat
professional, standar umum dan prinsip akuntansi bagi seorang auditor dalam
Tanggung jawab kepada klien merupakan bagian dari kode etik yang
membahas mengenai kerahasiaan dan fee professional. Namun pada SPAP, tidak
dijelaskan secara rinci berapa besaran fee professional yang seharusnya ditentukan
oleh akuntan publik terhadap klien. Oleh karena itu, pada tanggal 2 Juli 2008,
Keputusan ini diterbitkan dengan tujuan sebagai panduan bagi profesi Akuntan
Publik maupun Kantor Akuntan Publik dalam menetapkan fee audit. Panduan ini
wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang
pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional
akuntan publik yang berlaku. Akan tetapi tidak semua KAP mampu menerapkan
secara maksimal prosedur yang telah ditetapkan oleh IAPI tersebut. Hal ini bisa
berdampak pada timbulnya persaingan harga (dalam hal ini penetapan fee audit)
antar KAP yang pada akhirnya akan berujung pada penurunan kepercayaan
masyarakat terhadap auditor. Jika terjadi persaingan harga antar KAP maka akan
4
audit yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan?"
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penetapan
fee audit yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto &
Rekan.
1) Kegunaan Teoritis
2) Kegunaan Praktis
prosedur penetapan fee audit di masa yang akan datang oleh Kantor Akuntan
Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan yang beralamat di Jl. Tukad Irawadi
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah prosedur penetapan fee
yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan.
Variabel yang dibahas dalam penelitian ini adalah prosedur penetapan fee
yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan.
6
Penetapan fee audit adalah penetapan imbal jasa yang sesuai dengan jasa
yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan kepada
klien. Pengertian fee audit mengacu pada Surat Keputusan Ketua Umum Institut
Akuntan Publik Indonesia yang dikeluarkan pada tanggal 2 Juli 2008 yaitu imbal
jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah
yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar
data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk data angka tetapi data yang
dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar seperti, gambaran umum
sebagai berikut:
1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh penulis saat
primer seperti data tentang penjelasan penetapan fee audit pada Kantor
2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak
ini data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dalam bentuk
sudah jadi dan dikumpulkan untuk mendukung penulisan laporan ini, yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan terhadap
tanya jawab secara bertatap muka dengan responden. Pada penelitian ini,
Publik Sodikin, Harijanto & Rekan. Data yang diperoleh dengan metode
wawancara adalah data penetapan fee audit yang diterapkan oleh Kantor
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif komparatif, yaitu data yang diperoleh mengenai penetapan fee audit
yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan
dideskripsikan sedemikian rupa dan dibandingkan dengan teori yang ada, tanpa
tanggal 8 Mei 2015. KPM dilaksanakan selama 5 hari kerja, yaitu Senin sampai
dengan Jumat, mulai pukul 08.00 WITA sampai dengan 16.00 WITA.
Penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan
secara sistematis, sehingga antara satu bab dengan bab yang lainnya mempunyai
hubungan yang sistematis. Sistematika penyajian dalam laporan ini akan diuraikan
BAB I PENDAHULUAN
Sistematika penyajian.
9
audit yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto &
BAB IV PENUTUP
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Audit
objektif sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa ekonomi untuk
berkepentingan.
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
tersebut.
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah
berkepentingan.
10
11
tersebut disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
disimpulkan bahwa audit adalah suatu proses pemeriksaan yang sistematis yang
mengevaluasi bukti secara objektif yang bertujuan untuk memberikan opini dan
golongan, yaitu: audit laporan keuangan, audit kesesuaian, dan audit operasional.
umum, meskipun audit lazim juga dilakukan atas laporan keuangan yang
disusun berdasarkan dasar tunai (cash basis) atau dasar akuntansi lain yang
12
2) Audit Kesesuaian
diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh
perusahaan, mengkaji ulang tarip upah untuk disesuaikan dengan tarif upah
3) Audit Operasional
prosedur dan metoda yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk
audit.
dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia terdiri atas sepuluh standar
1) Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
3) Standar Pelaporan
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.
15
manfaat bagi dunia bisnis. Pelaksanaan audit mempunyai tujuan yang berbeda,
yaitu:
apakah pengendalian yang ada telah memadai dan terbukti efektif serta
perusahaan.
keuangan.
1) Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur atau para rekanan
kepengurusan manajemen.
4) Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak yang
(test) dalam audit, yang secara umum dapat dibagi menjadi 3 sebagai berikut:
membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang
yang memerlukan audit lebih intensif. Penggunaan prosedur analitis dalam tahap
trend.
prosedur analitis dalam audit adalah bahwa hubungan antar data dapat
manajemen.
19
indikasi kenaikan risiko salah saji dalam rekening yang tercakup dalam
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
pengendalian, yaitu:
digunakan bila terdapat jejak transaksi (transaction trait) yang berupa tanda
tangan di atas dokumen dan cap pengesahan. Tanda tangan manajer yang
keuangan.
bahwa asersi dalam laporan keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang
handal. Prosedur audit awal ini terdiri dari lima langkah, yaitu:
1) Usut saldo akun yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun yang
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
4) Usut saldo awal akun yang bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu.
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol akun tersebut dalam buku besar ke buku
b. Prosedur Analitik
bisnis klien dan dalam bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Pada
didebit dan dikreditkan ke dalam akun tersebut. Oleh karena itu, auditor
ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat
berbagai transaksi yang berkaitan. Oleh karena itu, auditor juga melakukan
pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan
berat prosedur audit yang digunakan oleh auditor dalam pengujian terhadap
1999, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari
pekerjaannya.
yang besar, maka pekerjaan profesional kantor akuntan publik menuntut tingkat
auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang
auditor, menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat
akuntan publik yang cukup banyak. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik
akan sangat berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya.
Bentuk usaha KAP yang dikenal menurut hukum di Indonesia ada dua
macam, yaitu:
1) KAP dalam bentuk Usaha Sendiri. KAP ini menggunakan nama akuntan
2) KAP dalam bentuk Usaha Kerjasama. KAP bentuk ini menggunakan nama
berikut:
baik.
6) Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit umum
tepatnya pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang independen dan mandiri dengan
berbadan hukum yang diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa IAI -
keanggotaan IAI selain individu. Hal ini telah diputuskan dalam Kongres IAI X
25
pada tanggal 23 Nopember 2006. Keputusan inilah yang menjadi dasar untuk
Accountants (IFAC) yang berhubungan dengan profesi dan etika akuntan publik,
Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota
asosiasi yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Pebruari 2008, Pemerintah
1) Besarnya Fee
untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
mendapatkan klien dengan cara menawarkan besarnya fee yang dapat merusak
profesi.
2) Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil
tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.
Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur
atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum
independensi.
3) Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya
yang diberikan atau diterima dari klien atau pihak lain untuk memperoleh
perikatan dari pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan
independensi.
Definisi Fee Audit menurut Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan
Publik Indonesia yang dikeluarkan pada tanggal 2 Juli 2008 yaitu imbal jasa yang
wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang
pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional
Panduan penetapan fee audit yang tertera pada Surat Keputusan Ketua
dalam menetapkan imbal jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan
publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan
tuntutan standar profesional akuntan publik yang berlaku, Imbal jasa yang terlalu
rendah dari yang dikenakan oleh auditor atau akuntan pendahulu atau diajukan
kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan tandar
kepastian kepada anggota dan pemakai jasa profesi akuntan public bahwa imbal
jasa yang diterima mencerminkan tingkat tanggung jawab dan risiko dari akuntan
publik.
3. Tahap pelaporan antara lain: review atas kejadian setelah tanggal neraca;
Dalam menetapkan imbal jasa (fee audit), akuntan publik harus memerhatikan
a. Kebutuhan klien
c. Independensi
d. Tingkat keahlian (levels of expertise) dan tanggung jawab yang melekat pada
Menurut Abdul Halim (2008:99) cara atau dasar penetapan fee audit terdiri
dari:
Fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan oleh tim auditor,
Pertama kali fee per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu
atau jam yang dihabiskan oleh tim. Tarif fee per jam untuk tiap tingkatan staf
Cara ini merupakan gabungan dari kedua cara di atas. Pertama kali tentukan
tarif per jam kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu tetapi dengan
dasarnya ada 4 faktor dominan yang menentukan besarnya fee audit (Halim,
2008:99) yaitu:
lain-lain.
1) Kebutuhan klien
3) Independensi
menyelesaikan pekerjaan, nilai jasa yang diberikan bagi klien atau bagi kantor
1) Dalam hal ini imbal jasa tidak dikaitkan dengan banyaknya waktu
dan
(2) Basis penetapan dan besaran imbal jasa (atau estimasi besaran imbal
(2) Menjaga agar basis pengenaan imbal jasa yang disepakati konsisten
3. Imbal jasa audit harus mencerminkan secara wajar pekerjaan yang dilakukan
untuk klien dan selurah faktor yang dikemukakan dalam paragraph 4 diatas
(dalam hal ini anggota harus memperhatikan kode etik profesi yang mengatur
basis pengenaan imbal jasa, cara dan termin pembayaran dan total imbal jasa
yang dikenakan.
5. Dalam hal kemungkinan besar imbal jasa akan meningkat secara substansial di
6. Imbal jasa atas pekerjaan pertama yang diberikan kepada klien tidak boleh
imbal jasa yang lebih tinggi atau pemberian jasa lainya di masa datang.
dengan harga khusus sepanjang imbal jasa tersebut menutupi biaya pokok
jasa.
imbal jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya sebelum memulai pekerjaan
periode berikutnya.
9. Anggota yang imbal jasanya belum dibayar boleh menahan dokumen tertentu
pengalaman masing-masing
dan berkeahlian
berdasarkan informasi diatas dapat ditetapkan untuk setiap staf atau untuk
kelompok staf (junior, senior, supervisor, manajer) dan partner. Ilustrasi yang
dilampirkan pada panduan ini memuat perhitungan tarif untuk kelompok staf.
Lampiran ini juga memuat ilustrasi penetapan tarif untuk pekerjaan audit pada
perusahaan:
sesuai perlu dilakukan secara teratur untuk dapat menghitung imbal jasa secara
akurat dan realistis, dan untuk dapat menjaga efisiensi dan efektivitas pekerjaan
34
berfungsi sebagai kartu kendali staf dan dasar dari pengukuran kinerja.
Praktek yang baik harus dilakukan penagihan secara bertahap atas pekerjaan
yang diselesaikan untuk periode lebih dari satu bulan (SK No.
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan
Kantor Akuntan Publik (KAP) Sodikin, Harijanto & Rekan adalah jenis
KAP Sodikin, Harijanto & Rekan ini semula bernama KAP Ngurah Arya
yang didirikan pada tahun 1981 di Semarang dengan ijin Menteri Keuangan
sejak tahun 1990-an. Namun, sejak tahun 2012, kantor pusat yang berada di
35
36
Pada tahun 2013 KAP Ngurah Arya & Rekan berubah nama menjadi KAP
Sodikin, Harijanto & Rekan. KAP Sodikin merupakan rekanan KAP Ngurah
Arya, namun karena Bapak Ngurah Arya selaku Pimpinan KAP Ngurah Arya
telah meninggal dunia maka KAP Ngurah Arya diambil alih oleh Bapak
Sodikin.
hukum didirikan pada tahun 2013 berdasarkan izin usaha nomor : KEP-
dibidangnya. Saat ini Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto, dan Rekan
Jasa pelayanan yang diberikan dibagi ke dalam 2 jenis jasa yang berbeda
Kantor Akuntan Publik (KAP) Sodikin, Harijanto & Rekan memiliki visi
Visi : Menjadi mitra bisnis yang terpercaya, jujur, handal dan profesional
Misi : Menjalankan tugas sesuai kode etik profesi, cermat, dan penuh
maka suatu perusahaan harus memiliki suatu susunan atau organisasi yang baik
Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan adalah struktur organisasi
KANTOR
PUSAT
PIMPINAN PERWAKILAN
BALI
(MANAGER AREA)
ADMINISTRASI &
KEUANGAN
STAF STAF
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan
Perwakilan Bali
Sumber: KAP Sodikin, Harijanto & Rekan Wilayah Operasional Bali (2015)
38
Keterangan:
: Garis komando
: Garis koordinasi
Dilihat dari bentuk dan susunan organisasinya maka Kantor Akuntan Publik
Sodikin, Harijanto & Rekan dibagi-bagi menurut jasa yang diberikan. Pembagian
kepada klien.
Sodikin, Harijanto & Rekan maka dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing
Berikut ini merupakan uraian tugas dari masing-masing bagian pada Kantor
meningkatkan kemampuan.
perkembangan mutakhir.
manajer.
lainnya.
3. Manajer Audit
audit.
laporan audit.
datang.
41
dilakukan.
5. Manajer Pajak
oleh staf pajak agar sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
laporan pajak.
hadir.
dilakukan.
7. Staf
Maret 2015 sampai tanggal 8 Mei 2015. Selama pelaksanaan KPM, penulis
mengikuti jam kerja sesuai dengan aturan Kantor Akuntan Publik Sodikin,
Harijanto & Rekan, yaitu pukul 08.00 WITA sampai dengan pukul 16.00 WITA,
dengan pelaksanaan audit, kertas kerja yang pernah dibuat, antara lain:
(1) Untuk memberi dukungan prinsip atas laporan keuangan audit. Pendapat
(3) Bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Hal
ini perlu dilakukan untuk menjaga diri terhadap tuntutan pemakai dan
sanksi pemakai.
mengidentifikasi isi kertas kerja, serta tanggal neraca atau periode audit.
mempermudah pengolahannya.
45
3.3.1 Cara atau Dasar Penetapan Fee Audit Pada KAP Sodikin, Harijanto
& Rekan
Cara atau dasar penetapan fee audit yang diterapkan oleh KAP Sodikin,
Fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan oleh tim auditor.
Pertama kali fee per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah
waktu atau jam yang dihabiskan oleh tim. Tarif fee per jam untuk tiap
tingkatan staf tentu dapat berbeda-beda. Dalam penetapan fee audit untuk
waktu sebagai basisnya, namun KAP Sodikin, Harijanto & Rekan tidak
menerapkan penetapan tarif fee per jam untuk tiap tingkatan staf. Dalam
penetapan tarif fee audit untuk tiap tingkatan staf, KAP Sodikin, Harijanto
Cara ini merupakan gabungan dari kedua cara di atas. Pertama kali
tentukan tarif per jam kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu
tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini dilakukan agar auditor tidak
dan Iain-lain.
3.3.3 Prinsip Dasar dalam Menetapkan Fee Audit pada KAP Sodikin,
1) Kebutuhan klien
3) Independensi
menyelesaikan pekerjaan, nilai jasa yang diberikan bagi klien atau bagi Kantor
1) Dalam hal ini imbal jasa tidak dikaitkan dengan banyaknya waktu
dan
(2) Basis penetapan dan besaran imbal jasa (atau estimasi besaran imbal
(2) Menjaga agar basis pengenaan imbal jasa yang disepakati konsisten
3. Imbal jasa audit harus mencerminkan secara wajar pekerjaan yang dilakukan
untuk klien dan seluruh faktor yang dikemukakan pada no. 1 diatas (dalam hal
ini anggota harus memperhatikan kode etik profesi yang mengatur mengenai
basis pengenaan imbal jasa , cara dan termin pembayaran dan total imbal jasa
yang dikenakan.
5. Dalam hal kemungkinan besar imbal jasa akan meningkat secara subtansial di
6. Imbal jasa atas pekerjaan pertama yang diberikan kepada klien tidak boleh
imbal jasa yang lebih tinggi atau pemberian jasa lainya di masa datang.
jasadengan harga khusus sepanjang imbal jasa tersebut menutupi biaya pokok
jasa.
imbal jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya sebelum memulai pekerjaan
periode berikutnya.
49
9. Anggota yang imbal jasanya belum dibayar boleh menahan dokumen tertentu
3.3.4 Penetapan Tarif Imbal Jasa pada KAP Sodikin, Harijanto & Rekan
Penetapan tarif imbal jasa yang diterapkan pada KAP Sodikin, Harijanto &
Rekan yaitu:
dan berkeahlian
2) Imbalan lain diluar gaji (biasanya berupa bonus atau tunjangan hari raya)
diinginkan karena pada dasarnya penetapan fee yang diterapkan oleh KAP
Sodikin, Harijanto & Rekan yaitu selain melihat pada prinsip dasar dalam
penetapan imbal jasa (kebutuhan klien, tugas dan tanggung jawab auditor
diperlukan, dan basis penetapan fee yang disepakati) juga lebih melihat
3. Tarif imbal jasa per-jam yang ditetapkan berdasarkan informasi di atas dapat
ditetapkan untuk setiap staf atau untuk setiap kelompok staf (junior, senior,
& Rekan yaitu tidak menerapkan metode penerapan tarif imbal jasa per-jam
dalam penetapan fee untuk masing-masing staf, namun lebih pada penggunaan
sesuai perlu dilakukan secara teratur untuk dapat menghitung imbal jasa secara
akurat dan realistis, dan untuk dapat menjaga efisiensi dan efektivitas pekerjaan.
Time sheet sekaligus berfungsi sebagai kartu kendali staf dan dasar dari
pengukuran kinerja. Time sheet pada KAP Sodikin, Harijanto & Rekan lebih
51
secara efisien dan efektif) dan kartu kendali staf (kedisiplinan karyawan).
pekerjaan yang diselesaikan untuk periode lebih dari satu bulan. Penagihan harus
segera dilakukan begitu termin yang disepakati telah jatuh waktu. Penagihan fee
audit pada KAP Sodikin, Harijanto & Rekan dilakukan secara bertahap yaitu dua
tahap atau tiga tahap. Untuk penagihan dua tahap; di tahap pertama penagihan fee
MOU) dan penagihan tahap kedua dilakukan pada saat penerbitan laporan audit.
Sedangkan penagihan fee audit untuk tiga tahap; penagihan fee audit tahap
letter atau MOU), tahap kedua pada saat keluarnya draft (laporan audit yang
masih dapat direvisi dengan cara melakukan diskusi dengan klien), dan tahap
Harijanto & Rekan bila dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh IAPI
adalah prosedur penetapan fee audit yang diterapkan oleh KAP Sodikin, Harijanto
& Rekan telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh IAPI, baik dalam hal
52
dasar penentuan fee audit, faktor-faktor penentu besarnya fee audit, prinsip dasar,
Dari hal tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa KAP Sodikin,
Harijanto & Rekan telah menerapkan standar yang ditetapkan oleh IAPI namun
terdapat sedikit perbedaan pada bagian penetapan tarif imbal jasa. Dalam
penetapan tarif imbal jasa, KAP Sodikin, Harijanto & Rekan tidak menerapkan:
Hal tersebut terjadi karena KAP Sodikin, Harijanto & Rekan belum bisa
menerapkan secara maksimal prosedur penentuan fee audit yang ditetapkan oleh
IAPI.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
bahwa secara umum KAP Sodikin, Harijanto & Rekan telah menerapkan standar
penetapan fee audit yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh IAPI, baik
dalam hal dasar penentuan fee audit, faktor-faktor penentu besarnya fee audit,
prinsip dasar, penetapan tarif imbal jasa, pencatatan waktu, dan penagihan
bertahap. Namun terdapat sedikit perbedaan pada bagian penetapan tarif imbal
jasa. Dalam penetapan tarif imbal jasa, KAP Sodikin, Harijanto & Rekan tidak
menerapkan:
Hal tersebut terjadi karena KAP Sodikin, Harijanto & Rekan belum bisa
menerapkan secara maksimal prosedur penentuan fee audit yang ditetapkan oleh
IAPI.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis pada KAP Sodikin, Harijanto &
Rekan adalah:
53
54
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana. 2008. Pedoman Kerja Profesi
Mahasiswa (KPM). Denpasar : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Kantor Akuntan Publik Sodikin, Harijanto & Rekan. 2015, Company Profile.
Denpasar.
Mulyadi. 2010a. Auditing. Buku 1. Edisi ke-6. Cetakan ke-1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi, 2010b. Auditing, Buku 2, Edisi ke-6, Cetakan ke-1, Jakarta: Salemba
Empat.